Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
3. 200 mg/dL
normal
toleransi glukosa terganggu
diabetes
DM
- Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun
- Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin
adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan
perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati:
b.
c.
Diabetes Kehamilan
Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe I
Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan estruksi sek beta
2. DM Tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor resiko yang
berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia, obesitas, riwayat dan
keluarga.
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis DM dikatkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin (Price &
Wilson)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotic yang
meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan timbul rasa haus (poldipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi, peruritas
vulva
E. Discharge Planning
1. Lakukan olahraga secara rutin dan pertahankan BB yang ideal
2. Kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan karbohidrat
3. Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu makan karena hal ini akan
menyebabkan fluktuasi (ketidak stabilan) kadar gula darah
- Faktor genetik
- Infeksi virus
- Pengrusakan
imunologik
Hiperglikemia
Vikositas darah
Batas melebihi
ambang ginjal
Glukosuria
Iskemik jaringan
Dierisis osmotik
Poliuri
Anabolisme
protein
Koma diabetik
Kerusakan pada
antibodi
Kekebalan
tubuh
Ketidakefektifan
jaringan perifer
Retensi urine
Kehilangan kalori
Kehilangan elektrolit
dalam sel
Syok
hiperglikemik
Sel kekurangan
bahan untuk
metabolisme
Resiko infeksi
Nekrosis luka
Neuropati sensori
perifer
Klien tidak
merasa sakit
Dehidrasi
Gangrene
Resiko syok
Merangsang
hipotalamus
Kerusakan
integritas
jaringan
BB menurun
Pusat lapar dan haus
Polidipsia Polipagia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Kelemahan
Katabolisme lemak
Asam lemak
Keton
Keteasidosis
Pemecahan protein
Ureum
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS
A. Pengkajian Data Dasar
1. Riwayat adanya faktor risiko:
Riwayat keluarga tentang penyakit
Kegemukan
Riwayat pankreatitis kronis
Riwayat lahir lebih dari sembilan pon
Riwayat glukosuria selama stres (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi,
penyakit) atau terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiazid, kontrasepsi
oral)
2. Kaji terhadap manifestasi DM:
3. Pemeriksaan diagnostik
Tes toleransi glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200 mg/dL).
Biasanya, tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar
glukosa darah meningkat dibawah kondisi stres
No
Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan
cukup
untuk
kebutuhan metabolik
Nutritional status:
memenuhi
and fluid
Intake
Intervensi
NIC
Nutrition Management
Kaji
adanya
alergi
makanan
Kolaborasi dengan ahli
Nutritional
Batasan karakteristik :
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Intake
nutrisi
Menghindari makanan
Weight control
dibutuhkan pasien.
jumlah
nutrient
Adanya peningkatan BB
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan
Kurang makanan
Kurang informasi
peningkatan
fungsi
Penurunan
pengecapan
dari
Menunjukkan
Kesalahan konsepsi
Kesalahan informasi
Ketidakmampuan memakan
BB yang berarti
dari
RDA
(recommended
daily
Cepat
kenyang
setelah
makan
Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
Berikan substansi gula
diet
yang
tinggi
serat
untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih
(sudah
dikonsultasikan dengan
Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat
catatan
makanan
harian.
Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi
allowane)
intake
ahli gizi)
makanan
meningkatkan
dimakan mengandung
menelan
yang
Yakinkan
malnutrisi
dengan
dan
dan vitamin C
kebutuhan nutrisi
BB
kalori
berlebihan
status
Kaji
kemampuan
pasien
untuk
mendapatkan
nutrisi
Steatorea
Nutrition Monitoring
Kelemahan
yang dibutuhkan
otot
untuk
normal
menelan
Faktor-faktor
yang
Monitor
Faktor biologis
Faktor ekonomis
mampuan
makanan
Faktor psikologis
tipe
dan
biasa dilakukan
Monitor interaksi anak
mencerna makanan
Ketidakmampuan
adanya
penurunan BB
berhubungan:
Ketidak
Monitor
menelan
lingkungan
selama makan
Jadwalkan pengobatan
dan
tindakan
tidak
perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor
rambut
kekeringan,
kusam,
dan
mudah patah
Monitor
mual
dan
muntah
Monitor
kadar
pucat,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor
kalori
dan
intake nutrisi
Catat adanya edema,
hiperemik,
hipertonik
jika
berwarna
lidah
magenta,
scarlet
2
NOC
membran
and mucous
mukosa,
kornea,
Wound
wound care
healing
Batasan karakteristik
primary and
menggunakan pakaian
Secondary intention
longgar
kornea,
kornea,
membran
integumen,
atau
subkutan)
Kerusakan jaringan
Mobilisasi pasien
infeksi
oleskan
Menunjukkan
pemahaman
Kelebihan cairan
dan
Kurang pengetahuan
terjadinya
berulang
Faktor
nutrisi
(mis,
dalam
mencegah
cidera
kulit
akan
lotion
atau
Menunjukksn
terjadinya
monitor
adanya kemerahan
Defisit cairan
jaringan normal
10
NIC
proses
memandikan
pasien
penyembuhan luka
Radiasi
hangat
observasi luka: lokasi,
Suhu ekstrem
dimensi,
kedalaman
infeksi
keluarga
tentang
luka
dan
perawatan luka
Kolaborasi
ahli
gizi
kalori
tinggi
protein)
Cegah
kontaminasi
teknik
posisi
mengurangi
yang
tekanan
pada luka
3
Resiko
ketidakseimbangan NOC
elektrolit
kadar
elektrolit
Fluid balance
Fluid Management
Hydration
Timbang
Nutritional
Faktor risiko
Kriteria Hasil
Diare
status
Pertahankan
Fluid intake
output
jika
catatan
Mempertahankan
urine
popok/pembalut
diperlukan
food and
kesehatan
Defisiensi volume cairan
11
NIC
sesuai
akurat
Monitor status hidrasi
Disfungsi endokrin
(kelembaban membran
urine
normal
(mis,
diabetes,
sindrom
isipidus,
ketidaktepatan
normal,
HT
TD
Disfungsi ginjal
dehidrasi,
turgor
Muntah
membran
elastisitas
kulit
ortostatik),
diperlukan
Monitor vital sign
Monitor
hitung
mukosa
harian
masukan
makanan/cairan
baik,
jika
dan
intake
kalori
Kolaborasikan
pemberian cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan IV pada
suhu ruangan
Dorong masukan oral
Berikan
penggantian
nasogatrik
sesuai
output
Dorong keluarga untuk
membantu
pasien
makan
Tawarkan snack (jus
buah, buah segar)
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul memburuk
Atur
kemungkinan
tranfusi
Persiapan
tranfusi
Hypovolemia
12
untuk
Management
Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
Pelihara IV line
Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
Monitor tanda vital
Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
Monitor tanda vital
Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan
Monitor BB
Dororng pasien untuk
menambah intake oral
Pemberian cairan IV
monitor adanya tanda
dan gejala kelebihan
volume cairan
Monitor adanya tanda
gagal ginjal
13
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Askep Berdasarkan Diagnosa
medis & NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction Publishing
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.3. Jakarta
: EGC
14