Vous êtes sur la page 1sur 9

PAPER PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PROTEKSI TANAMAN


Aspek Komperhensif Penyakit Busuk Basah Kubis
(Erwinia carotovora)

Dosen:
Bp. Gede Suastika

Assisten:
1. Arief Nugroho A34060725
2. Miftahul Jannah A34061055

Galvan Yudistira A24070040


Endang Rusparyati A24070061
Azdy Fransedo A24070166
M Habib Chirzin HS A24070196

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Klasifikasi
Urutan Taksonomi dari yang paling tinggi

Kingdom: Bacteria
Phylum: Proteobacteria
Class: Gammaproteobacteria
Order: Enterobacteriales
Family: Enterobacteriaceae
Genus: Erwinia
Species: carotovora

Spesies
Erwinia amylovora;
Erwinia aphidicola;
Erwinia billingiae;
Erwinia carotovora;
Erwinia chrysantum;
Erwinia mallotivora;
Erwinia papayae;
Erwinia persicina;
Erwinia psidii;
Erwinia pyrifoliae;
Erwinia rhapontici;
Erwinia toletana;
Erwinia tracheiphila

Subspesies

Erwinia carotovora subsp. atroseptica,


Erwinia carotovora subsp. betavasculorum,
Erwinia carotovora subsp. carotovora,
Erwinia carotovora subsp. odorifera,
Erwinia carotovora subsp. wasabiae

Sejarah
Busuk Buah (Soft Rot) adalah penyakit yang merugikan pada tanaman-
tanaman sayuran, termasuk kubis-kubisan, baik di lapangan maupun dalam
penyimpanan dan pengangkutan sebagai penyakit pasca panen. Penyakit tersebar
umum di seluruh dunia. Meskipun di Indonesia belum pernah di teliti secara khusus,
namun penyakit sering ditemukan di pertanaman maupun di pasar-pasar (Machmud,
1984; Suhardi, 1988).
Busuk basah merupakan penyakit yang penting di Malaysia, Thailand, dan
Filiphina (Beningno dan Quebral, 1977; Giatgong, 1980;Ho, 1985).

Erwinia carotovora pernah menyebabkan masalah serius di Eropa dalam


produksi kentang, hal ini disebabkan penanaman, pemanenan, penyimpanan dari
buah kentang di bawah kondisi optimum. Bagaimanapun, eksport benih kentang,
yang mna sangat profitable dapat dengan mudah terinfeksi patogen. Kemajuan
teknologi yang dicapai ilmuan pada akhir dekade ini untuk menekan penyebaran
patogen Erwinia carotovora melalui molekul signal pada pathogen dikuatirkan akan
manciptakan galur yang resisten. Teknik perbanyakan secara tradisional tidak dapat
digunakan sebagai senjat ayang ampuh karena kurangnya sifat resisten. Penelitian
lebih lanjut masih di kebangkan untuk menangani masalah ini.
Gejala
Gejala yang umum pada tanaman kubis-kubisan adalah busuk basah, berwarna coklat
atau kehitaman, pada daun, batang, dan umbi. Pada bagian yang terinfeksi mula-
mula terjadi bercak kebasahan. Bercak membesar dan mengendap (melekuk),
bentuknya tidak teratur, berwarna coklat tua kehitaman. Jika kelembaban tinggi
jaringan yang sakit tampak kebasahan, berwarna krem atau kecoklatan, dan tampak
agak berbutui-butir halus. Disekitar bagian yang sakit terjadi pembentukan pigmen
coklat tua atau hitam.
Jaringan yang membusuk pada mulanya tidak berbau, tetapi dengan adanya
serangan bakteri sekunder jaringa tersebut menjadi bebbau khas yang mencolok
hidung (Machmud, 1984).

Diskripsi dan Kerentanan

Erwinia carotovora adalah


bakteri berbentuk batang
yang diberi nama setelah
bakteri ini berhasil di
isolasi dari wortel. Bakteri
ini meninfeksi berbagai
macam sayur dan tanaman
seperti wortel, kentang,
mentimun, bawang, tomat,
selada, dan tanaman hias
seperti bunga Iris.
Penyebaran mikroba ini
dapat ditemui dalam tanah,
perut serangga, air, serta
aerosol tersuspensi pada
udara. Masalah utama yang ditimbulkan mikroba ini pada bidang Agriculture adalah
penyerangan secara membabi buta pada kentang dan sayuran lainpada lahan atau
penyimpanan yang mana jaringan tanaman akan berair yang akhirnya menjadi
lembek dan berbau. Ketika kemampuan Erwinia carotovora subsp. atrosepticum’s
untuk meyerang dibatasai pada kentang pada daerah beriklim sedang, Erwinia
carotovora subsp. Carotovora menginfeksi tanaman inang lebih banyak, melilputi
kentang pada daerah beriklim tropis. Serangan Erwinia Carotovora menyebabkan
penyakit busuk lunak pada tanaman kubis.

Gejala serangan ditandai dengan gejala awal pada daun terjadi bercak-bercak
yang berair yang kemudian membesar dan berwarna coklat. Pada serangan lanjut
daun yang terinfeksi melunak, berlendir dan mengeluarkan bau yang khas. Bau
tersebut merupakan gas yang dikeluarkan dari hasil fermentasi karbohidrat kubis.
Tanaman di persemaian juga dapat diserang bakteri busuk lunak yang dapat
menyebabkan kematian dalam waktu relatif singkat.

Fase kritis tanaman terhadap bakteri busuk lunak.

Infeksi bakteri lebih banyak dijumpai pada tempat penyimpanan atau pada
waktu pengangkutan (pasca panen) dari pada di lapangan. Bakteri busuk lunak
merupakan parasit lemah yang merupakan penetrasi pada inangnya hanay melalui
luka misalnya pada bercak yang diinfeksi oleh patogen lainnya, luka karena gigitan
serangga, atau luka karena alat pertanian yang digunakan untuk memanen kubis.

Tanaman inang

Kentang, wortl, seledri, tomat, selada, kailan, caisin, kubis bunga, sawi hijau,
bawang merah, bawang bombai, bawang daun, bawang putih, semangka, tembakau,
ubi-ubian.

Daaerah sebaran dan penyebaran

Baktei busuk lunak mempunyai daerah sebaran yang luas hampir diseluruh
dunia. Di indonesia terjadi di sumatra utara, sumatra selatan, jawa tengah, jawa timur,
bali, nusa tenggara barat, dan sulawesi selatan.
Melalui tanah, sisa-sisa tanaman dilapangan dan alat pertanian.
Suhu optimal perkembangan bakteri 27 ̊C. pada kondisi suhu rendah dan
kelembaban rendah, bakteri terhambat pertumbuhannya.

Ciri umum bakteri

Sel bakteri berbentuk batang dengan ukuran (1,5 x 2,0) x (0,6 x 0,9) mikron,
umumnya membentuk rangkaian sel-sel seperti rantai, tidak mempunyai kapsul, dan
tidak berspora. Bakteri bergerak dengan menggunakan flagela yang terdapat
dikeliling sel bakteri. Bakteri bersifat gram negatif.
Erwinia
carotovora
adalah bakteri
gram negatif ,
berbentuk
batang yang
hidup soliter
atau
berkelompok
dalam pasangan
atau rantai.
Merupakan
bakteri tanpa
spora
berflagela,
Bakteri ini
termasuk jenis
fakultatif anaerob. Erwinia carotovora memproduksi banyak enzim ekstraselluler
seperti pectic yang mendegradasi pektin, cellulase yang mendegradasi cellulase,
hemicellulases, arabanases, cyanoses and a protease. Sebagai bakteri Mesofilik,
Erwinia carotovora menghabiskan hidupnya pada temperatur yang berkisar antara 27
– 30ο. Sekuen genom dari Erwinia carotovora subsp. Atroseptica mengindikasikan
bahwa mikroba jenis ini tidak mampu untuk melakukan fiksasi nitrogen akan tetapi
dapat mendapat suplai energi dari 80 sistem transport energy.

Penyebab Penyakit

Penyebab di sebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora pv carotovora (Jones)


Dye, 1978, yang dahulu lazim disebut sebagai Erwinia carotovora (Jones) Holland.
Bakteri berbentuk batang, 0,7 x 1,5 µm, mempunyai flagel 2-6 peritrik, tidak
membentuk spora atau kapsula, Gram negatif, dan bersifat aerob fakultatif.
Bakteri menghasilkan enzim pektinase yang dapat menguraikan pektin (yang
berfungsi untuk merekatkan dinding-dinding sel yang berdampingan). Dengan
terurainya pektin sel-sel akan lepas satu sama lain.

Daur Penyakit

Bakteri dapat menyerang bermacam-macam tanaman pertanian maupun hasil-


hasilnya, khusnya tanaman hortikultura. Bakteri ang dapat mempertahankan diri
dalam tanah dan dalam sisa-sisa tanaman lapang.
Pada umumnya iinfeksi terjadi melalui luka atau lentisel. Infeksi dapat terjadi
melalui luka-luka karena gigitan serangga atau karena alat-alat pertanian. Larva dan
Imago lalat buah dapat menularkan bakteri, karena serangga ini membuat luka dan
mengandung bakteri dalam tubuhnya.
Di dalam simpanan dan pengangkutan infeksi terjadi melalui luka karena
gesekan, dan sentuhan antara bagian tanaman yang sehat dengan yang sakit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit

Pembusukan berlangsung cepat dalam udara yang lembab dan pada suhu yang
relatif tinggi. Dalam waktu sedemikan dalam waktu singkat seluruh bagian tanaman
yang terinfeksi membusuk sehingga tanaman mati. Dengan demikkian di dataran
rendah penyakit busuk basah menimbulkan kerugian yang lebih besar (Sunarjonno,
1980).

Ekologi

Dalam lingkup tanaman terinfeksi, Erwinia carotovora dapat juga ditemukan pada
perut serangga, air yang dibawa oleh udara, genangan air sungai dan timbunan
kentang. Setelah terjadi hujan di atas tanaman yang terinfeksi, udara yang
mengandung bakteri terbentuk. 80% dari bakteri yang tersuspensi di udara dapat
bertahan hidup antara lima sampai sepuluh menit dan dapat terbawa udara sejauh satu
mil.

Patologi
Erwinia carotovora adalah patogen tanaman yang dapat meyebabkan kematian sel
melalui perusakan dinding sel tanaman dengan membuat sel secara osmosis mudah
pecah. Hal ini bisa terjadi akibat produksi PCWDE seperti enzim pectic ekstrasellular
dan sellulase yang menghancurkan pektin dan sellulase. Organisme ini dapat
menyebabkan penyakit busuk lunak pada banyak tanaman dan sayuran yang dapat
dikenali dengan bau busuk dan bagian luar yang lembek. Supspesies Erwinia
Carotovora subsp. Atroseptica dapat menyerang kentang yang juga dapat
menghasilkan nonribosomal peptide phytotoxin yang dapat meinduksi nekrosis
dengan kebocoran elektrolit pada permukaan transmembran. Gen Eca1043 pada
patogen diduga dapat mensintesis dalam jumlah besar, protein seperti hemagglutinin,
pili and protein fimbrial untuk ikatan pada inang. Transfer genetik horizontal dari
gen yang meniru tipe empat sekresi dari Agrobacterium tumefaciens dapat berpotensi
patogen karene mutasi dalam gen ini dapat secara negatif meninduksi proses
virulensi.

Teknik pengendalian dan Pengelolaan


Di Indonesia pengetahuan mengenai penyakit busuk basah pada kubis-kubisan
masih sangat terbatas, sehingga anjuran yang mantap untuk mengendallikan penyakit
tersebut belum dapat diberikan. Untuk sementara Machmud (1984) memberikan
anjuran sebagai berikut L
1. Sanitasi. Menjaga Kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman sakit sebelum
penanaman.
2. Menanam dengan jarak yang tidak terlalu rapat untuk menghindarkan
kelembaban yang terlalu tinggi, terutama di musim hujan.
3. Pada waktu memelihara tanaman diusahakan untuk sejauh mungkin
menghindari terjadinya luka yang tidak perlu, khususnya pada waktu
menyerang.
4. Pengendalian pasca panen dilakukan dengan
a. Mencucui tanaman dengna air yang mengandung chlorin
b. Mengurangi terjadinya luka pada waktu penyimpanan dan
pengangkutan
c. Menyimpan dalam ruangan yang cukup kering, mempunyai
ventilasi yang cukup, sejuk dan difumigasinya sebalumnya.
Untuk mencuci tanaman dapat juga di pakai boraks 7,5% (Anom, 1979)
Daftar Pustaka
Semangun, Haryono. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Holtikultura di
Indonesia.Gajah Mada University Press. Bulak Sumur : Jogyakarta.
Soetoro. Hikmat, Atje. Cahyaniati. 1994. Pengelolaan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Secara Terpadu Pada Tanaman Kubis. Direktorat Jendral Pertanian
Tanaman Pangan Direktorat Bina Perlindungan Tanaman : Jakarta
http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Erwinia_carotovora
http://www.ebi.ac.uk/2can/genomes/bacteria/Erwinia_carotovora.html

Vous aimerez peut-être aussi