Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian.
Bronkitis adalah sebuah inflmasi pada bronkus.bronkitis akut merupakan kejadian terpisah,
biasanya merupakan infeksi primer virus sebagai komplikasi dari penyakit selesma, influenza,
batuk rejan, campak atau rubela.infeksi skunder merupakan akibat bakteri, yang umumnya
bakteri haemophilus influezae atau streptococcus pnemoniae.pada bronkitis kronik, kelenjar
mukus bronkial mengalami hipertrofi akibat asap rokok dan polutan atmosfer yang membuat
iritasi,dan keluhan pasien satu-satunya adalah batuk pruduktif serta sputum mukoid yang terjadi
sepanjang hari selama tiga bulan berturut-turut selama dua tahun berturut-turut. (kamus
keperawatan: Hinchliff, sue 1999).
Bronkitis sering konjungsi dengan penyakit pernafasan lain. (nursing care of children and
B. Etiologi
Penyebab bronchitis akut yang paling sering adalah virus seperti Rhinovirus, respiratori sicytial
virus (RSV), virus influenza, virus parainfluenza dan coxsackie virus. Bronkitis akut sering
terjadi pada anak yang yang menderita morbili, pertusis, dan infeksi mycoplasma pneumonia.
Infeksi sekunder oleh bakteri dapat terjadi , namun ini jarang di lingkungan sosial ekonomi yang
baik.
Faktor predisposisi terjadi bronchitis akut adalah allergi, perubahan cuaca, polusi udara, dan
infeksi saluran napas atas kronik, memudahkan terjadinya bronchitis.
C. Manifestasi Klinik.
Produksi mukus kental.
Batuk produktif dengan mukus purulen.
Dispnea.
Demam.
Suara serak.
Ronki (bunyi nafas diskontineu yang halus atau kasar) terutama waktu inspirasi.
Nyeri dada kadang timbul.
Batuk sangat produktif, purulen, dan mudah memburuk oleh iritan inhalan,udara dingin atau
infeksi.
Sesak nafas dan dispnea.
D. Patofisiologi.
Terdapat hubungan yang erat antara kebiasaan merokok da EVP 1 (volume ekspansi paksa 1
detik), secara patologik rokok berhubungan dengan gangguan fungsi alveolar magrofag,
menurunnya aktifitas silia dan hipertrofi serta hiperplsia kelenjar mukus maupun serosa. Peranan
infeksi dlam patogenesa sebagai salah satu faktor resiko terjadinya bronkitis akut di bagi menjadi
dua bentuk :
Infeksi sebagai salah satu resiko untuk timbul di kemudian hari, khususnya infeksi pada anakanak. Infeksi yang berulang di tambah dengan faktor lain yang di mulai pada masa bayi dan
kanak-kanak menimbulkan derajat kerusakan serta pembentukan jaringan parut dalam sistem
pernafasan.
Infeksi menahun, dalam keadaan sehat paru-paru di lindungi oleh mekanisme pertahanan yang
efektif sehingga praktis paru dalam keadaan steril, walaupun setiap saat selalu terancam oleh
masukan benda asing termasuk mikroorganisme melalui udara yang di hirup. Jadi ekserbasi
bronkitis akut dapat di diagnosa paling sering di awali dengan infeksi virus yang kemudian
menyebabkan infeksi skunder oleh bacteri lain ; haemofilus influenza dan streptokokus
pnemoniae.
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab penyakit ini, akan tetapi apabila
di tambah dengan merokok, maka tingkat resiko makin tinggi sehingga manifestasinya alergi dan
hiperreaktivitas bronkus yang akan mengarah pada bronkitis akut.
E. Tanda Dan Gejala.
Demam, meningismus, anorexia, muntah, diare, nyeri abdomen, sumbatan nasal, keluaran nasal,
batuk, bunyi nafas : batuk, suara serak, ngorok, stridor, mengi, pada askultasi terdengar kerkles,
mengi, serta sakit tenggorokan.
F. Komplikasi.
Hipertensi paru akibat vasokonstriksi hopoksik paru yang kronik, yang pada akhirnya
menyebabkan kor pulmonal, dapat pula terjadi metaplasia dan displasia
G. Penatalaksanaan.
1. Umum.
Memenuhi intake cairan sampai di atas atau lebih 4000 ml per hari serta dengan memanipulasi
lingkungan di sekitar pasien dengan uap panas atau dengan kabut dingin. Fungsinya adalah
untuk membantu mengencerkan dahak.
2. Medis.
Pada penyebab yang di karenakan oleh virus belum ada obat khusus, anti biotik tidak ada
gunanya. Banyak minum terutama air buah sangat memadahi. Obat penekan batuk tidak boleh di
berikan pada batuk yang berlendir.
Bila batuk tidak mereda pada 2 minggu patut dicurigai kemungkinan infeksi skunder dan
pemberian anti biotik dapat di berikan asal telah hilang kemungkinan terjadi pertusis.bakteri
yang di anjurkan adalah Amoxillin, ko-trimoxasol dan golongan mikrolide.anti biotik di berikan
selama dua minggu dan bila tidak berhasil maka dilakukan rongen foto toraks untuk
menyingkirkan adanya kulaps paru segmental dan lober, benda asing dan tuberkulosis.
Bila bronkitis akut terjadi berulang kali perlu di kaji adanya penyebab lain seperti kelainan
saluran nafas,benda asing, bronkiektasis, defisiensi imonologis, hiperreaktivitas bronkus, dan
ISPA (infeksi saluran nafas atas akut) atas yang belum teratasi.
Daftar Obat Pada Bronkitis Menurut Respiratori Disosder.
No. Nama Obat Indikasi Dosis
1 Hidrocodone bitartrat Antitusif 5 10 Mg
2 Codein phospat Antitusif 10 - 20 Mg
3 Dextrometorpan Analgesik nonnarktik 10 - 20 Mg/ 4jam, 30 mg/ 6 jam
4
5
6
7
8
9
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
Kaji pemasukan dan pantau tingkat pernafasan, status hidrasi, dan adanya demam. Pada bronkitis
asmatik : mengi, ISPA, batuk yang produktif. Pada bronkitis yang disebabkan oleh virus, dengan
ciri batuk kering , keras yang menetap[ memburuk pada malam hari] menjadi produktif pada 2-3
hari, takipnea, demam ringan.pada bronkitis sinsisial yang biasa menyerang anak dengan usia 212 bulan dan jarang setelah 12 tahun,awalnya sebagai ISPA biasa dengan rubas nasal serosa,
kemungkinan disertai dengan demam ringan, secara bertahap mengalami peningkatan distress
pernafasan, dispnea, batuk non produktif paroksimal, takipnea dengan pernafasan cuping hidung
dan retraksi emfisema, dan kemungkinan mengi.
B. Diagnosa Keperawatan.
1. Pola nafas tak efektif b. d proses inflamasi.
2. Ansietas b. d kesulitan nafas, prosedur dan lingkungan asing(rumah sakit).
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif b. d obstruksi mekanis, inflamasi meningkat, sekresi dan
nyeri.
4. Intoleransi aktifitas b. d in adequat pertukaran oksigen.
5. Perubahan proses keluarga b. d penyakit dan hospitalisasi anak.
C. Perencanaan.
Diagnosa I.
Goal : Klien akan mempertahankan pola nafas yang efektif selama dalam perawatan.
Intervensi dan rasional
Beri posisi untuk untuk ventilasi yang maximum.
Untuk meningkatkan ekpansi paru.
DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak,1985 lmu Kesehatan Anak, Jakarta.FKUI.
Mott R. Sandra. 1990. Second Edition. Nursing Care Of Children And Families Cumming
Publising Company, inc. Addison - Weslev.
Wong l. Donna Keperawatan Pediatrik : Pedoman Klinis Edisi 4. Jakarta ; EGC.
Corwin, Elizabeth. J; 2000 Buku Saku Patofisiologi ; Jakarta; EGC.
Susan F. Wilson. June M. Thomson. 1990 Respiratori Disorder Klinical Nursing Series.
Mosby Year Book