Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. Pendahuluan
Kabupaten Mandailing Natal merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara.
Kabupaten Mandailing Natal terletak pada 010'-150' Lintang Utara dan 9810'-10010'
Bujur Timur dengan rentang ketinggian 0-2.145 m di atas permukaan laut. Luas wilayah
Kabupaten Mandailing Natal 6.620,70 km2 atau 9,23 persen dari wilayah Sumatera
Utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah Utara Kabupaten Tapanuli
Selatan, sebelah Selatan Provinsi Sumatera Barat, sebelah Barat Samudera Indonesia dan
sebelah Timur Kabupaten Padang Lawas dan Sumatera Barat.
Angka pertumbuhan sektor ekonomi merupakan hal penting yang perlu diperhatikan
mengingat hal tersebut mencerminkan pertambahan output yang lebih lanjut menjadi
pendapatan bagi suatu perekonomian tertentu. Secara keseluruhan, pertumbuhan
ekonomi kabupaten Mandailing Natal cukup tinggi yaitu 6,08 persen pertahun.
Angka pertumbuhan ini meskipun fluktuatif namun cenderung meningkat positif.
Angka pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 6,50 persen (BPS
Kabupaten Mandailing Natal).
Di Kabupaten Mandailing Natal, sektor Pertanian yang merupakan sektor andalan
bagi perekonomiannya, walaupun demikian laju pertumbuhannya paling rendah
dibanding sektor-sektor lainnya. Secara ratarata subsektor yang mengalami
pertumbuhan tertinggi di sektor Pertanian adalah subsektor Tanaman Perkebunan.
Tingkat pertumbuhan paling rendah dibandingkan subsektor lain yang terdapat di dalam
sektor Pertanian adalah subsektor Kehutanan. Pertumbuhan ratarata pertahun tertinggi
berasal dari sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Sektor-sektor lainnya
(perdagangan, Hotel dan Restoran, pertambangan dan penggalian, sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan
komunikasi serta sektor jasa-jasa) menunjukkan angka pertumbuhan yang fluktuatif per
tahunnya.
Analisis shiftshare dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran
serta peranan perekonomian di daerah. Model ini dipakai untuk mengamati struktur
perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pada pertumbuhan sektor di
daerah dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau
* Analis Ketahanan Pangan di Kementerian Pertanian; tulisan ini adalah analisis dan pendapat pribadi
tidak ada kaitannya dengan instritusi penulis.
Data yang biasa dipergunakan untuk analisis shift-share adalah pendapatan per kapita
(Y/P), PDRB (Y) atau tenaga kerja (E). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah
data PDRB (Y) dengan tahun pengamatan pada rentang tertentu dimana data yang
digunakan adalah data tahun 2007, 2011, dan mengestimasi Tahun 2016.
2. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah metode Shift-Share yang
merupakan analisis pergeseran antara sektor-sektor di Mandailing Natal. Data yang
digunakan data Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Mandailing
Natal dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara
bersumber dari BPS Kabupaten Mandailing Natal dan BPS Provinsi Sumatera Utara.
2011
Er,i,t
Proyeksi
Sumatera
Utara**
2016
EN,i,t+m
949,132
37,977,501
34,917
77,276
5,056
269,567
367,263
83,604
43,038
332,724
2,162,577
1,494,851
31,378,082
1,208,403
12,595,821
32,844,985
19,458,627
16,726,515
18,954,674
172,639,460
Mandailing Natal
Sektor
2007*
EN,i,t-1
2011
EN,i,t
2007
Er,i,t-n
Berdasarkan proyeksi PDRB Sumatera Utara Tahun 2016 diketahui bahwa sektor
pertanian tetap mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap PDRB, yaitu sebesar
37,98 milyar, selanjutnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 32,85 Milyar,
Industri Pengolahan sebesar 31,38 milyar rupiah. Sedangkan sektor Listrik, Gas dan Air
Bersih merupakan penyumbang PDRB terendah dengan nilai sebesar minus 1,21 milyar
rupiah (tabel 1). Rendahnya sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor pertambangan
dan penggalian memiliki nilai lebih kecil dari dari sektor industri pengolahan karena
kedua sektor ini bukan merupakan sektor unggulan dan meskipun di Sumatera Utara
sektor pertambangan dan galian cukup menjanjikan, tetapi belum dikelola secara optimal
padahal kedua sektor ini sangat penting.
Dari table 1 terlihat bahwa terjadi perbedaan mencolok bila dilihat dari PDRB
antar sektor-sektor ekonomi, dimana di Kabupaten Mandailing Natal masih di dominasi
sektor pertanian. Kecilnya pengaruh sektor listrik, gas dan air minum akibat pengaruh
pertumbuhan yang cukup rendah bila dibandingkan dengan sektor pertanian, sehingga
terjadi kesenjangan antar sektor di Kabupaten Mandailing Natal.
a.
seandainya proporsi perubahannnya sama dengan laju pertambahan nasional selama periode
studi. Hal ini dapat dipakai sebagai kriteria bagi daerah yang bersangkutan untuk mengukur
apakah daerah itu tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dari pertumbuhan nasional secara
rata-rata.
Tabel 2. Perhitungan National Share (Ns)
Sektor
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, &
Perikanan
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Real Estat & Jasa Perush.
Jasa-Jasa
Jumlah
Sumber: BPS (2012), diolah
National
Share
(c) - (a)
Er,i,t-n
En,t / En,t-n
Er,i,t
(a)
(b)
(a) x (b)
790,857
1.2671
1,002,125
211,268
29,151
68,274
3,533
173,320
286,047
64,790
33,139
231,176
1,680,287
1.2671
1.2671
1.2671
1.2671
1.2671
1.2671
1.2671
1.2671
11.404
36,939
86,513
4,477
219,621
362,461
82,097
41,991
292,932
2,129,156
7,787
18,239
944
46,300
76,414
17,308
8,853
61,756
448,869
National Share Mandailing Natal antar sektor terjadi perbedaan yang cukup
signifikan, dimana sektor pertanian tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sektor lainnya,
berdasarkan data diatas sektor pertanian mengambil proporsi sebesar 47,07 persen, sektor
4
perdagangan, hotel dan restoran 17,02 persen, Jasa 13,76 persen dan konstruksi 10,31
persen. Sedangkan laju pertumbuhan yang paling lambat adalah sektor listrik, gas dan air
bersih sebesar 0,21 persen. Tingginya laju pertumbuhan Mandailing Natal pada sektor
pertanian terutama ditopang oleh subsektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
b.
pertumbuhan PDRB. Penyimpangan ini adalah positif di daerah-daerah yang tumbuh lebih
cepat dan negatif di daerah-daerah yang tumbuh lebih lambat/ merosot dibandingkan dengan
pertumbuhan PDRB secara nasional. Bagi setiap daerah, shift netto dapat dibagi menjadi
dua komponen :
"Proportional shift component" (P), kadang-kadang dikenal sebagai komponen
"struktural" atau "industrial mix", mengukur besarnya "shift" regional netto yang
diakibatkan oleh komposisi sektor/ jenis kegiatan di daerah yang bersangkutan. Komponen
ini adalah positif di daerah-daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara
nasional tumbuh dengan cepat, dan negatif di daerah-daerah yang berspesialisasi dalam
sektor-sektor yang secara nasional tumbuh dengan lambat atau bahkan sedang merosot.
Tabel 3. Perhitungan Proporsional Shift (P)
Sektor
Er,i,t-n
A
En,i,t /
En,i,t-n
B
En,t / En,t-n
b-c
Proportional
Share
axd
790,857
1.2314
1.2671
(0.036)
(28,260.34)
29,151
68,274
3,533
173,320
286,047
64,790
1.2163
1.1242
1.2755
1.3347
1.2886
1.3966
1.2671
1.2671
1.2671
1.2671
1.2671
1.2671
(0.051)
(0.143)
0.008
0.068
0.022
0.129
(1,483.01)
(9,757.70)
29.49
11,708.08
6,152.51
8,388.47
33,139
1.4868
1.2671
0.220
7,280.62
231,176
1,680,287
1.3497
11.7039
1.2671
11.4042
0.083
0.300
19,092.92
13,151
Efek bauran industri (Industrial Mix) Kabupaten Mandailing Natal dapat dilihat pada
Tabel 3. Analisis ini dapat ditunjukkan apakah perekonomian di Kabupaten Mandailing
Natal terkonsentrasi pada sektor-sektor yang tumbuh lebih cepat dibanding perekonomian
Provinsi Sumatera Utara. Dalam hal ini dapat dilihat bagaimana laju pertumbuhan pada
suatu sektor di Kabupaten Mandailing Natal dan juga laju pertumbuhan pada sektor yang
sama di Sumatera Utara. Nilai dari efek bauran industri Kabupaten Mandailing Natal adalah
sebesar 13,15 milyar rupiah. Besaran nilai ini menunjukkan bahwa distribusi industri atau
sektoral Provinsi Sumatera Utara menyebabkan naiknya nilai PDRB Kabupaten Mandailing
Natal sebesar 13,15 milyar rupiah.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa kabupaten Mandailing Natal memiliki sektorsektor yang memiliki nilai negatif (berarti perekonomian Kabupaten Mandailing Natal
berspesialisasi pada sektor yang sama dan tumbuh lambat pada perekonomian Provinsi
Sumatera Utara), yaitu: sektor peranian, pertambangan & penggalian, dan industri
pengolahan
menunjukkan
bahwa
sektor
tersebut
dalam
perekonomian
masih
suatu daerah dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam
hal ini yang dibandingkan adalah efek persaingan Kabupaten Mandailing Natal dengan
Provinsi Sumatera Sumatera Utara. Nilai efek persaingan di Kabupaten Mandailing Natal
dapat dilihat pada tabel 4. Jika dilihat secara keseluruhan nilai efek persaingan Kabupaten
Mandailing Natal dengan perekonomian Provinsi Sumatera Utara bernilai sebesar 20,27
milyar rupiah. Hal ini menunjukkan perekonomian Kabupaten Mandailing Natal memiliki
daya saing yang lebih baik daripada perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Jika dilihat per
sektor, ada sektor yang bernilai positif dan bernilai negatif. Bila bernilai positif, menandakan
sektor tersebut di Kabupaten Mandailing Natal memiliki daya saing yang lebih tinggi
daripada sektor yang sama di Sumatera Utara.
Tabel 4. Perhitungan Differential Shift (D)
Sektor
Er,i,t-n
A
Checking:
En,i,t /
En,i,t-n
B
Er,i,t-n
bxc
Differential
Shift
a-d
949,132
1.2314
790,857
973,865
(24,733)
34,917
77,276
5,056
269,567
367,263
83,604
1.2163
1.1242
1.2755
1.3347
1.2886
1.3966
29,151
68,274
3,533
173,320
286,047
64,790
35,456
76,755
4,507
231,329
368,614
90,486
(539)
521
549
38,238
(1,351)
(6,882)
43,038
1.4868
33,139
49,272
(6,234)
332,724
2,162,577
1.3497
11.7039
231,176
1,680,287
312,025
2,142,307
20,699
20,270
482,290
448,869
13,151
20,270
482,290
Dari table diatas dapat dilihat bahwa sektor-sektor yang memiliki nilai
Differential Shift positif (berarti bahwa terdapat sektor ekonomi Kabupaten Mandailing
Natal tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor yang sama di tingkat Provinsi Sumatera
Utara) adalah adalah sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum,
konstruksi, dan jasa yang berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan
mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Selain
itu sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan; perdagangan, hotel & restoran;
pengangkutan & komunikasi dan keuangan, real estate & jasa perusahaan memiliki nilai
negatif (berarti sektor tersebut tumbuh lebih lambat dibandingkan sektor yang sama di
tingkat Provinsi Sumatera Utara). Berdasarkan nilai efek alokasi yang negatif berarti
sektor pertanian merupakan salah satu sektor penyumbang PDRB tetapi relatif kecil
sehingga tingkat pertumbuhan sektor tersebut relatif lamban. Sektor perekonomian di
Mandailing Natal mempunyai alokasi PDRB yang baik untuk setiap sektor yang ada. Hal ini
7
terlihat dari nilai total efek alokasi yang bernilai positif, tetapi PDRB tersebut belum
terdistribusikan dengan baik di antara sektor-sektor perekonomian. Dilihat dari distribusi per
sektor ternyata sektor listrik, gas & air bersih, industri pengolahan, konstruksi dan jasa-jasa
memiliki nilai positif, hal ini menunjukkan di Kabupaten Mandailing Natal sektor ini
mempunyai daya saing yang lebih tinggi daripada sektor yang sama di Sumatera Utara.
Dari hasil perhitungan diatas berdasarkan analisis secara global, diketahui bahwa
seluruh sector PDRB di Kabupaten Mandailing Natal menyumbang tambahan PDRB di
Provinsi Sumatera Utara sebesar 93,1 persen. Mandailing Natal memiliki industri yang
dalam ukuran Sumatera Utara berkembang pesat, artinya industri ini menyumbang
tambahan PDRB sebesar 2,7 persen. Terdapat industri khusus yang memiliki keunggulan
komparatif di Mandailing Natal dibanding dengan Sumatera Utara dan menyumbang
tambahan PDRB sebesar 4,2 persen.
3.
Er,i,t
En,t+m / En,t
(a)
(b)
(a) x (b)
National
Share
(c) - (a)
949,132
1.3653
1,295,823
346,691
34,917
77,276
5,056
269,567
367,263
83,604
1.3653
1.3653
1.3653
1.3653
1.3653
1.3653
47,671
105,503
6,903
368,032
501,414
114,142
12,754
28,227
1,847
98,465
134,151
30,538
43,038
1.3653
58,759
15,721
332,724
2,162,577
1.3653
12.287
454,259
2,952,505
121,535
789,928
Proyeksi National Share Mandailing Natal tahun 2016 antar sektor terjadi perbedaan
yang cukup signifikan, dimana sektor pertanian tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
sektor lainnya, berdasarkan data diatas sektor pertanian mengambil proporsi sebesar 43,89
persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 16,98 persen, Jasa 15,39 persen dan
konstruksi 12,98 persen. Sedangkan laju pertumbuhan yang paling lambat adalah sektor
listrik, gas dan air bersih sebesar 0,23 persen.
b.
Er,i,t
A
En,i,t+m /
En,i,t
b
En,t+m /
En,t
c
D
b-c
Proportional
Share
axd
949,132
1.2928
1.3653
(0.0725)
(68,803)
34,917
77,276
5,056
269,567
367,263
83,604
43,038
332,724
2,162,577
1.0000
1.1819
1.2804
1.4388
1.3862
1.5350
1.6739
1.4614
12.2505
1.3653
1.3653
1.3653
1.3653
1.3653
1.3653
1.3653
1.3653
12.2874
(0.3653)
(0.1834)
(0.0848)
0.0735
0.0210
0.1698
0.3086
0.0962
(0.0369)
(12,754)
(14,170)
(429)
19,810
7,704
14,192
13,283
31,999
(9,166)
PDRB Provinsi Sumatera Utara. Ini menyebabkan distribusi industri atau sektoral nasional
menyebabkan turunnya nilai PDRB Sumatera Utara sebesar -68,80 milyar rupiah.
c.
dilihat secara keseluruhan proyeksi nilai efek persaingan Kabupaten Mandailing Natal tahun
2016 bernilai sebesar 3,18 milyar rupiah. Hal ini menunjukkan perekonomian Kabupaten
Mandailing Natal memiliki daya saing yang lebih baik. Jika dilihat per sektor, terdapat
sektor yang bernilai positif dan bernilai negatif. Bila bernilai positif, menunjukkan sektor
tersebut di Kabupaten Mandailing Natal memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada
sektor yang sama di Sumatera Utara.
Tabel. 7. Proyeksi Differential Shift (Differential Shift Masa Lalu x Indeks Perubahan
Nasional)
Differential
Shift Masa
Lalu
a
Sektor
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, &
Perikanan
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Real Estat & Jasa Perush.
Jasa-Jasa
Jumlah
Sumber: BPS (2012), diolah
Indeks
Perubahan
B
Differential
Shift yang
Disesuaikan
axb
2,985
1.2928
3,858
13
137
20
113
483
153
22
(1,356)
2,569
1.0000
1.1819
1.2804
1.4388
1.3862
1.5350
1.6739
1.4614
12.2505
13
161
25
162
670
236
37
(1,982)
3,181
National
Share
b
Proporsional
Share
C
Differential
Shift
D
949,132
346,691
(68,803)
3,858
1,230,879
34,917
77,276
5,056
269,567
367,263
83,604
12,754
28,227
1,847
98,465
134,151
30,538
(12,754)
(14,170)
(429)
19,810
7,704
14,192
13
161
25
162
670
236
34,930
91,495
6,499
388,005
509,788
128,570
43,038
15,721
13,283
37
72,078
332,724
2,162,577
121,535
789,928
31,999
(9,166)
(1,982)
3,181
484,276
2,946,520
Er,i,t
A
Pertanian, Peternakan,
Kehutanan, & Perikanan
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Real Estat & Jasa
Perush.
Jasa-Jasa
Jumlah
Sumber: BPS (2012), diolah
PDRB
2016
Er,i,t+m
a+b+c+d
10
Checking:
783,943
789,928
(9,166)
3,181
783,943
Periode tahun 2007 2011 beberapa sektor bernilai positif adalah sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum, konstruksi, dan jasa. Selain itu
sektor pertanian, industri, bangunan, perdagangan, pengangkutan, keuangan serta
jasa memiliki nilai negatif di kabupaten Mandailing Natal. Berdasarkan nilai efek
alokasi negatif berarti sektor pertanian merupakan salah satu sektor penyumbang
PDRB tetapi tingkat pertumbuhan sektor tersebut relatif lamban.
11
b. Saran
-
Daftar Pustaka
BPS, 2012. Mandailing Natal Dalam Angka 2012. BPS Kabupaten Mandailing Natal.
BPS, 2010. Mandailing Natal Dalam Angka 2010. BPS Kabupaten Mandailing Natal.
BPS, 2012. Statistik Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012. BPS Provinsi Sumatera Utara.
Medan.
Glasson, J. 1974. An Introduction to Regional Planning. London: Hutchinson
Educational.
Tarigan, R. 2012. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta.
12