Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
A. SISTEM IMUN
2.1 Sejarah Perkembanan Ilmu Imunologi, Mekanisme Kerja dan Fungsi
Sistem Imun
1. Sejarah Perkembangan Ilmu Imunologi
Imunologi yang berasal dari bahasa latin immunis yang berarti bebas dari
penyakit. Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sistem
kekebalan dalam tubuh terhadap agen asing. Ilmu imunologi muncul karena
adanya observasi secara individual akibat adanya penyakit infeksi.
a. 430 SM. Peloponnesin dari Athena menulis bahwa perawat tidak dapat
terkena penyakit plaque karena kebal.
b. 1798. Lady Mary Wortley Montagu melakukan observasi, dan ternyata
teknik variolation sangat positif.
Edward Jenner, ia memberikan penyakit yang tidak ganas dikenal cowpox,
kepada seorang anak laki-laki berumur 8 tahun, cairan pustula dari sapi
diberikan. Lalu secara intensif anak tersebut diinfeksi dengan smallpox,
dan ternyata smallpox tersebut tidak dapat berkembang. Penelitian
dilanjutkan oleh Louis Pasteur yang mengembangkan induksi imunitas
menggunak human cholera. Louis Pasteur berhasil mengkultur bakteri
chlorela. Menginjeksikan pada ayam dengan chlorela yang lama,
kemudian
ayam
menjadi
sakit.
Penelitian
dilanjutkan
dengan
menggunakan chlorela kultur baru, namun ayam tidak sakit. Hingga mucul
istilah attenuated strain vaccine.
c. 1890. Emil Von Behring dan Shibasaburo Kitasato menemukan
mekanisme imunitas dalam berbentuk serum.
d. 1930. Evin Kabat mengenal fraksinasi serum yang dikenal gamma
globulin yang lebih dikenal imunoglobin.
e. 1883. Elie Metchinkaff mendemonstrasikan kontribusi sel imun yaitu sel
darah putih yang berfungsi untuk memfagosit, kemudian ditemukan
konsep cell mediated community.
f. 1940. Merrill Chase berhasil mengkultur sel darah dari babi untuk ditulari
Mycobacterium.
g. 1950. Bruce Glick Missisipi Univerity, USA. Mengidentifikasi bahwa
limfosit bertanggung jawab pada respon imun humoral dan seluler.
Sistem Imun
Page 1
Memicu
Sel-Sel
Bekerja
sama
Sel-Sel
Bekerja
sama
Sel-Sel
Bekerja
mengenali
antigen
mengenali
antigen
sama mengenali
Antigen
Antigen
Antigen
Antigen
antigen
Merangsang
Antibodi
Antibodi
Antibod
i
Limfosit
Limfosit B
B
Limfosit
B
otoimun
Penolakan sel-sel jaringan asing
Menghasilkan antibodi terhadap antigen spesifik (Limfosit B)
Melaksanakan respon imun seluler (Limfosit T)
Limfosit B membantu mengeliminasi benda asing dengan meningkatkan
respon imun nonspesifik terhadap benda tersebut membentuk imunitas
Page 2
Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam
tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan
antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak
terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai "pengalaman." Tetapi pada reaksi
yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali
antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih
cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis
penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi.
Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit
penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat
yang fatal.
Sistem imun terbagi 2, yaitu:
1. Sistem imun spesifik
Sistem imun spesifik atau sistem kekebalan adaptif adalah sistem
perlindungan tubuh yang dapat menghancurkan patogen yang lolos dari sistem
kekebalan non-spesifik. Mencakup kekebalan humoral yang memproduksi
antibodi oleh limfosit B (sel plasma) dan kekebalan selular yang memproduksi
limfosit T yg teraktivasi.
2. Sistem imun non-spesifik
Sistem imun non-spesifik adalah sistem imun yang dapat mendeteksi
adanya benda asing & melindungi tubuh dari kerusakan yang diakibatkannya,
namun tidak dapat mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Yang
termasuk dalam sistem ini adalah reaksi inflamasi atau peradangan, protein
antivirus (interferon), sel natural killer (NK) dan sistem komplemen.
3. IMUNISASI
A. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seseorang karena
tubuh yang secara aktif membentuk zat anti bodi atau pemberian kuman atau
racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk
Sistem Imun
Page 3
Sistem Imun
Page 4
Secara alamiah ibu dan ayah akan menurunkan gen antibodi kepada anak.
Jadi secara alamiah, setiap bayi sudah punya bekal bermacam-macam antibodi
yang dimiliki orang tuanya. Walaupun gen-gen ini belum teraktifkan, tapi untuk
mengaktifkan tidak harus melewati vaksinasi. Aktifitas keseharian anak akan
secara langsung melatih gen-gen itu untuk sedikit-demi sedikit berkenalan dengan
"lingkungan" yang tidak bebas kuman. Semuanya terjadi secara alamiah. Segala
sesuatu yang alamiah akan menjadi lebih baik daripada di rekayasa dengan
vaksinasi
Tujuan imunisasi, yaitu untuk mencegah meluasnya penyakit-penyakit
tertentu dan menghindari risiko kematian yang diakibatkannya. Karena pada
dasarnya imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan bagi tubuh agar dapat
mencegah penyakit dan kematian disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit.
Sasaran yang paling penting untuk mendapatkan imunisasi adalah bayi dan
balita karena mereka yang paling peka terhadap penyakit dan ibu-ibu hamil serta
wanita usia subur. Time (Waktu) Anak harus diimunisasi lengkap sebelum
berumur 1 tahun agar memiliki kekebalan terhadap penyakit. Waktu yang tepat
untuk pemberian imunisasi yaitu Umur 0- 7 hari Hepatitis B, 1 Bulan BCG, 2
bulan Hepatitis B 2, DPT 1, Polio 1, 3 bulan Hepatitis B 3, DPT 2, Polio 2, 4
bulan DPT 3, Polio 3,9 bulan Campak, Polio 4. Frekuensi penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi seperti polio, tetanus dan campak dari tahun ketahun
semakin rendah atau berkurang.
Imunisasi kadang dapat mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda
baik yang membuktikan bahwa vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Efek
samping yang biasa terjadi yaitu, BCG : setelah dua minggu akan terjadi
pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan. DPT : kebanyakan bayi
menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi
panas akan turun dan hilang dalam waktu dua hari. Campak : anak mungkin biasa
panas, kadang disertai dengan kemerahan 4 - 10 hari sesudah penyuntikan.
TETANUS TOXOID: Efek samping TT untuk ibu hamil tidak ada. Perlu diingat
efek samping imunisasi jauh lebih ringan dari pada efek penyakit bila bayi tidak
Sistem Imun
Page 5
Hipersensitivitas
Hipersensitivitas atau alergi adalah respon imun yang berlebihan atau tidak
tepat dalam memproduksi perubahan patologis terhadap zat asing yang tidak
membahayakan tubuh. Hipersensitivitas memiliki dua tipe, yaitu Hipersensitivitas
tipe cepat dan hipersensitivitas tipe lambat.
Pada hipersensitivitas tipe cepat, respons alergi muncul dalam waktu
sekitar dua puluh menit setelah terkena alergen. Alergen yang paling merangsang
adalah butir-butir serbuk sari, sengatan lebah, debu, kapang, dan bulu-bulu
binatang. Alergen-alergen tersebut membentuk sintesis antibodi IgE dan bukan
antibodi IgG yang berkaitan dengan antigen bakteri. Pada saat indidividu dengan
kecenderungan alergi terpajan pertama kali ke alergen tertentu, sel-sel B
Sistem Imun
Page 6
kompatibel mensintesis antibodi IgE yang spesifik untuk alergen tersebut. Selain
itu, dibentuk pula sel-sel pengingat yang akan melancarkan respons yang lebih
kuat pada pajanan ulang ke alergen yang sama.
Ada beberapa zat kimia terpenting yang dikeluarkan pada reaksi
hipersensitivitas cepat, yaitu Histamin, Slow-reactive substance of anaphylaxis
(SRS-A), dan faktor kemotaksis eosinofil. Histamin merupakan penyebab
vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler. Sedangkan SRS-A merupakan
penyebab kontraksi otot polos kuat dan berkepanjangan. Faktor kemotaksis
eosinofil, secara spesifik menarik eosinofil ke tempat reaksi. Eosinofil ini
mengeluarkan enzim yang meng-inaktivasi SRS-A, menghambat histamin, dan
membatasi respons alergi.
Pada hipersensitivitas tipe lambat, respons akan muncul satu hari atau
lebih setelah pajanan. Sebagian alergen menyebabkan hipersensitivitas tipe
lambat, suatu respons imun dengan perantara sel T bukan respons antibodi IgE-sel
B tipe cepat. Alergen-alergen tersebut misalnya toksin poison ivy dan zat kimia
tertentu. Toksin tersebut tidak merugikan kulit saat berkontak, namun
mengaktifkan sel T spesifik untuk toksin dan sel pengingat. Pada pajanan
berikutnya dengan toksik yang sama, sel-sel T yang diaktifkan akan berdifusi ke
dalam kulit dan berikatan dengan poison ivy. Interaksi tersebut mengakibatkan
kerusakan jaringan kulit dan menimbulkan rasa yang tidak nyaman.
Hipersensitivitas ini dapat disembuhkan dengan penyuntikan desensitisasi
(allergy shot). Allergy shot adalah penyuntikan teratur alergen penyebab dalam
jumlah kecil tetapi semakin meningkat. Penyuntikan ini akan merangsang
pembentukan antibodi IgG penghambat yang spesifik untuk alergen yang
disuntikkan. Oleh karena itu, alergen akan dicegah berikatan dengan antibodi IgE
yang melekat pada sel mast dan basofil.
Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun terjadi karena kegagalan toleransi-diri imunologis yang
menyebabkan respons sistem imun melawan sel tubuh sendiri. Penyakit autoimun
contohnya adalah penyakit Addisson kelenjar adrenal, tiroditis, artritis rematoid,
Sistem Imun
Page 7
imunnya
melemah.
Orang
tersebut
menjadi
rentan
terhadap
mikroorganisme yang dalam keadaan normal tidak akan menjadi masalah bagi
orang sehat (infeksi oportunistik). Selain itu, penderita juga akan rentan terhadap
perkembangan kanker seperti kaposis sarcoma.
2.4 Kompartemen dan Komposisi Cairan Tubuh dan Sistem Buffer Tubuh
Air merupakan komponen utama tubuh manusia. Lebih kurang 60% berat
badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Dari
60% tersebut, 50% berada dalam otot, 20% dalam kulit, 20 % dalam organ lain
dan 10 % dalam darah. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses
dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan
adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk
menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan homeostasis.
Di bawah ini adalah fungsi dari cairan tubuh:
Sistem Imun
Page 8
Page 9
Page 10
Page 11
Sistem Imun
Page 12
e. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal menghasilkan aldosteron. Peningkatan aldosteron ini
mengakibatkan retensi natrium sehingga air juga ditahan, kehilangan kalor.
Sedangkan apabila aldosteron kurang maka air akan banyak keluar karena
natrium hilang. Kortisol juga menyebabkan retensi natrium.
f. Kelenjar Paratiroid
Mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid
(PTH). Sehingga dengan PTH dapat mereabsorbsi tulang, absorbsi kalsium
dari usus dan reabsorbsi kalsium dari ginjal.
Pengaturan Reabsorpsi Air dan Elektrolit
Buffers darah
Pernapasan
Buffers Darah
Sistem Imun
Asam kuat bereaksi dgn Ion Bicarbonate (HCO3) agar berubah menjadi
asam lemah
Basa kuat dipisahkan Asam carbonic menjadi basa lemah dan air
pH Urine : 4.5-8.0
Sistem Imun
Page 14
SifatLarutanPenyangga
Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang
dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari
larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada
penambahan sedikit asam kuat.
larutan
Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam
larutan
Penetralan terjadi saat ion hydrogen dan hidroksida bereaksi
kemudian menghasilkan air seperti reaksi berikut :
H+ + OH- = H2O (netral karena satu ion positif bertemu satu ion
negative)
Sistem Imun
Page 15
Derajat keasaman suatu larutan dapat diukur dengan menghitung konsentrasi ion
hydrogen (H+) dalam suatu larutan, kemudian PH didapatkan dengan rumus PH =
-log[H+]
Sebuah larutan dikatakan netral apabila ion hydrogen berjumlah sama dengan ion
hidroksida didalamnya. Semakin banyak ion hydrogen, PH nya semakin rendah .
netral
[H+]
[OH-]
14
7
Dari ilustrasi di atas dapat dikatakan bahwa larutan asam memiliki PH atau derajat
keasaman dibawah tujuh, larutan basa memiliki PH diatas 7.
Beberapa PH larutan di dalam tubuh manusia :
HCL
: 1-3
Lisosom
:5
Air
: 7 (PH sitosol)
Darah
: 7,35 7,45
Urine
: 4,8 7,5
Saliva
: 6,75 7,25
Vagina
: 3,8 4,2
Sperma
:78
Sistem Imun
Page 16
dan
mengontrol
osmolaritas
ekstrasel
dengan
mempertahankan
Cairan
tersebut
diperlukan
untuk hidup
dan proses
perkembangan, namun dibutuhkan kondisi cairan yang seimbang dan normal agar
fungsinya dapat berjalan dengan baik. Dalam keadaan seperti ini, peran tubuh
untuk tetap mempertahankan keseimbangan cairan sangat diperlukan. Hal inilah
yang disebut dengan homeostasis. Cairan-cairan dapat berupa larutan elektrolit,
non elektrolit, isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Dalam tulisan ini yang berjudul
larutan elektrolit, non elektrolit, isotonik, hipotonik, dan hipertonik ini, akan
dibahas mengenai defenisinya, macam-macamnya, sifat-sifatnya, dan penggunaan
dari larutan elektrolit, non elektrolit, isotonik, hipertonik,dan hipotonik dalam
tubuh manusia. Sumber-sumber ini membahas tentang larutan-larutan tersebut.
Oleh karena itu, melalui sumber-sumber ini dapat diketahui hal-hal yang berkaitan
dengan larutan elektrolit, non elektrolit, isotonik, hipotonik, dan hipertonik.
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem
homogen
yang
mengandung
dua
atau
lebih
zat
yang masing-masing
komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu
sistem yang heterogen disebut campuran. Biasanya istilah larutan dianggap
Sistem Imun
Page 17
sebagai cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya padatan atau gas
dengan kata lain larutan tidak hanya terbatas pada cairan saja. Larutan elektrolit
adalah larutan yang dapat menghantar arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit
adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Berdasarkan daya
urainya, larutan elektrolit dibagi lagi yaitu, elektrolit kuat yang memiliki daya urai
sempurna di dalam air dan elektrolit lemah yang terurainya hanya sebagian. Ciriciri larutan elektrolit yaitu, dapat menghantarkan arus listrik karena larutan ini
mampu terurai menjadi partikel-partikel berupa atom dan gugus atom yang
bermuatan listrik. Contohnya adalah HCl, HBr, HI (elektrolit kuat) dan CH 3C00H
dan Al(OH)3 (elektrolit lemah). Ciri-ciri larutan non elektrolit yaitu, tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Contohnya yaitu gula, etanol, dan glukosa.
Larutan isotonik adalah larutan yang memiliki tekanan hidrostatik yang seimbang
dengan tekanan hidrostatik dalam sel. Larutan isotonik bila disuntikkan ke dalam
tubuh manusia berfungsi untuk meningkatkan volume CES tetapi tidak mengubah
konsentrasi zat-zat terlarut dalam CES. Oleh karena itu, CIS dan CES tetap dalam
keseimbangan osmotik. Ciri-ciri dari larutan isotonik ini adalah memiliki
kebebasan H2O yang seimbang. Contoh cairan isotonik adalah air kelapa dan
minuman ion. Larutan hipertonik adalah larutan yang memiliki konsentrasi zat
terlarut dalam suatu larutan lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi zat
terlarut dalam sel. Ciri-ciri larutan ini yaitu memiliki keseimbangan negatif H 2O
bebas. Larutan ini merupakan larutan pekat. Dalam hal tertentu, cairan ini
berfungsi untuk mengurangi cairan yang berlebih di dalam sel. Larutan hipotonik
adalah larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut dalam larutan lebih kecil
dibandingkan dengan konsentrasi zat terlarut dalam sel. Ciri-ciri dari larutan ini
adalah memiliki keseimbangan positif H2O bebas. Larutan ini bersifat encer dan
Sistem Imun
Page 18
B. KASUS
Runi sudah 3 hari mengalami demam. Lalu dia menjalani pemeriksaan dan
hasil pemeriksaan itu, Runi didiagnosa mengalami gejala demam dangue. Jelaskan
yang terjadi pada proses pada sistem imun sehingga menyebabkan demam!
Pemecahan:
Virus ini terdapat dalam darah penderita 1-2 hari sebelum demam, virus
tersebut berada dalam darah (viremia) penderita selama masa periode intrinsik 314 hari (rata-rata 4-7 hari). Pada suhu 30 deraja celcius. Dalam tubuh nyamuk
Aedes aegypti virus memerlukan waktu 8-10 hari untuk menyelesaikan masa
inkubasi
ekstrinsik
dari
lambung
sampai
ke
kelenjar
ludah
nyamuk.
Virus dengue mampu berkembang biak dalam tubuh manusia, binatang seperti
Sistem Imun
Page 19
Sistem Imun
Page 20