Vous êtes sur la page 1sur 19

PINDAH PANAS KONDUKSI

(Besi)

Oleh:
MUHAMMAD IRHAM DERZA
130305066
I/05

LABORATORIUM SATUAN OPERASI


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014
1

DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI .................................................................................................... 1
ABSTRAK ....................................................................................................... 2
PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................... 3
Tujuan Penulisan ...................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5
BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat ................................................................................... 7
Bahan ....................................................................................................... 7
Alat ........................................................................................................... 7
Prosedur..................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ......................................................................................................... 9
Perhitungan .............................................................................................. 9
Pembahasan............................................................................................... 13
KESIMPULAN ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

ABSTRAK
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Konduksi
adalah perpindahan panas antara dua benda dari benda yang bersuhu tinggi, panas
berpindah ke benda yang bersuhu rendah dengan adanya kontak kedua sustansi
secara langsung tanpa diikuti perpindahan partikel penghantarnya. Pada praktikum
ini akan dilakukan percobaan konduksi dengan bahan 3 lempeng besi yang
dipanaskan dengan hotplate dan diukur suhu nya dengan thermocouple dalam
waktu yang telah ditentukan dan akan menghasilkan data untuk menghitung
konduktivitas termal bahan dan juga untuk membuktikan bahwa panas mengalir
dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhu nya lebih rendah.

ABSTRACK
Heat is a form of energy that is received by an object that causes the object
to change the temperature or form shapes. Conduction is the transfer of heat
between two objects from high-temperature objects, heat move to a low
temperature object in the presence of the second contact substance followed
directly without particle displacement. In this conduction experiment will be done
with 3 iron plate material heated by a hotplate and its temperature measured with
a thermocouple in a predetermined time, and will generate data to calculate the
thermal conductivity of the material and also to prove that the heat flows from the
higher temperature object to lower temperature object.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda
dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor
merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric
ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743
1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama
dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1
derajat celcius.
Perpindahan kalor atau heat transfer ialah ilmu yang mempelajari
perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu antara benda atau
matrial. Dasar termodinamika telah kita ketahui bahwa energi yang pindah itu
dinamakan kalor atau panas (heat). Dalam perpindahan kalor atau perpindahan
panas terdapat 3 jenis perpindahan antara lain pindah panas konduksi, pindah
panas konveksi dan pindah panas radiasi.
Konduksi adalah perpindahan panas antara dua sustansi dari sustansi yang
bersuhu tinggi, panas berpindah ke sustansi yang bersuhu rendah dengan adanya
kontak kedua sustansi secara langsung. Misalnya ketika tangan kita memegang
gelas panas, maka telapak tangan akan menerima panas dari gelas tersebut.
Berdasarkan konduktivitas kalornya, bahan dibedakan atas konduktor yaitu yang
mudah menghantar kalor dan isolator yakni bahan yang sulit untuk
menghantarkan kalor.
Contoh dari :
-

Konduktor, misalnya : alumunium, besi, logam dan bahan lain


Isolator, misalnya kayu dan plastik

Tujuan Praktikum
- Untuk mengetahui laju pindah panas pada tiga lapisan bahan yaitu besi
yang telah ditentukan sebelumya.
- Untuk mengetahui bagaimana cara terjadinya perpindahan panas konduksi.

TINJAUAN PUSTAKA
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan
besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor
yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu (Purnomo, 2008).
Konduksi panas adalah perpindahan atau pergerakan panas antara dua
benda yang saling bersentuhan. Dalam hal ini, panas akan berpindah dari benda
yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah: Laju aliran panas
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain luas permukaan benda yang
saling bersentuhan, perbedaan suhu awal antara kedua benda, dan konduktivitas
panas dari kedua benda tersebut. Konduktivitas panas ialah tingkat kemudahan
untuk mengalirkan panas yang dimiliki suatu benda. Setiap benda memiliki
konduktivitas yang berbeda. Logam mempunyai konduktivitas panas yang tinggi,
sedangkan hewan memiliki konduktivitas panas yang rendah. Berarti hewan
merupakan penahan panas (insulator) yang baik. Rambut dan bulu merupakan
contoh insulator yang baik. Oleh karena itu, mamalia dan aves hanya akan
melepaskan sejumlah kecil panas dari tubuhnya ke benda lain yang bersentuhan
dengannya. Apabila dua benda yang berbeda temperatur dikontakkan, maka panas
akan mengalir dari benda bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur lebih
rendah. Mekanisme perpindahan panas yang terjadi dapat berupa konduksi,
konveksi, atau radiasi. Dalam aplikasinya, ketiga mekanisme ini dapat saja
berlangsung secara simultan (Holman, 1987).
Konduktivitas termal adalah sifat umum bahan: perak yang menghantarkan
panas dengan baik, dan plastik tidak menghantarkan panas dengan baik. Dalam
beberapa tahun terakhir, sebuah kelompok ahli bahan mulai dari ilmuwan,
insinyur, fisikawan, dan ahli kimia telah berhasil membuat kembali batas-batas
lama dalam konduktivitas termal bahan. Nanotube karbon dan graphene berada di
titik tertinggi dari spektrum konduktivitas termal karena kecepatan suara tinggi

dan kurangnya proses yang menyebarkan fonon. Sayangnya, sifat termal


superlatif dari nanotube karbon belum ditemukan aplikasi langsung dalam
komposit atau bahan permukaan karena terjadi kesulitan dalam membuat kontak
termal dengan nanotube. Pada titik terendah dari spektrum konduktivitas termal,
padatan yang menggabungkan persamaan dan gangguan di susun secara acak dari
dua dimensi lembaran kristal, yang disebut "kristal berlapis teratur," yang
menunjukkan konduktivitas termal yang menunjukkan hanya 2 faktor lebih besar
daripada udara . Penyebab konduktivitas termal rendah ini dapat dijelaskan oleh
anisotropi besar dalam konstanta elastis yang menekan kepadatan mode phonon
yang merambat sepanjang arah halus (Cahill, D. G., 2012).

BAHAN DAN METODA


Waktu dan Tempat
Pelaksanaan

praktikum

pindah

panas

konduks

dilaksanakan

di

Laboratorium satuan operasi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.


Praktikum dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2014.
Bahan
-

3 buah Lempengan besi

Hot plate

Termokopel

Stopwatch

Termometer

jangka sorong

kalkulator

Alat

Prosedur Percobaan
1. Masingmasing bahan diukur tebal dan diameternya dengan jangka
sorong.
2.

Luas permukaan bahan yang kontak dengan panas dihitung sesuai bentuk
bahan.

3. Hot plate dihidupkan sampai suhu 100oC (diukur dengan termokopel).


4. Ketiga bahan diletakkan di atas hot plate dengan susunan yang telah
ditetapkan (ketiga besi).
5. Suhu pada masingmasing lapisan bahan diukur pada 0, 5, 10, 15, dan 20
menit dengan termokopel, dan akan diperoleh suhu di batas masing
masing bahan dalam satuan oF. Suhu di antara permukaan hot plate dan
besi 1 dinamakan T1, suhu di antara besi 2 dan besi 3 dinamakan T2, dan
suhu pada permukaan besi 3 dinamakan T3. Masingmasing waktu
pengukuran dilakukan dua kali pengulangan, dan pada setiap awal
pengulangan, suhu hot plate diatur kembali menjadi 100 oC atau 212 oF.

6. Laju pindah panas konduksi masingmasing bahan dihitung dengan


persamaan konduksi di bawah dari tabel data suhu hasil percobaan.
7. Persamaan 1), 2), dan 3) dibuktikan apakah Q1 = Q2 =Q3 dan disesuaikan
dengan teori pindah panas konduksi yang mengabaikan aliran udara di
sekitar bahan.
Rumus:

Q1 =

Q2 =

Q3 =
Keterangan :
Q : Laju pindah panas (BTU/hr)
A : Luas permukaan (ft2), diperoleh dengan perhitungan
T : Suhu (oF)
X : Ketebalan bahan (ft)
K : Nilai konduktivitas bahan (BTU/hr.ft. (oF)
b : besi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Ulangan 1
T1
T2
T3

0 menit
48,6 oC
39,2 oC
37,6 oC

10 menit
197,3 oC
131,2 oC
60,4 oC

15 menit
200,3 oC
138,9 oC
92,2 oC

20 menit
288,4 oC
142,4 oC
96,4 oC

0 menit
42,3 oC
32,6 oC
31,6 oC

10 menit
200,9 oC
123,6 oC
72,7 oC

15 menit
207,7 oC
132,7 oC
83,1 oC

20 menit
234,2 oC
154,6 oC
90,9 oC

Ulangan 2
T1
T2
T3

Tabel 1. Hasil pengukuran suhu besi terhadap waktu


Perhitungan
Diameter (d)
Besi 1 = 13,2 cm
Besi 2 = 13,4 cm
Besi 3 = 13,6 cm
Rata- rata (d) besi = 13,4 cm = 134 mm
= 134 mm x 1 ft /304,8 mm
= 0,43963 ft
Ketebalan (X)
Besi 1 = 0,5 mm = 1,64 x 10-3 ft
Besi 2 = 0,45 mm = 1,476 x10-3 ft
Besi 3 = 0,4 mm = 1,312 x 10-3 ft
Luas (A)
A = d2
= x 22/7 (0,43963)2
= 0,15172 ft

Pada waktu 0 menit


Rata-rata T1 = 45,45 oC = 131,81oF
Rata-rata T2 = 35,85oC = 96,53oF
Rata-rata T3 = 34,6oC = 94,28oF

Q1 =

= 151213,2552 BTU/hr

Q2 =

= 5659,0906 BTU/hr

Q3 =

= 59684,4820 BTU/hr
Q1Q2Q3

Pada waktu 10 menit


Rata-rata T1 = 199,1 oC

= 390,38 oF

Rata-rata T2 = 127,4 oC

= 261,32 oF

10

Rata-rata T3 = 66,55 oC

= 151,79 oF

Q1 =

= 553162,7754 BTU/hr

Q2 =

= 274416,4497 BTU/hr

Q3 =

= 379433,0021 BTU/hr
Q1Q2Q3

Pada waktu 15 menit


Rata-rata T1 = 204 oC

= 399,2 oF

Rata-rata T2 = 135,18 oC = 274,64 oF


Rata-rata T3 = 87,65 oC

= 189,77 oF

11

Q1 =
=

533875,3704 BTU/hr

Q2 =

= 214592,5006 BTU/hr

Q3 =

= 333,059,4478 BTU/hr
Q1Q2Q3

Pada waktu 20 menit


Rata-rata T1 = 261,3 oC

= 502,34 oF

Rata-rata T2 = 148,5 oC

= 299,3 oF

Rata-rata T3 = 93,65 oC

= 200,57 oF

Q1 =

= 870247,7136 BTU/hr

12

Q2 =

= 249637,2992 BTU/hr

Q3 =
=

479909,0367 BTU/hr

Pembahasan
Pindah panas adalah ilmu teknik yang memperkirakan pemindahan energi
yang terjadi antara benda-benda sebagai akibat terjadinya perbedaan suhu antara
benda-benda tersebut. Pada pindah panas ini dua hukum alam yang utama
merupakan suatu hal yang harus selalu diingat. Hukum Utama II menjelaskan
bahwa apabila antara dua benda yang berlainan suhunya terjadi pemindahan
13

panas, maka hal ini selalu berlangsung sedemikian rupa sehingga benda yang
lebih panas bertambah dingin dan benda yang lebih dingin akan bertanbah panas.
Dengan kata lain, bahwa apabila dua benda yang bersuhu tidak sama,
bersentuhan, maka akan terjadi perubahan suhu kedua benda tersebut akibat
adanya perpindahan panas, yaitu benda yang bersuhu lebih tinggi akan
memberikan sebagian panasnya kepada benda yang bersuhu lebih rendah,
sehingga benda yang bersuhu lebih tinggi akan menjadi lebih dingin, sedangkan
benda yang bersuhu lebih rendah akan menjadi lebih panas. Hukum Utama I atau
Azas Black, pada penukaran panas antara dua jenis benda, maka jumlah kalor
keseluruhan akan tetap (kecuali ada usaha yang dilakukan pada saat perpindahan
tersebut). Dengan kata lain bahwa jumlah yang diberikan oleh benda yang
bersuhu lebih tinggi akan sama dengan jumlah panas yang diterima oleh benda
yang

bersuhu

lebih

rendah.

Pindah

panas

dapat

dipergunakan

untuk

memperkirakan suhu, baik suhu benda padat, maupun suhu bahan cair, setelah
beberapa saat berlalu. Perpindahan panas terjadi melalui suatu medium ke
medium lain sebelum sampai ke obyek yang diinginkan. Metode pindah panas di
sini terjadi secara serempak
Pindah panas adalah ilmu teknik yang memperkirakan pemindahan energi yang
terjadi antara benda-benda sebagai akibat terjadinya perbedaan suhu antara bendabenda tersebut. Pada pindah panas ini dua hukum alam yang utama merupakan
suatu hal yang harus selalu diingat. Hukum Utama II menjelaskan bahwa apabila
antara dua benda yang berlainan suhunya terjadi pemindahan panas, maka hal ini
selalu berlangsung sedemikian rupa sehingga benda yang lebih panas bertambah
dingin dan benda yang lebih dingin akan bertanbah panas. Dengan kata lain,
bahwa apabila dua benda yang bersuhu tidak sama, bersentuhan, maka akan
terjadi perubahan suhu kedua benda tersebut akibat adanya perpindahan panas,
yaitu benda yang bersuhu lebih tinggi akan memberikan sebagian panasnya
kepada benda yang bersuhu lebih rendah, sehingga benda yang bersuhu lebih
tinggi akan menjadi lebih dingin, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah
akan menjadi lebih panas. Hukum Utama I atau Azas Black, pada penukaran
panas antara dua jenis benda, maka jumlah kalor keseluruhan akan tetap (kecuali
ada usaha yang dilakukan pada saat perpindahan tersebut). Dengan kata lain

14

bahwa jumlah yang diberikan oleh benda yang bersuhu lebih tinggi akan sama
dengan jumlah panas yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah. Pindah
panas dapat dipergunakan untuk memperkirakan suhu, baik suhu benda padat,
maupun suhu bahan cair, setelah beberapa saat berlalu. Perpindahan panas terjadi
melalui suatu medium ke medium lain sebelum sampai ke obyek yang diinginkan.
Metode pindah panas di sini terjadi secara serempak.
Konduksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai
dengan perpin dahan partikel-partikel dalam zat itu, contoh : zat padat (logam)
yang dipanaskan. Berdasarkan kemampuan kemudahannya menghantarkan kalor,
zat dapat dibagi menjadi : konduktor yang mudah dalam menghantarkan kalor dan
isolator yang lebih sulit dalam menghantarkan kalor. Contoh konduktor adalah
aluminium, logam besi, dsb, sedangkan contoh isolator adalah plastik, kayu, kain,
dll. Besar kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini
tergantung pada : Berbanding lurus dengan luas penampang batang, berbanding
lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan berbanding terbalik dengan
panjang batang.
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai
perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konduksi dapat berlangsung dalam zat
padat, zat cair, atau zat gas. Konduksi kalor pada banyak materi dapat
digambarkan sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Pada logam, menurut
teori modern, tumbukan antara elektron-elektron bebas di dalam logam dan
dengan atom logam tersebut terutama mengakibatkan untuk terjadinya konduksi.
Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari misalnya, ketika kita membuat
kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan sendok untuk mengaduk
gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok tersebut akan ikut panas. Panas
dari air mengalir ke seluruh bagian sendok. Atau contoh lain misalnya saat kita
membakar besi logam dan sejenisnya. Walau hanya salah satu ujung dari besi
logam tersebut yang dipanaskan, namun panasnya akan menyebar ke seluruh
bagian logam sampai ke ujung logam yang tidak ikut dipanasi. Hal ini
menunjukkan panas berpindah dengan perantara besi logam tersebut.
Pada praktikum yang dilakukan di Laboratorium Satuan Operasi pada
tanggal 16 oktober 2014 telah dilakukan sebuah percobaan mengenai pindah

15

panas konduksi dengan menggunakan bahan 3 lempeng besi yang dipanaskan


dengan sebuah hotplate dan lalu akan ukur suhu nya dengan menggunakan
thermocouple. Tiap bahan akan dirancang diatas hotplate dengan urutan satu
lempeng besi diatas hotplate dan diantaranya diletakkan salah satu kabel pengukur
(T1) dari thermocouple lalu diatas lempeng besi pertama diletakkan 2 lempeng
besi dan diantara diletakkan kabel pengukur thermocouple kedua (T2) dan diatas
kedua lempeng tersebut diletakkan kabel pengukur suhu dari thermocouple ketiga
(T3). Setelah itu dilakukan pengukuran suhu tiap titik pengukuran (T1, T2, T3)
dengan waktu 0 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit. Setelah hasil di dapat lalu
dihitung konduktivitas termal tiap titik persatuan waktu berdasarkan data hasil.
Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa setiap pertambahan waktu
maka suhu dari bahan akan semakin bertambah sampai titik tertingga dari
pemanasan yang diberikan.

KESIMPULAN

16

1. Pindah panas konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa
disertai

perpindahan

partikel-partikel

zat

tersebut.

Konduksi

dapat

berlangsung dalam zat padat, zat cair, atau zat gas


2. Jumlah panas yang diberikan oleh benda yang bersuhu lebih tinggi akan sama
dengan jumlah panas yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah.
3. Berdasarkan praktikum disimpulkan semakin lama proses pemanasan maka
semakin banyak jumlah suhu yang akan di terima oleh bahan yang bersuhu
lebih rendah.
4. Berdasarkan praktikum disimpulkan bahwa panas akan terus mengalir pada
bahan yang bersentuhan dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih
rendah.
5. Berdasarkan praktikum disimpulkan bahwa semakin dekat bahan dengan pusat
panas atau sumber panas maka semakin cepat dan tinggi pulu suhu dari bahan
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar.2010. Fisika Universitas Mekanika Panas Bunyi . Titrimetra Mandiri.


Jakarta.
17

Cahill, D. G., 2012. Extremes of heat conductionPushing the boundaries of the


thermal conductivity of materials. MRS Bulletin Journal. 37(9): 855-863.
Holman, J.P. 1987. Heat Transfer. New York: Mc Graw Hill.
Purnomo.2008. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta

18

Vous aimerez peut-être aussi