Vous êtes sur la page 1sur 9

KONSEP KEPERAWATAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN

DISUSUN
OLEH:
1.

DASTONO.S

NPM

2.

RAYMOND

NPM

3.

MEGA PURBA SARI

NPM

4.

ESTETIKA

NPM

5.

KRISHNA SUSANTI

NPM

0706188271
0706190143
0706190061
0706307986
0606022366

PROGRAM PASCA SARJANA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS INDONESIA
2008
A. KONSEP KEPERAWATAN.
1. Sejarah Keperawatan
Pada awal sejarahnya, keperawatan dikenal sebagai bentuk pelayanan komunitas
dan pembentukannya berkaitan erat dengan dorongan alami untuk melayani dan
melindungi keluarga (Donahue,1995). Keperawatan merupakan suatu disiplin
ilmu yang pengetahuannya bersumber dari ilmu fisika, ilmu manusia, ilmu social
dan kompetensi klinis yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan individual
klien. Dengan mengetahui riwayat profesi akan memperluas pengetahuan dasar
tentang perawat dan meningkatkan pemahaman tentang keadaan social dan
intelektual dari disiplin tersebut (Keeling dan Ramos, 1995). Keperawatan lahir
sebagai bentuk keinginan untuk menjaga seseorang tetap sehat dan memberikan
rasa nyaman, pelayanan dan keamanan bagi orang yang sakit.
Dengan berkembangnya pendidikan keperawatan, maka praktik keperawatan juga
mengalami perluasan. Karena praktik dan pendidikan keperawatan terlibat dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat, kode etik keperawatan mulai didiskusikan
pada tahun 1897 juga ikut terlibat (Veins, 1989). Tujuan dari kode etik tersebut
adalah menciptakan sensitivitas terhadap situasi etik dan merumuskan prinsip
umum yang menghasilkan pembentukan kesadaran dan penilaian kritis yang
dihasilkan dari tindakan dalam suatu situasi khusus. (ANA, 1926). Sejalan dengan
perubahan teknologi dan kebutuhan masyarakat, kode etik juga berulang kali
mengalami revisi dan yang terakhir adalah kode etik keperawatan tahun 1985
yang disertai dengan pernyataan interpretasi (Sward, 1978; ANA, 1985)
Berdasarkan sejarah , teori-teori keperawatan dipelajari dalam lingkungan
akademik yang terpisah dari praktik keperawatan. Akan tetapi terjadi perubahan

kontemporer yang mengacu pada praktik keperawatan berdasarkan ilmu


pengetahuan (Donaldson, 1995). Perawat sekarang dan yang akan datang perlu
memiliki model Asuhan Keperawatan yang menjadi dasar dari praktik
keperawatannya (Parse, 1990; Dean, 1995).
B. KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN
1. Sejarah perkembangan proses keperawatan
Sejalan dengan perkembangan keperawatan maka, keilmuan dalam praktek
keperawatan juga berkembang, berbagai penelitian dilakukan berdasarkan
fenomena yang ada di dunia keperawatan.
Sebelum proses keperawatan ditemukan, perawat hanya melaksanakan tugas dan
pekerjaan berdasarkan instruksi dokter, seolah-olah keperawatan itu bukan suatu
profesi yang memerlukan kemandirian dan berdasarkan keilmuan. Hal ini dapat
dilihat dari ciri perawat melaksankan tugasnya. Tugas-tugas yang dibebankan
pada perawat dilakukan sebagai pekerjaan rutinitas.
Sejalan dengan perkembangan keperawatan maka berbagai penemuan dalam
dunia keperawatan diperkenalkan, salah satunya adalah Proses Keperawatan. Pada
tahun 1955 seorang ahli keperawatan bernama Hall, memperkenalkan istilah
Proses Keperawatan. Hal ini baru sekedar istilah beelum dalam pelaksanaan.
Delapan tahun kemudian Wiedenbach memperkenalkan 3 langkah dalam proses
keperawatan yaitu; a) Observasi, b) Bantuan pertolongan dan c) Validasi.
Perkembangan terhadap proses keperawatan berlanjut pada tahun 1967, dimana
Knowles menemukan istilah yang menjelaskan tentang: a) Discoveri (penemuan),
b) Devide (membagi), c) Decice (memutuskan), d) Do (melakukan), dan e)
Discrimination (membedakan)
Perkembangan terhadap proses keperawatan terus terjadi, di tahun yang sama
Fakultas Keperawatan di Universitas Katolik di Amerika memperkenalkan 4

tahap proses keperawatan yaitu : a) Pengkajian, b) Perencanaan, c)Intervensi dan


d)Evaluasi.
Pada tahun 1982: National Council Of State Boards Of Nursing menyempurnakan
tahapan dari proses keperawatan menjadi 5 tahap yaitu: a) Pengkajian,
b) Diagnosa keperawatan, c) Perencanaan, d) Implementasi dan e) Evaluasi. Lima
tahapan ini yang digunakan sampai saat ini dalam langkah-langkah proses
keperawatan.
2. Pengertian Asuhan dan Proses Keperawatan
Asuhan Keperawatan merupakan suatu tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat dengan pendekatan proses keperawatan sehingga kebutuhan dasar klien
terpenuhi.
Proses Keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisir dalam
pemberian asuhan keperawatan yang difokuskan pada reaksi dan respon individu
yang unik pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan
yang dialami baik actual maupun potensial.
3. Manfaat proses keperawatan
Dengan memahami proses keperawatan diatas dapat dikatakan bahwa proses
keperawatan adalah metode yang sistematis dimana perawat bersama klien
bekerjasama dalam:
a. Melakukan pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan
b. Merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan
c. Menilai hasil asuhan keperawatan yang berorientasikan : klien dan tujuan
Hal ini merupakan kerangka kerja dalam proses keperawatan. Melalui proses ini
maka, perawat dapat :
a. Melakukan pendidikan keperawatan yang konsisten dan sistematis
b. Meningkatkan kepuasaan kerja dan rasa percaya diri perawat

c. Menimbulkan sikap professional


d. Mencegah terjadinya malpraktek dan tindakan illegal
e. Merupakan tanggunggugat dan tanggung jawab
Sementara itu manfaat yang didapat klien dari pemberian asuhan keperawatan
dengan pendekatan proses keperawatan adalah :
a. Mendapatkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kondisinya
b. Mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan standar
c. Mendapatkan asuhan keperawatan yang bersinambungan
d. Mendapatkan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien
4. Karakteristik proses keperawatan
Karakterisrtik proses keperawatan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Merupakan system terbuka
b. Pendekatan bersifat individual pada setiap kebutuhan klien
c. Merupakan hal yang direncanakan.
d. Mengarah pada tujuan
e. Fleksibel dalam memenuhi kebutuhan klien dan keluarga serta komunitas
f. Memberikan kesempatan untuk kreatifitas bagi perawat dalam memecahkan
masalah klien
g. Merupakan siklus, saling berhubungan setiap langkahnya
h. Memberikan umpan balik malalui pengkajian ulang
i. Melakukan validasi untuk membuktikan kebenaran
5. Tahap-tahap proses keperawatan
Proses keperawatan terdiri atas 5 tahap yaitu : Pengkajian, Diagnosa,
Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi. Setiap tahap dari proses keperawatan
terkait satu sama lain serta saling ketergantungan.

Pada tahap Pengkajian kegiatan yang dilakukan adalah, mengumpulkan data


seperti ; riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan data sekunder
lainnya (catatan, pemeriksaan diagnostic, literature).

Setelah data didapat maka, pada tahap Diagnosa kegiatan selanjutnya meliputi:
memvalidasi data, mengkoreksi dan mengelompokkan data, menginterpretasikan
data, mengidentifikasi masalah dari kelompok data, merumuskan diagnosa
keperawatan.
Tahap perencanaan dilakukan setelah diagnosa dirumuskan. Adapaun kegiatan
yang dilakukan meliputi: menyusun prioritas masalah, merumuskan tujuan dan
criteria hasil, memilih strategi asuhan keperawatan, melakukan konsultasi dengan
tenaga keseahatan lain dan menuliskan atau mendokumentasikan rencana asuhan
keperawatan.
Tahap implementasi adalah tahap dimana rencana yang telah dibuat dilakukan
pada klien adapun kegiatan yang ada dalam tahap perencanaan meliputi:
pengkajian ulang, memperbaharui data dasar, meninjau dan merevisi rencana
asuhan yang telah dibuat dan melaksanakan intervensi keperawatan yang telah
direncanakan.
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi, pada tahap ini kegiatan yang
dilakukan adalah: mengkaji respon klien setelah dilakukan intervensi
keperawatan, membandingkan respon klien dengan kriteria hasil, memodivikasi
asuhan keperawatan sesuai sesuai dengan hasil evaluasi, mengkaji ulang asuhan
keperawatan.
Untuk dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan anda memerlukan ketrampilan
sebagai berikut:

1. Ketrampilan interpersonal: adalah kemampuan dalam melakukan


komunikasi baik dengan klien maupun dengan tim kesehatan lainnya.
2. Dalam berkomunikasi ini ketrampilan yang harus dimiliki adalah:
ketrampilan menjadi pendengar yang baik, menunjukkan ketertarikan,
menunjukkan rasa empati, membina rasa saling percaya dan menjaga
individulitas pasien.
3. ketrampilan teknis: kemampuan dalam menggunakan alat-alat selama
melakukan prosedur tindakan keperawatan .
4. Ketrampilan intelektual meliputi ketrampilan dalam memecahkan
masalah, berfikir kritis setiap saat dan membuat keputusan yang tepat
dan cepat.
Contoh Kasus:
A. Pengkajian.
Klien Tn.F. umur 26 tahun, pada tanggal. 28 agustus 2004 jam14.00 pada
saat klien pulang dari kampus mengendarai sepeda motor dan
bersenggolan dengan motor lain, klien jatuh tetapi tidak pingsan.
Kemudian dibawa ke RS lampung dan dilakukan operasi debridement oleh
dokter spesialis bedah orthopedi 8 jam pasca kecelakaan.
5 hari berikutnya kondisi luka tampak menghitam, keluarga meminta
dikirim ke RS di Jakarta (RSCM). Pada tanggal 03 September klien dating
ke polibedah orthopedic dan dirawat di IRNA A lantai V kanan. Saat
pengkajian, kesadaran CM, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88 x/menit,
pernafasan 24 x/menit, suhu 36,5 C. Keluhan utama saat ini luka terasa
nyeri, terutama pada saat ganti balutan, luka tampak nekrotik, bernanah,
bau, edema. Skala nyeri 6 ukuran luka 19 cm diameter 9 cm dan mendapat
terapi oral Voltaren 3x1 tab, Nonflamin 3x1 tab, Benoflox 2x1, Pronalges
kalau perlu. Perawatan luka setiap hari dengan kompres NaCl 0,9 %
dengan bactrigas, mobilisasi bedrest. Kebersihan diri seperti mandi,
B.A.B,dan B.A.K di Bantu oleh keluarga.

b. Analisa data. (hanya satu analisa saja)


1) Data subyektif : Klien mengatakan ada luka patah tulang di kaki
sebelah kanan

2) Data obyektif : Tampak luka pada kaki kanan dengan ukuran panjang
19 cm, diameter 9 cm, luka tampak nekrotik, bau, tampak edema, keluar
nanah saat ganti balutan, kaki kanan terpasang backslap, tampak fraktur
Tibia Fibula Dextra 1/3 Distal terbuka. Tanda-tanda vital: tekanan darah
130/80 mmHg, suhu 36,5 C, nadi 88x/menit, pernafasan 24 x/menit,
Therapi oral: Voltaren 3x1 tab, Nonflamin 3x1 tab, Benoflok 2x1 tab,
Pronalges kalau perlu, hasil lab leukosit 12.500 ul.
3) Masalah : gangguan integritas jaringan luka infeksi
4) Etiologi : terpaparnya mikro organisme
B. Rencana Asuhan Keperawatan.
1) Diagnosa 1 : Gangguan integritas jaringan; luka infeksi berhubungan
dengan terpaparnya mikro organisme.
a. Tujuan : Integritas jaringan luka infeksi terjadi proses
penyembuhan
b. Kriteria hasil : 1) Luka bersih dan kering, 2) Luka tidak
bertambah luas, 3)Tidak ada tanda-tanda infeksi, 4)Adanya
tanda-tanda proses penyembuhan luka (proses granulasi), 5)
Leukosit dalam batas normal(5.000-10.000)
c. Rencana tindakan : 1) Kaji keadaan luka ; kemerahan,drainase,
pendarahan, 2) kaji tanda-tanda vital, 3) Rawat luka satu kali
dalam sehari dengan menggunakan kompres NaCl 0,9 % dan
bactigras dengan teknik aseptic dan antiseptic, 4) Berikan Obat
oral Voltaren 3x1 tab.

Vous aimerez peut-être aussi