Vous êtes sur la page 1sur 27

ANALISA RASIO KEUANGAN

BY
A.SAKIR
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2012

PENTINGNYA ANALISA RASIO KEUANGAN


Agar dapat memperoleh gambaran tentang
perkembangan finansial suatu perusahaan perlulah kita
mengadakan interpretasi atau analisa terhadap data
keuangan dari perusahaan yang bersangkutan, dan data
financial itu akan tercermin di dalam laporan
keuangannya.
Para analis yang mengadakan interprestasi dan analisa
laporan keuangan (Lap Keu) suatu perusahaan
memerlukan adanya ukuran atau yard stick tertentu.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisa laporan
keuangan adalah rasio keuangan.
Analisa lap keu dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data keuangan.

Cont...
Penganalisa dapat mengadakan analisa rasio
keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan
dengan dua macam cara perbandingan, yaitu:
Membandingkan rasio sekarang (present ratio)
dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu (ratio
historis) atau dengan rasio2 yang diperkirakan untuk
waktu2 yang akan datang dari perusahaan yang sama.
Membandingkan rasio2 suatu perusahaan (rasio
perusahaan) dengan rasio2 semacam dari perusahaan
lain yang sejenis atau industri (ratio standar rata2
industri).
Dengan demikian dapat diketahui apakah perusahaan
yang bersangkutan itu dapat aspek finasial tertentu
berada diatas rata2 industri, berada pada rata2,
atau terletak dibawah rata2 industri.

Pentingnya Perbandingan Rasio


Jika suatu perusahaan diketahui bahwa dia berada
dibawah rata2 industri, haruslah dianalisa faktor2
apa saja yang menyebabkannya, untuk kemudian
diambil kebijaksanaan keuangan untuk
meningkatkan rasionya sehingga menjadi average
atau above average di dalam industri.
Penganalisa juga harus mengganalisa laporan
keuangan suatu perusahaan dalam hubungan nya
dengan perusahaan lain yang bekerja dalam bidang
usaha yang sama dengan perusahaan yang dianalisa.
Pada umumnya, rasio keuangan dikelompokkan
menjadi rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan
profitabilitas.

Macam-macam Rasio Keuangan


Rasio Likuiditas, rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur likuiditas perusahaan.
Rasio Leverage, rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan
dibiayai dengan hutang.
Rasio Aktivitas, rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan
dalam mengerjakan sumber2 dananya.
Rasio Profitabilitas, rasio yang menunjukkan
kemampuan sebuah perusahaan menghasilkan laba.
Dalam melakukan analisa rasio keuangan diperlukan
dua macam laporan keuangan, yaitu Neraca dan Lap
Laba-Rugi, seperti berikut ini:

PT. Jangkar
Neraca Per 31 Des 200X
(dalam jutaan rupiah)

Aktiva :
Aktiva lancar
- kas
- efek
- piutang
- persdiaan
Jumlah a.lancar
aktiva tetap:
- mesin
- ak.penystn

Hutang dan Modal Sendiri (Passiva):


Hutang lancar:
- hutang dagang
300
- hutang wesel
100
- hutang pajak
160
Jumlah hutang lancar
560

200
200
160
840

700
(100)
600
-bangunan
1.000
-ak.penystn
(200)
800
-tanah
100
-intangible
100
Jumlah aktiva tetap
Jumlah Aktiva

1.400
hutang jangka pajang
5% obligasi
Modal sendiri:
- Modal saham
- Agio saham
Total
Laba ditahan
Jumlah modal sendiri

1.600
3.000

Jumlah hutang dan Modal

600
1.200
200
1.400
440
1.840
3.000

PT. Jangkar
Lap Laba-rugi Per 31 Des 200X
(dalam jutaan rupiah)

Penjualan
HPP
Laba Bruto
Biaya adm, penj dan umum
Keu sbl bunga & pajak(EBIT)
Bunga obligasi (5% x 600)
Keu sbl pajak (EBT)
Pajak penghasilan (40%)
Keu neto stl pajak (EAT)

4.000
3.000
1.000
570
430
30
400
160
240

Rasio-Rasio Keuangan
Rasio
I. Rasio Likuiditas:
a. Current rasio

b.Quick rasio (acid test


rasio)

Metode Perhitungan

Interpretasi

Aktiva Lancar/H. Lancar Kemampuang untuk


Rp1.400/Rp 560 = 250% membayar hutang yang
segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar.
Setiap Rp 1 hutang
lancar dijamin oleh
aktiva lancar sebesar Rp
2,5
(Ak. Lancar
Persediaan)/H. Lancar
(Rp1.400 Rp 840) / Rp
560

Kemampuan untuk
membayar hutang yg
segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yg
lebih likuid. Setiap
hutang lancar Rp 1
dijamin oleh aktiva yagn
lebih likuid sebesar Rp 1.

c. Cash Rasio

(Kas + Efek)/H.Lancar
Rp 200 + Rp
200/Rp560
= 71%

Kemampuan membayar
hutang yang segera harus
dipenuhi dengan kas dan
efek yang tersedia untuk
dpat diuangkan. Setiap
hutang lancar Rp 1 dijamin
oleh kas dan efek sebesar
Rp0,71

d. Working Capital
to total asset Ratio

(AL HL)(/TA
(Rp 1.400 Rp
560)/Rp3000
= 28%

Likuiditas dari total aktiva dan


posisi modal kerja bersih.
Setiap Rp 1 TA digunakan
untuk WC net sebesar Rp0,28.

(Hutang lancar + H. Jk
Panjang)/Equitas
= (Rp 560 + 600)/1.840 =
63%

Bagian dari setiap Rp modal


sendiri yang dijadikan jaminan
untuk keseluruhan hutang. Rp
0,63 dari setiap Rupiah modal
sendiri menjadi jaminan
hutang.

(H.Lancar + H jk
panjang)/TA
(Rp 560 + 600)/Rp
3000= 39%

Berapa bagian dari aktiva yg


digunakan utk menjamin
hutang. Rp 0,39 dari stiap
Rupiah aktiva digunanakan utk

II. Rasio Leverage:


a. Total debt to
equity ratio

b. Total debt to
total capital assets

c. Long term debt to


equity ratio

H.Jk panjang /Equity


Rp600/1.840 = 33%

Bagian dari setip Rp


modal sendiri yg
dijadikan jaminan
untuk hutang jk
panjang. Rp 0,33 dari
setiap Rp modal
sendiri digunakan
utk menjamin hutnag
jangka panjang.

d. Tanggible assets debt


coverage

(TA Intangible asset


H. Lancar)/H.jk panjang
= (3000 100
560)/Rp 600 = 390%

Setiap Rp hutang jk
panjang dijamin oleh
aktiva tanggible asset
sebesar Rp3,9

e. Times interest earned


ratio

EBIT/bunga h.jk
panjanga
430/30 = 14,33 X

Besarnya jaminan
keuntungan untuk
membayar bunga hutang
jk panjang. Setiap Rp
bunga hutang jk panjang
dijamin oleh keuntungan
Rp 14,33

III. Rasio Aktivitas:


a. Total assets turn
over

Penjualan neto/TA
4000/3000 = 1,33 X

Dana yang tertanam


dalam keseluruhan
aktiva rata2 dlm satu
tahun berputar 1,33 x
atau setiap Rp aktiva
selama setahun dapat
menghasilkan
revenue sebesar
Rp1,33

b. Receivable turnover

Penjualan kredit/piutang Dalam satu tahun rata2


rata-rata
dana yang tertanan
4000/160 = 25 x
dalam piutang berputar
25 x

c. Average collection
period

(Piutang rata2 x 360


hari)/penjualan kredit
Rp160 x 360 hari/ 4000
= 14 hari

Periode rata2 diperlukan


untuk mengumpulkan
piutang. Pituang rata2
dikumpulkan setiap 14
hari sekali. Makin kecil
harinya makin baik

d. Inventory turnover

HPP/ inventory rata2


3000/840 = 3,6 x

Kamampuan dana yang


tertaman dalam

e. Average days
inventory

(Inventory rata2 x
360 hari)/ HPP
840 x 360 hari/3000
= 10 hari

Periode menahan
persediaan rata2
atau periode rata2
persediaan barang
berada digudang
selama 10 hari.

f. Working capital
turnover

Penjualan neto/net
working capital
4000/ (1400 560) =
4,8 x

Kemampuang modal
kerja neto berputar
dalam suatu periode
siklis kas (cash cycle)
dari perusahaan. Dana
yang tertanam dlm
modal kerja berputar
rata2 4,8 x dalam
setahun.

IV. Rasio
Profitabilitas:
a. Gross profit
margin

Penjualan neto
HPP/penjualan neto
4000 3000/4000 =
25%

Laba bruto per rupiah


penjualan atau setiap
rupiah penjualan
menhasilkan laba bruto
sebesar Rp 0,25

b. Operating income Penj neto HPP biaya


ratio (operating profit adm pnjualana
margin)
umum)/penjualan neto
(4000 3000570)/4000
= 11%

Laba operasi sebelum


bunga dan pajak yang
dihasilkan oleh setiap
rupiah penjuaan.
Setiap Rp penjualan
menghasilkan laba operasi
sebesar Rp0,11

c. Operating ratio

Besarnya biaya operasi per


rupiah penjualan. Setiap Rp
penjualan mempuyai biaya
operasi Rp 0,89 (makin
besar rasio ini makin
buruk).

(HPP + biaya adm


penjualan dan
umum)/penjualan neto
(3000 + 570)/4000 =
89,25%

d. Net profit margin


(NPM)

EAT/penjualan neto
Rp 240/ Rp4000 =
6%

Keuntungan neto per


rupiah penjualan.
Setiap Rp penjualan
menghasilkan
keuntungan neto
sebesar Rp 0,06.

e. Earning power of total


investment (rate of
return on total asset,
ROA)

EBIT/ TA
Rp 430/3000 = 14,3%

Kemampuan dari modal


yg di investasikan dalam
keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan
keuntungan operasi bagi
keseluruhan investor
(pemegang obiligasi +
saham).
Setiap Rp asset
menghasilkan
keuntungan Rp 0,14
untuk semua investor.

f. Net earning
power ratio (rate
of return on
investment, ROI)

EAT/TA
Rp240/3000 = 8%

Kemampuan dari modal


yg diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva
manpun menghasilkan
keuntungan neto sebesar
Rp8%
Setiap Rp total asset
mampun menghasilkan
keuntungan bersih
sebesar Rp 0,08.

g. Rate of return for


the owners (rate of
return on equity,
ROE)

EAT/ Equty
Rp240/1.840 = 13%

Kemampuan dari modal


sendiri (equity) untuk
menghasilkan keuntungan
bagi pemegang saham
preference dan saham biasa .
Setiap Rp modal sendiri
menghasilkan keuntungan
neto Rp0,13 yang tersedia bagi
pemegang saham preference
dan saham biasa.

Penerapan Analisa Rasio Keungan


Penerapan analisa rasio keuangan bisa dilakukan
dengan membandingkan rasio perushaan saat ini
dengan rasio sebelumnya atau membandingkan
dengan rasio perushaan lain yang sejenis atau
industri.
Di Amerika rasio pembanding atau rata2 industri
disediakan oleh lembaga penilai seperti Dun and
Bradstreet, Robert Morris Associaters (RMA), dan
lembaga lain.
Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas
mengenai analisa rasio sekarang dengan
sebelumnya ditampilkan dalam contoh berikut ini.

Contoh: perushaaan PT. KRAS telah menyusun


berbagai rasio keuangan setiap tahun selama 3
tahun sbb:
Rasio Perusahaan

Nama Rasio

2002

2003

2004

1. Current ratio

3,6x

3,7x

3,4x

2. Inventory turnover

3,6x

4,2x

6,2x

3. Collection period

85 hari

59 hari

52 hari

4. Net profit margin

2,4%

2,3%

4,7%

5. Rate of return net on


Net Worth (ROE)

4,7%

4,3%

12,3%

6. Rate of return on
Total asset (ROA)

3,1%

2,9%

7,1%

Hasil Analisis
Ditetapkan bahwa hari pembayaran kredit 60 hari
sesudah barang diterima.
1. Dari data tsb diatas nampak bahwa hampir semua
rasio selama 3 tahun mengalami perubahan2 yg
menonjol.
2. untuk tahun 2002, yg sangat menononjal adalah
collection period sebesar 85 hari, yang ini berarti
jauh lebih besar daripda hari pembyaran penjualan
kredit ygn telah ditetapkan sebelumnya yaitu 60
hari. Hal ini berarti banyak piutang ygan tidak
dibayar tepat pada waktunya. Karena kesalahan
collection policy maka mengakibatkan rendahnya
net profit margin dan rasio2 rate of return lainnya.

Hasil analisis rasio (cont...)


3. Untuk tahun 2003, perusahaan telah memperbaiki collection
policynya sehingga collection period dapat ditekan menjadi 59 hari
yang mana ini sudah lebih kecil daripada hari pembyaran penjualan
kredit yg telah ditetapkan sebelumnh yaitu 60 hari. Tetapi dilain
pihak, perushaan kurang baik dalam inventory policy nya sehingga
menurunkan inventory turnovernya dari 6,5 x menjadi 4,2 x.
Kesalahan inventory policy ini tetap menempatkan rasio rate of
returnnya tetap rendah, bahkan lebih rendah dari tahun 2002.
Terakhir tahun 2004, nampaknya perusahaan berhasil dalam
memperbaiki inventory policy dan collection policynya, dimana
nampak jelas inventory turn over naik dari 4,2 x menjadi 6,2x dan
collecton period dapat ditekan dri 59 hari menjadi 52 hari yang ini
jauh lebih kecil daripada hari pembyaran penjualan kredit yang
ditetapkan sebesar 60 hari sebelumnya.
Sebagai akibat dari perbaikan policy pada inventory dan
pengumpulan piutang, net profit margin dapat dinaikkan dari 2,3%
menjadi 4,7% dan ROE dapat dinaikkan dari 4,3% menjadi 12,3%
dan pada akhirnya ROA dapat dinaikan dari 2,9 % menjadi 7,1%.

Cont...

Jika terlalu tinggi periode pengumpulan piutang ini berarti


bahwa kebijakan kredit terlalu liberal (bebas), akibatnya
timbul bad debt dan investasi dalam piutang menjadi terlalu
besar, akibatnya keuntungan akan menurun.
Sebaliknya periode pengumpulan piutang yagn telalu pendek
berarti kebijakan kredit terlalu ketat dan besar kemungkinan
perusahaan akan kehilangan untuk memperoleh keuntungan,
untuk itu standar kredit perlu diperlonggar.
Semakin tinggi debt to equty rasio, maka semakin besar
risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat
keuntungan yang diharpkan yg semakin tinggi. Rasio yang
tinggi ini juga menunjukkan proporsi modal sendiri yg rendah
untuk membiayai aktiva.

Rasio Profitabilitas
Jika ROI perusahaan dibawah tingkat bunga bank, ini
mempunyai indikasi bahwa sumber dana lebih baik
diambil dari modal sendiri daripada kredit bank.
ROI sering juga digunakan sebagai indikator earnig
power perusahaan atau menggambarkan tingkat
efisiensi investasi.
Apabila Gross Profit margin (Penj HPP)/Penj selama
satu periode tidak berubah, sedangkan net profif margin
mengalami penurunan, maka berarti bahwa biaya
meningkat relatif lebih besar dari pada peningkatan
penjualan.
NPM = EAT/Penj
PM = EBIT/Penj

Contoh 2: Penggunaan rasio keuangan rata-rata


untuk penyusunan proyeksi laporan keuangan
Bedasarkan rasio industri
diabawah ini susunlah neraca
performa (Lapkeu yg
diproyeksikan, balance sheet)
dan tentukan pula estimasi
penjualan berserta estimasi
harga pokok penjualan
(HPP). Perusahaan ini
termasuk dalam kelompok
average di dalam industri ybs.

Data Financail : Ratio Industri

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Debt/Net Worth
Acid Test Ratio
Asset Turnover
Collection Period
Gros Profit Margin
Inventory Turn Over
Common Stock
Retained Earning
*semua hutang lancar dan semua
penjualan adalah kredit.

50%
150%
2x
36 hr=10x
40%
8x
Rp20.000
Rp18.000

Penyelesaian:
Besarnya hutang = debt/net worth = debt/(Rp20 ribu +
Rp18000 ribu) = 50% dimana hutang = kali
Rp38.000 = Rp19 ribu.
Total Aktiva = utang + modal sendiri = Rp19 ribu +
Rp38 ribu =Rp57.000, Total aktiva likuid = kas + piutang; acit test ratio = 1,5x
sehingga (kas + piutang )/Rp19 ribu = 1,5x dimana, kas
+ piutang = 1,5 x Rp19 ribu = Rp28.500, Luas penjualan (sales) = sales/asset= sales/Rp57 ribu=
2x sehingga sales = 2 x Rp57 ribu = Rp114.000.
Piutang dengan collection period 36 hari. Maka piutang
=(36 x Rp114 ribu)/Rp360 =Rp11.400,-

Penyelesaian (cont...)
Kas = (kas + piutang) piutang = Rp 28500 Rp 114.000 =
Rp17.100
Harga pokok penjualan (HPP, cost of goods sold) -- CGS =
100% - GPM x Sales = 100% - 40% - Sales = 60% x Rp114.000
= Rp68.400, Gross profit margin = 40% x Sales = 40% x Rp114.000 =
Rp45.600, Inventory --- inventory turnover = 8 x CGS =
CGS/Inventory = 8x = Rp68.400/Inventory = 8x maka
inventory = Rp68400/8 = Rp8.550, Aktiva tetap = total aktiva (kas + piutang + inventory) =
Rp57.000 (Rp17.100 + Rp 11.400 +Rp8,550) = Rp 57.000
Rp37.050 = Rp19.950, Berdasarkan hasil perhitungan tsb dapatlah disusun
Performa balance sheet seperti dibawah ini:

Performa balance sheet


Aktiva

Hutang dan Modal

Kas
Pituang
Inventory
Aktiva Tetap

Rp17.100
Rp11.400
Rp8.550
Rp19.950

Hutang
Modal Saham
Laba ditahan

Rp19.000
Rp20.000
Rp18.000

Jumlah Aktiva

Rp57.000,-

Jlh utang dan Modal Rp57.000

Proyeksi Laporan Laba danRugi


Penjualan

Rp 114.000,-

Harga Pokok penjualan (HPP)

Rp68.400

Laba Bruto

Rp45.600

Analsisi Kebangkrutan
(Altmant Model, 1968)
Z-Score = 1,2 WC/TA + 1,4RE/TA + 3,3EBIT/TA
+ 0,6MVE/BVD + 1,0 S/TA.
2,675 cut off point
MVE = market value of equity = jlh saham
beredar x harga saham.
BVD = book value of debt

Vous aimerez peut-être aussi