Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A.
atau dapat dikatakan disfungsi otak. Sedangkan etiologi sekunder berasal dari
penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau
sistem tubuh.
Istilah organik merupakan sindrom yang diklasifikasikan dapat berkaitan dengan
gangguan/penyakit sistemik/otak yang secara bebas dapat didiagnosis. Sedangkan istilah
simtomatik untuk GMO yang pengaruhnya terhadap otak merupakan akibat sekunder dari
gangguan
penyakit
ekstra
serebral
sitemik
sepertizattoksikberpengaruhpadaotakbisabersifatsesaat/jangkapanjang.
Delirium
Delirium adalah kejadian akut atau subakut neuropsikiatri berupa penurunan fungsi
kognitif dengan gangguan irama sirkardian dan bersifat reversibel. Penyakit ini
disebabkan oleh disfungsi serebral dan bermanifestasi secara klinis berupa kelainan
neuropsikiatri. Definisi delirium menurut Diagnostic Statistical Manual of Mental
Disorder(DSM-IV-TR)
adalah
sindrom
yang memiliki
banyak
penyebab
dan
berhubungan dengan derajat kesadaran serta gangguan kognitif. Tanda yang khas adalah
penurunan kesadaran dan gangguan kognitif. Adanya gangguan mood (suasana hati),
persepsi dan perilaku merupakan gejala dari defisit kejiwaan. Tremor, nistagmus,
inkoordinasi dan inkontinensia urin merupakan gejala defisit neurologis.
Klasifikasi delirium berdasarkan DSM-IV-TR :
-
Epidemiologi
Kasus dari gangguan ini sering ditemukan dalam setting klinis. Biasanya pasien
dengan gangguan ini berada dalam kondisi memasuki atau pulih dari atau bahkan masih
berada dalam keadaan koma. Hal ini menyebabkan pasien dengan gangguan ini berada
dalam kondisi overmedikasi dari obat psikoaktif. Kasus ini banyak ditemukan pada anakanak maupun lansia.
Gambaran klinis
1. Gambaranmencolokadanyadefisituntukmemusatkan,
memindahkanperhatian
2. Halusinasi visual seringditemukan
mempertahankan,
3. Gangguaniramatidur
4. Fluktuasikesadarandisorientasi, amnesia, tidakkooperatif
Diagnosis
Kriteria diagnostik yang untuk Delirium karena kondisi medis umum :
1. Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan)
dengan
penurunan
kemampuan
untuk
memuaskan,
mempertahankan,
atau
mengalihkan perhatian.
2. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat (biasanya beberapa jam
sampai hari dan cenderung berfluktuasi selama perjalanan hari.
3. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi, gangguan bahasa) atau
perkembangan gangguan persepsi yang tidak lebih baik diterangkan demensia yang
telah ada sebelumnya, yang telah ditegakkan atau yang sedang timbul.
4. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium bahwa gangguan adalah disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan
kondisi medis umum.
Gejala-gejala Utama :
1. Kesadaran berkabut
2. Kesulitan mempertahankan atau mengalihkan perhatian
3. Diorientasi
4. Ilusi
5. Halusinasi
6. Perubahan kesadaran yang berfluktuasi
Gejala sering berfluktuasi dalam satu hari, pada banyak kasus, pada siang hari terjadi
perbaikan, sedangkan pada malam hari tampak sangat terganggu. Siklus tidur-bangun
sering terbalik.
Gejala-gejala neurologis :
1. Disfrasia
2. Disartria
3. Tremor
4. Asteriksis pada ensefalopati hepatikum dan uremia
5. Kelainan motorik
Etiologi
Delirium mempunyai berbagai macam penyebab. Semuanya mempunyai pola gejala
serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pasien. Penyebab utama
dapat berasal dari penyakit susunan saraf pusat seperti epilepsi, penyakit sistemik,
intoksikasi atau reaksi, dan putus obat maupun zat toksik. Penyebab delirium terbanyak
terletak di luar sistem pusat, misalnya gagal ginjal dan hati. Neurotransmiter yang
dianggap berperan adalah asetilkolin, serotonin, serta glutamat Area yang terutama terkena
adalah formasio retikularis.
Selain itu diakibatkan juga karena adanya gangguan metabolik/defisiensi vitamin
(thiamin), hipoksia, hipcarbamia, hipoglikemia, gangguan mineral, pasca bedah, kejang,
cedera kepala, ensefalopati hipertensif, gangguan fokal lobus parietal, dan inferomedial
lobus oksipital.
Komorbiditas
Skizofrenia dan skizofreniform
Gangguan afektif
Demensia
Gangguan buatan
Prognosis
Tergantung pada etiologi yang melatarbelakangi
Bisa menjadi demensia, GMO lain
Onset delirium biasanya mendadak, gejala prodromal (kegelisahan dan ketakutan)
dapat terjadi pada hari sebelum onset gejala yang jelas. Gejala delirium biasanya
berlangsung selama faktor penyebab yang relevan ditemukan, walaupun delirium
biasanya berlangsung kurang dari 1 minggu setelah menghilangnya faktor penyebab,
gejala delirium menghilang dalam periode 3-7 hari, walaupun beberapa gejala mungkin
memerlukan waktu 2 minggu untuk menghilang secara keseluruhan. Semakin lanjut
usia pasien dan semakin lama pasien mengalami delirium, semakin lama waktu yang
diperlukan bagi delirium untuk menghilang. Terjadinya delirium berhubungan dengan
angka mortalitas yang tinggi pada tahun selanjutnya, terutama disebabkan oleh sifat
serius dan kondisi medis pasien.
Patogenesis Delirium
Walaupun patogenesis delirium belum diketahui secara pasti, beberapa teori yang
diungkapkan oleh beberapa pakar tetap penting untuk diperhatikan. Perubahan Electro
Encephalo Graphic (EEG) (-8 kali per detik, lebih lambat dari fungsi sistem saraf pusat
normal) sering terjadi pada delirium yang terkait dengan disfungsi korteks, hal ini
disebabkan karena EEG mengukur aktivitas listrik di korteks. Struktur subkorteks
(formasiretikuler, thalamus) mengendalikan aktivitas listrik di korteks sehingga struktur
ini juga erat kaitannya dengan delirium. Disaritmia korteks mengindikasikan adanya
defisiensi substrat tertentu, umumnya karena paparan abnormal glukosa dan oksigen
dalam kada rtertentu. Sayangnya, tidak semua pasien dengan delirium menunjukkan
adanya perlambatan EEG, dan bukti adanya defisiensi substrat tertentu tidak dapat
ditemukan pada sebagian besar kasus. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
mengganggu kemampuan sel saraf untuk menginisiasi aktivitas listrik. Menurunnya
aktivitas listrik antar sel saraf akan menyebabkan melambatnya gelombang EEG.
Delirium menyebabkan variasi yang luas terhadap gangguanstructural dan fisiologik.
Neuropatologi dari delirium telah dipelajari padapasien dengan hepatic encephalopathy
dan pada pasien dengan putusalkohol. Patogenesis delirium terdiri dari beberapa
transmitter, yaitu :
a. Asetilkolin
Asetilkolin adalah salahsatu dari neurotransmiter yang penting dari
pathogenesis terjadinya delirium. Hal yang mendukung teori ini adalah bahwa obat
antikolinergik diketahui sebagai penyebab keadaan bingung, pada pasien dengan
transmisi kolinergik yang terganggu juga muncul gejala ini. Pada pasien
postoperatif delirium serum antikolinergik juga meningkat.
b. Dopamine
Pada otak,hubungan
dandopaminergik.
pada
pemberianobat
antipsikosis
seperti
haloperidol
dan
obat penghambatdopamine.
c. Neurotransmitter lainnya
Serotonin : terdapat peningkatan serotonin pada pasien denganencephalopati
hepatikum.GABA
(Gamma-Aminobutyric
Acid);
pada
pasien
dengan
Digunakan untuk delirium yang diakibatkan oleh gejala putus obat atau alcohol.
Tidak digunakan benzodiazepine karena dapat mendepresi nafas, terutama pada
pasien dengan usia tua, pasien dengan masalah paru.
3. Vitamin,
thiamine
(thiamilate)
dancyanocobalamine
(nascobal,
cyomin,
crystamine)
Bahwadefisiensi vitamin B6 dan vitamin B12 dapat menyebabkan delirium maka
untuk mencegahnya diberikan preparat vitamin B per oral.
4. Terapi Cairan dan Nutrisi
Intervensi personal dan lingkungan terhadap pasien delirium jugasangat berguna
untuk membina hubungan yang erat terhadap pasien dengan lingkungan sekitar untuk
dapat berinteraksi serta dapat mempermudah pasien untuk melakukan ADL (activity of
daily living) sendirinya tanpa tergantung orang lain.
Intervensi personal yang dapat dilakukan antara lain
a. Kebutuhan Fisiologis
Prioritasnyaadalah menjaga keselamatan hidup- Kebutuhan dasar dengan mengutamakan
nutrisi dan cairan. Jika pasien sangat gelisah perlu pengikatan untuk menjaga therapi,
tapi sedapat mungkin harusdipertimbangkan dan jangan ditinggal sendiri.
Gangguan tidur
-
Berbicara lembut
Libatkan keluarga
Disorientasi
b. Halusinasi
-
Lindungi pasien dan orang lain dari perilaku merusak diri- Ruangan :
c. Komunikasi
-
Pesan jelas
Sederhana
d. Pendidikan kesehatan
-
Masalah pasien
Stressor
Pengobatan
Rencana perawatan
Usaha pencegahan
DEMENTIA
Dementia berasal dari kata latin de dari atau keluar dari, mens ingatan atau akal
Dementia adalah suatu keadaan yg menunjukkan pd suatu sindroma klinik yg
dimanifestasikan dengan kerusakan pd : memori, kognisi, dan perubahan perilaku.
Epidemiologi :
Sekitar dari 1 , 2 juta org 2 yg tinggal dlm rumah-rumah perawatan di USA
terutama disebabkan oleh dementia
Di USA pada usia > 65 thn : 5% dementia berat dan 15% ringan.
DI Eropa Utara : Prevalensinya 1,3-6,2% pada usia > 65 tahun. Dll
Demensia ditemukan banyak pada lansia dan biasanya terjadi pada usia lebih dari 65
tahun. Tipe demensia yang paling banyak diderita adalah demensia tipe Alzheimer
dengan presentase 50-60%. Kemudian dilanjutkan dengan demensia vascular sebesar 1530% dan pasien demensia tipe ini biasanya laki-laki.
Gambaran Klinik
Pasien penderita demensia menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :
-
Gangguan Bahasa
Perubahan Kepribadian
Perubahan kepribadian merupakan gambaran yang paling mengganggu bagi
keluarga pasien, hal ini dikarenakan pasien demensia mempunyai waham paranoid.
Gangguan yang terjadi pada lobus frontal dan temporal dimungkinan menjadi
penyebab perubahan keperibadian pasien. Pasien jadi lebih mudah marah dan
emosinya meledak-ledak. Pasien demensia juga menunjukkan tertawa atau menangis
yang patologis yaitu, emosi yang ekstrim tanpa penyebab yang terlihat.
Psikosis
Diperkirakan 20 -30% pasien demensia tipe Alzheimer mengalami halusinasi,
dan 30-40% mengalami waham, terutama dengan sifat paranoid.
Jenis Demensia
1. Alzheimer
2. Vascular Dementia
Gejala umum dari vascular dementia adalah sama dengan tipe demensia
alzheimer, tetapi diagnosis dari vascular demensia membutuhkan pemerikasaan klinis
dimana vascular demensia lebih menunjukkan penurunan dan deteriorasi dari
penyakit alzheimer. Demensia vaskuler juga merupakan demensia yang terjadi
akibatpenyakit ateroskleros pada pembuluh darah sehingga resiko demensiasama
dengan penyakit aterosklerose lainnya, seperti hipertensi, diabetesmellitus dan
hiperlipidemia. Demensia vaskuler yaitu demensia yangtimbul akibat keadaan atau
penyakit lain seperti stroke, hipertensikronik, gangguan metabolik, toksik, trauma
otak, infeksi, tumor danlain-lain. Dimana demensia vaskuler dapat terjadi apabila
lansia memiliki penyakit diatas, sehingga kejadian demensia dapat terjadi dengan
cepat.
Perjalananpenyakitinipasienakanmendadakmerasamembaikkemudianmemburuk
alzheimer dengan
(sepertichorea
huntington,
gangguantoksikmetabolik
parkinsonism,
multiple
(anemiapernisiosa,
sklerosis),
defisiensiasamfolat,
Komorbiditas/Differential Diagnosis
-
Delirium
Perbedaan antara delirium dan dementia lebih sulit dilakukan. Secara umum,
delirium di bedakan dengan onset yang cepat, durasi yang singkat, kerusakan
fungsi kognitif yang fluktuatif dalam keseharian, gangguan pola tidur, gangguan
pada atensi dan persepsi.
Depression
Beberapa pasien depresi memiliki gejala kerusakan fungsi kognitif yang akan
sulit
dibedakan
dengan
pasien
demensia.
Biasanya
disebut
sebagai
Factitious Disorder
Seseorang yang berusaa menampilkan kehilangan memori secara tak menentu
dan tidak konsisten, seperti factitious disorder.
Demensiayang sebenarnya,
memori atas waktu dan tempat hilang sebelum memori akan orang lain memori
yang terbaru juga hilang sebelum memori yang terpencil.
-
Schizophrenia
Walaupun
skizofrenia
dapat
diasosiasikan
dengan
kerusakan
fungsi
intelektual, simtomnya lebih ringan daripada simtom yang kita lihat pada
demensia.
-
Normal Aging
Penuaan tidak selalu disertai dengan penurunan fungsi kognitif, tetapi masalah
minor dari memori sudah biasa terjadi dalam penuaan. Hal ini tidak secara
signifikan mengganggu pekerjaan dan kehidupan sosial pada penuaan.
-
bisa
didasari
oleh
banyak
hal,
namun
pada
umumnya
Disfungsi otak ini dapat primer : seperti pada penyakit cedera dan ruda paksa yang
langsung atau diduga mengenai otak,contok : trauma kapitis dan lain-lain.disfungsi otak
ini juga dapat sekunder,seperti pada gangguan dan penyakit sitemik yang menyerang otak
(sebagai salah satu dari beberapa organ atau dari sistem tubuh).sebagai cacatan : bahwa
gangguan otak akibat alkohol atau obat diklasifikasikan dlam gangguan akibat zat
pesikoaktif
walaupun
menurut
penyebabnya
adalah
termasuk
kelompok
ini
(GMO).adapun spektrum dari manifestasi pesico patologi dari berbagai kondisi termasuk
disini (disfungsi otak atau ruda paksa otak).
Keadaan yang pertama: berupa sindrom dengan gambaran umumnya yang menonjol
ialah gangguan fungsi kognitif seperti daya ingat, proses pikir, dan daya belajar, atau
gangguan sensorium seperti gangguan penalaran dan perhatian. Keadaan yang kedua:
berupa sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang daya persepsi (halunasi)
organik, isi pikiran (waham) organik, atau suasana perasaan dan emosi (depresi organik,
cemas organik) atau pola umum dari kepribadian dan prilakunya, sedangkan disfungsi
kognitif dan sensoriknya amat minimal atau sulit dipastikan. Pada sindrom yang kedua ini
makin nyata terbukti bahwa berbagai penyakit sistemik dan fisik pada otak ada kaitan
penyebab pada sindrom ini.
Dalam konteks dewasa ini, istilah organik hanya berarti bahwa sindrom yang
diklasifikasikan dapat berkaitan dengan gangguan atau penyakit sistemik atau otak yang
secara bebas dapat didiagnosis. Istilah simtomik digunakan untuk gangguan mental
organik yang pengaruhnya terhadap otak tersebut merupakan akibat sekunder dari
gangguann atau penyakit ekstraserebral.
TERAPI
Beberapa kasus dementia bisa di obati yang mana hal ini bergantung pada pengobatan
terhadap penyakit yang mendasarinya
Pendekatan pengobatan yang umum pada dementia :
1. Perawatan medik
2. Sokongan emosional pada pasien dan keluarganya
3. Obat-obatan untuk simtom2 spesifik termasuk tindakannya yang merusak
Neurotransmitter
Barties et al (1982) mengadakan penelitian terhadap aktivitas spesifik
neurotransmiter dgncara biopsi sterotaktik dan otopsi jaringan otak pada penderita
alzheimer
didapatkan
penurunan
aktivitas
kolinasetil
transferase,
Perjalanan Penyakit
Stadium Awal
Perilakuberubahdapatdiamatikeluargasemangat&kemauan,
doronganuntukmelakukanaktifitasrutinsehari-hari,
takmampumelakukanaktifitasmultipel, depresiringan
Deteriorasiintelektual
:orientsi,
memori,
berhitung,
percakapankurangefisien,
pemahamanmisinterpretasi
Penderitamurung, menarikdiri, menjauhiteman lama
Obsesi, kebiasaanpramorbid
Dayanilaimenurun
Apati
Gangguankepribadianmenyeluruhmengurusdiri (-)
Takmampumengingat, komunikasi
Gejalaneurologikafasia, apraksia, agnosia, butakortikal
Pasienmeninggal 2-5 tahun, komplikasiterbanyakkarenainfeksi
Table 10.3-5 DSM-IV-TR Diagnostic Criteria for Dementia of the Alzheimer's Type
A. The development of multiple cognitive deficits manifested by both
1. memory impairment (impaired ability to learn new information or to recall
previously learned information)
2. one (or more) of the following cognitive disturbances:
a. aphasia (language disturbance)
Terapi
Bantuan yang baik
Gangguan mental non-organik pada istilah lain sering dikenal dengan gangguan
mental fungsional. Jenis gangguan mental organik yang paling lazim dan paling penting
dalam kelompok ini dalah skizofrenia. Gangguan skizofrenik memiliki banyak ciri khas
dari dan mungkin berkaitan secara gene
tik. Umumnya ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas,
serta oleh afek yang tidak wajar.
Beberapa diagnosa yang berkaitan dengan GMNO adalah sebagai berikut.
1. Ganguan skizofrenia
Skizofrenia ( /sktsfrni/ atau /sktsfrini/)
adalah kelainan
mental yang ditandai oleh gangguan proses berpikir dan respon emosi yang
lemah.[1]Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi
pendengaran, paranoid atau waham yang ganjil, atau cara berbicara dan berpikir yang
kacau, dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan.
2. Gangguan skizotipal
Gangguan kepribadian skizotipal (schizotypal) adalah gangguan di mana
penderitanya tidak nyaman dengan dan tidak dapat mempertahankan hubungan dekat,
serta memiliki perilaku dan pikiran aneh yang biasanya dipandang oleh orang lain
sebagai eksentrik, aneh, dan nyeleneh.
3. Gangguan waham menetap
Gangguan waham adalah satu gangguan psikiatri yang didominasi oleh gejalagejala waham. Waham pada gangguan waham bisa berbentuk: kebesaran,
penganiayaan,
cemburu,
somatic,
atau
campuran.
Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan
dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur-unsur yang tak
berdasarkan logika, namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada
bukti tentang ketidakbenaran atas keyakinan itu.
4. Gangguan psikotik akut dan sementara
Gangguan psikosis akut & sementra adalah sekelompok gangguan jiwa yang :
Sindrome Polimorfik