Vous êtes sur la page 1sur 8

AUDIT 2

AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

OLEH KELOMPOK:

TOMMI PRADANA 18898


ANGGI YUNUS
IWAN Y NAPITUPULU
WINO OKTOFAND

Pendidikan Ekonomi-Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
2013

AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL


Siklus perolehan dan pembayaran kembali modal meliputi pembayaran bunga dan deviden.
Perkiraan perkiraan utama dalam siklus ini meliputi wesel bayar, utang kontrak, utang
hipotik, utang obligasi, beban bunga, bunga masih harus dibayar, kas di bank, modal-saham
biasa, modal saham preferan, agio modal, modal donasi, laba ditahan, apropriasi laba
ditahan, saham perbendaharaan, dividen yang diumumkan, utang dividen, perusahaan
perorangan-perkiraan modal, perkiraan-perkiraan modal.
Ciri khas siklus ini:
1.

Relatif sedikit transaksinya tetapi biasanya masing-masing transaksi jumlahnya material.

2.

Pengabaian suatu transaksi merupakan masalah audit utama karena satuannya umumnya

material.
3.

Terdapat hubungan hukum antara satuan usaha klien dari pemegang saham, obligasi atau

dokumen-dokuman pemilikan yang serupa.


4.

Terdapat hubungan langsung antara perkiraan bunga dan deviden dengan pinjaman dan

modal.
Akun-akun dalam siklus

Akun-akun dalam siklus perolehan dan pelunasan kembali modal pada perusahaan tertentu
tergantung pada jenis aktivitas bisnis perusahaan itu dan bagaimana pendanaannya.
Berikut ini adalah siklus-siklus yang seringkali ditemukan :
1. Wesel bayar
2. Kontrak yang masih harus di bayar
3. Hutang hipotik
4. Hutang obligasi
5. Beban bunga
6. Bunga yang masih harus di bayar
7. Kas Bank
8. Modal saham Saham biasa

9. Modal saham- Saham preferen


10. Kelebihan modal disetor atas nilai pari
11. Modal yang disumbangkan
12. Laba ditahan
13. Pencadangan laba di tahan
14. Saham tresuri
15. Dividen yang diumumkan
16. Dviden yang terhutang
17. Akun modal perusahaan perseorangan
18. Akun modal perusahaan persekutuan

Metode perancangan pengujian terinci atas saldo wesel bayar:


1. Tentukan materialitas dan tetapkan AAR dan IR untuk wesel bayar.
2. Tentukan CR untuk wesel bayar
3. Rancang dan laksanakan test of control, subtantif tes dan prosedur analitis untuk siklus
perolehan dan pembayaran dan siklus penjualan dan penerimaan kas
4. Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk saldo wesel bayar
5. Rancang pengujian terinci atas saldo wesel bayar untuk memenuhi tujuan spesifik audit.

Wesel bayar
Wesel bayar adalah kewajiban hukum terhadap kreditor yang mungkin dijamin oleh akiva
maupun sama sekali tidak dijamin.
Pembahasan sekilas tentang perkiraan.
Perkiraan yang digunakan untuk wesel bayar dan bunga adalah wesel bayar, kas di bank,
utang bunga, beban bunga.
Tujuan Audit Wesel Bayar, untuk menentukan apakah:
1. Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar cukup memadai

2. Transaksi telah diotorisasi secara pantas dan telah dicatat sesuai tujuan pengujian
transaksi
3. Utang akibat wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus dibayar
yang berhubungan, telah dinyatakan dengan pantas dan sesuai tujuan pengujian terinci
atas saldo.
Pengendalian Intern Wesel Bayar
1. Otorisasi yang pantas atas penerbitan wesel baru oleh dewan direksi atau manajemen
puncak
2. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga

sebagai

bagian siklus perolehan dan pembayaran


3. Dokumen dan catatan yang pantas meliputi buku tambahan dan pengawasan terhadap
wesel-wesel kosong atau telah dibayar oleh seorang petugas yang bertanggungjawab
4. Verifikasi Independen secara peridodik melalui rekonsiliasi dengan buku besar dan
dibandingkan dengan catatan pemegang wesel. Beban bunga wesel juga harus dihitung
kembali.
Pengujian atas transaksi Wesel Bayar
Meliputi peerbitan wesel bayar dan pembayaran kembali pokok pinjaman serta bunga.
Pengujian harus ditekankan terhadap empat pengendalian intern yang telah dibahas di depan.
Prosedur analitis Wesel Bayar
Prosedur analitis disini esensial karena pengujian terinci atas beban bunga dan bunga terutang
sering kali dieliminasi saat hasilnya menguntungkan. Contoh prosedur analitis untuk wesel
bayar dan perkiraan bunga:
1)

Hitung kembali taksiran beban bunga dn basis tingkat bunga rata-rata dan wesel bayar

bulanan keseluruhan
2) Bandingkan wesel bayar outstanding dengan than sebelumnya

3)

Bandingkan saldo total wesel bayar, beban bunga dan bunga terutang dengan tahun

sebelumnya
Pengujian terinci atas saldo wesel bayar
Langkah awal adalah penggunaan skedul wesel bayar dan bunga terutang yang diperoleh
dari klien. Skedul wesel bayar digunakan sebagai kerangka acuan prosedur pengujian terinci
atas saldo.
Tujuan audit terinci atas saldo wesel bayar adalah:
1) kelengkapan: suluruh wesel bayar yang ada telah dicatat.
2) akurasi: penghitungan wesel bayar dan bunganya dalam skedul telah tepat
3) penyajian dan pengungkapan: wesel bayar, beban bunga, dan bunga yang terutang
disajikan dan diungkapan dengan memadai
4) detail tie in: wesel bayar dalam skedul cocok dengan berkas induk
5) eksistensi: wesel bayar yang tercatat benar-benar ada
6) kewajiban: wesel bayar yang tercatat benar-benar kewajiban klien
7) cut off: wesel bayar telah dicatat pada periode yang tepat
Dari ketujuh tujuan di atas, yang terpenting adalah kelengkapan, akurasi, sertapenyajian dan
pengungkapan.

Modal Pemilik

Tujuan Audit

Menentukan apakah :
1) Struktur pengendalian intern terhadap modal dan dividen yang berkaitan mencukupi
2) Transaksi-transaksi modal telah dicatat sesuai dengan tujuan pengendalian ntern
3) Saldo-saldo modal pemilik telah dilaporkan dan diungkapkan sesuai dengan tujuan
pengujian terinci atas saldo (kepemilikan tidak layak diterapkan).
Pengendalian Intern

Beberapa pengendalian intern penting yang diutamakan oleh auditor:


1) Otorisasi yang pantas atas transaksi
2) Petugas dari agen pemindahan saham yang independen
3) Pencatatan yang pantas dan pembagian tugas

Audit Atas Modal Saham dan Paid In Capital


1.

Seluruh transaksi saham yang ada telah dicatat.

Auditor dapat meminta konfirmasi mengenai transaksi-transaksi modal saham dan mengenai
nilai dari transaksi-transaksi saham tersebut serta melakukan penelitian terhadap notulen
rapat
2.

Transaksi saham yang pentas telah diotorisasi dan dinilai dengan pantas.

Kebenaran nilai transaksi saham yang dilakukan secara tunai dapat diverifikasi dengan:
a.

meminta konfirmasi tentang jumlahnya kepada agen pemindah saham dan menelusuri

jumlah transaksi saham yang ada ke dlam pemerimaan uang.


b.

memeriksa jumlah yang dikredit ke dalam modal saham dan agio saham adalah benar

dengan melihat kembali pada akte perusahaan, apakah sesuai dengan nilai pari atau nilai
modal saham yang ditetapkan.
Modal saham dinilai dengan pantas
Pertimbangan penting dalam penilaian modal saham adalah verifikasi atas jumlah saham
yang digunakan dalam menghitung laba perlembar saham. Saldo akhir dalam perkiraan
modal diverifikasi mula-mula dengan menentukan jumlah saham beredar pada tanggal
neraca.

Modal saham diungkapkan dengan pantas.

Auditor harus yakin bahwa terdapat penjelasan yang mencukupi untuk setiap golngan saham,
termasuk informasi mengenai jumlah saham yang diterbitkan dan beredar dan hak khusus
dari setiap jenis saham tertentu.
Sumber informasi penting dalam menentukan apakah modal saham telah diungkapkan secara
memadai adalah akte pendirian perusahaan, notulen rapat dewan direksi, analisis auditor
terhadap transaksi-transaksi modal.

Audit Atas Deviden


Penekanan audit adalah pada transaksinya dan bukan pada saldo akhir, kecuali jika ada utang
dividen
Tujuan terpenting dari pengendalian atas dividen:
1.

Dividen yang dicatat telah diotorisasi

2.

Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat

3.

Dividen telah dinilai dengan pantas

4.

Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham adalah absah

5.

Utang dividen telah dicatat

6.

Utang dividen telah dinilai dengan pantas.

Audit Atas Laba Ditahan


1.

Titik awal audit atas laba ditahan adalah analisis atas laba ditahun untuk sepanjang tahun

yang bersangkutan.

2.

Audit atas pengkreditan laba ditahan yang berasal dari laba tahun bersangkutan

dilakukan dengan menelusuri jurnal dalam laba ditahan ke dalam laba bersih pada
penghitungan laba rugi.
3.

Setelah auditor yakin suatu transaksi pantas diklasifikasikan transaksi laba ditahan,

berikutnya harus ditentukan kebenaran nilainya.


4.

Pertimbangan penting lainnya adalah menyelidiki apakah ada transaksi yang seharusnya

dimasukkan tapi belum dicatat.


Hal penting dalam menentukan apakah laba ditahan diungkapkan dengan benar adalah
keberadaan pembatasan-pembatasan terhadap pembayaran deviden.

Vous aimerez peut-être aussi