Vous êtes sur la page 1sur 16

Dislokasi pada Sendi Rahang

Aurelia Claudia Iben


102012416
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk Jakarta Barat 1510
E-mail : Aurelia.iben@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan
Setiap tubuh manusia disusun oleh tulang-tulang dan otot-otot. Tulang merupakan
jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan membentuk sebagian besar kerangka
vertebrata yang lebih tinggi. Otot berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian tubuh. Ada yang
untuk menggerakkan tulang dan sendi, ada yang khusus untuk memompa darah di jantung, dan
ada pula yang digunakan untuk menggerakan area-area tertentu di wajah. Daya angkat dan gerak
yang dihasilkan oleh otot memungkinkan kita untuk melakukan aktivitas seperti makan,
mengunyah, tertawa, berjalan, bergerak, berdiri dan lain sebagainya. Mekanisme otot tersebut
disebut kontraksi dan relaksasi.

Struktur Tulang Wajah

Tulang berpasangan :
- Mandibula
- Vomer

Tulang Berpasangan :
- Os Maxilla
- Os Zygomaticum
- Os Nasalis
- Os Lacrimalis
- Os Palatina
- Concha nasalis inferior

Gambar 1. Tulang Wajah


Tulang Rahang Bawah (Os Mandibula)
Mandibula adalah tulang rahang pembentuk wajah yang paling besar, berat dan kuat.
Mandibula berfungsi dalam proses pengunyahan, penelanan dan bicara. Mandibula terdiri dari
Corpus Mandibulae dan Ramus Mandibulae.Masing masing ramus terbagi menjadi Proc.
Coronoideus dan Proc. Condylaris. Bagian frontal pars alveolaris terdiri dari dagu(Mentum)
dengan protuberatia mentalis, Tubercula mentalia bilateral, dan foramina mentalia. Corpus
mandibulae dan ramus mandibulae bertemu di Angulus Caput mandibulae terletas diatas proc.
Condylaris.1
Otot
1.

Otot pundak kepala, fungsinya sebagian kecil membentuk muskulus oksipitifrontalis,


dibagi menjadi 2 bagian :
a. Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
b. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang

2.

Otot wajah terbagi atas :


a. Otot mata (Muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah.
b. Muskulus oblikus okuli / otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata.
c. Muskulus orbikularis okuli / otot lingkar mata terdapat di sekeliling mata, fungsinya
sebagai penutup mata atau otot sfingter mata.
d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya menarik,
mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata.1

3.

Otot mulut / bibir dan pipi, terbagi atas :


a. Muskulus triangualis dan muskulus orbikularis oris / otot sudut mulut, fungsinya
menarik sudut mulut ke bawah.
b. Muskulus quadrates labi superior, otot bibir atas mempunyai origo pinggir lekuk mata
menuju bibir atas dan nasal.
c. Maskulus quadrates labi inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot
leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah.
d. Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada prosesus
sifoid mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris.Fungsinya untuk menahan
makanan waktu mengunyah.1

4.

Otot pengunyah / otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas :


a. Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka.
b. Muskulus temporalis , fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang.
c. Muskulus pterigoid interus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan.1

Otot Pengunyah (Mm. Masticatorii)


M. Masseter terdiri dari Pars superfacialis dan Pars profunda, yang berfungsi mengangkat rahang
bawah pada waktu mulut terbuka.
M. Pterygoideus medialis terdiri dari Pars medialis dan Pars lateralis, M. Pterygoideus lateralis
terdiri dari Caput superius dan Caput inferius. fungsinya menarik rahang bawah ke depan.2
Articulatio Temporo Mandibularis
Terdapat suatu kapsul sendi (capsula articularis) berbentuk corong lebar terbentang dari
Os temporal ke Proc. Condylaris mengelilingi sendi mandibular. Dibagian frontal dan lateralnya,
Lig.Laterale memperkuat Capsula artikularis dan terbentang dari Arcus zygomaticus dalam arah
oblik posterior kaudal ke Collum mandibulae.Dibagian dalam sendi, jaringan ikat membentuk
Lig.Mediale yang ukurannnya bervariasi. Lig.Laterale dan mediale membantu mengarahkan
gerakan sendi dan terutama menghambat gerakan caput madibulae ke posterior.Jika terjadi
gerakan menggigit maka Lig.Laterale juga menstabilkan Condylus.3
Lig.Stylomandibulare berproyeksi dari Proc. Syloideus ke batas posterior Ramus
mandibulae.Ligamentum ini biasanya lemah, bersama dengan Lig.Sphenomandibulare, menahan
gerakan mandibula lebih lanjut pada posisi pembukaan mulut hampir maksimal.
Lig.Pterygospinale tidak memiliki hubungan degan Articulatio temporomandibularis
serta tidak berpengaruh pada kinematik sendi.Ligamentum ini memiliki origo di spina ossis
sphenoidalis dan berinsersi di lamina lateralis dari Proc. Pterygoideus.Ligamentum ini berfungsi
sebagai stabilisator.
Kedua komponen sendi dipisahkan oleh suatu lempengan (Discus articularis). Articulatio
temporomandibularis terletak di depan bagian tulang dari porus acusticus externus.4 Pada
Articulatio temporomandibularis terdapat sebuah discus articularis yang membagi secara
sempurna articulation temporomandibularis menjadi dua ruang terpisah (sendi ditalamik) :
-

Ruang bawah yang memungkinkan gerakan membuka dan menutup mandibular seperti
engsel

Ruang atas memungkinkan caput mandibulae bergeser ke depan pada tuberculum


articulare (protrusi). Hal ini terutama memerlukan kerja M. pterygoideus lateralis.
Gerakan kembali ke fossa mandibularis disebut retraksi (retrusi).4

Gambar 2. Articulatio pada mandibula

Mikroskopis Tulang
1) Osteoblas
Osteoblas berfungsi mensintesis komponen organik dari matriks tulang. Penambahan
unsur anorganik dari tulang bergantung pada adanya osteoblas yang hidup. Osteoblas
terletak pada permukaan jaringan tulang, berdampingan, seperti pada epitel selapis.

2) Osteoklas
Osteoklas adalah sel motil bercabang banyak yang sangat besar. Cabang-cabangnya tidak
teratur dan mempunyai berbagai bentuk dan ukuran. Pada daerah terjadinya resorpsi
tulang, osteoklas raksasa tampak terletak dalam lekukan, yang terbentuk secara
enzimatik, dalam matriks yang disebut lakuna Howship. Osteoklas berasal dari
penggabungan beberapa monosit darah, sehingga termasuk bagian dari sistem fagosit
mononukleus. Permukaan osteoklas aktif yang menghadap matriks tulang ternyata
berlipat-lipat tidak beraturan, sering terdapat tonjolan yang terbagi, membentuk batas

tidak beraturan ketika dilihat dengan mikrograf elektron. Daerah ini merupakan tempat
perlekatan osteoklas pada matriks tulang dan membentuk suatu lingkungan mikro untuk
proses resorpsi tulang. Terdapat beberapa retikulum endoplasma kasar, banyak
mitokondria, dan sebuah kompleks Golgi yang berkembang baik, selain banyak lisosom
di dalam sel.

3) Osteosit
Osteosit, yang asalnya dari osteoblas, terdapat dalam lakuna yang berada di antara lamellamel. Di dalam satu lakuna hanya terdapat satu osteosit. Di dalam kanalikuli silindris
halus terdapat juluran sitoplasma dari osteosit. Osteosit memiliki jauh lebih sedikit
retikulum endoplasma kasar, kompleks golgi dan kromatin inti yang lebih padat
dibandingkan dengan osteoblas. Sel-sel ini secara aktif terlibat dalam mempertahankan
matriks tulang. Matinya osteosit ini akan diikuti dengan resorpi dari matriks ini.2

Mikroskopis Otot
Miofibril Terdiri Dari Filamen Aktin dan Miosin.

Setiap serat otot mengandung ratusan sampai ribuan miofibril; dan, setiap miofibril
sendiri terdiri dari sekitar 1500 filamen miosin dan 3000 filamen aktin yang terletak
berdampingan satu sama lain. Filamen-filamen ini adalah molekul polimer protein besar yang
menentukan kontraksi otot. Filamen tebal adalah miosin, dan filamen tipis adalah aktin.

Pita gelap dan terang


Filamen aktin dan miosin secara parsial saling menjalin sehingga miofibril tampak
memiliki pita terang dan gelap ber-gantian. Pita terang hanya mengandung filamen aktin
dan disebut pita I Pita gelap mengandung filamen miosin serta ujung filamen aktin.
Bagian filamen aktin yang overlap (bertumpuk) dengan miosin dinamai pita A.

Jembatan-silang
Tonjolan-tonjolan kecil dari samping filamen miosin adalah jembatan-silang (cross
bridge). Jembatan ini menonjol dari per-mukaan filamen miosin di seluruh panjangnya

kecuali di bagian tengah. Interaksi antara jembatan-jembatan silang ini dan filamen aktin
menyebabkan kontraksi.

Lempeng Z
Ujung-ujung filamen aktin melekat ke lempeng. Lempeng Z berjalan melewati miofibril
dari satu ke yang lain melekatkan miofibril-miofibril tersebut. Karena itu, serat otot
keseluruhan memiliki pita-pita terang dan gelap, menyebabkan otot rangka dan jantung
tampak lurik (berseran-lintang)

Sarkomer
Bagian miofibril yang terletak antara dua lempeng Z yang berurutan disebut sarkomer.
Sewaktu istirahat, filamen aktin bertumpang - tindih dengan filamen miosin dan sedikit
bertumpang-tindih satu sama lain. 4

Komponen penyusun tulang antara lain :

Sel (osteoprogrnitor,osteoblas,osteosit,osteoklas)

Serat (kolagen dan elastin)

Zat antar sel/matriks,zat organic (serat kolagen),zat anorganik (kalsium fosfat 85%,kalsium
karbonat 10%,CaCl,MgF)

Bentuk tulang rawan ada tiga yaitu :


-

Tulang rawan hialin : Bening dan licin,dan seratnya dapat dilihat

Gambar no 3 .Tulang rawan hialin

Tulang rawan Elastis : Serat elastis berwarna hitam

Gambar no 4 .Tulang rawan elastic


-

Tulang rawan fibrokartilago/fibrosa : Serat kolagen merah muda terang

Gambar no 5 .Tulang rawan firosa


Bentuk tulang ada 2 :

Tulang spongiosa :

Terdiri atas banyak trabekel/lempeng berhubungan, didalam


trabekel tersebut mengandung osteosit dan system kanalikuli yang
berhubungan.4

Gambar no 6 .Tulang spongiosa

Tulang Kompakta :

Tersusun sesuai dengan pembuluh darah pemasoknya, pembuluh


darah jalan dalam saluran havers, saluran yang menghubungkan
permukaan dalam dan luar tulang dengan saluran havers (saluran
havers satu dengan lainnya disebut volkmann.4

Gambar no 7 .Tulang kompakta


Struktur Jaringan Ikat
Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut
matriks.Matriks disekresikan oleh sel-esl jaringan ikat.Dengan demikian secara garis besar,
jaringan ikat terdiri atas sel-sel jaringan ikat dan matriks.Bentuk sel-sel jaringan ikat tidak
teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya menggelembung.Apabila sel ini menyusun tulang
rawan, maka sel ini disebut kondrosit, jika menyusun tulang disebut osteosit, dan jika menyusun
jaringan konektif yang longgar maka disebut fibroblas.

1) Matriks
Matriks tersusun dari serat-serat dan bahan dasar.
a) Serat
Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya serat pada matriks dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu serat kolagen, elastis, dan retikuler.

Serat kolagen
Serat kolagen berwarna putih dan bentuknya berupa berkas yang beraneka
ragam.Sifat serat kolagen dalah mempunyai daya rengang yang sangat tinggi dengan
elastisitas yang rendah.Kolagen terdapat pada tendon.

Serat elastin
Serat elastin berwarna kuning dan lebih tipis daripada kolagen.Sifat serat elastin
adalah mempunyai elastisitas tinggi.Bentuk serat ini seperti bengunan yang bercabangcabang dan tebal, tersusun dari protein dan mukopolisakarida. Semakin bertambah usia
seseorang. Daya elatisitas serat elastin akan semakin menurun. Serat elastin antara lain
terdapat dalam pembuluh darah dan ligamen.

Serat retikuler
Serat retikuler hampir sama dengan seart kolagen, akan tetapi ukurannya lebih
kecil. Serat ini berperan penting dalam menghubungkan jaringan ikat dan jaringan lain.
Khususnya di membrane antara jaringan epithelium dan jaringan ikat.4

b) Bahan dasar
Bahan

dasar

penyusun

matriks

adalah

mukopolisakarida

sulfat

dan

asam

hialuronat.Bentuk bahan dasar ini adalah homogen setengan cair.Jika kandungan asam
hialuronat

tinggi

maka

sifat

matriks

menjadi

lentur.Namun

jika

kandungan

mukopolisakarida sulfatnya tingi, matriks menjadi kaku.Bahan dasar ini jika terdapat
didalam sendi bersifat kental dan jika terdapatdidalam tulang punggung bersifat padat.
2) Sel-sel Jaringan Ikat
Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan memiliki berbagai fungsi,
diantaranya adalah sebagai berikut.
a) Fibroblas
Berfungsi mensekresikan protein, khususnya fibroblas yang berbentuk serat.
b) Makrofag

10

Makrofag berbentuk stidak teratur dan khusus terdapat didekat pembuluh darah, makrofag
dapat digerakkan jiak terjadi peradangan ditempat lain(jaringan lain).
c) Sel tiang
Berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamine.Herapin berfungsi mencegah
pembekuan darah, sedangkan histamine berfuungsi meningkatkan permeabeilitas kapiler
darah.
d) Sel lemak
Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak.Jika jaringan ikat
banyak mengandung sel lemak, maka disebut jaringan adiposa.
e) Berbagai jenis sel darah putih
Sel darah putih berfungsi melawan pathogen, yang berupa bakteri, virus atau protozoa
yangmenimbulkan penyakit.Sel-sel ini dapat bergerak bebas secara diapedesis diantara
darah, limfa, atau jaringan ikat untuk membersihkan pathogen.Ada dua jenis sel darah putih
yaitu yang bergranula (granulosit), terdiri atas limfosit dan monosit.4
Jenis-jenis Jaringan Ikat
Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat.
1) Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar dicirikan oleh susunan secara serat-seratnya yang longgar.Jaringan ikat
longgar memiliki banyak subtansi dasar dan memiliki sejumlah sel dengan berbagai tipe.Jaringan
ikat longgar dibentuk oleh sel-sel mesenkim.Sel-sel ini berasal dari jaringan embrional. Dalam
perkembangannya, sel-sel mesenkim akan berubah bentuk seperti gelondong membentuk
struktur yang disebut fibrosit. Fibrosit berkembang menjadi serabut elastin dan serabut kolagen.
Sel pembentuk jaringan ikat longgar yang lain adalah hidrosit. Serabut-serabut ini merupakan
pengisi martiks jaringan.Sel ini berfungsi menghancurkan benda-benda asing.Serabut-serabut ini
mengisi matriks jaringan ikat dalam keadan longgar sehingga jaringan ikat longgar bersifat
lentur.2

11

Fungsi jaringan ikat longgar adalah sebagai berikut:


a) Memberi bentuk organ-organ daalm, misalnya kelenjar limfa, sumsum tulang, dan hati.
b) Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan lain, misalnya:
Menyelubungi serat-serat otot
Melekatkan jaringan dibawah kulit
Membentuk membrane yang membatasi jantung dan rongga perut
Membentuk membrane yang disebut mesenteris yang berfungsi menempatkan organ pada
posisi yang tepat
Contoh jaringan ikat longgar adalah jaringan penghubung antara jaringan kulit dan jaringan otot
dibawahnya, serta antara jaringan pembuluh darah dan jaringan saraf.

2) Jaringan Ikat Padat


Jaringan ikat padat hampir mempunyai susunan yang sama dengan susunan jaringan ikat
longgar, tetapi matriksnya berisi lebih banyak serabut dengan susunan yang teratur dan kompak.
Jaringan ikat padat dicirikan dengan susunan serat-serat yang padat.Jaringan ini hanya memiliki
sedikit subtansi dasar dan sedikit sel-sel jaringan ikat.Komponen utama penyusun jaringan ikat
padat adalah kolagen berwarna putih sehingga jaringan ini sering pula disebut jaringan ikat
serabut putih.Jaringan ikat padat bersifat tidak elastis, tetapi cukup fleksibel.
Contoh jaringan ikat padat adalah tendon, ligamen, dan fasia.Adapun fasia adalah
jaringan ikat yang berfungsi melapisi jaringan otot dan berbentuk lambaran.
Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis yaitu jarinagn ikat padat teratur dan tak teratur.
a) Jaringan ikat padat tak teratur
Jaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola yang tidak teratur.Jaringan ini terdapat
pada bagian dermis kulit dan pembungkus tulang.
b) Jaringan ikat padat teratur
Jaringan ikat padat teratur mempunyai pola yang teratur.Jarinagn ini terdapat pada tendon
yang merupakan bagian yang menghubungkan jaringan otot dan jarinagn tulang, dan
ligamen berupa penghubung antar tulang yang berbentuk terpilin.Selain menyusun dua tipe
jarinagn ikat dasar, jaringan ikat juga menyusun tulang rawan dan tulang.2

12

Gambar 8 . Otot Rangka


Sumber : https://www.google.co.id/search?hl=id&gs_rn=6&gs_ri=psy-ab&tok

B. Mekanisme Kontraksi Otot


1. Mekanisme Umum Kontraksi Otot
Mekanisme kontraksi otot secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: peristiwa
kontraksi otot diawali dengan potensial aksi saraf motorik menuju motor endplate di membran
otot. Dengan adanya potensial aksi, pelepasan asetil kolin makin banyak. Akibatnya, pintu
kalsium di retikulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion kalsium ke sitoplasma sel otot.
Ion kalsium kemudian menyebar ke seluruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C. Ikatan
troponin C

dengan ion kalsium mengakibatkan perubahan konformasi molekul troponin,

membuka binding sites. Pembukaan binding sites tersebut memungkinkan terjadinya jembatan
silang (cross bridge) antara filamen aktin dan myosin. Selanjutnya dengan katalis enzim myosinATPase terjadi hidrolisis ATP menjadi ADP + P + energi, sehingga terjadilah kontraksi otot.
Kontraksi otot terus berlangsung selama ion-ion kalsium tetap berada pada konsentrasi tinggi
dalam cairan sarkoplasma.5
2. Mekanisme Molekular pada Kontraksi Otot
Pada keadaan relaksasi, ujung-ujung filamen aktin yang memanjang dari dua lempeng Z
yang berurutan sedikit saling tumpang tindih satu sama lain. Sebaliknya, pada keadaan kontraksi,
filamen aktin ini telah tertarik ke dalam di antara filamen miosin, sehingga ujung-ujungnya
sekarang saling tumpang tindih satu sama lain dengan pemanjangan yang maksimal. Lempeng Z

13

juga telah ditarik oleh filamen aktin sampai ke ujung filamen miosin. Jadi, kontraksi otot terjadi
tersebut mekanisme pergeseran filamen.6,7
Filamen aktin tergeser ke dalam di antara filamen miosin karena interaksi jembatan silang
dari filamen miosin dengan filamen aktin. Pada keadaan istirahat, kekuatan ini tidak aktif, tetapi
bila sebuah potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut otot, hal ini akan menyebabkan
retikulum sarkolasma melepaskan ion kalsium dalam jumlah besar, yang dengan cepat
mengelilingi miofibril. Ion-ion kalsium ini kemudian mengaktifkan kekuatan diantara filamen
aktin dan miosin, dan mulai terjadi kontraksi. Tetapi energi juga diperlukan untuk
berlangsungnya proses kontraksi. Energi ini berasal dari ikatan berenergi tinggi pada molekul
ATP, yang diuraikan menjadi adenesin difosfat (ADP) untuk membebaskan energi.6,7
Untuk konversi energi kimia menjadi energi mekanik, filamen aktin berperan sebagai
kofaktor yang diperlukan dalam pelepasan energi oleh ATPase dalam kepala molekul myosin.
Jika aktin murni ditambahkan pada filamen myosin in vitro, maka segera terjadi hidrolisis dari
ATP. Tetapi, pada otot relaksasi, tempat ikatan bagi myosin pada filament tipis diblokir oleh
kompleks troponin-tropomiosin, mencegah interaksi aktin-miosin. Pelepasan kalsium ke dalam
sarkoplasma sebagai respon atas rangsangan saraf, diikuti pengikatan kalsium pada troponin C
pada masing-masing subunit sepanjang filament aktin. Pengikatan kemudian mengaktifkan
ATPase myosin dan pelepasan energi yang terjadi menginduksi fleksi dari kepala myosin yang
menggeser

filamen tipis sedikit ke arah pusat pita-A dari sarkomer. Kepala itu kemudian

terlepas dan melekat kembali pada subunit aktin lain memulai siklus merakit jembatan dan
membongkar jembatan baru.8
Translokasi progresif dari filamen aktin ke arah pusat pita-A memendekan sarkomersarkomer sepanjang seluruh myofibril, berakibat kontraksi yang berlanjut sampai ion kalsium
habis dan terpisah dalam sisterna terminal. Kompleks troponin-tropomiosin kemudian
menutupi tempat pengikatan pada filamen aktin, memulihkan keadaan relaksasi.8

14

Kesimpulan
Tulang dan otot mempunyai struktur yang saling berhubungan. Keduanya
mempunyai serat kolagen yang merupakan serabut sangat kuat sehingga berbagai macam
gerakan yang terjadi pada anggota tubuh kita, dihasilkan oleh kontraksi dan juga relaksasi otot
dan tulang yang bersangkutan. Sehingga apabila sesuatu tulang ataupun otot kehilangan
kemampuan untuk berkontraksi maka gerakan-gerakan yang secara normal dilakukan dapat
terganggu atau bahkan dapat menyebabkan gerakan tersebut tidak muncul sama sekali. Jika otot
kita terdapat gangguan maka alat gerak kita dan fisiologi tubuh kita juga pasti akan terdapat
gangguan.

15

Daftar Pustaka
1. Pearce E. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka, 2009
2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis
Company; 2007. h. 104-34.
3. Wibowo D. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grafindo, 2005
4. Bloom & Fawcett. Buku ajar histology. Jakarta: EGC; 2002.h.255-6.
5. Asmadi. Teknik prosedural konsep & aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika; 2008.h.114-5.
6. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC; 2008.h.74-81.
7. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Ed 27. Jakarta: EGC;
2009.h.582
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2011.

16

Vous aimerez peut-être aussi