Vous êtes sur la page 1sur 87

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
A; Definisi
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
B; Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor resiko yang
menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker
payudara.
Beberapa faktor resiko tersebut adalah:
1; Usia.
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko
terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2; Pernah menderita kanker payudara.
Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki
resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara.
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker
pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
3; Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker,
memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
4; Faktor genetik dan hormonal.
Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya
kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang mwanita

memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita


kanker payudara sangat besar.
Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara
adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2.
Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan
oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan.
Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel.
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika
tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya
meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah
mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
5; Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang
pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan
bertambahnya jumlah saluarn air susu dan terjadinya kelainan struktur
jaringan payudara (hiperplasia atipik).
6; Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah
usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah
hamil.
Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara.
Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita
yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun.
Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama.
Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko
menderita kanker payudara
7; Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.
Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang
tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum
diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil
dihentikan.

Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya
juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya
meningkat jika pemakaiannya lebih lama.
8; Obesitas pasca menopause.
Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan.
Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker
payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang
obes.
9; Pemakaian alkohol.
Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara.
10; Bahan kimia.
Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang
menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri
lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
11; DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki
resiko tinggi menderita kanker payudara.
12; Penyinaran.
Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada
masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
13; Faktor resiko lainnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan
kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa
meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
C; Patofisiologi
Kanker payudara berasal dari unsur epitel parenkim payudara. Kesatuan
fungsional terkecil payudara disebut lobulus, yang terbentuk oleh kelompokan
asinus dengan fungsi sekresi air susu dan struktur saluran keluarnya, yang

berukuran kecil disebut duktulus, yang lebih besar disebut duktus. Papila atau
puting susu adalah muara duktus ekskretorius bentuk lobus yang bercabang
dalam sekelompok lobulus. Kanker payudara yang berasal dari epitel asinus
dalam lobulus disebut Karsinoma Lobular sedangkan kanker yang berasal
dari epitel duktulus atau duktus disebut Karsinoma Duktal. Keganasan
setempat yang masih terbatas intra lobular atau intra duktal, belum ada
kerusakan membran basalis dalam asinus dan duktulus atau duktus, jadi belum
ada tanda invasi ke jaringan di luar lobulus atau duktus, merupakan tahap
awal karsinoma payudara. Pertumbuhan lebih lanjut dari masing-masing
keganasan tersebut tetap seperti keadaan semula atau menyebuk (invasif).
Jaringan di luar lobulus atau duktulus atau duktus. Pertumbuhan keganasan
yang tidak menyibuk kemana-mana disebut karsinoma invasif = karsinoma
insitu.
Karsinoma lobular maupun duktal baik bersifat invasif atau non invasif
yang berukuran kurang dari 0,5 cm (ada yang memakai patokan kurang dari 1
cm) disebut karsinoma payudara minimal (dini), secara klinik. Dan apabila
ditinjau dari populasi sel ganas, masa minimal terdeteksi tersebut diperkirakan
telah mencapai 30 doublings sehingga berbentuk 10 sel tumor ganas. Sel
tumor ganas mengadakan pembelahan secara tidak teratur dan diperkirakan
satu waktu doubling berkisar antara 30 sampai 200 hari atau lebih. Sehingga
status dini klinis tidak sama dengan status dini biologis. Apabila invasi tumor
ganas mencapai pembuluh limfe atau pembuluh darah, akan terjadi emboli sel
tumor ganas, sehingga akan memungkinkan penyebaran limfogen atau
hematogen baik regional atau metastasis jauh. Perjalanan penyakit lebih
lanjut secara klinis dinyatakan secara klinis T.N.M.
Staging (Penentuan Stadium Kanker)
Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan, follow-up
dan menentukan prognosis.
Staging kanker payudara (American Joint Committee on Cancer):

- Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di


dalam jaringan payudara yang normal
- Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum
menyebar keluar payudara
- Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm
tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
- Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5
cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
- Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain
atau perlengketah ke struktur lainnya; atau tumor dengan garis tengah lebih
dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
- Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit
payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening
di dalam dinding dada dan tulang dada
- Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding
dada, misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.
Selain stadium kanker, terdapat faktor lain yang mempengaruhi jenis
pengobatan dan prognosis:
1; Jenis sel kanker
2; Gambaran kanker
3; Respon kanker terhadap hormon
Kanker yang memiliki reseptor estrogen tumbuh secara lebih lambat dan
lebih sering ditemukan pada wanita pasca menopause.
4; Ada atau tidaknya gen penyebab kanker payudara.
D; Manifestasi klinik

Riwayat keluarga
Riwayat
Menarche
Menopause
KB
Obesitas post
denga
kanker
breast cancer
< 12 th
> 55 th
(estrogen)
menopause
payudara
sebelumnya
B Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan
biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit.
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.
Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut
dan tampak seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- Benjolan atau massa di ketiak
- Perubahan ukuran atau bentuk payudara

Kanker payudara

Anxietas

- Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)
- Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
Stadium tampak
0
Stadium I
- Payudara
kemerahan

Stadium II A

Stadium IIB

- Puting susu tertarik keGaris


dalamtengah
atau terasa
gatal Garis tengah
<
2 cm
2-5 cm .
- Nyeri
Terbatas
payudara
pada atau pembengkakan
salah satu payudara
payudara

Garis tengah
> 5 cm

Stadium IIIA

Stadium IIIB

Stadium IV

- Kulit di sekitar puting susu bersisik


Garis tengah >
5 cm

Infiltrasi keluar
payudara

Pada stadium lanjut bisaBelum


timbul
nyeri tulang, penurunan
berat badan, pembengkakan
lengan metastase
atau ulserasi
menyebar
Belum metastase
ke kulit. metastase ke
Belum
keluar payudara
ke kelj getah
kelj getah
kelj getah
metastase ke
Pathway
bening
bening
bening
kelj getah
bening
Genetik

Estrogen

Infiltrasi keluar
payudara dan dada

Kambuh
Diturunkan

Merangsang
perkembangan payudara
Stimulasi perkembangan
payudara abnormal
Sumber informasi
tidak jelas/ tindakan
invasif

Proses desak ruang


jaringan payudara

Pembesaran jaringan
payudara

Menekan saraf nyeri

Menstimuilasi reseptor nyeri


Ggn konsep diri
Mencapai SSP

Muncul sensasi nyeri

nyeri

Penatalaksanaan
E; Penatalaksanaan medis
Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya
hampir selalu
Mastektomi
meliputi pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan)
untuk

mengangkat

sebanyak

mungkin

tumor.

Terdapat
pilihandada
utama adalah mastektomi
Krisis
situasisejumlah pilihan pembedahan, Insisi
(pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-conserving (hanya

Anestesi

mengangkat
tumor
dan
jaringan
normal
di
sekitarnya).
Depresi medulla
Harga Diri
oblongata
Rendah
Stimulasi
Peningkatan
Kerusakan
Pembedahan breast-conserving
saraf nyeri
pajanan
integritas
mikroorganisme
kulitnormal
1; Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan
di sekitarnya

System
SistemGI
respirasi

Trauma
jaringan parsialResti
2; Eksisi luas
atau mastektomi
: pengangkatan tumor dan jaringan
infeksi
normal di sekitarnya yang lebih banyak
Pe ekspansi
Penumpukan
Pe motilitas
parusecret pada
usus
jalan
3; Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian payudara.
nafas
Nyeri
Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan
peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker.

Pola nafas
jalan
tak efektifBersihan
Konstipasi
Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi
nafas tak
efektif
penyinaran adalah kosmetik.
Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan
berlangsung tidak lama. Kulit tampak merah atau melepuh.
Mastektomi
1; Mastektomi simplek : seluruh jaringan payudara diangkat tetapi otot
dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk
menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi payudara lebih mudah
dilakukan jika otot dada dan jaringan lain dibawah payudara dibiarkan
utuh.
Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati kanker invasif yang

telah menyebar luar ke dalam saluran air susu, karena jika dilakukan
pembedahan breast-conserving, kanker sering kambuh.
2; Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar getah bening atau
modifikasi mastektomi radikal : seluruh jaringan payudara diangkat
dengan menyisakan otot dan kulit, disertai pengangkatan kelenjar
getah bening ketiak.
3; Mastektomi radikal : seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya
diangkat.
Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan, akan sangat
mengurangi resiko kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada
kelenjar getah bening di sekitarnya.
Ukuran tumor dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening
mempengaruhi pemakaian kemoterapi dan obat penghambat hormon.
Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya lebih kecil dari
1,3 cm bisa diatasi dengan pembedahan saja. Jika garis tengah tumor lebih
besar dari 5 cm, setelah pembedahan biasanya diberikan kemoterapi. Jika
garis tengah tumor lebih besar dari 7,6 cm, kemoterapi biasanya diberikan
sebelum pembedahan.
Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada dalam pengawasan
ketat dan tidak menjalani pengobatan atau segera menjalani mastektomi
bilateral (pengangkatan kedua payudara).
Hanya 25% karsinoma lobuler yang berkembang menjadi kanker invasif
sehingga banyak penderita yang memilih untuk tidak menjalani
pengobatan.
Jika penderita memilih untuk menjalani pengobatan, maka dilakukan
mastektomi bilateral karena kanker tidak selalu tumbuh pada payudara
yang sama dengan karsinoma lobuler.
Jika penderita menginginkan pengobatan selain mastektomi, maka
diberikan obat penghambat hormon yaitu tamoxifen.

Setelah menjalani mastektomi simplek, kebanyakan penderita karsinoma


duktal in situ tidak pernah mengalami kekambuhan.
Banyak juga penderita yang menjalani lumpektomi, kadang dikombinasi
dengan terapi penyinaran.
Kanker payudara inflamatori adalah kanker yang sangat serius meskipun
jarang terjadi. Payudara tampak seperti terinfeksi, teraba hangat, merah
dan membengkak.
Pengobatannya terdiri dari kemoterapi dan terapi penyinaran.
Rekonstruksi payudara
Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin
maupun jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya.
Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga
dilakukan di kemudian hari.
Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah dipertanyakan. Silikon
kadang merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi keras,
menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain itu, silikon kadang
masuk ke dalam laliran darah.
Kemoterapi & Obat Penghambat Hormon
Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera
setelah pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun.
Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka
harapan hidup penderita.
Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan dengan
kemoterapi tunggal. Tetapi tanpa pembedahan maupun penyinara, obatobat tersebut tidak dapat menyembuhkan kanker payudara.

Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka
terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang
sifatnya sementara.
Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat ondansetron.
Tanpa ondansetron, penderita akan muntah sebanyak 1-6 kali selama 1-3
hari setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi, tergantung
kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita.
Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi
dan perdarahan.
Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang.
Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai
terapi lanjutan setelah pembedahan.
Tamoxifen secara kimia berhubungan dengan esrogen dan memiliki
beberapa efek yang sama dengan terapisulih hormon (misalnya
mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan penyakit jantung serta
meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi tamoxifen tidak
mengurangi hot flashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat
menopause.
Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar
Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh
yang paling sering diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah
bening, otak dan kulit.
Kanker muncul pada bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun
atau bahkan berpuluh-puluh tahun setelah kanker terdiagnosis dan diobati.
Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi tidak menunjukkan
gejala biasanya tidak akan memperoleh keuntungan dari pengobatan.
Akibatnya pengobatan seringkali ditunda sampai timbul gejala (misalnya
nyeri) atau kanker mulai memburuk.
Jika penderita merasakan nyeri, diberikan obat penghambat hormon atau

kemoterapi untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.


Tetapi jika kanker hanya ditemukan di tulang, maka dilakukan terapi
penyinaran. Terapi penyinaran merupakan pengobatan yang paling efektif
untuk kanker tulang dan kanker yang telah menyebar ke otak.
Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada:
- kanker yang didukung oleh estrogen
- penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih dari
2 tahun setelah terdiagnosis - kanker yang tidak terlalu mengancam jiwa
penderita.
Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang berusia
40 tahun dan masih mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen
dalam jumlah besar atau kepada penderita yang 5 tahun lalu mengalami
menopause.
Tamoxifen memiliki sedikit efek samping sehngga merupakan obat pilihan
pertama.
Selain itu, untuk menghentikan pembentukan estrogen bisa dilakukan
pembedahan untuk mengangkat ovarium (indung telur) atau terapi
penyinaran untuk menghancurkan ovarium.
Jika kanker mulai menyebar kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun
setelah pemberian obat penghambat hormon, maka digunakan obat
penghambat hormon yang lain.
Aminoglutetimid adalah obat penghambat hormon yang banyak digunakan
untuk mengatasi rasa nyeri akibat kanker di dalam tulang. Hydrocortisone
(suatu hormon steroid) biasanya diberikan pada saat yang bersamaan,
karena aminoglutetimid menekan pembentukan hydrocortisone alami oleh
tubuh.

Kemoterapi yang paling efektif adalah cyclophosphamide, doxorubicin,


paclitaxel, dosetaxel, vinorelbin dan mitomycin C. Obat-obat ini seringkali
digunakan sebagai tambahan pada pemberian obat penghambat hormon.

Kanker pada stadium awal jarang menimbulkan gejala, karena itu sangat
penting untuk melakukan penyaringan.
Beberapa prosedur yang digunakan untuk penyaringan kanker payudara:
1; SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat
menemukan benjolan pada stadium dini.
Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi
wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk
melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi
wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara
rutin dilakuka setiap bulan (misalnya setiap awal bulan).
2; Mammografi.
Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan
daerah yang abnormal pada payudara.
Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun
untuk melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia
50 tahun keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.
3; USG payudara.
USG digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan
benjolan padat.
4; Termografi.
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada
payudara.

SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)


1; Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal,
ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan
perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada
puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari
puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
2; Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di
belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi
seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil
akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara,
terutama pada payudara bagian bawah.
3; Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah
cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan
ukuran dan kontur payudara.
4; Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan,
telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar
(membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi
luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu.
Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah
kulit.
Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara
mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
5; Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan
dari puting susu.
Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6; Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri
dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini,

payudara

akan

mendatar

dan

memudahkan

pemeriksaan.

Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan


bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan
penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.

F; Pencegahan
Banyak

faktor

resiko

yang

tidak

dapat

dikendalikan.

Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya
hidup

secara

umum

bisa

mengurangi

angka

kejadian

kanker.

Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih


mudah diobati dan bisa disembhan jika masih pada stadium dini.
SADARI, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai
prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini.
Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa
mengurangi resiko kanker payudara, yaitu tamoksifen dan raloksifen.
Keduanya

adalah

anti

estrogen

di

dalam

jaringan

payudara.

Tamoksifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan pada


penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara.
Obat ini bisa digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.
Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu
atau kedua payudara dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara

pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah
satu payudaranya telah diangkat karena kanker, wanita yang memiliki riwayat
keluarga yang menderita kanker payudara dan wanita yang memiliki gen p53,
BRCA1 atauk BRCA 2).
G; Pemeriksaan fisik
Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain faktor
estrogen dan progesteron maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan di
saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin, yaitu setelah menstruasi lebih
kurang satu minggu dari hari pertama menstruasi.
Penderita diperiksa dengan bagian atas terbuka :
1; Posisi tegak (duduk)
2; Penderita duduk dengan tangan jatuh bebas kesamping, dan
pemerisa berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi.
Pada ispeksi dilihat : simetri payudara kanan kiri , kelainan papila, letak
dan bentuknya, adakah retraksi putting susu, kelainan kulit, tanda-tanda
radang, peau d orange, dimpling, ulserasi dan lain-lain.
3; Posisi baring
4; Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar
rata di atas lapangan dada ; jika perlu bahu/ punggung dengan bantal kecil
pada penderita-penderita payudaranya yang sakit. Palpasi ini dilakukan
dengan mempergunakan palang distal dan falang medial jari II, III, IV dan
dikerjakan secra sistematis mulai dari kranial setingi iga ke-2 sampai ke
distal setinggi iga ke-6.
5; Menetapkan keadaan tumornya
1;

Lokasi tumor menurut kwadran di payudara atau teletak di daerah

sentral (subareoral dan dibawah papil).


2;

Ukuran tumor, konsistensi, batas-batas tumor tegas atau tidak

tegas.
3;

Mobilitas tumor terhadap kulit dan m.pektoralis atau dinding dada.


6;

7;
H; Kemungkinan diagnosa
Pre operasi
1; Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri berhubungan dengan proses desak ruang
jaringan payudara.
2; Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah berhubungan dengan
pembesaran jaringan poayudara.
3; Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi
Post operasi
1; Gangguan rasa nyaman nyeri (post op) berhubungan dengan diskontinuitas
jaringan
2; Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan insisi jaringan
3; Resti infeksi berhubungan dengan pemajanan luka insisi terhadap
lingkungan luar
4; Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan depresi medulla
oblongata.
5; Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan jumlah
sekret
6; Pola nafas tak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
7; Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus
8; Gangguan body image berhubungan dengan krisis situasi
.

I; Nursing Care Plan


No
Diagnosa
1.
Bersihan jalan nafas
tak efektif

Tujuan
Setelah diberikan asuhan

Mandiri

Intervensi

Rasional

keperawatan diharapkan klien

1; Catat perubahan upaya dan pola bernafas 1;Penggunaan otot interkostal/abdominal

berhubungan dengan memiliki bersihan jalan nafas

dan pelebaran nasal menunjukkan

peningkatan jumlah

yang efektif dengan kriteria hasil2; Observasi penurunan ekspansi dinding

peningkatan upaya bernafas

sekret

dada dan adanya/peningkatan fremitus

- Menunjukkan hilangnya

3; Catat karakteristik bunyi nafas

dispnea

3;Karakteristik dapat berubah tergantung

paten dengan bunyi nafas

pada penyebab/etiologi gagal pernafasan

bersih
kesulitan

sehubungan dengan akumulasi cairan,


edema, dan sekret dalam seksi lobus

- Mempertahankan jalan nafas

- Mengeluarkan sekret tanpa

2;Ekspansi dada terbatas atau tak sama

4;Pengumpulan sekresi mengganggu


4; Bantu dengan batuk/nafas dalam, ubah

ventilasi atau edema paru

posisi dan penghisapan sesuai indikasi

- Menunjukkan perilaku untuk


memperbaiki/mempertahanka Kolaborasi
n bersihan jalan nafas

1; Berikan oksigen lembab, cairan IV

1;Kelembaban menghilangkan dan


memobilisasi sekret dan meningkatkan
transpor oksigen

2; Berikan terapi aerosol, nebuliser


ultrasonik

2;Pengobatan diberikan untuk mengirim


oksigen/bronkodilatasi/kelembaban
dengan kuat pada alveoli dan untuk
memobilisasi sekret
3;Meningkatkan drainase/eliminasi sekret

3; Bantu dengan fisioterapi dad, contoh

paru ke dalam sentral bronkus

drainase postural, perkusi dada/vibrasi


sesuai indikasi
2.

Gangguan rasa

Setelah di lakukan asuhan

Mandiri

nyaman nyeri (post op)keperawatan di harapkan pasien1; Catat umur dan berat pasien, masalah

1; Pendekatan pada manajemen sakit

berhubungan dengan dapat mengontrol dan

medis/psikologis yang muncul kembali,

pasca operasi berdasarkan pada factor-

diskontinuitas jaringan mengurangi nyeri, dengan

sensifitas idiosinkratik analgesik dan

faktor variasi multiple.

kriteria hasil :

proses intra operasi. (mis : ukuran/lokasi

- Mengatakan bahwa rasa sakit

insisi penggantian saluran, zat-zat

telah terkontrol/di hilangkan.


- Tampak santai.

anastesi ) yang di gunakan


2; Kaji tanda-tanda vital, perhatikan taki

- Dapat beristirahat atau tidur.

kardia, hipertensi, dan peningkatan

- Ikut serta dalam aktifitas

pernapasan, bahkan jika pasien

seuai kemampuan..

2; Sediakan informasi mengenai


kebutuhan/efektifitas intervensi.

menyangkal adanya rasa sakit.


3; Evaluasi rasa sakit secara regular (mis :
setiap 2 jam x 12) catat karakteristik,

3; Dapat mengindikasikan rasa sakit akut


dan ketidaknyamanan.

lokasi dan intensitas (skala 0-10 ).


4; Lakukan reposisi sesuai petunjuk.

4; Mungkin mengurangi rasa sakit dan


meningkatka sirkulasi

5; Dorong penggunaan tekhnik relaksasi,

5; Lepaskan tegangan emosional dan otot ;

mis : latihan napas dalam, bimbingan

tingkatkan perasaan kontrol yang

imajinasi, visualisasi.

mungkin dapat meningkatkan

Kolaborasi :

kemampuan koping.

1; Analgesik IV (setelah mengulangi catatan 1; Analgesik IV akan dengan segera


anestesi untuk kontraindikasi dan/atau

mencapai pusat rasa sakit,

menyebabkan analgesia) ; menyediakan

menimbulkan penghilangan yng lebih

analgesia setiap saat dengan dosis

efektif dengan obat dosis kecil.

penyelamat yang intermiten

Pemberian IM akan memakan waktu


lebih lama dean keefektifanya
bergantung kepada tingkat dan absorbsi
sirkulasi.

2; Analgetik dikontrol pasien (ADP).

2; Penggunaan ADP mengharuskan


instruksi secara detail pada metode
penggunaanya dan harus di pantau
secara ketat namun dianggap sangat
efektif dalam mengatasi rasa sakit pasca
operasi dengan jumlah narkotik yang
sedikit.

3; Anestesi lokal, misalnya blok epidural.

3; Analgesik mungkin di injekskan ke


dalam lokasi operasi atau saraf ke
lokasi yang mungkin tepat terlindung
pada pascaoperasi yang segera untuk
mencegah penyakit.

3.

Kerusakan

integritasSetelah di lakukan asuhan

Mandiri

jaringan berhubungankeperawatan di harapkan pasien1; Beri penguatan pada balutan


dengan insisi jaringan dapat
Kriteria hasil :

1; Lindungi luka dari perlukaan mekanis

awal/pengantian sesuai indikasi.Gunakan

dan kontaminasi. Mencegah akumulasi

tekhnik aseptic yang ketat.

cairan yang dapat menyebabkan

- Mencapai penyembuhan luka

ekskoriasi.

- Mendemonstrasikan tingkah 2; Secara hati-hati lepaskan perekat.

2; Mengurangi resiko trauma kulit dan

laku/tekhnik untuk

gangguan pada luka.

meningkatkan kesembuhan 3; Gunakan sealant atau barier kulit sebelum 3; Menurunkan resiko terjadinya trauma
dan untuk mencegah

perekat jika di perlukan.Gunakan perekat

kulit atau abrasi dan memberikan

komplikasi.

yang halus/silk (hipoalergik atau perekat

perlindungan tambahan untuk kulit atau

Montgoumery/elastis untuk membalut luka

jaringan yang halus.

yang membutuhkan pergantian balutan


yang sering ).
4; Periksa tegangan balutan. Beri perekat
pada pusat insisi ke tepi luar dari balutan 4; Dapat menggangu atau membendung
luka. Hindari menutup pada seluruh

sirkulasi pada luka sekaligus bagian

ekstremitas.

distal dari ekstremitas.

5; Periksa luka secara teratur catat


karakteristik dan integritas kulit.

5; Pengenalan akan adanya kegagalan


proses penyembuhan
luka/berkembangnya komplikasi secara
dini dapat mencegah terjadinya kondisi

Kolaborasi :

yang lebih serius.

1; Berikan es pada daerah luka jika di


butuhkan.

1; Menurunkan pembentukan edema yang


mungkin menyebabka tekanan yang
tidak dapat di identifikasi pada luka
selama periode pasa operasi tertentu.

2; Irigasi luka ; bantu dengan melakukan


debridemen sesuai kebutuhan.

2; Membuang jaringan nekrotik/luka


eksudat untuk meningkatkan
penyembuhan.

4.

Gangguan body imageSetelah di lakukan asuhan

Mandiri

berhubungan

1; Berikan waktu untuk mendengar masalah 1; Memberikan minat dan perhatian ;

krisis situasi

dengankeperawatan selama 1 x 60
menit di harapkan pasien dapat

dan ketakutan pasien dan orang

memberikan kesempatan untuk

menerima keadaanya/harga diri

terdekat.diskusikan persepsi diri pasien

memperbaiki kesalahan konsep

yang kuat, dengan kriteria hasil :

sehubungan dengan antisipasi perubahan

- Menyatakan masalah dan

dan pola hidup khusus.

menunjukkan yang sehat


untuk menghadapinya.
- Menyatakan penerimaan diri
pada situasi dan adaptasi

2; Kaji stress emosi pasien.identifikasi

2; Perawat perlu menyadari apakah arti

kehilangan pada pasien/orang

tindakan ini terhadap pasien untuk

terdekat.dorong pasien untuk

menghindari tindakan kurang hati-

mengekspresikan dengan tepat.

hati/terlalu menyendiri. Tergantung

terhadap perubahan pada citra

pada alas an pembedahan (contoh

tubuh/tubuh.

kanker atau pendarahan jangka


panjang) wanita merasa takutr atau
bebas. Ia merasa takut tak mampu

memenuhi peran reproduksi dan


mengalami kehilangan
3; Berikan informasi akurat,kuatkan
informasi yang di berikan sebelumnya.
4; Ketahui kekuatn individu dan identifikasi
perilaku koping positif sebelumnya.
5; Berikan lingkungan terbuka pada pasien
untuk mendiskusikan masalah seksualitas.

3; Memberikan kesempatan pada pasien


untuk bertanya dan mengasimilasi
informasi.
4; Membantu dalam membuat kekuatan
yang telah ada bagi pasien untuk di
gunakan dalam situasi saat ini
5; Meningkatkan saling berbagi
keyakinan/nilai tentang subjak sensitive
dan mengidentifikasi kesalahan

Kolaborasi

konsep/mitos yang dapat

1; Rujuk konseling professional sesuai

mempengaruhi penilaian situasi.

kebutuhan

1; Mungkin memerlukan bantuan untuk


atasi perasaan kehilangan.

5.

Pola nafas tak efektifSetelah diberikan asuhan

Mandiri

berhubungan

1; Pantau TTV secara terus-menerus

penurunan
paru

dengankeperawatan diharapkan klien


ekspansimemiliki pola nafas yang efektif

1;Meningkatnya pernafasan,
takikardi/bradikardi menunjukkan

dengan kriteria hasil :

kemungkinan adanya hipoksia

- Menetapkan pola nafas yang 2; Auskultasi suara napas. Dengarkan adanya 2;Kurangnya suara nafas adalah indikasi
normal
- Tidak terdapat sianosis dan

mengi, crow, dan atau keheningan selesai


ekstubasi

adanya obstruksi oleh mukus.


3;Dilakukan untuk memastikan efektifitas

tanda-tanda hipoksia lainnya 3; Observasi frekuensi dan kedalaman


pernafasan, perluasan rongga dada,

pernafasan sehingga upaya


memperbaiki dapat segera dilakukan

retraksi/pernafasan cuping hidung, warna


kulit, dan aliran udara
4; Letakkan pasien pada posisi yang sesuai,
tergantung pada kekuatan pernafasan dan
jenis pembedahan
5; Observasi pengembalian fungsi otot,
terutama otot-otot pernafasan

4;Elevasi kepala dan posisi miring akan


mencegah terjadinya aspirasi dari
muntah.
5;Setelah pemberian obat-obat relaksasi
otot selama masa intraoperatif,
pengembalian fungsi otot pertama kali
terjadi pada diafragma, otot-otot
interkostal, dan laring yang akan diikuti
dengan relaksasi kelompok otot-otot
utama

Kolaborasi
1; Berikan tambahan oksigen sesuai
kebutuhan

1; Dilakukan untuk meningkatkan


pengambilan oksigen yang akan diikat
oleh Hb yang menggantikan tempat gas
anastesi dan mendorong pengeluaran
gas tersebut melalui zat-zat inhalasi
2; Narkan akan mengubah induksi
narkotik yang menekan SSP dan

2; Berikan obat-obatan IV seperti nalokson


(narkan) atau doksapram (dopram)

Dopram menstimulasi gerakan otot-otot


pernafasan

3; Dilakukan tergantung pada penyebab


depresi pernafasan atau jenis
3; Berikan/pertahankan alat bantu

pembedahan, selang endotrakeal

pernafasan (ventilator)

mungkin tetap pada tempat dan


penggunaan mesin bantu pernafasan
dipertahankan untuk jangka waktu
tertentu

6.

Konstipasi

Setelah di lakukan asuhan

Mandiri

berhubungan dengan keperawatan di harapkan pasien1; Auskultasi bising usus. Perhatikan distensi1; Indikator adanya perbaikan ileus,
penurunan motilitas

memiliki pola defekasi yang

usus

normal dengan kriteria hasil :


-

Menunjukan bunyi

abdomen, adanya mual muntah.


2; Bantu pasien untuk duduk pada tempat

mempengaruhi pilihan intervensi.


2; Ambulasi dini membantu merangsang

tidur dan jalan.

fungsi intestinal dan mengembalikan

usus/aktifitas peristaltic
aktif.
-

peristaltic.
3; Dorong pemasukan cairan adekuat ;

3; Meningkatkan perlunakan feses, dapat

Mempertahankan pola

termasuk sari buah, bila pemasukan peroral

eliminasi biasanya.

di mulai.
4; Berikan rendam duduk.
Kolaborasi :
1; Batasi pemasukan peroral sesuai indikasi.

membantu merangsang peristaltic.

4; Meningkatkan relaksasi otot,


meminimalkan ketidaknyamanan.
1; Mencegah mual/muntah sampai
peristaltic kembali (1-2 hari).

2; Perhatikan selang NGT sesuai indikasi.

2; Mungkun di pasang pada pembedahan


untuk dekompresi lambung.
3; Bila peristaltic mulai, pemasukan

3; Berikan cairan jernih/banyak di


kembangkan menjadi makanan halus
sesuai toleransi.

makanan dan minuman meningkatkan


kembalinya eliminasi usus normal.
4; Meningkatkan pasase flatus.

4; Gunakan selang rektal ; lakukan kompres


hangat pada perut, bila tepat.
5; Meningkatkan pembentukan/pasase
5; Berikan obat, contoh pelunak feses,

pelunakfeses.

minyak mineral, laksatif sesuai indikasi

7.

Resti infeksi

Setelah diberikan asuhan

berhubungan dengan keperawatan klien tidak

Mandiri
1; Tetap pada fasilitas kontrol infeksi,

pemajanan luka insisi mengalami infeksi akibat


terhadap lingkungan

komplikasi penyakit, dengan

luar.

kriteria hasil: Kriteria hasil :


- Mengidentifikasi factor-faktor

1; Tetapkan mekanisme yang di rancang


untuk mencegah infeksi.

2; sterilisasi, dan prosedur/kebijakan


aseptic.

2; Benda-benda yang di paket mungkun


tampak steril, meskipun demikian,
setiap benda harus secara teliti di

risiko individu dan intervensi

periksa kesterilanya, adanya kerusakan

untuk mengurangi potensial

pada pemaketan, efek lingkungan pada

infeksi.

paket dan teknik pengiriman Sterilisasi

- Pertahankan lingkungan

paket/tanggal kadaluarsa, nomor lot/seri

aseptic yang aman.

harus di dokumentasikan jika perlu.

- Mencapai penyembuhan luka


tepat waktu bebas eksudat

3; Peningkatan SDP akan


3; Fasilitasi penggunaan alat .

purulen dan tidak demam

mengindikasikan adanya infeksi di


mana prosedur operasi akan
mengurangi atau munculnya infeksi
sistemik/organ. Di mana mungkuin
dapat menyebabkan kontra indikasi dari
prosedur pembedahan dan/atau anestesi.
4; Gangguan pada intregitas kulit atau
dekat dengan lokasi operasi atau sumber

4; Ulangi studi laboratorium untuk


kemungkinan infeksi istemik

kontaminasi luka..
5; Kontaminasi dengan lingkungan/kontak
personal akan menyebabkan daerah

5; Periksa kulit untuk memeriksa adanya


infeksi yng terjadi.

yang steril menjadi tidak steril sehingga


dapat meningkatkan resiko infeksi
1; Dapat di gunakan pada intra operasi
untuk mengurangi jumlah bakteri pada

Kolaborasi :

lokasi dan pembersihan luka debris, mis

1; Lakukan irigasi luka yang banyak.

: tulang, jaringan iskemik, kontaminan


usus, toksin.
2; Identifikasi segera tipe-tipe organisme

infeksi dengan pewarnaan Gram, yang


memungkinkan di perlukanya
2; Dapatkan spesimen kultur/pewarnaan
Gram.

pengobatan yang sesuai pada waktu


identifikasi yang lebih khusus melalui
kultur dapat di peroleh dalam waktu
beberapa hari/jam
3; Dapat di berikan secara profilaksis bila
di curigai terjadinya infeksi atau
kontaminasi.

3; Berikan antibiotik ssuai petunjuk.

BAB II
TINJAUAN KASUS
Kasus 25
Klien Ny. H 53 th masuk RS sejak kemarin, anda melakukan pengkajian tanggal 10 Agustus 2005. dari data rujukan RS daerah
sebelumnya klien terdiagnosa ca mammae stadium III B. Keluhan utama saat pengkajian nyeri pada bagian payudara yang sakit,
skala nyeri 5, dan klien menyatakan nafsu makan menurun karena mual. Mengeluh badan lemas sudah 1 pekan. Status obstetricG4 P4
AO. Klien makan 3x/hari. Menghabiskan porsi makannya hanya dari yang disediakan. Terpasang DC 200 cc sejak 3 jam. BAK
1x/hari lunak. Lingkar mata tampak hitam, konjungtiva pucat, mengantuk, sesekali menguap, mata agak kemerahan. Dan tampak
lesu. BB sekarang 37 kg, TB 144 cm, Hb 8,9 gram%. Klien mengeluh susah tidur memikirkan penyakitnya dan rencana opreasi
mastektomo radikal oleh dokter. TD 100/70 mmHg, nadi kuat 86x/menit, RR 24x/menit, T 37,0 C. Dari pemeriksaan payudra
didapat, mammae kanan terbalut kassa dengan rembesan darah. Bau tidak sedap.
Soal A
1; Buat NCP sesuai dengan data yang ada !
2; Bagaimana dengan implementasi dan evaluasi terkait !
JAWABAN :
1; Rencana NCP pada klien
A Pengkajian
;

Data Subyektif

1; Identitas pasien
Nama

: Ny H

Umur

: 53 tahun

2; Keluhan Utama

: Nyeri pada bagian payudara yang sakit, skala nyeri 5

3; Riwayat kesehatan sekarang : Ca mamae stadium III B


4; Riwayat Obstetri
a; Riwayat Kehamilan : G4P4A0
5; Keluhan yang dirasakan :
Klien mengeluh susah tidur memikirkan penyakitnya dan rencana operasi mastektomi radikal oleh dokter.
Klien menyatakan nafsu makan menurun karena mual.
Mengeluh badan lemas sudah 1 pekan.
;

Data Obyektif
1; Pemeriksaan Umum
a; Kedaan umum

: lemas dan tampak lesu

b; Tekanan darah

: 100/70 mm Hg

c; Nadi

: 86 x/mnt

d; RR

: 24 x/menit

e; Suhu

: 37 oC

f; Tinggi Badan

: 144 cm

g; Berat badan

: 37 kg

2; Pemeriksaan fisik
Mata : lingkar mata tampak hitam, konjungtiva pucat, mengantuk, mata agak kemerahan.
Payudara : mammae kanan terbalut kassa dengan rembesan darah, bau tidak sedap.
3; Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hb : 8,9 gram %
B Analisa Data
No
1

Data

Etiology
Proses desak ruangNyeri

Data Subyektif

Klien mengeluh nyeri padajaringan payudara


bagian payudara yang

sakit

Klien mengtakan skala nyeri 5

Data objektif
2.

_
Data subjektif
Klien mengeluh sussah tidur
memikirkan penyakitnya dan rencana
mastektomi radikal oleh dokter.

Krisis situasional

Cemas

MK

Data objektif

3.

Tekanan darah

: 100/70 mm Hg

Nadi

: 86 x/mnt

Data subyektif

Penurunan intake perResiko

Klien

nafsuoral

menyatakan

kurang

daripemenuhan

makan menurun karena mual. kebutuhan

kurang

Klien mengeluh badan lemas

kebutuhan

tinggi
nutrisi
dari

sudah 1 pekan.
Data objektif

Klien

menghabiskan

porsi

makan dari yang disediakan.

4.

BB 37 kg

TB 144 cm
Data subyektif

Pemajanan

mikroorganisme

Data obyektif

erhadapResiko tinggi infeksi

Dari

pemeriksaan

payudara

didapt mammae kanan terbalut

kassa dengan rembesan darah.

Bau tidak sedap.

C Prioritas masalah
1; Nyeri
2; Cemas
3; Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
4; Resiko tinggi infeksi

D Diagnosa keperawatan
a; Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan proses desak ruang jaringan payudara
b; Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan terapinya
c; Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan intake per oral kurang dari
kebutuhan.
d; Resiko tinggi infeksi berhbungan dengan pemajanan terhadap mikroorganisme luar.
E Perencanaan

No
Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman; nyeri

Tujuan
Setelah di lakukan asuhan

Intervensi

Rasional

Mandiri

berhubungan dengan proses

keperawatan di harapkan pasien - Catat umur dan berat

desak jaringan payudara

dapat mengontrol dan

pasien, masalah

sakit pasca operasi berdasarkan

mengurangi nyeri, dengan

medis/psikologis yang

pada factor-faktor variasi

kriteria hasil :

muncul kembali, sensifitas

multiple.

- TTV normal

idiosinkratik analgesik

- TD : 120/80 mmHg

dan proses intra operasi.

- RR : 24x/menit

(mis : ukuran/lokasi insisi

- N : 80x/menit

penggantian saluran, zat-

- T : 37,5 oC

zat anastesi ) yang di

- Mengatakan bahwa rasa sakit

- Pendekatan pada manajemen

gunakan

telah terkontrol/di hilangkan. - Kaji tanda-tanda vital,


- Tampak santai.

perhatikan takikardia,

- Dapat beristirahat atau tidur.

hipertensi, dan

- Dapat menerapkan tehnik

peningkatan pernapasan.

relaksasi untuk mengurangi - Evaluasi rasa sakit secara


nyeri
- Ikut serta dalam aktifitas

regular (mis : setiap 2 jam - Perubahan TTV merupakan


x 12) catat karakteristik,

indikator nyeri.

seuai kemampuan..
- Klien mampu

lokasi dan intensitas


(skala 0-10 ).

mendemonstrasikan terapi
farmakologis seperti
meminum obat sesuai

- Lakukan reposisi sesuai


petunjuk.

indikasi

- Dapat mengindikasikan rasa


sakit akut dan
ketidaknyamanan.

- Dorong penggunaan
tekhnik relaksasi, mis :

- Mungkin mengurangi rasa sakit

latihan napas dalam,

dan meningkatka sirkulasi.

bimbingan imajinasi,

Posisi semi fowler dapat

visualisasi.

mengurangi tegangan otot


abdominal dan otot punggung
arthritis.

- Lepaskan tegangan emosional


dan otot ; tingkatkan perasaan
kontrol yang mungkin dapat
meningkatkan kemampuan
koping.
Kolaborasi :
Berikan narkotik / analgesik Memberikan penghilang
sesuai indikasi

ketidaknyamanan/nyeri dan
memfasilitasi tidur, partisipasi
pada terapi pascaoperasi.

2.

Cemas berhubungan dengan

Setelah diberikan tindakan

kurangnya pengetahuan tentang keperawatan diharapkan


penyakit dan terapinya

Mandiri
1; Pantau TTV

1; Peningkatan denyut jantung,

kecemasan klien berkurang atau

nadi, nafas dan perubahan

bahkan menghilang dengan

suhu merupakan indikator

kriteria hasil :

adanya suatu kecemasan

1; Klien mampu
mengungkapkan
perasaannya.

2; Membantu pasien dalam


2; Berikan kesempatan pada
klien untuk

membangun kepercayaan
terhadap tenaga kesehatan

2; Klien mengetahui tindakantindakan


keperawatan/pengobatan
yang akan dilalui

mengungkapkan
perasaannya
3; Dorong diskusi terbuka
tentang tumor,

3; Membantu klien untuk


meningkatkan kemandirian
dalam pengambilan keputusan

pengalaman orang lain. 4; Meningkatkan pengetahuan


klien tentang penyakit yang
4; Memberikan penyuluhan
3; Klien mengetahui tindakan
yang akan dilakukan di
rumah untuk mencegah
komplikasi
4; Kecemasan berkurang di
tunjukkan dengan wajah

prognosis penyakit dan


terapinya.
5; Berikan informasi yang

N : 80 x/menit

5; Klien mengutarakan cara


mengantisipasi kecemasan

kompleks/informasi yang
menimbulkan ansietas dapat
diberikan dalam jumlah yang

dan jika diminta oleh

dapat dibatasi setelah periode

klien/orang terdekat

yang diperpanjang.
6; Untuk mengetahui

stabil :
TD : 110/80 mmHg

5; Informasi yang

akurat sesuai kebutuhan

tenang, rileks dan TTV


;

dialami

kemampuan memecahkan
6; Identifikasi mereka yang

masalah yang efektif,

beresiko terhadap

meningkatkan motivasi, dan

ketidakberhasilan

meningkatkan sistem

penyesuaian

pendukung yang positif

6; Klien merasa senang atas

7; Perasaan dekat dengan Tuhan

kehadiran teman-temannya
7; Klien lebih mendekatkan
diri pada Tuhan

dapat meningkatkan
7; Berikan dorongan
spiritual

kemampuan klien dalam


mengurangi kecemasan
8; Keluarga merupakan support
sistem yang utama bagi klien

8; Libatkan keluarga dalam


melakukan perawatan
Zat-zat anti cemas berguna untuk
periode yang singkat untuk
Kolaborasi

membantu pasien/orang terdekat

Berikan anticemas/hipnotik dalam mengurangi ancietas ke

3.

Pemenuhan nutrisi kurang dari

Setelah diberikan asuhan

kebutuhan berhubungan dengan keperawatan klien tercukupi


penurunan intake per oral kurang kebutuhan nutrisinya.

sesuai indikasi misalnya,

tingkat yang dapat diatasi,

diazepam (valium),

memberikan kesempatan untuk

flurazepam (dalmane),

memulai kemampuan koping

lorazepam (ativan)
Mandiri

klien

- Pantau masukan setiap hari - Mengidentifikasi kekurangan


nutrisi atau kebuuhan terapi.

dari kebutuhan

Dengan kriteria hasil:


- klien mengahabiskan porsi

- Ukur tinggi badan, berat

- Membantu dalam identifikasi

badan dan ketebalan kulit

malnutrisi protein kalori,

makanannya dan makan 3 x

trisep (pengukuran

khususnya bila berat badan dan

sehari

antropometrik lainnya

pengukuran antropometri kurang

sesuai indikasi)

dai normal.

- BB kembali normal
( 40 43 kg)

- Kontrol faktor lingkungan


- Lingkungan dapat mengurangi
- Ciptakan suasana makan
yang menyenangkan.
- Identifikasi pasien yang
mengalami mual

rasa mual dan muntah.


- Meningkatkan seleramakan
klien.
- Mual atau muntah psikogenik
terjadi sebelum kemoterapi
mulai secara umum tidak
berespon terhadap antiemetik.

Kolaborasi :
Berikan diet tinggi

- Memberikan nutrien yang cukup

karbohidrat dan tinggi

untuk memperbaiki energi,

protein dan kemudian

mencegah penggunaan otot,

masukkan cairan adekuat,

meningkatkan regenerasi

jaringan ayau penyembuhan,


dan keseimbangan elektrolit

4.

Resiko tinggi terhadap infeksi

Setelah diberikan asuhan

berhubungan dengan pemajanan keperawatan klien tidak


terhadap mikro organisme.

mengalami infeksi akibat

Mandiri
- Tetap pada fasilitas kontrol - Tetapkan mekanisme yang di

komplikasi penyakit, dengan

infeksi, sterilisasi, dan

rancang untuk mencegah

kriteria hasil: Kriteria hasil :

prosedur/kebijakan aseptic. infeksi.

- Mengidentifikasi factor-faktor - Fasilitasi penggunaan alat


risiko individu dan intervensi
untuk mengurangi potensial
infeksi.
- Pertahankan lingkungan
aseptic yang aman.
- Mencapai penyembuhan luka
tepat waktu bebas eksudat

secara steril..
- Benda-benda yang di paket
mungkin tamak steril, meskipun
demikian, setiap benda harus
secara teliti di periksa
kesterilanya, adanya kerusakan
pada pemaketan, efek

purulen dan tidak demam

lingkungan pada paket dan


teknik pengiriman Sterilisasi
paket/tanggal kadaluarsa, nomor
lot/seri harus di dokumentasikan
- Periksa kulit untuk

jika perlu.

memeriksa adanya infeksi - Gangguan pada intregitas kulit


yng terjadi misalnya

atau dekat dengan lokasi operasi

dengan pengkajian REEDA atau sumber kontaminasi luka.


(Redness, Edema,

Menggunting/bercukur secara

Ekimosis, Discharge,

berhati-hati adalah imperatif

Approximately).

untuk mencegah abrasi dan

- Identifikasi gangguan pada penolehan pada kulit.


teknik aseptic dan atasi

- Kontaminasi dengan

dengan segera pada waktu

lingkungan/kontak personal

terjadi.

akan menyebabkan daerah yang

Kolaborasi :

steril menjadi tidak steril


sehingga dapat meningkatkan

- Lakukan irigasi luka yang


banyak.

resiko infeksi.
- Dapat di gunakan pada intra

operasi untuk mengurangi


jumlah bakteri pada lokasi dan
pembersihan luka debris, mis :
tulang, jaringan iskemik,
- Dapatkan spesimen
kultur/pewarnaan Gram.

kontaminan usus, toksin.


- Identifikasi segera tipe-tipe
organisme infeksi dengan
pewarnaan Gram, yang
memungkinkan di perlukanya
pengobatan yang sesuai pada
waktu identifikasi yang lebih
khusus melalui kultur dapat di
peroleh dalam waktu beberapa
hari/jam.
Dapat di berikan secara

- Berikan antibiotik ssuai


petunjuk.

profilaksis bila di curigai


terjadinya infeksi atau
kontaminasi.

Dari evaluasi lebih lanjut didapatkan data :


Masih tampak lingkaran hitam disekitar matanya. Klien akan mencoba minum susu hangat sebelum tidur agar mempermudahnya
terlelap. TD 110/80 mmHg, RR20 x/menit, N 80 x/menit. Klien dapat mendemonstrasikan cara tekhnik nafas dalam untuk
mengurangi nyeri, skala nyeri 4. klien mencoba untuk tidur tetapi tidak bisa terlelap karena panas dan ramai oleh pengunjung pasien
lainnya. Klien menyatakan paling suka sayur sop tetapi di RS jarang disediakan. Keluarga klien menyatakan dapat menyediakan
makanan kesukaan klien agar klien mau makan banyak. Saat penggantian balutan tampak mammae seperti bunga kol, perdarahan dan
nanah (+), bau (+). Klien tidak dapat menggerakkan tangan kanannya karena nyeri. Klien tampak menyendiri dan jarang terlibat
percakapan dengan klien lainnya ataupun pengunjung yang mengunjunginya.
Soal B
1; Apakah terdapat Dx keperawatan baru ?
2; Bagaimana dengan prioritas Dx keperwatan anda bila ada Dx barii dan buat NCPnya !
Jawaban

A Analisa data
No
1

Data
Data subyektif

Masalah keperawatan
Menarik diri

_
Data obyektif
Klien tampak menyendiri dan jarang terlibat
percakapan dengan klien lainnya ataupun
pengunjung yang mengunjunginya.
B Prioritas masalah
1; Menarik diri
2; Nyeri
3; Resiko tinggi infeksi
4; pemenuhan nutrisi kurang dari nutrisi
C Diagnosa keperawatan
1; Gangguan konsep diri : Menarik diri berhubungan dengan krisis situasional
2; Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri berhubungan dengan proses desak jaringan payudara ( Stadium III B )

3; Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pemajanan terhadap mikroorganisme.


4; pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan intake per oral kurang dari kebutuhan
No watan
1. Gangguan Rasa Nyaman : Setelah
Nyeri berhubungan

Tujuan
dilakukan

keperawatan

Intervensi
asuhanMandiri

Rasionalisasi

diharapkan klien; Tentukan adanya lokasi; Mengidentifikasi

dengan proses desak ruang mampu mengontrol nyeri yang

dan

jaringan payudara.

ketidaknyamanan.

dibuktikan dengan
1; Mengidentifikasi

sifat

kebutuhan-

kebutuhan khusus dan intervensi


yang tepat

dan

menggunakan

intervensi; Berikan kompres panas; Memberi

untuk

mengatasi

ketidaknyamanan
tepat
2; Mengungkapkan
berkurangnya nyeri

dengan

anastesia

local,

lembab diantara 380-

meningkatkan vasokonstriksi dan

43,20C

20

mengurangi

menit, 3-4 x/hari setelah

vasodilatasi

selama

edema

dan

24 jam pertama
; Kaji
tentukan

nyeri
adnya

tekan
dan; Meningkatkan

kenyamanan,

frekuensi atau intensitas

meningkatkan rasa control, dan

after pain. Perhatikan

kembali memfokuskan perhatian..

faktor-faktor pemberat

; Catat umur dan berat


masalah; Pendekatan pada manajemen rasa

pasien,

medis/psikologis

yang

mungkin

muncul

kembali,

sensitivitas

sakit pasca operasi berdasarkan


pada

faktor-faktor

variasi

multiple.

idiosinkratik analgesik
dan proses intra operasi
yang digunakan.
; Tentukan
dan

karakteristik

lokasi

perhatikan

nyeri,
isyarat

verbal dan non verbal; Klien mungkin tidak secara verbal


seperti

meringis

gerakan

dan

melindungi

atau terbatas
.
; Kaji tanda-tanda vital.

melaporkan

nyeri

dan

ketidaknyamanan secara langsung.

; Dapat mengidentifikasi rasa sakit


dan ketidaknyamanan.

; Ubah posisi klien.

; Merilekskan ototdan mengalihkan


perhatian dari sensori nyeri,
; Berikan

informasi

mengenai

sifat

meningkatkan kenyamanan.
; Untuk memahami penyebab nyeri.

ketidaknyamanan.
Kolaborasi
; Berikan

analgesik; Untuk mencegah rasa sakit..

sesuai dengan indikasi.

2. Gangguan Konsep Diri :

Setelah

diberikan

asuhan; Dorong pertanyaan saat; Kehilangan

payudara

Harga Diri Rendah

keperawatan diharapkan klien

ini dan harapan yang

menyebabakan reaksi, termasuk

berhubungan dengan

mampu

akan datang.

perasaan

pembesaran jaringan

; Mempunyai

koping

yang

perubahan

gambaran

diri, takut jaringan parut, dan takut

payudara.

efektif

reaksi

; Menerima kondisinya

pasangan

terhadap

perubahan tubuh.
; Identifikasi

masalah; Dapat

menyatakan

peran sebagai wanita,

pandangan

istri, ibu, wanita karir

berubah.

diri

bagaimana

pasien

telah

dan sebagainya.
; Dorong pasien untuk; Kehilangan bagian tubuh dam
mengekspresikan

menerima

perasaan mis : marah,

seksual

bermusuhan

kehilangan yang membutuhkan

dan

berduka.

kehilangan
menambah

hasrat
proses

penerimaan sehingga pasien dapat


membuat rencana untuk masa
depan.

; Yakinkan

perasaan

masalah

pasangan

sehubungan
aspek

/; Respon negative yang diarahkan

dengan

seksual,

pada pasien dapat secara actual


menyatakan

masalah

pasangan

dan

tentang rasa sedih pasien, takut

memberikan informasi

kanker / kem atian, kesulitan

dan dukungan.

dalam

menghadapi

perubahan

kepribadian / perilaku pasien, atau


ketidakmampuan untuk melihat
area operasi.

3. Cemas berhubungan

Setelah

dilakukan

asuhan; Catat tingkat stres dan; Mengidentifikasi kesiapan klien

dengan kurangnya

keperawatan diharapkan pasien

apakah

prosedur

/pasangan

informasi

paham

direncanakan atau tidak

informasi

tentang

prosedur

yang

tindakan

dibuktikan; Berikan

dengan:

untuk

informasi

akurat dengan istilah-; Memberikan

Klien mengerti beberapa

menerima

istilah sederhana

informasi

dan

mengklarifikasi kesalahsn konsep.

istilah tentang prosedur

Memberikan kesempatan untuk

Klien

mengevaluasi pemahaman klien

mampu

terhadap situasi.

menggambarkan
prosedur operatif secara; Gambarkan
sedarhana

pra

prosedur; Inpormasi memungkinkan klien

operatif

jelas,dan

dengan

mengantipasi

berikan

memahami alasan intervensi atau

rasional dengan tepat


; Berikan

kejadian

dan

tindakan

lingkungan; Waktu dan privasi diperlukan

perhatian, keterbukaan

untuk

dan penerimaan juga

diskusi perasaan tentang antisipasi

privasi

kehilangan

/orang

untuk

pasien
terdekat.

Anjurkan bahwa orang

memberikan

Komunikasi
pertanyaan

dan

dukungan,

masalah

terapeutik

lain.
dan

terbuka,

terdekat ada kapanpun

mendengarkan

diinginkan.

memudahkan proses ini.

; Diskusikan
rehabilitasi
pembedahan

peran; Rehabilitasi
setelah

dan
adalah

sebagainya
komponen

terapi penting untuk memenuhi


kebutuhan fisik, social, emosional,
dan vokasional sehingga pasien
dapat mencapai tingkat fisik dan
fungsi emosi sebaik mungkin.

B. POST OPERASI
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan
1. Gangguan rasa nyamanSetelah di lakukan asuhan

Intervensi
Mandiri

Rasional

nyeri

(post

berhubungan

op)keperawatan di harapkan pasien ; Catat umur dan berat; Pendekatan pada manajemen sakit
dengandapat mengontrol dan

diskontinuitas jaringan

pasien,

masalah

mengurangi nyeri, dengan

medis/psikologis

kriteria hasil :

muncul

- Mengatakan bahwa rasa sakit

sensifitas idiosinkratik

telah terkontrol/di hilangkan.

analgesik dan proses

yang

factor-faktor variasi multiple.

kembali,

- Tampak santai.

intra operasi. (mis :

- Dapat beristirahat atau tidur.

ukuran/lokasi

- Ikut serta dalam aktifitas

penggantian

seuai kemampuan..

pasca operasi berdasarkan pada

insisi
saluran,

zat-zat anastesi ) yang


di gunakan
; Kaji tanda-tanda vital,; Sediakan
perhatikan taki kardia,
hipertensi,

dan

peningkatan
pernapasan, bahkan jika
pasien

menyangkal

adanya rasa sakit.


;

Evaluasi rasa sakit

informasi

mengenai

kebutuhan/efektifitas intervensi.

secara regular (mis :; Dapat mengindikasikan rasa sakit


setiap 2 jam x 12) catat

akut dan ketidaknyamanan.

karakteristik, lokasi dan


intensitas (skala 0-10 ).
; Lakukan reposisi sesuai
petunjuk.
; Mungkin mengurangi rasa sakit
; Dorong

penggunaan

dan meningkatka sirkulasi.

tekhnik relaksasi, mis :


latihan

napas

bimbingan

dalam,; Lepaskan tegangan emosional dan

imajinasi,

visualisasi.

otot ; tingkatkan perasaan kontrol


yang

mungkin

Kolaborasi :

meningkatkan

; Analgesik IV (setelah

koping.

mengulangi
anestesi

dapat
kemampuan

catatan
untuk; Analgesik IV akan dengan segera

kontraindikasi dan/atau

mencapai

menyebabkan

menimbulkan penghilangan yng

pusat

rasa

sakit,

analgesia)

lebih efektif dengan obat dosis

menyediakan analgesia

kecil.

setiap saat dengan dosis

memakan waktu lebih lama dean

penyelamat

keefektifanya bergantung kepada

yang

intermiten
; Analgetik

Pemberian

IM

akan

tingkat dan absorbsi sirkulasi.


dikontrol

pasien (ADP).
; Penggunaan ADP mengharuskan
instruksi

secara

detail

pada

metode penggunaanya dan harus


di pantau secara ketat namun
dianggap sangat efektif dalam
mengatasi rasa sakit pasca operasi
dengan
; Anestesi

lokal,

jumlah

narkotik

yang

sedikit.

misalnya blok epidural. ; Analgesik mungkin di injekskan


ke dalam lokasi operasi atau saraf
ke lokasi yang mungkin tepat

terlindung pada pascaoperasi yang


segera untuk mencegah penyakit.
2. Kerusakan
jaringan

integritasSetelah di lakukan asuhan

Mandiri

berhubungankeperawatan di harapkan pasien ; Beri

dengan insisi jaringan

penguatan

pada; Lindungi

luka

dari

perlukaan

dapat

balutan awal/pengantian

mekanis

Kriteria hasil :

sesuai indikasi.Gunakan

Mencegah akumulasi cairan yang

- Mencapai penyembuhan luka

tekhnik

dapat menyebabkan ekskoriasi.

- Mendemonstrasikan tingkah

ketat.

laku/tekhnik untuk
meningkatkan kesembuhan
dan untuk mencegah
komplikasi.

aseptic

Secara

yang

; Mengurangi resiko trauma kulit

; Gunakan sealant atau


kulit

perekat

kontaminasi.

hati-hati

lepaskan perekat.
barier

dan

dan gangguan pada luka.

sebelum; Menurunkan

jika

di

resiko

terjadinya

trauma kulit atau abrasi dan

perlukan.Gunakan

memberikan

perekat yang halus/silk

tambahan untuk kulit atau jaringan

(hipoalergik

yang halus.

atau

perekat
Montgoumery/elastis
untuk membalut luka

perlindungan

yang

membutuhkan

pergantian balutan yang


sering ).
; Periksa

tegangan

balutan. Beri perekat


pada pusat insisi ke tepi; Dapat

menggangu

atau

luar dari balutan luka.

membendung sirkulasi pada luka

Hindari menutup pada

sekaligus

seluruh ekstremitas.

ekstremitas.

; Periksa

luka

teratur
karakteristik

bagian

distal

dari

secara
catat
dan

integritas kulit.

; Pengenalan

akan

adanya

kegagalan proses penyembuhan


luka/berkembangnya
secara
Kolaborasi :
; Berikan es pada daerah
luka jika di butuhkan.

dini

terjadinya
serius.

dapat

kondisi

komplikasi
mencegah
yang

lebih

; Menurunkan pembentukan edema


yang
; Irigasi luka ; bantu
dengan

melakukan

debridemen

sesuai

kebutuhan.

mungkin

menyebabka

tekanan yang tidak dapat di


identifikasi

pada

luka

selama

periode pasa operasi tertentu.


; Membuang jaringan nekrotik/luka
eksudat

untuk

meningkatkan

penyembuhan.

3. Resti infeksi berhubunganSetelah diberikan asuhan


dengan pemajanan lukakeperawatan klien tidak

Mandiri
; Tetap

pada

fasilitas; Tetapkan

insisi terhadap lingkunganmengalami infeksi akibat

kontrol

luar

komplikasi penyakit, dengan

sterilisasi,

kriteria hasil: Kriteria hasil :

prosedur/kebijakan

- Mengidentifikasi factor-faktor

aseptic.

risiko individu dan intervensi ; Fasilitasi

infeksi,

mekanisme

yang

di

rancang untuk mencegah infeksi.

dan
; Benda-benda
penggunaan

yang

di

paket

mungkun tampak steril, meskipun

untuk mengurangi potensial

alat .

demikian,

infeksi.

secara

- Pertahankan lingkungan
aseptic yang aman.

setiap

benda

teliti

harus

di

periksa

kesterilanya, adanya

kerusakan

pada pemaketan, efek lingkungan

- Mencapai penyembuhan luka

pada paket dan teknik pengiriman

tepat waktu bebas eksudat

Sterilisasi

paket/tanggal

purulen dan tidak demam

kadaluarsa, nomor lot/seri harus di


dokumentasikan jika perlu.
; Peningkatan

SDP

akan

mengindikasikan adanya infeksi di


; Ulangi

studi

laboratorium

untuk

kemungkinan

infeksi

istemik.

mana

prosedur

mengurangi

operasi

atau

akan

munculnya

infeksi sistemik/organ. Di mana


mungkuin
kontra

dapat

indikasi

menyebabkan
dari

prosedur

pembedahan dan/atau anestesi.


; Gangguan pada intregitas kulit
atau dekat dengan lokasi operasi
; Periksa

kulit

untuk

atau sumber kontaminasi luka..

memeriksa

adanya; Kontaminasi

infeksi yng terjadi.


; Identifikasi

dengan

lingkungan/kontak personal akan

gangguan

menyebabkan daerah yang steril

pada teknik aseptic dan

menjadi tidak steril sehingga dapat

atasi

meningkatkan resiko infeksi.

dengan

segera

pada waktu terjadi.

; Dapat di gunakan pada intra


Kolaborasi :
; Lakukan

operasi untuk mengurangi jumlah


irigasi

luka

yang banyak.

bakteri

pada

lokasi

dan

pembersihan luka debris, mis :


tulang,

jaringan

iskemik,

kontaminan usus, toksin.


; Identifikasi
organisme
; Dapatkan

spesimen

pewarnaan

segera

tipe-tipe

infeksi

dengan

Gram,

kultur/pewarnaan

memungkinkan

Gram.

pengobatan

di

yang

yang
perlukanya

sesuai

pada

waktu

identifikasi

yang

lebih

khusus melalui kultur dapat di


peroleh dalam waktu beberapa
hari/jam.
; Dapat di berikan secara profilaksis
bila di curigai terjadinya infeksi
; Berikan antibiotik ssuai
petunjuk.
4. Gangguan keseimbanganSetelah
cairan

dilakukan

asuhanMandiri

berhubungankeperawatan diharapkan klien;

dengan depresi medulladapat

terpenuhi

oblongata.

dan

cairan

kebutuhan

elektrolit

Ukur

dan

catat;

pemasukan

yang

dibuktikan dengan:

dan

Dokumentasi yang akurat akan


membantu

dalam

pengeluaran (termasuk

mengidentifikasi

pengeluaran

cairan/ kebutuhan penggantian

cairan

pengeluaran

Kebutuhan cairan terpenuhi

gastrointestinal).

dan

dengan 2000-2500 ml/hari

Tinjau ulang catatan

mempengaruhi intervensi

Eliminasi urin teratur

intraoperasi

TTV normal

Mual muntah berkurang

Kaji
urinarius,

pilihan-pilihan

yang

pengeluaran
terutama;

Mungkin akan terjadi penurunan

Tidak

ada

luka

untuk

prosedur

operasi yang dilakukan

pembengkakan
;

tipe

ataupun

penghilangan

setelah

prosedur

pada

system

Tidak ada hipotensi akibat

genitourinarius dan/ atau struktur

penurunan vasomotor

yang

membedakan

ureteroplasti,

(misalnya:

ureterolitotomi,

histeroktomi abdominal ataupun


vaginal),
malfungsi

mengindikasikan
ataupun

obstruksi

system urinarius.
;

Berikan

bantuan;

relaksasi

oto

pengukuranberkemih

parineal dan memudahkan upaya

sesuai

pengosongan.

Misalnya

kebutuhan.
privasi,

posisi duduk, air yang


mengalir dalam BAK,
mengalirkan air hangat
diatas perineum.
;

Meningkatkan

Pantau

tanda-tanda

vital

Hipotensi, takikardi, peningkatan


pernafasan

mengindikasikan

kekurangan

cairan,

misal

dehidrasi/ hipovolemia.
;

Catat munculnya mual;

wanita pasien dengan obesitas

muntah.

dan

Riwayat

pasien

mabuk

mereka

yang

memiliki

kecenderungan mabuk perjalanan

perjalanan

penyakit memiliki risiko mual/


muntah yang lebih tinggi pada
masa pascaoperasi. Selain itu
semakin lama durasi anestesi,
semakin besar resiko untuk mual.
;

Perdarahan

yang

berlebihan

Periksa pembalut pada

dapat

alat drein pada interval

hipovolemia/

regular.

Pembengkakan local mungkin

untuk

Kaji

luka

terjadinya

pembengkakan

mengacu

mengindikasikan

kepada
hemoragi.
formasi

hematoma/ perdarahan. Catatan

kedalam

rongga

retroperitoneal)

mungkin

tersembunyi
terdiagnosa

(misalnya

dan
melalui

hanya
depresi

tanda-tanda vital, laporan pasien


akan sensasi tekanan pada daerah
yang terpengaruh
;
;

Pantau

suhu

kulit,

palpasi denyut perifer.

Kulit dingin/ lembab, denyut


yang

lemah

mengindikasikan

penurunan sirkulasi perifer dan


dibutuhkan untuk penggantian
cairan tambahan.

Kolaborasi :
;

Berikan
parenteral,

cairan;
produksi

Gantikan kehilangan cairan yang


telah didokumentasikan. Catat

darah dan/ atau plasma

waktu

sekspander

sesuai

sirkulasi yang potensial bagi

Tingkatkan

penurunan komplikasi, misalkan

petunjuk.

penggantian

volume

intravena

jika

ketidakseimbangan

elektrolit,

diperlukanPilaktik

dehidrasi,

sehubungan

kardiovaskuler. Catatan : pada

dengan

resiko infeksi

awalnya

pingsan
mungkin

peningkatan

dibutuhkan

volume

mendukung

volume

mencegah

hipotensi

untuk
sirkulasi/
karena

penurunan tonus vasomotor akan


mengikuti pemberian fluothane.
Pemasukan
kepada

oral

bergantung

pengembalian

fungsi

gastrointestinal.
5. Bersihan jalan nafas takSetelah diberikan asuhan
efektif

berhubungankeperawatan diharapkan klien

dengan

peningkatanmemiliki bersihan jalan nafas

jumlah sekret

Mandiri
; Catat perubahan upaya; Penggunaan
dan pola bernafas

yang efektif dengan kriteria hasil


:
- Menunjukkan hilangnya

interkostal/abdominal
pelebaran

; Observasi

penurunan

otot
nasal

dan

menunjukkan

peningkatan upaya bernafas

ekspansi dinding dada; Ekspansi dada terbatas atau tak

dispnea
- Mempertahankan jalan nafas
paten dengan bunyi nafas
bersih

dan adanya/peningkatan

sama

fremitus

akumulasi cairan, edema, dan

; Catat

karakteristik

sehubungan

dengan

sekret dalam seksi lobus

bunyi nafas

- Mengeluarkan sekret tanpa

; Karakteristik

kesulitan

dapat

berubah

tergantung pada penyebab/etiologi

- Menunjukkan perilaku untuk ; Bantu

dengan

gagal pernafasan

memperbaiki/mempertahanka

batuk/nafas dalam, ubah; Pengumpulan sekresi mengganggu

n bersihan jalan nafas

posisi dan penghisapan

ventilasi atau edema paru

sesuai indikasi
Kolaborasi
; Berikan

oksigen
; Kelembaban menghilangkan dan

lembab, cairan IV

memobilisasi
; Berikan terapi aerosol,
nebuliser ultrasonik

sekret

dan

meningkatkan transpor oksigen


; Pengobatan

diberikan

untuk

mengirim
oksigen/bronkodilatasi/kelembaba

; Bantu

dengan

fisioterapi dad, contoh


perkusi

dada/vibrasi

sesuai indikasi
nafas

berhubungan

tak

efektifSetelah diberikan asuhan

Mandiri

dengankeperawatan diharapkan klien

; Pantau

penurunan ekspansi paru memiliki pola nafas yang efektif

TTV

secara; Meningkatnya

terus-menerus

tanda-tanda hipoksia lainnya

pernafasan,

takikardi/bradikardi menunjukkan
kemungkinan adanya hipoksia

- Menetapkan pola nafas yang


- Tidak terdapat sianosis dan

sekret paru ke dalam sentral


bronkus.

dengan kriteria hasil :


normal

untuk memobilisasi sekret

postural,; Meningkatkan drainase/eliminasi

drainase

6. Pola

n dengan kuat pada alveoli dan

; Kurangnya suara nafas adalah


; Auskultasi suara napas.
Dengarkan

adanya

indikasi adanya obstruksi oleh


mukus.

mengi, crow, dan atau


keheningan

selesai

ekstubasi
; Observasi frekuensi dan

; Dilakukan
efektifitas

untuk

memastikan

pernafasan

sehingga

kedalaman pernafasan,

upaya memperbaiki dapat segera

perluasan rongga dada,

dilakukan

retraksi/pernafasan
cuping hidung, warna
kulit, dan aliran udara
; Letakkan pasien pada; Elevasi kepala dan posisi miring
posisi

yang

tergantung
kekuatan

sesuai,

akan mencegah terjadinya aspirasi

pada

dari muntah.

pernafasan

dan jenis pembedahan


; Observasi
pengembalian

; Setelah
fungsi

relaksasi

pemberian
otot

obat-obat

selama

masa

otot, terutama otot-otot

intraoperatif, pengembalian fungsi

pernafasan

otot pertama kali terjadi pada


diafragma, otot-otot interkostal,
dan laring yang akan diikuti
dengan relaksasi kelompok otototot utama

Kolaborasi
; Berikan

tambahan; Dilakukan untuk meningkatkan

oksigen

sesuai

kebutuhan

pengambilan oksigen yang akan


diikat oleh Hb yang menggantikan
tempat

gas

mendorong

anastesi

dan

pengeluaran

gas

tersebut melalui zat-zat inhalasi


; Narkan akan mengubah induksi
; Berikan obat-obatan IV
seperti
(narkan)

nalokson
atau

doksapram (dopram)
; Berikan/pertahankan

narkotik yang menekan SSP dan


Dopram

menstimulasi

gerakan

otot-otot pernafasan
; Dilakukan

tergantung

pada

penyebab depresi pernafasan atau

alat bantu

jenis

pembedahan,

selang

pernafasan (ventilator)

endotrakeal mungkin tetap pada


tempat dan penggunaan mesin
bantu pernafasan dipertahankan
untuk jangka waktu tertentu

7. Konstipasi
dengan
motilitas usus

berhubunganSetelah di lakukan asuhan

Mandiri

penurunankeperawatan di harapkan pasien ; Auskultasi bising usus.; Indikator adanya perbaikan ileus,
memiliki pola defekasi yang

Perhatikan

distensi

mempengaruhi pilihan intervensi.

normal dengan kriteria hasil :


-

Menunjukan bunyi
usus/aktifitas peristaltic

abdomen, adanya mual


muntah.
; Bantu

; Ambulasi
pasien

untuk

aktif.

duduk pada tempat tidur

Mempertahankan pola

dan jalan.

eliminasi biasanya.

cairan

pemasukan
adekuat

membantu

merangsang fungsi intestinal dan


mengembalikan peristaltic.
;

; Dorong

dini

Meningkatkan perlunakan feses,


dapat

membantu

merangsang

peristaltic.

termasuk sari buah, bila


pemasukan peroral di
mulai.

; Meningkatkan

; Berikan rendam duduk.

otot,

meminimalkan ketidaknyamanan.

; Mencegah mual/muntah sampai

Kolaborasi :
; Batasi

relaksasi

pemasukan

peristaltic kembali (1-2 hari).

peroral sesuai indikasi.


; Perhatikan selang NGT; Mungkun

di

pasang

pada

sesuai indikasi.

pembedahan untuk dekompresi


lambung.

; Berikan

cairan;

jernih/banyak

di

kembangkan

menjadi

makanan halus sesuai


toleransi.

Bila peristaltic mulai, pemasukan


makanan

dan

meningkatkan

minuman
kembalinya

eliminasi usus normal.


; Meningkatkan pasase flatus.

; Gunakan selang rektal ;


lakukan

kompres

hangat pada perut, bila


tepat.

; Meningkatkan

; Berikan obat, contoh

pembentukan/pasase pelunakfeses.

pelunak feses, minyak


8. Gangguan

body

imageSetelah di lakukan asuhan

mineral, laksatif
Mandiri

berhubungan dengan krisiskeperawatan di harapkan pasien ; Berikan


situasi

waktu untuk; Memberikan minat dan perhatian ;

dapat menerima

mendengar masalah dan

memberikan kesempatan untuk

keadaanya/harga diri yang kuat,

ketakutan pasien dan

memperbaiki kesalahan konsep

dengan kriteria hasil :

orang

- Menyatakan masalah dan

terdekat.diskusikan

menunjukkan yang sehat

persepsi

untuk menghadapinya.

sehubungan

- Menyatakan penerimaan diri


pada situasi dan adaptasi

antisipasi

pasien
dengan

perubahan

dan pola hidup khusus.

terhadap perubahan pada citra ; Kaji


tubuh/tubuh.

diri

stress

emosi; Perawat perlu menyadari apakah

pasien.identifikasi
kehilangan

arti tindakan ini terhadap pasien


pada

untuk

menghindari

tindakan

pasien/orang

kurang

hati-hati/terlalu

terdekat.dorong pasien

menyendiri. Tergantung pada alas

untuk mengekspresikan

an pembedahan (contoh kanker

dengan tepat.

atau pendarahan jangka panjang)


wanita merasa takutr atau bebas.
Ia

merasa

takut

tak

mampu

memenuhi peran reproduksi dan


mengalami kehilangan
; Berikan

informasi; Memberikan

akurat,kuatkan
informasi

yang

pasien
di

kesempatan

untuk

bertanya

mengasimilasi informasi.

pada
dan

berikan sebelumnya.
; Ketahui

kekuatn; Membantu

individu
identifikasi
koping

dalam

membuat

dan

kekuatan yang telah ada bagi

perilaku

pasien untuk di gunakan dalam

positif

situasi saat ini

sebelumnya.
; Berikan
terbuka
untuk

lingkungan; Meningkatkan
pada

pasien

mendiskusikan

masalah seksualitas.

saling

berbagi

keyakinan/nilai

tentang

sensitive

mengidentifikasi

kesalahan
dapat

dan

subjak

konsep/mitos

mempengaruhi

yang

penilaian

situasi.
Kolaborasi
; Rujuk
professional
kebutuhan

konseling; Mungkin
sesuai

memerlukan

bantuan

untuk atasi perasaan kehilangan.

IMPLEMENTASI / NURSING NOTE


Dx
1

Hari / tanggal
Rabu, 10 agustus 2005
Jam 08.00 WIB

IMPLEMENTASI
RESPON
1; Mengajarkan
klien 1; Klien
mampu
tehnik

non

menggunakan tehnik

farmakologis

untuk

relaksasi

mengurangi

nyeri

mengurangi nyeri.

yaitu tehnik relaksasi.

untuk

TTD

2; Mengajarkan

klien 2; Klien

tehnik napas dalam

nyeri

mengatakan
sudah

mulai

berkurang
3; Mengajarkan

klien 3; Klien

menginterprestasikan

menginterprestasikan

nyeri

nyerinya dalam skala

dengan

menggunakan

skala

nyeri 0 - 10
4; Membantu
untuk

klien 4; Klien

meningkatkan

mengatakan

nyeri berkurang.

rasa nyaman.
5; Memberikan kompres 5; Klien merasa nyaman.
lembab pada daerah
payudara
2.

Rabu, 10 agustus 2005


Jam 08.00 WIB

1; Mengkaji

tingkat 1; Menceritakan

kecemasan klien

keluhan
kecemasan
penyakitnya.

dan
akan

2; Mengkaji
pengetahuan

klien

tentang penyakitnya.

2; Klien

bekerjasama

dalam

proses

pengkajian

3; Memberikan
informasi

tentang 3; Klien

penyakitnya

dan

proses terapinya

bekerjasama

dalam

proses

keperawtan

4; Menjelaskan tentang
pentingnya

proses 4; Klien

terapi

mampu

bekerjasama

dalam

pemberian penyuluhan
kesehatan
5; Mengobservasi
tingkat
klien

pengetahuan

5; Klien

mampu

menyebutkan
menjelaskan

dan
kembali

tentang materi yang


telah

disampaikan,

kegelisahan
sudah berkurang

klien

3.

Rabu, 10 agustus 2005


Jam 08.00 WIB

1; Memantau

masukan1; Klien

makanan setiap hari.

bekerja

dalam

sama

pemberian

asupan makanan
2; Menciptakan

suasana2; Klien menjadi berselera

makan

yang

menyenangkan

3; Berat

3; Mengukur berat badan


4.

Rabu, 10 agustus 2005


Jam 08.00 WIB

klien
1; Mengontrol

untuk makan
badan

klien

bertambah

tindakan1; Klien mampu bekerja

infeksi seperti mencuci

sama dalam perawatan

tangan dll.

kesehatan.
2; Klien mampu bekerja

2; Memeriksa kulit untuk


memeriksa

adanya

infeksi

terjadi

yang

misalnya

dengan

pengkajian

REEDA

(Redness,

Edema,

Ekimosis,

Discharge,

sama

dalam

keperawatan.

proses

Approximately)

EVALUASI
No Dx
1.

Evaluasi
S : Klien mengatakan nyeri terkontrol
O : Pengukuran skala nyeri sudah menurun mencapai skala 4
A : Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
P : Pertahankan hasil yang telah dicapai

2.

S : Klien mengatakan akan mencoba minum susu hangat sebelum tidur agar
mempermudahknnya terlelap.
O : Masih tampak lingkaran hitam di matanya, TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit
A : Cemas yang dialami klien sedikit berkurang

3.

P : Pertahankan hasil yang telah dicapai dan teruskan intervensi


S : Klien menyatakan paling suka sayur sop, tetapi di RS jarang disediakan.

TTD

O : Klien mau makan karena keluarga dapat menyediakan makanan kesukaan klien
A : Pemenuhan nutrisi tercukupi
P : Pertahankan hasil yang telah di capai dan teruskan intervensinya.

4.

S:_
O : Tampak mammae seperti bunga kol, perdarahan dan nanah (+) dan bau (+).
A : Belum bisa teratasi
P : Tetapkan mekanisme yang di rancang untuk mencegah infeksi.

NO
1

DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Gangguan konsep diriSetelah
diberikan 1; Berikan informasi yang akurat.1; Fokus informasi harus diberikan pada
:

Menarik

diriasuhan

berhubungan denganklien
krisis situasional

keperawatan
tampak

berinteraksi

Diskusikan tentang pengobatan

kebutuhan kebutuhan sekarangdan segera

mau

dan prognosa dengan jujur jika

lebih dulu dan dimasukkan dalam tujuan

dengan

pasien sudah berada pada fase

rehabilitasi jangka panjang. Informasi harus

menerima

di ulang sampai pasien dapat mencari /

kriteria hasil :
1; Bina

hubungan

mengintegrasikan informasi

saling

2; perubahan yang aktual dari gambaran diri

percaya
2; klien

2; bicarakan arti kehilangan atau


mampu

pasien

mungkin

berbeda

dari

yang

perubahan dengan pasien / orang

dirasakan pasien. Penyimpangan mungkin

mengungkapkan

terdekat. Kaji interaksi antara

secara tidak sadar disebabkan oleh orang

perasaannya

pasien dan orang terdekat

terdeka atau keluarga


3; membina suasana teraupetik pada pasien

3; terima
perlihatkan

keadaan
perhatian

pasien,
kepada

untuk memulai penerimaan diri

pasien sebagai individu anjurkan


pasien mengidentifikasi kekuatan,
beri umpan balik yang positif
untuk

memgembangkan

atau

kemajuan yang ada.


4; hati hati terhadap lelucon yang4; kecemasan berkembang sebagai akibat dari
berorientasi seksual / menggoda

hilangnya atau adanya perubahan harga diri

atau

yang

adanya

perilaku

agresif.

sering

Hilangkan kehawatiran, ketakutan

meluluhkan

perasaan

fungsi / penampilan

saat

ini

harapan

hati

menghancurkan
khususnya

dan

perubahan

harapan di masa datang.


Mandiri
Gangguan
2

Nyaman

Rasa
:

- Catat

NyeriSetelah

di

umur

dan

berat

pasien,

lakukan

masalah

medis/psikologis

berhubungan denganasuhan keperawatan di

muncul

proses desak ruangharapkan pasien dapat

idiosinkratik analgesik dan proses

jaringan payudara

kembali,

yang-

sensifitas

mengontrol

dan

intra operasi. (mis : ukuran/lokasi

mengurangi

nyeri,

insisi penggantian saluran, zat-zat

Pendekatan pada manajemen sakit pasca


operasi berdasarkan pada factor-faktor
variasi multiple.

dengan kriteria hasil :


- TTV normal
- TD

anastesi ) yang di gunakan


- Kaji tanda-tanda vital

120/80- Evaluasi rasa sakit secara regular- Perubahan TTV merupakan indikator nyeri

mmHg

(mis : setiap 2 jam x 12) catatDapat mengindikasikan rasa sakit akut dan

- RR : 24x/menit

karakteristik, lokasi dan intensitasketidaknyamanan.

- N : 80x/menit

(skala 0-10 ).

- T : 37,5 oC

- Lakukan reposisi sesuai petunjuk

- Tampak santai.

Mungkin

- Dapat

meningkatka sirkulasi. Posisi semi fowler

beristirahat

atau tidur.
- Dapat
tehnik

relaksasi

untuk

mengurangi

Ikut

penggunaan

aktifitas
kemampuan

sakit

dan

tekhnikdan otot punggung arthritis.

relaksasi, mis : latihan napas dalam,Lepaskan tegangan emosional dan otot ;


bimbingan imajinasi, visualisasi.

Kolaborasi :
serta

rasa

dapat mengurangi tegangan otot abdominal

menerapkan- Dorong

nyeri

mengurangi

tingkatkan perasaan kontrol yang mungkin


dapat meningkatkan kemampuan koping.

dalamBerikan narkotik / analgesik sesuai


seuaiindikasi

Memberikan penghilang
ketidaknyamanan/nyeri dan memfasilitasi
tidur, partisipasi pada terapi pascaoperasi

Mandiri
Resiko tinggi
3

- Tetap pada fasilitas kontrol infeksi,

terhadap infeksi

sterilisasi, dan prosedur/kebijakan

berhubungan dengan Setelah diberikan

aseptic.

pemajanan terhadap asuhan keperawatan


mikro organisme.

klien tidak mengalami

- Fasilitasi penggunaan alat secara

- Tetapkan mekanisme yang di rancang untuk


mencegah infeksi.

steril..

infeksi akibat

- Benda-benda yang di paket mungkin tamak

komplikasi penyakit,

steril, meskipun demikian, setiap benda

dengan kriteria hasil:

harus secara teliti di periksa kesterilanya,

Kriteria hasil :

adanya kerusakan pada pemaketan, efek

- Mengidentifikasi

lingkungan pada paket dan teknik

factor-faktor risiko
individu dan

pengiriman Sterilisasi paket/tanggal


- Periksa kulit untuk memeriksa

kadaluarsa, nomor lot/seri harus di

intervensi untuk

adanya infeksi yng terjadi misalnya

mengurangi potensial

dengan pengkajian REEDA

infeksi.

(Redness, Edema, Ekimosis,

dengan lokasi operasi atau sumber

Discharge, Approximately).

kontaminasi luka. Menggunting/bercukur

- Pertahankan
lingkungan aseptic

- Identifikasi gangguan pada teknik

dokumentasikan jika perlu.


- Gangguan pada intregitas kulit atau dekat

secara berhati-hati adalah imperatif untuk

yang aman.
- Mencapai

aseptic dan atasi dengan segera pada


waktu terjadi.

mencegah abrasi dan penolehan pada kulit.


- Kontaminasi dengan lingkungan/kontak

penyembuhan luka

Kolaborasi :

personal akan menyebabkan daerah yang

tepat waktu bebas

- Lakukan irigasi luka yang banyak.

steril menjadi tidak steril sehingga dapat

eksudat purulen dan

meningkatkan resiko infeksi.

tidak demam

- Dapat di gunakan pada intra operasi untuk


mengurangi jumlah bakteri pada lokasi dan
- Dapatkan spesimen
kultur/pewarnaan Gram
Berikan antibiotik ssuai petunjuk.

pembersihan luka debris, mis : tulang,


jaringan iskemik, kontaminan usus, toksin.
- Identifikasi segera tipe-tipe organisme
infeksi dengan pewarnaan Gram, yang
memungkinkan di perlukanya pengobatan
yang sesuai pada waktu identifikasi yang
lebih khusus melalui kultur dapat di peroleh
dalam waktu beberapa hari/jam.
- Dapat di berikan secara profilaksis bila di
curigai terjadinya infeksi atau kontaminasi.

Mandiri
Pemenuhan
kurang

- Pantau masukan setiap hari

- Mengidentifikasi kekurangan nutrisi atau

dari

kebutuhan
4

nutrisi

kebuuhan terapi.
Setelah diberikan

- Ukur tinggi badan, berat badan dan - Membantu dalam identifikasi malnutrisi

berhubungan denganasuhan keperawatan

ketebalan kulit trisep (pengukuran

protein kalori, khususnya bila berat badan

penurunan intake perklien tercukupi

antropometrik lainnya sesuai

dan pengukuran antropometri kurang dai

oral

indikasi)

normal.

kurang

kebutuhan

darikebutuhan nutrisinya.
Dengan kriteria hasil:

- Kontrol faktor lingkungan

- Lingkungan dapat mengurangi rasa mual

- klien mengahabiskan

dan muntah.

porsi makanannya dan - Ciptakan suasana makan yang


makan 3 x sehari
- BB kembali normal
( 40 43 kg)

- Meningkatkan seleramakan klien.

menyenangkan.
- Identifikasi pasien yang mengalami - Mual atau muntah psikogenik terjadi
mual

sebelum kemoterapi mulai secara umum


tidak berespon terhadap antiemetik.

Kolaborasi :
Berikan diet tinggi karbohidrat danMemberikan nutrien yang cukup untuk
tinggi

protein

dan

masukkan cairan adekuat

kemudianmemperbaiki energi, mencegah penggunaan


otot, meningkatkan regenerasi jaringan ayau
penyembuhan, dan keseimbangan elektrolit

Vous aimerez peut-être aussi