Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2.1
Pengertian PBF
Menurut SK Mentri Kesehatan no: 243 / MENKES / SK / V / 1990
tentang PBF sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan kefarmasian dewasa ini,
maka ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan no:918 / MENKES / PER / X /
1993 bahwa PBF adalah badan hukum berbentuk perseroan terbatas atau koperasi
yang memiliki izin mengadakan penyimpanan dan menyalurkan perbekalan
farmasi dalam jumlah besar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Menurut Menkes, dalam keputusan sebelumnya yakni Keputusan Menkes
No. 1191 Tahun 2002, Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang
memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran perbekalan farmasi.
Penanggung jawabnya seorang Apoteker dan dibantu Asisten Apoteker.
Pedagang Besar Farmasi (PBF) tidak boleh lagi mengimpor obat dari luar
negeri. Registrasi obat impor hanya boleh dilakukan industri farmasi dalam negeri
yang mendapat persetujuan tertulis dari industri farmasi di luar negeri. Ketentuan
ini
dituangkan
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk
melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat
dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3.
Cara Distribusi Obat yang Baik, yang selanjutnya disingkat CDOB adalah
cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk
memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan
dan tujuan penggunaannya.
4.
5.
6.
7.
2.1.2
a.
2)
3)
untuk
Apotek,
rumah
sakit
dan
PBF
lain
melakukan
pendistribusian obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat keras
tertentu.
b. Fungsi PBF
1) Sebagai sarana distribusi farmasi bagi industri-industri farmasi.
2) Sebagai saluran distribusi obat-obatan yang bekerja aktif ke seluruh tanah air
secara merata dan teratur guna mempermudah pelayanan kesehatan.
3)
4)
(2) Apoteker penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memiliki izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Apoteker penanggung jawab dilarang merangkap jabatan sebagai
direksi/pengurus PBF atau PBF Cabang.
(4) Setiap pergantian Apoteker penanggung jawab, direksi/pengurus PBF atau
PBF Cabang wajib melaporkan kepada Direktur Jenderal atau Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi selambat-lambatnya dalam jangka waktu 6
(enam) hari kerja.
Pasal 15
(1) PBF dan PBF Cabang harus melaksanakan pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran obat dan/atau bahan obat sesuai dengan CDOB yang ditetapkan
oleh Menteri.
(2) Penerapan CDOB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
pedoman teknis CDOB yang ditetapkan oleh Kepala Badan.
(3) PBF dan PBF Cabang yang telah menerapkan CDOB diberikan sertifikat
CDOB oleh Kepala Badan.
Pasal 16
(1) Setiap PBF atau PBF Cabang wajib melaksanakan dokumentasi pengadaan,
penyimpanan, dan penyaluran di tempat usahanya dengan mengikuti
pedoman CDOB.
(2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara
elektronik.
(3) Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) setiap saat
harus dapat diperiksa oleh petugas yang berwenang.
Pasal 17
(1) Setiap PBF dan PBF Cabang dilarang menjual obat atau bahan obat secara
eceran.
(2) Setiap PBF dan PBF Cabang dilarang menerima dan/atau melayani resep
dokter.
Pasal 18
(1) PBF dan PBF Cabang hanya dapat menyalurkan obat kepada PBF atau PBF
Cabang lain, dan fasilitas pelayanan kefarmasian sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Fasilitas pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. apotek;
b. instalasi farmasi rumah sakit;
c. puskesmas;
d. klinik; atau
e. toko obat.
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PBF dan
PBF Cabang tidak dapat menyalurkan obat keras kepada toko obat.
(4) Untuk memenuhi kebutuhan pemerintah, PBF dan PBF Cabang dapat
menyalurkan obat dan bahan obat kepada instansi pemerintah yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 19
PBF Cabang hanya dapat menyalurkan obat dan/atau bahan obat di wilayah
provinsi sesuai surat pengakuannya.
Pasal 20
PBF dan PBF Cabang hanya melaksanakan penyaluran obat berupa obat keras
berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani apoteker pengelola apotek atau
apoteker penanggung jawab.
Pasal 21
(1) PBF dan PBF Cabang hanya dapat menyalurkan bahan obat kepada
industri farmasi, PBF dan PBF Cabang lain, apotek, instalasi farmasi
rumah sakit dan lembaga ilmu pengetahuan.
(2) Penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan surat pesanan
yang ditandatangani apoteker pengelola apotek atau apoteker penanggung
jawab.
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) surat
pesanan untuk lembaga ilmu pengetahuan ditandatangani oleh pimpinan
lembaga.
Pasal 22
Setiap PBF dan PBF Cabang yang melakukan pengadaan, penyimpanan, dan
penyaluran narkotika wajib memiliki izin khusus sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 23
(1) Setiap PBF atau PBF Cabang yang melakukan pengubahan kemasan bahan
obat dari kemasan atau pengemasan kembali bahan obat dari kemasan
aslinya wajib melakukan pengujian laboratorium.
(2) Dalam hal dilakukan pengubahan kemasan atau pengemasan kembali bahan
obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PBF atau PBF Cabang wajib
memiliki ruang pengemasan ulang sesuai persyaratan CDOB.
Pasal 24
Selain menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat
dan/atau bahan obat, PBF mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan dan
pelatihan.
Syarat gudang PBF Menurut Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148 / Menkes / Per / VI / 2011:
Pasal 25
(1) Gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang dapat berada pada lokasi yang
terpisah dengan syarat tidak mengurangi efektivitas pengawasan intern
oleh direksi/pengurus dan penanggung jawab.
(2) Dalam hal gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang berada dalam lokasi
yang terpisah maka pada gudang tersebut harus memiliki Apoteker.
Pasal 26
(1) PBF dan PBF Cabang dapat melakukan penambahan gudang atau
perubahan gudang.
(2) Setiap penambahan atau perubahan gudang PBF sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus memperoleh persetujuan dari Direktur Jenderal.
elektronik
dengan
menggunakan
teknologi
informasi
dan
komunikasi.
(5) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) setiap saat harus dapat
diperiksa oleh petugas yang berwenang.
menguasai
gudang
sebagai
tempat
penyimpanan
dengan
(3) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
kelengkapan
administratif,
Kepala
Dinas
Kesehatan
Provinsi
BAB II
TINJAUAN TENTANG
PBF
2)
Data proses
Bertugas mereolase Sales Order (SO) yang masuk dari ECC dan
diproses sehingga sampai digudang
Staf klaim / GL
Bertugas memproses kembali data yang ditolak dari pusat
Mencek payment voucher ( jurnal Account )
c)
IT chanel
Tugasnya yaitu:
Mengatur jaringan yang dipakai PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk
Memberbaiki segala kerusakan komputer yang dipakai
Fakturis
Menerima faktur dari tim expedisi yang telah dicek dengan surat jalan
internal
Fakturis melampirkan faktur asli dan pajak
Setelah distempel atau ditanda tangani fakturis menyerahkan ke pool
faktur untuk diproses selanjutnya
b)
Pool Faktur
Menerima semua faktur
Mengimput data tagihan jika outlet akan membayar
Data tagihan diserahkan kekolektor untuk tagihan dalam kota
Data tagihan diserahkan persalesman untuk tagihan luar kota
c)
Kasir
Menerima setoran dari hasil tagihan oleh kolektor tunai atau giro
Menerima setoran dari sales secara tunai
Menerima pembayaran tunai dari tim expedisi yaitu driver dan loper
Mencek pembayaran dan daftar tagihan kredit atau lunas
Membuat rekonsilasi BANK
d)
Kolektor
Menagih pembayaran ke outlet-outlet jika sudah jatuh tempo
Outlet-outlet berkredit hanya jangka waktu 7 30 hari
Kepala Gudang
Tugas dan tanggung jawab:
Bertanggung jawab kepada ABM
2)
Admin
Mengentri picklist untuk dijadikan faktur
Membuat laporan selisih kanvas
Membuat laporan barang rusak
Membuat tanda terima retur barang rusak
3)
Picker
Tugas dan tanggung jawab:
Membuat laporan barang rusak
Mengambil barang yang diminta dalam Surat Orderan (SO)
Mengambil barang yang tukar guling
Menyiapkan barang sesuai permintaan
Menerima barang retur dari outlet, jika barang retur rusak maka
proses lanjutnya untuk dibuatkan laporan barang rusak, dan jika
Checker
Tugas dan tanggung jawab:
Mencek barang yang dikeluarkan oleh picker sesuai faktur, jika tidak
sesuai checker menginformasikan ke picker
Mencek barang yang akan dibawa tim expedisi sesuai dengan faktur
Mencek barang akan masuk kanvas
Menerima dan mencek barang masuk dari pusat maupun cabang
Membuat surat jalan ke expedisi
5)
Kepala Expedisi
Tugas dan tanggung jawab:
Memastikan semua faktur yang tercetak maupun yang terkirim secara
on time
Memastikan semua masalah admin di dalam devisi expedisi
Dibawah kepala expedisi ada anggota yang ikut dalam operasional tim
expedisi, yaitu:
a)
Admin Expedisi
Tugas Admin Expedisi:
Mengerjakan semua masalah di expedisi yaitu pembuatan surat jalan
Menyelesaikan surat jalan dan pengecekan faktur kembali
Membuat laporan triwulan, OTD (On Time Delivery) , insentive
b)
c)
PBF
2.3Kegiatan PBF
2.3.1 Pengadaan Obat / Alkes untuk kebutuhan PBF
Pada penerimaan barang diterima oleh penanggung jawab gudang dan
pada waktu menerima barang surat pengantar barang dan atau faktur barang.
Apabila tidak ada surat pengantar barang maka penanggung jawab gudang
tidak akan menerima barang yang dikirim tersebut, dan juga pada waktu
penerimaan barang perlu dicocokkan antara faktur dengan fisik barang juga
perlu dicek kebenarannya seperti spesifikasi, jumlah, dan sebagainya. Barang
langsung masuk gudang.
Setiap pengiriman barang dari pusat ke cabang disertai dengan surat
barang yang disebut dengan ship list yang berisi nama barang dan jumlah
barang, setelah sampai di cabang fisik barang dicocokkan dengan ship list.
Pemeriksaan dilakukan terhadap barang yang diterima antara lain:
a. Nama barang / obat dan jumlahnya
b. Spesifikasi dari barang / obat dan jumlahnya sesuai dengan kontrak,
misalnya:
Pabrik yang memproduksi
Bentuk dan kemasan
Penandaan pada kemasan dan sebagainya
2.3.2
Barang yang expire date 3 bulan terakhir atau yang sudah dekat
kedaluarsanya ditarik oleh gudang dan dimusnakan
j.
f.
Ventilasi cukup
g.
j.
Suppostoria
Ovula
Dll
3)
Proses Out Bound yaitu proses pengeluaran barang atau serah terima
barang
2.3.3
Outlet bisa memesan barang langsung melalui via telephone kepada ECC
2)
3)
4)
Jika tidak ada masalah dengan outlet maka secara otomatis data pesanan
yang telah di entry oleh ECC akan langsung ke gudang
5)
6)
7)
8)
Surat Orderan (SO) disebut juga dengan picklist sampai digudang terdiri
dari 2 lampir.
9)
10) Setelah picker selesai melakukan picking barang diletakkan di masingmasing tempat, ada yang dalam kota dan luar kota, dan diselipkan copy
picklist untuk proses pengecekan barang
11) Pick list yang asli diserahkan ke admin faktur untuk difakturkan dan
ditanda tangani oleh apoteker
12) Yang harus dicek oleh checker yaitu nama barang, no batch, kadar,
jumlah barang, dan outlet yang dituju.
b. Pendistribusian Secara Khusus
Diutamakan terhadap produk-produk yang memerlukan suhu dibawah
suhu
kamar,
biasanya
pengantaran
untuk
produk-produk
tersebut
Pendistribusian kanvas
Orderan dilakukan melalui salesman yang keluar kota dengan
menggunakan mobil box. Adapun tata cara pendistribusian kanvas antara lain:
1)
2)
3)
4)
2.3.4
Pengiriman Barang
Pengiriman barang dilakukan oleh tim expedisi. Adapun cara pengiriman
barang yang dilakuakan antara lain:
1)
Setelah faktur tercetak maka admin expedisi membuat surat jalan untuk
tim expedisi ( driver atau loper)
2.3.5
Mekanisme Pembayaran
2) Kredit
Pola pembayaran kredit terbagi:
-
Kredit 7 hari
Kredit 14 hari
Kredit 21 hari
Kredit 30 hari
Tender (biasanya dengan harga yang lebih murah dari harga penjualan
biasa)
2.3.6
Administrasi
5)
Pool faktur menerima semua faktur dan menginput didata tagihan yang
nanti akan dibawa kolektor untuk ditagih ke outlet-outlet jika jatuh tempo
Laporan
2.4.7.1
Laporan obat
Laporan psikotropika
2)
Laporan insentive
3)
Laporan OTD
4)
5)
6)
2)
Dari dokumen tersebut barulah kita bisa membuat Sales Order dan
Delivery Order
3)
Barulah terbentuk
Faktur
o Reguler
o Kanvas
o Tender
Retur
o Reguler
o Kanvas
o Tender
2.3.7.3
4)
5)
6)
7)
Laporan pajak
Pelaporan pajak berupa PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dilakukan langsung
oleh PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk pusat. Pelaporan pajak yang
ilakukan di cabang yaitu pajak penghasilan (PPh) yang ada dua macam yaitu
Pasal 21 (pajak penghasilan) dan pasal 23 (pajak jasa).
BAB III
PEMBAHASAN
PBF merupakan Pedagang Besar Farmasi yang berbadan hukum dan memiliki
izin untuk pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, perbekalan farmasi.
Sistem manajemen dan akutansi yang ada di PBF telah sesuai dengan teori manajemen
pengadaan farmasi dan akutansi yaitu sistem pendistribusian, sistem penyimpanan, dan
sistem pelaporan. Untuk pelaporan Obat Psikotropika dilakukan sekali sebulan,
sedangkan untuk barang Konsumer dilakukan tiga bulan sekali.
PBF memiliki 2 jenis produk kembalian yaitu:
1. Produk BAD, untuk produk yang rusak ataupun yang expire nya dekat
2.
Produk GOOD, untuk produk yang ditarik dari outlet karena berbagai alasan
misalnya: outletnya tutup atau outlet tidak bisa melunasi hutang ke PBF.
No. Faktur
Nama Outlet
Costumer ID
Kode Salur
Kode Produk
Description
Quality
Harga Produk
Batch Number
Alasan Retur
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI., Pedoman Cara Distribusi Yang Baik, 2004
2. Health Sciences Authority (HSA), Guidance Notes on Good Distribution Praktices,
Januari 2005.
3. PT. Enseval Putra Megatrading Tbk., Pengalaman Distribusi dan Good Distribution
Practice.
4. PT. Unilever Indonesia Tbk., Petunjuk Penyimpanan dan Perlakuan terhadap Produk
dalam Rantai Distribusi, 2003.