Vous êtes sur la page 1sur 21

LAPORAN KASUS

OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PREEKLAMPSI BERAT

Disusun Oleh:
Apriliana (10310055)
Pembimbing:
dr. Meman Wartiman, Sp.OG

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RSUD EMBUNG FATIMAH
KOTA BATAM
2014

LAPORAN KASUS
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
PREEKLAMPSI BERAT
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Pada Kepaniteraan Klinik
Bagian Obstetri dan Ginekologi

Disusun Oleh:
Apriliana (10310055)
Pembimbing:
dr. Meman Wartiman, Sp.OG

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RSUD EMBUNG FATIMAH
KOTA BATAM
2014

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR..................................................................................iii


HALAMAN JUDUL DALAM...............................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
BAB I
LAPORAN KASUS.................................................................................................1
1.1.

Identitas Pasien..................................................................................1

1.2.

Anamnesis..........................................................................................1

1.3.

Riwayat Singkat Perawatan di Rawat Inap:.......................................3

1.4.

Diagnosis..........................................................................................11

1.5.

Rencana Tindakan............................................................................11

1.6.

Penatalaksanaan...............................................................................11

BAB II
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN........................................................12
2.1.

Mengapa pasien ini didiagnosa PEB?...............................................12

2.2.

Apa faktor resiko PEB?....................................................................13

2.3.

Bagaimana PEB dapat menyebabkan PTM?....................................14

2.4.

Bagaimana penatalaksanaan PEB?...................................................15

2.5.

Apakah usulan pemeriksaan penunjang untuk pasien?....................16

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN...................................................................................17
3.1.

Simpulan...........................................................................................17

3.2.

Saran.................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses
penyusunan case report ini dengan judul preeklampsi berat. Penyelesaian case
report ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :
1. dr. Meman Wartiman, Sp.OG selaku konsulen, yang telah banyak
memberikan ilmu, petunjuk, nasehat dan kesempatan kepada saya
untuk menyelesaikan case report ini.
2. Anggota SMF Kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Umum Daerah
Embung Fatimah Kota Batam.
3. Segenap staf instalasi kebidanan dan kandungan RSUD Embung
Fatimah Kota Batam.
4. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya case report ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini tentu tidak terlepas dari
kekurangan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis. Maka
sangat diperlukan masukkan dan saran yang membangun. Semoga laporan kasus
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Batam, November 2014

Penulis

iv

BAB I
LAPORAN KASUS
1.1.

Identitas Pasien
: Ny. Jamilah

Umur

: 36 Tahun

Berat Badan

: 68 Kg

No Mr

: 105820

Alamat

: Kampung Baru Batu Aji

No. HP

: 081364133114

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Agama

: Islam

Suku

: Melayu

Nama Suami

: Tn. Abdullah

Umur

: 38 Tahun

Alamat

: Kampung Baru Batu Aji

Pekerjaan

: Karyawan swasta

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Tanggal Masuk

: 24 Oktober 2014 Pukul 11.30 WIB Poli KIA

1.2.

Nama

Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada 24 Oktober 2014

Keluhan utama:
Keluar lendir disertai darah dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien wanita 36 tahun G3P2A0H2 gravid aterm 41 42 minggu datang ke
POLI KIA RSUD Embung Fatimah dengan keluhan keluar lendir disertai darah
dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga merasa nyeri pinggang yang

menjalar ke kemaluan semakin bertambah. Pasien mengaku belum keluar air air,
gerakan janin dirasa masih aktif, dan mules semakin sering. Pasien juga
mengeluhkan nyeri kepala dan kakinya bengkak sejak satu bulan yang lalu dan
sering kencing sejak satu minggu terakhir. Tidak ada keluhan pusing, pandangan
kabur, dan nyeri ulu hati. Sebelumnya pasien sudah melakukan pemeriksaan USG
satu minggu yang lalu dan hasilnya janin dalam keadaan baik dengan presentasi
kepala.
Riwayat penyakit dahulu:
Os mengaku belum pernah menjalani operasi sectio caesaria (SC)
sebelumnya. Di kehamilan yang pertama, Os mengaku pernah mengalami
peningkatan

tekanan

darah

namun

tidak

mengganggu

kehamilan

dan

persalinannya dan tidak menjalani pengobatan. Riwayat hiperkolesterol,


hipertensi, diabetes melitus, dan asma disangkal.
Riwayat penyakit keluarga:
Ibu Os mengalami penyakit darah tinggi saat hamil.
Riwayat Alergi:
Os tidak pernah mengeluh gatal atau bengkak setelah mengkonsumsi obat
atau makanan tertentu.
Riwayat Menstruasi:
Menarche

: 14 tahun

Lama Haid

: 5 sampai 6 hari

Jumlah haid

: Mengganti 2 3 pembalut per hari

Sifat

: Terdapat bekuan disertai nyeri pada saat 1 2 hari


pertama haid

Siklus Haid

: Teratur, kira kira 28 hari

HPHT

: 05 Januari 2014

Taksiran Persalinan

: 12 Oktober 2014

Usia Kehamilan

: 41 42 Minggu

Riwayat Kontrasepsi:
Pil KB sejak tahun 2005 sampai tahun 2012, keluhan : (-)
Riwayat obstetrik:
1. Anak 1: Persalinan Normal; Laki-laki; 1800 gr; Tahun 2005
2. Anak 2: Persalinan Normal; Perempuan; 2000 gr; Tahun 2009
3. Hamil ini
Riwayat Ante Natal Care (ANC):
ANC dilakukan sebanyak 6 kali yaitu di puskesmas 4 kali pada usia
kehamilan 6, 12, 16, dan 24 minggu dan 2 kali di dokter kandungan pada usia
kehamilan 10 dan 36 minggu. Pada pemeriksaan di usia kehamilan 24 dan 36
minggu didapatkan peningkatan tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol
diatas 90 mmHg, pasien mengatakan menjalani pengobatan untuk menurunkan
tekanan darahnya selama kurang lebih 1,5 bulan dimulai dari usia kehamilan 36
minggu. Setiap pemeriksaan diberitahukan bahwa janin dalam keadaan baik. Pada
pemeriksaan terakhir di dokter kandungan dilakukan pemeriksaan USG pada
tanggal 17 Oktober 2014, hasilnya janin dalam keadaan baik dengan presentasi
kepala.
1.3.

Riwayat Singkat Perawatan di Rawat Inap:

24 Oktober 2014
Pukul 12.00 WIB

S : Perut mules (+), keluar lendir (+), keluar darah (+),

Ruang Observasi
Sebelum Operasi

(+)
O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM
TD : 160/110 mmHg, N :78 x/i, R:20 x/i, T :36 OC

nyeri perut (+), nyeri kepala (+), pusing (-), kaki bengkak

Kepala:
-

Mata: conjunctiva anemis: (-/-), sclera ikterik: (-/-),

palpebral edem (-/-)


-

Hidung: pernapasan cuping hidung (-), septum

deviasi (-), nyeri tekan sinus maksilaris (-),nyeri tekan

sinus etmoidale (-),nyeri tekan sinus frontal (-)


-

Mulut: sianosis (-), caries gigi (-), lidah kotor (-)

Leher:
Pembesaran KGB (-), trakea normal, JVP normal.
Thorak: Simetris dextra/sinistra (+/+), Retraksi otot
pernpasan tambahan (-)
Paru:
Inspeksi: simetris thorak dextra/sinistra (+/+), retraksi
(-/-)
Palpasi : vocal fremitus simetris (+/+)
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesicular (+/+), ronki (-/-),
wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas atas jantung ICS II linea sternalis sinistra
Batas pinggang jantung ICS III linea parasternalis
sinistra
Batas kanan jantung ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I dan II (+) normal, gallop (-), murmur
(-)
Abdomen:
Inspeksi : buncit (+) sesuai usia kehamilan aterm, striae
gravidarum (+), terdapat bekas operasi (-)
Auskultasi : BU (+) normal, DJJ 153bpm
Palpasi : supel (+) pembesaran hepar (-), lien (-), nyeri
epigastrium (-)
Pemeriksaan Leopold
Leopold 1 : Teraba massa bulat lunak di fundus,
TFU: 29 cm
Leopold 2 : Punggung janin di kanan
Leopold 3 : Teraba massa bulat keras, melenting

Leopold 4 : Konvergen
HIS 2 3x/30/S,
Perkusi : timpani di seluruh lapang perut
Ekstremitas:
Akral hangat (+), CRT <2 detik, Sianosis (-), oedem
tungkai (+)
Genitalia:
Inspeksi: vu tenang, PPV (-)
VT: pembukaan 7 cm, ketuban (+), teraba kepala di
Hodge 1.
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Hb : 11,7 gr/dl
Leukosit : 14800/ul
Ht : 41%
Eritrosit : 4,8 juta/ul
Trombosit : 273000/ul
Masa perdarahan (BT) : 3 menit 30 detik
Masa pembekuan (CT) : 8 menit
Golongan darah : B (+)
Kimia Darah
GDS : 80 mg/dl
Urinalisa
Warna : kuning, jernih
Protein : (+) 2
Lekosit : (+) 3
Keton : (+) 2
Urobilinogen : (+) 1
Imunoserologi
HbsAg : Negatif

HIV : Non reaktif


A/ G3P2A0H2 Parturient aterm Kala 1 Fase Aktif + PEB
P/
-

Observasi kemajuan persalinan, nilai 4 jam lagi

Pasang IVFD D5% + syntocinon 5 UI + alinamin

1 amp 20 tetes/menit
-

Pasang DC (+)

Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr/iv

Metronidazole 2 x 500mg/iv

Nifedipine 3 x 1 tab

Pukul 16.00
S: Nyeri perut (+) hilang timbul, gerak janin (+), keluar
air air spontan, warna hijau kental dan berbau amis.
O: Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM
TD : 160/100 mmHg, N :82 x/i, R:22 x/i, T :36,2 OC
Abdomen: HIS 2 3x/30/S
Genitalia:
Inspeksi: VU tenang, PPV (-)
VT: Pembukaan tidak bertambah, tetap 7 cm.
A: G3P2A0H2 Parturient aterm Kala 1 Fase Aktif
memanjang + PEB
P: Sectio Caesaria atas indikasi Partus Tak Maju dengan
Preeklampsi Berat
Tanggal 25 Oktober 2014
Mulai operasi SC Pkl. 09.45
Selesai operasi SC, lahir bayi laki-laki, 2500 gr, PB:48
25 Oktober 2014
Nifas
Sesudah Operasi

cm
Pkl. 10.30 Pindah Keruang Nifas
S: kaki terasa kebas (+), nyeri bekas operasi diperut (+),
lemas (+), flatus (-), BAB (-) sejak selesai operasi ,
Mobilisasi (-)
O: Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM
TD : 110/80 mmHg, N :80 x/i, R:22 x/i, T :36,5 OC

Pemeriksaan Fisik
Kepala:
-

Mata: conjunctiva anemis: (+/+), sclera ikterik: (-/-),

palpebral edem (-/-)


-

Mulut: sianosis (-), pucat (+), bibir kering (+)

Leher: DBN
Thorak: DBN
Abdomen:
Inspeksi : tampak cembung, bekas operasi (+) masih di
verban
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi: supel (+) pembesaran hepar (-), lien (-), nyeri
epigastrium (-), TFU 2 jadi dbu, kontraksi baik.
Perkusi : timpani di seluruh lapang perut
Ekstremitas: Akral hangat (+), CRT <2 detik, Sianosis
(-), oedem tungkai (-) .
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Hb : 6,6 gr/dl
Leukosit : 22300/ul
Ht : 20%
Eritrosit : 2,3 juta/ul
Trombosit : 59000/ul
Netrofil segmen : 78%
Limfosit : 18%
Monosit : 4%
A: P3A0H3 Post Partum dengan SC atas indikasi Partus
Tak Maju dan Preeklampsi Berat + Anemia Sedang (Hb
6,6 gr/dl)
P :
-

IVFD D5% 20 tetes/menit


Ceftriaxone 2 x 1gr/iv

26 Oktober 2014

Metronidazole 3x500 mg/iv


Ketorolac 30mg iv/ 8 jam
Transfusi 4 Kolf PRC

S: kaki terasa kebas (+), nyeri bekas jahitan (+), flatus


(+), BAB (-), BAK (+), lemas (-), mobilisasi (+), keluar
darah dari kemaluan (+).
O: keadaan umum: baik, kesadaran: CM
TD : 100/60 mmHg, N :92 x/i, R:20 x/i, T :36,8 OC
Kepala:
-

Mata: conjunctiva anemis: (-/-), sclera ikterik: (-/-)

Mulut: sianosis (-), pucat (-), bibir kering (-)

Leher: DBN
Thorak: DBN
Abdomen:
Inspeksi : tampak cembung, bekas operasi (+) masih di
verban
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi: supel (+) pembesaran hepar (-), lien (-), nyeri
tekan epigastrium (-), TFU 3 jari dbu, kontraksi baik
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Ekstremitas: Akral hangat (+), CRT <2 detik, Sianosis
(-), oedem tungkai (-) .
Genitalia: vu tenang, PPV (-)
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Hb : 8,8 gr/dl
Leukosit : 18700/ul
Ht : 30%
Eritrosit : 3,6 juta/ul
Trombosit : 188000/ul
Netrofil segmen : 87%
Limfosit : 8%
Monosit : 5%

A: P3A0H3 Post Partum dengan SC atas indikasi Partus


Tak Maju dan Preeklampsi Berat + Anemia Ringan Post
Transfusi (4 Kolf)
P :

27 Oktober 2014

- IVFD D5% 20 tetes/menit


- Ceftriaxone 2 x 1gr/iv
- Metronidazole 3x500 mg/iv
- Ketorolac 30mg iv/ 8 jam
- Transfusi 1 Kolf PRC
S: kaki terasa kebas (-), nyeri bekas jahitan (+), perut
kembung (-), flatus (+), BAB (+), BAK (+), lemas (-),
mobilisasi (+), keluar darah dari kemaluan (+) sedikit.
O: keadaan umum: baik, kesadaran: CM
TD : 120/80 mmHg, N :82 x/i, R:22 x/i, T :36,5 OC
Kepala:
-

Mata: conjunctiva anemis: (-/-), sclera ikterik: (-/-)

Mulut: sianosis (-), pucat (-), bibir kering (-)

Leher: DBN
Thorak: DBN
Abdomen:
Inspeksi : datar, bekas operasi (+) masih di verban
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi: supel (+) pembesaran hepar (-), lien (-), nyeri
epigastrium (-), TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik
Perkusi : timpani di seluruh lapang perut
Ekstremitas: Akral hangat (+), CRT <2 detik, Sianosis
(-), oedem (-) .
Genitalia: vu tenang, PPV (-)
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Hb : 10,8 gr/dl
Leukosit : 9700/ul
Ht : 38%
Eritrosit : 4,8 juta/ul
Trombosit : 339000/ul

10

A: P3A0H3 Post Partum dengan SC atas indikasi Partus


Tak Maju dan Preeklampsi Berat + (Riw) Anemia + Post
Transfusi 5 Kolf
P :
Pasien boleh pulang
1.4.

Diagnosis
1. P3A0H3 Post Partum dengan SC atas indikasi Partus Tak Maju dan
Preeklampsi Berat
2. Riwayat Anemia
3. Post Transfusi 5 Kolf

1.5.

Rencana Tindakan
Sectio Caesearia atas indikasi Partus Tak Maju dengan Preeklampsi Berat

1.6.

Penatalaksanaan
Sebelum Operasi:
- IVFD D5% + syntocinon 5 UI + alinamin 1 amp 20 tetes/menit
- Pasang DC
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr/iv
- Metronidazole 2 x 500mg/iv
- Nifedipine 3 x 1 tab
Sesudah operasi:
-

IVFD D5% 20 tetes/menit


Ceftriaxone 2 x 1gr/iv
Metronidazole 3x500 mg/iv
Ketorolac 30mg iv/ 8 jam

11

BAB II
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
a.

Mengapa pasien ini didiagnosa PEB?


Pasien ini didiagnosa Preeklampsi Berat (PEB) berdasarkan definisi,

kriteria, dan riwayat perjalanan penyakit pasien.


Preeklampsi merupakan kelainan multisistem pada kehamilan dengan usia
kehamilan diatas 20 minggu, yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria,
dengan disertai edema maupun tidak. Kondisi ini dihubungkan dengan penurunan
volume plasma, hemokonsentrasi, dan peningkatan tahanan vaskular. Hal ini harus
dibedakan dengan hipertensi gestasional yang terjadi lebih sering dan selalu
muncul dengan gejala yang sama dengan preeklampsia, namun tanpa melibatkan
ginjal, sehingga tidak ditandai dengan proteinuria. Sedangkan pada pasien dengan
hipertensi kronik memberi gambaran adanya peningkatan tekanan darah sebelum
usia gestasi 20 minggu, sehingga meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia
berat/ eklampsia.1,2
Hipertensi pada preeklamsia berat didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik 160 mmHg atau diastolik 110 mmHg, yang diukur dua
kali dengan selang waktu 4 6 jam, dan kembali normal sebelum minggu ke 6
masa nifas.2
Proteinuria pada preeklampsia berat didefinisikan sebagai adanya protein
di dalam urin dalam jumlah 5 gram per 24 jam atau konsentrasi protein 5
gram (2+ dengan dipstik) dalam dua kali pengambilan urine acak dengan selang
waktu 4 6 jam, yang tidak menunjukkan tanda infeksi saluran kencing.2
Diagnosis preeklampsia berat ditegakkan pada wanita hamil >20 minggu
dengan salah satu kriteria berikut:3
1. Hipertensi dengan TD diastolik 110 mmHg atau TD sistolik 170 mmHg
dalam dua kali pengukuran dan proteinuria 3+.
2. Hipertensi dengan TD diastolik 100 mmHg atau TD sistolik 150 mmHg
dalam dua kali pengukuran dan proteinuria 2+ (0,3 g/ 24 jam) dan minimal
terdapat dua tanda berikut:

12

a. Nyeri epigastrik, muntah, nyeri hepar


b. Nyeri kepala, gangguan penglihatan, klonus otot ( 3 denyut)
c. Sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low
Platelets Count): jumlah trombosit < 100.000, SGPT > 50 IU/l.
d. Kreatinin > 100 atau bersihan kreatinin < 80.
Pada Os dengan usia kehamilan 41 42 minggu, dari anamnesa
didapatkan Os mengeluh sakit kepala. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 160/110 mmHg dengan riwayat hipertensi sebelum masa kehamilan yang
disangkal. Pada pemeriksaan laboratorium urinalisa didapatkan hasil proteinuria
2+. Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang tersebut
mendukung kriteria diagnosis Os yaitu Preeklampsi Berat.
b.

Apa faktor resiko PEB?


Wanita hamil cenderung dan mudah mengalami preeklampsia bila

mempunyai faktor faktor resiko sebagai berikut, dengan frekuensi dan tingkat
keparahan penyakit berurutan mulai dari yang tertinggi.2,4
1. Sindrom antibodi antifosfolipid
2. Penyakit ginjal
3. Riwayat preeklampsia/ eklampsia sebelumnya
4. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
5. Nulliparitas
6. Hipertensi kronik
7. Sesak napas
8. Kehamilan ganda/ multipel
9. Riwayat keluarga dengan CVD (penyakit jantung atau stroke, pada hubungan
2 tingkat keatas)
10. Obesitas
11. BMI tinggi ( 35 kg/m2) dan sindrom metabolik pada 6 bulan masa nifas
12. Diabetes mellitus dan resistensi insulin
13. Riwayat keluarga dengan preeklampsia (ibu kandung atau saudara kandung)
14. Usia <20 tahun untuk nullipara

13

15. Usia >40 tahun untuk multipara


16. Riwayat thrombophilia
17. Merokok
Berdasarkan anamnesa pada Os yang menjadi faktor resiko terjadinya
preeklampsi berat adalah riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, dan
riwayat dalam keluarga pernah menderita preeklampsia. Tidak didapatkan riwayat
medis khusus seperti diabetes mellitus, hipertensi kronik, dan penyakit ginjal.
c.

Bagaimana PEB dapat menyebabkan PTM?


Pada pasien dalam masa kehamilan ataupun masa nifas dengan onset akut,

preeklampsi

berat dengan TD sistolik dan/atau

diastolik

yang

tinggi

membutuhkan terapi anti hipertensi. Pilihan obat anti hipertensi adalah


hydralazine dan labetalol dengan efek kerja singkat, sedangkan untuk obat dengan
efek kerja yang lama digunakan metildopa, nifedipine, dan atenolol.1,5
Nifedipine merupakan derivat dihidropirin, golongan penghambat kanal
kalsium, memiliki afinitas yang lebih besar terhadap kanal kalsium vaskular
dibandingkan kanal kalsium dalam jantung. Konsentrasi kalsium intraseluler
memainkan peranan penting dalam mempertahankan tonus otot polos dan dalam
kontraksi miometrium. Kalsium memasuki sel otot melalui kanal kalsium sensitifvoltase (voltage-sensitive calcium channel) yang khusus. Pemicu ini melepaskan
kalsium dari retikulum sarkoplasma

dan mitokondria,

yang

kemudian

meningkatkan kadar kalsium sitosol. Antagonis kanal kalsium menghambat


gerakan kalsium masuk melalui kanal kalsium tipe-L dalam otot polos pembuluh
darah perifer, serta meningkatkan refluks kalsium dari dalam sel. Sehingga terjadi
penurunan kalsium bebas intraselluler yang mengakibatkan inhibisi fosforilase
MLCK (Miosin Light Chain Kinase) sehingga terjadi relaksasi miometrium.6
Nifedipine selain bekerja sebagai anti hipertensi, juga merupakan salah
satu agen tokolitik, bekerja menekan kontraksi uterus dan sering diindikasikan
untuk mencegah persalinan premature. Beberapa studi menyebutkan nifedipin
merupakan agen tokolitik yang banyak digunakan karena kerjanya lebih cepat

14

dengan waktu paruh lebih lama, aman dan lebih efektif dalam menghilangkan
prematur kontraksi dan memperpanjang masa kehamilan.7
Distosia atau partus tak maju secara literatur berarti persalinan yang sulit
dan dicirikan dengan proses persalinan lama yang abnormal. Abnormalitas ini
digolongkan dalam tiga kategori, yaitu powers kontraksi dan tenaga ibu,
passanger janin/ fetus, dan passage pelvis/ jalan lahir. Abnormalitas ini juga
digolongkan menjadi arrest of dilatation (pembukaan terhenti) dan arrest of
descente (penurunan kepala terhenti).
Pada kasus ini, Os mengalami partus tak maju yang disebabkan oleh faktor
powers dan terjadi arrest of dilatation yang dapat disebabkan oleh obat nifedipine
yang diminum oleh Os, menyebabkan hilangnya atau berkurangnya kontraksi
rahim.
d.

Bagaimana penatalaksanaan PEB?


Algoritma penatalaksanaan preeklampsia dijelaskan dalam bagan dibawah

ini:2

15

Gambar 1. Bagan algoritma tatalaksana preeklampsia 2

e.

Apakah usulan pemeriksaan penunjang untuk pasien?


Usulan pemeriksaan untuk pasien ini adalah sebagai berikut.1
1. Pemeriksaan Darah
a. Elektrolit
b. Blood Urea Nitrogen (BUN)
c. Kreatinin
d. Liver Function Tests (SGOT, SGPT)
e. Complete Blood Count (CBC)

16

f. Asam urat
g. Hitung platelets
h. Faktor koagulasi (PT, aPTT)
2. Pemeriksaan Urin
a. Sedimen urin
b. Protein 24 jam
c. Kreatinin 24 jam
3. Pemeriksaan Fetal
a. USG
b. Kardiotokografi
c. Profil biofisik
Pada pasien ini, pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah
pemeriksaan darah berupa darah lengkap, pemeriksaan urin berupa protein 24
jam, dan pemeriksaan fetal dengan USG dan Kardiotokografi. Didapatkan hasil
berupa proteinuria (2+) antepartum dan penurunan jumlah trombosit < 100.000
post partum. Tidak didapatkan tanda tanda fetal distress pada pemeriksaan USG
dan Kardiotokografi.

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Stead LG., Stead SM., Kaufman MS., Johnson NC., Feig RL. Complications

of Pregnancy. First Aid for the Obstetrics and Gynecology clearkship. Foxit
Software Company, 2004;109-13.
2. Uzan J., Carbonnel M., Piconne O., Asmar R., Ayoubi JM. Pre-eclampsia:

pathophysiology, diagnosis, and management. Dovepress: Vascular Health


and Risk Management, 2011;7:467-74.
3. Clarkson J. Clinical Guideline for the Management of a Woman with

Eclampsia and/or Severe Pre Eclampsia. Cornwall: Royal Cornwall Hospitals


NHS Trust, 2012.
4. Haram K., Mortensen JH., Nagy B. Genetic Aspects of Preeclampsia and the

HELLP

Syndrome

[Review

Article].

Journal

of

Pregnancy,

June

2014;2014:1-13.
5. Emergent Therapy for Acute Onset, Severe Hypertension with Preeclampsia

or Eclampsia [Committee Opinion]. Washington: American College of


Obstetricians and Gynecologists, 2011;118(514):1465-8.
6. Harvey RA., Champe PC. Antihipertensi. Farmakologi Ulasan Bergambar

Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2013; 262-3.


7. Nikbakht R., Moghadam MT., Ghaneee H. Nifedipine Compared to

Magnesium Sulfate for Treating Preterm Labor: A Randomized Clinical Trial.


Iran Journal Reproduction Med, February 2014;12(2):145-150.

Vous aimerez peut-être aussi