Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
merupakan
zat
kimia
yang
dihasilkan
oleh
suatu
pertumbuhan
mikroorganisme
yang
luas
(broad
spectrum
antibiotic), tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada
host, tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme patogen serta
konsentrasi antibiotik dalam jaringan harus mencapai taraf cukup tinggi sehingga
mampu menghambat atau mematikan penyebab infeksi (Pelczar dan Chan, 2005).
Untuk mengetahui tingkat efektivitas suatu antibiotik terhadap jenis bakteri
tertentu dapat dilakukan suatu pengujian, yang merupakan suatu assei
mikrobiologi. Terdapat dua metode yang umum dipakai dalam assei mikrobiologi,
yaitu metode kertas saring (Kirby and Bauer), dilakukan untuk dapat mengetahui
besar daya hambat yang dimiliki oleh antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri
tertentu. dan metode Aubert yang digunakan untuk memeriksa kadar antibiotika
yang terkandung dalam bahan makanan yang digunakan sebagai bahan pengawet
Selain itu metode sumur difusi juga dapat digunakan dalam assei mikrobiologi
(Pelczar dan Chan, 2005).
1.2 Tujuan
1. Mengetahui metode yang digunakan dalam assei mikrobiologi
2. Mengetahui daya antibiotika/daya hambat tanaman obat keluarga terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli
3. Membandingkan daya hambat tanaman obat keluarga terhadap antibiotik
Levofloxacin terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
dieksresi dengan cepat melalui ginjal. Obat ini tidak bermanfaat untuk infeksi
sistemik (Dep. Farmakologi dan Teraupetik FKUI, 2007).
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa lengkuas, bawang putih,
daun sirih, jeruk nipis memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan E. coli yang
lebih rendah daripada Levofloxacin. Lengkuas (Alpinia galanga L.) mengandung
minyak atsiri berupa alkohol, flavonoid, dan senyawa fenol yang ketiganya
bersifat sebagai antibiotik terhadap bakteri coliform (Peter, 2004). Daun sirih
(Piper betle L.) dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung 4,2%
minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol yang merupakan isomer
Euganol allypyrocatechine, Caryophyllen (siskuiterpen), estragol dan terpinen
(Sastroamidjojo, 1997). Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki kandungan
allisin dan ajoene yang dapat digunakan sebagai antibakteri gram positif maupun
negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoat (Iskandar et al.,
2007; Yuwono, 1991). Daya hambat tertinggi dihasilkan oleh Jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) yang mengandung minyak atsiri (limonene, -kariofilen, geranil
asetat, siskuiterpen, dll). Minyak atsiri yang dihasilkan memiliki bioaktivitas
sebagai senyawa antimikroba, insektisida dan antioksidan (Dongmo, dkk., 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan pula kencur dan jahe tidak
membentuk zona bening sehingga tidak memiliki daya hambat terhadap
pertumbuhan E. coli. Padahal menurut Peter (2004), dalam kencur (Kaempferia
galanga L.) terdapat zat aktif saponin dan flavonoid camphene, 1,8-cineole,
kamfer, dan borneol yang berguna sebagai antibiotika terhadap E. coli. Menurut
Nursal, dkk. (2006) jahe (Zingiber officinale) mengandung metabolit sekunder
golongan flavonoid, fenol, terpenoid dan minyak atsiri yang dapat menghambat
pertumbuhan
patogen
yang
merugikan
kehidupan
manusia
diantaranya
IV. KESIMPULAN