Vous êtes sur la page 1sur 18

ANALISIS INPUT-OUTPUT

Heru Suprihhadi 081 8323 124

PENDAHULUAN
Salah satu kegunaan penerapan aljabar matriks dalam bidang
ekonomi adalah analisis input-output yang pertama kali dikenalkan
oleh Wassily W.Leontief tahun 1936 dari Harvard University. Analisis
ini merupakan model matematis untuk menelaah berbagai sektor
kegiatan ekonomi. Sebagai ilustrasi perekonomian suatu Negara
yang dibagi menjadi beberapa sektor, antara lain: pertanian, industri,
jasa dan lain sebagainya. Output dari suatu sektor tertentu selain
digunakan oleh sektor itu sendiri, dipergunakan pula oleh sektorsektor lainnya sebagai input-nya.
Output sektor pertanian sebagai misal akan digunakan oleh
sektor pertanian itu sendiri (misalnya untuk benih) dan dipergunakan
oleh sektor industri (seperti karet yang dihasilkan dari sektor
pertanian akan dijadikan input sektor industri yakni karet untuk
membuat ban, kapas untuk bahan baku membuat tekstil), output
sektor industri digunakan untuk kepentingan sektor industri itu sendiri
(seperti benang untuk membuat tekstil) dan dipergunakan oleh sektor
pertanian (seperti output sektor industri berupa pupuk, bahan kimia
yang dipergunakan untuk membasmi hama).
dapatlah dikatakan bahwa

Dengan demikian

perkembangan suatu sektor akan

bergantung dari sektor-sektor lainnya.

Untuk itu, jelaslah bahwa analisis input-output pada hakekatnya


bertumpu pada anggapan bahwa suatu sistem perekonomian terdiri
dari sektor-sektor yang saling berkaitan. Dengan demikian, jika suatu
data input-output dari berbagai sektor dikumpulkan dan ditabulasikan
maka akan didapatkan tabel berbentuk matriks dan tabel semacam
ini kerapkali dinamakan tabel matriks transaksi.
MATRIKS TRANSAKSI
Sebagai langkah awal dalam analisis input-output yakni
menyusun tabel yang berisi keterangan-keterangan tentang distribusi
dari output sutu sektor ke dalam sektor-sektor lainnya sebagai input,
dan ke pemakai / pengguna akhir sebagai barang konsumsi. Sebagai
contoh tabel matriks transaksi seperti tampak berikut ini:
Matriks Transaksi Perekonomian Suatu Negara Amarta
Sektor - Sektor
A
B
C
Permintaan
Total
Akhir
Output
A
40
70
10
80
200
B
30
160
120
270
580
C
20
100
110
240
470
Nilai Tambah
110
250
230
140
730
Total Output
200
580
470
730
1980
Keterangan:
A = Sektor Pertanian B = Sektor Industri C = Sektor Jasa
Sumber: Data Hipotesis.
Tabel tersebut dapat didiskripsikan ke samping yakni, bahwa
seluruh output sektor pertanian senilai 200, digunakan untuk
keperluan sektor pertanian itu sendiri senilai 40 sebagai inputnya;
2

senilai 70 untuk input sektor industri, senilai 10 untuk input sektor


jasa, sedangkan sisanya senilai 80 dikonsumsi oleh pemakai /
pengguna akhir sebagai barang konsumsi. Diskripsi tabel ke samping
ini berlaku juga untuk seluruh output sektor industri dan begitun pula
output sektor jasa.
Sedangkan diskripsi tabel di baca ke bawah menunjukkan
bahwa seluruh output sektor pertanian senilai 200 ternyata berasal
dari sektor pertanian itu sendiri senilai 40 sebagai input-nya, senilai
30 berupa input berasal dari sektor industri, senilai 20 berupa input
yang berasal dari sektor jasa; sedangkan sisanya senilai 110 berupa
nilai tambah dari sektor pertanian atau kerapkali dinamakan sebagai
input primer.

Tabel: Matriks Transaksi Jika Disusun Dalam Bentuk Notasi


Sektor-Sektor
1

1
2
3 j n
X1.1 X1.2 X1.3 X1.j X1.i

PA
B1

TO
X1

X2.1 X2.2 X2.3 X2.j

B2

X2

B3

X3

bi

Xi

bn
Yn+1
Xn+1

Xn
Xn+1
X

X2.i

3
X3.1 X3.2 X3.3 X3.j X3.i
.
.
.
.
I
Xi.1 Xi.2 Xi.3 Xi.j
Xi.n
.
.
.
.
n
Xn.1 Xn.2 Xn.3 Xn.j Xn.n
Nilai Tambah
Y1 Y2 Y3
Yj
Yn
Total Output
X1 X2 X3
Xj
Xn
Keterangan:
1 2 3 . = Nama Masing-Masing Sektor
PA
= Permintaan Akhir
TO
= Total Output

Tabel matriks transaksi ini menunjukkan bahwa Xi.j melambangkan


output sektor i yang dipergunakan sebagai input sektor j. Sedangkan
bi melambangkan permintaan akhir terhadap output sektor I,
sedangkan Y1
Y2 dan seterusnya melambangkan nilai tambah
masing-masing sektor, begitu pula X merupakan total output.
Dengan demikian dapat dinyatakan total input sektor i adalah :
Xi

n
= Xi.j + bi
j=i

dimana : i = 1, 2, 3, .. n+1

Total output sektor j :


n
Xj = Xi.j + Yi dimana : i = 1, 2, 3, .. n+1
i=1
Selanjutnya kalau aij = banyaknya output sektor i yang dipergunakan
sebagai input untuk memproduksi 1 satuan output sector j sehingga:
Xi.j
ai.j = -------- maka Xi.j = ai.j . Xj
Xj
Nilai ai.j antara 0 sampai 1
Sehingga matriks transaksi akan berubah menjadi:
Sektor-Sektor
1
2
3.. j.. n
PA TO
1

a1.1 X1 a1.2 X2 a1.3 X3 a1.j Xj a1.n Xn b1

X1

a2.1 X1 a2.2 X2 a2.3 X3 a2.j Xj a2.n Xn b2

X2

3
.
.
.
i
.
.
.
n

a3.1 X1 a3.2 X2 a3.3 X3 a3.j Xj a3.n Xn b3

X3

ai.1 X1 ai.2 X2 ai.3 X3 ai.j Xj ai.n Xn bi

Xi

an.1 X1 an.2 X2 an.3 X3 an.j Xj an.n Xn bn

Xn

Nilai Tambah
Y1
Total Output
X1
Keterangan:
P A = Permintaan Akhir
T O = Total Output

Y2
X2

Y3
X3

Yj
Xj

Yn
Xn

bn+1 Xn+1
Xn+1 X

Jika dibentuk dalam persamaan matriks dapat dituliskan:


X1

a1.1

a1.2

a1.3 . a1.j . a1.n

b1

X2

a2.1

a2.2

a2.3 . a2.j .. a2.n

b2

X3

a3.1

a3.2

a3.3 . a3.j .. a3.n

.
.

.
.

.
.

Xi

ai.1

ai.2

ai.3 . ai.j .. ai.n

bi

.
.

.
.

.
.

.
.

.
.

.
.

Xn

an.1

an.2

an.3

an.n

bn

.
.

X
Atau dapat ditulis

.
.

.
.

an.j

.
.

b3
.
.

X = AX + b

Keterangan:
A
= matriks koefisien atau sering disebut matriks teknologi, karena
elemen-elemennya menunjukkan besarnya input yang diperlukan
untuk memproduksi 1 unit output dari sektor tertentu, dan nilai-nilai ini
besar-kecilnya dipengaruhi oleh kemajuan teknologi.
X
= matriks kolom dari total output setiap sektor
b
= matriks kolom dari permintaan akhir setiap sektor
Dari persamaan matriks :
b = X - AX
= X ( I - A)

X = AX + b akan didapatkan yakni:

( I - A ) adalah matriks Leontief yang semua elemen diagonalnya


positif antara 0 sampai 1 sedangkan elemen lainnya negatif
( antara 0 sampai mendekati -1 ) atau nol.
( I - A ) adalah matriks non singular, determinan ( I A ) positif,
sehingga dapat dihitung invers ( I A ) = ( I A ) -1
Dengan demikian dapat dihitung total output :
X = ( I A ) -1 . b
Rumus ini dipergunakan kalau ada perubahan permintaan akhir dan
harus dihitung total output setiap sektor.
( Semua elemen dari invers ( I A ) adalah positif, bahkan elemen
diagonalnya 1 )
Dengan rumus tersebut berarti jika matriks A dan vektor kolom
b diketahui, maka dengan sendirinya vektor X dapat dicari menurut
kaidah perkalian matriks. Dengan perkataan lain, jika masing-masing
koefisen input antar sektor dan permintaan akhir untuk setiap sektor
diketahui datanya; Maka dapatlah dihitung total output dari masingmasing sektor. Satu hal yang harus diperhatikan dalam analisis inputoutput bahwa koefisien input senantiasa dianggap konstan. Jadi
model analisis input-output yang disajikan adalah analisis statis.
Contoh:
Untuk kasus perekonomian Negara Amarta, hitunglah total output
untuk masing-masing sektor dan nilai tambah, bilamana ditargetkan
permintaan akhir terhadap sektor pertanian, industri dan jasa masingmasing adalah 200, 600, dan 400. Susunlah matriks transaksi yang
baru.

Jawab:
ai.j
Berdasarkan perhitungan bahwa ai.j = ------Xj
Dapat dihitung matriks teknologi yakni:
A =

0,20
0,15
0,10

0,12
0,28
0,17

0,02
0,26
0,23

(Sebagai contoh untuk a1.1 = 40 : 200 = 0,20 )


Berdasarkan rumus yang telah dikemukakan:
X = ( I - A ) -1 . b
1
( I - A ) = 0
0

0
1
0

0,80
( I - A ) = -0,15
-0,10
Det. I - A

0
0
1
- 0,12
0,72
- 0,17
0,80
- 0,15
- 0,10

0,20
0,15
0,10

0,12
0,28
0,17
Men
cari
dete
rmin
an

- 0,02
- 0,26
0,77
- 0,12
0,72
- 0,17

0,02
0,26
0,23

- 0,02
- 0,26
0,77

= { [ (0,80) (0,72) (0,77) ] + [ ( - 0,12 ) ( - 0,26 ) ( - 0,10 ) ] +


[ (- 0,02 ) ( - 0,17 ) ( - 0,15 ) ] } - { [ ( - 0,10 ) ( 0,72 ) ( - 0,02 ) ]
+ [ ( - 0,17 ) ( - 0,26 ) ( 0,80 ) ] + [ ( 0,77 ) ( - 0,12 ) ( - 0,15 ) ] }
= 0,38923
Det.

I - A

= 0,38923 ======> Selalu Positif.

I - A

Kofaktor

1 = Adj. ( I A ) / Det. ( I A )

( I - A )=

M1.1
-M2.1
-M3.1

0,72

- 0,26

- 0,17

0,77

- M1.2
M2.2
- M3.2

M1.3
- M2.3
M3.3

M1.1 = d
= [ ( 0,72 ) ( 0,77 ) ] - [ ( - 0,17 ) ( - 0,26 ) ] = 0,5102
- 0,15

- 0,26

- 0,10

0,77

- M1.2 =
= - [ ( - 0,15 ) ( 0,77 ) ] - [ ( - 0,10 ) ( - 0,26 ) ] = 0,1415

- 0,15

0,72

- 0,10

- 0,17

M1.3 =
= [ ( - 0,15 ) ( - 0,17 ) ] - [ ( - 0,10 ) ( 0,72 ) ] = 0,0975
- 0,12

- 0,02

- 0,17

0,77

- M2.1 =
= - [ (- 0,12 ) ( 0,77 ) ] [ ( - 0,17 ) ( - 0,02 ) ] = 0,0958

0,80

- 0,02

- 0,10

0,77

M2.2 =
= [ ( 0,80 ) ( 0,77 ) ] [ ( - 0,10 ) ( - 0,02 ) ] = 0,6140
0,80

- 0,12

- 0,10

- 0,17

- M2.3 =
= - [ ( 0,80 ) ( - 0,17 ) ] [ ( - 0,10 ) ( - 0,12 ) ] = 0,1480
0,72

- 0,26

- 0,17

0,77

M3.1 =
= [ ( 0,72 ) ( 0,77 ) ] [ - 0,17 ) ( - 0,26 ) ] = 0,0456

0,80

- 0,02

- 0,15

- 0,26

- M3.2 =
= [ ( 0,80 ) ( - 0,26 ) ] [ ( - 0,15 ) ( - 0,02 ) ] = 0,2110

0,80

- 0,12

- 0,15

0,72

M3.1 =
= [ ( 0,80 ) ( 0,72 ) ] [ ( - 0,15 ) ( - 0,12 ) ] = 0,5580
10

Kofaktor ( I - A ) =

0,5102
0,0958
0,0456

0,1415
0,6140
0,2110

0,0975
0,1480
0,5580

Semua elemen matriks ini selalu positif antara 0 sampai 1


Adjoint ( I - A )

Adjoint ( I - A )

M1.1
- M1.2
M1.3
0,5102
0,1415
0,0975

- M2.1
M3.1
M2.2 - M3.2
M2.3
M3.3
0,0958
0,6140
0,1480

0,0456
0,2110
0,5580

( I - A ) -1 = Adjoint ( I - A ) / Determinan. I - A

= 1 / 0,38923

( I - A )1 =

0,5102
0,1415
0,0975

0,0958
0,6140
0,1480

0,0456
0,2110
0,5580

1,3108
0,3635
0,2505

0,2461
1,5775
0,3802

0,1171
0,5421
1,4336

( Elemen Diagonal > 1 )


X = ( I - A ) -1 . b

11

X1
X2
X3

=
=
=

1,3108
0,3635
0,2505

X1
X2
X3

=
=
=

(1,3108) (200) + (0,2461) (600) + (0,1171) (400)


(0,3635) (200) + (1,5775) (600) + (0,5421) (400)
(0,2505) (200) + (0,3802) (600) + (1,4336) (400)

456,66
1236,04
851,66

X1
X2
X3

0,2461
1,5775
0,3802

0,1171
0,5421
1,4336

200
600
400

Jadi total output masing-masing sektor menjadi :


Pertanian = 456,66 ; Industri = 1236,04 ; dan Jasa = 851,66
Sedangkan nilai tambah masing-masing sektor adalah:
Pertanian = ( 1 0,20 0,15 0,10 ) ( 456,66 ) = 251,16
Industri
= ( 1 0,12 0,28 0,17 ) ( 1236,04 ) = 531,50
Jasa
= ( 1 0,02 0,26 0,23 ) ( 851,66 ) = 417,32
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, maka matriks transaksi baru yang dapat
ditampilkan adalah:
Sektor
Pertanian
Industri
Jasa
Nilai Tambah
Total Output

Pertanian
91,34
68,50
45,66
251,16
456,66

Industri
148,32
346,09
210,13
531,50
1236,04

Jasa
17,00
221,45
195,89
417,32
851,66

PA
200
600
400

TO
456,66
1236,04
851,66

Hasil perhitungan input-output untuk setiap sektor perhitungannya kurang tepat,


hal ini dikarenakan hanya disebabkan oleh faktor pembulatan. jika total output
merupakan bilangan utuh, maka input-output ataupun nilai tambah pada
perhitungan tabel transaksi akan dipastikan benar. Tabel tersebut ternyata

12

terdapat 4 sel yang kosong, bilamana salah satu sel diketahui maka semua sel
akan dapat dihitung dan berarti akan terisi untuk semua sel.
KETERKAITAN KE DEPAN ATAU KE HILIR (FORWARD LINKAGE) DAN
KETERKAITAN KE BELAKANG ATAU KE HULU (BACKWARD LINKAGE)
Dengan memperhatikan matriks ( I A ) -1 dapat dihitung angka
keterkaitan ke belakang (hulu) ataupun angka keterkaitan ke depan (hilir) dari
suatu jenis sektor yang ada di dalam tabel input-output. Keterkaitan ke
belakang (hulu) atau backward linkage ( BL ) adalah hubungan antara suatu
sektor tertentu dengan sektor yang menyediakan input-nya. Keterkaitan ke
belakang ini menggambarkan tingkat penyerapan sektor tertentu terhadap
output dari sektor-sektor lain. Sebaliknya keterkaitan ke depan (hilir) atau
forward linkage (FL) adalah hubungan antara persediaan output sektor
tertentu yang dibeli dan digunakan oleh sektor-sektor lain sebagai input
antara. Keterkaitan ke depan ini menggambarkan tingkat penyerapan sektor
lain terhadap output dari suatu sektor tertentu.
Menurut rumus Rasmussen bahwa backward linkage dan forward
linkage dapat dihitung sebagai berikut:
Dari matriks invers ( I A ) atau ( I - A ) -1, maka rumus untuk menghitung
angka Backward Linkage adalah:
BL = [ n kali jumlah angka matriks per kolom ] / [ jumlah seluruh
angka dalam matriks invers ( I A ) ]
Rumus angka Forward Linkage adalah:
FL = [ n kali jumlah angka matriks per baris ] / [ jumlah seluruh angka dalam
matriks invers ( I A ) ]
n = banyaknya sektor yang ada dari data input-output.
Berdasarkan angka keterkaitan ini dapat dipilih jenis sektor industri dalam
perekonomian suatu Negara dengan kriteria sebagai berikut:
Angka Keterkaitan
BL
FL
1
1
>1
1
1
1

Jenis Sektor Industri


Industri Antara
Industri Hulu
Industri Hilir
Industri Konsumsi
13

1
1
Contoh: diketahui matriks input-output antar 3 sektor seperti berikut ini:

0,70
- 0,10
- 0,20

- 0,20
0,70
0,00

- 0,10
- 0,20
0,85

Jika diketahui bahwa nilai tambah setiap sektor yakni sektor I sebesar 14000,
sektor II sebesar 12000 dan sektor III sebesar 16500 ( dalam satuan milyar
rupiah ), maka ditanyakan:
a. Hitunglah matriks teknologi dan permintaan akhir setiap sektor ?
b. Hitunglah BL dan FL dari setiap sektor ?
Jawab :
a. Matriks teknologi = I - ( I A ) :

1
0
0

0,30
0,10
0,20

0
1
0

0
0
1
0,20
0,30
0,00

0,70
- 0,10
- 0,20

- 0,20
0,70
0,00

- 0,10
- 0,20
0,85

0,10
0,20
0,15

Total koefisien input adalah 0,60

0,50

0,45

Koefisien nilai tambah setiap sektor didapatkan dari:


1 - ( jumlah angka koesien matriks teknologi setiap sektor ), sehingga :
Sektor I = 1 - ( 0,30 + 0,10 + 0,20 ) = 0,40 dan jika X I adalah total output
sektor I, maka :

0,40 XI = 14000 XI = 14000 / 0,40 = 35000

14

Sektor II = 1 - ( 0,20 + 0,30 + 0,00 ) = 0,50 dan jika X II adalah


total output sektor II, maka :
0,50n XII = 12000 XII = 12000 / 0,50 = 24000
Sektor III = 1 - ( 0,10 + 0,20 + n 0,15 ) = 0,55 dan jika X III adalah
total output sektor III, maka :
0,55 XIII = 16500 XIII = 165000 / 0,55 = 30000
Permintaan akhir setiap sektor, maka dapat dihitung dengan
menggunakan rumus: ( I A ) . X yakni:

0,70
- 0,10
- 0,20

- 0,20
0,70
0,00

- 0,10
- 0,20
0,85

35000
24000
30000

Jadi permintaan akhir sektor I, II, dan III adalah


sebesar 16700, 3300, dan 18500 milyar rupiah.

16700
3300
18500
masing-masing

b. Untuk menghitung backward dan forward linkage, terlebih


dahulu harus dihitung invers matriks ( I A ). Caranya, pertama kali
yang dihitung determinan matriks ( I A ) dan hasilnya sebagai
berikut:
det. ( I A ) = [ { (0,70) (0,70) (0,85) } + { (- 0,10) (0,00) (- 0,10) } +
( -0,20) (-0,20) (-0,20) } ] - [ { (-0,20) (0,70) (-0,10) }
+ { (0,00) (-0,20) (0,70) } + { (-0,10) (-0,20) (0,85) } ]
= 0,3775 ( Ingat: nilainya selalu positip )
Kemudian menghitung adjoint matriks ( I A ) cara menghitung
matriks kofaktor seperti berikut ini:
M11

- M12

M13

15

- M21

M22

- M23

M31

M32

M33

0,5950
0,1700
0,1100

0,1250
0,5750
0,1500

0,1400
0,0400
0,4700

Dengan demikian adjoint matriks ( I A ) yang merupakan matriks


kofaktor yang ditranspose dapat ditunjukkan berikut ini:

0,5950

0,1700

0,1100

0,1250

0,5750

0,1500

0,1400

0,0400

0,4700

Invers dari matriks ( I A ) adalah 1 / det. ( I A ) Sehingga adjoint


matriks ( I A ) adalah :

( I A ) -1 =

1,5762

0,4503

0,2914

0,3311

1,5232

0,3974

0,3709

9,1060

1,2450

( Perhatikan angka dalam matrks ini bahwa semua positif dan angka
diagonal selalu > 1 )
16

Berdasarkan invers dari matriks Leaontief ( I A ) didapatkan :


1,5762

0,4503

0,2914

2,3179

0,3311

1,5232

0,3974

2,2517

0,3709

0,1060

1,2450

1,7219

2,2781

2,0795

1,9338

6,2914

Jadi Backward Linkage dapat dihitung yakni:


Sektor I

= ( = 3 X 2,2781/6,2914 ) = 1,0863

Sekor II

( = 3 X 2.0795/6,2914 ) = 0,9916

Sektor III = ( = 3 X 1,9338/6,2914 ) = 0,9221


Forward Linkage :
Sektor I

= ( = 3 X 2,3179/6,1914 ) = 1,1231

Sektor II

= ( = 3 X 2,2517/6,2914 ) = 1,0737

Sektor III = ( = 3 X 1,7219/6,2914 ) = 0,8211


Berdasarkan angka perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa:
Sektor I termasuk industri antara, Sektor II termasuk industri hulu,
dan Sektor III termasuk industri konsumsi.

17

c. Permintaan akhir dan total output yang baru :


Sektor I, II, dan III masing-masing:
Sektor I

: naik 10 % dari 16700 menjadi 18370

Sektor II : naik 30 % dari 3300 menjadi 4290


Sektor III : naik 10 % dari 18500 menjadi 20350
Jadi total output setiap sektor dapat dihitung dengan cara mengalikan
invers matriks ( I A ) dengan permintaan akhir :
1,5762

0,4503

0,2914

18370

0,3311

1,5232

0,3974

4290

0,3790

0,1060

1,2450

20350

36817

Total output sektor I

20704

Total output sektor II

32604

Total output sektor III

18

Vous aimerez peut-être aussi