Vous êtes sur la page 1sur 30

REFERAT

TRAUMA THORAX
Oleh:
ALIFIA ASSYIFA

Anatomi Thorax

Definisi
Trauma thorax adalah luka atau cedera

mengenai rongga thorax yang dapat


menyebabkan
kerusakan pada dinding
thorax ataupun isi dari cavum thorax yang
disebabkan oleh benda tajam atau benda
tumpul dan dapat menyebabkan keadaan
gawat thorax akut.

Patofisiologi
Trauma thorax
Perubahan tekanan intrathorax

ventilasi

tidak adekuat
kegagalan ventilasi
hiperkarbia
Hipovolemi (kontusio, kolaps alveolus) dan
perubahan tekanan dalam intrathorax (tension)
kegagalan pertukaran gas di tingkat alveolar
hipoksia
Kegagalan
sirkulasi
akibat
perubahan
hemodinamik
hipoperfusi
jaringan
asidosis metabolik

Klasifikasi
Penetrating trauma
20-30% memerlukan torakostomi

Blunt trauma
<10% memerlukan torakostomi

Penetrating Trauma
Pneumothorax
Open pneumothorax
Closed (simple dan tension pneumothorax)

Hematothorax
Hematopneumothorax
Tracheo-bronchial rupture
Pericardiac tamponade

Blunt Trauma
Rib fracture
Pulmonary Contusion
Pneumothorax
Hematothorax

Pneumothorax
Pneumothorax diakibatkan masuknya udara

pada ruang potensial antara pleura visceral dan


parietal.
Adanya udara di dalam rongga pleura akan
menyebabkan
kolapsnya
jaringan
paru.
Gangguan ventilasi-perfusi terjadi karena darah
menuju paru yang kolaps tidak mengalami
ventilasi sehingga tidak ada oksigenasi.
Didapatkan suara nafas menurun pada sisi yang
terkena dan pada perkusi hipersonor.

Terapi terbaik pada pneumotoraks adalah


dengan pemasangan chest tube pada sela iga ke
4 atau ke 5, anterior dari garis mid-aksilaris.
Selang dada dipasang dan dihubungan dengan
WSD dengan atau tanpa penghisap, dan foto
toraks dilakukan untuk mengkonfirmasi

pengembangan kembali paru-paru.

Pneumothorax Terbuka
Adanya defek atau luka yang besar pada

dinding dada yang terbuka menyebabkan


pneumotorax terbuka.
Tekanan di dalam rongga pleura akan segera
menjadi sama dengan tekanan atmosfir. Jika
defek pada dinding dada mendekati 2/3 dari
diameter trakea maka udara akan cenderung
mengalir melalui defek karena mempunyai
tahanan yang lebih kecil.

Management
Menutup luka dengan kasa

steril yang diplester hanya


pada 3 sisinya saja.
Sesegera pasang chest
tube yang harus berjauhan
dari luka primer.
Evaluasi penderita dan
dilanjutkan
dengan
penjahitan luka.

Pneumothorax

Tension Pneumothorax
Berkembang ketika terjadi one-way-valve
(fenomena ventil), kebocoran udara yang berasal

dari paru-paru atau melalui dinding dada masuk


ke dalam rongga pleura dan tidak dapat keluar
lagi.
Udara yang masuk ke dalam rongga pleura yang
tidak dapat keluar lagi, maka tekanan di
intrapleural akan meninggi, paru-paru kolaps,
mediastinum terdorong ke sisi berlawanan dan
menghambat venous return, ini yang
mengakibatkan kematian serta akan menekan
paru kontralateral.

Manifestasi Klinis
Takipneu

Sianosis

Dispneu

Diaphoresis

Hipoksemia

Hipotensi

Hiperinflasi pada sisi dada

Hipovolemi

yang terkena trauma


Hiperresonansi pada sisi
dada yang trauma

Tracheal shifting

Management
Dekompresi sesegera

mungkin
Needle thoracostomy di
ICS 2 linea mid-clavicula
Treatment definitif:
Insersi chest tube di ICS 5,
antara linea anterior dan
mid-axillaris.

Tension Pneumothorax

Hematothorax
Adalah akumulasi darah yang berada di rongga
pleura.
Bila darah yang dikeluarkan secara cepat dari
selang dada sebanyak 1.500 ml, atau bila darah
yang keluar lebih dari 200 ml tiap jam untuk 2
sampai 4 jam, atau jika membutuhkan transfusi
darah terus menerus dan eksplorasi bedah harus
dipertimbangkan.
Hemotoraks masif ( >750 cc) yang terjadi kurang

dari satu jam setelah trauma adalah indikasi


untuk operasi.

Manifestasi klinis
Ditemukan suara nafas menghilang
Perkusi redup pada sisi dada yang terkena trauma
Syok
Dispnea
Takikardi
Takipnea
Diaphoresis
Hipotensi

Management
High flow O2
IV line 2 jalur
Mempertahankan tekanan darah sistolik 90-100
Evaluasi kelebihan cairan

Pertimbangkan thoracostomy

Monitoring untuk semua kasus perdarahan dalam

rongga toraks setelah pemasangan water sealed


drainage adalah sebagai berikut:
0-3 cc/Kg BB/ jam................................observasi
>3 - <5 cc/Kg BB/jam.....................observai ketat, bila
berturut turut dalam 3 jam.........operasi
3-5 cc/Kg BB/jam..................................operasi
Pembagian diatas didasarkan pada pembagian syok:
Kelas

% darah hilang dari total volume darah dalam

Volume darah dalam cc (volume darah 80cc/kg BB)

tubuh

15

< 750

II

30

75-1500

III

40

2000

IV

>40

> 2000

Hematothorax

Flail Chest
Segmen dinding dada tidak lagi mempunyai

kontinuitas dengan keseluruhan dinding dada.


Terjadi karena fraktur iga multiple pada dua atau
lebih tulang iga dengan dua atau lebih garis fraktur.
Didapatkan gerakan paradoksal dari dinding dada
pada inspirasi dan ekspirasi, Gerakan pernafasan
menjadi buruk dan toraks bergerak secara asimetris
dan tidak terkoordinasi. Palpasi gerakan pernafasan
yang abnormal dan krepitasi iga atau fraktur tulang
rawan membantu diagnosis. Dengan foto toraks
akan lebih jelas karena akan terlihat fraktur iga yang
multiple

Terapi pemberian ventilasi adekuat, oksigen

yang dilembabkan dan resusitasi cairan.


Bila tidak ditemukan syok maka ada kerusakan
parenkim paru pada flail chest, maka akan
sangat sensitif terhadap kekurangan ataupun
kelebihan resusitasi cairan.
Terapi
definitive
ditujukan
untuk
mengembangkan
paru-paru dan berupa
oksigenasi yang cukup serta pemberian cairan
dan analgesia untuk memperbaiki ventilasi.

Flail Chest

Contusio Paru
Kelainan yang paling sering ditemukan pada
golongan potentially lethal chest injury. Gagal

nafas dapat timbul perlahan dan berkembang


sesuai waktu.
Penderita dengan PaO2 <65 mmHg, SaO2<90%
harus dilakukan intubasi dan diberikan bantuan
ventilasi pada jam-jam pertama setelah trauma.
Penderita dengan penyakit paru kronis dan gagal
ginjal menambah indikasi untuk melakukan
intubasi lebih awal dan ventilasi mekanik.

Tamponade Jantung
Pericardium terisi darah baik dari jantung,
pembuluh darah besar maupun dari pembuluh

darah perikard.
Perikard manusia terdiri dari struktur jaringan
ikat yang kaku dan walaupun relatif sedikit darah
yang terkumpul dapat menghambat aktivitas
jantung dan mengganggu pengisian jantung,
mengeluarkan darah atau cairan perikard hanya
15 ml sampai 20 ml, melalui perikardiosintesis
dapat segera memperbaiki hemodinamik.

Diagnostik klasik adalah adanya Trias Beck yang


terdiri dari peningkatan tekanan vena, penurunan
tekanan arteri dan suara jantung menjauh.
Distensi vena leher tidak ditemukan bila penderita
mengalami hipovolemia. Pulsus paradoxus adalah
keadaan fisiologis dimana terjadi penurunan dari
tekanan darah sistolik selama inspirasi spontan. Bila
penurunan tersebut lebih dari 10 mmHg,
merupakan tanda lain terjadinya tamponade
jantung.
Tanda Kussmaul (peningkatan tekanan vena pada
saat inspirasi biasa) adalah kelainan paradoksal
tekanan vena dan menunjukkan adanya
temponande jantung.

PEA pada keadaan tidak ada hipovolemia dan


tension pneumothorax harus dicurigai adanya
temponande jantung. Pemasangan CVP dapat

membantu diagnosis.
Metode sederhana untuk mengeluarkan cairan
dari perikard adalah dengan perikardiosintesis.
Pemberian cairan infuse awal masih dapat
meningkatkan tekanan vena dan meningkatkan
cardiac output untuk sementara, disamping
melakukan
persiapan
untuk
tindakan
perikardiosintesis melalui subksifoid.

Vous aimerez peut-être aussi