Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
RESUME
GENESA BATUBARA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah "Teknologi Batubara"
Semester VII Pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2014/2015
Dibuat oleh :
Muh. Fachrie Anggriawan
100.70.1.11.020
A.
Gambut
adanya oksigen dan aktivitas bakteri atau jasad renik lainnya. Jika
tumbuhan tumbang di suatu rawa, yang dicirikan dengan kandungan
oksigen yang sangat rendah sehingga tidak memungkinkan bakteri
aerob (bakteri yang memerlukan oksigen) hidup, maka sisa tumbuhan
tersebut tidak mengalami proses pembusukan dan penghancuran yang
sempurna sehingga tidak akan terjadi proses oksidasi yang sempurna.
Pada kondisi tersebut hanya bakteri-bakteri anaerob saja yang
berfungsi melakukan proses dekomposisi yang kemudian membentuk
gambut ( peat).
Daerah yang ideal untuk pembentukan gambut misalnya rawa,
delta sungai, danau dangkal atau daerah dalam kondisi tertutup udara.
Gambut bersifat porous, tidak padat dan umumnya masih
memperlihatkan struktur tumbuhan asli, kandungan airnya lebih besar
dari 75 % (berat) dan komposisi mineralnya kurang dari 50% (dalam
keadaan kering). Menurut Bend, 1992 dalam C.F.K Diessel (1992),
untuk dapat terbentuknya
gambut, beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu :
1. Evolusi tumbuhan
2. Iklim
3. Geografi dan tektonik daerah
Syarat untuk terbentuknya formasi batubara antara lain adalah
kenaikan muka air tanah lambat, perlindungan rawa terhadap pantai
atau sungai dan energi relief rendah. Jika muka air tanah terlalu cepat
naik (atau penurunan dasar rawa cepat) maka kondisi akan menjadi
limnic atau bahkan akan terjadi endapan marin. Sebaliknya kalau
terlalu lambat, maka sisa tumbuhan yang
terendapkan akan
teroksidasi dan tererosi. Terjadinya kesetimbangan antara penurunan
cekungan / land-subsidence dan kecepatan penumpukan sisa
tumbuhan (kesetimbangan bioteknik) yang stabil akan menghasilkan
gambut yang tebal (C.F.K Diessel, 1992).
Lingkungan tempat terbentuknya rawa gambut umumnya
merupakan tempat yang mengalami depresi lambat dengan sedikit
sekali atau bahkan tidak ada penambahan material dari luar. Pada
kondisi tersebut muka air tanah terus mengikuti perkembangan
akumulasi gambut dan mempertahankan tingkat kejenuhannya.
Kejenuhan tersebut dapat mencapai 90 % dan kandungan air menurun
drastis hingga 60 % pada saat terbentuknya brown-coal. Sebagian
besar lingkungan yang memenuhi kondisi tersebut merupakan
topogenic low moor. Hanya pada beberapa tempat yang mempunyai
B.
Batubara
Fisik
Komposisi, pengeringan,
1. pengerasan
lithifikasi.
2. Kekar,belah,skitstositas.
3. Rekontruksi.
4. Perubahan optik.
5. Dehidrasi hingga antrasit.
6. Perubahan warna kehitamana.
7. Kenaikan densitas.
8. Perubahan kilap.
9. perubahan pecahan dari berlapis
ke konkoidal.
Kimia
Berkurangnya air hingga
1. antrasit.
2.Berkurangnya oksigen.
Konservasi hidrogen hingga
3. grafit.
4.Berkurangnya bitumen
5.Pembentukan hidrokarbon.
6.Hilangnya H dalam antrasit.
Naiknya daya tahan
7. terhadap
pelarut.
8.Naiknya daya tahan bakar.
Gambar 1.
Alur Proses Pembentukan Batubara
mengakibatkan
menurunnya
porositas
dan
meningkatnya
pembatubaraan
terutama
dikontrol
oleh
kenaikan
peringkat
batubara
juga
dapat
disebabkan
karena
Gambar 2.
Batubara
Gambar 3.
Klasifikasi tingkat pembatubaraan2
Pembentukan batubara merupakan proses yang komplek yang harus
dinilai dan dipelajari dari segala segi. Sekitar sepuuh macam proses
yang berbeda satu dengan lainnya, yang merupakan proses geologi,
paleografi dan bersifat paleoklimatis. Semua itu merupakan penyebab
terbentuknya batubara dalam suatu cekungan. Proses-proses diatas
saling mempengaruhi dan juga saling tergantungsatu dengan lainnya.
2 (Modifikasi dari M.Teichmller and R. Teichmller dalam E.Stach et al.,
1982)
Posisi geotektonik
2.
Topografi (morfologi)
3.
Iklim
4.
Penurunan
5.
Umur geologi
6.
Tumbuh-tumbuhan
7.
Dekomposisi
8.
9.
10.
Metamorfosis organik
Berikut ialah penjelasan masing-masing faktor tersebut :
1. Posisi Geotektonik
Posisi geotektoni adalah suatu tempat yang keberadaannya
dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik lempeng. Dalam pembentukan
cekungan
batubara,
posisi
geotektonik
merupakan
faktor
yang
fase
terakhir,
posisi
geotektonikmempengaruhi
proses
3. Iklim
Kelembaban memegang peranan penting dalam pembentukan
batubara dan merupakan faktor pengontrol pertumbuhan flora dalam
kondisi
yang
sesuai.
Iklim tergantung
pada posisi
geotektonik.
Temperatur yang lembab pada ili tropis dan sub tropis umumnya sesuai
untuk pertumbuhan flora dibandingkan wilayah yang lebih dingin. Hasi
pengkajian menyatakan bahwa hutan rawa tropis mempunyai siklus
pertumbuhan setiap 7 hingga 9 tahun, dengan ketinggian pohon
sekitar 30 m. Sedangkan pada iklim yang lebih dingin ketinggian pohon
hanya mencapai 5 hingga 6 m dalam selang waktu yang sama.
4. Penurunan
Penurunan cekungan batubara dipengaruhi oleh gaya-gaya
tektonik. Jika penurunan dan pengendapan gambut seimbang akan
dihasilkan endapan batubara tebal. Pergantian transgresi dan regresi
mempengaruhi pertumbuhan flora dan pengendapannya. Hal tersebut
menyebabkan
adanya
infitrasi
material
dan
mineral
yang
Flora
merupakan
unsur
utama
pembentu
batubara.
yang
dangkal.
Periode
ini
merupakan
titik
awal
dari
fflora
yang
merupakan
bagian
transformasi
biokimia dari organik merupakan titik awal untu seluruh alterasi. Dalam
pertumbuhan gambut sisa tumbuhan akan mengalami perubahan, baik
secara fisik maupun kimiawi. Setelah tumbuhan mati proses degradasi
biokimia lebih berperan. Proses pembusukan (decay) akan terjadi oleh
kerja mikkrobiologi (bakteri anaerob). Bakteri ini bekerja dalam
suasana tanpa oksigen menghancurkan bagian yang lunak dari
tumbuhan seperti selulosa, protoplasma, dan pati. Dari proses diatas
terjadi perubahan dari kayu menjadi lignit dan batubara bitumen.
Dalam suasana kekurangan oksigen terjadi proses biokimia yang
berakibat keluarnya air ( H2O) dan sebagian unsur karbon akan hilang
dalam bentukk karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO) dan
metan (CH4). Akibat pelepasan unsur atau senyawa tersebut jumlah
relatif unsur karbon akan bertambah.kecepatan pembentukan gambut
akan bergantung pada kecepatan perkembangan tumbuhan dan proses
pembusukkan. Bila tumbuhan tertutup oeh air dengan cepat, maka
akan
terhindar
dari
proses
pembusukan,
tetapi
terjadi
proses
yang
mempengaruhi
perkkembangan
batubara
dan
struktur
cekungan
batubara,
berupa
perlipatan,
kedua
dalam
pembentukan
batubara
adalah
dinamokimia.
Proses
ini
menyebabkan
terjadinya
lignit,
subbitumen,
dan
antrasit.
Reaksi
pembentukan
Keterangan :
Cellulosa (zat organik) merupakan zat pembentuk batubara.
Unsur C dalam lignit lebih sedikkit dibanding bitumen. Semakin banyak
unsur C, lignit semakin banyakk mutunya. Unsur H dalam lignit lebih
banyak dalam bitumen. Semakkin banyak unsur H, lignit makin kurang
baik mutunya. Senyaa CH4 (gas metan) dalam lignit lebih sedikit
dibanding dalam bitumen. Semakin banyak CH4 lgnit semakin baik
kualitasnya.
Gas-gas yang terbentuk selama proses coalification akan masuk
kedalam celah-celah vein batulempung dan ini sangat berbahaya. Gas
metan yang sudah terakumulasi di dalam celah vein, terlebih-lebih
apabila terjadi kenaikan temperatur, karena tidak dapat keluar
sewaktu-waktu dapat meledak dan terjadi kebakaran. Oleh sebab itu
mengetahui
bentuk
deposit
batubara
dapat
menentukan
cara
C.
tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima
kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan
oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien
KESIMPULAN
Penurunan
Umur geologi
Tumbuh-tumbuhan
Dekomposisi
Sejarah sesudah pengendapan
Struktur cekungan batubara
Metamorfosis organik
3.