Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pusing
Pingsan
Denyut nadi lambat
Hipotensi tanpa takikardia
Nyeri dada
Edema pulmonal
Sudden death
Index cardiac menurun
Resistensi vascular
sistemik meningkat.
Kulit hangat
Kulit menjadi merah oleh karena
vasodilatasi
Denyut nadi meningkat (tanda bahwa
curah jantung meningkat)
Tekanan nadi terdapat perbedaan antara
sistolik dan siastolik
Suhu T/N
Gelisah sampai koma
Oliguria.
Tipe Shock
Septik
Hipovolemik
Anafilaktik
Kardiogenik Vasovagal
Tekanan darah
N/-/
-/
-/
-/
Tekanan nadi
N / + / ++
-/
-/
-/
Denyut nadi
+ / ++
+ / ++
+ / ++
Lambat
Isi nadi
Besar
Kecil
N/kecil
N/kecil
Vasokonstriksi
perifer
+ / (-)
N/+
Suhu kulit
Hangat
Dingin
Dingin
Dingin
Warna
Merah
Pucat
Pucat
N/pucat
N/pucat
Tekanan vena
sentral
N/ rendah
N/ rendah
N/ rendah
Tinggi
Diuresis
-/
-/
EKG
Abn
Foto paru
Udem infiltrat
Udem
N = normal,
- = turun,
+ = meningkat,
= sangat turun
++ = sangat meningkat,
Abn = abnormal
UMUM
A. Diperhatikan prinsip-prinsip airway, breathing,
circular, disability.
1. Membaringkan penderita dengan kepala lebih
rendah dari pada tubuh atau kaki diangkat,
segala ikatan pada tubuh dilonggarkan.
2. Bebaskan jalan nafas.
3. Miringkan kepala ke salah satu sisi.
KHUSUS
A. Pemberian terapi cairan sesuai dengan
penyebabnya
1. Diare dan muntah
Ringer Laktat, Detrosa 5% atau NaCl 0,9%.
2. Heat stroke
Ringer Laktat, Detrosa 5% atau NaCl 0,9%.
3. Perdarahan
Darah atau plasma expander
4. Luka bakar
Ringer Laktat, NaCl 0,9% atau albumin.
B. Pada shock anafilaktik diberikan suntikan
Adrenalin 1 : 1000 sebanyak 0,2 0,5 ml subcutan
(SC)
C. Resusitasi cairan
Bila nadi tidak teraba atau tekanan darah tak terukur
segera pasang infus (RL atau NaCl 0,9%) 20
ml/kgBB hingga tekanan darah dan nadi kembali
normal.
- Bila tekanan darah sistole < 100 mmHg infus
500 ml dalam jam.
- Bila tekanan darah sistole > 100 mmHg infus
500 ml dalam 1 jam.
D. Monitoring tanda-tanda vital.
E. Bila respon resusitasi tidak ada, pikirkan untuk
mencari tempat perdarahan yang lain
disiapkan tindakan pembedahan (K/P).
F. Transfusi darah
PENDAHULUAN
Keadaan gawat darurat
- Perlu tindakan segera
- Pengelolaan adekwat
- Mengancam nyawa
Gejala bervariasi
Ringan Berat
Target organ :
- Kulit-mata
- Mukosa sal. nafas
- Kardio vaskuler
- Gastro intestinal
PENYEBAB
Paparan dengan :
Obat :
- Antibiotika
- Aspirin
- NSAID
- Ace Inhibitor
- Anestesi lokal
- Streptokinase
- Insulin
- Toksoid
- Anti sera
Gigitan serangga
Makanan :
Ikan, telur, kacang-kacangan,
zat pewarna.
Bahan kontras
MEKANISME TERJADINYA
Melalui reaksi Hipersensitivitas Tipe I
GEJALA
1. Umum (Prodromal)
2. Kulit
5. Sistim respirasi
6. Kardiovaskuler
7. Saluran cerna
TERAPI
Perlu segera dilakukan dan cepat
dilakukan evaluasi.
Langkah-langkah yang dilakukan :
Pemberian Antihistamin
- IV/IM/oral
- Selama 48 jam untuk mencegah reaksi
berulang.
Bila keadaan penderita tidak membaik
MRS ~ ICU
Tindakan selanjutnya :
Infus Dekstrosa 5% dalam 0,45% NaCl :
(2-3 l/m2) supaya tek. darah > 100 mmHg.
Inhalasi 2 Agonis
(0,5-1 ml) albuterol 0,5% bila spasme
bronkus dengan nebulizer.
Pemberian Aminofilin
(4-6 mg/kg BB) dilarutkan dalam Dekstrosa
5% atau NaCl 0,9%.
- IV pelan-pelan selama 20 menit.
- Bila perlu infus aminofilin
(0,2 1,2 mg/kg BB).
Pemberian Vasopresor Dopamin Hidroklorid
(0,3 1,2 mg/kg BB/jam) bila tek. darah
tidak naik.
Intubasi/Trakeostomi bila terjadi :
- Obstruksi sal. nafas.
- Tidak ada ventilasi adekwat.
Pemberian Kortikostiroid
Dosis : 7 10 mmHg Hidrokortison.
Dilanjutkan 5 mg/kg BB setiap 6 jam atau
metil Prednisolon.
Bila pasien sudah stabil :
- Terapi pendukung :
* Cairan cukup
* Obat-obatan
- Pemantauan 24 jam.
PENCEGAHAN
Langkah-langkah yang harus diperhatikan :
A. Sebelum Memberikan Obat
Adakah indikasi memberikan obat.
Adakah riwayat alergi obat sebelumnya.
Adakah pasien mempunyai resiko alergi
obat.
Adakah obat tersebut perlu diuji kulit dulu.
Adakah pengobatan pencegahan untuk
mengurangi reaksi alergi.
Periksa label obat.