Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NIM : 04.11.2951
Kelas : D/KP/VII
Sindrom tumor lisis (TLS) adalah gangguan metabolisme yang penting sering
dihadapi dalam pengelolaan berbagai kanker termasuk limfoma, leukemia, dan
neuroblastoma. Pengakuan tertunda dapat menyebabkan berbagai abnormal- biokimia
ities mengakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti gagal ginjal, aritmia,
dan kejang. Identifikasi pasien berisiko tinggi dan pengakuan awal sindrom ini
penting dalam lembaga awal profilaksis dan pengobatan yang tepat. Kemajuan terbaru
dalam pemahaman metabolisme urat, pengembangan obat penurun urat baru, dan
penerapan biomarker, metode perhitungan, dan model prognostik untuk
mengidentifikasi tinggi pasien risiko akan membuka jalan dalam meningkatkan
pengelolaan TLS. Kami termasuk dalam hal ini meninjau informasi baru mengenai
transporter urat URAT-1, anion organik transporter 1/3, dan MRP4; jalur urat
penghapusan; perbandingan lama- (Allopurinol, uricase asli) dan baru-(febuxostat, Y700, PEG-uricase, rasburicase) penurun urat agen generasi; dan penerapan biomarker
baru (cystatin-C, neutrofil trophil gelatinase terkait lipocalin, ginjal cedera molekul 1),
diperkirakan glomerulus laju filtrasi dan perhitungan metode (modifikasi diet pada
penyakit ginjal dan prognostic Model (Penn Skor prediksi dari Tumor Lisis
Syndrome) dalam identifikasi risiko tinggi pasien, dan mekanisme yang belum
dijelajahi alternatif (dimethylarginine asimetris dan adenosin) untuk menjelaskan
cedera ginjal yang terkait dengan TLS.
A.
Definisi
Leukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk sistem
hematopoietik yang mengakibatkan ploriferasi sel-sel darah putih tidak terkontrol dan
pada sel-sel darah merah namun sangat jarang. (Gale, 2000 : 186).
Sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok sel ganas tersebut dalam
sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik dan mempengaruhi
produksi dari sel-sel darah normal lainnya. (Bakta,I Made, 2007 :120).
Leukemia limfoblastik akut (ALL) adalah penyakit yang berkaitan dengan sel
jaringan tubuh yang tumbuhnya melebihi dan berubah menjadi ganas tidak normal
serta bersifat ganas, yaitu sel-sel sangat muda yang serharusnya membentuk limfosit
berubah menjadi ganas.
LLA merupakan kanker yang paling banyak dijumpai pada anak, yaitu 25-30
% dari seluruh jenis kanker pada anak. Angka kejadian tertinggi dilaporkan antara
usia 3-6 tahun, dan laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Gejala lain yang perlu
diwaspadai adalah tubuh lemah dan sesak nafas akibat anemia, infeksi dan demam
akibat
Kekurangan sel darah putih normal, serta pendarahan akibat kurangnya
trombosit. (Rulina, 2003).ALL merupakan penyakit yang paling umum pada anak
(25% dari seluruh kanker yang terjadi). Di Amerika Serikat, kira-kira 2400 anak dan
remajamenderita ALL setiap tahun. Insiden ALL terjadi jauh lebih tinggi pada anakanak kulit putih daripada kulit hitam. Perbedaan juga tampak pada jenis kelamin,
dimana kejadian ALL lebih tinggi pada anak laki-laki kurang dari 15 tahun. Insiden
kejadian 3,5 per 100.000 anak berusia kurang dari 15 tahun.Puncak insiden pada umur
2-5 tahun dan menurun pada dewasa (Moh. Supriatna.2002.)
.2
Anatomi Fisiologi
a. Proses Pembentukan Sel Darah (Hematopoiesis)
Darah terdiri atas komponen sel dan plasma. Komponen sel terdiri atas sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit: basofil, eosinofil, neutrofil batang,
neutrofil segmen, limfosit, monosit), dan trombosit (keping darah/platelet).
Komponen sel dalam darah dibentuk dalam suatu proses yang dinamakan
hematopoiesis.
Hematopoiesis terjadi sejak masa embrional. Hematopoiesis menurut waktu
terjadinya terbagi atas hematopoiesis prenatal dan hematopoiesis postnatal.
Hematopoiesis prenatal terjadi selama dalam kandungan. Hematopoiesis prenatal
terdiri atas 3 fase: mesoblastik, hepatik, dan mieloid. Fase mesoblastik dimulai sejak
usia mudigah 14 hari sampai minggu kesepuluh, berlangsung di yolk sac (saccus
vitelinus). Sedangkan fase hepatik berlangsung mulai minggu keenam sampai
kelahiran, berlangsung di mesenkim hepar, dan mulai terjadi differensiasi sel. Fase
mieloid berlangsung dalam sumsum tulang pada usia mudigah 12-17 minggu, ini
menandakan sudah berfungsinya sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah.
Organ yang berperan dalam proses hematopoiesis adalah sumsum tulang dan
organ retikuloendotelial (hati dan spleen). Jika terdapat kelainan pada sumsum
tulang, hematopoiesis terjadi di hati dan spleen. Ini disebut hematopoiesis ekstra
medular. Sumsum tulang yang berperan dalam pembentukan sel darah adalah sumsum
tulang merah, sedangkan sumsum kuning hanya terisi lemak. Pada anak kurang dari 3
tahun, semua sumsum tulang dari sumsum tulang berperan sebagai pembentuk sel
darah. Sedangkan saat dewasa, sumsum merah hanya mencakup tulang vertebra, iga,
sternum, tengkorak, sakrum, pelvis, ujung proksimal femur dan ujung proksimal
humerus.
Dalam setiap pembentukan sel darah, terjadi 3 proses yaitu: proliferasi,
diferensiasi dan maturasi. Sedangkan komponen yang terdapat dalam proses
pembentukan sel darah mencakup: stem sel, sel progenitor, dan sel prekursor. Seluruh
komponen sel darah berasal dari hematopoietic stem cells (HSC). HSC bersigat
multipoten karena dapat berdiferensiasi dan kemudian terbagi menjadi beberapa
proses terpisah yang mencakup: eritropoiesis, mielopoiesis (granulosit dan monosit),
dan trombopoiesis (trombosit).
Proses hematopoiesis terjadi atas regulasi dari hematopoietic growth factor.
Hematopoietic growth factor ini memiliki peran dalam proses proliferasi, diferensiasi,
supresi apoptosis, maturasi, aktivasi fungsi saat terjadi hematopoiesis.
Sel darah yang dalam proses pematangan memiliki karakteristik umum yang
sama, yaitu:
1) Ukuran: semakin matang, ukurannya semakin kecil
2) Rasio inti:sitoplasma. Semakin matang, rasionya semakin menurun. Hal
ini menandakan bahwa inti sel semakin mengecil saat sel darah semakin
matang.
3) Karakteristik inti: a) semakin matang maka ukuran inti semakin kecil, b)
kromatin muda halus, lalu kasar, lalu lebih padat saat menuju ke arah
matang, c) anak inti tidak terlihat saat sel darah matang
4) Sitoplasma pada sel muda biru tua, tanpa granul.
.3
Klasifikasi
a. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
LMA mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua
sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok
usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan
leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
b. Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)
LMK juga di masukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun
lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih
ringan. LMKjarang menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan
gambaran LMA tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala
selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa,
limpa membesar.
c. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anakanak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun,
setelah usia 15 LLA jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam
sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel
normal..
d. Leukemia Limfositik Kronis (LLC)
.4
Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1) Penyakit Defisiensi
Penyakit Defisiensi imun tertentu, misalnya agannaglobulinemia; kelainan
.5
Manifestasi Klinis
Gejala klinik leukemia akut sangat bervariasi, tetapi pada umumnya timbul
cepat, dalam beberapa hari sampai minggu. Gejala leukemia akut dapat digolongkan
menjadi tiga yaitu;
a. Gejala kegagalan sumsum tulang:
1) Anemia
Anemia menimbulkan gejala pucat dan lemah. Disebabkan karena produksi sel
darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah
merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit,
jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia mengalami pucat,
mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
2) Netropenia
Netropenia menimbulkan infeksi yang ditandai demam, malaise, infeksi
rongga mulut, tenggorokan, kulit, saluran napas, dan sepsis sampai syok septic.
3) Trombositopenia
Trombositopenia menimbulkan easy bruising, memar, purpura perdarahan
kulit, perdarahan mukosa, seperti perdarahan gusi dan epistaksis. Tanda-tanda
perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti gusi,
hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia.
Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar
trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.
b. Keadaan hiperkatabolik yang ditandai oleh:
1) Kaheksia
2) Keringat malam
3) Hiperurikemia yang dapat menimbulkan gout dan gagal ginjal
c. Infiltrasi ke dalam organ menimbulkan organomegali dan gejala lain
seperti:
1) Nyeri tulang dan nyeri sternum
2) Limfadenopati superficial
3) Splenomegali atau hepatomegali biasanya ringan
4) Hipertrofi gusi dan infiltrasi kulit
5) Sindrom meningeal: sakit kepala, mual muntah, mata kabur, kaku kuduk.
6) Ulserasi rectum, kelainan kulit.
7) Manifestasi ilfiltrasi organ lain yang kadang-kadang terjadi termasuk
pembengkakan testis pada ALL atau tanda penekanan mediastinum
.6
Patogenesis
Pada pasien LLA terjadi proliferasi patologis sel-sel limfoid muda di sumsum
t(10;14), atau karena hilangnya atau inaktifnya gen supresor tumor seperti p16 dan
p15, Rb dan p53.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Hitung darah lengkap (Complete Blood Count) dan Apus Darah Tepi
a)
b)
c)
d)
e)
f)
diekspresikan
oleh
limpoblast
dapat
dideteksi
dengan
.1
yang berat dan perdarahan massif, dapat diberikan transfuse trombosit dan bila
terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.
b. Kortikosteroid (prednisone,kortison,deksametason)
Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
c. Sitostatika
Selain sitostatika yang lama (6-merkatopurin atau 6-mp, metotreksat atau
MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih poten seperti vinkristin
(Oncovin), rubidomisin (daunorubycine) dan berbagai nama obat lainnya. umumnya
sitostatiska diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan prednisone. Pada
pemberian obat-obatan ini sering terdapat akibat samping berupa alopecia, stomatitis,
leucopenia, infeksi sekunder atau kandidiasis. Bila jumlah leukosit kurang dari 2000/
mm3 pemberiannya harus hati-hati.
d. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat dikamar yang suci
hama)
e. Imunoterapi
Imunoterapi merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi
dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105-106), imunoterapi mulai diberikan
(mengenai cara pengobatan yang terbaru, masih dalam pengembangan).
Cara pengobatan berbeda-beda pada setiap klinik bergantung dari pengalaman,
tetapi prinsipnya sama yaitu dengan pola dasar:
1) Induksi
Dimaksudkan untuk mencapai remisi dengan berbagai obat tersebut
sampai sel blas dalam sumsum tulang kurang dari 5%.
2) Konsolidasi
Bertujuan agar sel yang tersisa tidak cepat memperbanyak diri lagi.
3) Rumat
Untuk mempertahankan masa remisi, agar lebih lama. Biasanya dengan
memberikan sitostatika setengah dosis biasa.
4) Reinduksi
Vincristine (VCR)
Predison (Pred)
6 mg/m2/hari, oral
Daunorubicin
25 mg/m2/minggu-4 minggu
G!MEMA
dari
Italia
memberikan
iontensifikasi/konsolidasi:
pemberian
regimen
konsentrat
trombosit
untuk
mempertahankan
.7
Pengobatan
a. Pengobatan khusus dan harus dilakukan di rumah sakit. Berbagai regimen
pengobatannya bervariasi, karena banyak percobaan pengobatan yang
masih terus berlangsung untuk menentukan pengobatan yang optimum.
b. Obat-obatan kombinasi lebih baik daripada pengobatan tunggal.
c. Jika dimungkinkan, maka pengobatan harus diusahakan dengan berobat
jalan.
d. Daya tahan tubuh penderita menurun karena sel leukemianya, demikian
pula karena obat-obatan, dan karena itu infeksi oleh organisme tertentu
dapat menjadi masalah, misalnya septicemia. Organisme yang sering
ditemukan
adalah
stafilokokus, pneumocystis
carinii, jamur
dan
sitomegalovirus.
.B
Pengkajian
a. Data biografi pasien
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada
demam dan
adanya
infeksi. Kaji
adanya
tanda-tanda
invasi
ekstra
medulola yaitu
limfadenopati,
hepatomegali,
splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal
ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar
monozigot.
4) Riwayat kebiasaan sehari-hari
Perbedaan pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit.
5) Riwayat psikososial
a) Psikologi
Pada kasus ini biasanya klien dan keluarga takut dan cemas terhadap penyakit
yang diderita. Klien sangat membutukan dukungan dari keluarga dan perawat.
b) Sosial Ekonomi
Klien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga maupun dengan
tetangga disekitar rumahnya
PT/PTT : memanjang
d. Penatalaksanaan
Terapi dan obat yang diberikan pada klien dengan leukemia :
.2
Diagnosa Keperawatan
a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
c. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah
e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan
efek samping agen kemoterapi
f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau
stomatitis
g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
h. Kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
pemberian
agens
.3
Rencana Keperawatan
a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
1) Tujuan : pasien bebas dari infeksi
2) Kriteria hasil :
Normotermia
Hasil kultur negative
Peningkatan penyembuhan
3) Intervensi
Pantau suhu dengan teliti (TTV)
Tempatkan klien dalam ruangan khusus
HB 12gr/%
Tidak anemis
3) Intervensi :
Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada
daerah ekimosis
Cegah ulserasi oral dan rectal
Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun,
denyut nadi cepat, dan pucat)
Hindari obat-obat yang mengandung aspirin
Ajarkan orang tua dan klien yang lebih besar ntuk mengontrol
perdarahan hidung
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah
1) Tujuan : Tidak terjadi kekurangan volume cairan, pasien tidak
mengalami mual dan muntah
2) Kriteria hasil :
Klien tidak lemah dan anemis
Turgor kulit baik
Mukosa bibir lembab, tidak sianosis
3) Intervensi :
Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi
Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi
Kaji respon klien terhadap anti emetic
Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat
Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Berikan cairan intravena sesuai ketentuan
e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan
efek samping agen kemoterapi
1) Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral
2) Kriteria hasil :
3) Intervensi :
Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari
yang dibalut kasa
Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau
tanpa larutan bikarbonat
Gunakan pelembab bibir
Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil
Berikan diet cair, lembut dan lunak
Inspeksi mulut setiap hari
Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan
Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu
magnesia
Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan
Berikan analgetik
Bb meningkat
3) Intervensi :
Dorong klien untuk tetap rileks saat makan
Skala nyeri 3
3) Intervensi :
Klien bersih
3) Intervensi :
Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan
daerah perianal
Ubah posisi dengan sering
Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan
3) Intervensi :
Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar
matahari, angin atau dingin
Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih,
pendek dan halus
Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan
mungkin warna atau teksturnya agak berbeda
Dorong hygiene dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin ,
misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik
j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang
menderita leukemia
1) Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang
prosedur diagnostik atau terapi
2) Kriteria hasil :
Klien dan keluarga bisa memahami prosedur yang disampaikan
perawat
Klien dan keluarga tidak cemas
3) Intervensi :
Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pada klien
bersama
keluarga
bagaimana
mereka
BAB III
ASKEP PADA AN.F DENGAN LEUKIMIA
LIMFOBLASTIK AKUT
.A
Pengkajian
.1
Identitas
a. Klien
- Nama
: An. F
- Umur
: 8 tahun 6 bulan
- Jeniskelamin
: Perempuan
- Pendidikan
: TK
- Agama
: Islam
- Pekerjaan
:-
Alamat
: 162553
- DiagnosaMedik
: ALL
- Tanggalmasuk
: 01 Juni 2014
- Tanggalpengkajian
: 03 Juni 2014
1. PenanggungJawab
- Nama :
- Umur : 42 Tahun
- JenisKelamin :Perempuan
- Pendidikan : SMA
- Agama : Islam
- Pekerjaan :IbuRumahTangga
- Alamat :Jalan P. Ternate rayablok XI no. 7 Rt 01/18 Aren Jaya
Bekasitimur
- Hubungankeluarga :Ibu
A. KeluhanUtama
Ibuklienmengatakankliensudah 4 haritidak
BABdansetiapselesaikhemoterapyklienmengalamisariawan
B. RiwayatKesehatanSekarang
Ibuklienmengatakanmengetahuiklienmenderita ALL padabulanOktober 2013
padasaatituibuklienmengirabahwaklienmengalami DHF,
saatperiksaternyataklienmengalami ALL,
namunsaatmengetahuinyaklientidaklangsungdirawat.PadabulanJanuari
2014klienmengalamidemam,
mualdanmuntahdanorangtuaklienmemutuskanuntukmembawaklienke UGD
RS.KankerDharmais, karenaklienmengalamikejangakhirnyaklien di rawat di ruang
HCU, di Ruang HCU klienmengalamipenurunankesadarandanmasukkeruang ICU
selama 2 hari 2 malam. Setelahkeadaanumumstabilklien di pindahkankeruang HCU
untukdilakukanobservasi, beberapa jam kemudiankliensadar.Lalusetelah di
observasilebihlanjutkeadaanumumklienstabildankesadaranklienmulaimembaikklien di
pindahkankeruangrawatanak.
C. RiwayatKesehatanDulu
Klienmengalami down syndrome sejaklahirlalukeluargamemtuskan,
klienmengikutiterapiuntukpertumbuhandanperkembangannya.BulanOktob
er 2013 Ibuklienmengatakanpertama kali mengetahuiklienmenderita
ALL,padasaatituibuklienmengirabahwaklienmengalami
DHF,
namunsaatmengetahuinyaklientidaklangsungdirawat.PadabulanJanuari
2014klienmengalamidemam,
mualdanmuntahdanorangtuaklienmemutuskanuntukmembawaklienke
UGD RS.KankerDharmais, karenaklienmengalamikejangakhirnyaklien di
rawat
di
ruang
HCU,
di
Ruang
HCU
klienmengalamipenurunankesadarandanmasukkeruang ICU selama 2 hari
2 malam.
D. RiwayatKesehatanKeluarga
Ibuklienmengatakan di dalamkeluargatidakada yang
mengalamipenyakit yang samasepertiklien.
Genogram :
E. RiwayatTumbuhKembang
F. PemeriksaanFisik
1. Tingkat Kesadaran
- Kualitas : Compos mentis
Kuantitas :
ResponMotorik :
Responverbal :
ResponmembukaMata :
Jumlah:
15
2. Tanda-tanda vital
- Tekanandarah : 110/70 mmHg
- Nadi : 60 x/menit
- Respirasi : 20 x/menit
- Suhu : 35,60C
- BB : 24 Kg
- TB : 125 cm
- Lingkarkepala : 48 cm
- LingkarLengan : 18,5 cm
3. PemeriksaanSistematis
a. Pernapasan
- Lingkar dada : 36 cm
- Lingkarperut : 34 cm
g. Musculoskeletal
Tidakadakelainantulang,
gerakanbebastetapiklienmengalamipenyempitanpembuluhdarah
kaki semenjak 5bulan laludanbaru 1
mingguinikliendapatberjalankembali,genetalia normal.
G. KebutuhanDasar
1. Makandanminum
Makanan yang paling disukaiklienadalahayamgoreng,
nafsumakanklienkurang,frekuensimakan 3x
seharidenganjenismakanannasidanlaukpauk, klientidakmakanbuah,
klientidakmemilikialergiterhadapmakananapapun, klienminum 5
gelas/hari.
2. PolaTidur
Klienjarangtidursiang, klientidurmalamdaripukul 21.00-06.00
tetapiklienseringterbanguntengahmalamuntukmemastikankehadiran
orangtuanya, biasanyakliensebelumtidurbermain game
terlebihdahulu.
3. Polakebersihandiri
Klienselama di rawat di RS mandihanya di lap
olehibunyapadapagidan sore hari, klientidakgosokgigi, kuku
klientampakbersihdanpendek
4. Aktivitasbermain
Klienbiasabermaindengantemansebayanyapadasaatmasihsekolah,
sekarangklienseringbermainbersamaorangtuadankakakkandungnya
H. RiwayatPsikososial
1. Status mental
Kliensadardanorientasibaik, klienmengalami down syndrome
sejaklahir, klientidakpernahmengalamiperilakukekerasan
2. Status sosial
Hubungankliendengananggotakeluargabaik,
klientinggalbersamakeluarga di rumahsendiri di daerahBekasi, di
rumahklienseringbermaindengankakakkeduanya
3. Kebutuhanprivasikhusus
Klientidakadaprivasikhusus
4. Kepercayaanataubudaya / nilai-nilaikhusus yang perludiperhatikan
Ibuklienbersukujawadan ayah klienbersukuminang, klienberagama
Islam, namuntidakadanilai-nilaikhusus yang
perludiperhatikanberkaitandenganpenyakit yang dialamiklien.
I. SkriningGizi
1. Antropometri
TinggiBadan :125 cm
BeratBadan : 24 kg
BeratbadansebelummasukRS : 25 kg
-
Lingkarlenganatas : 18,5 cm
Lingkarperut : 34 cm
- Lingkar dada : 36 cm
- Lingkarkepala : 48 cm
2. PemeriksaanLaboratorium
Tanggal02 Juni 2014
JenisPemeriksaan
Hasil
Rujukan
Satuan
Hemoglobin
11,2
12,0-16,0
g/dL
Leukosit
1,52
5,0-10,0
103/L
Trombosit
77
150-440
103/L
Eritrosit
3,74
4,00-5,00
106/L
Hematokrit
33,0
37-43
32
0-32
u/L
HematologiRutin
Kimia klinik
FungsiHati
SGOT
SGPT
37
0-31
u/L
UreumDarah
21
15-36
mg/dl
Kreatinindarah
0,51
< 0,95
mg/dl
FungsiGinjal
J. Program Therapy
Therapy oral :
-
Dexamethasone 3x1,2 mg
GMP 1x45 mg
Cetrizine 1x1 tab (malam)
Cefixime 2x1
Therapy parenteral :
Insentron 3x4 mg
K. ResikoCedera/Jatuh
Klientidakmemilikiresikojatuh
L. SkriningNyeri
Klientidakmengeluhnyeri, skalanyeri 0
M. Status Fungsional
Klienmembutuhkanbantuansebagiandalammemenuhikebutuhandasarny
a.
N. KebutuhanEdukasi
Klienmembutuhkankebutuhanedukasikarenaklienmangalamihambatan
dalamkognitifdanmentalnya (Down Syndrome),
tetapiklientidakmembutuhkanpenerjemahdalamkebutuhansehariharinya, danuntukkebutuhanmembelajarannyaklienmembutuhkan
stimulus tumbuhkembangdandiet&nutrisi.
I.
ANALISA DATA
No. Data Senjang
Etiologi
Masalah
Ds :
ALL
1.
Konstipasi
- Ibuklienmengatakankli
ensudah 4 haritidak
BAB
Prosedur therapy
- Ibuklienmengatakankli
entidaksukamakanbuah
Do :
- Bisingususterdengarle
Therapy oral
mah
- Bisingusus 3x/ menit
- Lingkarperut 34cm
Side effect therapy
Konstipasi
Factor predisposisi
ResikoPendarahan
Ds :
2.
Do :
-
Mutasi somatic
selinduk
Trombosit : 77.000
Poliferasiselmudadal
amsumsumtulang
Selleukimiameningk
at
Inhibisieritropoiesis
normal
Trombositopenia
Resikopendarahan
Ds :
ALL
3.
-
Do :
-
Ibuklienmengatakankli
enmakannyahanyasedi
kit,
Prosedur therapy
terutamasetelahkemoth
erapykarenaklienakan
mengalamisariawan
Kemotherapy
Perubahannutrisikurang
darikebutuhantubuh
Porsimakanklientidakh
abis
Beratbadanklienturun 1 Side effect kemo
kg dari 25kg menjadi
24kg
Stomatitis
Tidaknafsumakan
Ds :
Factor predisposisi
ResikoInfeksi
4.
Do :
-
Mutasi somatic
selinduk
Leukosit : 1520
Poliferasiselmudadal
amsumsumtulang
Selleukimiameningk
at/menurun
Leukositosis/
leukopenia
Resikoinfeksi