Vous êtes sur la page 1sur 28

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

A. Contoh Pelaksanaan Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah


Semua data diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Yogyakarta. Adapun data yang dibutuhkan sebagai dasar pembahasan adalah ringkasan
APBD selama empat tahun (Tahun 2008-2011). Berikut ringkasan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2008-2011:

Data dari tabel 1, pendapatan daerah pemerintah Kota Yogyakarta 2008, terdiri dari
PAD, Pendapatan Transfer, dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah. Berdasarkan persentase dari
realisasi PAD tahun 2008 dibandingkan dengan setelah perubahannya menghasilkan
persentase sebesar 113,29 %. Persentase dari realisasi Pendapatan Transfer dibandingkan
dengan setelah perubahannya menghasilkan persentase sebesar 101,66%, dan persentase dari
Lain-Lain Pendapatan yang Sah dibandingkan dengan setelah perubahannya menghasilkan
persentase sebesar 100,05%. Sedangkan persentase total Pendapatan Daerah tahun 2008
dengan realisasi total Pendapatan Daerah sebesar Rp720.252.933.347,78 dibandingkan
dengan setelah perubahannya sebesar Rp 696.352.512.005 akan menghasilkan persentase
sebesar 103,43%.
Pada tabel 1, Belanja Daerah tahun 2008, terdiri dari Belanja Operasi, Belanja Modal,
Belanja Tidak Terduga dan Transfer. Dari tabel di depan terdapat anggaran setelah perubahan,
realisasi dan persentase dari realisasi yang dibandingkan dengan anggaran setelah perubahan.
Berdasarkan data tersebut, persentase dari realisasi Belanja Operasional dibandingkan dengan
setelah perubahannya menghasilkan persentase sebesar 87,17%. Persentase dari realisasi
Belanja Modal dibandingkan dengan setelah perubahannya menghasilkan persentase sebesar
90,96%, persentase dari Belanja Tidak Terduga dibandingkan dengan setelah perubahannya
menghasilkan persentase sebesar 0,32%. Dan persentase dari Transfer jika dibandingkan
dengan anggarannya menghasilkan persentase 0%. Sedangkan persentase total Belanja
Daerah tahun 2008 dengan realisasi total Belanja Daerah sebesar Rp 698.566.664120,78
dibandingkan dengan setelah perubahannya sebesar Rp 815.369.220.042 akan menghasilkan
persentase sebesar 85,67%.
Dari tabel 1, Pembiayaan Tahun 2009 terdiri dari penerimaan Pembiayaan dan
Pengeluaran Pembiayaan. Berdasarkan data tersebut, persentase dari penerimaan Pembiayaan
jika dibandingkan dengan anggarannya menghasilkan persentase sebesar 101,09%.
Sedangkan persentase Pengeluaran Pembiayaan jika dibandingkan dengan anggarannya
menghasilkan persentase sebesar 89,98%.

Berikut adalah ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Yogyakarta
Tahun 2009:
Tabel 2. APBD Kota Yogyakarta Tahun 2009

Berdasarkan tabel 2, persentase dari realisasi PAD tahun 2009 dibandingkan dengan
targetnya menghasilkan persentase sebesar 111,02%. Persentase dari realisasi Pendapatan
Transfer

tahun 2009 dibandingkan dengan targetnya menghasilkan persentase sebesar

100,90%, dan persentase Lain-lain Pendapatan yang Sah dibandingkan dengan targetnya
menghasilkanpersentase sebesar 100,00%. Sedangkan persentase total Pendapatan Daerah
tahun 2010 dengan realisasi total Pendapatan Daerah sebesar Rp574.257.953.157,00
dibandingkan

dengan

setelah

perubahannya

sebesar

Rp569.117.156.969,00

akan

menghasilkan persentase sebesar 102,90%.


Pada tabel 2, Realisasi Belanja Operasi tahun 2009 dibandingkan dengan targetnya
menghasilkan persentase sebesar 92,29%. Persentase dari realisasi Belanja Modal
dibandingkan dengan setelah perubahannya menghasilkan persentase sebesar 91,70%, dan
persentase dari Belanja Tidak Terduga

dibandingkan dengan setelah perubahannya

menghasilkan persentase sebesar 13,61%. Dan persentase dari Transfer jika dibandingkan
dengan anggarannya menghasilkan persentase 91,04%. Sedangkan total Belanja Daerah
tahun 2010 dengan realisasi total Belanja Daerah sebesar Rp 783.851.692.759,66
dibandingkan dengan setelah perubahannya

sebesar Rp 860.974.765.851,00 akan

menghasilkan persentase sebesar 91,04%.


Dari tabel 2, Pembiayaan Tahun 2009 terdiri dari penerimaan Pembiayaan dan
Pengeluaran Pembiayaan. Berdasarkan data tersebut, persentase dari penerimaan Pembiayaan
jika dibandingkan dengan anggarannya menghasilkan persentase sebesar 99,93%. Sedangkan
persentase Pengeluaran Pembiayaan jika dibandingkan dengan anggarannya menghasilkan
persentase sebesar 99,93%.

Berdasarkan tabel 3 di atas, persentase dari realisasi PAD tahun 2010 dibandingkan
dengan targetnya menghasilkan persentase sebesar 102,02%. Persentase dari realisasi
Pendapatan Transfer tahun 2010 dibandingkan dengan targetnya menghasilkan persentase
sebesar 98,83%, dan persentase Lain-lain Pendapatan yang Sah dibandingkan dengan
targetnya menghasilkanpersentase sebesar 106,03%. Sedangkan persentase total Pendapatan
Daerah tahun 2010 dengan realisasi total Pendapatan Daerah sebesar Rp 815.495.924.651,51
dibandingkan

dengan

setelah

perubahannya

sebesar

Rp818.052.316.985,00

akan

menghasilkan persentase sebesar 99,69%.


Pada tabel 3, Realisasi Belanja Operasi tahun 2010 dibandingkan dengan targetnya
menghasilkan persentase sebesar 93,57%. Persentase dari realisasi Belanja Modal
dibandingkan dengan setelah perubahannya menghasilkan persentase sebesar 71,37%, dan
persentase dari Belanja Tidak Terduga

dibandingkan dengan setelah perubahannya

menghasilkan persentase sebesar 45,45%. Dan persentase dari Transfer jika dibandingkan
dengan anggarannya menghasilkan persentase 91,58%. Sedangkan persentase total Belanja
Daerah tahun 2010 dengan realisasi total Belanja Daerah sebesar Rp839.866.480.661,43
dibandingkan dengan setelah perubahannya

sebesar Rp 917.054.170.180,00 akan

menghasilkan persentase sebesar 91,58%.


Dari tabel 3, Pembiayaan Tahun 2010 terdiri dari penerimaan Pembiayaan dan
Pengeluaran Pembiayaan. Berdasarkan data tersebut, persentase dari penerimaan Pembiayaan
jika dibandingkan dengan anggarannya menghasilkan persentase sebesar 99,84%. Sedangkan
persentase Pengeluaran Pembiayaan jika dibandingkan dengan anggarannya menghasilkan
persentase sebesar 60,37%.

Berdasarkan tabel 4, persentase dari realisasi PAD tahun 2011 dibandingkan dengan
targetnya menghasilkan persentase sebesar 112,28%. Persentase dari realisasi Pendapatan
Transfer

tahun 2011 dibandingkan dengan targetnya menghasilkan persentase sebesar

101,39%, dan persentase Lain-lain Pendapatan yang Sah dibandingkan dengan targetnya
menghasilkanpersentase sebesar 98,06%. Sedangkan persentase total Pendapatan Daerah
tahun 2011 dengan realisasi total Pendapatan Daerah sebesar Rp951.681.432.622,59
dibandingkan

dengan

setelah

perubahannya

sebesar

Rp917.982.098.731,00

akan

menghasilkan persentase sebesar 103,67%.


Realisasi Belanja Operasi tahun 2011 dibandingkan dengan targetnya menghasilkan
persentase sebesar 94,82%, dan persentase dari realisasi Belanja Modal dibandingkan dengan
setelah perubahannya menghasilkan persentase sebesar 87,26%. Sedangkan persentase total
Belanja

Daerah

tahun

Rp932.018.507.343,03

2011

dengan

dibandingkan

realisasi
dengan

total

Belanja

setelah

Daerah

perubahannya

sebesar
sebesar

Rp990.788.116.640,00 akan menghasilkan persentase sebesar 94,07%.


Dari tabel 4, Pembiayaan Tahun 2011 terdiri dari penerimaan Pembiayaan dan
Pengeluaran Pembiayaan. Berdasarkan data tersebut, persentase dari penerimaan Pembiayaan
jika dibandingkan dengan anggarannya menghasilkan persentase sebesar 99,97%. Sedangkan
persentase Pengeluaran Pembiayaan jika dibandingkan dengan anggarannya menghasilkan
persentase sebesar 104,09%.
Dibawah ini juga terdapat ringkasan mengenai laporan Sisa Lebih Perhitungan APBD
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mulai tahun 2009-2012:
Tabel 5. Laporan Sisa Lebih Perhitungan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2009-2012
No.

Uraian

2008

2009

2010

2011

Pendapatan

720.252.933.347,72

749.989.016.366,95

815.495.924.651,51

951.681.432.622,59

Belanja

698.566.664.120,78

783.851.692.759,66

839.866.480.661,43

932.018.507.343,03

Transfer

Surplus

21.686.269.266,94

(33.862.676.392,71)

(24.370.556.009,92)

19.662.925.279,56

134.894.008.134,80

143.752.738.194,54

100.104.878.228,97

76.344.134.177,17

(Defisit)
4

Pembiayaan
a.Penerimaan

Pembiayaan
b.Pengeluaran

12.982.962.288,20

11.693.328.451,86

761.652.154,88

561.652.154,86

121.911.045.846,60

132.059.409.742,68

99.343.226.074,09

75.782.482.022,31

143.597.315.073,54

98.196.733.349,97

74.972.670.064,17

95.445.407.301,87

Pembiayaan
Surplus
(Defisit)
SILPA APBD

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun anggaran 2008 SILPA APBD sebesar
Rp143.597.315.073,54. Pada tahun 2009 SILPA APBD sebesar Rp98.196.733.349,97. Pada tahun
2010 SILPA APBD sebesar Rp74.972.670.064,17. Sedangkan untuk tahun 2011 SILPA APBD
sebesar Rp95.445.407.301,87.
B. Pembahasan Hasil Analisis Rasio Keuangan Pada APBD Pemerintahan Daerah
Berikut adalah kesimpulan keuangan sektor publik pada APBD Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah untuk tahun anggaran 2008 2011:
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Pada dasarnya kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan Pemerintah
Kota Yogyakarta dalam membiayai sendiri semua kegiatan pemerintah dan juga kegiatan
yang ditujukan untuk pelayanan kepada masyarakat. Dengan menggunakan rasio ini,
diharapkan dapat diketahui bagaimana ketergantungan Pemerintah Kota Yogyakarta terhadap
sumber ekstern.

Berikut ini perincian pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Kota Yogyakarta Tahun
2008-2011:
Tabel 6. Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun
2008-2011
No.
1.

Pendapatan
PAD

2008
132.431.571.514,72

2009
161.473.838.209,95

2010
179.423.640.057,51

2011
228.870.559.645,59

Bag.
2.

Pendapatan

509.881.382.862.00

574.257.953.157,00

614.973.004.594,00

686.260.682.977,00

Transfer
Bag. Pinjam.

3.

Pemda
Bag. Lain-lain

Penerimaan
Jumlah

77.939.978.971,00

14.257.225.000,00

21.099.280.000,00

36.550.190.000,00

720.252.933.347,72

574.257.953.157,00

815.495.924.651,51

951.681.432.622,59

Rasio kemandirian adalah rasio yang dihitung dengan cara membagi PAD dengan
jumlah pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan provinsi serta pinjaman daerah, maka
perhitungan rasio kemandirian keuangan daerah Pemerintahan Provinsi Provinsi Kalimantan
Tengah adalah sebagai berikut:
a.

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Tahun 2008


132.431.571.514,72

= 22,52 %

720.252.933.347,72-132.431.571.514,72

b. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Tahun 2009


161.473.838.209,95

= 39,11%

574.257.953.157,00-161.473.838.209,95

c.

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Tahun 2010


179.423.640.057,51

= 28,21%

815.495.924.651,51- 179.423.640.057,51

d.

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Tahun 2011


228.870.559.645,59

=31,66%

951.681.432.622,59-228.870.559.645,59

Dari perhitungan di atas, persentase rasio kemandirian keuangan daerah pada tahun
2008 sebesar 22,52 %. Pada tahun 2009, persentase rasio kemandirian keuangan daerah
sebesar 39,11% sehingga ada kenaikan persentase sebesar 16,86%. Pada tahun 2010,
persentase rasio kemandirian keuangan daerah sebesar 28,21% ada penurunan persentase
sebesar10,9%. Sedangkan pada tahun 2011, persentase rasio kemandirian keuangan daerah
sebesar 31,66% ada kenaikan persentase sebesar 3,45%. Dari analisis rasio di atas, dapat

diketahui pula bahwa rasio tertinggi berada pada tahun 2009 dan rasio terendah berada pada
tahun 2008. Kondisi naik turunnya Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah Kota
Yogyakarta dapat digambarkan pada tabel dan tabel di bawah ini:
Tabel 7. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2008-2011
No.
1

Keterangan
PAD
Bag.

Pmrint.Pst

2008

Kemandirian

2010

2011

132.431.571.514,72

161.473.838.209,95

179.423.640.057,51

228.870.559.645,59

587.821.361.83

412.784.114.947

636.072.284.594

722.810.872.977

3,00

,05

,00

,00

&. pinjaman
% Rasio

2009

22,52%

39,11%

28,21%

31,66%

Gambar 1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta 20082011

Dari persentase di atas, terlihat bahwa kemandirian keungan daerah dalam membiayai
sendiri kegiatan pemerintah Kota Yogyakarta turun pada tahun 2010, walau cenderung
mengalami kenaikan pada tahun 2009 dan pada tahun 2011. Penurunan rasio kemandirian ini
menggambarkan bahwa ketergantungan pemerintah Kota Yogyakarta terhadap sumber dana
ekstern semakin tinggi. Sebaliknya, kenaikan rasio kemandirian ini menggambarkan bahwa
ketergantungan Pemerintah Kota Yogyakarta terhadap sumber dana ekstern semakin kecil.

Di samping menggambarkan ketergantungan pemerintah daerah pada pemerintah


pusat, rasio ini juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan
daerah. Tingkat partisipasi tersebut secara tidak langsung berkaitan dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Peningkatan jumlah PAD mencerminkan kenaikan kesejahteraan
masyarakat, karena jika tingkat kesejahteraan masyarakat semakin tinggi, maka partisipasi
masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah juga semakin tinggi. Dari
perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa ketergantungan pemerintah Kota Yogyakarta
terhadap sumber dana ekstern semakin tinggi walaupun pada tahun 2009 mengalami
kenaikan sebesar 16,86% dan Pemerintah Kota Yogyakarta dikatakan cukup bisa mandiri
dalam membiayai sendiri semua kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanannya
kepada masyarakat sebagai wujud timbal balik kepada masyarakat yang telah membayar
pajak dan retribusi daerah.
2. Rasio Efektivitas PAD
Dalam rangka menilai kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah,
maka harus diketahui bagaimana kemampuan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam
merealisasikan PAD dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan sehingga bisa
diterapkan rasio efektivitas PAD. Berikut adalah empat tabel yang berisi data anggaran dan
realisasi PAD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk tahun 2008 sampai dengan
tahun 2011:

Tabel 8. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota
Yogyakarta Tahun 2008
No
.
1

2008
PAD
Pendapatan Pajak
Daerah

Anggaran

Realisasi

59.343.591.000,00

62.452.770.490,00

Selisih
3.109.179.490,00

Pendapatan Retribusi
Daerah

Pendapatan Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan

Lain-lain PAD yg Sah


Jumlah

32.885.227.754,00

62.452.770.490,00

2.055.374.456,00

8.454.823.854,00

8.454.823.854,45

0,45

16.211.593.443,00

26.583.374.960,27

10.371.781.517,27

116.895.236.051,00 132.431.571.514,72

15.536.335.463,72

Tabel 9. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota
Yogyakarta Tahun 2009
No
.

2009
PAD

Anggaran

Realisasi

Selisih

Pendapatan Pajak
Daerah

66.969.000.000,00

71.852.539.011,00

4.883.539.011,00

Pendapatan
Retribusi Daerah

22.158.537.725,00

23.497.748.962,00

1.339.211.237,00

Pendapatan Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan

10.159.369.381,00

10.218.454.601,27

59.085.220,27

Lain-lain PAD yg
Sah

46.159.491.000,00

55.905.095.635,68

9.745.604.635,68

145.446.398.106,00 161.473.838.209,95

16.027.440.103,95

Jumlah

Tabel 10. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota
Yogyakarta Tahun 2010
No
.
1

2010
PAD
Pendapatan Pajak
Daerah

Anggaran
75.200.000.000,00

Realisasi

Selisih

78.254.579.242,00
3.054.579.242,00

2
3

Pendapatan
Retribusi Daerah

29.492.761.000,00

Pendapatan Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan

11.031.304.700,00

Lain-lain PAD yg
Sah

60.147.942.593,00

Jumlah

32.214.650.779,00
2.721.889.779,00

11.031.304.700,00
0,00

57.923.105.336,11
2.224.837.256,89

175.872.008.293,00 179.423.640.057,51 3.551.631.764,51

Tabel 11. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota
Yogyakarta Tahun 2011
No
.

2011
PAD

Anggaran

Realisasi

Pendapatan Pajak
Daerah

Pendapatan
Retribusi Daerah

31.725.760.317,00

34.408.438.184,00

2.682.677.867,00

Pendapatan Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan

10.121.339.863,00

10.121.339.866,01

3,01

Lain-lain PAD yg
Sah

60.642.117.706,00

63.883.266.468,58

3.241.148.762,58

203.838.217.886,00 228.870.559.645,59

25.032.341.759.59

Jumlah

101.349.000.000,00 120.457.515.217,00

Selisih
19.108.515.127,00

Dari data di atas, dapat dihitung besarnya rasio efektivitas PAD, yaitu:
a. Rasio Efektivitas PAD Tahun 2008
132.431.571.514,72

= 113,29%

116.895.236.051,00
b. Rasio Efektivitas PAD Tahun 2009
161.473.838.209,95

= 111,02%

145.446.398.106,00
c. Rasio Efektivitas PAD Tahun 2010
179.423.640.057,51
175.872.008.293,00

= 102,02%

d. Rasio Efektivitas PAD Tahun 2011


228.870.559.645,59
203.838.217.886,00

=112,28%

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat perbandingan antara realisasi penerimaan PAD
dengan anggaran penerimaan PAD yang ditetapkan. Persentase rasio efektivitas PAD pada
tahun 2008 sebesar 113,29%. Pada tahun 2009, persentase rasio efektivitas PAD sebesar
111,02%. Pada tahun 2010, persentase rasio efektivitas PAD sebesar 102,02%. Sedangkan
persentase rasio efektivitas PAD untuk tahun 2011 sebesar 112,28%. Dari analisis rasio di
atas, dapat diketahui pula bahwa rasio tertinggi berada pada tahun anggaran 2011 dan rasio
terendah terdapat pada tahun anggaran 2010. Berikut adalah tabel dan grafik rasio efektivitas
PAD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tahun anggaran 2008 sampai dengan tahun
2011:

Tabel 12. Rasio Efektivitas PAD Pemerintah Kota YogyakartaTahun 2008-2011


No.
1

Keterangan
Anggaran
PAD
Realisasi
PAD

2008

2009

2010

2011

116.895.236.05

145.446.398.10

175.872.008.29

203.838.217.88

1,00

6,00

3,00

6,00

132.431.571.51
4,72

161.473.838.20 179.423.640.05

228.870.559.64

9,95 7,51

5,59

% Rasio
Efektivitas PAD

113,29%

111,02%

102,02%

112,28%

Gambar 2. Rasio Efektivitas PAD Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2008-2011

Analisis rasio tersebut dapat diketahui bahwa rasio efektivitas PAD Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah untuk tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 mengalami naik
turun. Hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah dalam menjalankan tugasnya bisa dikatakan efektif, karena rasio
efektivitas PAD rata-rata sudah mencapai 100%.
Dari rasio tersebut dapat diketahui bahwa pada dasarnya Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah mempunyai peluang untuk meningkatkan bagian PAD yang berasal dari
pendapatan pajak daerah, pendapatan retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah, di mana dapat dilihat pada
tabel 8 sampai dengan tabel 11, lain-lain PAD yang sah memiliki kontribusi yang paling besar
dibandingkan dengan yang lainnya oleh sebab itu harus dioptimalkan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap pemerintah pusat.
3. Rasio Efektivitas Pajak Daerah
Analisis rasio efektivitas pajak daerah dapat digunakan untuk menunjukkan
kemampuan pemerintah daerah dalam mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah
penerimaan pajak yang dianggarkan. Berikut disajikan hasil perhitungan rasio efektivitas

pajak daerah Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 yang dapat
dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 13. Rasio Efektivitas Pajak Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 20082011
No.
1

Keterangan
Target Pajak
Daerah

2008

2009

2010

2011

59.343.591.000,00

66.696.000.000,00

75.200.000.000,00

101.349.000.000,00

62.452.770.490,00

71.852.539.011,00

78.254.579.242,00

120.457.515.127,00

Realisasi
2

Pajak
Daerah
% Rasio

Efektivitas Pajak

105,23%

107,73%

104,06%

118,85%

Daerah

Gambar 3. Rasio Efektivitas Pajak Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 20082011

Dari analisis rasio di atas, dapat diketahui bahwa rasio tertinggi berada pada tahun
2011 yaitu sebesar 118,85% dan rasio terendah terletak pada tahun 2010 yaitu sebesar
104,06%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam
mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang telah
dianggarkan sudah dapat dikategorikan baik karena persentase dari tahun 2008 sampai tahun
2009 walaupun mengalami penurunan pada tahun 2010 sebesar 104,06%.
4. Derajat Kontribusi BUMD

Derajat kontribusi BUMD bermanfaat untuk mengetahui tingkat kontribusi


perusahaan daerah dalam mendukung pendapatan daerah. Adapun proporsi dari derajat
kontribusi BUMD pada Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2008 sampai dengan tahun 2011
dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:
Tabel 14. Derajat Kontribusi BUMD Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2008-2011
No.

Keterangan

2008

2009

2010

2011

8.454.823.854,00

10.159.369.381,00

11.031.304.700,00

10.121.339.863,00

8.454.823.854,45

10.218.454.601,27

11.031.304.700,40

10.121.339.866,01

99,42%

100%

100%

Target
Pendapatan hasil
1

pengelolaan
kekayaan daerah
yang dipisahkan
Realisasi hasil

pengelolaan
kekayaan daerah
yang dipisahkan

% Derajat Kontribusi

100%

Gambar 4. Derajat Kontribusi BUMD Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2008-2011

Dari tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa persentase derajat kontribusi paling tinggi
berada pada tahun 2008, 2010, dan 2011 yaitu sebesar 100,00% dan persentase terendah
derajat kontribusi berada pada tahun 2009 yaitu sebesar 99,42%. Dari grafik di atas dapat
disimpulkan bahwa penerimaan dari perusahaan daerah cenderung naik turun dari tahun ke
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan daerah memiliki kontribusi paling rendah
dalam mendukung pendapatan daerah jika dibandingkan dengan PAD lainnya.
5. Analisis Pertumbuhan Belanja
Analisis pertumbuhan belanja bermanfaat untuk mengetahui perkembangan belanja
dari tahun ke tahun. Pertumbuhan harus diikuti dengan pertumbuhan pendapatan yang
seimbang agar tidak mengganggu kesinambungan keuangan daerah.
Berikut adalah tabel alokasi belanja daerah Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2008
sampai dengan tahun 2011:
Tabel 15. Realisasi Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta
Tahun 2008-2011
No

Keterangan

Belanja
Operasi

2
3

Belanja
Modal
Belanja
Tidak
Terduga

2008

2009

2010

2011

591.219.774.234,78

695.351.635.000,86

784.516.524.448,43

871.414.704.666,03

107.286.061.886,00

86.735.745.635,80

54.040.432.205,00

59.151.111.077,00

60.828.000,00

1.764.294.123,00

1.309.524.008,00

1.452.691.600,00

Transfer

Jumlah Belanja

698.566.664.120,78

783.851.692.759,66

839.866.480.661,43

932.018.507.343,03

Dari tabel 15 di atas dapat dihitung besarnya pertumbuhan belanja dengan


membandingkan antara realisasi belanja tahun yang bersangkutan dikurangi dengan realisasi
belanja tahun sebelumnya kemudian dibagi dengan realisasi belanja tahun sebelumnya seperti
di bawah ini:
a. Pertumbuhan belanja untuk tahun 2008, dengan diketahui realisasi belanja taun 2007
sebesar 569.120.372.561,96
698.566.664.120,78-569.120.372.561,96 = 22,74%
569.120.372.561,96

b. Pertumbuhan belanja untuk tahun 2009


783.851.692.759,66-698.566.664.120,78 = 12,20%
698.566.664.120,78

c. Pertumbuhan belanja untuk tahun 2011


839.866.480.661,43-783.851.692.759,66

= 7,46%

783.851.692.759,66
d. Pertumbuhan belanja untuk tahun 2012
932.018.507.343,03-839.866.480.661,43 =10,97%
839.866.480.661,43

Dari perhitungan di atas, menghasilkan grafik pertumbuhan belanja Pemerintah Kota


Yogyakarta tahun 2008 sampai dengan tahun 2011:
Gambar 5. Pertumbuhan Belanja Pemerintah Kota Yogyakarta yahun 2008-2011

Dari analisis pertumbuhan belanja di atas, dapat diketahui bahwa persentase tertinggi
terdapat pada tahun 2012 yaitu sebesar 72,36% dan persentase terendah terdapat pada tahun
2010 yaitu sebesar 0,41%. Grafik tersebut menggambarkan kenaikan dan penurunan tingkat
pertumbuhan belanja dari tahun ke tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa alokasi belanja
daerah dan pertumbuhan belanja tersebut di Pemerintahan kO dari tahun ke tahun mengalami
fluktuasi. Ketika alokasi belanja mengalami kenaikan, maka pertumbuhan belanja tersebut

mengalami penurunan. Sebaliknya, ketika alokasi belanja mengalami penurunan maka


pertumbuhan belanja mengalami kenaikan.
Selain analisis pertumbuhan belanja, akan dibahas mengenai komposisi Belanja
Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga, dan Transfer. Berikut adalah tabel
perhitungannya:
Tabel 16. Persentase Alokasi Belanja Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2008-2011
No.
1
2
3
4

Keterangan
Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tidak
Terduga

2008
591.219.774.234,78
107.286.061.886,00

2009
695.351.635.000,86
86.735.745.635,80

2010
784.516.524.448,43
54.040.432.205,00

2011
871.414.704.666,03
59.151.111.077,00

60.828.000,00

1.764.294.123,00

1.309.524.008,00

1.452.691.600,00

698.566.664.120,78

783.851.692.759,66

839.866.480.661,43

932.018.507.343,03

87,17%
90,96%
0,32%
0%

94,07%
91,70%
13,61%
0%

93,57%
71,37%
45,45%
0%

94,82%
87,26%
36,32%
0,00%

Transfer

Jumlah Belanja
% Belanja Operasi
% Belanja Modal
% Belanja Tidak Terduga
% Transfer

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase tertinggi untuk belanja operasi
terdapat pada tahun 2011 dan persentase terendahnya terdapat pada tahun 2008. Persentase
tertinggi untuk belanja modal terdapat pada tahun 2009 dan persentase terendahnya terdapat
pada tahun 2010. Untuk belanja tak terduga, persentase tertingginya terdapat pada tahun 2010
dan persentase terendahnya terdapat pada tahun 20008. Berikut tampilan komposisi masingmasing belanja:
Gambar 6. Alokasi
Tahun 2009-2012

Belanja

Pemerintah

Provinsi

Kalimantan

Tengah

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa persentase dari Transfer paling kecil jika
dibandingkan dengan persentae alokasi belanja lainnya pada Pemerintah Kota Yogyakarta.
Sebagian besar pendapatan daerahnya digunakan untuk memberi dana pada belanja operasi di
mana dampaknya dapat secara langsung dinikmati oleh masyarakat dan aparatur daerah.
6. Rasio Efisiensi Belanja
Rasio efisiensi belanja merupakan perbandingan antara realisasi belanja dengan
anggaran belanja. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat penghematan anggaran yang
dilakukan oleh pemerintah.
Berikut ini adalah tabel mengenai anggaran dan realisasi belanja daerah Pemerintah
Kota Yogyakarta tahun 2008 sampai dengan tahun 2011:
Tabel 17. Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Kota YogyakartaTahun 2008

No.
1

Keterangan
Belanja Operasi

2008
Anggaran
678.223.028.699,00

Realisasi

Selisih

591.219.774.234

87.003.254.464,22

,78
2

Belanja Modal

117.948.989.549,00

107.286.061.886
,00

10.662.927.663,00

Belanja Tak

19.197.201.749,00
60.828.000,00

Terduga
4

815.369.220.042,00

698.566.664.120

116.802.555.921,

,78

22

Transfer

Jumlah

19.136.373.749,00

Tabel 18. Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2009

No.

Keterangan

2009
Anggaran

Realisasi

Selisih

Belanja Operasi

753.429.913.544,00

695.351.635.000,86

58.078.260.543,14

Belanja Modal

94.586.338.685,00

86.735.745.635,80

7.850.593.049,20

Belanja Tak

12.958.513.622,00

Terduga
4

1.764.294.123,00

Transfer

Jumlah

11.194.219.499,00

860.974.765.851,00

783.851.692.759,66

77.123.073.09,34

Tabel 19. Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2010

No.

Keterangan

2010
Anggaran

Realisasi

Selisih

Belanja Operasi

838.451.286.203,00

784.516.524.448,43

53.934.761.754,57

Belanja Modal

75.721.924.549,00

54.040.432.205,00

21.681.492.344,00

Belanja Tak

1.309.524.008,00

1.571.435.420,00

0,00

917.054.170.180,00

839.866.480.661,43

77.187.689.518,57

2.880.959.428,00

Terduga
4

Transfer

Jumlah

Tabel 20. Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2011

No.

2011

Keterangan

Anggaran

Realisasi

Selisih

Belanja Operasi

919.003.398.259,00

871.414.704.666,03

47.588.693.592,97

Belanja Modal

67.784.718.381,00

59.151.111.077,00

8.633.607.304,00

Belanja Tak

4000.000.000

2.547.308.400,00

Terduga
4

1.452.691.600,00

Transfer

Jumlah

990.788.116.640

932.018.507.343,03

58.769.609.296,00

Dari data di atas, dapat dihitung besarnya rasio efisiensi belanja, yaitu:

a. Rasio Efisiensi Belanja Tahun 2008


698.566.664.120,78

= 86%

815.369.220.042,00
b. Rasio Efisiensi Belanja Tahun 2009
783.851.692.759,66 = 91%

860.974.765.851,00
c. Rasio Efisiensi Belanja Tahun 2010
839.866.480.661,43 =92%

917.054.170.180,00
d. Rasio Efisiensi Belanja Tahun 2011
932.018.507.343,03 = 94%

990.788.116.640
Proporsi dari rasio efisiensi belanja Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2008-2011
dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini:

Tabel 21. Rasio Efisiensi Belanja Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2008-2011

No.

Keterangan
Anggaran
Belanja
Daerah

Realisasi
Belanja
2 Daerah
% Rasio Efisiensi
Belanja

2008

2009

2010

815.369.220.042,00

860.974.765.851,00

917.054.170.180,00

698.566.664.120,78

783.851.692.759,66

839.866.480.661,43

85,67%

91,04

91.58

2011

990.788.116.640
932.018.507.343,03

94,07%

Dari analisis rasio di atas dapat diketahui bahwa rasio efisiensi belanja tertinggi
terdapat pada tahun 2011 yaitu sebesar 94,07%% dan rasio terendah terdapat pada tahun 2008
yaitu sebesar 86,67%. Berikut gambaran untuk analisis rasio efisiensi belanja daerah
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2009-2012:
Gambar 7. Rasio Efisiensi Belanja Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 20082011

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan kinerja Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah dalam mengalokasikan belanja daerah relative efisien, karena persentase
rasio efisiensi kurang dari 100% pada tahun 2008-2011. Hal tersebut menggambarkan tingkat
penghematan belanja daerah Provinsi Kalimantan Tengah sudah cukup baik.
7. Analisa Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

Ada tidaknya SILPA dan besar kecilnya tergantung pada tingkat belanja yang
dilakukan pemerintah daerah serta kinerja pendapatan daerah. Jika pada tahun anggaran
tersebut tingkat belanja rendah, maka diperoleh SILPA yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika
tingkat belanja pada tahun anggaran tersebut tinggi, maka SILPA yang diperoleh akan
semakin kecil bahkan terjadi deficit yang dimungkinkan terjadi Sisa Kurang Pembiayaan
Anggaran (SIKPA). Dengan demikian, adanya SILPA tersebut akan menunjukkan adanya
kinerja anggaran yang baik pada tahun anggaran yang bersangkutan.

Berikut tabel Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pemerintah Kota Yogyakarta
tahun 2008 sampai dengan tahun 2011:
Tabel 22. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pemerintah Kota Yogyakarta
Tahun 2008-2011
Tahun
2008
2009
2010
2011

SILPA APBD (Rp)


143.597.315.07
3,54
98.196.733.349
,97
74.972.670.064
,17
95.445.407.301
,87

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa SILPA APBD tahun 2008 sebesar
Rp143.597.315.073,54.
Pada
tahun
2009,
SILPA
APBD
sebesar
Rp98.196.733.349,97
. SILPA APBD tahun 2010 sebesar Rp 74.972.670.064,17. Sedangkan SILPA
pada tahun 2011 sebesar Rp95.445.407.301,87. dengan begitu dapat
ditarik kesimpulan bahwa kinerja anggaran Pemerintah KotA relative baik
karena adanya SILPA untuk masing-masing tahun anggaran. SILPA
tersebut dapat digunakan untuk tujuan berjaga-jaga dan sebagai
keamanan fiscal daerah apabila terjadi deficit anggaran serta dapat
digunakan untuk kegiatan investasi pengembangan daerahnya.
Dari beberapa analisis rasio di atas dapat dilihat perbandingan
persentase dari masing-masing rasio, sebagai berikut:
Tabel 23. Analisis Rasio Keuangan pada APBD Pemerintah Kota Yoyakarta Tahun
2008-2011

No.
1

Rasio Keuangan
Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah

2008

2009

2010

2011

22,52%

39,11%

28,21%

31,66%

Rasio Efektivitas PAD

113,29%

111,02%

102,02%

112,28%

Rasio Efektivitas Pajak

105,23%

107,73%

104,06%

118,85%

Derajat Kontribusi BUMD

100%

99,42%

100%

100%

Analisis Pertumbuhan
22,74%

12,20%

7,14%

10,97%

a. Belanja Operasi

87,17%

92,29%

93,57%

94,82%

b. Belanja Modal

90,96%

91,70%

71,37%

87,26%

c. Belanja Tak Terduga

0,32%

13,61%

45,45%

36,32%

85,67%

91,04

91.58

94,07%

Belanja
6

Alokasi Belanja:

d. Transfer
7

Rasio Efisiensi Belanja

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa investasi Pemerintah Kota Yogyakarta pada
Belanja Publik secara tidak langsung berkaitan dengan tingkat kemandirian Pemerintah Kota
Yogyakarta terhadap Pemerintah Pusat. Belanja yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Yogyakarta pada sektor public berpengaruh pada peningkatan atau penurunan PAD yang
tentunya mencerminkan perubahan pada rasio kemandirian.
Data tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 memiliki kecenderungan
persentase yang selalu naik daripada tahun 2008, 2009 dan tahun 2010, serta dari semua
rasio, yang memiliki keseluruhan rasio yang paling tinggi adalah tahun 2011. Sedangkan
pada tahun 2008,2009dan 2010 mengalami persentase rasio naik turun. Sehingga pada tahun
2011 bisa dikatakan memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan tahun yang lainnya.
Dari

data

sebelumnya

diketahui,

pada

tahun

2008

total

pendapatan

sebesar

Rp720.252.933.347,72 dan total belanja daerah sebesar Rp698.566.664.120,78 dan selisihnya


sebesar

(Rp116.802.555.921,22).

Pada

tahun

2009,

total

pendapatan

sebesar

Rp749.989.016.366,95 dan total belanja daerah sebesar Rp783.851.692.759,66 dan selisihnya


sebesar

Rp77.123073.091,34.

Pada

tahun

2010

total

pendapatan

sebesar

Rp815.495.924.651,51 dan total belanja daerah sebesar Rp839.866.480.661,43 dan selisihnya

sebesar Rp58.769.609.296,97. Dan pada tahun 2011 total pendapatan sebesar


Rp951.681.432.622,59 dan total belanja daerah sebesar Rp932.018.507.343,03 dan selisihnya
sebesar (Rp58.769.609.296,97). Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa yang
memiliki selisih paling rendah antara total pendapatan dan total belanja daerah adalah pada
tahun 2011. Akan tetapi dari data-data sebelumnya pada tahun 2010 sebagian realisasi
anggaran pendapatan maupun belanja daerah jika dibandingkan dengan target yang
ditetapkan sebelumnya, memiliki efisiensi anggaran yang paling bagus dibanding dengan
tahun lainnya. Hal tersebut terbukti dengan adanya hasil perhitungan dari masing-masing
rasio di atas yang memiliki persentase rasio yang paling tinggi.

Vous aimerez peut-être aussi