Vous êtes sur la page 1sur 2

BAB I

PENDAHULUAN

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia kronis yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO 1980 dikatakan
bahwa diabetes melitus sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi
yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin
absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin.1 WHO memperkirakan bahwa
antara tahun 1997 dan 2025, jumlah penderita diabetes akan berlipat ganda dari
143 juta sekitar 300 juta. Insiden DM tipe 2 adalah tertinggi di ekonomi negaranegara maju, terutama Amerika Serikat, di mana sekitar 6,5% dari populasi (17
juta orang) telah menderita diabetes.2 WHO memprediksi kenaikan jumlah
pasien DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030.
Berbagai komplikasi dapat diakibatkan oleh rendahnya kontrol diabetes.
Komplikasi tersebut antara lain berupa penyakit vaskular sistemik (percepatan
aterosklerosis),penyakit jantung, penyakit mikrovaskular pada mata sebagai
penyebab kebutaan dan degenerasi retina (retinopatidiabetik), katarak,
kerusakan ginjal sebagai penyebab gagal ginjal serta kerusakan saraf tepi
(neuropati diabetik).3 Biasanya begitu diabetes terdeteksi, sindrom ini
sudahberkembang dan telah terdapat satu atau dua komplikasi.
Luasnya komplikasi pada diabetes tampaknya berkorelasi dengan
konsentrasi glukosa darah sehingga glukosa berlebih diduga menjadi penyebab
utama kerusakan jaringan. hiperglikemia juga terlibat dalam proses
pembentukan radikal bebas. Hiperglikemia menyebabkan autooksidasi glukosa,
glikasi protein, dan aktivasi jalur metabolisme poliol yang selanjutnya
mempercepat pembentukan senyawa oksigen reaktif.4
Untuk meredam kerusakan oksidatif tersebut diperlukan antioksidan.
Peningkatan suplai antioksidan yang cukup akan membantu pencegahan
komplikasi klinis diabetes melitus. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat
menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif
membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil.5 Mekanisme pertahanan
antioksidan terhadap stres oksidatif Reactive Oxygen Species (ROS) dan
Reactive Nitrogen Species (RNS) dapat dieliminir melalui sejumlah mekanisme
antioksidan enzimatik dan non enzimatik. Adapun anti oksidan yang memiliki
manfaat yang berkaitan dengan pencegahan dan pengobatan komplikasi
diabetes, diantaranya adalah vitamin E (-tokoferol) dan asam lipoat.

Dafps

1.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. 2006, PB PERKENI. Jakarta
2.
Ruhe RC, McDonald RB J Use of Antioxidant Nutrients in the Prevention
and Treatment of Type 2 Diabetes, J of the American College of Nutrition, (2001)
Vol. 20, No. 5, pp.363S369S
3.
Halliwel B, Gutteridge JMC. Free radical in biology and medicine.3rd ed.
New York: Oxford University Press;1999.p.639-45.
4.
Setiawan B, Hartono E. Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada
Diabetes Melitus. Maj Kedokt Indon
5.
6.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23329/4/Chapter%20II.pdf

Vous aimerez peut-être aussi