Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Jenis Manset
Neonatus
2.5 4.0
5.0 9.0
Bayi
4.0 6.0
11.5 -18.0
Anak
7.5 9.0
17.0 19.0
Dewasa
11.5 -13.0
22.0 26.0
Lengan besar
14.0 -150
30.5 33.0
Paha
18.0 -19.0
36.0 38.0
Sistole (mmHg)
Diastole (mmHg)
Neonatal
75-105
45-75
26
80-110
50-80
85-120
50-80
90-120
55-85
90-120
55-85
10
95-130
60-85
11
95-135
60-85
12
95-135
60-85
13
100-140
60-90
14
105-140
65-90
Sistole (mmHg)
Diastole (mmHg)
Hipotensi
< 90
< 60
Normal
90 119
60 79
Prehipertensi
120 139
80 89
Hipertensi derajat 1
140 159
90 99
Hipertensi derajat 2
160 179
100 109
Krisis Hipertensi
Umur
Tekanan darah akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dikaitkan dengan
berkurangnya elastisitas pembuluh darah arteri, dinsing arteri semakin kaku sehingga tahanan pada
arteri semakin basar dan meningkatkan tekanan darah.
b.
Waktu Pengukuran
Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari. Tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi
sekali, secara berangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada senja hari
atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya sama.
c.
Latihan dan aktivitas fisik dapat meningkatkan cardiac output dan tekanan darah. Hal ini berkaitan
dengan peningkatan metabolism tubuh. Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga membutuhkan
aliran yang lebih cepat untuk mensuplai oksigen dan nutrisi (tekanan darah naik).
d.
Stress ini akan merangsang syaraf simpatik, mengakibatkan peningkatan denyut jantung serta
peningkatan resistensi atau tahanan arteri. Selain itu juga mengakibatkan vasokonstriksi arteri.
e.
Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap tekanan darah. Hal ini berkaitan dengan efek gravitasi
bumi. Pada saat berbaring, gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran
tersebut horizontal, sehingga jantung tidak terlalu memompa dan tidak terlalu melawan gaya gravitasi.
Pada saat duduk maupun berdiri, kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena
melawan gaya gravitasi bumi, sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Posisi berbaring
tekanan darah lebih rendah daripada duduk atau berdiri. Baroresepsor akan merespon saat tekanan
darah turun dan berusaha menstabilankan tekanan darah.
f.
Obat-obatan
Terdapat beberapa obat yang dapat menyebabkan peningkatan ataupun penurunan tekanan darah,
seperti analgetik yang dapat menurunkan tekanan arah.
B. Pemeriksaan Suhu Tubuh
Pemeriksaan suhu tubuh akan memberikan tanda/hasil suhu inti yang secara ketat dikontrol karena
dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi. Pemeriksaan suhu tubuh dapat dilakukan di beberapa tempat,
yaitu:
a.
b.
c.
d.
Nilai standar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi menjadi empat yaitu :
a.
Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36C. Untuk mengukur suhu hipotermi diperlukan
termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25 derajat
Celcius.
b.
c.
d.
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas
yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Suhu tubuh sangat terkait dengan laju metabolisme.
b.
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat.
Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam
jaringan untuk dimetabolisme. Hampir seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas.
Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan
produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
c.
Hormone pertumbuhan
Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga
peningkatan kadar tiroksin dapat memengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
e.
Hormone kelamin
Hormone kelamin pria (testosterone)dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 1015% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu
lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi
meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 0,6C di atas suhu basal.
f.
Demam (peradangan)
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk
tiap peningkatan suhu 10C.
g.
Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 30%. Hal ini terjadi
karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan
demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia).
Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena
lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan
sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
h.
Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen
otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh
hingga 38,3 40,0 C.
i.
Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme
regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi
infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat
yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
j.
Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau
berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat
memengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian
besar melalui kulit. Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan
melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang
cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti
tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif
untuk keseimbangan suhu tubuh.
C.
Titik denyut, misalnya: denyut arteri temporalis dan arteri frontalis pada kepala, arteri karotis pada
leher, arteri brachialis pada lengan atas/siku bagian dalam, arteri radialis dan ulnris pada pergelangan
tangan, arteri poplitea pada belakang lutut, dan arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada
kaki.
Frekuensi denyut nadi sangat bervariasi, tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan usia.
Demikian juga halnya waktu berdiri, sedang makan, mengeluarkan tenaga atau waktu emosi.
Batasan dan Klasifikasi (Whaley dan Wong, 1993)
Bayi yang baru dilahirkan (1-3 bulan): 120-140 kali/menit, bayi 4 bulan-2 tahun: 80-150 kali/menit,
anak 2-10 tahun: 70-110 kali/mnit, anak anak >10 tahun: 55-90 kali/menit, dewasa: 60-90 kali/menit,
dan usia lanjut yang sehat: 60/100 kali/menit.
Nadi yang cepat disebut tathicardia atau pulsus frekuens, dan nadi yang lambat disebut bradicardia
atau pulsus rarus. Pulsus frekuens dijumpai pada demam tinggi, tirotoksikosis, infeksi streptokokus,
difteria dan berbagai jenis penyakit jantung. Nadi yang lambat terdapat pada penyakit miksudema
(kekurangan tiroksin), penyakit kuning dan tifoid. Irama nadi sifatnya teratur pada orang sehat, akan
tetapi nadi yang tidak teratur belum tentu abnormal. Aritmia sinus adalah gangguan irama nadi,
dimana frekuensi nadi menjadi cepat pada saat inspirasi dan melambat waktu ekspirasi. Hal demikian
adalah normal dan mudah dijumpai pada anak-anak. Jenis nadi tidak teratur lainnya adalah abnormal.
D.
Pemeriksaan frekuensi pernafasan dilakukan dengan menghitung jumlah pernafasan, yaitu inspirasi
yang diikuti ekspirasi dalam satu menit penuh. Selain frekuensi, pemeriksa juga menilai kedalaman
dan irama gerakan ventilasi (jenis/sifat pernafasan). Selain itu, pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui keadaan umum klien, mengikuti perkembangan penyakit, dan membantu menegakkan
diagnosa.
Jenis Pernafasan
1. Chyne Stokes: pernafasan yang sangat dalam yang berangsur-angsur menjadi dangkal dan berhenti
sama sekali (apnoe) selama beberapa detik untuk kemudian menjadi dalam lagi. (keracunan obat
bius, penyakit jantung, penyakit paru, penyakit ginjal kronis, dan perdarahan pada susunan saraf
pusat)
2. Biot : pernapasan dalam dan dangkal yang disertai masa apnoe yang tidak teratur. (meningitis)
3. Kusmaul : pernapasan yang inspirasi dan ekspirasi sama panjangnya dan sama dalamnya, sehingga
keseluruhan pernafasan menjadi lambat dan dalam. (keracunan alkohol dan obat bius, koma,
diabetes, uremia
Batasan Normal
Batasan normal beraneka ragam tergantung usia. Pada bayi: 30 60 kali/menit, anak-anak: 20 30
kali/menit, remaja: 15 24 kali/menit, dan dewasa: 16 20 kali/menit.
Jenis Ketidaknormalan Bunyi Pernafasan
1. Crackel (bunyi nafas seperti retakan/pecahan)
2. Friction (bunyi nafas seperti ada tarikan dinding dada ke dalam)
3. Grunting (bunyi nafas seperti rintihan)
4. Ronchi (bunyi nafas seperti terengah-engah)
5. Stridor (bunyi nafas kasar)
6. Wheezing (bunyi nafas seperti siulan).