Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
/ 11030234207 / Kimia B 2011
/ 11030234211 / Kimia B 2011
Latar Belakang
Susu Kedelai
Kedelai
Ampas
Tahu
Kuantitatif
Nugget
Vitamin B1
Spektrofotometer
UV-Vis
Kualitatif
Perumusan Masalah
Berapa kadar vitamin B1 pada nugget ampas tahu dan
ampas susu kedelai ?
Your Description Goes Here
Tujuan
Manfaat
Memberikan informasi tentang kadar
vitamin B1 yang terkandung dalam
nugget ampas tahu dan ampas susu
kedelai.
Definisi Operasional
Ampas tahu adalah limbah proses pembuatan tahu,
sebagai limbah ampas tahu masih mengandung
protein dan serat kasar, sehingga mempunyai
potensi untuk digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan nugget.
Ampas susu kedelai adalah limbah padat hasil
pemerasan bubur kedelai yang masih mengandung
protein dan serat kedelai, sehingga mempunyai
potensi untuk digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan nugget.
Vitamin B1 adalah vitamin yang akan dianalisis
pada nugget ampas tahu dan ampas susu kedelai.
Asumsi
Pembatasan Masalah
KAJIAN PUSTAKA
Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan hasil sampingan dalam
pembuatan tahu yang meliputi perendaman kedelai,
penggilingan, pendidihan bubur kedelai dan
pengepresan (Tim Fatemeta IPB, 1981 dalam Yuliani,
2013).
Ampas tahu memiliki tekstur lembek dengan kadar air
yang tinggi serta hanya mampu bertahan selama 24
jam, setelah itu ampas tahu berangsur-angsur akan
mengeluarkan bau busuk atau membentuk unsur
NH3. NH3 ini disebabkan oleh protein yang mengalami
degradasi, sehingga dapat memecah molekul komplek
yaitu protein menjadi molekul yang lebih sederhana
Kandungan
Energi
414 kkal
Protein
26,6 gr
Lemak
18,3 gr
Karbohidrat
41,3 gr
Kalsium
19 mg
Fosfor
29 mg
Zat Besi
4 mg
Vitamin A
0 IU
Vitamin B1
0,2 mg
Nugget
Nugget merupakan produk olahan siap saji
yang telah berkembang dan diminati
masyarakat luas. Badan Standarisasi Nasional
(BSN) (2002) pada SNI. 01-6638-2002
mendefinisikan nugget sebagai produk olahan
yang dicetak dalam bentuk potongan empat
persegi, dimasak, dibuat dari campuran
daging giling yang diberi bahan pelapis tanpa
penambahan bahan makanan lain dan bahan
tambahan makanan yang diizinkan.
Metode fluorometri
dari tiokrom
Metode kolorimetri
Metode asidi
alkalimetri
Hidroklorida pada tiamin HCl dapat dititrasi dengan NaOH 0,1N dengan
menggunakan indikator brom timol biru.
Metode titrasi
bebas air
Tiamin HCl dalam asam asetat glasial dapat dtitrasi dengan asam
perklorat jika sebelumnya ditambahkan Hg asetat berlebihan. Kedua
atom nitrogen tertitrasi maka berat ekivalennya setara dengan setengah
Bmnya.
Metode
argentometri
Metode gravimetri
METODA ANALISA
Sasaran Percobaan
Sasaran dalam percobaan ini adalah nugget yang berasal
dari ampas tahu dan ampas susu kedelai.
Rancangan
Percobaan
Variabel
Percobaan
Sampel Percobaan
Sampel percobaan yang digunakan dalam praktikum ini adalah nugget
yang terbuat dari ampas tahu dan ampas kedelai yang telah siap
dimasak artinya nugget tersebut masih dalam kondisi mentah.
Alat
Bahan
Sampel berupa nugget ampas tahu dan ampas susu
kedelai, standar vitamin B1, aquades, HCl 0,1 N,
NaOH 15%, K3Fe(CN)6 1%, KI 20%, n-butanol, dan
kertas saring.
Prosedur Percobaan
1. Preparasi sampel (Pembuatan Nugget)
Ampas tahu dan / ampas susu kedelai
diletakkan dalam baskom yang telah berisi 2
butir telur, setelah itu diaduk hingga rata.
Kemudian dimasukkan ayam cincang, wortel,
brokoli, daun bawang, dan daun bombay
yang telah diiris halus, ditambah dengan
bumbu (bawang putih, garam, merica yang
telah ditumbuk halus). Setelah itu diaduk
hingga semua bumbu dan bahan tercampur
lalu diletakkan dalam cetakan yang telah diberi
minyak. Kukus adonan selama 40 menit.
Angkat adonan dari pengukus.
2. Ekstraksi Sampel
Nugget sebanyak 5 gram ditumbuk diatas
mortar menggunakan alu sampai lembut,
kemudian ditambahkan 0,1 N larutan HCl
sampai 10 kali lipat atau lebih. Selanjutnya
panaskan hingga 30 menit pada suhu 95C100C diatas penangas air dan usahakan selalu
diaduk. Setelah itu dinginkan dan kalau terjadi
partikel padat usahakan kontak dengan
cairannya. Selanjutnya encerkan dengan HCl 0,1
N kembali sampai volumenya mencapai 50 mL.
Lalu larutan sampel tersebut disaring dengan
kertas saring sampai dapat filtrat sampel.
HASIL PERCOBAAN
Analisis kualitatif
Analisis Kuantitatif
Pengulangan 1 (ditambahkan zat warna /
pengompleks K3Fe(CN)6)
Data percobaan standar vitamin B1
pengulangan 1
Standar
Absorbansi
2 ppm
4ppm
5ppm
1,242
1,502
1,506
pada
Kode
Sa
mp
el
AT 1
Volume
Abso
Berat
n-
samp
rba
butan
el
nsi
ol
(gra
(mL)
m)
3,412 10 mL
5,015
Kadar
tiamin
RataKadar
kadar
Vitam
kadar
mL n-
(mg/1
tiamin
in B1
Vitam
butanol
00g)
(mg/1
(%)
in B1
(mg)
2,48493
00g)
0,495
5,010
0,48912
0,0976
AS 1
1,773 10 mL
5,019
0,74465
0,1484
5,010
rata
tiamin
1,532 10 mL
1,626 10 mL
Kadar
dalam 10
AT 2
AS 2
rata
Rata-
0,58871
0,1175
(%)
49,5
0,2963
29,63%
9,76
14,8
0,13295
13,275%
11,75
Kadar tiamin
Kode
Sampel
Absor
Volume n-
Berat
dalam 7,5
ban
butanol
sampel
mL n-
si
(mL)
(gram)
butanol
(mg)
Kadar
tiamin
(mg/100
g)
Kadar
tiamin
dalam
sampel
(%)
AT 2
0,371
7,5 mL
5,010
0,541
0,1079
10,79
AS 2
0,199
7,5 mL
5,010
0,2903
0,579
5,79
PEMBAHASAN
Ekstraksi Sampel
Ekstraksi sampel dilakukan dengan menghaluskan nugget
kemudian diekstrak menggunakan HCl, selanjutnya dipanaskan
diatas penangas air pada suhu 95C-100C. Ekstraksi tiamin
hidroklorida dilakukan menggunakan HCl karena tiamin
hidroklorida akan lebih stabil dalam larutan HCl sehingga saat
dipanaskan tidak terjadi dekomposisi.
Setelah dipanaskan larutan sampel tersebut didinginkan, lalu
ditambahkan kembali 50 mL HCl dan diaduk hingga homogen,
selanjutnya disaring hingga didapatkan filtrat sampel. Tujuan
penambahan HCl kembali adalah untuk mengembalikan tiamin
yang sempat lepas karena pemanasan menjadi bentuk garamnya
Penambahan NaOH dilakukan untuk mengubah tiamin
hidroklorida menjadi basa bebasnya dengan melepaskan
molekul HCl. Selain itu, HCl juga berfungsi sebagai pemberi
suasana basa pada reaksi pembentukan tiokrom.
Uji Kualitatif
Uji A pada sampel nugget ampas susu kedelai juga negatif
sama halnya dengan nugget ampas tahu. Berikut reaski antara
tiamin dengan kalium ferisianida dalam suasana basa :
Pengulangan 1
Pada pengulangan 1, pemisahan tiamin pada larutan standar
dilakukan sama persis seperti pada sampel.
Persamaan garis yang diperoleh yaitu y = 0,09427 x + 1,07102
dengan regresi sebesar 0,9015.
Dari 5 standar hanya 3 standar yang diambil karena regresi
yang didapatkan terlalu kecil. Hal ini disebabkan absorbansi
yang diperoleh >1 sehingga faktor kesalahannya besar
(linearitas rendah) meskipun tren kurva standar mengikuti
hukum Lambert Beer.
Untuk sampel berkode AT memperoleh rata-rata kadar sebesar
0,2963 mg/100g dengan prosentase sebesar 29,63%,
sedangkan sampel yang berkode AS memperoleh rata-rata
sebesar 0,13295 mg/100g dengan prosentase sebesar 13,295%.
Pengulangan 2
Pada pengulangan yang kedua, tahap pemisahan senyawa tiamin
dilakukan sama seperti sampel, namun tidak ditambahkan kalium
ferisianida.
Persamaan garis yang diperoleh adalah y = 0,09139 x + 0,0000
dengan regresi sebesar 0,90280. Kurva standar pada pengulangan
2 ini menunjukkan ketidaksesuaian dengan hukum Lambert Beer
dimana semakin besar konsentrasi juga semakin besar absorbansi
(linear), namun yang terjadi kebalikannya yaitu semakin besar
konsentrasi semakin kecil absorbansinya.
Sampel yang digunakan pada pengulangan 2 ini adalah sampel
berkode AT 2 dan AS 2 yang masing-masing memperoleh kadar
tiamin yaitu sebesar 0,1079 mg/100g dan 0,579 mg/100g dengan
prosentase 10,79% dan 5,79%. Pada pengulangan 2 inilah data
sampel kami ambil untuk dibandingkan dengan syarat mutu
nugget yang telah ditetapkan.
Kesimpulan
Kadar vitamin B1 pada nugget ampas tahu diperoleh lebih
kecil dari kadar yang telah ditetapkan KEMENKES RI yaitu
0,1079 mg/100g. Sedangkan, kadar vitamin B1 pada nugget
ampas susu kedelai lebih kecil dibandingkan dengan kadar
vitamin B1 pada nugget ampas tahu yaitu 0,0579 mg/100g.
Metode spektrofotometer UV-Vis dapat digunakan untuk
menentukan kadar vitamin B1 pada daerah UV dan harus
menggunakan buffer karena senyawa tiamin hidroklorida
serapannya tergantung pada pH.
Penambahan kalium ferisianida lebih cocok digunakan saat
penentuan vitamin B1 menggunakan metode
spektrofluorometri
Saran
Penentuan kadar vitamin B1 dalam nugget
ampas tahu dan ampas susu kedelai dapat
dilakukan menggunakan metode
spektrofluorometri guna tercapainya hasil yang
lebih spesifik, selektif, dan terbaik. Selain itu,
dapat dicobakan uji kualitatif sebagai uji
pendahuluan menggunakan Bi(NO3)3 dan KI
5% serta Pb asetat 10% dan NaOH 6N.