Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENGKAJIAN
DATA BAYI
Nama Bayi
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir / Usia
Tanggal Dirawat
Alamat
Tanggal Interview/Jam
Nama Orang Tua
Pendidikan Ayah/Ibu
Pekerjaan Ayah/Ibu
Usia Ayah/Ibu
Diagnosa Medis
: By. Ny. P
: Laki-laki
: 20-10-2014 / 6 hari
: 20-10-2014
: Kismoyoso
: 26-10-2014 / 14.00
: Tn. S / Ny. P
: SD / SD
: Swasta / : 56 / 50
: Asfiksia sedang dan BBLR
Riwayat Bayi:
APGAR Skor
Usia Gestasi
Berat
Badan
Panjang Badan
Komplikasi
APGAR skor 1: 5
28 minggu
/ BB : 1900 gram
PB : 45 cm
Tidak ada
12
APGAR skor 5: 6
Riwayat Ibu:
Usia Ibu
Gravida/Partus/Abortus
Jenis Persalinan
Komplikasi Kehamilan
50 tahun
G9P9A0
Persalinan secara caesar
Ada komplikasi plasenta previa totalis dan hipertensi
Review System
No. Sistem
1.
Umum
2.
Kulit
Hasil
Keadaan umum pasien lemah, menangis lemah
Kulit tidak ada pruritis (gatal), tidak terjadi
3.
4.
Kepala
Mata
5.
Hidung
membuka
Pasien tidak bersin-bersin ketika lahir dan tidak ada
6.
7.
8.
9.
Telinga
Mulut
Tenggorokan
Leher
10.
Dada
11.
Pernafasan
limfe
Pasien mengalami kesulitan dalam bernafas secara
12.
13.
Kardiovaskuler
Gastrointestinal
spontan
Tidak ada murmur, tidak ada sianosis
Refleks menghisap bayi kurang kuat, refleks
14.
15.
16.
17.
Genitourinary
Gynekology
Muskuloskeletal
Neurologi
Endokrin
pasien
Pasien menangis lemah, kemampuan menghisap
18.
belum kuat
dan
menempel,
belum
Refleks
Babinski
Pasien
Berkedip
Mata Boneka
benda asing
Bola mata bergerak ketika kepala ditolehkan ke
Grasping
bergerak
seperti
mencengkeram
ketika
Pupil
rangsang suara
Pasien menutup mata saat diberikan rangsang cahaya,
Rooting
Sucking
B.
C.
Stepping
Galant
Pengukuran
ingin menyusu
Refleks menghisap pasien lemah, ketika dilakukan
pengkajian pasien masih diberikan PASI melalui spuit
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Umum
Berat badan / BB: 1500 gram
PB: 45 cm
Panjang badan
Lingkar kepala / LK: 30 cm
LD: 32 cm
lingkar dada
Tanda Vital
Suhu Aksila
36,40C
Denyut Jantung 168x/menit
Pernafasan
64x/menit
Tekanan Darah
-
D.
E.
Postur
Kulit
Warna
Sianosis
Tanda Lahir
Lanugo / Vernix
caseosa
Turgor Kulit
Edema
F.
Kepala
Fontanel
Anterior
Fontanel
Posterior
Tidak
ada
molding
Caput
Succedaneum
Chepalhematoma
G.
Mata
Kesimetrisan/
Kebersihan/
Warna
Sklera / Iris
Epichantal
Fold
H.
I.
Kantus
Telinga
Bentuk
Simetris / Bersih
Letak Pinna
Sejajar dengan kantus luar mata
Hidung
Kepatenan
Hidung simetris, tidak ada kotoran / sekret, tidak
Nasal
J.
K.
Mulut
Bibir Sumbing
Lidah
Salivasi
Leher
Bentuk
Gerakan
L.
Dada
Bentuk
Diameter
Simetris
Diameter anteroposterior dan lateral sama 17 cm
anteroposterior
& lateral
Retraksi
Derajat
M. Paru-paru
Suara nafas
Pernafasan
N. Jantung
Latak Apeks
Murmur
Pengisian
O.
Kapiler
Nadi Brakhialis Nadi brakhialis teraba kuat
Nadi Femoralis Nadi femoralis teraba kuat
Abdomen
Bentuk
/ Bentuk silindris
Karakteristik
Keadaan
Umbilikus
Peristaltik
Lingkar Perut
Palpasi
P.
Q.
Testis
Punggung
&
Belakang
Anus
Ekstremitas
Bentuk
Kesimetrisan
Jumlah Jari
S.
Urinarius
Skrotum
Rektum
Tulang
R.
Perkusi
Genitalia
Labia
Meatus
bawah lengkap
ROM
ROM aktif
Tonus Otot
Tonus otot baik, elastis
Dislokasi
Tidak ada dislokasi
Neuromuskular Ekstremitas fleksi ketika diberikan rangsangan
Riwayat Sosial
a. Struktur keluarga (Genogram)
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal satu rumah
b. Antisipasi vs pengalaman nyata kelahiran :
Ibu pasien mengatakan mempunyai Sembilan anak, Sembilan anak ibu sehat
semua. Riwayat kelahiran anak ke tujuh, delapan, sembilan dengan Caesar
karena ibu mempunyai riwayat hipertensi, tetapi anak yang terakhir selain
c.
d.
e.
f.
g.
ibu mengalami hipertensi juga ada kelainan pada plasenta previa totalis.
Budaya
: Jawa
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Bahasa utama
: Jawa
Perencanaan makanan bayi
: Ibu akan memberikan ASI selama 2
tahun
h. Masalah sosial yang penting
i. Hubungan orang tua dan bayi
Orang
Tua
Ibu
Riwayat
Riwayat Imunisasi
Persalinan
1. Perempuan
Persalinan Normal
2. Perempuan
Persalinan Normal
3. Laki-laki
Persalinan Normal
4. Laki-laki
Persalinan Normal
5. Laki-laki
Persalinan Normal
6. Laki-laki
Persalinan Normal
7. Laki-laki
Persalinan Caesar
8. Perempuan
Persalinan Normal
Program Terapi :
1. Infus D 5% 10 cc/jam
2. Injeksi
Ampicilin 2x50 mg
Gentamicin 1x5 mg
3. HeadBox O2 4lpm
Resume Hasil Pengkajian
a. Riwayat Masuk hingga Saat Ini
Pasien datang dari ruang VK pada pukul 09.15 WIB dengan keadaan umum
lemah, menangis lemah, sesak nafas, tidak ada sianosis, denagn berat badan
lahir (1900 gram) dengan riwayat persalinan Caesar dengan alasan plasenta
previa totalis, pasien mengalami hipotermi.
Keadaan umum pasien saat ini lemah, menangis lemah, sesak nafas dan
terpasang O2 nasal kanul 4 lpm. Reflek Babinski dan reflek sucking pasien
lemah, pasien kurang peka terhadap rangsang suara (reflek moro lemah).
Pasien masih diberikan PASI melalui OGT.
b. Data Fokus
DS:
DO:
- S: 36,20C
N: 168x/menit
RR: 64x/menit
- Klien menangis lemah
- Klien asupan minum pasi melalui OGT
- Klien reflek menghisap masih lemah
- Keadaan umum bayi tampak lemah
- Mukosa bibir lembab
- Terpasang OGT
c. Pengkajian Nutrisi
- Antropometrie : BB : 1500 g, PB : 45cm
BMI : 1,5kg/(0,45m) = 7.5
- Biochemical : Hemoglobin : 12,8, Hematokrit : 42,4, Eritrosit : 3,79,
I.
Trombosit : 356
Clinical sign : Konjungtiva anemis, RR: 64x/mnt
Diit : Pasi BBLR, 30cc dalam sehari.
Kebutuhan cairan anak: 10kg BB I x 100cc = 1,5 kg x 100 = 150cc
IWL: 30-50xBBxjam/ 24 jam
: 30 x 1,5 x 24/ 24
: 45cc
ANALISA DATA
No.
1.
Ds: -
Data Fokus
Problem
Ketidakefektifan
Etiologi
Imaturitas
pola nafas
neurologis
5 menit 6
Ds :
Ketidakseimbang
Reflek
Do :
dari
tubuh
Do:
- pernafasan 64x/mnt
- ada retraksi dinding dada
- terpasang HeadBox O2 4 lpm
- usia gestasi 28 minggu
- apgar score 1 menit 5 dan dalam
2.
Resiko
ketidak Berat
Do:
- Klien lemah
tubuh
ekstrem
2.
No.
Dx
I
II
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3x24
jam
diharapakan
Intervensi
Rasional
kebutuhan
nutrisi
klien
terpenuhi
dengan kriteria hasil
:
- Reflek
menghisap kuat.
- Penambahan BB
bayi sesuai usia.
- Ibu
mengenali
saat bayi lapar.
- Kepuasan
bayi
setelah menyusu
- Observasi
reflek - Mengetahui
menghisap
dan
kekuatan reflek
menelan bayi.
bayi
dalam
menghisap
dan
menelan.
- Berikan informasi - Menambah
pengetahuan ibu
tentang keuntungan
dan keluarga.
dan
kerugian
menyusui.
- Anjurkan pada ibu - Memenuhi nutrisi
pada bayi
untuk
menyusui
secara rutin. ( 2jam
sekali ).
- Ajarkan ibu tentang - Menambah
informasi
pada
teknik
menyusui
ibu
agar
yang benar.
menyusui dengan
benar.
- Memberikan
terapi
sesuai
indikasi.
Observasi TTV
- Mengeetahui
keadaan klien saat
ini.
Monitor suhu bayi - Memonitor
dan kaji tanda
perubahan suhu
tanda syanosis.
bayi
dan
mengetahui tanda
syanosis.
- Kolaboratif medis.
3.
III
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3x24
jam
diharapkan
tidak terjadi ketidak
seimbangan
suhu
tubuh
dengan
kriteria hasil :
- Tidak
terjadi
penurunan
maupun
peningkatan
suhu tubuh yang
abnormal.
- Suhu
tubuh
stabil.
- Suhu
tubuh
Pertahankan
kehangatan bayi
- Mempertahankan
suhu klien.
tejadi
IV.
tgl/ jam
26/
2014
14.00
14.30
15.00
15.30
16.00
dalam
batas
normal (36,5
37 ).
Akral
teraba hangat.
Bayi
tidak
menggigil
-
- Memberikan
terapi
sesuai
indikasi.
IMPLEMENTASI
No.
Implementasi
Respon
Dx
10/ 1,2,3 Observasi keadaan umum S: dan TTV
O: klien tampak lemah
terpasang O2 4 lpm,
terpasang OGT. Nangis
klien lemah.
TTV: S: 370C, N:
148x/mnt, RR: 64x/mnt
3
Monitor suhu bayi dan S: tanda-tanda sianosis
O: suhu klien 36,40C,
tidak ada sianosis pada
tubuh klien
1
Mengkaji
reflek S: menghisap anak
O: reflek menghisap
klien
lemah,
klien
minum PASi melalui
OGT
1
Mengatur posisi klien S: untuk
mengoptimalkan O:
klien
tampak
pernafasan
terbaring
lemah
didalam inkubator, saat
bernafas
adaretraksi
didnding dada
3
Memberikan minum PASI S: 5cc
O: klien minum melalui
OGT 5cc tidak ada
residu
TTD
16.30
Mempertahankan
kehangatan bayi
17.00
17.30
18.00
Memberikan
tentang
menyusui
19.00
19.30
20.00
20.30
1,3
informasi
keuntungan
Mengobservasi
keadaan
umum dan vital sign
S: O:
klien
didalam
incubator,
anak
memakai baju dan
bedong
S: O: obat masukmelalui
IV line dengan lancar
S: O: klien terpasang O2,
saat
bernafas ada
retraksi dinding dada
S:
ibu
klien
mengatakan sebenarnya
ingin
menyusui
anaknya tetapi kondisi
ibu yang masih lemah
sehingga belum bisa
O: ibu bayi tampak
kooperatif
S: O: klien minum melalui
OGT 5cc dan tidak ada
residu
S: ibu mengatakan
belum bisa memeras
ASI untuk ankanya
O: ibu klien tampak
lemah
terbaringditempat tidur
S: O: klien masih lemah,
reflek menghisap klien
lemah, klien terpasang
OGT, klien terpasang
O2 4 lpm, nangis klien
lemah, klien minum
PASI 3 jam sekali 5cc.
S:O: keadaan umum klien
lemah, klien masih
terpasang O2 dan OGT.
21.00
21.30
22.00
22.30
23.00
24.00
27/10/201
4
01.00
04.00
05.00
TTV: S: 36,50C, N:
140x/mnt, RR: 46x/mnt
Mempertahankan
S: kehangatan bayi
O:
klien
didalam
incubator dan masih
memakai bedong
Mengatur posisi untuk S: mengoptimalkan
O: klien terpasang O2
pernafasan
dan terpasang headbox
untuk
membantu
pernafasan,
saat
bernafas
adaretraksi
dinding dada
Meningkatkan
asupan S: cairan dan nutrisi
O: klien diberikan
makan melalui OGT
5cc tidak ada residu
Mengkaji
reflek S: menghisap/ menelan bayi
O: reflek menghisap
bayi masih lemah
Meningkatkan
cairan dan nutrisi
05.30
Mengobservasi BB
06.00
Mengatur posisi
mempertahankan
nafas klien
untuk
jalan
07.00
Meningkatkan
cairan dan nutrisi
asupan
08.00
1,2,3 Mengobservasi
Umum
08.30
Mengganti
HeadBox
dengan kanul O2
08.45
Mengatur posisi
mengoptimalkan
pernapasan
09.00
09.10
Mengkaji
menghisap
11.00
12.00
1,2,3 Memberikan
injeksi
Ampicillin 50mg/12jam,
Aminofilin 5mg/8jam
keadaan
untuk
reflek
S: O: klien memangis,
berat badan 1900 gram
S: O: klien masih terlihat
lemah, dan terpasang
O2 4 lpm
S: O: klien minum PASI
melalui OGT sebanyak
5cc tanpa ada residu.
S=
O = Keadaan umum
klien lemah, nangis
kenceng,
BAB/BAK
(+), sesak nafas (+),
RR: 60x/menit, Minum
Pasi via OGT. Ada
retraksi dinding dada.
Klien dalam incubator.
S=
O = Terpasang kanul
O2 1lpm, Ada retraksi
dinding dada.
S=
O = Posisi klien
terlentang dengan posisi
kepala 15 lebih tinggi
S=
O = Sonde masuk via
OGT 5cc susu 2cc air
putih.
S=
O = Klien reflek
menghisap lemah.
S=
O = T : 37,5, RR :
60x/menit.
S=
O = Injeksi masuk
lancar melalui IV via
infuse
12.10
13.10
14.30
15.00
17.00
18.00
18.30
20.45
22.00
22.10
Memberikan sonde
S=
O = Sonde via OGT
masuk susu 5cc dan air
putih 2cc
1
Mengobservasi otot nafas
S=
O = RR; 60x/menit,
irama nafas teratur.
1,2,3 Mengoservasi
keadaan S =
umum
O = Keadaan umum
klien lemah,
nangis
kenceng,
BAB/BAK
(+), sesak nafas (+),
RR: 66x/menit, Minum
Pasi via OGT. Ada
retraksi dinding dada.
Klien dalam incubator.
2
Memberikan sonde
S=
O = Sonde masuk 5cc
susu dan 2 cc air putih
via OGT.
1,2,3 Mengobservasi TTV
S=
O = T : 37
1,2,3 Memberikan Injeksi
S=
Aminopilin 5mg/8jam
O = Injeksi masuk
dengan lancer melalui
IV via infus
2
Memberikan sonde
S=
O = Sonde masuk 5cc
susu dan 1cc air putih
melalui OGT
1
Mengobservasi
pola S =
pernapasan
O = RR = 62x/menit,
ada retraksi dinding
dada, terpasang kanul
O2 1lpm
2
Memberikan sonde
S=
O = Sonde masuk 5cc
susu dan 1cc air putih
melalui OGT
2
Mengkaji
reflek S =
menghisap
O = Reflek menghisap
masih lemah
23.00
24.00
28/10/
2014
05.00
07.30
1,2,3 Mengobservasi
umum
08.00
Mengobservasi pernapasan
08.45
Mengkaji
menghisap
09.00
Memberikan
nutrisi
10.30
12.00
Keadaan
reflek
asupan
S=
O = T : 36,8C, RR :
56x/menit
S=
O = Keadaan umum
klien sedang, Masih
terpasang nasal kanul
O2 1lpm, OGT aff,
akral
hangat,
ada
retraksi dinding dada.
Klien diinkubator.
S=
O = RR:54x/menit,
retraksi dinding dada,
tidak ada otot bantu
napas, napas dengan
cupping hidung (-)
S=
O = Ada reaksi untuk
menghisap sedang.
S=
O = Susu 5cc melalui
oral
menggunakan
pipet.
S=
O = T : 37C, RR :
54x/menit
S=
O = Injeksi masuk
lancar
melalui
IV
dengan via infus
12.10
13.00
1,3
14.30
1,2,3
15.00
17.00
1,2,3
18.00
1,2,3
18.10
20.10
1,2,3
21.10
Memberikan
nutrisi
asupan S =
O = Asupan nutrisi susu
5cc dengan pipet
Memberikan kehangatan S =
dan
posisi
untuk O = Klien digedong,
mengoptimalkan
masih
berada
pernapasan
diinkubator,
Posisi
supin dengan kepala
lebih tinggi 10
Mengobservasi
keadaan S =
umum
O = Keadaan umum
klien
sedang,
ada
retraksi dinding dada,
akral hangat, reflek
menghisap sedang .
Memberikan
asupan S =
nutrisi
O = susu 5cc masuk
melalui oral dengan
pipet.
Mengobservasi TTV
S=
O = T : 36,8, RR :
50x/menit
Memberikan injeksi
S=
Aminopilin 5mg/8jam
O = Injeksi masuk
lancar
melalui
IV
dengan via infus
Memberikan
asupan S =
nutrisi
O = Susu masuk 5cc
secara oral dengan
pipet.
Mengobservasi
keadaan S =
umum
O = Keadaan umum
klien sedang, nangis
kenceng,
BAB/BAK
(+), sesak nafas (+),
RR: 50x/menit, minum
pasi secara oral, Ada
retraksi dinding dada.
Klien dalam incubator.
Memberikan
asupan S =
nutrisi
O = 5cc susu masuk
secara oral dengan
22.00
24.00
V.
pipet.
S=
O = Klien digedong,
masih
berada
diinkubator,
Posisi
supin dengan kepala
lebih tinggi 10
1,2,3 Memberikan Injeksi
S=
Aminopilin
5mg/8jam, O = Injeksi masuk
Ampicilin 50mg/12jam
melalui IV dengan via
infus.
1,3
Memberikan kehangatan
dan
posisi
untuk
mengoptimalkan
pernapasan
EVALUASI
Tanggal/Ja No.D
Evaluasi
m
x
26/10/2014 I
S=
24.00
O = Keadaan umum lemah, RR 68x/menit, ada
retraksi dinding dada, terpasang headbox 4lpm.
A = Masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
- Observasi Ku dan TTV
- Optimalkan posisi pernapasan
- Kolaboratif medis
II
S=
O = BB 1900gr, Klien terpasang OGT, Asupan nutrisi
dalam sehari 30cc susu, reflek menghisap lemah.
A = Masalah teratasi sebagian.
P = Lanjutkan intervensi
- Kaji reflek menghisap
- Ajarkan ibu untuk menyusui
- Berikan asupan nutrisi sesuai kebutuhan
III
S=
O = Akral hangat, T :37C, tidak ada menggigil, tidak
ada syanosis.Klien berada diinkubator.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Jaga kehangatan
- Observasi TTV
Paraf
27/10/2014 I
II
III
28/10/2014 I
24.00
II
S=
O = Keadaan umum lemah, RR 62x/menit, ada
retraksi dinding dada, HeadBox diganti nasal kanul
1lpm,
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Observasi Ku dan TTV
- Optimalkan posisi pernapasan
- Kolaboratif medis
S=
O = BB 1900gr, terpasang OGT, reflek menghisap
lemah, asupan nutrisi susu 30cc/hari.
A = masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Kaji reflek menghisap
- Ajarkan ibu menyusui
- Berikan supan nutrisi sesuai kebutuhan
S=
O = T: 37C, Akral hangat, klien tidak syanosis, tidak
menggigil. Klien berada diinkubator.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Observasi TTV
- Jaga Kehangatan
S=
O = Keadaan umum klien sedang, RR: 50x/menit,
Ada retraksi dinding dada, tidak ada otot bantu nafas,
HeadBox diganti dengan Nasal kanul 1lpm.
A = Masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
- Observasi Ku dan TTV
- Optimalkan posisi pernapasan
- Kolaboratif medis
S=
O = BB 1900gr, selang OGT aff, reflek menghisap
ada reaksi sedang, asupan nutrisi susu lewat oral
dengan pipet. 30cc dalam sehari
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Lakukan oral feeding
- Anjurkan ibu untuk menyusui
- Berikan asupan nutrisi sesuai kebutuhan
III
S=
O = T : 36,8C, akral hangat, tidak ada syanosis, klien
diinkubator.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Jaga kehangatan
- Observasi TTV
DI SUSUN OLEH:
INDAH AYU N
(J 230145060)
KHOIRI FURY H
(J230145062)
M. RIZA ARDIASTAMA
(J230145074)