Vous êtes sur la page 1sur 61

PP.

001

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
(AMANDEMEN KONGRES XIII SERITI 7 NOPEMBER 2013)
PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda Gereja Toraja adalah bagian
integral dari Gereja Toraja, yaitu gereja yang merupakan persekutuan orang-orang
yang dipanggil dan beriman kepada Yesus Kristus, dan mengaku bahwa Yesus Kristus
Itulah Tuhan dan Juruslamat, sebagaimana disaksikan dalam Alkitab, Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru. Persekutuan ini adalah kudus, am dan rasuli. Kudus karena
dipanggil dan dipilih Tuhan dari dalam dunia. Am karena merupakan wujud
persekutuan keseluruhan umat Allah sebagai satu tubuh, dan Kristus sebagai
kepalanya. Rasuli karena diutus ke dalam dunia untuk memberitakan Injil keselamatan
kepada semua ciptaan.
Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda Gereja Toraja adalah generasi masa
kini dan masa depan Gereja serta penerus cita-cita perjuangan bangsa. Persekutuan
Pemuda Gereja Toraja adalah warga gereja yang sadar dan bertanggungjawab akan
tugas dan panggilannya di tengah-tengah gereja, masyarakat dan alam semesta.
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja melaksanakan panggilan persekutuan, pelayanan
dan kesaksian sebagai penampakan iman dan pengharapannya kepada Tuhan yang
terwujud dalam kasih dan pelayanan kepada sesama, tanpa sekat, tanpa batas dan
tanpa pamrih. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari masyarakat Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai dasar
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja
mengakui bahwa gereja dan negara memiliki kewenangan masing-masing namun
keduanya merupakan mitra sejajar yang saling menghormati, saling mengingatkan dan
saling membantu.
Bahwa sesungguhnya Persekutuan Pemuda Gereja Toraja adalah pelayan
Tuhan di tengah-tengah dunia, yang diutus ke dalam dunia untuk menyatakan damai
sejahtera bagi semua ciptaan. Dalam menyatakan tugas panggilannya, maka pada
tanggal 11 Desember 1962, dibentuklah wadah pelayanan dan kaderisasi pemuda
Gereja Toraja yang diberi nama Persekutuan Pemuda Gereja Toraja, sebagai
Organisasi Intra Gerejawi yang pertama dalam Gereja Toraja. Bahwa untuk
memelihara ketertiban dan kelancaran pelayanan dan pengkaderan dalam wadah
tersebut, maka disusunlah konstitusi dasar organisasi yang disebut Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga PPGT.

PP.001

ANGGARAN DASAR
Pasal 1
NAMA
Nama organisasi ini adalah Persekutuan Pemuda Gereja Toraja disingkat PPGT.
Pasal 2
WAKTU DAN KEDUDUKAN
1. PPGT didirikan pada tanggal 11 Desember 1962 untuk waktu yang tidak
ditentukan.
2. PPGT berkedudukan di tempat-tempat di mana Gereja Toraja ada.
3. Pengurus Pusat PPGT berkedudukan di tempat dimana Badan Pekerja Sinode
(BPS) Gereja Toraja berada.
Pasal 3
PENGAKUAN
PPGT mengaku bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat dunia, Kepala
Gereja, sumber kebenaran dan hidup sesuai kesaksian Alkitab Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru, sebagaimana tercantum dalam Pengakuan Gereja Toraja.
Pasal 4
AZAS
Dalam terang pengakuan seperti tercantum pada pasal 3, maka dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara PPGT berazaskan Pancasila.
Pasal 5
TUJUAN
PPGT bertujuan mewujudkan warga gereja yang sadar dan bertanggungjawab
terhadap tugas dan panggilannya ditengah-tengah gereja, masyarakat dan alam
semesta.
Pasal 6
MISI
Untuk mewujudkan tujuan PPGT, maka Misi PPGT adalah bersekutu, bersaksi dan
melayani, yang dijabarkan dalam bentuk-bentuk pelayanan gerejawi.
Pasal 7
STATUS
PPGT adalah salah satu wadah pelayanan kelompok kategorial dalam Gereja Toraja
dengan status Organisasi Intra Gerejawi.
Pasal 8
BENTUK DAN SUSUNAN
1. PPGT mengikuti bentuk dan susunan Gereja Toraja.
2. Berdasarkan bentuknya, maka susunan PPGT terdiri atas Jemaat, Klasis dan
Pusat.

PP.001

Pasal 9
KEANGGOTAAN
1. Anggota PPGT adalah semua pemuda Gereja Toraja dan terbuka bagi pemuda
lainnya yang menerima Pengakuan dan Azas PPGT serta bersedia menjalankan
Tujuan dan Misi PPGT.
2. Anggota PPGT terdiri dari:
a. Anggota Biasa;
b. Anggota Luar Biasa.
3. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam membangun
persekutuan.
Pasal 10
ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI
1. Dalam menjalankan tugas dan panggilannya, PPGT menetapkan alat-alat
kelengkapan organisasi berupa:
a. Rapat Anggota dan Pengurus Jemaat;
b. Konperensi dan Pengurus Klasis;
c. Kongres, Rapat Pimpinan Pusat dan Pengurus Pusat.
2. Untuk mewujudkan kebersamaan dalam bersekutu, bersaksi dan melayani,
setiap anggota menyalurkan aspirasi pelayanan melalui Rapat Anggota,
Konperensi, Rapat Pimpinan Pusat dan Kongres.

1.
2.
3.
4.

Pasal 11
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dijiwai semangat persekutuan, maka keputusan sedapat-dapatnya diambil
berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Jika musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, dilaksanakan pemungutan
suara dan keputusan diambil dengan suara terbanyak mutlak.
Pemungutan suara yang menyangkut orang dilakukan secara tertutup dan yang
tidak menyangkut orang dapat dilakukan secara terbuka.
Jika pemungutan sudah dilakukan dua kali tetapi masih tetap sama, maka
pimpinan sidang mengambil keputusan setelah mendapat nasihat dari
penasihat persidangan.

Pasal 12
HARTA MILIK
1. Harta milik PPGT adalah segala anugerah Tuhan berupa uang, surat berharga,
barang bergerak dan yang tidak bergerak, serta kekayaan intelektual yang
dipergunakan sepenuhnya untuk kepentingan organisasi dan masyarakat
banyak.
2. Harta milik PPGT diperoleh melalui :
a. Iuran anggota
b. Sumbangan anggota
c. Sumbangan yang tidak mengikat.
d. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran dasar dan
Anggaran Rumah Tangga PPGT.
3. Semua harta milik PPGT adalah milik Gereja Toraja.

PP.001

Pasal 13
ATRIBUT ORGANISASI
1. PPGT mempunyai atribut organisasi seperti lambang, bendera, Hymne, Mars
dan atribut lainnya.
2. Semua atribut organisasi ditetapkan oleh Kongres.
3. Pembuatan dan penggunaan atribut organisasi diatur dalam peraturan
tersendiri oleh Pengurus Pusat.

1.
2.
3.
4.

Pasal 14
HUBUNGAN OIKUMENIS DAN KEMITRAAN
PPGT memelihara dan mengembangkan hubungan oikumenis dengan
organisasi pemuda gereja-gereja lain.
Hubungan oikumenis dan kerja sama dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
keesaan gereja sebagai Tubuh Kristus
PPGT juga memelihara dan membangun kemitraan dengan organisasi
kepemudaan dan lembaga-lembaga lain.
Hubungan kemitraan dan kerja sama dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
pemberdayaan dan kesinambungan kader.

Pasal 15
PERUBAHAN
1. Perubahan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya
dapat dilakukan oleh Kongres yang dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) jumlah
utusan kongres.
2. Usulan perubahan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dapat dilakukan oleh Pengurus Jemaat kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus
Klasis.
3. Usul perubahan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga oleh
Pengurus Klasis kepada Pengurus Pusat diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan sebelum kongres.
Pasal 16
PERATURAN PERALIHAN
1. PPGT hanya dapat dibubarkan oleh Kongres yang diadakan khusus untuk itu,
dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya (tiga per empat) jumlah klasis, dan
disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari utusan yang hadir.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan-peraturan Khusus, Keputusan Kongres,
Keputusan Rapat Pimpinan Sinodal, Keputusan Konperensi, dan Keputusan
Rapat Anggota sesuai dengan tugas dan wewenangnya masing-masing sejauh
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar PPGT
Pasal 17
PENUTUP
1. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan selanjutnya
Badan Pekerja Sinode mengesahkannya dalam Rapat Kerja Gereja Toraja.
2. Dengan disahkannya Anggaran Dasar ini maka Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

PP.001

ANGGARAN RUMAH TANGGA

1.
2.
3.
4.

Pasal 1
NAMA DAN WUJUD
PPGT mewujud dalam bentuk Jemaat, Klasis dan Pusat.
PPGT dalam wujud jemaat diberi nama dan ditulis dengan urutan sebagai
berikut: Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Klasis ..., Jemaat ..., Alamat
...
PPGT dalam wujud klasis diberi nama dan ditulis dengan urutan sebagai
berikut: Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Klasis ..., Alamat ...
PPGT dalam wujud sinode diberi nama dan ditulis dengan urutan sebagai
berikut: Pengurus Pusat, Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT), Alamat ...

Pasal 2
KEANGGOTAAN
Keanggotaan PPGT berdasarkan pasal 9 Anggaran Dasar terdiri atas:
1. Anggota Biasa yaitu semua anggota Gereja Toraja yang berumur 15-35 Tahun.
2. Anggota Luar Biasa yaitu mereka yang tidak termasuk dalam ayat 1, tetapi
menunjukkan kesetiaan dan loyalitas terhadap PPGT.
Pasal 3
ANGGOTA BIASA
1. Semua anggota Gereja Toraja yang berumur 15-35 tahun secara otomatis
menjadi Anggota Biasa PPGT.
2. Anggota Biasa mempunyai hak:
a. Mendapatkan semua bentuk pelayanan PPGT
b. Menyatakan pendapat baik lisan maupun tulisan
c. Dipilih dan Memilih untuk berbagai jabatan dalam pelayanan PPGT
d. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam hal-hal yang perlu,
benar dan adil dari PPGT
3. Anggota Biasa mempunyai kewajiban:
a. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama melaksanakan misi PPGT.
b. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama berperan aktif dalam
pembangunan jemaat, klasis dan sinode.
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik PPGT.
d. Melaksanakan, menegakkan dan mempertahankan konstitusi PPGT.
e. Menaati peraturan/keputusan organisasi.
f. Menjunjung tinggi disiplin organisasi.
g. Menjalankan tugas-tugas yang diberikan organisasi sebaik-baiknya.
Pasal 4
ANGGOTA LUAR BIASA
1. Anggota Gereja Toraja yang berumur kurang dari 15 Tahun atau lebih dari 35
Tahun tetapi menunjukkan kesetiaan dan loyalitas terhadap PPGT disebut
Anggota Luar Biasa.
2. Pemuda lainnya yang tidak termasuk kategori dalam ayat 1 dapat disebut
Anggota Luar Biasa, dan dapat diangkat sebagai Anggota Biasa apabila bersedia
menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT.

PP.001

3. Anggota Luar Biasa mempunyai hak:


a. Mendapatkan semua bentuk pelayanan PPGT
b. Menyatakan pendapat baik lisan maupun tulisan
c. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam hal-hal yang perlu,
benar dan adil dari PPGT
4. Anggota Luar Biasa mempunyai kewajiban:
a. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama melaksanakan misi PPGT.
b. Secara sendiri-sendiri dan bersama-sama berperan aktif dalam
pembangunan jemaat, klasis dan sinode.
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik PPGT.
d. Melaksanakan, menegakkan dan mempertahankan konstitusi PPGT.
e. Menaati peraturan/keputusan organisasi.
f. Menjunjung tinggi disiplin organisasi.
Pasal 5
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Keanggotaan berakhir karena :
1. Permintaan sendiri yang disampaikan secara tertulis.
2. Meninggal dunia
Pasal 6
PENGURUS JEMAAT
1. Pengurus Jemaat berkedudukan di tempat Badan Pekerja Majelis Jemaat
berada.
2. Jumlah dan susunan Pengurus Jemaat ditetapkan oleh Rapat Anggota.
3. Pengurus Jemaat dipilih oleh Rapat Anggota dengan sistem pemilihan langsung
atau formatur.
4. Masa bakti Pengurus Jemaat adalah 2 (dua) atau 3 (tiga) tahun dan sesudahnya
dapat dipilih kembali.
5. Fungsionaris Pengurus Jemaat sedapatnya adalah anggota biasa.
6. Pengurus Jemaat sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Seorang Ketua;
b. Seorang Sekretaris;
c. Seorang Bendahara;
d. Beberapa bidang/komisi sesuai dengan kebutuhan.
7. Pengurus Jemaat disahkan dan dilantik oleh Badan Pekerja Majelis Jemaat, dan
dihadiri oleh Pengurus Klasis.
8. Pengutusan Pengurus Jemaat dilaksanakan dalam Ibadah Jemaat.
9. Pengurus Jemaat bertanggungjawab secara organisatoris kepada anggota
melalui Rapat Anggota, dan bertanggungjawab sebagai pelayanan kelompok
kategorial kepada Badan Pekerja Majelis Jemaat.
10. Jika dibutuhkan, Pengurus Jemaat dapat membentuk Pengurus Tempat
Kebaktian atau Pengurus Cabang Kebaktian.
Pasal 7
RAPAT ANGGOTA
1. Rapat Anggota adalah wadah pengambilan keputusan tertinggi PPGT di
lingkup jemaat.

PP.001

2. Rapat Anggota dilaksanakan sekali dalam 2 (dua) atau 3 (tiga) tahun.


3. Rapat Anggota dinyatakan sah apabila dihadiri oleh anggota PPGT, Pengurus
PPGT Klasis dan Badan pekerja Majelis Jemaat.
4. Rapat Anggota dipimpin oleh 3 (tiga) orang Pimpinan Sidang yang terdiri dari
1 (satu) orang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua, yang dipilih dari dan oleh
anggota.
5. Sekretaris Pengurus Jemaat secara otomatis menjadi sekretaris fungsional
sidang.
6. Sebelum terbentuknya Pimpinan Sidang, Rapat Anggota dipimpin oleh
Pengurus Jemaat sebagai pimpinan sidang sementara.
7. Dalam keadaan luar biasa, Rapat Anggota dipimpin oleh Badan Pekerja Majelis
Jemaat bersama Pengurus Klasis.
8. Rapat Anggota bertugas:
a. Mengevaluasi perjalanan organisasi selama periode berlangsung.
b. Menilai Laporan Pengurus Jemaat dalam melaksanakan Keputusan
Rapat Anggota dan keputusan lainnya yang lebih luas.
c. Menetapkan Garis-Garis Besar Program Pengembangan PPGT Jemaat.
d. Membahas aspirasi-aspirasi yang berkembang dalam Jemaat setempat.
e. Menyosialisasikan keputusan-keputusan persidangan yang lebih luas.
f. Membahas usul-usul dan rekomendasi ke persidangan yang lebih luas.
g. Menetapkan Pengurus Jemaat.
9. Rapat Anggota dihadiri oleh:
a. Anggota PPGT di Jemaat
b. Pengurus Klasis
c. Badan Pekerja Majelis Jemaat
d. Badan Verifikasi Majelis Jemaat
e. Undangan yang ditentukan oleh Pengurus Jemaat

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.

Pasal 8
PENGURUS KLASIS
Pengurus Klasis berkedudukan di tempat Badan Pekerja Klasis berada.
Jumlah dan susunan Pengurus Klasis ditetapkan oleh Konperensi.
Pengurus Klasis dipilih oleh Konperensi dengan sistem pemilihan langsung atau
formatur.
Masa bakti Pengurus Klasis adalah 2 (dua) atau 3 tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali.
Fungsionaris Pengurus Klasis adalah anggota biasa PPGT.
Pengurus Klasis sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Seorang Ketua
b. Seorang Sekretaris
c. Seorang Bendahara
d. Beberapa bidang/komisi sesuai dengan kebutuhan
Pengurus Klasis disahkan dan dilantik oleh Badan Pekerja Klasis.
Pengutusan Pengurus Klasis dilaksanakan dalam Ibadah Jemaat di salah satu
jemaat dalam lingkup klasis.
Pengurus Klasis bertanggung jawab secara organisatoris kepada Konperensi,
dan bertanggungjawab sebagai kelompok pelayanan kategorial kepada Badan
Pekerja Klasis.

PP.001

Pasal 9
KONPERENSI
1. Konperensi adalah wadah pengambilan keputusan tertinggi PPGT di lingkup
Klasis.
2. Konperensi dilaksanakan sekali dalam 2 (dua) atau 3(tiga) tahun.
3. Konperensi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 dari jumlah Jemaat.
4. Konperensi dipimpin oleh 3 (tiga) orang Pimpinan Sidang yang terdiri dari 1
(satu) orang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua, yang dipilih dari dan oleh
utusan.
5. Sekretaris Pengurus Klasis secara otomatis menjadi Sekretaris Fungsional Sidang.
6. Sebelum terbentuknya Pimpinan Sidang, Konperensi dipimpin oleh 3 (tiga)
orang Pimpinan Sidang Sementara yang terdiri dari 2 orang Unsur Panitia dan 1
orang Unsur Pengurus Pusat.
7. Dalam keadaan luar biasa, Konperensi dipimpin oleh Badan Pekerja Klasis
bersama Pengurus Pusat.
8. Konperensi bertugas:
a. Mengevaluasi perjalanan organisasi selama periode berlangsung.
b. Menilai Laporan Pengurus Klasis dalam melaksanakan Keputusan
Konperensi dan keputusan-keputusan lainnya yang lebih luas.
c. Menetapkan Garis-Garis Besar Program Pengembangan PPGT Klasis.
d. Membahas aspirasi-aspirasi yang berkembang dalam Klasis setempat.
e. Membahas keputusan-keputusan persidangan yang lebih luas.
f. Membahas usul-usul dan rekomendasi ke persidangan yang lebih luas.
g. Menetapkan Pengurus Klasis.
9. Konperensi dihadiri oleh:
a. Utusan Jemaat-jemaat
b. Pengurus Pusat
c. Badan Pekerja Klasis
d. Badan Verifikasi Klasis
e. Undangan yang ditentukan oleh Pengurus Klasis
10. Jumlah utusan ke Konperensi adalah 3 orang utusan setiap jemaat dan
beberapa utusan cadangan.
11. Tiap utusan wajib membawa surat kredensi.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pasal 10
PENGURUS PUSAT
Pengurus Pusat adalah mandataris eksekutif tertinggi organisasi PPGT.
Pengurus Pusat berkedudukan di tempat Badan Pekerja Sinode berada.
Jumlah dan susunan Pengurus Pusat ditetapkan oleh Kongres.
Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres dengan sistem pemilihan langsung atau
formatur.
Masa bakti Pengurus Pusat adalah 5 (lima) tahun.
Fungsionaris Pengurus Pusat tidak boleh menjabat jabatan yang sama lebih dari
2 (dua) periode.
Fungsionaris Pengurus Pusat adalah anggota biasa PPGT.
Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Seorang Ketua Umum
b. Beberapa orang Ketua

PP.001

c. Seorang Sekretaris Umum


d. Beberapa orang Sekretaris
e. Seorang Bendahara Umum
f. Beberapa orang Bendahara
g. Beberapa departemen/komisi sesuai dengan kebutuhan.
9. Pengurus Pusat disahkan dan dilantik oleh Badan Pekerja Sinode.
10. Pengutusan Pengurus Pusat dilaksanakan dalam Ibadah Jemaat di salah satu
jemaat dalam lingkup Gereja Toraja, atau dalam ibadah di lingkup sinode.
11. Pengurus Pusat bertanggung jawab secara organisatoris kepada Kongres, dan
bertanggungjawab sebagai kelompok pelayanan kategorial kepada Badan
Pekerja Sinode.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

8.

Pasal 11
RAPAT PIMPINAN PUSAT
Rapat Pimpinan pusat, atau disingkat RPP adalah rapat pimpinan tingkat pusat
yang dihadiri oleh Ketua-ketua Klasis dan Ketua-ketua Jemaat.
RPP diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat.
RPP diadakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam periode kepengurusan jika
dipandang sangat perlu.
RPP dinyatakan kuorum mengambil keputusan apabila dihadiri + 1 dari
jumlah klasis.
Jika Poin 4 tidak tercapai maka penentuan kuorum dilihat dari kehadiran klasis
dan jemaat. Jika jumlah klasis dan jemaat yang hadir sudah melebihi 100
orang, maka RPP dapat dilanjutkan dan kuorum mengambil keputusan.
Peserta RPP terdiri atas :
a. Pengurus Pusat
b. Ketua-ketua Pengurus Klasis.
c. Ketua-ketua Pengurus Jemaat.
d. Undangan Pengurus Pusat
Tugas dan wewenang RPP :
a. Mengevaluasi perjalanan organisasi dan kebijakan-kebijakan organisasi
b. Membahas persoalan-persoalan penting dan mendesak sehubungan
dengan Keputusan-keputusan sinodal yang berpengaruh terhadap
AD/ART
c. Membahas persoalan-persoalan penting dan mendesak secara lokal,
regional dan nasional.
d. Menetapkan Keputusan.
e. Keputusan RPP bersifat mengikat jajaran organisasi.
Apabila dianggap perlu, di lingkup Klasis dapat diadakan Rapat Pimpinan
Klasis.

Pasal 12
KONGRES
1. Kongres PPGT adalah wadah pengambilan keputusan tertinggi organisasi.
2. Kongres dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun.
3. Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 dari jumlah Klasis.

PP.001

4. Kongres dipimpin oleh 5 (lima) orang Majelis Pimpinan Sidang yang dipilih
dari dan oleh utusan dengan komposisi 4 orang dari unsur utusan dan 1 orang
dari unsur Pengurus Pusat.
5. Sekretaris Pengurus Pusat secara otomatis menjadi Sekretaris Sidang.
6. Sebelum terbentuknya Pimpinan Sidang, Kongres dipimpin oleh 3 (tiga) orang
Pimpinan Sidang Sementara yang terdiri dari 1 (satu) orang Pengurus Pusat dan
2 (dua) orang Panitia.
7. Dalam keadaan luar biasa, Kongres dipimpin oleh Badan Pekerja Sinode
bersama Pengurus Pusat.
8. Kongres bertugas:
a. Mengevaluasi perjalanan organisasi selama satu periode;
b. Menilai Laporan Pengurus Pusat dalam melaksanakan Keputusan
Kongres dan keputusan-keputusan lainnya;
c. Menetapkan Garis-Garis Besar Program Pengembangan PPGT;
d. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT;
e. Membahas usul dan aspirasi yang muncul dari Klasis-klasis;
f. Membahas isu-isu global yang sedang hangat diperbincangkan;
g. Membahas keputusan-keputusan persidangan yang lebih luas;
h. Membahas usul-usul dan rekomendasi ke persidangan yang lebih luas;
i. Menetapkan Pengurus Pusat.
9. Kongres dihadiri oleh:
a. Utusan Klasis-klasis;
b. Badan Pekerja Sinode;
c. Badan Verifikasi Sinode;
d. Undangan yang jumlah dan jenisnya ditentukan oleh Pengurus Pusat.
10. Jumlah utusan ke Kongres diatur sebagai berikut:
a. Klasis dengan jumlah 7 (tujuh) jemaat mengutus 5 (lima) orang;
b. Setiap penambahan 3 (tiga) jemaat, utusan bertambah 1 (satu) orang;
c. Setiap Klasis mengutus maksimal 15 orang utusan;
d. Klasis dengan jumlah jemaat kurang dari 7 mengutus 3 orang utusan
11. Setiap utusan wajib membawa surat kredensi.

1.
2.
3.
4.
5.

Pasal 13
PERGANTIAN ANTAR WAKTU
Pergantian antar waktu atau disingkat PAW merupakan kebijakan internal
untuk mengganti personil pengurus yang berhalangan tetap.
PAW terhadap Pengurus Pusat dilakukan oleh Rapat Pengurus Lengkap, Rapat
Kerja atau RPP, dan hasilnya diserahkan kepada Badan Pekerja Sinode untuk
perubahan SK Pengurus Pusat.
PAW terhadap Pengurus Klasis dilakukan oleh Rapat Pleno Pengurus Diperluas,
Rapat Kerja atau Rapat Pimpinan Klasis, dan hasilnya diserahkan kepada Badan
Pekerja Klasis untuk perubahan SK Pengurus Klasis.
PAW terhadap Pengurus Jemaat dilakukan oleh Rapat Pleno Pengurus
Diperluas atau Rapat Kerja, dan hasilnya diserahkan kepada Badan Pekerja
Majelis Jemaat untuk perubahan SK Pengurus Jemaat.
Hasil PAW dilaporkan dan dipertanggungjawabkan dalam Rapat Anggota,
Konperensi dan Kongres sesuai dengan jenjang masing-masing.

PP.001

Pasal 14
PERBENDAHARAAN
1. Anggota diwajibkan membayar Iuran Anggota menurut jumlah yang
ditetapkan oleh Rapat Anggota.
2. Pengurus Jemaat diwajibkan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
bulan menyerahkan sebagian Iuran Anggota kepada Pengurus Klasis dan
Pengurus Pusat, dengan prosentase 50 % untuk Pengurus Jemaat, 30 % untuk
Pengurus Klasis dan 20 % untuk Pengurus Pusat. Mekanisme penyerahan iuran
anggota lebih lanjut diatur oleh Pengurus Pusat dalam Peraturan Organisasi.
3. Persembahan anggota pada hari Dies Natalis PPGT setiap tahun diserahkan
seluruhnya kepada Pengurus Pusat.
Pasal 15
TINGKAT KEPUTUSAN ORGANISASI
1. Organisasi ini mempunyai tingkat keputusan dengan urut-urutan dari yang
tertinggi sampai terendah sebagai berikut :
a. Tata Gereja Gereja Toraja
b. Anggaran Dasar
c. Anggaran Rumah Tangga
d. Keputusan Kongres
e. Keputusan Rapat Pimpinan Pusat (RPP)
f. Keputusan Pengurus Pusat
g. Keputusan Konperensi
h. Keputusan Pengurus Klasis
i. Keputusan Rapat Anggota
j. Keputusan Pengurus Jemaat
2. Keputusan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan keputusan yang
lebih tinggi.
Pasal 16
ATRIBUT ORGANISASI

1. Logo PPGT adalah sebagai berikut:

FULLCOLOUR

GRAYSCALE

MONOCROME

PP.001

2. Makna Logo adalah sebagai berikut:

a. Lingkaran : Lingkaran luar adalah lambang persekutuan antara manusia


dengan sesamanya, dan lingkaran dalam adalah lambang persekutuan
manusia dengan Allah
b. Salib : Pelayanan PPGT selalu berpusat pada salib Kristus, yang
menyatakan komitmen pelayan yang siap berkorban, siap menderita
dan siap menjadi hamba yang melayani.
c. Rumah Toraja : Aspek historis kelahiran PPGT dari tengah-tengah orang
Toraja. Rumah toraja dan salib menembus lingkaran dalam mempunyai
makna PPGT yang inklusif (tidak eksklusif), PPGT yang keluar dan
bersesama dengan ciptaan Allah yang lain. Sekalipun PPGT lahir dari
komunitas Toraja tetapi PPGT selalu siap untuk bersesama tanpa
memandang latarbelakang suku, agama, ras, golongan, kelas sosial, dll.
d. Daun Kelapa Muda : Kuncup daun kelapa muda yang siap untuk mekar,
menandakan sosok pemuda yang siap untuk mekar dengan jiwa
idealisme yang tinggi. Jumlahnya 12, masing-masing 6 disebelah kiri dan
kanan. Angka 12 adalah simbol dari 12 murid Tuhan Yesus dan 12 Suku
Israel yang menunjukkan bahwa kita adalah umat pilihan Allah.
e. Alkitab : Bahwa dasar pelayanan PPGT dalam menjalankan misi
panggilannya adalah Alkitab, Firman Allah yang hidup. Oleh Alkitab,
Firman Allah itu PPGT Bersaksi dan mengaku bahwa Yesus Kristus
Itulah Tuhan dan Juruselamat Dunia. Diatas Alkitab ada tulisan 1 Kor.
3: 11 sebagai dasar berdirinya Gereja Toraja.
f. Tiga Garis : Bentuknya bergelombang berpasangan, tiga sebelah kiri
salib dan tiga sebelah kanan salib, diatas Alkitab dan di bawah rumah
Toraja, sebagai simbol dari misi gereja yaitu Tri Panggilan Gereja:
Marturia, Koinonia dan Diakonia.
g. Bintang 8 : Bahwa PPGT harus menjadi Terang kemanapun dia pergi
dan dimanapun dia berada.
3. Warna, pada logo dan atribut lainnya mempunyai makna yaitu,
a. Biru bermakna semangat militansi yang bergelora.
b. Hitam bermakna keagungan dan keabadian.
c. Hijau muda bermakna keceriaan, pengharapan dan hidup baru.
d. Kuning perak bermakna kematangan dan kebijaksanaan.

4. Lagu, yang terdiri dari Mars dan Hymne PPGT dan lagu-lagu lain yang menjadi
ciri khas PPGT. Mars PPGT dan lagu-lagu lainnya akan ditetapkan oleh PP atas
nama Kongres.
5. Bendera, dengan aturan sebagai berikut:
a. Ukuran panjang dan lebar adalah 3 : 2
b. Warna dasar adalah biru benhur
c. Logo PPGT di tengah-tengah, bisa fullcolour, grayscale atau
monocrome.
d. Ukurannya tidak boleh lebih besar jika disandingkan dengan Bendera
Merah Putih.
e. Dibawah Logo dituliskan identitas seperti PPGT, Klasis, Jemaat, atau
Panitia.
6. Lencana harus logo PPGT yang fullcolour dan ditempatkan di dada sebelah kiri.

PP.001

7. Stempel atau cap dengan mencantumkan identitas (Pengurus Jemaat, Pengurus


Klasis, Pengurus Pusat, Panitia).
8. Papan nama menggunakan warna dasar biru atau putih dan logo sedapatnya
fullcolour, atau bila tidak memungkinkan fullcolour menggunakan warna dasar
biru dan logo/tulisan warna putih.
9. Jaket, Baret, Baju dan atribut lainnya diatur oleh Pengurus Pusat dalam
Peraturan Organisasi.
Pasal 17
ATURAN TAMBAHAN
1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
oleh Keputusan Kongres, Keputusan Rapat Pimpinan Pusat, Keputusan PP,
Keputusan Konperensi Klasis, dan Keputusan Rapat Anggota, sejauh tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT.
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT selanjutnya disahkan oleh
Rapat Kerja Badan Pekerja Sinode.

PP.001

MEMORI PENJELASAN
ANGGARAN DASAR PPGT
Berdasarkan Keputusan Sidang Majelis Sinode XXIII nomor 15 KEP/SMSXXIII/GT/VII/2011 tentang Peraturan-peraturan Gereja Toraja Pasal 14 maka Kongres
XIII PPGT menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPGT.
Penggunaan nama AD/ART tersebut lahir melalui pertimbangan yang sangat matang
bahwa nama tersebut sangat konteks dengan dinamika kepemudaan serta memberi
nilai guna bagi anggota-anggotanya.
PEMBUKAAN
Pembukaan terdiri atas 3 paragraf, dimana setiap paragraf diawali dengan kata
Bahwa sesungguhnya yang menyatakan deklarasi jati diri PPGT, sebuah deklarasi
pemuda Gereja Toraja. Paragraf pertama adalah deklarasi eklesiologis PPGT sebagai
gereja yang merupakan bagian integral dari Gereja Toraja, gereja yang dipanggil dan
dipilih oleh Tuhan sendiri. Panggilan dan pemilihan membawa PPGT sampai pada
Pengakuan bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat. Paragraf kedua adalah
deklarasi hakekat kedirian PPGT, pemuda yang penuh pengharapan bahwa masa kini
dan masa sekarang gereja, bangsa bahkan dunia ada dalam genggamannya. Paragraf
ketiga adalah deklarasi kesejarahan PPGT, bahwa PPGT yang lahir 1962 itu adalah
wadah pelayanan dan wadah kaderisasi pemuda gereja Toraja, untuk menghasilkan
kader siap utus ke semua dunia pelayanan.
Pembukaan AD/ART PPGT ini dibacakan pada acara-acara keorganisasian
PPGT diseluruh lingkup pelayanan, seperti Kongres, Konperensi, Rapat Anggota, Dies
Natalis dan kegiatan kegiatan PPGT lainnya. Pembacaan Pembukaan AD/ART PPGT
dilaksanakan sesudah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta dan
Mars PPGT.
Pasal 1
Nama
Kata Persekutuan mengandung tiga pemaknaan yang merupakan satu kesatuan yang
utuh, yaitu persekutuan manusia dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam
semesta.
Pasal 2
Waktu dan kedudukan
1) PPGT didirikan pada tanggal 11 Desember 1962 berdasarkan Keputusan Kongres
I PPGT pada tanggal 21-29 Desember 1965 di Rantepao
2) Dimana Gereja Toraja ada yaitu penekanan pada Jemaat.
3) Telah Jelas
Pasal 3
Pengakuan
Telah Jelas
Pasal 4
Azas
Telah Jelas

PP.001

Pasal 5
Tujuan
Tujuan yang akan hendak dicapai adalah terwujudnya warga jemaat yang :
- Sadar dan Bertanggung jawab terhadap tugas dan panggilan di tengah-tengah
gereja;
- Sadar dan Bertanggung jawab terhadap tugas dan panggilan di tengah-tengah
masyarakat;
- Sadar dan Bertanggung jawab terhadap tugas dan panggilan di tengah-tengah
alam semesta.
Ketiganya harus berjalan sama dan seimbang, namun harus lahir dari kesadaran akan
pembaruan budi. Hanya budi sudah terbaharui yang akan mewujudkan tujuan ini
secara benar.
Pasal 6
Misi
Telah Jelas
Pasal 7
Status
Sesuai Keputusan Sidang Majelis Sinode XXIII nomor 15 KEP/SMS-XXIII/GT/VII/2011
tentang Peraturan-peraturan Gereja Toraja Pasal 14 poin 1 maka istilah Pelayanan
Kelompok Kategorial diganti menjadi Organisasi Intra Gerejawi.

1. Telah Jelas
2. Pusat dalam arti sinodal

Pasal 8
Bentuk dan Susunan

Pasal 9
Keanggotaan
1. Pemuda lainnya yaitu pemuda yang secara keanggotaan bukan anggota Gereja
Toraja, yang dengan sadar dan tanpa tekanan atau paksaan menerima AD/ART
PPGT.
2. Pengertian Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa dijelaskan dalam ART pasal 2.
3. Semua Hak dan Kewajiban dijelaskan dalam ART pasal 3 dan pasal 4.
Pasal 10
Alat Kelengkapan Organisasi
1. Alat-alat kelengkapan organisasi yang dimaksud disini adalah forum
pengambilan keputusan yang mengikat serta badan pelaksana keputusan yang
dihasilkan, dalam hal ini pengurus. Penjelasan lebih lanjut diatur dalam ART
Pasal 6 12. Pengaturan tentang Rapat Kerja, Rapat Pengurus dan Rapat-rapat
yang bersifat operasional diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi atau
Tata Kerja yang dibuat oleh Pengurus Pusat, Pengurus Klasis dan Pengurus
Jemaat sesuai dengan konteks kebutuhan pelayanan masing-masing lingkup.

PP.001

2. Setiap anggota tanpa terkecuali dan tanpa pembatasan dapat menyampaikan


aspirasi pelayanan secara organisatoris melalui saluran-saluran yang ada di semua
lingkup.
Pasal 11
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Jelas
2. Jelas
3. Jelas
4. Jelas
Pasal 12
HARTA MILIK
1. Jelas
2. Jelas
3. Jelas
Pasal 13
ATRIBUT ORGANISASI
1. Mars PPGT serta Hymne PPGT adalah pemenang Sayembara lagu Mars dan
Hymne PPGT atas usaha PP.PPGT.
2. Jelas
3. Jelas
Pasal 14
HUBUNGAN OIKUMENIS DAN KEMITRAAN

1. Jelas
2. Jelas
3. Lembaga lain yang dimaksud adalah OKP/lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang tidak bernuansa politik praktis
4. Jelas
Pasal 15
PERUBAHAN
1. Keputusan SSA tetap diikuti oleh PPGT tetapi dalam hal perubahan AD/ART
harus melalui kongres PPGT
2. Jelas
3. Jelas
Pasal 16
PERATURAN PERALIHAN
1. Ketika PPGT dibubarkan oleh BPS, PPGT tetap berkongres
2. Jelas
Pasal 17
PENUTUP

PP.001

MEMORI PENJELASAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 1
NAMA DAN WUJUD
Pasal 2
KEANGGOTAAN
Pasal 3
ANGGOTA BIASA
Pasal 4
ANGGOTA LUAR BIASA
Pasal 5
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
1. Jelas
2. Jelas

1)
2)
3)
4)

5)
6)
7)

8)

Pasal 6
PENGURUS JEMAAT

Jelas
Jelas
Jelas
Masa bakti pengurus ditentukan oleh Rapat Anggota dengan memperhatikan
konteks dan kebutuhan jemaat setempat. Disadari juga bahwa Rapat Anggota
adalah salah satu wadah pembinaan dan pengkaderan anggota yang sangat
strategis sekaligus wadah penyaluran aspirasi anggota PPGT yang paling dasar,
sehingga sedapat-dapatnya Rapat Anggota menetapkan masa bakti 2 Tahun.
Penetapan masa bakti 3 tahun hanya diperuntukkan untuk konteks jemaat yang
sungguh-sungguh amat membutuhkan.
Jelas
Jelas
Pelantikan dipahami sebagai penetapan, pembacaan dan penyerahan Surat
Keputusan. Untuk mendukung pembinaan dan kaderisasi diupayakan kerja sama
dengan Badan Pekerja Majelis Jemaat, dimana Pengurus Klasis dapat ditunjuk
oleh BPMJ untuk membacakan Surat Keputusan BPMJ sebelum pelantikan.
Pengutusan dipahami sebagai pembacaan formulir Gereja Toraja untuk itu serta
pengutusannya ke tengah-tengah jemaat. Pelantikan dan Pengutusan dapat
digabungkan atau dilakukan terpisah. Misalnya Pelantikan Pengurus Jemaat
dapat dilaksanakan pada Hari Sabtu yang dirangkaikan dengan serah terima
kepengurusan dari Pengurus Lama kepada Pengurus Baru sekaligus untuk
membereskan semua administrasi dan keuangan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari proses serah terima yang hanya berjalan sekedar formalitas semata.
Setelah semua proses serah terima beres, maka pengutusan ke tengah-tengah
jemaat dapat dilaksanakan keesokan harinya dalam Ibadah Jemaat. Pengutusan
Pengurus Jemaat tidak harus dihadiri Pengurus Klasis.

PP.001

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

1)
2)
3)
4)

5)
6)
7)

8)

Pasal 7
RAPAT ANGGOTA

Jelas
Sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota sebelumnya
Jelas
Jelas
Dimaksudkan untuk menjamin adanya dokumentasi yang lengkap dan tertulis
selama Rapat Anggota. Dalam hal Sekretaris Sidang tidak dapat melanjutkan
tugasnya, Rapat Anggota dapat mengangkat Sekretaris Sidang yang baru.
Dalam hal Pengurus membentuk Panitia/Tim Rapat Anggota maka pimpinan
sidang sementara adalah Panitia/Tim Rapat Anggota, dalam pemahaman bahwa
Panitia/Tim adalah perpanjangan tangan Pengurus.
Keadaan luar biasa adalah keadaan dimana Pengurus tidak dapat menjalankan
roda kepengurusan sebagaimana mestinya, kondisi kepengurusan yang macet,
masa bakti kepengurusan yang melewati batas yang semestinya, dll.
Untuk point (c), GBPP Jemaat tetap berpedoman kepada GBPP PPGT Pusat.
Jelas
Pasal 8
PENGURUS KLASIS

Jelas
Jelas
Jelas
Masa bakti pengurus ditentukan oleh Konperensi dengan memperhatikan
konteks dan kebutuhan klasis setempat. Disadari juga bahwa Konperensi adalah
salah satu wadah pembinaan dan pengkaderan anggota yang sangat strategis
sekaligus wadah penyaluran aspirasi jemaat ke klasis, sehingga sedapat-dapatnya
konperensi menetapkan masa bakti 2 Tahun. Penetapan masa bakti 3 tahun
hanya diperuntukkan untuk konteks klasis yang sungguh-sungguh amat
membutuhkan.
Jelas
Jelas
Pelantikan dipahami sebagai penetapan, pembacaan dan penyerahan Surat
Keputusan. Pelantikan Pengurus Klasis sedapatnya dihadiri oleh Pengurus Pusat
PPGT. Dalam hal PP.PPGT tidak dapat hadir, maka kehadirannya dapat
diwakilkan kepada orang yang diwakilkan berdasarkan Surat Tugas.
Pengutusan dipahami sebagai pembacaan formulir Gereja Toraja untuk itu serta
pengutusannya ke tengah-tengah jemaat. Pelantikan dan Pengutusan dapat
digabungkan atau dilakukan terpisah. Misalnya Pelantikan Pengurus Klasis dapat
dilaksanakan pada Hari Sabtu yang dirangkaikan dengan serah terima
kepengurusan dari Pengurus Lama kepada Pengurus Baru sekaligus untuk
membereskan semua administrasi dan keuangan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari proses serah terima yang hanya berjalan sekedar formalitas semata.
Setelah semua proses serah terima beres, maka pengutusan ke tengah-tengah
jemaat dapat dilaksanakan keesokan harinya dalam Ibadah Jemaat. Pengutusan
Pengurus Klasis tidak harus dihadiri Pengurus Pusat.

PP.001

1)
2)
3)
4)
5)

Pasal 9
KONPERENSI

Jelas
Sesuai dengan Keputusan Konperensi sebelumnya
Jelas
Jelas
Dimaksudkan untuk menjamin adanya dokumentasi yang lengkap dan tertulis
selama Konperensi. Dalam hal Sekretaris Sidang tidak dapat melanjutkan
tugasnya, Konperensi dapat mengangkat Sekretaris Sidang yang baru.
6) Panitia dipahami sebagai perpanjangan tangan Pengurus Klasis. Pengurus Pusat
menjadi Pimpinan Sidang dimaksudkan untuk mendekatkan Pengurus Pusat
dengan klasis, sebab dipahami bahwa setelah wilayah hilang, maka basis
pembinaan adalah klasis dan jemaat. Bila Pengurus Pusat berhalangan hadir
maka Pengurus Pusat dapat menunjuk salah seorang Pengurus Klasis untuk
menggantikan. Keadaan luar biasa adalah keadaan dimana Pengurus tidak dapat
menjalankan roda kepengurusan sebagaimana mestinya, kondisi kepengurusan
yang macet, masa bakti kepengurusan yang melewati batas yang semestinya, dll.
7) Untuk point (c), GBPP Klasis tetap berpedoman kepada GBPP PPGT Pusat. Point
(f), usulan perubahan AD/ART dariharus dikukuhkan dengan keputusan
Konperensi.
8) Point (e) sedapatnya Pengurus Klasis mengundang OKP kepemudaan lainnya
serta dan OKP keagamaan pada saat pembukaan. Selain itu dalam rangka
kerjasama kaderisasi maka Pengurus GMKI, Pengurus GAMKI, Biro Pemuda
PGI/PGIW/POUK/Sekber dapat menjadi peserta peninjau dalam Konperensi.
9) Jelas
10) Kredensi ditandatangani oleh Pengurus Jemaat dan diketahui oleh Badan Pekerja
Majelis Jemaat.

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Pasal 10
PENGURUS PUSAT

Jelas
Jelas
Jelas
Jelas
Jelas
Jelas
Jelas
Pengertian beberapa pada point (b), (d) dan (e) adalah dimungkinkan lebih dari
satu sesuai dengan kebutuhan. Pengertian beberapa pada poit (g) adalah
dimungkinkan membentuk komisi yang bersifat lokal sesuai dengan konteks dan
medan pelayanan.
9) Jelas
10) Ibadah dalam lingkup sinode misalnya Ibadah Pembukaan Rapat Kerja, dan
Ibadah yang diadakan dalam rangka kegiatan sinodal lainnya.
11) Jelas
Pasal 11
RAPAT PIMPINAN PUSAT
1) Jelas

PP.001

2)
3)
4)
5)
6)
7)

Jelas
Jelas
Jelas
Jelas
Jelas
Bila mana ada keputusan sinodal yang berpengaruh terhadap beberapa pasal
dalam AD/ART.
8) Jelas

1)
2)
3)
4)
5)

Pasal 12
KONGRES

Jelas
Jelas
Jelas
Jelas
Dimaksudkan untuk menjamin adanya dokumentasi yang lengkap dan tertulis
selama Kongres. Dalam hal Sekretaris Sidang tidak dapat melanjutkan tugasnya,
Kongres dapat mengangkat Sekretaris Sidang yang baru.
6) Panitia dipahami sebagai perpanjangan tangan Pengurus.
7) Keadaan luar biasa adalah keadaan dimana Pengurus tidak dapat menjalankan
roda kepengurusan sebagaimana mestinya, kondisi kepengurusan yang macet,
masa bakti kepengurusan yang melewati batas yang semestinya, dll.
8) Jelas
9) Point (e) sedapatnya Pengurus Pusat mengundang OKP kepemudaan lainnya
serta dan OKP keagamaan pada saat pembukaan. Selain itu dalam rangka
kerjasama kaderisasi maka Pengurus GMKI, Pengurus GAMKI, Biro Pemuda
PGI/PGIW/POUK/Sekber, YMCA, dll dapat menjadi peserta peninjau dalam
Kongres.
10) Jelas
11) Kredensi ditandatangani oleh Pengurus Klasis dan diketahui oleh Badan Pekerja
Klasis.
Pasal 13
PERGANTIAN ANTAR WAKTU
Jelas
Pasal 14
PERBENDAHARAAN
jelas
Pasal 15
TINGKAT KEPUTUSAN ORGANISASI
Jelas
Pasal 16
ATRIBUT ORGANISASI
Logo disesuaikan dengan logo Gereja Toraja

PP.001

Pasal 17
ATURAN TAMBAHAN
Jelas

PP.001
PERATURAN ORGANISASI
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
2014
BAB I
KETENTUAN UMUM
1. Peraturan Organisasi PPGT, selanjutnya disebut PO adalah suatu peraturan yang mengatur serta mengikat semua anggota dan alat
kelengkapan organisasi termasuk mekanisme kerja yang belum diatur secara teknis dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah
Tangga PPGT dan Keputusan Kongres.
2. Fungsi PO adalah untuk memberikan keseragaman interpretasi terhadap konstitusi dasar organisasi agar terwujud kebersamaan
dalam tindakan dan pelayanan di semua lingkup pelayanan PPGT.
3. Dalam PO ini, yang dimaksud dengan :
a. PP adalah Pengurus Pusat PPGT
b. PK adalah Pengurus Klasis PPGT
c. PJ adalah Pengurus Jemaat PPGT
d. BPS adalah Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
e. BVS adalah badan Verifikasi Sinode Gereja Toraja
f. BPK adalah Badan Pekerja Klasis
g. BVK adalah Badan Verifikasi Klasis
h. BPM adalah Badan Pekerja Majelis
i. BVJ adalah Badan Verifikasi Jemaat
BAB II
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 1
Logo PPGT
Warna pada logo PPGT adalah sebagai berikut:
1. Salib dan Alkitab berwarna putih
2. Pinggiran Alkitab berwarna kuning perak
3. Semua garis dan tulisan berwarna biru benhur
4. Rumah Toraja berwarna hitam
5. Latar lingkaran luar adalah kombinasi putih dan kuning perak
6. Latar lingkaran dalam adalah kombinasi putih dan biru benhur
7. Daun kelapa muda berwarna hijau muda

1.
2.
3.
4.
5.

Pasal 2
Stempel
Stempel pengurus pada semua lingkup adalah logo yang diberi keterangan pemilik stempel tersebut. Misalnya Pengurus Pusat,
Pengurus Klasis Buakayu, Pengurus Jemaat Seriti, dll.
Tulisan keterangan pemilik stempel dapat ditempatkan dimana saja dengan ketentuan tidak mengubah kontur dasar logo dan
tetap memperhatikan unsur seni dan estetika.
Jumlah lingkaran pada stempel tetap mengacu pada logo yaitu 2 lingkaran saja.
Ukuran stempel adalah diameter 2,5 cm untuk PP, diameter 3 cm untuk PK dan diameter 3,5 cm untuk PJ.
Contoh Stempel :
Diameter : 3.5 cm

Diameter : 3.0 cm
Diameter : 2.5 cm

PENGURUS JEMAAT SERITI

1.
2.

PENGURUS KLASIS BUAKAYU

PENGURUS PUSAT

Pasal 3
Bendera
Bendera untuk kegiatan rapat dan persidangan, harus menggunakan warna dasar biru benhur, sedangkan untuk kegiatan lainnya
dapat menggunakan semua warna dasar logo, yaitu biru benhur, hitam, putih, hijau muda dan kuning perak.
Ukurannya tidak boleh lebih besar jika disandingkan dengan Bendera Merah Putih

PP.001
3.
4.

5.

Gambar pada bendera adalah logo PPGT bukan stempel.


Dibawah logo dapat ditulis identitas, misalnya :
a. Jemaat Rantepao untuk lingkup Jemaat.
b. Klasis Makassar untuk lingkup Klasis
c.
PPGT untuk lingkup Pusat
Contoh Bendera:

JEMAAT RANTEPAO

KLASIS MAKASSAR

PPGT

Pasal 4
Pakaian
1. Pakaian formal yang digunakan oleh Pengurus pada kegiatan Kongres, Konperensi dan Rapat Anggota atau pada saat menghadiri
kegiatan formal/undangan organisasi lain adalah jas warna biru atau kemeja dengan warna dominan biru benhur.
2. Pakaian lainnya (non Jas/Kemeja) dapat menggunakan semua warna dasar pada logo PPGT atau campuran warna-warna itu.
Pasal 5
Aksesori
Pengurus dapat mengembangkan sejumlah aksesori PPGT dengan ketentuan tidak melakukan modifikasi pada logo PPGT.

1.

2.
3.
4.
5.
6.

7.

1.

BAB III
PERSIDANGAN
Pasal 6
Rapat Anggota
PJ mempersiapkan Rapat Anggota dengan tahapan sebagai berikut :
a) Membentuk Panitia Pengarah yang bertugas mempersiapkan rancangan-rancangan materi persidangan serta persiapanpersiapan pembentukan Panitia. Untuk konteks jemaat tertentu, Panitia Pengarah adalah Pengurus Klasis dan BPK. Tema
Rapat Anggota adalah tema Kongres terbaru dengan sub tema ditentukan sesuai konteks jemaat.
b) Mengadakan koordinasi dengan BPM untuk membentuk dan melantik Panitia Rapat Anggota.
c) Menyusun dan memperbanyak Laporan Pertanggungjawaban, serta menyelesaikan semua proses verifikasi laporan
keuangan dari Badan Verifikasi Jemaat.
d) Menyampaikan waktu pelaksanaan Rapat Anggota melalui Pengumuman Jemaat 3 minggu berturut-turut dan didoakan
dalam setiap ibadah.
e) Menyampaikan undangan kepada semua anggota PPGT tanpa kecuali.
f)
Menyampaikan undangan kepada pengurus klasis.
g) Membuka Rapat Anggota
h) Memimpin Pemilihan Pimpinan Sidang berdasarkan mekanisme pemilihan pimpinan sidang yang ditetapkan Tata Tertib.
i)
Mengawal Rapat Anggota sampai tuntas, termasuk menerbitkan Keputusan Rapat Anggota dan Notulen Rapat Anggota.
j)
Mempersiapkan dan melaksanakan serah terima kepengurusan, termasuk inventaris dan keuangan.
Dalam hal PJ tidak dapat mengadakan Rapat Anggota sesuai konstitusi, maka BPM bersama PK dapat berkoordinasi
mempersiapkan pelaksanaan Rapat Anggota.
Penentuan quorum Rapat Anggota diatur lebih lanjut dalam Tata Tertib Rapat Anggota.
Dalam rangka mendukung program integrasi dengan jemaat maka Rapat Anggota sedapatnya dilaksanakan selambat-lambatnya
Bulan NOPEMBER pada tahun terakhir periode kepengurusan.
PK berkewajiban menyampaikan persuratan perihal pelaksanaan Rapat Anggota kepada semua jemaat yang akan melaksanakan
Rapat Anggota mendahului pelaksanaan Rapat Kerja pengurus jemaat pada tahun berjalan.
Panitia Pelaksana bertanggung jawab membuat Himpunan Keputusan Rapat Anggota serta Notulen Rapat Anggota yang
merupakan rekaman hasil pembahasan dari keputusan-keputusan yang ditetapkan selama Rapat Anggota. Notulen dasar harus
dalam bentuk tertulis, dan jika keadaan memungkinkan dapat disiapakan notulen sekunder dalam bentuk rekaman digital.
Keputusan Rapat Anggota ditembuskan kepada PK untuk ditabulasi, dan selanjutnya disampaikan kepada PP untuk dokumen
arsip kepengurusan.
Pasal 7
Serah Terima Pengurus Jemaat
Serah terima kepengurusan hanya dapat dilaksanakan jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Dihadiri oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak Pertama dan Pengurus Terpilih sebagai Pihak Kedua.

PP.001

2.
3.
4.
5.

1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.

b. Disertai naskah Serah Terima


c.
Telah dilaksanakan peninjauan bukti fisik atas daftar Inventaris yang dimiliki.
d. Disertai penyerahan secara fisik atas kekayaan organisasi yang sudah diverifikasi oleh Badan Verifikasi Jemaat.
Naskah serah terima ditandatangani oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak I, Pengurus Terpilih sebagai Pihak II dan Saksi dari
unsur BPM dan Pengurus Klasis.
Serah terima dilakukan selambat-lambatnya 1 bulan setelah Rapat Anggota.
PK wajib berkomunikasi dengan BPM setempat jika batas waktu serah terima yang ditentukan sudah lewat.
Contoh Format Naskah Serah Terima dapat dilihat dalam lampiran.
Pasal 8
Jemaat Hasil Pemekaran
Rapat Anggota untuk jemaat hasil pemekaran dapat dilaksanakan setelah BPM terbentuk.
Jika BPM sudah terbentuk, maka Pengurus Jemaat mengadakan Rapat Anggota dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Mengadakan Rapat Koordinasi dengan semua BPM Jemaat hasil pemekaran dan Pengurus Klasis untuk mempersiapkan
pelaksanaan Rapat Anggota.
b. Mengundang semua anggota PPGT tanpa terkecuali untuk menghadiri Rapat Anggota, sekalipun masa periode belum selesai.
c. Menyampaikan undangan kepada pengurus klasis dan penasihat.
d. Membuka Rapat Anggota.
e. Memimpin Pemilihan Pimpinan Sidang berdasarkan mekanisme pemilihan pimpinan sidang yang ditetapkan Tata Tertib.
f. Mengawal Rapat Anggota sampai tuntas, termasuk menerbitkan Keputusan Rapat Anggota dan Notulen Rapat Anggota yang
akan menjadi pegangan bagi semua jemaat yang mekar.
g. Menyampaikan hasil Rapat Anggota secara tertulis kepada BPM jemaat-jemaat hasil pemekaran.
h. Mendampingi pelaksanaan pengutusan dan pelantikan pengurus di masing-masing jemaat yang mekar.
Pada saat agenda pemilihan pengurus, maka diadakan pemilihan KSB pengurus untuk masing-masing jemaat yang mekar
berdasarkan tata cara pemilihan yang sudah disepakati bersama.
Jika pemilihan KSB tidak memungkinkan dilakukan, maka RA dapat menunjuk pelaksana tugas (caretaker) setelah berkonsultasi
dengan penasihat.
Caretaker terdiri dari beberapa orang yang memahami PIGT, TGGT, AD-ART dan PO PPGT.
Caretaker bertugas mempersiapkan dan melaksanakan RA yang pertama untuk memilih PJ, selambat-lambatnya satu tahun
setelah ditunjuk.
Rapat Anggota harus membahas pengaturan barang inventaris dan keuangan dengan penuh kasih persaudaraan.
Keputusan Rapat Anggota ditembuskan kepada Pengurus Klasis untuk ditabulasi, dan selanjutnya disampaikan kepada Pengurus
Pusat untuk digitalisasi arsip kepengurusan.

Pasal 9
Jemaat Hasil Pendewasaan
1.
Rapat Anggota untuk jemaat hasil pendewasaan dari cabang kebaktian dapat dilaksanakan setelah BPM terbentuk.
2.
Jika BPM sudah terbentuk, maka Pengurus Cabang Kebaktian otomatis menjadi Pengurus Jemaat secara ad interim dengan
tugas utama membenahi semua perangkat dan pranata sebagaimana layaknya sebuah jemaat.
3. Selanjutnya pengurus jemaat ad interim tersebut mengadakan Rapat Anggota dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Mengadakan Rapat Koordinasi dengan semua BPM dan Pengurus Klasis untuk mempersiapkan pelaksanaan Rapat Anggota
selambat-lambatnya satu tahun setelah didewasakan.
b. Mengundang semua anggota PPGT tanpa terkecuali untuk menghadiri Rapat Anggota.
c.
Menyampaikan undangan kepada pengurus klasis dan penasihat.
d. Membuka Rapat Anggota.
e. Memimpin Pemilihan Pimpinan Sidang berdasarkan mekanisme pemilihan pimpinan sidang yang ditetapkan Tata Tertib.
f.
Mengawal Rapat Anggota sampai tuntas, termasuk menerbitkan Keputusan Rapat Anggota dan Notulen Rapat Anggota
yang akan menjadi pegangan bagi pengurus terpilih.
g. Menyampaikan hasil Rapat Anggota secara tertulis kepada BPM.
4. Keputusan Rapat Anggota ditembuskan kepada Pengurus Klasis untuk ditabulasi, dan selanjutnya disampaikan kepada Pengurus
Pusat untuk digitalisasi arsip kepengurusan.
Pasal 10
Konperensi
1. PK bertugas mempersiapkan Konperensi dengan tahapan sebagai berikut :
a) Membentuk Panitia Pengarah yang bertugas mempersiapkan rancangan Penjabaran GBPP PPGT dalam GBPP Klasis, dan
materi lain yang dianggap perlu selambat-lambatnya 9 bulan sebelum Konperensi. Dalam rangka sinkroniasi GBPP maka PP
menjadi salah satu anggota Panitia Pengarah.
b) Mengadakan koordinasi dengan Jemaat Penghimpun untuk Membentuk dan Melantik Panitia Konperensi.
c) Memohon BPK untuk mengutus Panitia Pelaksana dalam suatu ibadah Jemaat.
d) Menyampaikan waktu pelaksanaan Konperensi, batas waktu penyampaian usul-usul selambat-lambatnya empat bulan
sebelum Konperensi.
e) Menetapkan jumlah utusan Jemaat yang akan menghadiri Konperensi.

PP.001

2.
3.
4.
5.

6.

1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.

2.
3.
4.
5.

1.

f)
Mempersiapkan Laporan PK.
g) Memanggil jemaat-jemaat untuk menghadiri Konperensi selambat-lambatnya dua bulan sebelum Konperensi.
h) Menetapkan dan mengundang peserta peninjau.
i)
Membuka Persidangan Konperensi.
Tema Konperensi adalah tema Kongres terbaru dengan sub tema ditentukan sesuai konteks klasis.
Dalam hal Jemaat Penghimpun tidak dapat menjalankan tugasnya, maka PK dapat menunjuk Jemaat Penghimpun Cadangan atau
membentuk Panitia yang langsung dikoordinir oleh PK setelah berkoordinasi dengan BPK.
Dalam rangka mendukung program integrasi dengan BPK maka Konperensi dilaksanakan selambat-lambatnya Bulan OKTOBER
pada tahun terakhir periode kepengurusan.
Panitia Pelaksana bertanggung jawab membuat Himpunan Keputusan Konperensi serta Notulen Konperensi yang merupakan
rekaman hasil pembahasan dari keputusan-keputusan yang ditetapkan selama Konperensi. Notulen dasar harus dalam bentuk
tertulis, dan jika keadaan memungkinkan dapat disiapkan notulen sekunder dalam bentuk rekaman digital.
Keputusan konperensi ditembuskan kepada Pengurus Pusat untuk digitalisasi arsip kepengurusan.
Pasal 11
Klasis Hasil Pemekaran
Konperensi untuk klasis hasil pemekaran dapat dilaksanakan setelah BPK terbentuk.
Jika BPK sudah terbentuk, maka Pengurus Klasis mengadakan Konperensi dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Mengadakan Rapat Koordinasi dengan semua BPK hasil pemekaran dan Pengurus Pusat untuk mempersiapkan pelaksanaan
konperensi.
b. Mengundang semua jemaat untuk menghadiri Konperensi, sekalipun masa periode belum selesai.
c. Menyampaikan undangan kepada Pengurus Pusat dan penasihat.
d. Membuka persidangan konperensi.
e. Memimpin Pemilihan Pimpinan Sidang berdasarkan mekanisme pemilihan pimpinan sidang yang ditetapkan Tata Tertib.
f. Mengawal Konperensi sampai tuntas, termasuk menerbitkan Keputusan Konperensi dan Notulen konperensi yang akan
menjadi pegangan bagi semua klasis hasil pemekaran.
g. Menyampaikan hasil Konperensi secara tertulis kepada BPK hasil pemekaran.
h. Mendampingi pelaksanaan pengutusan dan pelantikan pengurus di masing-masing klasis yang mekar.
Pada saat agenda pemilihan pengurus, maka diadakan pemilihan KSB pengurus untuk masing-masing klasis yang mekar
berdasarkan tata cara pemilihan yang sudah disepakati bersama.
Jika pemilihan KSB tidak memungkinkan dilakukan, maka Konperensi dapat menunjuk pelaksana tugas (caretaker ) setelah
berkonsultasi dengan penasihat.
Caretaker terdiri dari beberapa orang yang memahami PIGT, TGGT, AD-ART dan PO PPGT.
Caretaker bertugas mempersiapkan Konperensi yang pertama untuk memilih Pengurus Klasis selambat-lambatnya satu tahun
setelah ditunjuk.
Konperensi harus membahas pengaturan barang inventaris dan keuangan dengan penuh kasih persaudaraan.
Keputusan konperensi ditembuskan kepada Pengurus Klasis untuk digitalisasi arsip kepengurusan.
Pasal 12
Serah Terima Pengurus Klasis
Serah terima kepengurusan hanya dapat dilaksanakan jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Dihadiri oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak Pertama dan Pengurus Terpilih sebagai Pihak Kedua.
b. Disertai naskah Serah Terima
c.
Telah dilaksanakan peninjauan bukti fisik atas daftar Inventaris yang dimiliki.
d. Disertai penyerahan secara fisik atas kekayaan organisasi yang sudah diverifikasi oleh Badan Verifikasi Klasis.
Naskah serah terima ditandatangani oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak I, Pengurus Terpilih sebagai Pihak II dan Saksi dari
unsur BPK.
Serah terima dilakukan selambat-lambatnya 1 bulan setelah Konperensi.
PP wajib berkomunikasi dengan BPK setempat jika batas waktu serah terima yang ditentukan sudah lewat.
Contoh Format Naskah Serah Terima dapat dilihat dalam lampiran.
Pasal 13
Kongres
Pengurus Pusat Bertugas mempersiapkan Kongres dengan tahapan sebagai berikut :
a) Membentuk Panitia Pengarah yang bertugas mempersiapkan Tema dan Subtema dan rancangan-rancangan materi
persidangan serta persiapan-persiapan pembentukan Panitia.
b) Mengadakan koordinasi dengan Klasis/Jemaat Penghimpun untuk Membentuk dan Melantik Panitia Kongres PPGT.
c) Menyampaikan waktu pelaksanaan Kongres, batas waktu penyampaian usul-usul selambat-lambatnya empat bulan sebelum
Kongres.
d) Menetapkan jumlah utusan Klasis yang akan menghadiri Kongres.
e) Memanggil Klasis-klasis untuk menghadiri Kongres selambat-lambatnya dua bulan sebelum Kongres.
f)
Mempersiapkan Laporan PP.

PP.001
g) Membuka Persidangan Kongres.
2. Peserta yang menghadiri Kongres tapi bukan utusan Klasis dapat ditetapkan sebagai undangan PP atas persetujuan Kongres.
3. Dalam hal Klasis/Jemaat Penghimpun tidak dapat menjalankan tugasnya, maka PP dapat menunjuk Klasis/Jemaat Penghimpun
Cadangan atau membentuk Panitia yang langsung dikoordinir oleh PP setelah berkoordinasi dengan BPS.
4. Dalam rangka mendukung program integrasi dengan BPS maka Kongres dilaksanakan selambat-lambatnya Bulan SEPTEMBER
pada tahun ke V periode berjalan.
5. Panitia Pelaksana bertanggung jawab membuat Himpunan Keputusan Kongres serta Notulen Kongres yang merupakan rekaman
hasil pembahasan dari keputusan-keputusan yang ditetapkan selama Kongres. Notulen dasar harus dalam bentuk tertulis, dan jika
keadaan memungkinkan dapat disipakan notulen sekunder dalam bentuk rekaman digital.

1.

2.
3.
4.
5.

Pasal 14
Serah Terima Kepengurusan PP.PPGT
Serah terima kepengurusan hanya dapat dilaksanakan jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Dihadiri oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak Pertama dan Pengurus Terpilih sebagai Pihak Kedua.
b. Disertai naskah Serah Terima
c.
Telah dilaksanakan peninjauan atas bukti fisik atas daftar Inventaris yang dimiliki.
d. Disertai penyerahan secara fisik atas kekayaan organisasi yang sudah diverifikasi oleh BVS.
Naskah serah terima ditandatangani oleh Pengurus Demissioner sebagai Pihak I, Pengurus Terpilih sebagai Pihak II dan Saksi dari
unsur BPS.
Serah terima dilakukan selambat-lambatnya 1 bulan setelah Kongres.
Majelis Pimpinan Sidang Kongres wajib berkomunikasi dengan BPS jika batas waktu serah terima yang ditentukan sudah lewat.
Contoh Format Naskah Serah Terima dapat dilihat dalam lampiran.

BAB IV
PERGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW)
Pasal 15
Alasan-alasan PAW
PAW dilaksanakan terhadap pengurus yang tidak dapat menjalankan tugas karena :
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Pindah Agama atau pindah Denominasi
4. Meninggalkan wilayah pelayanan lebih dari 3 bulan
5. Tidak mengikuti kegiatan rutin pengurus 3 kali berturut-turut tanpa informasi yang jelas
6. Tersangkut kasus hukum yang sudah berkekuatan hukum tetap

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pasal 16
Proses PAW
PAW dilaksanakan secara langsung terhadap pengurus yang memenuhi syarat sebagaimana Pasal 15 butir 1, 2, 3 dan 6.
Bagi pengurus yang berhalangan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 15 butir 4 dan 5, maka PAW dilaksanakan setelah melalui
pendekatan persuasif.
Tidak diperlukan lagi pengutusan bagi pengurus hasil PAW, karena dipahami bahwa pengutusan bersifat kolektif untuk jabatan
kepengurusan.
Pengurus hasil PAW dilantik ditengah-tengah ibadah PPGT dengan pembacaan petikan Keputusan BPM/BPK/BPS.
PAW terhadap pengurus yang dipilih langsung dalam persidangan, harus dilakukan melalui Rapat Pleno Pengurus Diperluas.
Dalam hal seorang pengurus melewati umur 35 tahun dan sedang menjabat tidak perlu dilaksanakan PAW.
Dalam hal seorang pengurus terpilih pada lingkup yang lebih luas dilakukan PAW jika periode kepengurusan yang masih tersisa
lebih dari 5 bulan 30 hari.

BAB V
ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN
Pasal 17
Penggunaan Huruf
Semua persuratan dan kegiatan kesekretariatan/administrasi PPGT menggunakan huruf Candara, Maiandra GD dan Segoe UI.
Pasal 18
Kop Surat
1. Kop Surat menggunakan Kertas HVS Folio dengan ukuran 215 mm x 330 mm atau Kertas A4 dengan ukuran 210 mm x 297 mm.
2. Urutan penulisan dalam kop surat dimulai dari lingkup kepengurusan yang lebih luas. Contoh : PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA
TORAJA, KLASIS PULAU JAWA, JEMAAT BANDUNG.
3. Pengurus dapat melakukan kreasi terhadap model, bentuk dan posisi Logo sepanjang tidak mengubah urutan kata dan kalimat
pada kop surat.

PP.001

1.
2.
3.
4.

Pasal 19
Kode & Nomor Surat
Pemberian nomor surat dimulai dari angka 001 dan seterusnya secara berurut sampai periode kepengurusan selesai. Setelah
Kongres/Konperensi/ Rapat Anggota maka angka ini kembali ke angka 001.
Pemberian nomor dan kode surat menggunakan titik (bukan garis miring) dan angka latin (tidak menggunakan angka romawi)
agar lebih sederhana.
Model pemberian nomor dan kode surat tersebut berlaku untuk semua kegiatan administrasi PPGT di semua lingkup, termasuk
kepanitian.
Model penomoran surat sebagai berikut :

Nomor Kongres.SR/ST/SK.Nomor Surat.Kode Pengurus.bulan.tahun


Nomor Konperensi.SR/ST/SK.Nomor Surat.Kode Pengurus.bulan.tahun
Nomor Rapat Anggota.SR/ST/SK.Nomor Surat.Kode Pengurus.bulan.tahun
Ket:
Nomor Kongres : Diisi Nomor Kongres terakhir (dua digit)
Nomor Konperensi : Diisi Nomor Konperensi terakhir (dua digit)
Nomor Rapat Anggota : Diisi Nomor Rapat Anggota terakhir (dua digit)
SR = Surat Rutin, ST = Surat Tugas, SK = Surat Keputusan
Nomor Surat : Dimulai angka oo1 (jumlah digit bergantung pada jumlah total surat yang dikeluarkan pada periode
sebelumnya)
Kode Pengurus :
Untuk Lingkup Pusat : PP
Untuk Lingkup Klasis : PK + Singkatan Klasis (terlampir)
Untuk Lingkup Jemaat : PJ + Singkatan Jemaat (terlampir)
Bulan : Diisi angka (dua digit) berdasarkan bulan pembuatan surat (Januari=01,Februari=02,Desember=12)
Tahun = Diisi Tahun pembuatan surat (empat digit)
5 Contoh pemberian kode dan nomor persuratan adalah sebagai berikut :
a. Surat Pengurus Pusat:

13.SR.062.PP.02.2014
(Dibaca: Surat Rutin ke-62 dikeluarkan oleh Pengurus Pusat hasil Kongres XIII dibuat bulan Februari 2014)
13.ST.012.PP.03.2014
(Dibaca: Surat Tugas ke-12 dikeluarkan oleh Pengurus Pusat hasil Kongres XIII dibuat bulan Maret 2014)
13.SK.11.PP.04.2014
(Dibaca: Surat Keputusan ke-11 dikeluarkan oleh Pengurus Pusat hasil Kongres XIII dibuat bulan April 2014)
b.

Surat Pengurus Klasis

18.SR.086.PK.MKS.05.2014
(Dibaca: Surat Rutin ke-86 dikeluarkan oleh PK Makassar hasil Konperensi XVIII dibuat bulan Mei 2014)
18.ST.021.PK.MKS.06.2014
(Dibaca: Surat Tugas ke-21 dikeluarkan oleh PK Makassar hasil Konperensi XVIII dibuat bulan Juni 2014)
18.SK.05.PK.MKS.07.2014
(Dibaca: Surat Keputusan ke-05 dikeluarkan oleh PK Makassar hasil Konperensi XVIII dibuat bulan Juli 2014)
c.

Surat Pengurus Jemaat

07.SR.062.PJ.KRS.08.2014
(Dibaca: Surat Rutin ke-62 dikeluarkan oleh PJ Karassik hasil Rapat Anggota VII dibuat bulan Agustus 2014)
07.ST.012.PJ.KRS.09.2014
(Dibaca: Surat Tugas ke-12 dikeluarkan oleh PJ Karassik hasil Rapat Anggota VII dibuat bulan September 2014)
07.SK.11.PJ.KRS.10.2014
(Dibaca: Surat Keputusan ke-11 dikeluarkan oleh PJ Karassik hasil Rapat Anggota VII dibuat bulan Oktober 2014)
d.

Surat-surat Kepanitiaan
Semua persuratan kepanitiaan mengikuti sistem penomoran surat pengurus, dimana kode SR/ST/SK diganti
PAN=Panitia/TK=Tim Kerja dan Kode Pengurus diganti dengan nama kepanitiaan. Misalnya Surat Panitia Natal PPGT
Klasis Seriti tahun 2014, dapat dituliskan sebagai berikut :
Contoh 15.PAN.011.NATAL.12.2014

(Dibaca: Surat ke-11 yang dikeluarkan oleh Panitia Natal PPGT Klasis Seriti hasil Konperensi XV, dibuat bulan Desember
2014)
Catatan : Digit Nama Kepanitiaan sedapatnya menggunakan kode dengan digit seminimal mungkin.

1.

Pasal 20
Kode & Nomor Dokumen
Semua dokumen kepengurusan yang dikeluarkan oleh pengurus diberi kode dan nomor sebagai berikut:

PP.001
PP.Nomor urut dokumen (PP)
Kode klasis.Nomur urut dokumen (PK)
Kode jemaat.Nomor urut dokumen (PJ)
Semua dokumen kepengurusan yang dikeluarkan melalui rapat diberi kode dan nomor sebagai berikut:
Kode Rapat.Nomor urut dokumen
RBS = Rapat Seksi/Bidang
RPH = Rapat Pengurus Harian
RPL = Rapat Pleno Pengurus
RPD = Rapat Pleno Pengurus Diperluas
RKR = Rapat Kerja
RKO = Rapat Koordinasi
RBM= Rapat Bersama
2. Kode dokumen ditulis di sudut kiri atas atau kanan atas.
3. Dokumen hasil Rapat ditandatangani oleh Pimpinan Rapat, disertai lampiran nama-nama peserta Rapat.
4. Contoh penulisan kode dokumen :
PP.012
Pesan Paskah 2012 PP.PPGT

MKS.052
Matikan Lampu 1 Jam
Pesan Pengurus PPGT Klasis
Makassar menjelang Hari
Lingkungan Hidup

RKR.012
Pesan dan Seruan
Rapat Kerja IV PPGT

DAD.021
Generasi Baru Tanpa Nyontek
Surat Penggembalaan
Pengurus PPGT Klasis
Makassar menyambut Ujian
Nasional 2010

RPL.052
Resume Rapat Pleno Lengkap
PP.PPGT tgl 25-26 JuliPasal
2011 21

RBM.021
Resume Rapat Bersama
BPS GT, PP.PPGT dan Panitia
Pembangunan Gedung
Surat Tugas
Vanorganisasi
de Loostrect
1. Surat Tugas terhadap pengurus dan atau anggota PPGT yang bertindakPemuda
atas nama
dalam kegiatan-kegiatan internal
maupun eksternal dibuat oleh Sekretaris dan ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.
2. Dalam hal Sekretaris adalah penerima Surat Tugas maka Surat Tugas tersebut tetap dibuat oleh Sekretaris dan ditanda-tangani
oleh Ketua
3. Setiap Pengurus/Anggota yang mendapatkan Surat Tugas diwajibkan membuat Laporan Tertulis atau resume kegiatan yang berisi
informasi pelaksanaan kegiatan yang dihadiri.
Pasal 22
Tembusan-tembusan
1. Semua SK kepengurusan baik ditingkat Jemaat dan Klasis ditembuskan kepada PP.
2. Jika terjadi perubahan SK karena PAW maka perubahan SK tersebut ditembuskan kepada PP.
3. Keputusan Rapat Anggota dan Konperensi ditembuskan ke PP untuk digitalisasi keputusan-keputusan persidangan PPGT.
Pasal 23
Kartu Anggota
1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.

Kartu anggota adalah identitas resmi anggota PPGT


Kartu anggota dimaksudkan untuk melengkapi database potensi PPGT secara umum.
Kartu anggota diterbitkan oleh Pengurus Pusat PPGT.
Kartu anggota berlaku selama menjadi anggota biasa PPGT.
Kartu anggota digunakan sebagai kartu kontrol pada setiap kegiatan PPGT di semua lingkup.
Nomor Induk Anggota adalah 111262 01 001 0001 001
Keterangan :
111262
:
Nomor Induk
01
:
Nomor Wilayah (01 16)
001
:
Nomor Klasis
0001
:
Nomor Jemaat
001
:
Nomor Anggota

Pasal 24
Profil Organisasi
LPJ Pengurus Klasis pada setiap Konperensi wajib melampirkan profil organisasi PPGT Klasis, yang memuat sekurang-kurangnya
data dasar potensi anggota per jemaat.

PP.001
2.
3.

Bagi jemaat-jemaat yang memungkinkan, sangat diharapkan untuk melampirkan profil organisasi PPGT Jemaat dalam LPJ pada
setiap Rapat Anggota.
Profil Organisasi sekurang-kurangnya terdiri dari data jumlah anggota menurut jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, tingkat
keaktifan dan total realisasi anggaran pendapatan tahun sebelumnya.

Pasal 25
Laporan Keuangan
1. Laporan keuangan bulanan dilingkup jemaat dipublikasikan setiap bulan kepada anggota melalui Kebaktian atau kegiatan lainnya.
2. Laporan keuangan bulanan dilingkup klasis dikirimkan kepada jemaat-jemaat setiap 3 bulan dan atau melalui media yang
mendukung.
3. Informasi keuangan PP sedapatnya disampaikan sekali setiap bulan melalui media yang mendukung.
4. Laporan keuangan bulanan PP disampaikan dalam forum Rapat Kerja PPGT atau media yang mendukung.
5. Setiap Laporan keuangan harus diverifikasi oleh BVJ/ BVK/BVS GT.
6. Bentuk Laporan keuangan yang digunakan mengikuti ketentuan yang diatur oleh BVS GT.

1.
2.

3.

1.
2.
3.
4.

Pasal 26
Iuran Anggota
Rapat Anggota setiap tahun menetapkan jumlah iuran anggota PPGT di Jemaat yang bersangkutan.
Iuran Anggota yang terkumpul harus diserahkan kepada pengurus yang lebih luas sesuai dengan persentasinya.
Contoh : Iuran Anggota PPGT Jemaat Tiatira Tambunan sebesar Rp. 1.000/orang/bulan. Maka sesuai ART PPGT, jumlah tersebut
akan dibagi dalam persentase sebagai berikut:
Pengurus Jemaat Tiatira Tambunan= 50% x Rp. 1.000 = Rp. 500
Pengurus Klasis Kesu Labo = 30 % x Rp. 1.000 = Rp. 300
Pengurus Pusat = 20 % x Rp. 1.000 = Rp. 200
Pengurus yang lebih luas mempunyai hak untuk menagih Iuran Anggota sesuai dengan persentasinya, sesuai dengan jumlah
anggota PPGT di Jemaat. Jumlah tersebut tetap akan ditagih sekalipun tidak ada pengumpulan iuran dijemaat tersebut.
Pasal 27
Kepanitiaan
Kepanitiaan yang dibentuk bertanggung jawab kepada pengurus yang menerbitkan SK.
Setiap kepanitiaan wajib mengadakan Laporan Pertanggungjawaban selambat-lambatnya 3 bulan setelah kegiatan dilaksanakan.
(Format Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Panitia terlampir)
Laporan Keuangan dalam setiap kepanitiaan wajib diverifikasi oleh BVJ/BVK/BVS GT sebelum menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban.
Jika kepanitiaan tidak dapat melaksanakan Laporan Pertanggungjawaban sebagaimana diatur dalam butir 2, maka kepanitiaan
akan diambil alih oleh pengurus. Selanjutnya KSB kepanitiaan tersebut tidak diperkenankan lagi menjadi KSB pada kepanitiaan
yang lain dan menjadi catatan negatif jika yang bersangkutan berniat menjadi pengurus pada kesempatan berikutnya.

Pasal 28
Kelengkapan Dasar Sekretariat
Di ruang sekretariat PPGT di semua lingkup sekurang-kurangnya terdapat:
1.
Satu buah papan struktur kepengurusan
2.
Satu buah papan potensi yang dapat memberikan gambaran umum keadaan PPGT
3. Satu buah buku daftar tamu, yang merekam setiap orang yang datang ke sekretariat, baik anggota maupun bukan anggota
PPGT.
4. Satu buah buku notulen rapat, yang merekam semua hasil rapat-rapat pengurus dan kepanitiaan yang dibentuk.
5. Satu buah buku daftar surat masuk dan surat keluar.
6. Satu buah binder arsip surat masuk
7.
Satu buah binder arsip surat keluar
8. Satu buah buku kas pembantu
9. Satu buah buku mobilitas inventaris
10. Satu set kuitansi/bukti pembayaran
11. Satu set Kertas Kop, stempel dan bantalannya
BAB VI
PROTOKOLER ORGANISASI
Pasal 29
Protokoler Dasar
1. Protokoler dasar adalah urutan protokoler organisasi paling minimal dalam sebuah kegiatan resmi PPGT.
2. Urutan protokoler dasar organisasi adalah sebagai berikut:
a. Kebaktian
b. Acara Nasional : Lagu Indonesia Raya

PP.001
c. Acara Organisasi : Menyanyikan Mars PPGT

1.

2.
3.
4.

Pasal 30
Protokoler Lengkap
Urutan-urutan resmi protokoler lengkap organisasi adalah sebagai berikut:
a. Kebaktian
b. Acara Nasional
i. Lagu Indonesia Raya
ii. Mengheningkan Cipta
c. Acara Organisasi
i. Menyanyikan Mars PPGT
ii. Pembacaan Pembukaan AD PPGT
iii. Menyanyikan Hymne PPGT
d. Pidato dan Sambutan
Prototokoler lengkap dilakukan pada acara Rapat Anggota, Rapat Pimpinan Klasis, Konperensi, Rapat Pimpinan Pusat dan
Kongres
Mengheningkan Cipta dipimpin oleh pimpinan organisasi yang paling luas jabatannya pada saat itu
Pidato dan sambutan disesuaikan dengan kondisi, tempat dan acara.

BAB VII
PENUTUP
Pasal 31
PO PPGT ini mengikat PPGT di semua lingkup kepengurusan.
Pasal 32
Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka PO sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

Di tetapkan di : Rantepao
Pada tanggal : 06 Februari 2014

PP.001

Lampiran I Peraturan Organisasi PPGT (pasal 7, 12, 14)


Perihal : NASKAH SERAH TERIMA PENGURUS
NASKAH SERAH TERIMA
1

Pada hari ini hari ... ) Tanggal ...) bulan .... ) tahun ...)
5

pukul . ) Bertempat di .) dilaksanakan serah terima kepengurusan antara


7

..) selanjutnya disebut :


------------------------------------------------------ PIHAK PERTAMA ------------------------------------------8

dengan ) selanjutnya disebut:


------------------------------------------------------- PIHAK KEDUA --------------------------------------------setelah menyetujui hal-hal sebagai berikut:
Pasal 1
9

Pihak Pertama menyerahkan kepengurusan ) berikut semua tanggung jawab dan


wewenang yang melekat pada jabatan tersebut kepada Pihak Kedua atas dasar tanggung jawab persekutuan
tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
Pasal 2
Pihak Kedua menerima jabatan sebagai .. )

10

berikut semua tanggung jawab dan

wewenang yang melekat pada jabatan tersebut atas dasar tanggung jawab persekutuan tanpa adanya paksaan
dari pihak manapun.
Pasal 3
Pihak Pertama menyerahkan semua inventaris organisasi kepada Pihak Kedua, baik yang diperoleh pada masa
periode menjabat, maupun yang diperoleh dari periode-periode sebelumnya disertai keterangan-keterangan
1

Diisi nama hari


Diisi tanggal dengan huruf
3
Diisi nama bulan dengan huruf
4
Diisi tahun dengan huruf
5
Diisi jam pada saat naskah serah terima ini dibacakan, ditulis dengan tangan oleh yang pembaca naskah
6
Diisi Nama Tempat pelaksanaan serah terima. Jika dilaksanakan di sebuah Jemaat, maka diisi nama Jemaat.
7
Diisi nama kepengurusan demissioner, contoh Pengurus PPGT Jemaat Dadi Periode 2007-2009.
8
Diisi nama kepengurusan yang baru, contoh Pengurus PPGT Jemaat Dadi Periode 2009-2011.
9
Diisi nama organisasi, contoh : PPGT Jemaat Dadi, PPGT Klasis Buakayu. Untuk lingkup pusat ditulis PP.PPGT.
10
Diisi sama dengan no. 9,
2

PP.001
terhadap kondisi masing-masing barang inventaris. Adapaun nama, jumlah dan kondisi barang inventaris
tersebut adalah sebagai berikut:
NO

Nama Barang

Jumlah

Tahun

Inventaris

Kondisi

Perolehan

1
2
3
dst
dst
dst
Pasal 4
Pihak Pertama menyerahkan saldo keuangan kepada Pihak Kedua dengan perincian sebagai berikut:
-

Uang

Tunai

sebesar

Rp.

..)
-

Saldo

Bank

sebesar

Rp.

11

(...

13

(..

12

(...)

14

15

, .
PIHAK I
.............................................................)

( .)

19

(..)

Ketua

Sekretaris
PIHAK II
..)

( .)

20

(..)

Ketua

Sekretaris
DISAKSIKAN OLEH

..)

21

( .)
11

22

(..)

Diisi sesuai jumlah uang tunai yang diserah terimakan dalam angka
Diisi sesuai jumlah uang tunai yang diserah terimakan huruf
13
Diisi sama dengan saldo terakhir dalam rekening organisasi dengan angka
14
Diisi sama dengan saldo terkahir dalam rekening organisasi dengan huruf
15
Diisi sama dengan no. 6
16
Diisi sama dengan no. 2 dalam angka
17
Diisi sama dengan no. 3
18
Diisi sama dengan no. 4 dalam huruf
19
Diisi sama dengan no. 7
20
Diisi sama dengan no. 8
21
Diisi dengan nama Badan Pekerja Majelis sesuai lingkup pelayanan.
22
Diisi dengan nama Pengurus yang setingkat lebih luas. Untuk Lingkup Pusat bagian ini tidak diperlukan.
12

16

17

18

. .

PP.001

Lampiran II Peraturan Organisasi PPGT (pasal 19)


Perihal : KODE (SINGKATAN) JEMAAT DAN KLASIS
1
1

LUWU TIMUR
KLASIS KALAENA
1
Jem. Baku'
2
Jem. Buyuntana
3
Jem. Imanuel Cendana Hitam
4
Jem. Kalaena
5
Jem. Kalena Kiri II
6
Jem. Koroncia
7
Jem. Moria Pangala'
8
Jem. Rama
9
Jem. Rante Moria
10
Jem. Rante Tandung
11
Jem. Rante Towu
12
Jem. Siporannu Taripa
13
Jem. Tongkonan Kendari
14
Jem. Wonorejo
15
Jem. Wonosari
KLASIS MALILI
16
Jem. Betesda Towuti
17
Jem. Kayu Tanduk
18
Jem. Maliowo
19
Jem. Pabeta
20
Jem. Pniel Puncak Indah
21
Jem. Tarabbi
22
Jem. Tawakua
23
Jem. Ujung Batu
24
Jem. Maranatha Lamaeto
25
Jem. Antiokhia Angkona
26
Jem. Imanuel Mantaipi
27
Jem. Wasuponda
KLASIS WOTU
28
Jem. Cendana Hijau
29
Jem. Hermon
30
Jem. Koranti
31
Jem. Lambara Harapan
32
Jem. Maramba' II
33
Jem. Muktisari

SINGKATAN
KNA
BKU
BYT
ICH
KLN
KLK
KRC
MPL
RAM
JRM
RTD
RTW
JST
JTK
WNJ
WNS
MAL
BTW
JKT
MAH
PAB
PPI
TAR
TAW
JUB
MLO
JAA
IMT
WSP
WOT
JCH
HRM
KRT
JLH
MBA
MKR

PP.001
34
35
36

2
4

Jem. Oikumene
Jem. Sikamase
Jem. Sion Lestari
LUWU UTARA
KLASIS BAEBUNTA SELATAN
37
Jem. Gloria Mariri
38
Jem. Home Base Mariri
39
Jem. Imanuel Marannu
40
Jem. Lasumba
41
Jem. Betel Bumi Harapan
42
Jem. Efrata
43
Jem. Silo Rante Lara IV
KLASIS BONE-BONE
44
Jem. Minna
45
Jem. Kapipe
46
Jem. Salubua
47
Jem. Bone-bone
48
Jem. Patila
49
Jem. Rantepulio
50
Jem. Beringin
51
Jem. Banyurip
52
Jem. Hombes Kanjiro
53
Jem. Hombes Bungadidi
54
Jem. Muktisari
55
Jem. Lauwo Baru
56
Jem. Ebenhaezer Tamuku
57
Jem. Sepakat
58
Jem. Marobo
KLASIS MALANGKE'
59
Jem. Ebenhaezer Tibussu'
60
Jem. Rantelangi
61
Jem. Tete Masarang
62
Jem. Urukumpang
63
Jem. Elim Londondau
64
Jem. Limbong Langsa'
65
Jem. Durian Bela'
66
Jem. Moria Rante Baru
KLASIS MASAMBA
67
Jem. Siloam Cendana Putih
68
Jem. Ebenhaezer Masamba
69
Jem. Sion Homebase Mappadeceng
70
Jem. Imamuel Kampung Baru Uraso
71
Jem. Rama Radda
72
Jem. Balambangi Minanga Tallu
73
Jem. Moria Kampung Adil
74
Jem. Buntu Marampa'
75
Jem. Solideo Gloria

OMN
SKM
SLI
BAE
GLO
HBM
IMM
LAS
BBH
EFA
SRT
BON
MNA
KPP
SLB
BBN
PTL
RAP
BER
BYP
HOK
HOB
MKT
LAU
EBE
SEP
MBO
MLK
EBH
RGI
TTM
URU
ELL
LIL
DBL
MOR
MSB
SCP
EHM
SHB
IKB
RRD
BMT
MKA
BMR
SOG

PP.001

10

76
Jem. Agung Tarra Tallu
KLASIS RONGKONG SABBANG BAEBUNTA
77
Jem. Bakka
78
Jem. Lagia
79
Jem. Nusa
80
Jem. Rampoan
81
Jem. Maranata Salama'
82
Jem. Elim Baebunta
83
Jem. Imanuel Baebunta
84
Jem. Moria Parabuluan
85
Jem. Marampi
86
Jem. Tabuan Rantepacu
87
Jem. Tabuan Pulao
88
Jem. Tanete
89
Jem. Kanandede
90
Jem. Salutallang
91
Jem. Salukanan
92
Jem. El-Betel
KLASIS SANGBUA LAMBE'
93
Jem. Rampotiku
94
Jem. Terpedo
95
Jem. Rantebuangin
96
Jem. Rantebone
97
Jem. Rantepasang
98
Jem. Siloam teteuri'
99
Jem. Sipanundu'
100
Jem. Saluampak
101
Jem. Imanuel Lara III
102
Jem. Buntu Marampa'
103
Jem. Ebenhaezer To'borung
104
Jem. To' Katimbang
105
Jem. Betel Pelendongan
106
Jem. Rama Pongkaruk
107
Jem. Pniel Bone Subur
108
Jem. Pniel Pompaniki
109
Jem. Musafir To' Bau
KLASIS SUKAMAJU
110
Jem. Manunggal II
111
Jem. Imanuel Rawamangun
112
Jem. Salubungin
113
Jem. Maranatha
114
Jem. Suka Damai
115
Jem. Sukamaju
116
Jem. Salulemo
117
Jem. Kambara
118
Jem. Talitakum
119
Jem. Teberau

ATT
RKS
BAK
LAG
NUS
RMP
MRS
EBA
IMB
MRP
MPI
TBR
TBP
TNE
KDD
SLG
SKA
ELE
SAM
RPU
TER
RTN
RNE
RTG
STE
SND
SAL
ILA
BUM
EBT
TKB
BPN
RPK
PNB
PPO
MTU
SUA
MGL
IRN
SGN
MTH
SKI
SMJ
SLO
KMB
TKM
TEB

PP.001
120
121
122
3
11

12

13

Jem. Bahtera Sejahtera


Jem. Rama Agung
Jem. Tamatiku
LUWU-PALOPO

KLASIS BASTEM
123
Jem. Benteng
124
Jem. Buntu panga'
125
Jem. Lengke'
126
Jem. Maindo
127
Jem. Pantilang
128
Jem. Sion Karatuan
129
Jem. Tarra'
KLASIS LUWU
130
Jem. Belopa
131
Jem. Bukit Zaitun Bilante
132
Jem. Buntu Nanna'
133
Jem. Imanuel Padang Sappa
134
Jem. Kanaan Paccerakan
135
Jem. Lura
136
Jem. Moria Rotto
137
Jem. Oikumene Kadinge'
138
Jem. P. Katapi
139
Jem. Paccerakan I
140
Jem. Paccerakan II
141
Jem. Pattedong
142
Jem. Sion Paccerakan
143
Jem. Sumber Kasih Pare Kaju
144
Jem. Tomale'
145
Jem. Totting
KLASIS KOTA PALOPO
146
Jem. Balandai
147
Jem. Betel Padang Alipan
148
Jem. Betteng Buntu Mamase
149
Jem. Ebenhaezer Palopo
150
Jem. Efrata Homebase Zibang
151
Jem. Hermon Kattun
152
Jem. Home Base Batu
153
Jem. Imanuel Batu
154
Jem. Imanuel Lebang
155
Jem. Mahanaim Salu Tikala
156
Jem. Maranatha Patte'ne'
157
Jem. Moria Perumnas
158
Jem. Pengharapan Pepabri
159
Jem. Rampoang
160
Jem. Salubua
161
Jem. Sion Lappo
162
Jem. Sion Palopo

BSJ
RAG
TTK
BAS
BEN
BGA
LKE
MDO
PTA
SKT
TRR
LWU
BOP
BZE
BNN
IPS
KPC
LRA
RTT
OKD
KTP
PAC
PCK
PTD
SPC
SKP
TOL
TTG
KOP
BDI
BPD
BBM
EPP
EZG
HKN
HBB
IBU
ILG
MST
MPE
MPS
PBI
RPG
SBA
SNL
SNP

PP.001
14

15

16

17

KLASIS PALOPO
163
Jem. Angkasa
164
Jem. Bua
165
Jem. Elim Palopo
166
Jem. Imanuel Palopo
167
Jem. Lare-lare
168
Jem. Lengkong
169
Jem. Marannu Palopo
170
Jem. Pajalesang
171
Jem. Palopo
KLASIS LAMASI
172
Jem. Datu Ara' Kakobi
173
Jem. Lamasi
174
Jem. Jawi (Ada SM, No Guru)
175
Jem. Padang Pasang
176
Jem. Pao Singki'
177
Jem. Pison Pongsamelung
178
Jem. Pongo'
179
Jem. Salujambu
180
Jem. Setiarejo
181
Jem. Sion
KLASIS SERITI
182
Jem. Betesda Salupao
183
Jem. Durian
184
Jem. Lisurannu
185
Jem. Pompengan
186
Jem. Salubanga
187
Jem. Seriti
188
Jem. Seriti Selatan
189
Jem. Sinangkala
190
Jem. Sin Pararra'
191
Jem. Tamatiku
192
Jem. Tondok Tanga
193
Jem. To' Lemo
KLASIS WALENRANG
194
Jem. Baranmamase
195
Jem. Batusitanduk
196
Jem. Bibang
197
Jem. Bungin Pasang
198
Jem. Buntu Saragi
199
Jem. Bure
200
Jem. Bure Atas
201
Jem. Elim
202
Jem. Lewandi
203
Jem. Moria Parembonan
204
Jem. Pantilang
205
Jem. Paranta'

PAL
AKS
BUA
EPO
JIP
JLR
LGG
JMP
PJL
PLP
LMS
DAI
LSI
JWI
PPS
PSI
PPG
PGO
SJU
SJO
SIO
SER
BSL
DRN
LSU
PMP
SGA
STI
SSN
SGK
SPA
TKU
TGA
TMO
WLN
BSE
BSK
BIB
BPG
BSG
BRE
BUS
ELI
LDI
MPN
PIG
PRT

PP.001

18

4
19

20

21

206
Jem. Salutubu
207
Jem. Sampeong
208
Jem. Saragi
209
Jem. Siteba'
210
Jem. Tombang
211
Jem. To'rea
KLASIS WALENRANG TIMUR
212
Jem. Batakan
213
Jem. Lamasi Pantai
214
Jem. Masakke (no Guru)
215
Jem. Pangalli
216
Jem. Pongrakka
217
Jem. Siolanan
218
Jem. Situru'
219
Jem. Tengko
SEKO
KLASIS SEKO EMBONA TANA
220
Jem. Ambolang
221
Jem. Hoyane
222
Jem. Katuhoanna
223
Jem. Longa
224
Jem. Pasang kalua'
225
Jem. Pohoneang
226
Jem. Poyahaang
KLASIS SEKO LEMO
227
Jem. Bethel Beroppa'
228
Jem. Elim Malambe'
229
Jem. Ebenhaezer Kampung Baru
230
Jem. Efrata Kariango
231
Jem. Mahanaim Kariango
232
Jem. Imanuel Lantang Tedong
233
Jem. Sion Ledan
234
Jem. Pniel Burasse
235
Jem. Paulus Rantedangga
236
Jem. Moria Sipulung
KLASIS SEKO PADANG
237
Jem. Bana
238
Jem. Hermon Lore
239
Jem. Kalamio
240
Jem. Betal Lisupadang
241
Jem. Parahaleang
242
Jem. Pantoroang
243
Jem. Singkalong
244
Jem. Sion Eno'
245
Jem. Lengkong
246
Jem. Bone
247
Jem. Tanete

STB
SPG
SGI
SIT
TOM
TRA
WLT
BTK
LPI
MSE
PGI
PKA
SLN
SRU
TEN
SEE
AMB
HOY
KTH
LGA
PAS
POH
POY
SEL
BBE
EML
EKB
EKO
MKO
ILT
SLD
PBE
PUR
MSG
SEK
BAN
HER
KMO
BLI
PHL
PTR
SIN
SEN
LEG
BNE
TAE

PP.001
5
22

23

24

25

SANGGALANGI
KLASIS BOKIN PITUNG PENANIAN
248
Jem. Barana'
249
Jem. Batu Ma'tanduk
250
Jem. Bokin
251
Jem. Imanuel Bambasuka
252
Jem. Issong Sendana
253
Jem. Kassun
254
Jem. Katengkong
255
Jem. Moria Motok
256
Jem. Pa'kampan
257
Jem. Palisupadang
258
Jem. Penanda
259
Jem. Sion Buntu Datu
260
Jem. To'lallang
KLASIS BUNTAO'
261
Jem. Balabatu
262
Jem. Bantere
263
Jem. Bukit Sinai Marara
264
Jem. Efrata Rante Aa'
265
Jem. Kadinge'
266
Jem. Kanaan Losso
267
Jem. Ledo
268
Jem. Paniki
269
Jem. Rantekata
270
Jem. Tambuntana
271
Jem. Tembamba
272
Jem. Tondok batu
273
Jem. Tonglo
KLASIS KESU' LA'BO'
274
Jem. Buntu La'bo'
275
Jem. Karerang
276
Jem. Mada
277
Jem. Pasang
278
Jem. Pa'tangan
279
Jem. Rante Tallang
280
Jem. Rantekua
281
Jem. Saruran
282
Jem. Tallung Penanian
283
Jem. Tambuttana
284
Jem. Tandung
285
Jem. Tiatira Tambunan
286
Jem. To'barana'
287
Jem. Tombang Kalua'
KLASIS KESU' MALENONG
288
Jem. Ba'tan
289
Jem. Paiman

BPP
BAR
BTD
BOK
IBS
ISA
KSS
KTK
MMK
PKP
PPD
PDA
SBD
TLG
BUT
BLB
BTE
BSM
ERA
KAD
KLO
LDO
PIK
RKT
TBA
TBB
TDT
TLO
KKL
BBO
KRR
JMD
PSG
PTG
RTL
RTK
SRR
TPN
TTT
TAN
TTN
KTB
TBK
KEM
BTA
PIN

PP.001

26

27

6
28

29

30

290
Jem. Batupiak
291
Jem. Bonoran
292
Jem. Panga'
293
Jem. Buntu Limbong
294
Jem. Karambe
295
Jem. Pokkarondang
296
Jem. Kalaulu
297
Jem. Issong Kalua'
KLASIS KESU' TALLULOLO
298
Jem. Bua Tallulolo
299
Jem. Rante Langsa'
300
Jem. Karunganga'
301
Jem. Komba
302
Jem. Londa
303
Jem. Pa'besenan
304
Jem. Sarira
305
Jem. Sepon
KLASIS RANTEBUA
306
Jem Rantebua
307
Jem Bamba Kalua
308
Jem. Loko'
309
Jem. Rondo
310
Jem. To'sa'pang
311
Jem. Buntu Barana'
SOPAI, RANTEPAO, TIKALA, SESEAN
KLASIS MADANDAN
312
Jem. Buntu Sopai
313
Jem. Dulang
314
Jem. Eden
315
Jem. Langda
316
Jem. Madandan
317
Jem. Marante
318
Jem. Sion B. Langda
319
Jem. Tonglo
KLASIS NONONGAN SALU
320
Jem. Batang
321
Jem. Bela'
322
Jem. Kalintong
323
Jem. Kanuruan
324
Jem. Moria Nonongan
325
Jem. Nonongan
326
Jem. Rembon
327
Jem. Salu
328
Jem. Sangpolo Bungin
329
Jem. Tabang
KLASIS RANTEPAO BARAT
330
Jem. Ba'lele

BPI
BNR
PNG
BLM
KRA
POK
KLU
IKL
KET
BUO
RLS
KAR
KOM
LND
PBS
SAR
SPN
RAN
RTB
BBK
LKO
RND
TSP
BBT
MAD
BSI
DLG
EDN
LGD
MDD
MRT
SBL
TGL
NNS
BAG
BEL
KLT
KNR
MNO
NON
RBN
SLU
SPL
TAB
KRB
JBE

PP.001

31

32

33

34

331
Jem. Buntu Ambaang
332
Jem. Buntu Laang
333
Jem. Mariri
334
Jem. Pangrante Singki'
335
Jem. Penanian
336
Jem. Saloso
337
Jem. Tilengko
KLASIS RANTEPAO
338
Jem. Batu Lelleng
339
Jem. Buntu Pasele
340
Jem. Elim Rantepao
341
Jem. Karassik
342
Jem. Malango'
343
Jem. Pniel Salutanga
344
Jem. Rante Pasele
345
Jem. Rantepao
346
Jem. Sion Sangkombong
KLASIS TALLUNGLIPU
347
Jem . Silo P
348
Jem. Musafir Bolu
349
Jem. Ampang Batu Tantanan
350
Jem. Pa'biteran
351
Jem. Rante Tagari
352
Jem. Rantepaku
353
Jem. Tallunglipu
354
Jem. Tandibulaan
KLASIS TIKALA
355
Jem. Barana
356
Jem. Buntu batu
357
Jem. Kalambe'
358
Jem. Kandeapi
359
Jem. Limbong Panta'nakan
360
Jem. Pemanikan
361
Jem. Sereale
362
Jem. Sesean Ula'
363
Jem. Tikala
KLASIS SESEAN
364
Jem . Limbong Kayurame
365
Jem. Batu Kamban
366
Jem. Batusangbua
367
Jem. Batutumonga
368
Jem. Buntu Lobo'
369
Jem. Buntu Rano
370
Jem. Elim Tonga Riu
371
Jem. Imanuel To'Rea
372
Jem. Lempo Tangdirerung
373
Jem. Lempo Berurung

JBA
BLG
JMR
JSP
PEN
SLS
TLK
RAT
BLE
BPA
ERO
KRS
MGO
PST
RPE
RTP
SSK
TLP
SIL
MUS
ABT
PBT
RTI
RKU
TAL
TDB
TKL
BRN
BBA
KBE
KNP
LPN
PMK
SRL
SSU
TIK
SES
LKY
BKA
BSB
BMO
BOB
BRO
ETR
ITR
LTD
LBR

PP.001

35

7
36

37

38

374
375
376
377
378
379
380
381
382
KLASIS SASI
383
384
385
386
387
388
389
390
391

Jem. Limbong Sumpia'


Jem. Limbong Tiroan
Jem. Moria Kata
Jem. Pangallo
Jem. Sion Salaga
Jem. Suloara'
Jem. Tombang To'nangka'
Jem. Tondok Litak
Jem. To'yasa Riu
Jem. Bori'
Jem. Lombongan
Jem. Parinding
Jem. Potton Deri
Jem. Rante Lombongan
Jem. Rante Tombang
Jem. Rantealla'
Jem. Rantebai'
Jem. Rantegessa
KADELLEKAN ALLO

KLASIS
BALUSU
392
Jem. Awa'
393
Jem. Balambang
394
Jem. Balusu
395
Jem. Bangun Lipu
396
Jem. Barung-barung
397
Jem. Buntu Tagari
398
Jem. Kalumpang
399
Jem. Karua
400
Jem. Kawasik
401
Jem. Lili Kira'
402
Jem. Palangi
403
Jem. Penammuan
404
Jem. Sibukuan
405
Jem. Tagari
KLASIS SA'DAN
406
Jem. Buntu Rannu
407
Jem. Patongko
408
Jem. Pebulian
409
Jem. Sangkaropi'
410
Jem. Sa'dan
411
Jem. Morante
412
Jem. To'Ao'
413
Jem. Tetewai Sangkaropi'
414
Jem. To'Balatanga'
KLASIS SA'DAN MATALLO

LSP
LTR
MOK
PGA
SSL
SOA
TTA
TLT
TYR
SSI
BRI
LOM
PRD
PDR
RLB
RTO
RLL
RBI
RGS

BSU
AWW
BBG
BLS
BGL
BBR
BTI
KLP
KRU
KAW
LKR
PLG
PNM
SKU
TAG
SDN
BRU
PTK
PBL
SKR
JSD
MRE
TOA
TTW
TBL
KSM

PP.001

39

40

41

42

415
Jem. Banula'
416
Jem. Batang Palli
417
Jem. Sa'dan Andulan
418
Jem. Sa'dan Buntu Matallo
419
Jem. Sa'dan Matallo
420
Jem. Sa'dan Pambalan
421
Jem. Sa'dan Tiroan
422
Jem. Sion Siporannu
KLASIS SA'DAN ULUSALU
423
Jem. Duri
424
Jem. Elim Sarang- sarang
425
Jem. Lempo
426
Jem. Minanga
427
Jem. Pesondongan
428
Jem. Punti
429
Jem. Sa'dan Karonanga
KLASIS TONDON
430
Jem. Borong Matallo
431
Jem. Saleka
432
Jem. Ampangan
433
Jem. Borong Tanga
434
Jem. Buntu Lemo
435
Jem. Buntu Langan
436
Jem. Kollo
437
Jem. Kondo'
438
Jem. Langi'
439
Jem. Padang
440
Jem. Siba'ta
441
Jem. Tondok Batu
442
Jem. Embang
KLASIS NANGGALA KARRE
443
Jem. Ba'ba-ba'ba
444
Jem. Karre
445
Jem. Kole
446
Jem. Limbong
447
Jem. Nanggala
448
Jem. Nanna'
449
Jem. Palolang
450
Jem. Pangala
451
Jem. Rangri
452
Jem. Sa'bang
453
Jem. Tambakuku
454
Jem. Tandung
455
Jem. Tanete
KLASIS SASI UTARA
456
Jem. Akung
457
Jem. Buntu Kendek

BNA
BTP
SAD
SBM
SMO
SPB
STN
SSP
SUL
DRI
EMS
LPO
MIN
PES
PTI
SDK
TON
BML
SLK
AMP
BOR
BLO
BLN
KOL
KDO
LNG
PAD
SBT
TBU
EMB
NNK
BBB
KRE
KLE
LMB
NGG
NNA
PLL
PAG
RNG
SAG
TMK
TDG
TAT
KSU
AKG
BKK

PP.001
458
459
460
461
462
463
464
465
466
467

8
43

44

45

Jem. Limbong banga


Jem. Limbong Langi'
Jem. Palawa'
Jem. Rante Pangli
Jem. Rante Tiangka'
Jem. Sion Batu Pela'
Jem. Tampan Bonga
Jem. Tiroan Bonga
Jem. Tiromanda
Jem. To' Yasa Akung
RINDINGALLO
KLASIS PANGALA
468
Jem. Dumbia
469
Jem. Lalikan
470
Jem. Pangala'
471
Jem. Peragian
472
Jem. Tanete
473
Jem. To'nakka'
474
Jem. Tondok ratte
KLASIS PANGALA UTARA
475
Jem. Bulumanuk
476
Jem. Buntu Marrang
477
Jem. Lempo Poton
478
Jem. Limbong
479
Jem. Lo'ko Lemo
480
Jem. Ponglu
481
Jem. Rantebulan
482
Jem. Rantesolo'
483
Jem. Sarambu
KLASIS PARANDANGAN
484
Jem Buntu Minanga
485
Jem Moria Tamana
486
Jem. Buntu Dassi
487
Jem. Buntu Ledo
488
Jem. Buntu Lepong
489
Jem. Kalo'
490
Jem. Lengkong
491
Jem. Limbong Uma
492
Jem. Matande
493
Jem. Parandangan
494
Jem. Paranggai
495
Jem. Pengkaroan Manuk
496
Jem. Pulio
497
Jem. Pulu'pulu
498
Jem. Rante pasang
499
Jem. Rantesangpapa'
500
Jem. Roroan

LBA
JLL
PLW
JRP
RTA
SBP
TMB
TRB
TMD
TYA
PAN
DUM
LLK
PGL
PER
TNT
TNK
TNR
PAU
BMN
BMG
LPT
LBG
LLO
PON
RBL
RSL
SRB
PAR
BNM
MTM
BDS
BLD
BNL
KAL
LKG
LBU
MTD
PDN
PGG
PKM
PLO
PUL
RPS
RTS
RRN

PP.001

46

47

9
48

49

501
Jem. Sapan
502
Jem. Sarambu
503
Jem. Uma
KLASIS BARUPPU
504
Jem. Be'do
505
Jem. Bubuk
506
Jem. Kariango
507
Jem. Karongian
508
Jem. Panglamba'
509
Jem. Salu Baruppu'
510
Jem. Sion Barereng
511
Jem. Tombilangi'
KLASIS KAPALA PITU
512
Jem. Benteng Ka'do
513
Jem. Kalimbuang
514
Jem. Kallan
515
Jem. Kantun Petobanan
516
Jem. Kantun Poya
517
Jem. Ke'pe'
518
Jem. Lolai
519
Jem. Mamullu
520
Jem. Mapia
521
Jem. Palili'
522
Jem. Pamibak
523
Jem. Peraroan
524
Jem. Pniel Kalimbuang
525
Jem. Pongko
526
Jem. Pongtorra'
527
Jem. Ulu Kallan
AWAN, DENPINA, KURRA

SAP
SRM
UMA
BRP
BED
BUB
KGO
KRG
PLB
SPU
SNB
TBI
KAU
BKO
KBU
KLL
KPB
KPY
KPE
LOL
MML
MPA
PIL
PBK
PRR
PKL
PKO
POT
UKL

KLASIS AWAN
528
Jem. Awan
529
Jem. Busso
530
Jem. Katorroan
531
Jem. Limbong Padang
532
Jem. Marandan
533
Jem. Palipping
534
Jem. Rantekarua
535
Jem. Sangpiak
536
Jem. Sion Matande
537
Jem. Tombang
538
Jem. To'tallang
KLASIS KURRA DENPIKU
539
Jem. Kalembang
540
Jem. Lemo
541
Jem. Balla
542
Jem. Kalvari Bolang

AWN
AWA
BSO
KTR
LPD
MRN
PPP
RKR
SGP
SMT
TOB
TTL
KDK
KLM
LMO
BLL
KBL

PP.001

50

51

10
52

543
Jem. Kurra
544
Jem. Malebu
545
Jem. Maro'son
546
Jem. Padakka
547
Jem. Peta
548
Jem. Sangpolo
549
Jem. Tabang
550
Jem. Sion Tanete
551
Jem. Bukit Tiroallo
KLASIS PIONGAN DENPIKU
552
Jem. Bambalu
553
Jem. Buttu La'bi
554
Jem. Imanuel Kapolang
555
Jem. Kapolang
556
Jem. Pangra'ta
557
Jem. Pasang
558
Jem. Tambolang
KLASIS DENDE' DENPIKU
559
Jem. Bamba
560
Jem. Buttu Lepong
561
Jem. Dende'
562
Jem. Kalimbuang
563
Jem. Laang
564
Jem. Limbong
565
Jem. Ma'dong
566
Jem. Mandoangin
567
Jem. Pabugiran
568
Jem. Paku
569
Jem. Pangala'-Ala'
570
Jem. Parinding
571
Jem. Pearan
572
Jem. Tinapu
573
Jem. Waka'
TALLU LEMBANGNA, GANDANGBATU SILLANAN
KLASIS GANDANG BATU
574
Jem. Bukit Sion Salubarani
575
Jem. Buntu
576
Jem. Filadelfia Kondongan
577
Jem. Gandang B. Timur
578
Jem. Gandang batu
579
Jem. Gari
580
Jem. Garotin
581
Jem. Kaduaja
582
Jem. Langso
583
Jem. Malaleo
584
Jem. Pajaan
585
Jem. Pessaluan

KUR
MBU
MRO
PDK
PET
SPO
TBG
STA
BTO
PND
BBU
BBI
IMK
KPL
PRA
PSA
TBO
DDP
BMB
BLP
DND
KBG
LAA
LIM
MDG
MDN
PBG
PKU
PNL
PDI
PEA
TIN
WAK
GDB
BSN
BUN
FLK
GBT
GBU
GRI
GRT
KDJ
LSO
MEO
PAJ
PSL

PP.001

53

54

55

56

57

586
Jem. Tambuli
587
Jem. Tampapute
588
Jem. To' Bena'
589
Jem. To' Kalo'
590
Jem. Toke'
KLASIS MAKALE
591
Jem. Bukit Nebo Santung
592
Jem. Ebenhaezer Rumbe'
593
Jem. Filadelfia Sikolong
594
Jem. Gerizim Ariang
595
Jem. Imanuel Botang
596
Jem. Meriba Manggau
597
Jem. Moria Tondon
598
Jem. Palangka
599
Jem. Sion Makale
KLASIS MAKALE RANDAN BATU PA'BUARAN
600
Jem. Bukit Neb0 Tibongso'
601
Jem. Durian
602
Jem. Gloria Ma'tan
603
Jem. Imanuel Bo'ne
604
Jem. Karawak
605
Jem. M. Marondon
606
Jem. M. To'Podong
607
Jem. Pa'buaran
608
Jem. Patekke
609
Jem. Sadipe
610
Jem. Solideo Batu Te'tekan
KLASIS MAKALE SELATAN
611
Jem. Awa' Tiromanda
612
Jem. Ebenhaezer Pasang Lambe'
613
Jem. Kalvari Bera
614
Jem. Meriba Surruk
615
Jem. Pasa' Buntu
616
Jem. S. Tiromanda'
617
Jem. Tarondon
618
Jem. Tombang
KLASIS MAKALE TENGAH
619
Jem. Imanuel Tampo
620
Jem. Bukit Zaitun Lamunan
621
Jem. Buntulepong
622
Jem. Hermon Manggasa'
623
Jem. Lamunan
624
Jem. Lean
625
Jem. Tombang Lempangan
KLASIS MAKALE UTARA
626
Jem. Alfa Omega Tar0ngko
627
Jem. Bala'ba

TLI
TMP
TBN
TOK
TKE
MAK
BNS
EBR
FSG
GAR
IBT
MMU
MTN
PLK
SNM
MAR
BNB
DUR
GLM
IBN
KRW
MMD
MTP
PBR
PAT
SDP
SOL
MAS
AWT
EPL
KBR
MSR
PSB
STM
TRD
TMG
MAT
ITM
BZL
BUL
HMG
LMN
LEN
TLM
KMU
AOT
JBB

PP.001

58

59

628
Jem. Buisun
629
Jem. Bukit Sinai Palio'
630
Jem. Bungin
631
Jem. Ebenhaezer Parampo
632
Jem. Filadelfia Siporannu
633
Jem. Gloria Sepang
634
Jem. Golgota Lemo
635
Jem. Imanuel Mendetek
636
Jem. Kalvari Patongloan
637
Jem. Kambiolangi' Pa'gassingan
638
Jem. Kasimpo
639
Jem. Limbu
640
Jem. Maranata Luak
641
Jem. Mareali
642
Jem. Pantan
643
Jem. Parampo
644
Jem. Pniel Siguntu'
645
Jem. Rama Rante Mamabo
646
Jem. Rante Kasimpo
647
Jem. Rante Lemo
648
Jem. Rante To'long Mandetek
649
Jem. Silo Barani
KLASIS MENGKENDEK TENGAH TIMUR
650
Jem. Aa' batu
651
Jem. Betel Buntula'bo'
652
Jem. Kambuno
653
Jem. Kanaan Marang
654
Jem. Marintang
655
Jem. Pa'tengko
656
Jem. Pniel Rante Orongan
657
Jem. Rante
658
Jem. Simbuang
659
Jem. Sundung
660
Jem. Tampo
661
Jem. Tando-tando
662
Jem. Uluway
KLASIS MENGKENDEK UTARA BARAT
663
Jem. Bala
664
Jem. Gasing
665
Jem. Gloria Ke'pe'
666
Jem. Kanaan Kapa'
667
Jem. Malenong
668
Jem. Minanga
669
Jem. Padang
670
Jem. Randanan
671
Jem. Ria
672
Jem. Silo Ge'tengan

JBN
BSP
JBG
EPR
JFS
JGS
JGL
IMD
JKP
JKG
JKO
JLU
MNL
JMI
PTN
JPO
PSU
RRM
JRK
RLO
RTM
SBI
MTT
AAB
BBL
KBN
KMR
MRG
PTO
PRO
RNT
SBG
SUN
TPO
TDO
ULW
MUB
BLA
GSG
GKE
KKA
MLG
MNG
PDG
RDN
RIA
SGT

PP.001
60

61

62

63

KLASIS MENGKENDEK UTARA TIMUR


673
Jem. Baba Kanaan
674
Jem. Bannerarukan
675
Jem. Buale'
676
Jem. Buntu Marinding
677
Jem. Buntu Payung
678
Jem. Garassik
679
Jem. Imanuel Marinding
680
Jem. Kandora
681
Jem. Kato'longan
682
Jem. Lemo
683
Jem. Marinding
684
Jem. To'ampingan
KLASIS SANGALLA'
685
Jem. Buntu Masakke
686
Jem. Kambisa
687
Jem. Lampio
688
Jem. Leatung
689
Jem. Lebani
690
Jem. Lengko
691
Jem. Meriba Tanete
692
Jem. Pniel bebo'
693
Jem. Rantela'bi'
694
Jem. Sarambu
695
Jem. Sarfat Imanuel Bebo
696
Jem. Sibunuan
697
Jem. Tandung Mila'
KLASIS SANGALLA' BARAT
698
Jem. Bau
699
Jem. Buntu Bassan
700
Jem. Ebenhaezer Benteng Pampang
701
Jem. Eran batu
702
Jem. Gantaran
703
Jem. Kalembang
704
Jem. Lea
705
Jem. Suaya
706
Jem. Tongko
707
Jem. Turunan
KLASIS SANGALLA' SELATAN
708
Jem. Balalo'
709
Jem. Balombong
710
Jem. Batualu
711
Jem. Kaero
712
Jem. Rantepasilo
713
Jem. Sion Songgo
714
Jem. Tokesan
715
Jem. Wala

MUT
BKN
BNK
BUE
BMD
BPY
GRS
IMR
KDR
KLG
LEM
MRI
TPG
SGL
JBM
KBS
JLM
JLT
LBN
JLK
JMT
JPB
RLA
JSR
SIB
SBN
JTM
SAB
BAW
BBS
EBP
ERB
GAT
KMG
LEA
SYA
TKO
TUR
SAS
BAO
BOM
BTU
KAE
RPL
SSG
TKS
WAL

PP.001
64

11
65

66

67

KLASIS SILLANAN
716
Jem. Batubai
717
Jem. Hermon Lengke'
718
Jem. Im Karombi
719
Jem. Kapa'kapa'
720
Jem. Karangan
721
Jem. Limbong
722
Jem. Meriba Sillanan
723
Jem. Mebali
724
Jem. Moria Matana
725
Jem. Pemanukan
726
Jem. Perindingan
727
Jem. Rante ba'tan
728
Jem. Sillanan
729
Jem. Sumpali'
730
Jem. Tabang
TORAJA BARAT I
KLASIS MASANDA
731
Jem. Bamba
732
Jem. Bayo'
733
Jem. Belau
734
Jem. Buku Pongo'
735
Jem. Mamba Ratte
736
Jem. Paku
737
Jem. Pali-pali
738
Jem. Penanian
739
Jem. Ponding Ao'
740
Jem. Puncak
741
Jem. Ratte
742
Jem. Salupuang
743
Jem. Tondok Tua
KLASIS BITTUANG
744
Jem. Balla
745
Jem. Bau
746
Jem. Bittuang Nenneng
747
Jem. Bukit Sion Tungga'
748
Jem. Elim Sandana
749
Jem. Kawangin
750
Jem. Le'tek
751
Jem. Pali
752
Jem. Rembo'-rembo'
753
Jem. Sasak
754
Jem. Sinai Burake
755
Jem. Sion Kariango
KLASIS BITTUANG SE'SENG
756
Jem. Bukit Zaitun Bolokan
757
Jem. Bolong

KSN
JBI
HML
JIK
KPK
JKN
JLG
MSN
MBL
JMM
PKN
PRN
RBT
JSN
SPI
JTB
MSD
BAM
BAY
BEU
BPO
MBR
PAK
PLI
PNN
PAO
PUN
RTE
SLP
TTU
BIT
BAL
BAU
BNG
BST
ESD
KWG
LET
PAI
RBO
SSA
SBK
SKO
BIS
BZA
BOL

PP.001

68

69

70

71

12

758
Jem. Ebenhaezer Burasia
759
Jem. Hermon Manipi
760
Jem. Kalembang
761
Jem. Kandua'
762
Jem. Omme'
763
Jem. Palian
764
Jem. Pemanukan
765
Jem. Pongrea
766
Jem. Se'seng
767
Jem. Sinai Se'seng
KLASIS ULUSALU
768
Jem. Elim Ratte
769
Jem. Bethel Saludewata
770
Jem. Buttu Messila
771
Jem. Efata Sa'tandung
772
Jem. Ebenhaezer Tapokko'
773
Jem. Golgota Rea
774
Jem. Hermon Tombang
775
Jem. Imanuel Baturara' Ra'bung
776
Jem. Kapernaum Tonglo
777
Jem. Moria Ulusalu
778
Jem. Sion Tiakka'
KLASIS MALIMBONG
779
Jem. Betlehem Parappo
780
Jem. Bone Tua
781
Jem. Diakonia Pasang
782
Jem. Imanuel Tombang
783
Jem. Moria Kata
784
Jem. Pniel Rattelapa
785
Jem. Sion Malimbong
KLASIS AMPANG BATU BALEPE'
786
Jem. Balepe'
787
Jem. Battayan
788
Jem. Buttu Basse
789
Jem. Buttu Madingin
790
Jem. Rattemasa
791
Jem. Tamuang
792
Jem. To'lamba'
KLASIS TAPPARAN RANTETAYO
793
Jem. Ebenhaezer Padang Iring
794
Jem. Horeb Pangleon
795
Jem. Imanuel Kanan
796
Jem. Tapparan
797
Jem. Tina' Rantetaoyo
798
Jem. Tombang
799
Jem. Ukka'
TORAJA BARAT II

EBU
HMP
KLB
KND
OMM
PLN
PMN
PGR
SEG
SIS
ULU
ELR
BSW
BMS
EST
ETA
GRE
HTO
IBR
KTO
MUL
STK
MLB
JBP
BOT
JDP
ITB
JMK
JPR
JSM
ABB
BPE
BTY
BSS
BMA
RSA
TMU
TLB
TPR
EPI
HPA
IKA
TPP
TRT
TOG
UKA

PP.001
72

73

74

75

KLASIS REMBON
800
Jem. Efrata Banga
801
Jem. Ararat U. Surakan
802
Jem. Batu Pakka
803
Jem. Buri'
804
Jem. Ebenhaezer Maroson
805
Jem. Rarung Lameme
806
Jem. Rembon
KLASIS REMBON SADOKO
807
Jem. Batusura'
808
Jem. Bukit Ararat Pappang
809
Jem. Bukit Zaitun Patta'daran
810
Jem. Efrata Ratteayun
811
Jem. Kamereng Kandeapi
812
Jem. Karappa
813
Jem. Kayuosing
814
Jem. Leppan
815
Jem. Malolo Sesesalu
816
Jem. Maulu
817
Jem. Pangdo
818
Jem. Pangelon
819
Jem. Pniel Pasang Lombok
820
Jem. Sesesalu
821
Jem. Talion
KLASIS BUAKAYU
822
Jem. Bau Kendenan
823
Jem. Bau Messawi
824
Jem. Bau Tibong
825
Jem. Buttu Sirrin
826
Jem. Ebenhaezer Mariri
827
Jem. Gloria Buntu Tangnga
828
Jem. Imanuel Bena'
829
Jem. Leso
830
Jem. Limbong Mappa'
831
Jem. Maruangin
832
Jem. Moria Gattungan
833
Jem. Ollon
834
Jem. Paken
835
Jem. Salu Kombon
836
Jem. Salubarana'
837
Jem. Sandangan
838
Jem. Sardis Bangkit
839
Jem. Sion Sangayoka
KLASIS RANO
840
Jem. Batukara
841
Jem. Batutu
842
Jem.`Elim Lauang

REB
EBG
AUS
BPK
BUR
EMN
RLM
RMB
RES
BTS
BAP
BZP
JER
KMK
KRP
KYG
LEP
MSU
MAU
PGD
PGN
PPL
JSS
TLN
BUK
BKD
BWI
BTB
BSR
ERI
GLB
IBE
LES
LMP
MRU
MGA
OLL
PKE
SKN
SBR
SAN
SDB
SGY
RNO
BKR
BTT
ELG

PP.001

76

77

13
78

843
Jem. Golgota Puru
844
Jem. Lameong
845
Jem. Penanian
846
Jem. Sion Langsa'
847
Jem. So'so'
848
Jem. Tanete
849
Jem. Tombang Kalua'
KLASIS SIMBUANG
850
Jem. Buturannu
851
Jem. Lebo-lebo
852
Jem. Makkodo
853
Jem. Paloloan Serang Dena'
854
Jem. Panangan
855
Jem. Panombonan
856
Jem. Pongbembe'
857
Jem. Sima
858
Jem. Simbuang
KLASIS SIMBUANG BARAT
859
Jem. Bangunan
860
Jem. Buttu Dama'
861
Jem. Kondo Dewata
862
Jem. Miallo
863
Jem. Sarambu
SULSELBAR
KLASIS MAKASSAR
864
Jem. Baji Marumpa
865
Jem. Bangkala'
866
Jem. Bantaeng
867
Jem. Bara-Baraya
868
Jem. Bawakareang
869
Jem. Biringkanaya
870
Jem. Biringromang
871
Jem. Bontoala'
872
Jem. Bukit Tamalanrea
873
Jem. Bulukumba
874
Jem. Buntu Rannu
875
Jem. Dadi
876
Jem. Jeneponto
877
Jem. Labuang Baji
878
Jem. Lahai-Roy Tello Baru
879
Jem. Lanraki Biringkanaya
880
Jem. Maccini Raya
881
Jem. Masale
882
Jem. Pakatto
883
Jem. Panakukang
884
Jem. Pniel Perumnas
885
Jem. Rama

GPU
LMG
PNI
SLA
SSO
TTE
TKA
SIM
BTN
LBO
MKD
PLS
PNA
PBN
PBB
SMA
SNG
SMB
BGN
BDA
KDW
MIA
SBU
MKS
BMP
BKL
BTG
BBY
BWK
BRY
BRG
BNT
BTR
BKB
BNU
DAD
JNP
LBJ
LRT
LRB
MRY
MSL
PKT
PNK
PPS
RMA

PP.001

79

80

81

14
82

886
Jem. Satria Kasih
887
Jem. Silo Campagaya
888
Jem. Siporannu
889
Jem. Sudiang
890
Jem. Sungguminasa
891
Jem. Tallo
892
Jem. Tamalanrea
893
Jem. Tamalate
894
Jem. Tello Batua
895
Jem. Tiatira Malengkeri
KLASIS BONE
896
Jem. Botto Dongga
897
Jem. Lauwa
898
Jem. Sengkang
899
Jem. Sinjai
900
Jem. Siwa
901
Jem. Watampone
KLASIS PARE-PARE
902
Jem. Barru
903
Jem. Elim Pare-pare
904
Jem. Imanuel Enrekang
905
Jem. Imanuel Pinrang
906
Jem. Lando kadawang
907
Jem. Moria Redak
908
Jem. Pangkajene Sinderang
909
Jem. Pare-Pare
910
Jem. Pinrang
911
Jem. Polewali
912
Jem. Rappang
913
Jem. Sion Pare - Pare
914
Jem. Soppeng
915
Jem. Pasang Lambe
KLASIS SULAWESI BARAT
916
Jem. Betel Palongaan
917
Jem. Buntulalong
918
Jem. Ebenhaezer Saluwadak
919
Jem. Eden Tasantung
920
Jem. Filadelfia Tommo V
921
Jem Imanuel Baras III
922
Jem. Kanaan Salupangkang
923
Jem. Mamuju
924
Jem. Moria Lepongan Bulan Tobadak II
925
Jem. Moria Tommo' III
926
Jem. Silo Karossa
927
Jem. Sion Pasangkayu
SULAWESI TENGAH
KLASIS SIGI LORE

SKH
SCY
SPR
SDG
SGS
TLL
TMR
TMT
TBT
TRM
BOE
BDO
LWA
SKG
SJI
SWA
WTP
PRE
BRR
ELP
IME
IMP
LDK
MRD
PSD
PPR
PRG
POL
RPP
SIP
SOP
PLA
SUB
BPL
BTL
ESK
EDT
FTO
IBA
KSL
MMJ
MOL
MOT
SKS
SPK
SLR

PP.001

83

84

15
85

928
Jem. Abel Ranteleda
929
Jem. Agape Topangana
930
Jem. Bethel Motow
931
Jem. Efrata Maholo
932
Jem. Filadelfia Winowanga
933
Jem. Getsemani Tongoa'
934
Jem. Gloria Ampera
935
Jem. Gosyem Kampungbaru
936
Jem. Imanuel Tanah Harapan
937
Jem. Kanaan Kaduwa'a
938
Jem. Limbong Kalua' Alitupu
939
Jem. Misa' Kada' Kalimago
940
Jem. Pniel Sopu'
941
Jem. Siloam Wuasa
KLASIS SULAWESI TENGAH
942
Jem. Betlehem Watatu
943
Jem. Ebenhaezer Omu
944
Jem. Eden Pasang Gani Jonooge
945
Jem. Elim Palu
946
Jem. Elim Sausu
947
Jem. Gihon Toli-toli
948
Jem. Hermon Sisia
949
Jem. Mahanaim Saluki
950
Jem. Maranatha Watukilo
951
Jem. Moria Palu
952
Jem. Pniel Sidera
953
Jem. Sion Anatapura
954
Jem. Yordan Sidondo
KLASIS SULAWESI TENGAH TIMUR
955
Jem. Bethesda Tiku Lembangna Tentena
956
Jem. Bukit Tanggoa
957
Jem. Bukit Zaitun Saemba
958
Jem. Diaspora Tamatiku
959
Jem. Ebenhaezer Kameasi
960
Jem. Imanuel Salukaiya
961
Jem. Kanaan Meko
962
Jem. Marendeng Pandayora
963
Jem Rama Toili
964
Jem. Rebohot Poso
965
Jem. Sion Barati
966
Jem. Tongkonan Madatu Luwuk
967
Jem. Yisrel Bancea
KALIMANTAN
KLASIS KALTIMTENG
968
Jem. Bukit Harapan Loa Janan
969
Jem. Bukit Zaitun Samarinda Hulu
970
Jem. Buntu Marannu Kukar

ART
ATO
BMW
EMH
FWW
GTO
GAP
GKB
ITH
KKD
LKA
MKK
PPU
SWU
SUT
BWT
EOM
EPG
EPA
ESS
GTT
HIS
MSA
MWA
MLU
PNS
SAT
YSD
SWT
BET
BKT
BZT
DTA
EKM
ISK
KME
MPY
RLI
RSO
SNI
TML
YBC
KTT
BHL
BZS
BMK

PP.001
971
972
973
974

86

87

88

Jem. Ebenhaezer Samarinda Hilir


Jem. Efata Sanga-sanga
Jem. Imanuel Kampung Kanas
Jem. Mahanaim Muara Badak
Jem. Mahkota Getsemani Gotong
975
Royong
976
Jem. Moria Samarinda Seberang
977
Jem. Palangkaraya
978
Jem. Samarinda
979
Jem. Sinar Harapan Merandai
980
Jem. Sinar Mahakam Loa Duri
981
Jem. Siporannu Kutai
KLASIS KALTIM BALIKPAPAN
982
Jem. Ebenhaezer Balikpapan
983
Jem. Elim Balikpapan
984
Jem. Elim Batu Kajang
985
Jem. Imanuel Batakan
986
Jem. Imanuel Samboja
987
Jem. Kenangan ITCI
988
Jem. Lahai-Roy Balikpapan
989
Jem. Moria Gersik Donghoa
990
Jem. Paser Lawelawe
991
Jem. Pniel Manggar Balikpapan
992
Jem. Sion Penajam
KLASIS KUTAI KALTIM
993
Jem. Ararat Santan Ulu
994
Jem. Bukit Zaitun Bontang
995
Jem. Efrata Bontang
996
Jem. Ebenhaezer Tanjung Santan
997
Jem. Elim Sangata'
998
Jem. Gloria Pengadan
999
Jem. Imanuel Bontang
1000
Jem. Kalvari Bengalon
1001
Jem. Kanaan Bontang
1002
Jem. Prima Sangatta
1003
Jem. Sion Kanibungan
1004
Jem. Imanuel Teluk Lingga
KLASIS KALIMANTAN TARAKAN
1005
Jem. Bukit Amal Tarakan
1006
Jem. Betlehem Tarakan
1007
Jem. Bukit Harapan Tarakan
1008
Jem. Eben Haezer Nunukan
1009
Jem. Elim Juata Laut Tarakan
1010
Jem. Gideon Tanjang Redeb
1011
Jem. Hermon Paribo Berau
1012
Jem. Juata Tarakan
1013
Jem. Juata Permai Tarakan

EHS
ESA
IKK
MMB
MGG
MSS
PKY
SMD
SHM
SML
SKL
KBA
EBB
ELB
EBK
IBK
JIS
JKI
LBP
MGD
JPL
JPM
SPM
KKK
JAS
BZB
JEB
JET
JES
JGP
IBG
KVB
KBT
PRS
JSK
ITL
KTA
BAT
BTH
BHT
EHN
EJL
GTR
HPB
JTR
JPT

PP.001
1014
1015
1016
1017
1018

16
89

Jem. Efrata Malinau


Jem. Mantaritip Berau
Jem. Pniel Tarakan
Jem. Rante Marannu Tarakan
Jem. Sion Tanjung Selor
JAWA DAN LUAR NEGERI
KLASIS PULAU JAWA
1019
Jem. Bandung
1020
Jem. Batam
1021
Jem. Batam Centre
1022
Jem. Cimahi
1023
Jem. Depok
1024
Jem. Ebenhaezer Bekasi
1025
Jem. Galaxi
1026
Jem. Gunung Putri
1027
Jem. Jatiwaringin
1028
Jem. Kota Jakarta (Tongkonan Kota)
1029
Jem. Kramat
1030
Jem. Bintaro
1031
Jem. Sidoarjo
1032
Jem. Sion Pontianak
1033
Jem. Suka Bumi
1034
Jem. Surabaya
1035
Jem. Tangerang
1036
Jem. Warakas

EFM
MRB
PNT
RMT
STS
KPJ
BDG
BTM
BTC
CMH
DPK
EHB
GLX
GNP
JTW
GTK
KRM
BIN
SDA
SPT
SKB
SBY
TGR
WKS

PP.001

Lampiran III Peraturan Organisasi PPGT (pasal 21)


Perihal : FORMAT RESUME KEGIATAN

FORMAT RESUME KEGIATAN


Nama

(berisi nama kegiatan)

(berisi waktu kegiatan)

(berisi tempat kegiatan)

(berisi kronologi/jalan cerita kegiatan yang

Kegiatan
Waktu
Kegiatan
Tempat
Kegiatan
Deskripsi
Kegiatan

dituliskan dari awal hingga akhir, termasuk


menuliskan siapa-siapa hadir, yang mengambil
bagian bahkan jenis acara/agenda yang
dilaksanakan dalam kegiatan tersebut. Dapat
menggunakan model Paragraf atau model poin
(bullet)).

PP.001

Catatan

(berisi catatan tambahan, seperti keterangan


kegiatan atau kesinambungan kegiatan, dll)

Pembuat Resume,

(TTD)
.
(Jabatan)
Lampiran IV Peraturan Organisasi PPGT (pasal 27)
Perihal : FORMAT LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PANITIA
FORMAT LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PANITIA
A. LAPORAN KERJA
B.

LAPORAN KEUANGAN

CONTOH FORMAT ISIAN


A. LAPORAN KERJA
LAPORAN KERJA
PANITIA
Hari /Tanggal : .
Jenis Kegiatan :
Waktu Kegiatan :
Tempat Kegiatan :

PP.001
Deskripsi Kegiatan:

Peserta (nama dan Jumlah)


Nama-nama yang ambil bagian
(pemandu acara, moderator,
fasilitator, pemimpin ibadah, dll)
Nama-nama Panitia yang hadir
Nama-nama Pengurus yang
hadir
Nama-nama Undangan yang
hadir
Dll,.

Catatan :

B. LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
PANITIA
PER TANGGAL ...
1. POSISI KEUANGAN

a. Saldo Awal

: ..

b. Penerimaan

: ..

c. Jumlah (a+b)

: ..

d. Pengeluaran

: ..

e. Saldo Akhir per bulan : ..


2. RINCIAN PENERIMAAN
3. RINCIAN PENGELUARAN

PP.001
Catatan :

Keterangan :
Format Laporan ini merupakan panduan sederhana bagi Panitia dan terbuka adanya
pengembangan ide kretifitas baik di tingkat Klasis dan Jemaat dengan tidak
menghilangkan unsur inti dalam laporan ini (Laporan Kerja dan Keuangan).

Vous aimerez peut-être aussi