Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I.I
LATAR BELAKANG
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi
mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya
sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran sebagai akibat perubahan
lingkungan dari dalam uterus ke luar uterus. Maka bayi menerima rangsangan yang bersifat
kimiawi, mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan
metabolik, pernafasan , sirkulasi dan lain-lain. Hal ini untuk mengenal / menemukan kelainan
yang perlu mendapat tindakan segera yang berhubungan dengan bayi baru lahir.
I.II
TUJUAN
Untuk mengetahui lebih jauh tentang adaptasi fisiologis fetus dari intrauterin ke
ekstrauterin.
Untuk menambah pengetahuan yang lebih mendetail.
Untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing
I.III
MANFAAT
Sebagai bahan acuan sebagai seorang calon bidan dalam mengamati transisi
kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri.
Sebagai bahan refrensi untuk mahasiswa kedepannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I
DEFINISI
Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas, maka
individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain. Adaptasi adalah
penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan baru.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan
interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi)
ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Jadi dapat disimpulkan adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu
(BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim
ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang
paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi,
dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Adapun tujuan utama dari adaptasi fisiologi BBL adalah untuk mempertahankan hidupnya secara
mandiri dengan cara :
1. Bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri.
2. Mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup.
3. Mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi
yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.Adaptasi neonatal
adalah Perubahan secara fungsional daripada kehidupanintrauterin kepada kehidupan
ekstrauterin. Mampu beradaptasi akan menjadihomeostasis, gagal beradaptasi akan menjadi
morbiditi.
dan
alveolus
akan
sepenuhnya
berkembang,
walaupun
janin
ini
alveolus,
saraf
pusat
menimbulkan
pernapasan
yang
teratur
dan
-paru
basah
dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama
udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru
dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e) Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh
darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak
ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam
alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan
memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas
dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan
merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
B. Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk
membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi dua perubahan
besar :
a) Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b) Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara
mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
C. Vaskularisasi
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.
Untuk membuat sirkulasi yang baik,kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan
besar :
Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
Perubahan duktus anteriosus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi/
meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
1. Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium
kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu
sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir
ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh
meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan
relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paruparu mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen kanan ini
dan penusuran pada atrium kiri, foramen avali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secra
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi
jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Vena umbilicus : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta
ke permukaan dalam hepar
Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dekstra
ke dalam ventriculus sinistra
Ductus arteriousus : merupakan bypass yang terbentang dari ventriculus dexter dan
aorta desendens
Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke
plasenta. Pada feniculus umbilicus, arteri ini dikenal sebagai arteri umbilicalis, arteri
ini dikenal sebagai arteri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal
sebagai arteri hypogaastica.
Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan
dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengambalikan darah ke vena
cava inferior.
Vena cava inferior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstermitas superior ke
atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior
melewati vulvula tricuspidalis masuk ke dalam venriculus dexter.
Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena venticulus dexter ke
dalam aorta descendens untuk memasok darah bagiabdomen, pelvis dan ekstermitas
inferior.
Perbedaan
Sirkulasi fulmonal
Sirkulasi fetus
Aktif, kurang berkembang
Sirkulasi neonatal
Aktif,perkembangan
meningkat
Foramen ovale
Terbuka
Tertutup
Duktus
arteriosus Terbuka
Tertutup
bottali
4
Terbuka
Tertutup
Sirkulasi sistemik
Aktif
dengan
meningkatnya resisten
D. Sistem Hematologi
Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru yang
besar (lebih tinggi dibanding tahanan vaskular sistemik = SVR) hanya 10 % dari keluaran
ventrikal kanan yang sampai paru,sedangkan sisanya (90%) terjadi sbunting kanan dan ke kiri
melalui duktus arteriosus bottali.
Pada waktu bayi lahir,terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak (saat umbilical
cord dipotong/dijepit), tekanan atrium kanan menjadi rendah, tahanan pembuluh darah sistemik
(SVR) naik dan pada saat yang sama paru mengembang, tahanan vaskular paru menyebabkan
penutupan foramen ovale (menutup setelah beberapa minggu), aliran darah di duktus arteriosus
bottali berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan duktus
arteriosus bottali berbalik pada kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan
disebabkan kontraksi otot polos pada akhir arteri pulmonalis dan secara anatomis pada usia 2-3
minggu.
Pada neonatus, reaksi pembuluh darah masih sangat kurang sehingga keadaan kehilangan
darah,dehidrasi,dan kelebihan volume juga sangat kurang cermat dan teliti. Tekanan sistolik
merupakan indikator yang baik untuk adekuat terhadap penggantian volume. Otoregulasi aliran
darah otak pada bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60130mmHg. Frekuensi nadi bayi rata-rata 120 x/menit dengan tekanan darah sekitar 80/60 mmHg.
Afinitas oksigen dan hemoglobin, konsentrasi hemoglobin janin dan ibu berbeda pada
saat kehamilan cukup bulan. Hemoglobin ibu mencapai hampir 12 g/100ml, berbeda dengan
hemoglobin janin, yang berkisar 15g/100 ml. Tiap gram hemoglobin mampu mengangkut 1,34
ml oksigen. Kemampuan ini menigkat kemampuan darah janin untuk mengangkut oksigen
ditambah lagi afinitas oksigen darah janin yang tinggi memudahkan perpindahan oksigen dari
ibu ke janin.
E. Sistem Imunologi
Pada kehamilan 8 minggu telah ditemukan limfosit, dengan tuanya kehamilan maka
limfosit juga banyak ditemukan dalam ferifer dan terdapat pula limfe. Sel-sel limpoit membentuk
molekul immunoglobulin gamma G yang merupakan gabungan immunuglobulin gamma A
gamma M. Gamma G dibentuk paling banyak setelah 2 bulan bayi dilahirkan. Gamma G
globulin janin didapat dari ibu melalui plasenta. Bila terjadi infeksi maka janin mengadakan
reaksi dengan flasma sitosis, penambahan folikellimfoit dan sintesis gamma M immunoglobulin.
Gamma A immunoglobulin telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan banyak ditemukan
segera setelah lahir, khususnya sekret dari traktus urogenital.
Gamma M immunoglobulin meningkat segera setelah bayi dilahirkan setara dengan
keadaaan flora normal dalam saluran pencernaan. Gamma M immunoglobulin 1000 kali lebih
efekti dari gamma G immunoglobulin dalam mengatasi infeksi dalam saluran pencernaan. Akan
tetapi bayi hanya dilindungi oleh gamma G immunoglobulin dari ibu dan terbatas kadarnya juga
kurangnya gamma A immunoglobulin yang menyebabkan neonatus berkemungkinan besar untuk
mengalami infeksi dan sepis.
Neonatus mewarisi banyak kekebalan dari ibunya karena banyak antibodi berdifusi dari
darah ibu melalui plasenta masuk fetus. Akan tetapi, neonatus sendiri tidak membentuk antibodi
yang bermakna. Menjelang akhir bulan pertama, gamma globulin bayi yang mengandung
antibodi, turun sampai kurang dari separuh kadar semula disertai penurunan kekebalan
sebanding. Kemudian proses imunisasi bayi mulai membentuk antibodi, dan konsentrasi gamma
globulin pada hakekatnya kembali ke normal menjelang usia 6 sampai 20 tahun.
10
Sistem imunitas bayi baru lahir belum matang sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadaf bebagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan
alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri atas struktur pertahanan tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi , seperti berikut ini.
1. Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
2. Fungsi saringan saluran nafas.
3. Pembentukan kolni mikroba oleh kulit dan usus.
4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
F. Sistem Gastrointestinal
Sistem gastrointestinal pada bayi baru lahir cukup bulan relatif matur. Sebelum lahir,
janin cukup bulan mempraktikkan perilaku menghisap dan menelan. Refleks muntah dan batuk
yang matur telah lengkap pada saat lahir. Sfingter jantung (sambungan esofagus bawah dan
lambung) tidak sempurna, yang membuat regurgitasi isi lambung dalam jumlah banyak pada
bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambungpada bayi cukup terbatas, kurang dari 30 cc
untuk bayi baru lahir cukup bulan.
Usus bayi baru lahir relatif tidak matur. Sistem otot yang menyusun organ tersebut lebih
tipis dan kurang efisien dibandingkan pada orang dewasa sehingga gelombang feristaltik tidak
dapat diprediksikan. Kolon pada BBL cenderung mengalami kompliksi kehilangan cairan.
Kondisi ini mebuat penyakit diare kemungkinan besar serius pada bayi muda.
Kemampuan neonatus mencerna,mengabsorpsi, dan memetabolisme makanan tidak
berbeda dari anak-anak. Namun , ada tiga pengecualian, yaitu sebagai berikut :
1. Sekresi amilase pankreas pada neonatus tidak mencukupi sehingga bayi menggunakan
hati kurang adekuat dari pada anak-anak. Namun, bayi mudah mengasimilasi disakarida
dan monosakarida.
2. Absorpsi lemak dari saluran pencernaan sedikit kurang daripada anak-anak. Akibatnya,
penggunaan susu dengan kadar lemak tinggi seperti susu sapi sering tidak adekuat.
3. Oleh karena fungsi hati selama paling sedikit seminggu pertama kehidupan tidak
sempurnah, konsentrasi glukosa dalam darah tidak stabil dan sering rendah.
11
Untuk menjalankan fungsinya, otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan
tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir,bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu
cepat (1-2 jam).
Tiga cara koreksi penurunan gula darah adalah sebagai berikut.
1. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong harus didorong untuk
menyusu agar ASI cepat keluar).
2. Melalui penggunaan cadangan glikogen.
3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis).
Neonatal yang tidak mampu mencerna makanan dalam jumlah cukup akan menciptakan
glukosa dari glikogen. Glikogenesis hanya dapat terjadi jika bayi mempunyai cadangan glikogen
yang cukup.
Pada kehamilan 4 bulan hepar janin berfungsi dalam proses metabolisme karbohodrat dan
hemopoesis, glikogen, vitamin A, dan D disimpa dalam hati. Setelah bayi lahir sampanan
glikogen akan dipakai dengan cepat. Sebagian kecil billirubin dioalh oleh hepar janin dan
disalurkan ke usus melalui saluran empedu dimana dialami oksidasi dijadikan biliverdin. Pigmen
inilah yang membuat warna mekonium kehijau-hijauan.
Pada pertengahan kehamilan, fetus mencernakandan mengabsorpsi cairan amnion dalam
jumlah besar selama 2-3 bulan kemudian, saluran pencernaan mencapai fungsi seperti neonatus
normal.
G. Termoregulasi Dan Adaptasi Mekanisme Kehilangan Panas
Pada saat didalam rahim ibu, janin tidak perlu mengatur suhu tubuh, hal ini di sebabkan
karena suhu di dalam uterus berfluktuasi sedikit. Suhu janin biasanya lebih tinggi 0,6C dari
pada suhu ibu. Pada saat lahir, faktor yang berperan dlam kehilangan panas pada bayi baru lahir
meliputi area permukaan tubuh bayi baru lahir yang luas, berbagai tingkat insulsi lemak
subkutan, dan derjat fleksi oto. Kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam mengdalikan suhu
secra adekuat sampai dua hari stelah lahir.
12
Pada saat lahir, pada umumnya akan kehilangan panas tubuh, hal ini di sebabkan oleh
beberapa faktor meliputi:
1. Memiliki area permukaan tubuh yang relatif lebih besar dari massanya
2. Memiliki kulit yang tipis dan permeable terhadap panas
3. Memiliki lemak subkutan yang sedikit untuk insulasi (terhadap panas)
4. Memiliki kapasitas yang masih terbatas untuk membentuk panas
5. Kemampuannya untuk menghasilkan panas dan resfon simpatis yang sangat buruk.
Mekanisme kehilangan panas pada neonatus berupa :
a) Kehlangan panas melalui koveksi ditentukan oleh perbedaan antara suhu kulit dan udara,
dan pergerakan udra sekitar. Konveksi merupakan penyebab penting kehilangan panas
pada bayi baru lahir.
b) Kehilangan panas melalui konduksi adalah kehilangan panas dengan cara perpindahan
panas dari kulit ke permukaan padat dimana bayi berkontak langsung
c) Kehilangan panas melalui radiasi bergantung pada perbedaan suhu antara kulit dan
permukaan di sekelilingnya, yaitu dinding isolatr (incobatur), atau jika di bawah
pengaruh penghangat radian, jendela dan dinding ruangan.bayi kehingan panas melalui
gelombang elektromagnetik dari kulit ke permuaan sekitar
d) Kehilangan panas melalui evaporasi terjadi pada saat lahir, ketika kulit basah bayi harus
dikeringkan dan dibugkus dengan handuk hangat. Panas hilang ketika aor menguap dari
kulit atau pernafasan.
H. Sistem Ginjal
Ginajal BBL menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan
filtrasi glomerulus. Kondisi ini mudah menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi
tubulus tidak matur sehingga menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah besar dan
ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu mengonsentrasikan urine dengan
baik, yang tercermin dalam berat jenis urin dan osmolalitas yang rendah. Bayi baru lahir
mengekresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, sering kali hanya 30-60 ml.
13
14
15
16
SKOR APGAR :
SCORE
APGAR
Appearance
0
Biru pucat
muda
Pulse
Tidak teraba
< 100
> 100
Grimace
Tidak ada
Lambat
Menangis kuat
Activity
Lemas/lumpuh
Respiratory
Tidak ada
merah
tungkai
tungkai
baik/reaksi melawan
Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan.
Jumlahkan hasilnya
Penilaian :
17
18
19
kepala tumpang tindih yang disebut moulding atau moulase. Keadaan ini normal
kembali setelah beberapa hari sehingga ubun ubun mudah diraba. Perhatikan
ukuran dan ketegangannya.
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intracranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat dehidrasi. Terkadang
teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena
adanya trisomi 21.
Periksa adanya trauma kelahiran misalnya : caput suksedaneum, sefalhematoma,
perdarahan subaponeurotik/ fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan
congenital seperti : anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
2) Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang
rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan
yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom
tertentu (Pierre robin). Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini
dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
3) Mata
Hipertelorisme okular, mata dengan jarak lebar, jarak lebih dari 3 cm antara
kantus mata bagaian dalam dapat dideteksi. Periksa jumlah, posisi atau letak mata.
Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna. Periksa
adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran
kemudian sebagai kekeruhan pada kornea.
Katarak congenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina. Periksa adanya trauma seperti
palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina, adanya secret pada mata,
konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat terjadi panoftalmia dan menyebabkan
20
21
hepato-splenomegali
kemungkinan
adanya
atau
enterokolitis
tumor
lainnya.
vesikalis,
Jika
omfalokel
perut
atau
kembung
duktus
omfaloentriskus persisten.
9) Kelamin
Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya verniks dan smegma (kelenjer
kecil yang terletak di bawah prepusium mensekresi bahan yang seperti keju) pada
lekukan. Labia mayora normalnya menutupi labia minora dan klitoris. Klitoris
normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang ditemukan, diduga pengaruh
hormon ibu disebut juga psedomenstruasi. Normalnya terdapat umbai himen.
Pada bayi laki-laki rugae normalnya tampak pada skrotum dan kedua testis turun
kedalam skrotum. Meatus urinarius normalnya terletak pada ujung glands penis.
Epispadia adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi meatus
berada dipermukaan dorsal. Hipospadia untuk menjelaskan kondisi meatus berada
dipermukaan ventral penis.
10) Ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas bagian atas normalnya fleksi dengan baik, dengan gerakan yang
simetris. Refleks menggenggam normalnya ada. Kelemahan otot parstial atau
komplet dapat menandakan trauma pada pleksus brakhialis. Nadi brakhialis
22
normalnya ada. Ekstremitas bagian bawah normalnya pendek, bengkok dan fleksi
dengan baik. Nadi femoralis dan pedis normalnya ada.
11) Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan atau cekungan, lesung atau
bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abnormalitas medulla
spinalis atau kolumna vertebra.
12) Kulit
Verniks (tidak perlu dibersihkan karena adanya untuk menjaga kehangatan tubuh
bayi), warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam, tanda tanda lahir.
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan.
13) Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan tetap tidak
berubah sampai masa dewasa. Beberapa refleks lain normalnya ada waktu lahir,
yang menunjukkan imaturitas neurologis, refleks refleks tersebut akan hilang
pada tahun pertama. Tidak adanya refleks refleks ini menandakan masalah
neurologis yang serius.
23
BAB III
PENUTUP
III.I
KESIMPULAN
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan
24
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Merencanakan tindakan
8)
25
III.II SARAN
1. Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan yang
baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir sehingga
dapat menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan yang lebih
intensif jika ditemukan adanya masalah.
2. Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang
benar terkait dengan bayi baru lahir.
26
DAFTAR PUSTAKA
Dewi. Hilda Syntia ,S.SiT.2012 Biologi Reproduksi. Bantul Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Wulanda,Ayu Febri.2011. Biologi Refroduksi. Jakarta: Salemba Medika.
Syahrum,dr.Mohamad Hatta,Dkk. 1994. Reproduksi Dan Embriologi. Jakarta: FKUI.
Tucker,Susan Martin.2004. Pemantauan & Pengkajian Janin. Edisi 4. Jakarta:EGC.
Jannah,Nurul.2011. Biologi Reproduksi. Untuk Mahasiswa Kebidanan.Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Mirawati,Dwi.2010. Buku Ajar Bilogi Reproduksi.Jakarta: EGC.
Bagian Obstetri & Ginekologi UNPAD.1983.Obstetri Fisiologi.Bandung.
Behrman,dkk.(2000).Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC
Farrer, Helen.(1999). Perawatan Maternitas: Ed. 2. Jakarta : EGC.
Winknjsastro, Hanifa.(2005).Ilmu Kebidanan Ed 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwon
Prawirohardjo
Ngastiyah, (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA-FKUI, (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Infomedika
Sumber :
http://bidanlia.blogspot.com/2008/12/adaptasi-bayi-baru-lahir.html
http://bidandhila.blogspot.com/2009/01/perubahan-fisiologi-adaptasi-fisik-pada.html
http://sudraja.blogspot.com/2012/04/adaptasi-fisiologis-bayi-baru-lahir.html
http://yunitaarini.blogspot.com/2013/05/adaptasi-fisiologi-fetus-dari-inta.html
27