Vous êtes sur la page 1sur 26

BAB V

PENGOLAHAN DATA
5.1.

Pengolahan Activity Sampling

5.1.1. Perhitungan Proporsi Aktivitas


Setelah data didapatkan maka akan dilakukan rekapitulasi pengumpulan
data untuk mempermudah pengolahan data. Data rekapitulasi kegiatan operator
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Tabel 5.1. Rekapitulasi Kegiatan Hari I Operator I
Pengamatan

Kegiatan

Work
Idle

Jumlah

158
47
205

Tabel 5.2. Rekapitulasi Kegiatan Hari I Operator II


Pengamatan

Kegiatan

Work
Idle

Jumlah

167
38
205

Tabel 5.3. Rekapitulasi Kegiatan Hari II Operator I


Pengamatan

Kegiatan

Work
Idle

Jumlah

166
39
205

Tabel 5.4. Rekapitulasi Kegiatan Hari II Operator II


Pengamatan

Kegiatan
Jumlah

Work
Idle

164
41
205

Setelah dilakukan rekapitulasi kegiatan operator maka selanjutnya akan


dilakukan rekapitulasi persentase kegiatan dari masing-masing operator.
Rekapitulasi persentase kegiatan pada masing-masing operator dapat dilihat pada
Tabel 5.5, 5.6, 5.7, dan 5.8.

Tabel 5.5. Rekapitulasi Persentase Kegiatan Hari I Operator I


Pengamatan

Kegiatan

Work
Idle

77,07%
22,93%
100%

Jumlah

Tabel 5.6. Rekapitulasi Persentase Kegiatan Hari I Operator II


Pengamatan

Kegiatan

Work
Idle

81,96%
19,04%
100%

Jumlah

Tabel 5.7. Rekapitulasi Persentase Kegiatan Hari II Operator I


Pengamatan

Kegiatan

Work
Idle

80,98%
19,02%
100%

Jumlah

Tabel 5.8. Rekapitulasi Persentase Kegiatan Hari II Operator II


Pengamatan

Kegiatan

Work
Idle

80,00%
20,00%
100%

Jumlah

Setelah dilakukan rekapitulasi persentase kegiatan pada setiap operator,


selanjutnya dilakukan rekapitulasi kegiatan secara keseluruhan. Rekapitulasi
kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Rekapitulasi Work dan Idle
Hari

Operator

Work

Idle

Total

I & II
I & II

I
II

324
331
655

86
79
165

410
410
820

Total

Dari data pada Tabel 5.9. maka dapat dihitung nilai proporsi work dan idle
dari setiap operator.

Tabel 5.10. Perhitungan Proporsi Work dan Idle


Hari

Operator

Work

Idle

Total

1-p

158

47

205

0,7707

0,2293

II

167

38

205

0,8146

0,1854

II

166

39

205

0,8097

0,1903

II

II

164

41

205

0,8000

0,2000

655

109

820

3,1950

0,8050

Total

Rekapitulasi perhitungan proporsi work dan idle untuk setiap operator


pada hari yang digabungkan adalah sebagai berikut.
Tabel 5.11. Perhitungan Proporsi Work dan Idle Gabungan
Hari

Operator

Work

Idle

Total

1-p

I & II

324

86

410

1,5804

0,4196

I & II

II

331

79

410

1,6146

0,3854

655

165

820

3,1950

0,8050

Total

5.1.2. Perhitungan Akurasi


Perhitungan akurasi dilakukan untuk mengetahui berapa persen batas
variasi data yang diperbolehkan. Perhitungan ini dilakukan untuk setiap operator
serta jumlah hari yang sama. Rumus yang digunakan yaitu:
4 p (1 p )
L2
p (1 p )
L2
N
N

Dimana:
L = batas variasi yang diperbolehkan
N = jumlah pengamatan
p = proporsi aktivitas (work atau idle) sebagai persentase N

1.

Perhitungan proporsi untuk pengamatan pada hari I operator I

L2

0,7707 (1 0,7707 )
0,0334 3,34 %
205

Dengan tingkat kepercayaan 95% maka waktu work berada dalam rentang
(77,073,34) persen.
2.

Perhitungan proporsi untuk pengamatan pada hari I operator II

L2

0,7707 (1 0,8196 )
0,0520 5,20 %
205

Dengan tingkat kepercayaan 95% maka waktu work berada dalam rentang
(77,073,34) persen.
3.

Perhitungan proporsi untuk pengamatan pada hari II operator I

L2

0,8098 (1 0,8098 )
0,0274 2,74 %
205

Dengan tingkat kepercayaan 95% maka waktu work berada dalam rentang
(80,982,74) persen.
4.

Perhitungan proporsi untuk pengamatan pada hari II operator II

L2

0,8 (1 0,8)
0,0280 2,80 %
205

Dengan tingkat kepercayaan 95% maka waktu work berada dalam rentang
(80,002,80) persen.
Untuk lebih jelasnya, data akurasi work dan idle dapat dilihat pada Tabel
5.12.
Tabel 5.12. Akurasi Work dan Idle
Hari

Operator

Work

Idle

Total

158

47

205

77,073,34 22,933,34

II

167

38

205

81,963,34 19,043,34

II

166

39

205

80,982,74 19,022,74

II

II

164

41

205

80,002,80 20,002,80

655

109

820

Total

pL

(1-p)L

Setelah dilakukan perhitungan maka selanjutnya dibuat rekapitulasi


persentase data akurasi Work dan Idle masing-masing operator. Rekapitulasi data
akurasi tersebut dapat dilihat pada Tabel-tabel berikut.
Tabel 5.13. Akurasi Aktivitas pada Hari I Operator I
Pengamatan

Kegiatan

Work
Idle

Jumlah

77,073,34
22,933,34
100%

Tabel 5.14. Akurasi Aktivitas pada Hari I Operator II


Pengamatan

Kegiatan

Work

81,963,34

Idle

19,043,34
100%

Jumlah

Tabel 5.15. Akurasi Aktivitas pada Hari II Operator I


Pengamatan

Kegiatan

Work
Idle

Jumlah

80,982,74
19,022,74
100%

Tabel 5.16. Akurasi Aktivitas pada Hari II Operator II


Pengamatan

Kegiatan

Work
Idle

Jumlah
5.1.3.

80,002,80
20,002,80
100%

Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

5.1.3.1. Uji Keseragaman Data


Untuk mengetahui apakah data yang diambil tidak out of control maka
dilakukan uji keseragaman data. Untuk mengetahui batas-batas kontrol maka
terlebih dahulu dicari nilai P dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:
T = jumlah total pengamatan
C = aktivitas tidak bekerja
P = persentase work operator

1.

Perhitungan uji keseragaman hari I operator I

Maka dapat dihitung nilai BKA dan BKB


(

= 0,8294
(

= 0,712
Karena BKA > P > BKB (0,8294 > 0,7707 > 0,712) maka data in control.
2.

Perhitungan uji keseragaman hari I operator II

Maka dapat dihitung nilai BKA dan BK

0,8146 2

0,8146 (1 0,8146 )
205

=0,8689

-2
= 0,7603

0,8146 (1 0,8146 )
205

Karena BKA > P > BKB (0,8689 > 0,8146 > 0,7603) maka data in control.
3.

Perhitungan uji keseragaman hari II operator I

Maka dapat dihitung nilai BKA dan BKB

0,8097 2

)
0,8097 (1 0,8097 )
205

= 0,8645

= 0,7548
Karena BKA > P > BKB (0,8645 > 0,8097 > 0,7548) maka data in control.
4.

Perhitungan uji keseragaman hari II operator II

Maka dapat dihitung nilai BKA dan BKB

= 0,8558

= 0,7742

Karena BKA > P > BKB (0,8558 > 0,8 > 0,7742) maka data in control.
5.

Perhitungan uji keseragaman hari I dan II operator I

Maka dapat dihitung nilai BKA dan BKB

= 0,8304

= 0,75
Karena BKA > P > BKB (0,8304 > 0,7902 > 0,75) maka data in control
6.

Perhitungan uji keseragaman hari I dan II operator II

Maka dapat dihitung nilai BKA dan BKB

= 0,8463

= 0,7648
Karena BKA > P > BKB (0,8463 > 0,8073 > 0,7648) maka data in control

5.1.3.2. Uji Kecukupan Data


Setelah dilakukan uji keseragaman maka selanjutnya dilakukan uji
kecukupan dari data pengamatan yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%
dan tingkat ketelitian 5% uji kecukupukan data ini digunakan untuk menganalisa
jumlah pengukuran apakah sudah representatif dimana tujuannya untuk
membuktikan bahwa data sampel yang diambil sudah mewakili sampel. Untuk
melakukan uji kecukupan data digunakan rumus:

2
k
1 P
s
N'
P
Dimana:
N = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan
K

= Tingkat kepercayaan 95% sehingga harga k adalah 2

= Tingkat ketelitian 0,05

1.

Perhitungan uji kecukupan hari I operator I


) (

N
N < N 205 < 476), maka data yang dikumpulkan belum mencukupi.
2.

Perhitungan uji kecukupan hari I operator II


(

) (

N
N < N 205 < 364), maka data yang dikumpulkan belum mencukupi.

Oleh karena hasil perhitungan data pada operator I dan II tidak mencukupi,
maka dilakukan penggabungan data work dan idle untuk operator I dan operator II
pada hari 1 dan hari ke 2.
3.

Perhitungan uji kecukupan hari I dan II operator I


(

) (

N
N > N 410 < 425), maka data yang dikumpulkan belum mencukupi.
4.

Perhitungan uji kecukupan hari I dan II operator II


(

) (

N
N > N 410 > 382), maka data yang dikumpulkan sudah mencukupi.

5.1.4. Rekapitulasi Hasil Pengamatan dan Jumlah Objek yang Dilayani


dalam Periode Pengamatan
Dari hasil pengamatan diperoleh jumlah objek yang diamati dalam periode
pengamatan. Rekapitulasi hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17. Rekapitulasi Hasil Pengamatan
Hari

Operator

Work

Idle

Total

%P

I & II

324

86

410

0,7902

I & II

II

331

79

410

0,8073

655

165

820

1,5975

Total

Dari jumlah % P yang didapat maka dapat menghitung rata-rata %P ( P )


untuk menghitung persentase work operator selama 2 hari melalui perhitungan
seperti dibawah ini:

P=

79,02 80,73
= 79,875% = 0,7987
2

5.1.5. Perhitungan Jam Kerja Produktif


Total jam kerja operator di UKM ini adalah 8 jam mulai dari jam 08.0016.00 kemudian beristirahat mulai dari jam 12.00-13.00 dan kembali bekerja pada
jam 13.00-14.00. jam kerja produktif dapat dihitung sebagai berikut:
1.

Jam kerja produktif operator I

= 0,7987 x 480 menit


= 383,376 menit

2.

Jam kerja produktif operator II

= 0,7987 x 480 menit


= 383,376 menit

5.1.6.

Studi Waktu

5.1.6.1. Penentuan Rating Factor


Dalam hal penentuan rating factor digunakan metode Westinghouse,
yang mengarahkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan
kewajaran dalam bekerja yaitu: keterampilan, usaha, kondisi kerja dan
konsistensi. Berikut merupakan penentuan rating factor untuk operator I pada
stasiun penjahitan. Adapun penilaian tersebut yakni :
1. Keterampilan (Skill)
Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan
ciri-ciri setiap kelas sebagai berikut:
a.

Super Skill :
1) Bekerja dengan sempurna
2) Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik.
3) Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya
4) Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk
diikuti.
5) Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin

6) Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak


terlampau terlihat karena lancarnya.
7) Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencana
tentang apa yang dikerjakan (sudah sangat otomatis).
8) Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerjaan yang bersangkutan
adalah pekerjaan terbaik.
b.

Excellent Skill :
1) Percaya pada diri sendiri.
2) Tampak cocok dengan pekerjaannya.
3) Terlihat telah terlatih baik.
4) Bekerjanya teliti dengan tidak banyak meakukan pengukuranpengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan.
5) Gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya tanpa kesalahan.
6) Mengunakan peralatan dengan baik.
7) Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.
8) Bekerjanya cepat tapi halus.
9) Bekerjanya berirama dan terkoordinasi.

c.

Good Skill :
1) Kualitas hasil baik.
2) Bekerjanya tampak lebih

baik

daripada kebanyakan pekerja

umumnya.
3) Dapat

memberi

petunjuk-petunjuk

pada

ketrampilannya lebih rendah.


4) Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.
5) Tidak memerlukan banyak pengawasan.
6) Tiada keragu-raguan.
7) Bekerjanya stabil.
8) Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik.
9) Gerakan-gerakannya cepat.
d.

Average Skill:
1) Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

pekerja

lain

yang

2) Gerakan-gerakannya tidak cepat tetapi tidak lambat.


3) Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan perencanaan.
4) Tampak sebagai pekerja yang cakap.
5) Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tidak banyak keraguraguan.
6) Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik.
7) Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk
pekerjaannya.
8) Bekerjanya cukup teliti.
9) Secara keseluruhan cukup memuaskan.
e.

Fair Skill :
1) Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.
2) Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya.
3) Terlihat perancangan-perancangan sebelum melakukan gerakan.
4) Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.
5) Tampak seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah
ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama.
6) Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak
tidak selalu yakin.
7) Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri.
8) Jika tidak bekerja sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah.
9) Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya.

f.

Poor Skill :
1) Tidak dapat mengkoordinasikan tangan dan pikiran.
2) Gerakan-gerakannya kaku.
3) Kelihatan ketidakyakinannya pada urutan-urutan gerakan.
4) Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan.
5) Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya.
6) Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja.
7) Sering melakukan kesalahan-kesalahan.
8) Tidak ada kepercayaan pada diri sendiri.

9) Tidak dapat mengambil inisiatif sendiri.


Tabel 5.18. Penilaian Rating Factor Operator I untuk Keterampilan
Kriteria

Perhitungan

Super skill

x 100%

12,5

Excellent Skill

x 100%

33,3

Good skill

x 100%

44,4

Average Skill

x 100%

55,5

Fair skill

x 100%

11,1

Poor skill

x 100%

Dari Tabel 5.18. dapat dilihat penilaian rating factor untuk keterampilan pada
operator I adalah average skill dengan persentase sebesar 55,5%.
2. Usaha (Effort)
Berikut ini adalah enam kelas usaha dengan ciri-cirinya:
1.

Excessive Effort:
1) Kecepatannya sangat berlebihan.
2) Usahanya sangat sungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan
kesehatannya.
3) Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang
hari kerja.

2.

Excellent :
1) Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi.
2) Gerakan-gerakannya lebih "ekonomis" daripada pekerja-pekerja biasa.
3) Penuh perhatian pada pekerjaannya.
4) Banyak memberi saran-saran.
5) Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang.
6) Percaya kepada kebaikan maksud pengukuran waktu kerja.
7) Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.
8) Bangga atas kelebihannya.
9) Gerakan-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali.
10) Bekerjanya sistematis.

11) Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen ke elemen lain tidak
terlihat.
3.

Good Effort :
1) Bekerja berirama.
2) Saat-saat menganggur sangat sedikit,bahkan kadang-kadang tidak ada.
3) Penuh perhatian pada pekerjaannya.
4) Senang pada pekerjaannya.
5) Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari.
6) Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu kerja.
7) Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang.
8) Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja.
9) Tempat kerjanya diatur baik dan rapi.
10) Menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik.
11) Memelihara dengan baik kondisi peralatan.

4.

Average Effort :
1) Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor.
2) Bekerja dengan stabil.
3) Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya.
4) Set up dilaksanakan dengan baik.
5) Melakukan kegiatan-kegiatan Perencanaan.

5.

Fair Effort :
1) Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal.
2) Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya.
3) Kurang sungguh- sungguh.
4) Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya
5) Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.
6) Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.
7) Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya.
8) Terlampau hati-hati.
9) Sistematika kerjanya sedang-sedang saja.
10) Gerakan-gerakannya tidak terencana.

6.

Poor Effort :
1) Banyak membuang-buang waktu.
2) Tidak memperlihatkan adanya minat kerja.
3) Tidak mau menerima saran-saran.
4) Tampak malas dan bekerja lambat.
5) Melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alatalat dan bahan-bahan.
6) Tempat kerjanya tidak diatur rapi.
7) Tidak perduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai.
8) Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur.
9) Set up kerjanya terlihat tidak baik.
Tabel 5.19. Penilaian Rating Factor Operator I Untuk Usaha
Kriteria

Perhitungan

Excessive effort

x 100%

Excellent effort

x 100%

9,09

Good effort

x 100%

36,36

Average effort

x 100%

40

Fair effort

x 100%

10

Poor effort

x 100%

11,1

Dari Tabel 5.19. dapat dilihat penilaian rating factor operator I untuk usaha
pada operator adalah average effort dengan persentase sebesar 36,36%,
persentase yang didapatkan dibawah 50 % sehingga lambang yang digunakan
adalah C2.
3. Kondisi Kerja (Condition)
Kondisi kerja dibagi menjadi enam kelas yaitu Ideal, Excellent, Good,
Average, Fair dan Poor. Kondisi kerja yang dipilih adalah good hal ini karena
kondisi kerja baik dalam mendukung kegiatan operator dalam bekerja.
4. Konsistensi (Consistensy)
Konsistensi dibagi menjadi enam kelas yaitu Perfect, Excellent, Good,
Average, Fair dan Poor. Konsistensi yang dipilih adalah good karena hasil

produk yang dihasilkan selama 2 hari oleh operator tidak berbeda terlalu jauh
dengan hari sebelumnya. Adapun data rating factor operator I yang digunakan
dapat dilihat pada Tabel 5.20.
Tabel 5.20. Rating Factor Operator I
No.

Rating Factor

Lambang

Nilai

1.

Keterampilan

Average skill (D)

2.

Usaha

Average effort (D)

3.

Kondisi Kerja

Good (C2)

+0,02

4.

Konsistensi

Good (C)

+0,01

Jumlah

+0,03

Maka rating factor operator I yang digunakan adalah : Rf = 1 + 0,03 =


1,03. Berikut merupakan penentuan rating factor untuk operator II pada stasiun
penjahitan. Adapun penilaian tersebut yakni :
1. Keterampilan (Skill)
Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan
ciri-ciri setiap kelas sebagai berikut:
a.

Super Skill :
1) Bekerja dengan sempurna
2) Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik.
3) Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya
4) Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk
diikuti.
5) Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin
6) Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak
terlampau terlihat karena lancarnya.
7) Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencana
tentang apa yang dikerjakan (sudah sangat otomatis).
8) Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerjaan yang bersangkutan
adalah pekerjaan terbaik.

b.

Excellent Skill :
1) Percaya pada diri sendiri.

2) Tampak cocok dengan pekerjaannya.


3) Terlihat telah terlatih baik.
4) Bekerjanya teliti dengan tidak banyak meakukan pengukuranpengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan.
5) Gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya tanpa kesalahan.
6) Mengunakan peralatan dengan baik.
7) Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.
8) Bekerjanya cepat tapi halus.
9) Bekerjanya berirama dan terkoordinasi.

c.

Good Skill :
1) Kualitas hasil baik.
2) Bekerjanya tampak lebih

baik

daripada kebanyakan pekerja

umumnya.
3) Dapat

memberi

petunjuk-petunjuk

pada

pekerja

lain

yang

keterampilannya lebih rendah.


4) Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.
5) Tidak memerlukan banyak pengawasan.
6) Tiada keragu-raguan.
7) Bekerjanya stabil.
8) Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik.
9) Gerakan-gerakannya cepat.
d.

Average Skill:
1) Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri.
2) Gerakan-gerakannya tidak cepat tetapi tidak lambat.
3) Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan perencanaan.
4) Tampak sebagai pekerja yang cakap.
5) Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tidak banyak keraguraguan.
6) Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik.

7) Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk


pekerjaannya.
8) Bekerjanya cukup teliti.
9) Secara keseluruhan cukup memuaskan.
e.

Fair Skill :
1) Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.
2) Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya.
3) Terlihat perancangan-perancangan sebelum melakukan gerakan.
4) Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.
5) Tampak seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah
ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama.
6) Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak
tidak selalu yakin.
7) Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri.
8) Jika tidak bekerja sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah.
9) Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya.

f.

Poor Skill :
1) Tidak dapat mengkoordinasikan tangan dan pikiran.
2) Gerakan-gerakannya kaku.
3) Kelihatan ketidakyakinannya pada urutan-urutan gerakan.
4) Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan.
5) Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya.
6) Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja.
7) Sering melakukan kesalahan-kesalahan.
8) Tidak ada kepercayaan pada diri sendiri.
9) Tidak dapat mengambil inisiatif sendiri.
Tabel 5.21. Penilaian Rating Factor Operator II untuk Keterampilan
Kriteria

Perhitungan

Super skill

x 100%

25

Excellent Skill

x 100%

33,3

Tabel 5.21. Penilaian Rating Factor Operator II untuk Keterampilan


(Lanjutan)
Kriteria

Perhitungan

Good skill

x 100%

66,6

Average Skill

x 100%

33,3

Fair skill

x 100%

22,2

Poor skill

x 100%

Dari Tabel 5.21. dapat dilihat penilaian rating factor untuk keterampilan pada
operator II adalah good skill dengan persentase sebesar 66,6%.
2. Usaha (Effort)
Berikut ini adalah enam kelas usaha dengan ciri-cirinya:
a.

Excessive Effort:
1) Kecepatannya sangat berlebihan.
2) Usahanya sangat sungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan
kesehatannya.
3) Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang
hari kerja.

b.

Excellent :
1) Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi.
2) Gerakan-gerakannya lebih "ekonomis" daripada pekerja-pekerja biasa.
3) Penuh perhatian pada pekerjaannya.
4) Banyak memberi saran-saran.
5) Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang.
6) Percaya kepada kebaikan maksud pengukuran waktu kerja.
7) Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.
8) Bangga atas kelebihannya.
9) Gerakan-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali.
10) Bekerjanya sistematis.
11) Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen ke elemen lain tidak
terlihat.

c.

Good Effort :
1) Bekerja berirama.
2) Saat-saat menganggur sangat sedikit,bahkan kadang-kadang tidak ada.
3) Penuh perhatian pada pekerjaannya.
4) Senang pada pekerjaannya.
5) Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari.
6) Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu kerja.
7) Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang.
8) Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja.
9) Tempat kerjanya diatur baik dan rapi.
10) Menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik.
11) Memelihara dengan baik kondisi peralatan.

d.

Average Effort :
1) Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor.
2) Bekerja dengan stabil.
3) Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya.
4) Set up dilaksanakan dengan baik.
5) Melakukan kegiatan-kegiatan Perencanaan.

e.

Fair Effort :
1) Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal.
2) Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya.
3) Kurang sungguh- sungguh.
4) Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya
5) Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.
6) Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.
7) Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya.
8) Terlampau hati-hati.
9) Sistematika kerjanya sedang-sedang saja.
10) Gerakan-gerakannya tidak terencana.

f.

Poor Effort :
1) Banyak membuang-buang waktu.

2) Tidak memperlihatkan adanya minat kerja.


3) Tidak mau menerima saran-saran.
4) Tampak malas dan bekerja lambat.
5) Melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alatalat dan bahan-bahan.
6) Tempat kerjanya tidak diatur rapi.
7) Tidak perduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai.
8) Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur.
9) Set up kerjanya terlihat tidak baik

Tabel 5.22. Penilaian Rating Factor Operator II untuk Usaha


Kriteria

Perhitungan

Excessive effort

Excellent effort

x 100%

9,09

Good effort

x 100%

36,36

Average effort

Fair effort

Poor effort

Dari Tabel 5.22. dapat

x 100%

x 100%
x 100%
x 100%

dilihat

40
10
11,11

penilaian rating factor untuk usaha pada

operator II adalah average effort dengan persentase sebesar 36,36%.


3. Kondisi Kerja (Condition)
Kondisi kerja dibagi menjadi enam kelas yaitu Ideal, Excellent, Good,
Average, Fair dan Poor. Kondisi kerja yang dipilih adalah good hal ini karena
kondisi kerja baik dalam mendukung kegiatan operator dalam bekerja.
4. Konsistensi (Consistensy)
Konsistensi dibagi menjadi enam kelas yaitu Perfect, Excellent, Good,
Average, Fair dan Poor. Konsistensi yang dipilih adalah good karena hasil
produk yang dihasilkan selama 2 hari oleh operator tidak berbeda terlalu jauh

dengan hari sebelumnya. Adapun data rating

factor operator II yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 5.23.


Tabel 5.23. Rating Factor Operator II
No.

Rating Factor

Lambang

Nilai

1.

Keterampilan

Good skill (C2)

+0,03

2.

Usaha

Average Effort (D)

3.

Kondisi Kerja

Good (C2)

+0,02

4.

Konsistensi

Good (C)

+0,01

Jumlah

+0,06

Maka rating factor operator II yang digunakan adalah : Rf = 1 + 0,06 = 1,06

5.1.6.2. Penentuan Allowance


Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi,
menghilangkan rasa lelah dan hambatan-hambatan yang tidak dapat terhindarkan.
Tabel 5.24. Allowance Operator
No.
1
2
3
4

Allowance
Tenaga yang dikeluarkan
Sikap kerja
Gerakan kerja
Kelelahan mata

6
7

Keadaan temperatur tempat


kerja
Keadaan atmosfer
Keadaan lingkungan yang baik

Kebutuhan pribadi

Jumlah

Kondisi
Dapat diabaikan
Duduk
Agak terbatas
Pandangan yang terputusputus
Tinggi

Allowance (%)
6
1
5
0

Cukup
Bersih, sehat, cerah dengan
kebisingan rendah
Pria

3
0

2
24

5.1.6.3. Penentuan Waktu Baku


Waktu baku operator I dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Waktu baku

waktu total persen produktif Rf


100%

volume hasil
100% allowance%

Waktu baku pengisian roti yaitu:

Waktu baku

waktu total persen produktif Rf


100%

volume hasil
100% allowance%

Waktu baku

390 0,925 1,03


100%

600
100% 24%

Waktu baku 0,8143 menit

Waktu baku operator II dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


Waktu baku

waktu total persen produktif Rf


100%

volume hasil
100% allowance%

Waktu baku

390 0,920 1,06


100%

600
100% 24 %

Waktu baku 0,8335 menit

5.1.7. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai


Untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga kerja standard, terlebih
dahulu dihitung waktu total dengan formula :
Wti

Wb Y
i 1

ij

Dimana:
Yi

= Volume pekerjaan pada periode pengamatan ke-i

Wt

= Waktu total (menit)

Wb

= Waktu baku stasiun kerja (menit)


Sehingga diperoleh waktu total yaitu:

Yi

= 3500 adonan roti

Waktu total = 0,8335 x 3500 = 2917,25 menit

Jumlah kebutuhan Tenaga Kerja Standard (TKS) untuk operator II


TKS

= Wt / JKA

2917,25 / 420
= 6,94
7 orang

5.1.8. Perhitungan Produktivitas Standar dan Aktual


Penentuan produktivitas standar dimaksudkan untuk menentukan jumlah
ideal kerupuk yang dapat dibuat oleh operator setiap harinya.
Perhitungan produktivitas standar operator I adalah sebagai berikut:
Ps1 = Y1 / TKS = 3500/0,8143 = 4298,17 adonan roti
= 4298 adonan roti
Perhitungan produktivitas standar operator II adalah sebagai berikut:
Ps1 = Y1 / TKS = 3500/0,8335 = 4199,16 adonan roti
= 4199 adonan roti
Jumlah roti sebenarnya yang dapat diisi oleh operator setiap harinya
adalah 4249 adonan roti.

Vous aimerez peut-être aussi