Vous êtes sur la page 1sur 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan energi besar-besaran telah membuat manusia mengalami krisis energi, ini di
sebabkan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti minyak dan gas alam sangat
tinggi. Sebagaimana yg kita ketahui,bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yg
tidak dapat kita perbarui dan akan habis suatu saat. Untuk mengatasi krissi energi masa
depan beberapa alternatif sumber energi mulai dikembangkan, salah satunya ialah energi
matahari, energi

matahari biasa

digunakan

sebagai penerang dan

sumber panas

bagi

kehidupan sehari-hari namun ternyata energi matahari dapat dikembangkan menjadi


sumber energi lainnya.
Adapun faktor mengapa kita harus beralih ke energi alternatif ialah karena penggunaanya yg
meningkat setiap tahunnya dan cadangan yg semakin menipis.
Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi kehidupan di bumi, sumber energi yg dapat
langsung dirasakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari.Energi matahari juga dapat
disimpan dan dikonversi menjadi bentuk daya lain.Energi matahari merupakan salah satu energi
alternatif yg ramah lingkungan tidak menimbulkan polusi dan dapat diperbarui karena
ketersediannya yg terus menerus.

Manusia telah memanfaatkan energi matahari sejak manusia hadir di muka bumi, sekitar 5000
tahun lalu hingga saat ini baik sebagai penerang dan sumber panas dalam berbagai
kehidupan manusia, antara lain :
1.Sebagai sumber panas untuk mengeringkan cucian, pertanian laut dan industri.

1|Solar Thermal

2. Fotosyntesis

Proses fotosintesi menghasilkan oksigen yg diperlukan manusia dan makluk lain untuk
bernafas, dan fotosintesi juga menghasilkan sumber makanan bagi makluk hidup.

3. Manfaat bagi kesehatan

Salah satu penelitian membuktikan sinar matahari pagi sangat baik bagi kesehatan
yaitu matahari pagi antara pukul 09.00-10.00 dapat mengubah pro-vitamin D menjadi vitaminD yg baik bagi kesehatan gigi dan tulang. Pada waktu berkas sinar ultraviolet di saring di kulit,
ia mengubah simpanan kolestrol di kulit menjadi vitamin D. Berjemur di bawah sinar matahari
selama 5 menit menghasilkan 400 unit vitamin D.

4. Sumber energi fosil

2|Solar Thermal

Energi fosil yg sangat populer penggunaanya saat ini merupakan energi matahari yg tersimpan
pada fosil hewan dan tanaman yg telah membusuk jutaan tahun lalu. Pembusukan berlangsung
jutaan tahun ini menghasilkan minyak, batubara dan gas alam yg kita gunakan saat ini.
Energi Matahari Sebagai Energi Alternatif :
Pemanfaatan energi matahari sebagai energi alternatif untuk mengatasi krisis energy
khususnya kelangkaan akan minyak bumi sejak 1970-an mendapat perhatian yg cukup besar
dari berbagai dunia. Cahaya dan sinar matahari dapat dimanfaatkansebagai sumber energi
alternatif melalui teknologi sel surya/fotovoltaik dan thermal energy (Solar Thermal).

1.2

Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin di capai dalam penulisan makalah ini yaitu mampu memberikan pengetahuan
tentang pemanfaatan teknologi surya termal (solar thermal) antara lain :

1. Pemanas air rumah tangga / bangunan (Solar water heater)


2. Pengering hasil pertanian / perkebunan / kelautan (solar drying)
3. Penyuling air (Distilasi / desalinasi)
4. Pendinginan (solar cooling)
5. Memasak ( solar cooking)
6. Pembangkit listrik (Solar thermal power plant)
7. dan sebagainya

3|Solar Thermal

BAB II
PEMBAHASAN
Surya termal adalah teknologi konversi energi radiasi matahari menjadi energi panas /
termal dengan menggunakan alat pengumpul panas atau dikenal sebagai

kolektor

surya. Kolektor surya merupakan piranti utama dalam sistem surya termal yang berfungsi
mengumpulkan dan menyerap radiasi sinar matahari yang kemudian mengkonversinya menjadi
energi panas. Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor surya, sebagian cahaya
akan dipantulkan kembali ke lingkungan dan sebagian besar lagi akan diserap dan diubah
menjadi panas. Panas tersebut dipindahkan kepada fluida (air atau udara) yang bersikulasi di
dalam kolektor surya kemudian dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi yang membutuhkan panas.

Solar thermal menggunakan tenaga dari matahari secara langsung jadi harus di tempatkan di
daerah yang cukup besar radiasinya yang berpeluang paling besar adalah the South-Western
UnitedStates, Central and South America, North and Southern Africa,the Mediterranean
countries of Europe, the Middle East, Iran,and the desert plains of India, Pakistan, the former
Soviet Union, China and Australia. Walaupun Indonesia kurang memadai pada seluruh tempat
tetapi Indonesia juga mempunyai daerah yang cocok untuk solar thermal dan juga ketika sesudah
penelitian mendapat effisiensi yang cukup besar pemakaian di Indonesia dapat dilakukan.

Gambar 1 : Ketersediaan sumber energy panas dari radiasi matahari


4|Solar Thermal

Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang potensial untuk dikelola dan
dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber cadangan energi terutama bagi negara-negara yang
terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia, dimana matahari bersinar sepanjang tahun. Dapat
dilihat dari gambar di atas bahwa energi matahari yang tersedia adalah sebesar 81.000 TerraWatt
sedangkan yang dimanfaatkan masih sangat sedikit.
Berikut ini, adalah beberapa pemanfaatan / aplikasi sumber Energi panas (Solar Thermal) ;

2.1. Pemanas Air (Solar water heater)


Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat, baik untuk mandi maupun untuk alat
antiseptik pada rumah sakit dan klinik kesehatan. Penyediaan air panas ini memerlukan biaya
yang besar karena harus tersedia sewaktu-waktu dan biasanya untuk memanaskan digunakan
energi fosil ataupun energi listrik. Namun Dengan menggunakan pemanas air tenaga surya maka
hal ini bukan merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan dengan menyerap panas
matahari dengan menggunakan kolektor sehingga tidak memerlukan biaya bahan bakar.

Gambar 2 : Prinsip kerja Pemanas Air (Solar water heater)


CARA-KERJA
Pemanas air tenaga surya biasanya terdiri dari panel kolektor dan tangki yang dihubungkan
dengan dua pipa assesories. Panel kolektor dilengkapi dengan penutup kaca berfungsi sebagai
penangkap panas sinar matahari yang didalamnya tersusun rangkaian pipa tembaga sebagai jalur
air yang dibalut sirip absorber. Sedangkan tangki berfungsi sebagai "Thermos" (tempat
penyimpanan air berinsulasi) yang mampu menahan penurunan panas secara minimal. Pada saat
5|Solar Thermal

matahari bersinar, panel kolektor menangkap sinar matahari dan secara mekanis mengalirkan
panas dari sirip absorber ke pipa-pipa tembaga yang berisi air, sehingga suhu air didalamnya
perlahan meningkat. Panel solar memakai prinsip alamiah air "Thermosiphon". Thermosiphon
ialah prinsip pasif perpindahan panas dengan memanfaatkan proses alamiah konveksi-air.
Pada prakteknya, prinsip ini dimulai dari air yang berada pada panel kolektor mengalami
pemanasan dan akan bergerak ke sisi atas dan masuk ke dalam tangki. Pada saat bersamaan, air
di dalam tangki yang bersuhu rendah terdorong turun ke dalam panel kolektor. Pergerakan
perputaran air ini bergerak berkesinambungan sehingga terjadi sirkulasi air secara mekanis yang
mengakumulasi peningkatan suhu air didalam tangki. Pergerakan perpindahan antara air bersuhu
tinggi digantikan air bersuhu rendah dapat bergerak mekanis tanpa bantuan tambahan pompa.

2.2. Pengering hasil pertanian / perkebunan / kelautan (solar drying)


Energi surya dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan produk hasil pertanian,perikanan dan
sebagainya. Secara umum sebuah pengering surya terdiri atas kolektor surya yang berfungsi
menyerap sinar matahari dan ruang pengering yang merupakan tempat untuk produk yang akan
dikeringkan. Klasifikasi pengering surya secara umum adalah :
2.2.1. Pengering Surya Pasif dan Aktif Tipe Langsung
Pada pengering tipe langsung ini, panas dihasilkan karena adanya penyerapan energi matahari
oleh bagian dalam ruang pengering. Selain memanaskan udara, radiasi matahari juga
memanaskan produk yang dikeringkan. Sirkulasi udara pada pengering surya pasif tipe langsung
mengalir secara konveksi bebas, sedangkan pada pengering surya aktif tipe langsung udara
mengalir karena adanya fan atau blower (konveksi paksa).

Gambar 3 : Pemanas surya langsung pasif (kiri) dan aktif (kanan)

6|Solar Thermal

2.2.2. Pengering Surya Pasif dan Aktif Tipe Tidak Langsung


Sistem pengering tipe ini terdiri dari kolektor dan ruang pengering yang terpisah. Udara dari luar masuk
diantara kaca dan absorber. Udara menjadi panas karena terjadi perpindahan panas antara absorber ke
udara. Udara panas ini kemudian dialirkan ke dalam ruang pengering tempat produk berada dan
dikeluarkan melalui cerobong. Udara panas yang dihasilkan di kolektor dapat dialirkan dengan dua cara
yaitu konveksi bebas (pasif) dan konveksi paksa (aktif) dengan menggunakan blower.

Gambar 4 : Pengering surya tipe tidak langsung

2.2.3. Pengering Surya Pasif dan Aktif Tipe Gabungan


Sistem pengering tipe ini merupakan kombinasi dari tipe langsung dan tidak langsung. Prinsip
kerjanya hampir sama, radiasi matahari selain digunakan untuk memanaskan udara yang berada
di kolektor juga digunakan untuk memanaskan produk yang berada di ruang pengering.

2.3. Penyuling air (Distilasi / desalinasi)

Gambar 5 : Prinsip kerja Penyulingan air menggunakan panas matahari


7|Solar Thermal

Cara kerjanya adalah pada sebuah kolam yang dangkal, dengan kedalaman 25mm hingga 50
mm, ditututup oleh kaca. Air yang dipanaskan oleh radiasi matahari, sebagian menguap,
sebagian uap itu mengembun pada bagian bawah dari permukaan kaca yang lebih dingin. Kaca
tersebut dimiringkan sedikit 10 derajat untuk memungkinkan embunan mengalir karena gaya
berat menuju ke saluran penampungan yang selanjutnya dialirkan ke tangki penyimpanan.

2.4. Memasak / Kompor matahari (Solar Cooking)


Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas yang diterima dari
matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin cekung besar sehingga didapatkan panas
yang besar yang dapat digunakan untuk menggantikan panas dari kompor minyak atau kayu
bakar.

Gambar 6 : Mekanisme memasak menggunakan Kompor matahari

Untuk diameter cermin sebesar1,3 meter kompor ini memberikan daya thermal sebesar 800
watt pada panci. Dengan menggunakan kompor ini maka kebutuhan akan energi fosil dan energy
listrik untuk memasak dapat dikurangi.

8|Solar Thermal

2.5. Pendinginan (Solar Cooling)


Air conditioning adalah sistem pengaturan suhu dan kelembaban untuk kenyamanan thermal
manusia. Penggunaan sistem air conditioning yang semakin meningkat di berbagai pertokoan,
kantor-kantor, kendaraan pribadi, gedung sekolah dan kampus menjadi hal yang biasa dalam
kehidupan kita sehari-hari. Tren perkembangan penggunaan sistem air conditioning
menunjukkan perkembangan yang sangat pesat di seluruh dunia.

Sayangnya, konsumsi energi listrik pada sistem air conditioning konvensional relatif sangat
tinggi. Konsumsi energi listrik yang begitu besar menuntut daya listrik yang besar pula.
Mengingat bahwa listrik pada umumnya masih dihasilkan oleh bahan bakar fosil, penggunaan air
conditioning secara tidak langsung juga berkontribusi secara signifikan terhadap emisi gas rumah
kaca. Emisi gas rumah kaca menyebabkan peningkatan efek pemanasan global. Karena suhu
lingkungan makin panas, makin banyak industri dan rumah tangga yang menggunakan perangkat
AC dan menyebabkan emisi gas rumah kaca yang semakin banyak. Hal ini membuat siklus
emisi dan pemborosan energi yang tiada habisnya.

Mengingat bahwa menghambat laju penggunaan sistem air conditioning adalah hal yang nyaris
mustahil, diperlukan solusi ramah lingkungan untuk sebuah sistem air conditioning baik dari segi
proses maupun dari sumber energi yang digunakan. Solusi untuk masa depan untuk pemenuhan
energi yang berkelanjutan memerlukan sebuah sistem yang menggunakan energi terbarukan dan
sekaligus ramah lingkungan.

Salah satu sistem yang memiliki prospek kedepan dalam hal air conditioning dengan energy
terbarukan adalah sistem solar thermal cooling, pendinginan ruangan dengan menggunakan
panas matahari. Menghasilkan udara yang dingin dengan menggunakan panas matahari sekilas
tampak konyol. Pada umumnya matahari dikenal selama berabad-abad sebagai sumber panas.
Namun dengan menggunakan teknologi modern, ada beberapa proses thermal yang dapat
menggunakan energi panas matahari untuk menggerakkan suatu proses pendinginan.

9|Solar Thermal

Salah satu proses thermal yang dapat digunakan untuk menggerakkan proses pendinginan
adalah suatu proses refrigerasi yang dikenal sebagai absorption chilling. Secara umum, suatu
sistem refrigerasi bertugas untuk memindahkan energi panas dari suatu ruangan tertutup ke
lingkungan, agar suhunya lebih rendah dari suhu lingkungan.

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang:


2.5.1. Prinsip Umum Sistem Refrigerasi Modern
2.5.2. Perbedaan Proses Refrigerasi Konvensional dengan Sistem Solar Thermal Cooling
2.5.3. Keunggulan Utama Sistem Solar Thermal Cooling

5.1 Prinsip umum system refrigerasi modern

Gambar 7 : Tipe satu siklus gas dari kompresor refrigerator


Tentu saja secara alami energi panas hanya dapat berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah. Untuk terus menerus memindahkan energi panas dari ruangan yang dingin
ke lingkungan yang lebih panas diperlukan suatu sistem refrigerasi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa sistem refrigerasi harus memiliki bagian dingin dan bagian panas. Agar
ruangan menjadi lebih dingin, energi panas harus diserap dari dalam ruangan oleh bagian
dingin sistem refrigerasi dan dibuang melalui bagian panas sistem refrigerasi. Tentu saja
sesuai hukum ke-2 thermodinamika, tidak mungkin suatu siklus sistem apapun dapat bekerja
secara kontinu memindahkan energi panas dari bagian dingin ke bagian panas tanpa

10 | S o l a r T h e r m a l

memerlukan input energi dari luar. Pada penggunaan air conditioning, umumnya input energi ini
berupa energi listrik yang digunakan untuk menggerakkan kompresor mekanik.
5.2 Perbedaan Proses Refrigerasi Konvensional dengan Sistem Solar Thermal Cooling
Lalu dimanakah letak perbedaan antara sistem refrigerasi dengan listrik biasa dan dengan
panas matahari? Pada prinsipnya tidak ada perbedaan kecuali pada bagaimana fluida dapat
dinaikkan titik didihnya sehingga dapat mengembun (kondensasi) pada kondenser. Pada sistem
biasa yang menggunakan input listrik, titik didih ini dicapai dengan menggunakan kompresi
mekanik. Pada sistem pendingin yang menggunakan energi matahari, titik didih ini dicapai
dengan menggunakan kompresi thermal.
Bagaimanakah kompresi thermal bekerja? Kompresi thermal bekerja dengan menggunakan
kombinasi generator, absorber, pompa dan heat exchanger untuk menggantikan kerja kompresor.
Fluida yang praktis untuk digunakan adalah campuran air dengan LiBr. Fungsi dari penggunaan
larutan LiBr adalah untuk menaikkan titik didih dari air, namun menurunkan tekanan uap
saturasi dari air.
Fluida bersuhu dan tekanan rendah memasuki bagian dingin evaporator dan menguap dengan
menyerap energi panas dari lingkungan. Setelah melalui evaporator, uap fluida bersuhu dan
tekanan rendah memasuki absorber yang memiliki larutan yang rendah kadar airnya. Larutan ini
menyerap refrigerant dan bertambah kadar airnya. Proses penyerapan ini bersifat eksothermik
sehingga energi panas dibuang ke lingkungan pada proses ini. Larutan yang kadar airnya tinggi
dipompa sehingga larutan bergerak memasuki generator. Pada generator, energi di supply
dengan menggunakan energi panas matahari, sehingga uap air terbentuk pada tekanan yang
tinggi. Uap bertekanan tinggi ini diembunkan di kondenser sehingga melepas energi panas ke
lingkungan. air yang telah berkondensasi diturunkan tekanannya menggunakan expansion valves
lalu dikembalikan ke evaporator dan begitu siklus terus berlanjut. Pada proses ini, input energi
panas matahari pada generator menggantikan input energi listrik pada kompresor. Di sini
digunakan pompa juga untuk mengalirkan fluida namun dayanya jauh lebih kecil daripada daya
kompressor (dapat diabaikan). Penyerapan panas terjadi pada evaporator, sama dengan sistem
konvensional dan pembuangan panas terjadi pada absorber dan kondenser. Dengan
menggunakan sistem yang dikenal sebagai absorption chilling ini, energi listrik yang mahal

11 | S o l a r T h e r m a l

dapat digantikan oleh panas matahari menggunakan proses kompresi. Jika panas matahari sedang
tidak mencukupi dapat di backup juga dengan menggunakan pemanas gas.
5.3. Keunggulan Utama Sistem Solar Thermal Cooling
Keunggulan penggunaan energi matahari pada proses air conditioning adalah pada kesesuaian
kronologis antara waktu supply (penyediaan energi) dan pada waktu demand (permintaan energi)
yang terjadi pada saat yang bersamaan. Karena sumber panas utama adalah matahari, hari yang
sangat panas umumnya memiliki kebutuhan pendinginan yang besar namun memiliki input
energi matahari yang besar sebagai kompensasi. Begitu juga pada saat matahari sedang lemah
pancarannya maka kebutuhan pendinginan umumnya menjadi kecil juga. Karena waktu supply
dan demand yang hampir bersamaan maka tidak dibutuhkan tangki penyimpanan thermal yang
terlalu besar untuk mengatasi pengaruh musim. Hal ini memberikan sistem solar cooling
keuntungan ekonomis jika kita memiliki area yang cukup luas untuk kolektor matahari. Untuk
negara dengan empat musim sistem solar cooling pun dapat diubah menjadi solar heating pada
musim dingin.
Keuntungan lingkungan dari sistem solar cooling adalah bahwa tidak ada dampak lingkungan
dari penggunaan LiBr karena tidak menambah efek rumah kaca. Walaupun ada berbagai
permasalahan teknis dan ekonomis seperti butuhnya area kolektor yang cukup luas atau cuaca
yang tak terduga, hal ini bisa diatasi dengan berbagai teknik. Salah satu saja dari contoh
solusinya adalah dengan menggunakan kombinasi hybrid dengan sistem sumber energi gas alam,
ditambah dengan tangki thermal storage dan sistem insulasi yang baik, jika diperhitungkan
resiko emisi, keuntungan ekonomis dan energi tetap secara umum lebih baik jika dibandingkan
dengan menggunakan sistem yang berbasis listrik jaringan saja. Apalagi dengan makin
menipisnya persediaan bahan bakar fosil dunia, penggunaan energi matahari dan berbagai
sumber daya energi terbarukan lainnya akan memegang peranan yang semakin penting dalam
dinamika energi global.

12 | S o l a r T h e r m a l

2.6. Pembangkit listrik (Solar thermal power plant)


Prinsipnya hampir sama dengan pemanasan air hanya pada pembangkitan listrik, sinar
matahari diperkuat oleh kolektor pada suatu titik fokus untuk menghasilkan panas yang sangat
tinggi bahkan bisa mencapai suhu 3800C. Pipa yang berisi air dilewatkan tepat pada titik fokus
sehingga panas tersebut diserap oleh air di dalam pipa. Panas yang sangat besar ini dibutuhkan
untuk mengubah fase cair air di dalam pipa menjadi uap yang bertekanan tinggi. Uap bertekanan
tinggi yang di hasilkan ini kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang kemudian
akan memutar turbo generator untuk menghasilkan listrik.

Gambar 8 : Kolektor Pembangkit listrik Solar Thermal


Ada dua jenis kolektor yang biasa digunakan untuk pembangkitan listrik yaitu kolektor
parabolik memanjang dan kolektor parabolik cakram.

Gambar 9 : Kolektor parabolik memanjang

13 | S o l a r T h e r m a l

Gambar 10 : Kolektor parabolik cakram

Di California, Amerika Serikat, alat ini telah mampu menghasilkan 354 MW listrik. Dengan
memproduksi kolektor ini secara massal, maka harga satuan energi matahari ini di AS, sekitar Rp
100/KWh lebih murah dibandingkan energi nuklir dan sama dengan energy dari tenaga
pembangkit dengan bahan baku energi fosil.(Ivan A Hadar, 2005).
Di India dengan area seluas 219.000 meter persegi maka kolektor mampu menghasilkan listrik
sebesar 35-40 MW dengan rata-rata intensitas penyinaranya adalah sebesar 5.8 KWH per meter
persegi per hari.(Gordon Feller).
Kita dapat juga membangkitkan listrik langsung dari energi surya, yaitu dengan menggunakan
photovoltaic. Alat ini terbuat dari bahan semikonduktor yang sangat peka dalam melepaskan
elektron ketika terkena panjang gelombang sinar matahari tertentu. Akan tetapi alat ini masih
sangat mahal dan efisiensinya masih sangat rendah, yaitu sekitar 10%.
Pembangkitan listrik berdasarkan perbedaan tekanan pada gas juga bisa dilakukan, yaitu
dengan menggunakan chimney. Ini sebuah sistem tower yang terdiri turbin gas dan jalinan kaca
tertutup yang luas untuk memerangkap panas matahari.
Prinsipnya: sinar matahari akan menembus kaca dari alat ini kemudian memanaskan gas yang
terperangkap di bawah kaca. Gas suhu tinggi ini akan memasuki tower tertutup yang tingginya
bisa mencapai 1000 meter vertikal. Oleh karena perbedaan suhu gas pada permukaan bumi dan
1000 meter diatas permukaan bumi, maka gas akan mengalir ke atas melalui tower ini. Aliran
gas/udara tersebut akan memutar turbin gas. Skema sederhana dapat dilihat pada gambar
dibawah :

Gambar 11 : Skema sederhana pembangkitan listrik berdasarkan perbedaan tekanan


Pada gas.
14 | S o l a r T h e r m a l

Keuntungan dari penggunaan energi panas matahari antara lain:


Energi panas matahari merupakan energi yang tersedia hampir diseluruh bagian
permukaan bumi dan tidak habis (renewable energy).
Penggunaan energi panas matahari tidak menghasilkan polutan dan emisi yang berbahaya
baik bagi manusia maupun lingkungan.
Penggunaan energi panas matahari untuk pemanas air, pengeringan hasil panen akan dapat
mengurangi kebutuhan akan energi fosil.
Pembanguan pemanas air tenaga matahari cukup sederhana dan memiliki nilai ekonomis.

Kerugian dari penggunaan energi panas matahari antara lain:


Sistem pemanas air dan pembangkit listrik tenaga panas matahari tidak efektif digunakan
pada daerah memiliki cuaca berawan untuk waktu yang lama.
Pada musim dingin, pipa-pipa pada sistem pemanas ini akan pecah karena air di dalamnya
membeku.
Membutuhkan lahan yang sangat luas yang seharusnya digunakan untuk pertanian,
perumahan, dan kegiatan ekonomi lainya. Hal ini karena rapat energi matahari sangat rendah.
Lapisan kolektor yang menyilaukan bisa mengganggu dan membahayakan penglihatan,
misalnya penerbangan.
Sistem hanya bisa digunakan pada saat matahari bersinar dan tidak bisa digunakan ketika
malam hari atau pada saat cuaca berawan.
Penyimpanan air panas untuk perumahan bukan merupakan masalah, tetapi penyimpanan uap
air pada pembangkit listrik memerlukan teknologi yang sulit.

15 | S o l a r T h e r m a l

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Kesimpulan Dari uraian malakah yang sudah disampaikan di atas, ada beberapa kesimpulan
yang dapat kita ambil, yaitu:
1.1.1. Teknologi Solar Thermal Collector memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknologi
photo-voltaic dari berbagai segi, baik dari efisiensi alat maupun efektivitas dalam pengelolaan
energi surya.
1.1.2. Solar Thermal Collector memiliki banyak fungsi dan bisa diaplikasikan dalam berbagai
peralatan rumah tangga. Beberapa peralatan yang dapat menggunakan teknologi Solar Thermal
Collector adalah sebagai berikut : alat pemanas air, pembangkit listrik termal, alat pemanas
ruangan, alat masak (kompor), alat pengering hasil pertanian, alat distilasi air, dll.

3.2

Saran

1.2.1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperbaiki konstruksi kolektor secara
keseluruhan agar didapatkan effisiensi yang lebih tinggi dan dapat beroperasi pada intensitas
radiasi termal matahari yang relatif lebih rendah.
1.2.2. Jika produk ini bertarget pasar untuk kalangan menengah kebawah maka mereka gunakan
sebagai sumber alternatif yang tak akan habis dan jika produk ini digunakan untuk masyarakat
menengah ke atas maka bagi mereka sebagai alat untuk menghemat sumber daya alam di
Indonesia.
1.2.3. Pemerintah jangan pernah berhenti untuk memajukan dan memperjuangkan karya anakanak bangsa Indonesia di bidang inovasi teknologi agar menjadi teknologi bermanfaat secara
global yang diterapkan baik di dalam maupun luar negeri

16 | S o l a r T h e r m a l

Daftar Pustaka
1. http://www.p3tkebt.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=379:solarthermal&catid=159:teknologi&Itemid=487&lang=en
2. http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan-terbarukan/energi-surya/solar-thermal
3. http://panicatcampus.blogspot.com/2013/06/energi-matahari-solar-energy.html
4. http://www.slideshare.net/mavisiena/makalah-osn-pertamina
5.https://www.google.com/search?q=MAKALAH+ENERGI+ALTERNATIF+APLIKASI+PEM
BANGKIT+LISTRIK+TENAGA+SURYAhttps%3A%2F%2Ftranslate.google.com%2F%3Fhl
%3Den%26tab%3DTT&oq=MAKALAH+ENERGI+ALTERNATIF+APLIKASI+PEMBANG
KIT+LISTRIK+TENAGA+SURYAhttps%3A%2F%2Ftranslate.google.com%2F%3Fhl%3Den
%26tab%3DTT&aqs=chrome..69i57.3165j0j4&sourceid=chrome&es_sm=122&ie=UTF8#q=makalah+solar+thermal

17 | S o l a r T h e r m a l

Vous aimerez peut-être aussi