Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
3 Jenis Persediaan
Jenis Persedian:
1. Bahan baku atau bahan pelengkap, biaya perolehan bahan baku (raw material) terdiri
dari harga pembelian, ongkos angkut, biaya gudang, dan biaya lain-lain yang
berhubungan dengan penyimpanan sampai bahan baku tersebut dipakai dalam
produksi.
2. Barang dalam pengelolahan, barang dalam pengolahan (working in proces) adalah
barang yang masih dalam tahap penyelesaian. Untuk menyelesaikan produk tersebut,
perusahaan masih memerlukan tambahan pekerjaaan sehingga membutuhkan biaya
tenaga kerja dan biaya tak langsung lainya.
3. Barang Jadi (finished good) adalah produk yang telah selesai diolah dan siap untuk
dijual. Semua biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya tidak langsung telah
selesai dibebankan.
2. Pada tanggal 5 Januari 2011 Tn. Yahya menjual 3.000 karung semen @ Rp 45.000 kepada
PT Maju secara kredit
2. Pada tanggal 5 Januari 2011 Tn. Yahya menjual 3.000 karung semen @ Rp 45.000 kepada PT
Maju secara kredit
Dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 10 ayat (6), sistem pencatatan yang
diperkenalkan adalah sistem pencatatan perpetual.
Akan tetapi, untuk hal-hal tertentu karena sifatnya mengalami kesulitan dalam
menggunakan sistem perpetual, sistem lain dapat digunakan.
2. Di laporan laba rugi, persediaan akan muncul dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan
Rp 7.850.000.000
Rp 2.400.000.000
b. Metode LIFO
Cara ini digunakan dengan mendasarkan pada asumsi bahwa arus pembebanan ke harga
pokok penjualan berdasarkan pada harga pembelian terakhir.
Contoh : (dalam ribuan rupiah)
Rp 3.450.000.000
Rp 4.800.000.000
Rp 8.250.000.000
Rp 2.000.000.000
Rp 7.933.200.000
Rp 2.316.600.000
2. Berdasarkan Estimasi
Berdasarkan estimasi terbagi menjadi 2 metode, yaitu:
a. Metode Laba Kotor
Nilai persediaan akhir dihitung mundur dan biasanya digunakan dalam keadaan khusus.
Misalnya, perusahaan dalam kondisi terbakar, sehingga sulit penilaian secara fisik.
Contoh :
Persediaan barang dagang yang tersisa dan tercatat dalam pembukuan PD Bintang per tanggal 31
Maret 2009 adalah Rp 5.000.000 : 70 unit = Rp 3.500.000
3. Jika PD Bintang belum dikukuhkan sebagai PKP, maka untuk jurnal akuntansi pajak pada saat
pembelian barang dagang sebagai berikut:
PD Bintang tidak dpt mengkreditkan PPN Masukannya sehingga PPN Masukan dimasukkan
sebagai harga perolehan barang dagang sehingga harga 1 unit barang dagang adalah Rp
5.500.000 : 100 unit = Rp 55.000
Jurnal akuntansi pajaknya untuk transaksi penjualan adalah: