Vous êtes sur la page 1sur 7

PATOFISIOLOGI CAIRAN TUBUH

Pada bab ini, akan dibahas patofisiologi, komposisi dan pemeriksaan laboratorium cairan
tubuh manusia, yang terdiri dari:
- urine
- cairan cerebrospinal (CSF)
- cairan synofial
- cairan pleural
- cairan pericardial
I. Urine
Darah yang melalui perfusi ginjal pada orang dewasa normal sebesar 1200ml/min
atau kurang lebih sekitar 25% dari cardiac output (CO). Darah masuk ke ginjal
melalui arteriole afferent, kemudian mengalami filtrasi di glomerulus, lalu menuju ke
kapsula Bowmans, disekresi/reabsorpsi di tubulus dan dikonsentrasi pada duktus
kolektikus. Setiap hari, glomerulus mampu memfiltrasi sebanyak 180 liter darah
menjadi 1-2 liter, dimana kemampuan filtrasi ini tergantung pada keadaan hidrasi
seseorang. Urine dibentuk di ginjal, kemudian dari duktus kolektikus menuju pelvis
renal, ureter, buli-buli, urethra untuk kemudian dikemihkan (lihat gambar1).

Gambar 1. Traktus urinarius.


Melalui filtrasi glomerulus dan sekresi, sejumlah produk yang tidak dibutuhkan
dikeluarkan dari tubuh, termasuk:
- nitrogen
- bahan-bahan organik
- bahan-bahan inorganic.

Ginjal berperan sebagai regulasi hormonal yang penting dengan menghasilkan


erythropoietin dan renin, seperti aktivasi vitamin D. Gangguan fungsi ginjal dapat
mempengaruhi sitologi dan kimiawi urin.
Komponen dasar Urinalisis
1. Evaluasi specimen,
2. Penilaian fisik/umum: warna, kejernihan, bau, volume urine, gravitasi spesifik
dan osmolaritas.
3. Penilaian kimiawi: pH, protein, glukosa, benda-benda keton, darah, bilirubin,
dan urobolonogen.
4. Pemeriksaan sediment urin: sel, kristal, sel abnormal dan bermacam-macam
elemen lain.
Beberapa penyakit traktus urinarius:
Glomerulonefritis akut
Glomerulonefritis kronik
Pyelonefritis akut
Pyelonefritis Kronik
Sindrom Nefrotik
Acute tubular necrosis
Cistitis
Dysuria-Pyuria syndrome
Urinary tract neoplasia
Infeksi Virus, Bakteri dan Jamur
II. Cairan Serebrospinal (Cerebrospinal Fluid/CSF)
Pada orang dewasa, CSF diproduksi sekitar 0.3.-0.4 mL/menit atau + 500 ml setiap
hari. Total volume CSF adalah 90-150 ml, dimana 25 mL terdapat dalam ventrikel
dan sisanya pada subarachnoid space (SAS), 70% diantaranya diultrafiltrasi dan
disekresi melalui choroids plexus. Total volume CSF tergantikan setiap 5-7 jam per
hari. CSF keluar dari sistem ventrikular melalui foramina medial dan lateral,
melintasi seluruh permukaan otak dan spinal melalui SAS. Sepanjang sinus sagital
superior, terdapat villi arachnoid, berfungsi sebagai resorpsi CSF. Sistem ini
menghasilkan Blood-brain barrier (BBB).
CSF terdiri dari 2 komponen utama, yaitu:
Kapiler endothelium yang unik bersama intercellular tight junctions
Pleksus choroids, lapisan tunggal sel choroidal ependyma dihubungkan
dengan kapiler-kapiler fenestra oleh suatu tight junctions.
Fungsi utama CSF:
Melindungi terhadap trauma fisik,
Melindungi terhadap perubahan akut tekanan darah arterial dan vena,
Ekskresi sampah metabolik,
Jalur transportasi hypothalamus releasing factors
Menjaga hemostasis ion system saraf pusat (SSP).

Komponen ionik CSF (misalnya: H+, K+, Ca2+, Mg2+ , bikarbonat, dll) diregulasi
oleh sistem transport spesifik, dimana glukosa, urea, dan kreatinin berdifusi bebas,
tetapi membutuhkan waktu lebih dari 2 jam untuk mencapai keseimbangan. Protein
mengalami difus pasif yang bergantung pada berat molekul dan volume
hidrodinamiknya. BBB menjaga hemostasis SSP selama proses perturbasi akut
komponen plasma.
Penyakit-penyakit yang dapat terdeteksi melalui pemeriksaan Laboratorium CSF:
a. Sensitivitas dan spesivisitas tinggi:
Meningitis Bakteri, tuberkulosis, dan Jamur.
b. Sensitivitas tinggi, spesivisitas moderate:
Meningitis virus
Perdarahan Subarachnoid (PSA)
Multiple sclerosis
Sifilis SSP
Infeksi Polineuritis
Abses Paraspinal.
c. Sensitivitas moderate, spesivisitas tinggi:
Karsinoma Meningeal
d. Sensitivitas dan spesivisitas moderate:
Perdarahan Intrakranial
Ensepalitis virus
Hematoma Subdural
Tes Laboratorium CSF yang direkomendasikan:
a. Pemeriksaan Rutin:
Tekanan CSF terbuka
Hitung jumlah total sel (leukosit dan eritrosit)
Differential cell count (pewarnaan stained)
Glukosa (rasio CSF/plasma)
Total protein
b.
Pemeriksaan spesifik tergantung penyakit/keadaan tertentu:
Kultur bakteri
Pewarnaan Gram, Pewarnaan asam
Antigen bakteri dan jamur
Aktivitas Enzim
Laktat
PCR
Sitologi
Elektroforesis
Protein
VDRL
Fibrin-derivative D-dimer
Tuberculostearic acid.

Gambar 2. Lokasi punksi Lumbal


III. Cairan Synovia (SF)
Synovia merupakan jaringan yang terdiri dari lapisan otot synovial, bursa, dan sendi
disarthrodial. Memiliki 1-3 lapisan yang mengandung lemak, jarinngan fibrosa atau
jaringan periost. Cairan Synovia (SF) merupakan cairan ultrafiltrat plasma darah dan
asam hyaluronic yang diproduksi oleh sel-sel synovial.
Sejumlah kecil ion dan molekul melewati ruang antar sendi dan memiliki konsentrasi
yang serupa dengan konsentrasinya di plasma. Resorpsi SF oleh sistem limpatik tidak
bergantung pada ukuran molekul.
SF berfungsi sebagai pelicin atau lubricant kartilago articular dan menyiapkan nutrisi
untuk kartilago articular yang avaskular.
Tes Cairan synovial yang direkomendasikan:
a. Tes rutin:
Penilaian umum/makroskopik
Hitung jumlah total dan hitung jenis (diff.count) leukosit
Pewarnaan gram dan kultur
Pemeriksaan kristal dengan mikroskop cahaya dan kompensator.
b. Pemeriksaan spesifik tergantung penyakit/keadaan tertentu:
Kultur Jamur dan pewarnaan asam
PCR
Serum-synovial fluid glucose diff.
Laktat dan asam organic lainnya
Komplemen
Aktivitas enzym
Asam urat

Gambar 3. Sendi Lutut dan cairan synovial


IV. Cairan Pleura
Kavitas pleura merupakan suatu ruangan potensial yang dilindungi oleh mesothelium
pleura visceral dan pleura parietal. Kavitas pleura normal mengandung sejumlah kecil
cairan yang memfasilitasi pergerakan kedua membrane tersebut satu sama lain.
Cairan ini merupakan filtrate plasma yang berasal dari kapiler-kapiler pleura parietal.
Cairan ini diproduksi terus-menerus dimana kecepatannya tergantung pada tekanan
hidrostatis kapiler, tekanan onkotik plasma, dan permeabilitas kapiler. Cairan pleuran
di reabsorpsi melalui limfatik dan venule pleura visceral. Akumulasi cairan ini akan
menyebabkan efusi dan ketidakseimbangan antara produksi dan reabsorpsi cairan
pleura. Akumulasi cairan ini pada ruang pleura, pericardial dan peritoneal dapat
menyebabkan efusi berat.
Tes Laboratorium yang direkomendasikan untuk Cairan Pleura:
a. Tes Rutin:
Penilaian maksroskopik
Rasio Protein Cairan pleura/protein serum
Rasio LD cairan pleura/LD serum
Pewarnaan Romanowsky untuk identifikasi sel-sel ganas dan sel LE
b. Pemeriksaan spesifik tergantung penyakit/keadaan tertentu:
Kolesterol cairan pleura
rasio kolesterol cairan pleura/kolesterol serum
Kadar albumin
pH

Laktat
Aktivitas Enzym
Interferron-gamma
CRP
Analisis Lipid
Tumor marker
Pemeriksaan Imunologi
Tuberculostearic acid
Biopsi Pleural

Gambar 4. Kavum pleura


V. Cairan Perikardial
Seperti halnya cairan pleura, cairan pericardial juga diproduksi oleh proses inflamasi
(transudatif). Volume cairan pericardial normalnya sekitar 10-50 mL, jika ditemukan
terjadi peningkatan menunjukkan adanya proses inflamasi. Efusi pericardial
kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus, dimana penyebab terbanyak adalah
golongan enterovirus. Efusi pericardial dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri,
tuberkulosa atau jamur, penyakit autoimun, gagal ginjal, infark myokard, trauma
mediastinum, pengaruh obat-obatan atau idiopatik.
Tes Laboratorium yang direkomendasikan:
Penilaian makroskopik
Transudat dan eksudat
Penilaian mikroskopik
Analisis kimia: protein, glukosa, pH, lipid, aktivitas enzym, INF-, PCR
Tes imunologi
Penilaian Mikrobiologi

VI. Cairan Peritoneal:


Asites adalah penimbunan cairan patologis pada kavum peritoneal. Pada ruang
mesotelial normal terdapat 50mL cairan. Seperti halnya cairan pericardial dan pleura,
cairan peritoneal juga diproduksi dari ultrafiltrasi plasma yang bergantung pada
permeabilitas vascular dan tekanan hidrostatik dan onkotik.
Tes Laboratorium yang direkomendasikan:
a. Pemeriksaan Rutin:
Penilaian makroskopik
Sitologi
Kultur dan pewarnaan
Selisih konsentrasi albumin serum dan albumin cairan
b. Pemeriksaan spesifik tergantung penyakit/keadaan tertentu:
Total dan hitung jenis sel leukosit
Total eritrosit
Bilirubin
Kreatinin/urea nitrogen
Aktivitas enzym
Laktat
Kolesterol (malignant ascites)
Fibronektin
Tumor markers
Imunositologi/flow cytometry
Tuberculostearic acid.

Gambar 5. Kavum peritoneal.

Vous aimerez peut-être aussi