Vous êtes sur la page 1sur 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. NY.

P DENGAN ASFIKSIA DI RUANG


PERINATOLOGI RSUD. PANDAN ARANG BOYOLALI
I.

PENGKAJIAN
DATA BAYI
Nama Bayi
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir / Usia
Tanggal Dirawat
Alamat
Tanggal Interview/Jam
Nama Orang Tua
Pendidikan Ayah/Ibu
Pekerjaan Ayah/Ibu
Usia Ayah/Ibu
Diagnosa Medis

: By. Ny. P
: Laki-laki
: 20-10-2014 / 6 hari
: 20-10-2014
: Kismoyoso
: 26-10-2014 / 14.00
: Tn. S / Ny. P
: SD / SD
: Swasta / : 56 / 50
: Asfiksia sedang dan BBLR

Riwayat Bayi:
APGAR Skor
Usia Gestasi
Berat
Badan
Panjang Badan
Komplikasi

APGAR skor 1: 5
28 minggu
/ BB : 1900 gram
PB : 45 cm
Tidak ada

12

APGAR skor 5: 6

Riwayat Ibu:
Usia Ibu
Gravida/Partus/Abortus
Jenis Persalinan
Komplikasi Kehamilan

50 tahun
G9P9A0
Persalinan secara caesar
Ada komplikasi plasenta previa totalis dan hipertensi

Review System
No. Sistem
1.
Umum
2.
Kulit

Hasil
Keadaan umum pasien lemah, menangis lemah
Kulit tidak ada pruritis (gatal), tidak terjadi

3.
4.

Kepala
Mata

perubahan warna kulit


Kepala pasien lonjong
Mata pasien lengket

5.

Hidung

membuka
Pasien tidak bersin-bersin ketika lahir dan tidak ada

6.
7.
8.
9.

Telinga
Mulut
Tenggorokan
Leher

perdarahan pada hidung


Sama antara kanan dan kiri, tidak ada cacat
Bibir lembab, tidak ada perdarahan pada mulut
Pasien menggerakkan kepala ke kiri dan kanan,

10.

Dada

tidak ada kekakuan pada leher


Tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar

11.

Pernafasan

limfe
Pasien mengalami kesulitan dalam bernafas secara

12.
13.

Kardiovaskuler
Gastrointestinal

spontan
Tidak ada murmur, tidak ada sianosis
Refleks menghisap bayi kurang kuat, refleks

14.
15.
16.
17.

Genitourinary
Gynekology
Muskuloskeletal
Neurologi

menelan kurang baik


Klien BAK di popok
Klien berjenis kelamin laki-laki
Tidak ada kelemahan dan kekauan pada pasien
Pasien tidak mengalami kejang dan tremor pada

Endokrin

pasien
Pasien menangis lemah, kemampuan menghisap

18.

belum kuat

dan

menempel,

belum

Pemeriksaan Fisik Neonatus


A.

Refleks
Babinski

Pasien

Berkedip

diberikan rangsang pada telapak kaki


Pasien berkedip ketika diberikan rangsang cahaya dan

Mata Boneka

benda asing
Bola mata bergerak ketika kepala ditolehkan ke

Grasping

samping kanan dan kiri


Pasien menggenggam ketika diberikan rangsang,

bergerak

seperti

mencengkeram

ketika

dengan cara memberikan rangsang menyentuhkan jari


Moro

atau benda ke tangan pasien.


Pasien meregangkan tangan dan kaki ketika diberikan

Pupil

rangsang suara
Pasien menutup mata saat diberikan rangsang cahaya,

Rooting

pupil mengecil ketika diberikan rangsang cahaya


Pasien bergerak mencari rangsangan, dengan
menyentuh bagian pinggir bibir pasien mencari seperti

Sucking

B.

C.

Stepping
Galant
Pengukuran

ingin menyusu
Refleks menghisap pasien lemah, ketika dilakukan
pengkajian pasien masih diberikan PASI melalui spuit
Tidak terkaji
Tidak terkaji

Umum
Berat badan / BB: 1500 gram
PB: 45 cm
Panjang badan
Lingkar kepala / LK: 30 cm
LD: 32 cm
lingkar dada
Tanda Vital
Suhu Aksila
36,40C
Denyut Jantung 168x/menit
Pernafasan
64x/menit
Tekanan Darah
-

D.
E.

Postur
Kulit
Warna
Sianosis
Tanda Lahir
Lanugo / Vernix
caseosa
Turgor Kulit
Edema

Postur tubuh pasien normal


Warna kulit pucat
Tidak ada sianosis
Tidak terdapat tanda lahir
Turgor kulit baik, elastis
Tidak ada edema pada mata, wajah, kaki, tangan dan
skrotum

F.

Kepala
Fontanel

Fontanel anterior teraba lunak, belum menutup

Anterior
Fontanel

Fontanel posterior lunak, belum menutup

Posterior
Tidak

ada

molding

Caput

Succedaneum

Chepalhematoma
G.

Mata
Kesimetrisan/

Mata simetris, tidak ada sekret, berwarna bersih

Kebersihan/
Warna
Sklera / Iris
Epichantal
Fold
H.

I.

Kantus
Telinga
Bentuk

Sclera berwarna putih


Jarak kantus 3 cm
Jarak

/ Telinga simetris, bersih dan tidak ada sekret

Simetris / Bersih
Letak Pinna
Sejajar dengan kantus luar mata
Hidung
Kepatenan
Hidung simetris, tidak ada kotoran / sekret, tidak
Nasal

/ bersin, terpasang OGT


Frekuensi pernafasan 64x/menit
Kotoran / Bersin
O2 inkubator dengan konsentrasi 4 liter/menit
Nafas
Cuping Terdapat nafas cuping hidung
Hidung

J.

K.

Mulut
Bibir Sumbing
Lidah
Salivasi
Leher
Bentuk
Gerakan

Tidak ada bibir sumbing


Tampak putih
Tidak terdapat hipersalivasi
Bentuk normal, tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid
Gerakan aktif, bergerak ke kanan dan ke kiri, gerakan
mencari rangsangan

L.

Dada
Bentuk
Diameter

Simetris
Diameter anteroposterior dan lateral sama 17 cm

anteroposterior
& lateral
Retraksi
Derajat
M. Paru-paru
Suara nafas
Pernafasan
N. Jantung
Latak Apeks
Murmur
Pengisian

O.

/ Tidak ada retraksi dinding dada

Suara nafas bersih, tidak ada suara nafas tambahan


Pernafasan menggunakan HeadBox O2 4 liter/menit
Apeks terletak pada interkostal ke IV-V pada garis
tengah klavikula, sebelah lateral batas kiri sternum
Tidak ada suara murmur
Capillary refill kembali 3 detik

Kapiler
Nadi Brakhialis Nadi brakhialis teraba kuat
Nadi Femoralis Nadi femoralis teraba kuat
Abdomen
Bentuk
/ Bentuk silindris
Karakteristik
Keadaan

Keadaan umbilikus baik tidak ada perdarahan pada

Umbilikus

tali pusat, terdapat infus, terletak di antara garis

Peristaltik
Lingkar Perut
Palpasi

tengah perut dan tepi perut


Peristaltik lunak, lingkar perut
26 cm
Hepar: tidak ada pembesaran hepar
Limpa: tidak ada pembesaran limpa

P.

Q.

& Skrotum besar, testis terdapat 2

Testis
Punggung

&

Belakang
Anus
Ekstremitas
Bentuk
Kesimetrisan
Jumlah Jari

S.

Meatus urinarius pada ujung penis

Urinarius
Skrotum

Rektum
Tulang

R.

Ginjal: Tympani, tidak kembung

Perkusi
Genitalia
Labia
Meatus

Tulang belakang tidak ada kelainan


Tidak ada iritasi dan perdarahan
/ Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah simetris
Jumlah jari pada ekstremitas atas dan ekstremitas

bawah lengkap
ROM
ROM aktif
Tonus Otot
Tonus otot baik, elastis
Dislokasi
Tidak ada dislokasi
Neuromuskular Ekstremitas fleksi ketika diberikan rangsangan

Riwayat Sosial
a. Struktur keluarga (Genogram)

Keterangan:

: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal satu rumah
b. Antisipasi vs pengalaman nyata kelahiran :
Ibu pasien mengatakan mempunyai Sembilan anak, Sembilan anak ibu sehat
semua. Riwayat kelahiran anak ke tujuh, delapan, sembilan dengan Caesar
karena ibu mempunyai riwayat hipertensi, tetapi anak yang terakhir selain
c.
d.
e.
f.
g.

ibu mengalami hipertensi juga ada kelainan pada plasenta previa totalis.
Budaya
: Jawa
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Bahasa utama
: Jawa
Perencanaan makanan bayi
: Ibu akan memberikan ASI selama 2

tahun
h. Masalah sosial yang penting
i. Hubungan orang tua dan bayi

Orang
Tua
Ibu

: tidak ada masalah


:

Tingkah Laku Ibu dan Ayah


Ibu pasien belum pernah menyentuh, memeluk, berbicara,

berkunjung dan kontak mata dengan anak


Ayah
Ayah pasien pernah berkunjung untuk memberikan pakaian
Riwayat Anak Lain
Jenis Kelamin Anak

Riwayat

Riwayat Imunisasi

Persalinan
1. Perempuan

Persalinan Normal

BCG, DPT, Polio, Campak

2. Perempuan

Persalinan Normal

BCG, DPT, Polio, Campak

3. Laki-laki

Persalinan Normal

BCG, DPT, Polio, Campak

4. Laki-laki

Persalinan Normal

BCG, DPT, Polio, Campak

5. Laki-laki

Persalinan Normal

BCG, DPT, Polio, Campak

6. Laki-laki

Persalinan Normal

BCG, DPT, Polio, Campak

7. Laki-laki

Persalinan Caesar

BCG, DPT, Polio, Campak

8. Perempuan

Persalinan Normal

BCG, DPT, Polio, Campak

Program Terapi :
1. Infus D 5% 10 cc/jam
2. Injeksi
Ampicilin 2x50 mg
Gentamicin 1x5 mg
3. HeadBox O2 4lpm
Resume Hasil Pengkajian
a. Riwayat Masuk hingga Saat Ini
Pasien datang dari ruang VK pada pukul 09.15 WIB dengan keadaan umum
lemah, menangis lemah, sesak nafas, tidak ada sianosis, denagn berat badan
lahir (1900 gram) dengan riwayat persalinan Caesar dengan alasan plasenta
previa totalis, pasien mengalami hipotermi.
Keadaan umum pasien saat ini lemah, menangis lemah, sesak nafas dan
terpasang O2 nasal kanul 4 lpm. Reflek Babinski dan reflek sucking pasien
lemah, pasien kurang peka terhadap rangsang suara (reflek moro lemah).
Pasien masih diberikan PASI melalui OGT.
b. Data Fokus
DS:
DO:
- S: 36,20C
N: 168x/menit
RR: 64x/menit
- Klien menangis lemah
- Klien asupan minum pasi melalui OGT
- Klien reflek menghisap masih lemah
- Keadaan umum bayi tampak lemah
- Mukosa bibir lembab
- Terpasang OGT

Terpasang HeadBox O24liter/menit


Kulit bayi tampak kemerahan
Kulit teraba hangat.

c. Pengkajian Nutrisi
- Antropometrie : BB : 1500 g, PB : 45cm
BMI : 1,5kg/(0,45m) = 7.5
- Biochemical : Hemoglobin : 12,8, Hematokrit : 42,4, Eritrosit : 3,79,
I.

Trombosit : 356
Clinical sign : Konjungtiva anemis, RR: 64x/mnt
Diit : Pasi BBLR, 30cc dalam sehari.
Kebutuhan cairan anak: 10kg BB I x 100cc = 1,5 kg x 100 = 150cc
IWL: 30-50xBBxjam/ 24 jam
: 30 x 1,5 x 24/ 24
: 45cc
ANALISA DATA

No.
1.
Ds: -

Data Fokus

Problem
Ketidakefektifan

Etiologi
Imaturitas

pola nafas

neurologis

5 menit 6
Ds :

Ketidakseimbang

Reflek

Do :

an nutrisi kurang menghisap

- Asupan nutrisi lewat OGT

dari

- Reflek menghisap lemah

tubuh

Do:
- pernafasan 64x/mnt
- ada retraksi dinding dada
- terpasang HeadBox O2 4 lpm
- usia gestasi 28 minggu
- apgar score 1 menit 5 dan dalam
2.

- Belum pernah mendapatkan ASI.

kebutuhan pada bayi


tidak
adekuat.

- Asupan nutrisi dalam sehari


30cc.
3.

- berat badan 1500gr


Ds: -

Resiko

ketidak Berat

Do:

seimbangan suhu badan

- Klien lemah

tubuh

ekstrem

- klien berada diinkubator


- BB lahir 1900 gr
- BB sekarang 1500 gr
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas imaturitas neurologis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d reflek menghisap
pada bayi tidak adekuat.
3. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d penurunan berat badan ekstrem
III.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
1.

2.

No.
Dx
I

II

Tujuan dan Kriteria


Hasil (NOC)
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3x24
jam diharapkan pola
nafas klien efektif
dengan
kriteria
hasil:
- RR dalam batas
normal
(30-50
x/menit).
- Tidak
ada
retraksi dinding
dada.
- Suara
napas
vesikuler
tidak
ada
ronchi,
whezzing.

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3x24
jam
diharapakan

Intervensi

Rasional

- Obsevasi Keadaan - Untuk


umum dan TTV.
mengetahui
keadaan klien saat
ini.
- Observasi
otot - Untuk
bantu pernapasan.
mengetahui pola
nafas klien.
- Atur posisi klien - Menngoptimalkan
untuk
pernpasan.
mengoptimalkan
pernapasan.
- Ajarkan
keluarga - Untuk
untuk
perawatan
merecanakan
anak
dirumah
tindakan dirumah.
meliputi
pengobatan, tanda
dan gejala sesak
nafas
- Kolaboratif medis
- Untuk pemberian
terapi
sesuai
indikasi.
- Observasi BB per - Mengontrol
hari
perubahan
BB
saat ini.

kebutuhan
nutrisi
klien
terpenuhi
dengan kriteria hasil
:
- Reflek
menghisap kuat.
- Penambahan BB
bayi sesuai usia.
- Ibu
mengenali
saat bayi lapar.
- Kepuasan
bayi
setelah menyusu

- Observasi
reflek - Mengetahui
menghisap
dan
kekuatan reflek
menelan bayi.
bayi
dalam
menghisap
dan
menelan.
- Berikan informasi - Menambah
pengetahuan ibu
tentang keuntungan
dan keluarga.
dan
kerugian
menyusui.
- Anjurkan pada ibu - Memenuhi nutrisi
pada bayi
untuk
menyusui
secara rutin. ( 2jam
sekali ).
- Ajarkan ibu tentang - Menambah
informasi
pada
teknik
menyusui
ibu
agar
yang benar.
menyusui dengan
benar.
- Memberikan
terapi
sesuai
indikasi.
Observasi TTV
- Mengeetahui
keadaan klien saat
ini.
Monitor suhu bayi - Memonitor
dan kaji tanda
perubahan suhu
tanda syanosis.
bayi
dan
mengetahui tanda
syanosis.

- Kolaboratif medis.
3.

III

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3x24
jam
diharapkan
tidak terjadi ketidak
seimbangan
suhu
tubuh
dengan
kriteria hasil :
- Tidak
terjadi
penurunan
maupun
peningkatan
suhu tubuh yang
abnormal.
- Suhu
tubuh
stabil.
- Suhu
tubuh

Pertahankan
kehangatan bayi

- Mempertahankan
suhu klien.

Lepaskan pakaian - agar


evaporasi
yang berlebih dan
tutupi
pasien
dengan selimut

tejadi

IV.
tgl/ jam
26/
2014
14.00

14.30

15.00

15.30

16.00

dalam
batas
normal (36,5
37 ).
Akral
teraba hangat.
Bayi
tidak
menggigil
-

Ajarkan ibu untuk - Mencegah hipo


meningkatan asupan
dan hipertermi.
cairan dan nutrisi.
Kolaboratif medis

- Memberikan
terapi
sesuai
indikasi.

IMPLEMENTASI
No.
Implementasi
Respon
Dx
10/ 1,2,3 Observasi keadaan umum S: dan TTV
O: klien tampak lemah
terpasang O2 4 lpm,
terpasang OGT. Nangis
klien lemah.
TTV: S: 370C, N:
148x/mnt, RR: 64x/mnt
3
Monitor suhu bayi dan S: tanda-tanda sianosis
O: suhu klien 36,40C,
tidak ada sianosis pada
tubuh klien
1
Mengkaji
reflek S: menghisap anak
O: reflek menghisap
klien
lemah,
klien
minum PASi melalui
OGT
1
Mengatur posisi klien S: untuk
mengoptimalkan O:
klien
tampak
pernafasan
terbaring
lemah
didalam inkubator, saat
bernafas
adaretraksi
didnding dada
3
Memberikan minum PASI S: 5cc
O: klien minum melalui
OGT 5cc tidak ada
residu

TTD

16.30

Mempertahankan
kehangatan bayi

17.00

Memberikan terapi injeksi


-Aminofilin 5mg/8jam

17.30

Mengobservasi otot bantu


pernafasan

18.00

Memberikan
tentang
menyusui

19.00

Memberikan minum PASI


5cc

19.30

Menganjurkan ibu untuk


menyusui secara rutin

20.00

1,2,3 Operan jaga

20.30

1,3

informasi
keuntungan

Mengobservasi
keadaan
umum dan vital sign

S: O:
klien
didalam
incubator,
anak
memakai baju dan
bedong
S: O: obat masukmelalui
IV line dengan lancar
S: O: klien terpasang O2,
saat
bernafas ada
retraksi dinding dada
S:
ibu
klien
mengatakan sebenarnya
ingin
menyusui
anaknya tetapi kondisi
ibu yang masih lemah
sehingga belum bisa
O: ibu bayi tampak
kooperatif
S: O: klien minum melalui
OGT 5cc dan tidak ada
residu
S: ibu mengatakan
belum bisa memeras
ASI untuk ankanya
O: ibu klien tampak
lemah
terbaringditempat tidur
S: O: klien masih lemah,
reflek menghisap klien
lemah, klien terpasang
OGT, klien terpasang
O2 4 lpm, nangis klien
lemah, klien minum
PASI 3 jam sekali 5cc.
S:O: keadaan umum klien
lemah, klien masih
terpasang O2 dan OGT.

21.00

21.30

22.00

22.30

23.00

24.00
27/10/201
4
01.00

04.00

05.00

TTV: S: 36,50C, N:
140x/mnt, RR: 46x/mnt
Mempertahankan
S: kehangatan bayi
O:
klien
didalam
incubator dan masih
memakai bedong
Mengatur posisi untuk S: mengoptimalkan
O: klien terpasang O2
pernafasan
dan terpasang headbox
untuk
membantu
pernafasan,
saat
bernafas
adaretraksi
dinding dada
Meningkatkan
asupan S: cairan dan nutrisi
O: klien diberikan
makan melalui OGT
5cc tidak ada residu
Mengkaji
reflek S: menghisap/ menelan bayi
O: reflek menghisap
bayi masih lemah

Memonitor suhu bayi dan S: tanda-tanda sianosis


O: Suhu bayi 36,50C,
dan tidak ada sianosis
1,2,3 Memberikan injeksi
S:Ampicillin 50mg
O: obat masuk melalui
Aminofilin 5mg
IV dengan lancer
3

Meningkatkan
cairan dan nutrisi

asupan S: O: klien minum PASI


menggunakan OGT 5cc
tidak ada udara residu
3
Meningkatkan
asupan S: cairan dan nutrisi
O: klien minum PASI
lewat OGT sebanyak
5cc tidak ada residu
1,2,3 Mengobservasi
keadaan S: umum dan TTV
O: klien tampak lemah,
menangis mulai keras.
TTV: S: 36,30C, N:
140x/mnt, RR: 40x/mnt

05.30

Mengobservasi BB

06.00

Mengatur posisi
mempertahankan
nafas klien

untuk
jalan

07.00

Meningkatkan
cairan dan nutrisi

asupan

08.00

1,2,3 Mengobservasi
Umum

08.30

Mengganti
HeadBox
dengan kanul O2

08.45

Mengatur posisi
mengoptimalkan
pernapasan

09.00

Memberikan Sonde pasi

09.10

Mengkaji
menghisap

11.00

1,2,3 Mengobsevasi ttv

12.00

1,2,3 Memberikan
injeksi
Ampicillin 50mg/12jam,
Aminofilin 5mg/8jam

keadaan

untuk

reflek

S: O: klien memangis,
berat badan 1900 gram
S: O: klien masih terlihat
lemah, dan terpasang
O2 4 lpm
S: O: klien minum PASI
melalui OGT sebanyak
5cc tanpa ada residu.
S=
O = Keadaan umum
klien lemah, nangis
kenceng,
BAB/BAK
(+), sesak nafas (+),
RR: 60x/menit, Minum
Pasi via OGT. Ada
retraksi dinding dada.
Klien dalam incubator.
S=
O = Terpasang kanul
O2 1lpm, Ada retraksi
dinding dada.
S=
O = Posisi klien
terlentang dengan posisi
kepala 15 lebih tinggi
S=
O = Sonde masuk via
OGT 5cc susu 2cc air
putih.
S=
O = Klien reflek
menghisap lemah.
S=
O = T : 37,5, RR :
60x/menit.
S=
O = Injeksi masuk
lancar melalui IV via
infuse

12.10

13.10
14.30

15.00

17.00
18.00

18.30

20.45

22.00

22.10

Memberikan sonde

S=
O = Sonde via OGT
masuk susu 5cc dan air
putih 2cc
1
Mengobservasi otot nafas
S=
O = RR; 60x/menit,
irama nafas teratur.
1,2,3 Mengoservasi
keadaan S =
umum
O = Keadaan umum
klien lemah,
nangis
kenceng,
BAB/BAK
(+), sesak nafas (+),
RR: 66x/menit, Minum
Pasi via OGT. Ada
retraksi dinding dada.
Klien dalam incubator.
2
Memberikan sonde
S=
O = Sonde masuk 5cc
susu dan 2 cc air putih
via OGT.
1,2,3 Mengobservasi TTV
S=
O = T : 37
1,2,3 Memberikan Injeksi
S=
Aminopilin 5mg/8jam
O = Injeksi masuk
dengan lancer melalui
IV via infus
2
Memberikan sonde
S=
O = Sonde masuk 5cc
susu dan 1cc air putih
melalui OGT
1
Mengobservasi
pola S =
pernapasan
O = RR = 62x/menit,
ada retraksi dinding
dada, terpasang kanul
O2 1lpm
2
Memberikan sonde
S=
O = Sonde masuk 5cc
susu dan 1cc air putih
melalui OGT
2
Mengkaji
reflek S =
menghisap
O = Reflek menghisap
masih lemah

23.00

24.00

Memberikan posisi untuk S =


mengoptimalkan
O = Posisi nyaman
pernapasan
klien terlentang dengan
posisi kepala lebih
tinggi 10
1,2,3 Memberikan injeksi
S=
Aminopilin
5mg/8jam, O = Injeksi masuk
Ampicilin 50mg/12jam
lancar
melalui
IV
dengan via infuse

28/10/
2014
05.00

1,2,3 Mengobservasi TTV

07.30

1,2,3 Mengobservasi
umum

08.00

Mengobservasi pernapasan

08.45

Mengkaji
menghisap

09.00

Memberikan
nutrisi

10.30

1,2,3 Mengobservasi TTV

12.00

1,2,3 Memberikan injeksi


Aminopilin
5mg/8jam,
Ampicilin 50mg/12jam

Keadaan

reflek
asupan

S=
O = T : 36,8C, RR :
56x/menit
S=
O = Keadaan umum
klien sedang, Masih
terpasang nasal kanul
O2 1lpm, OGT aff,
akral
hangat,
ada
retraksi dinding dada.
Klien diinkubator.
S=
O = RR:54x/menit,
retraksi dinding dada,
tidak ada otot bantu
napas, napas dengan
cupping hidung (-)
S=
O = Ada reaksi untuk
menghisap sedang.
S=
O = Susu 5cc melalui
oral
menggunakan
pipet.
S=
O = T : 37C, RR :
54x/menit
S=
O = Injeksi masuk
lancar
melalui
IV
dengan via infus

12.10

13.00

1,3

14.30

1,2,3

15.00

17.00

1,2,3

18.00

1,2,3

18.10

20.10

1,2,3

21.10

Memberikan
nutrisi

asupan S =
O = Asupan nutrisi susu
5cc dengan pipet
Memberikan kehangatan S =
dan
posisi
untuk O = Klien digedong,
mengoptimalkan
masih
berada
pernapasan
diinkubator,
Posisi
supin dengan kepala
lebih tinggi 10
Mengobservasi
keadaan S =
umum
O = Keadaan umum
klien
sedang,
ada
retraksi dinding dada,
akral hangat, reflek
menghisap sedang .
Memberikan
asupan S =
nutrisi
O = susu 5cc masuk
melalui oral dengan
pipet.
Mengobservasi TTV
S=
O = T : 36,8, RR :
50x/menit
Memberikan injeksi
S=
Aminopilin 5mg/8jam
O = Injeksi masuk
lancar
melalui
IV
dengan via infus
Memberikan
asupan S =
nutrisi
O = Susu masuk 5cc
secara oral dengan
pipet.
Mengobservasi
keadaan S =
umum
O = Keadaan umum
klien sedang, nangis
kenceng,
BAB/BAK
(+), sesak nafas (+),
RR: 50x/menit, minum
pasi secara oral, Ada
retraksi dinding dada.
Klien dalam incubator.
Memberikan
asupan S =
nutrisi
O = 5cc susu masuk
secara oral dengan

22.00

24.00

V.

pipet.
S=
O = Klien digedong,
masih
berada
diinkubator,
Posisi
supin dengan kepala
lebih tinggi 10
1,2,3 Memberikan Injeksi
S=
Aminopilin
5mg/8jam, O = Injeksi masuk
Ampicilin 50mg/12jam
melalui IV dengan via
infus.
1,3

Memberikan kehangatan
dan
posisi
untuk
mengoptimalkan
pernapasan

EVALUASI

Tanggal/Ja No.D
Evaluasi
m
x
26/10/2014 I
S=
24.00
O = Keadaan umum lemah, RR 68x/menit, ada
retraksi dinding dada, terpasang headbox 4lpm.
A = Masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
- Observasi Ku dan TTV
- Optimalkan posisi pernapasan
- Kolaboratif medis
II
S=
O = BB 1900gr, Klien terpasang OGT, Asupan nutrisi
dalam sehari 30cc susu, reflek menghisap lemah.
A = Masalah teratasi sebagian.
P = Lanjutkan intervensi
- Kaji reflek menghisap
- Ajarkan ibu untuk menyusui
- Berikan asupan nutrisi sesuai kebutuhan
III
S=
O = Akral hangat, T :37C, tidak ada menggigil, tidak
ada syanosis.Klien berada diinkubator.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Jaga kehangatan
- Observasi TTV

Paraf

27/10/2014 I

II

III

28/10/2014 I
24.00

II

S=
O = Keadaan umum lemah, RR 62x/menit, ada
retraksi dinding dada, HeadBox diganti nasal kanul
1lpm,
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Observasi Ku dan TTV
- Optimalkan posisi pernapasan
- Kolaboratif medis
S=
O = BB 1900gr, terpasang OGT, reflek menghisap
lemah, asupan nutrisi susu 30cc/hari.
A = masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Kaji reflek menghisap
- Ajarkan ibu menyusui
- Berikan supan nutrisi sesuai kebutuhan
S=
O = T: 37C, Akral hangat, klien tidak syanosis, tidak
menggigil. Klien berada diinkubator.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Observasi TTV
- Jaga Kehangatan
S=
O = Keadaan umum klien sedang, RR: 50x/menit,
Ada retraksi dinding dada, tidak ada otot bantu nafas,
HeadBox diganti dengan Nasal kanul 1lpm.
A = Masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
- Observasi Ku dan TTV
- Optimalkan posisi pernapasan
- Kolaboratif medis
S=
O = BB 1900gr, selang OGT aff, reflek menghisap
ada reaksi sedang, asupan nutrisi susu lewat oral
dengan pipet. 30cc dalam sehari
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Lakukan oral feeding
- Anjurkan ibu untuk menyusui
- Berikan asupan nutrisi sesuai kebutuhan

III

S=
O = T : 36,8C, akral hangat, tidak ada syanosis, klien
diinkubator.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Jaga kehangatan
- Observasi TTV

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY. P DENGAN ASFIKSIA DI


RUANG PERINATOLOGI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

DI SUSUN OLEH:
INDAH AYU N

(J 230145060)

KHOIRI FURY H

(J230145062)

M. RIZA ARDIASTAMA

(J230145074)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

Vous aimerez peut-être aussi