Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Kelompok 1
BAB III
Tinjauan Kasus
I. PENGKAJIAN
Klien masuk Rumah Sakit
: 8 November 2013
Tanggal Pengkajian
: 11 November 2013
Identitas
Nama pasien
Usia
: Nn. U
: 23 tahun
Penanggung jawab :
Nama Ibu
: Ny. S
: 50 tahun
No registrasi
: 7453921
Usia
Agama
: Islam
Agama
Suku
: Jawa
Pendidikan : SD
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Pekerjaan
:-
Alamat
Alamat
: Islam
: Petani
: Jepara
: Jepara
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada kaki kanan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengalami patah tulang cruris dextra pada bulan Desember tahun 2012. Kemudian
dilakukan pemasangan orif. Setelah perawatan luka selama kurang lebih 6 bulan jaringan
di sekitar luka berubah warna menjadi hitam. Pada bulan Oktober pasien memeriksakan
kondisi lukanya ke RS Muhamadyah Jepara. Di RS tersebut kemudian lakukan
debridement dan dirujuk ke RSDK untuk pengambilan orif dan pemasangan oref. Pada
tanggal 8 November 2013 Pasien masuk rawat inap di RSDK dengan keluhan nyeri pada
kaki kanan dan penanganan lanjut terhadap frakturnya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah memiliki penyakit
serius.
Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
:Hubungan perkawinan
5.
: Tinggal serumah
TD
110/80 mmHg
HR
74x/menit
RR
18x/menit
T
370C
Keterangan
Mesoshepal
Rambut berwarna hitam , bersih, panjang sebahu.
Simetris, sklera tidak ikterik, pupil ishokor,
konjungtiva tidak anemis
Simetris, tidak terdapat benjolan dan tampak
bersih
Simetris, tidak terlihat secret, tidak terdapat
pernafasan cuping hidung.
Membran mukosa mulut dan bibir lembab, kondisi
mulut bersih
Trakea posisi di garis tengah, tidak teraba
pembesaran kelenjar tiroid atau kaku leher
c) Jantung
Tgl/jam
11-112013
Inspeksi
-
Palpasi
Ictus
Cordis
teraba di
SIC V
Perkusi
Tidak
terdapat
pembesaran
jantung
Auskultasi
Bunyi jantung I-II
murni
d) Paru-paru
Tgl/jam
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
11-112013
Tidak terdapat
retraksi dinding
dada,
pengembangan
paru simetris
Taktil
fremitus
kanan=kiri
Sonor
seluruh
lapang
paru
Bunyi napas
vesikuler
e) Abdomen
Tgl/jam
11-112013
Inspeksi
Tampak
datar,
tidak ada
asites
Auskultasi
Terdapat
bising usus
Palpasi
Tidak ada nyeri
tekan, teraba massa
keras di bagian usus
besar descendent.
Perkusi
Suara
tympani
f) Ekstremitas
Terdapat jaringan nekrosis pada sekitar luka. Terdapat luka yang terbuka bekas
debridement.
Ekstremitas atas
Tgl/ja
m
11-112013
Lema
s
Tidak
Kanan
Edem Terasa
a
Sensasi
sentuha
n
Tidak
Ya
Nyer
i
Lema
s
Tida
k
Tidak
Kiri
Edem Terasa
a
Sensasi
sentuha
n
Tidak
Ya
Nyer
i
Tida
k
Ekstremitas bawah
Tgl/ja
m
11-112013
Lemas
Tidak
dapat
digerakkan
Kanan
Edem
Terasa
a
Sensasi
sentuha
n
Tidak
Ya
Nyer
i
Lema
s
Ya
Tidak
Kiri
Edem
Terasa
a
Sensasi
sentuha
n
Tidak
Ya
g) Sistem integumen
Tgl/jam
Warna kulit
Turgor
11-112013
Sawo
matang
elastis
Mukos
a bibir
lembab
Capilar
Refill
<2
detik
Dekubitus
Tidak ada
Nyeri
Tidak
h) Motorik
Kekuata
n Otot
Tonus
Otot
Ekstremitas Atas
Kanan
Kiri
5
5
Baik
Ekstremitas Bawah
Kanan
Kiri
0
5
Baik
Atrofi
Baik
Kesad
aran
Membuka
mata
Respon
motorik
Respon
verbal
Total
GCS
Nyeri
Kaki
11-112013
Comp
osmen
tis
15
Ya
2) Syaraf Kranial
a. Nervus I (olfaktorius): penciuman klien baik (normal), dapat membedakan bau.
b. Nervus II (optikus): reflek cahaya positif, tidak ada kebutaan, medan penglihatan
normal dan klien tidak buta warna.
c. Nervus III,IV,VI (okulomotorius, troklearis, abdusen): gerakan bola mata
volunteer, tidak ada nistagmus.
d. Nervus V (trigeminus): klien mampu membuka mulut dengan normal, mampu
mengunyah, mampu mengigit, mampu merasakan sensasi nyeri pada wajah dan
reflek kornea normal.
e. Nervus VII (fasialis): klien mampu mengerutkan dahi, senyum simetris,
mengangkat alis, menutup mata dan rasa kecap lidah normal.
f. Nervus VIII (akustikus): klien mampu mendengar suara bisikan, dan
mendengarkan detik arloji.
g. Nervus IX (Glosofangieus): klien mampu merasakan asam dan asin.
h. Nervus X (vagus): klien mampu menelan.
i. Nervus XI (asesorius): klien mampu mengangkat bahu
Ekstremitas superior
Dextra
Sinistra
+
+
+
+
+
+
+
+
Ekstremitas Inferior
Dextra
Sinistra
+
0
5
Atrofi
Baik
4) Status mental
Neurosensori
Orientasi
Memori
Penampilan
Perilaku
Komunikasi
Kognitif
Konsentrasi
Keterangan
Baik
Baik
Lemas dan mobilisasi minimal
Klien mengalami bedrest, hanya
terbaring dan tirah baring
Jelas, tetapi dengan suara yang pelan
dan lembut
Daya pikir spontan, alamiah dan masuk
akal
Baik
Setelah masuk RS :
Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk, dan sayur sesuai
diit yang disediakan oleh RS. Klien mengatakan hanya memakan setengah porsi
yang disediakan. Klien tidak mengeluhkan mual muntah, tidak menggunakan alat
bantu makan (NGT). Bising usus 2 kali per menit. Klien mengatakan minum air
putih sekitar 1500 cc per hari. Antropometri : BB tidak terkaji, TB 155 cm, LILA
24 cm. Biochemical : Hb 13,4 mg/dl, clinical sign : klien tampak lemah, turgor
kulit baik. Diit nasi lauk sayur biasa porsi tidak dihabiskan. Klien mengatakan
menghindari makanan yang amis seperti telur, udang, daging ayam, dan ikan
karena kata tetangga dapat membuat luka menjadi gatal. IMT tidak terkaji.
Keluaran urin tidak terkaji.
c. Eliminasi
Sebelum masuk RS : klien mengatakan BAB sehari sekali dengan karakteristik
lunak, BAK lebih dari 3 kali dalam sehari dengan lancar tanpa kesulitan.
Setelah masuk RS : klien mengatakan BAK lebih dari 3 kali dalam sehari dengan
karakteristik normal dan pengeluaran lancar tanpa menggunakan kateter. Klien
mengatakan BAB 7 hari sekali dengan karakteristik keras.
d. Termoregulasi
Sebelum masuk RS :
Klien tidak pernah demam atau pun menggigil ketika dirumah.
Setelah masuk RS :
Ketika dikaji suhu tubuh klien 370C. Klien mengatakan merasa kepanasan
apalagi di malam hari.
e. Aktivitas dan Latihan
Sebelum masuk RS : klien mengatakan sebelum sakit klien adalah mahasiswa di
salah satu universitas swasta di Jepara.
Setelah masuk RS : klien hanya berbaring atau duduk di bed karena tidak
memiliki kegiatan yang lain dan berhenti kuliah.
f. Seksualitas
Sebelum masuk RS : klien masih lajang.
Setelah masuk RS : klien masih lajang.
g. Konsep diri
- Citra tubuh : klien mengatakan kurang nyaman bila ada orang yang melihat
-
kuliahnya lagi.
Ideal diri : klien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat berjalan lagi.
Identitas diri : klien mengatakan tidak memiliki kebingungan dengan identitas
dirinya.
30 okt
Interpret
12 nov
Interpreta
2013
asi
2013
si
13.4
40.4
4.78
28.0
84.5
33.2
10.4
373
16.5
6.97
13.4
39.9
4.8
28.1
83.6
33.6
10.1
413
13.1
8.3
92
93
16
0.51
-
4.7
24
0.72
2.3
139
3.8
103
140
3.7
101
b) Pemeriksaan Radiologi
0.61
Negatif
Dosis
16 tpm IV
Ceftriaxon
e
2x1 gr IV
Indikasi
Mengembalikan keseimbangan
elektrolit pada keadaan
dehidrasi dan syok
hipovolemik. Ringer laktat
menjadi kurang disukai karena
menyebabkan hiperkloremia
dan asidosis metabolik, karena
akan menyebabkan
penumpukan asam laktat yang
tinggi akibat metabolisme
anaerob.
Infeksi-infeksi yang
disebabkan oleh patogen yang
sensitif terhadap Ceftriaxone,
seperti: infeksi saluran nafas,
infeksi THT, infeksi saluran
Kontraindikasi
Hipernatremia, kelainan
ginjal, kerusakan sel hati,
asidosis laktat.
Hipersensitif terhadap
cephalosporin dan penicillin
(sebagai reaksi alergi
silang).
Ranitidin
2x50 mg
IV
Ketorolac
3x30 mg
Penderita gangguan
fungsi ginjal
Wanita hamil dan
menyusui
Pasien yang sebelumnya
pernah mengalami alergi
dengan obat ini, karena ada
kemungkinan sensitivitas
silang.
Pasien yang
menunjukkan manifestasi
alergi serius akibat
pemberian Asetosal atau
obat anti-inflamasi
nonsteroid lain.
Pasien yang menderita
ulkus peptikum aktif.
Penyakit serebrovaskular
yang dicurigai maupun
yang sudah pasti.
Diatesis hemoragik
termasuk gangguan
koagulasi.
Sindrom polip nasal
lengkap atau parsial,
angioedema atau
bronkospasme.
Terapi bersamaan dengan
ASA dan NSAID lain.
Hipovolemia akibat
dehidrasi atau sebab lain.
Gangguan ginjal derajat
sedang sampai berat
(kreatinin serum >160
mmol/L).
Riwayat asma.
Pasien pasca operasi
II.
N
o
1
ANALISA DATA
Data Fokus
Masalah
Etiologi
DS :
Klien mengatakan nyeri dengan karakteristik:
P : kaki yang patah jika digerakkan maupun
Nyeri kronis
Ketunadayaan
fisik kronis
(fraktur).
Risiko tinggi
infeksi
Pajanan
mikroorganisme
pada insisi post
pemasangan orif.
Konstipasi
Kurang
aktivitas fisik.
Konstipasi
berhubungan
dengan Kurang
aktivitas fisik.
tidak.
Q : tajam
R : kaki kanan
S:5
T : setiap saat terutama ketika digerakkan dan
diganti balutan.
klien mengeluh nyeri pada luka kaki kanan yang
mengalami patah tulang.
DO :
Hasil foto rontgent menyatakan adanya patahan
pada tulang tibia dan fibula dextra.
DS : DO :
Terdapat luka jahitan pada kaki kanan.
Terdapat jaringan nekrosis pada sekitar luka.
Termadapat luka yang terbuka bekas
debridement.
leukosit : 10.400 mmk (4000-11000), Hb 13.4
mg/dl
DS:
Klien mengatakan terjadi perubahan
pola BAB yakni setiap 7 hari sekali.
Klien mengatakan BAB keras
DO:
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri kronis
berhubungan dengan
ketunadayaan fisik
kronis (fraktur).
Ttd
III.
No
1
2
3
4
fraktur
Hambatan mobilitas
fisik berhubungan
dengan fraktur.
IV.
INTERVENSI
N
o
1
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri kronis
berhubungan dengan
ketunadayaan fisik
Kode
NIC
6680
Prioritas
High
Medium
Medium
Low
Intervensi
Vital Sign Monitoring :
1. Monitor tekanan darah, nadi, dan status respirasi
2. Monitor tanda-tanda sianosis
Ttd
kronis (fraktur).
2210
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan tidak
terjadi infeksi, dengan
kriteria hasil:
a. Tidak terdapat
tanda-tanda
infeksi
b. Hasil lab : Leukosit
dalam batas
normal (3,6-11,0 x
103/L)
6550
Konstipasi
Setelah dilakukan
0440
Pain Management :
1. Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan faktor pencetus terjadinya nyeri
2. Observasi respons non verbal pasienterhadap
nyeri
3. Sediakan informasi tentang nyeri yang dialami,
penyebabnya, lama, dan cara untuk mengatasinya
4. Ajarkan tehnik nyeri non farmakologis (relaksasi,
nafas dalam, dan masase)
5. Evaluasi tindakan dalam mengontrol nyeri yang
telah dilakukan
Analgesic administration :
1. Periksa riwayat adanya alergi obat pada klien
2. Kolaborasikan pemberian analgesik kepada klien
Infection control
1. Observasi tanda dan gejala infeksi
2. Kaji temperatur tiap 4 jam
3. Kaji warna kulit, kelembaban, tekstur, turgor kulit.
4. Tingkatkan cairan intake
5. Istirahat yang adekuat
6. Pastikan perawatan luka secara tepat
7. Catat dan laporkan nilai laboratorium (leukosit,
protein,serum, albumin)
8. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda
gejala infeksi
9. Kolaborasi: pemberian antibiotik
Bowel Training
berhubungan
dengan Kurang
aktivitas fisik.
V.
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan klien
dapat BAB dengan
lancar, dengan kriteria
hasil:
a. BAB minimal 2 hari
sekali.
b. feses lembek
IMPLEMENTASI
Tanggal,
Jam
14
Novembe
r 2012
No
.
Dx
1
Implementasi
Respon
TTD
S:
klien mengatakan tidak sesak
O:
klien tampak tidak sesak nafas, TD 110/80
mmHg, HR 74x/menit, RR 18x/menit, dan suhu
360C
Husnul
Asni
S:
klien mengatakan tidak merasa panas badannya.
O:
warna kulit kecoklatan. Kulit teraba hangat,
suhu 360C. Capillary refill 3 detik, konjungtiva
tidak anemis.
3. Mengkaji lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan
faktor pencetus terjadinya nyeri
S:
klien mengatakan sakit di luka bekas operasinya
nyeri terasa saat menggerakkan kepala, saat
terkena gesekan dengan bantal. Sakit terasa
cekit-cekit dan perih.
O:
pengkajian PQRST
P : kepala bergerak, mobilisasi, gesekan.
Q : cekit-cekit, perih tersayat.
R : kepala (luka post-craniotomy)
S:5
T: ketika kepala bergerak, mobilisasi,
gesekan
S:O:
klien tampak meringis menahan sakit.
S:
klien mengatakan mau diajari nafas dalam
O:
klien tampak mengangguk dan mengikuti
menarik nafas dalam saat diajari oleh perawat.
S:
klien mengatakan masih merasa sakit di luka
operasinya tetapi merasa lebih nyaman dengan
menarik nafas dalam.
O:
klien tampak tenang saat menjawab pertanyaan
perawat.
S: O:
klien tampak tenang saat diberi injeksi ketorolac
30 mg secara IV
Husnul
Asni
S:
klien mengatakan mau untuk minum banyak air
putih.
O:
Klien mengangguk dan bersedia untuk minum
banyak air putih. Klien mendapat infuse RL 20
tpm tiap hari selama 24 jam.
S:
Klien mengatakan tidur cukup lama
O:
Klien tampak mengangguk dan tenang saat
ditanya perawat.
S:O:
Klien mendapat program ganti balut setiap hari
dengan peralatan dan cara yang steril.
S:O:
Nilai laboratorium klien tanggal 12 November
adalah leukosit : 18.000 mmk, Hb 12.8 mg/dl
S:
Keluarga mengatakan akan melapor pada
perawat jika ada panas tinggi, demam maupun
keluhan lainnya.
O:
Klien tampak mengerti saat diminta melapor jika
15
Novembe
r 2012
S:O:
Klien tampak tenang. Klien mendapat injeksi
antibiotic Ceftriaxone 2 gram melalui IV dan
infuse Metronidazole 500 mg melalui IV
S:
klien mengatakan tidak sesak
O:
klien tampak tidak sesak nafas, TD 120/70
mmHg, HR 82x/menit, RR 20x/menit, dan suhu
36,7oC
S:
klien mengatakan tidak merasa panas badannya.
O:
warna kulit kecoklatan. Kulit teraba hangat,
suhu 36,7oC. Capillary refill 3 detik, konjungtiva
tidak anemis.
S:
klien mengatakan masih sakit di luka bekas
operasinya, nyeri terasa saat menggerakkan
kepala, saat terkena gesekan dengan bantal.
Sakit terasa cekit-cekit dan perih.
O:
pengkajian PQRST
P : kepala bergerak, mobilisasi, gesekan.
Q : cekit-cekit, perih tersayat.
R : kepala (luka post-craniotomy),
S:5
Husnul
Asni
S:O:
klien tampak meringis menahan sakit.
S: O:
klien tampak mengikuti anjuran perawat untuk
menarik nafas dalam.
S:
klien mengatakan masih merasa sakit di luka
operasinya tetapi merasa lebih nyaman dengan
menarik nafas dalam.
O:
klien tampak tenang saat menjawab pertanyaan
perawat.
S: O:
klien tampak tenang saat diberi injeksi ketorolac
30 mg secara IV
Husnul
Asni
O:
Klien mendapat program ganti balut setiap hari
dengan peralatan dan cara yang steril.
7. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang
tanda-tanda gejala infeksi
16
Novembe
r 2012
S:
Keluarga mengatakan akan melapor pada
perawat jika ada panas tinggi, demam maupun
keluhan lainnya.
O:
Klien tampak mengerti saat diminta melapor jika
ada tanda-tanda infeksi.
S:O:
Klien tampak tenang. Klien mendapat injeksi
antibiotic Ceftriaxone 2 gram melalui IV dan
infuse Metronidazole 500 mg melalui IV
S:
klien mengatakan tidak sesak
O:
klien tampak tidak sesak nafas, TD 110/70
mmHg, HR 84x/menit, RR 20x/menit, dan suhu
36,40C
S:
klien mengatakan tidak merasa panas badannya.
O:
warna kulit kecoklatan. Kulit teraba hangat,
suhu 36,40C. Capillary refill 3 detik, konjungtiva
tidak anemis.
Husnul
Asni
S:
klien mengatakan sakit di luka bekas operasinya
nyeri terasa saat menggerakkan kepala, saat
terkena gesekan dengan bantal. Sakit terasa
cekit-cekit dan perih.
O:
pengkajian PQRST
P : kepala bergerak, mobilisasi, gesekan.
Q : cekit-cekit, perih tersayat.
R : kepala (luka post-craniotomy)
S:5
T: ketika kepala bergerak, mobilisasi,
gesekan
S:O:
klien tampak meringis menahan sakit.
S:
klien mengatakan masih merasa sakit di luka
operasinya tetapi merasa lebih nyaman dengan
menarik afas dalam.
O:
klien tampak tenang saat menjawab pertanyaan
perawat.
S: O:
7. Kolaborasi: memberikan analgesik klien tampak tenang saat diberi injeksi ketorolac
30 mg secara IV
kepada klien
S:
klien mengatakan badannya tidak panas.
O:
Kulit klien teraba hangat, tidak panas. Luka
tampak bersih, tidak ada pus saat dilakukan
ganti balut. Kulit tampak kecoklatan agak
sedikit kemerahan.
S:
klien mengatakan badannya tidak panas.
O:
Suhu klien 36oC
S:O:
3. Mengkaji warna kulit, kelembaban, tekstur, Kulit klien teraba hangat, warna kulit kecoklatan
turgor kulit.
agak kemerahan di sekitar luka. Kulit agak
kering, turgor kulit 3 detik.
S:
klien mengatakan mau untuk minum banyak air
putih.
O:
Klien mengangguk dan bersedia untuk minum
banyak air putih. Klien mendapat infuse RL 20
tpm tiap hari selama 24 jam.
S:
Klien mengatakan tidur cukup lama
Husnul
Asni
VI.
O:
Klien tampak mengangguk dan tenang saat
ditanya perawat.
S:O:
Klien mendapat program ganti balut setiap hari
S:O:
Klien mendapat program ganti balut setiap hari
dengan peralatan dan cara yang steril.
S:O:
Nilai laboratorium klien tanggal 12 November
adalah leukosit : 18.000 mmk, Hb 12.8 mg/dl
S:O:
Klien tampak tenang. Klien mendapat injeksi
antibiotic Ceftriaxone 2 gram melalui IV dan
infuse Metronidazole 500 mg melalui IV
EVALUASI
Tanggal, jam
14 November
2012
14.00 WIB
No.
Dx
1
Evaluasi
TTD
S:
Klien mengatakan sakit di luka bekas operasinya, nyeri terasa sekali saat menggerakkan
kepala, saat terkena gesekan dengan bantal. Sakit terasa cekit-cekit dan perih. Klien
Husnul
Asni
mengatakan badannya tidak panas dan tidak sesak nafas. Klien mengatakan tidak merasa
mual dan tidak muntah.
O:
Wajah klien tampak meringis menahan sakit. Warna kulit kecoklatan. Kulit teraba hangat,
suhu 360C. Capillary refill 3 detik, konjungtiva tidak anemis. Klien tampak tidak sesak
nafas, TD 110/80 mmHg, HR 74x/menit, RR 18x/menit, dan suhu 36oC. Klien tidak
kejang.
pengkajian PQRST
P : kepala bergerak, mobilisasi, gesekan.
Q : cekit-cekit, perih tersayat.
R : kepala (luka post-craniotomy).
S:5
T: ketika kepala bergerak, mobilisasi,gesekan
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi: Vital Sign Monitoring (Monitor tekanan darah, nadi, dan status
respirasi, Monitor tanda-tanda sianosis, Monitor warna kulit, suhu, kapilary refill,
konjungtiva), Pain Management (Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
faktor pencetus terjadinya nyeri, Observasi respons non verbal pasienterhadap nyeri,
Sediakan informasi tentang nyeri yang dialami, penyebabnya, lama, dan cara untuk
mengatasinya, Ajarkan tehnik nyeri non farmakologis (relaksasi, nafas dalam, dan
masase), Evaluasi tindakan dalam mengontrol nyeri yang telah dilakukan), dan Analgesic
administration (Periksa riwayat adanya alergi obat pada klien, Kolaborasikan pemberian
analgesik kepada klien)
S:
Husnul
Asni
O:
Luas luka dekubitus pada punggung sekitar 4x4 cm2 dan 4x5 cm2 sedangkan luka
dekubitus pada kedua tungkai sekitar 3x2 cm2. TD 110/80 mmHg, HR 74x/menit, RR
18x/menit, dan suhu 36oC. Leukosit : 18.000 mmk (4000-11000), Hb 12.8 mg/dl
A:
Masalah belum teratasi
15 November
2012
14.00 WIB
P:
Lanjutkan intervensi: Infection control (Observasi tanda dan gejala infeksi, Kaji
temperatur tiap 4 jam, Kaji warna kulit, kelembaban, tekstur, turgor kulit, Tingkatkan
cairan intake, Istirahat yang adekuat, Pastikan perawatan luka secara tepat, Catat dan
laporkan nilai laboratorium (leukosit, protein,serum, albumin), Ajarkan pasien dan
keluarga tentang tanda-tanda gejala infeksi, Kolaborasi: pemberian antibiotic)
S:
Klien mengatakan masih sakit di luka bekas operasinya, nyeri terasa sekali saat
menggerakkan kepala, saat terkena gesekan dengan bantal. Sakit terasa cekit-cekit dan
perih. Klien mengatakan badannya tidak panas dan tidak sesak nafas. Klien mengatakan
tidak merasa mual dan tidak muntah.
O:
Wajah klien tampak meringis menahan sakit. Warna kulit kecoklatan. Kulit teraba hangat,
suhu 360C. Capillary refill 3 detik, konjungtiva tidak anemis. Klien tampak tidak sesak
nafas, TD 120/70 mmHg, HR 82x/menit, RR 20x/menit, dan suhu 36,7oC. Klien tidak
kejang.
pengkajian PQRST
P : kepala bergerak, mobilisasi, gesekan.
Husnul
Asni
P:
Lanjutkan intervensi: Vital Sign Monitoring (Monitor tekanan darah, nadi, dan status
respirasi, Monitor tanda-tanda sianosis, Monitor warna kulit, suhu, kapilary refill,
konjungtiva), Pain Management (Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
faktor pencetus terjadinya nyeri, Observasi respons non verbal pasienterhadap nyeri,
Sediakan informasi tentang nyeri yang dialami, penyebabnya, lama, dan cara untuk
mengatasinya, Ajarkan tehnik nyeri non farmakologis (relaksasi, nafas dalam, dan
masase), Evaluasi tindakan dalam mengontrol nyeri yang telah dilakukan), dan Analgesic
administration (Periksa riwayat adanya alergi obat pada klien, Kolaborasikan pemberian
analgesik kepada klien)
S:
Klien mengatakan badannya tidak panas.
O:
Luas luka dekubitus pada punggung sekitar 4x4 cm2 dan 4x5 cm2 sedangkan luka
dekubitus pada kedua tungkai sekitar 3x2 cm2. TD 110/80 mmHg, HR 74x/menit, RR
18x/menit, dan suhu 36oC. Leukosit : 18.000 mmk (4000-11000), Hb 12.8 mg/dl
A:
Masalah belum teratasi
Husnul
Asni
16 November
2012
14.00 WIB
P:
Lanjutkan intervensi: Infection control (Observasi tanda dan gejala infeksi, Kaji
temperatur tiap 4 jam, Kaji warna kulit, kelembaban, tekstur, turgor kulit, Tingkatkan
cairan intake, Istirahat yang adekuat, Pastikan perawatan luka secara tepat, Catat dan
laporkan nilai laboratorium (leukosit, protein,serum, albumin), Ajarkan pasien dan
keluarga tentang tanda-tanda gejala infeksi, Kolaborasi: pemberian antibiotic)
S:
Klien mengatakan sakit di luka bekas operasinya, nyeri terasa sekali saat menggerakkan
kepala, saat terkena gesekan dengan bantal. Sakit terasa cekit-cekit dan perih. Klien
mengatakan badannya tidak panas dan tidak sesak nafas. Klien mengatakan tidak merasa
mual dan tidak muntah. Klien mengatakan sakitnya sudah mendingan dibanding saat
pertama habis operasi.
O:
Wajah klien tampak lebih tenang walaupun sesekali tampak meringis menahan sakit saat
dilakukan ganti balut. Klien sudah dipindahkan dari ruang pengawasan ke ruang rawat
inap biasa. Warna kulit kecoklatan. Kulit teraba hangat, suhu 360C. Capillary refill 3 detik,
konjungtiva tidak anemis. Klien tampak tidak sesak nafas, TD 110/70 mmHg, HR
84x/menit, RR 20x/menit, dan suhu 36,40C. Klien tidak kejang.
pengkajian PQRST
P : kepala bergerak, mobilisasi, gesekan.
Q : cekit-cekit, perih tersayat.
R : kepala (luka post-craniotomy).
S:4
T: ketika kepala bergerak, mobilisasi,gesekan
A:
Masalah teratasi sebagian
Husnul
Asni
P:
Lanjutkan intervensi: Vital Sign Monitoring (Monitor tekanan darah, nadi, dan status
respirasi, Monitor tanda-tanda sianosis, Monitor warna kulit, suhu, kapilary refill,
konjungtiva), Pain Management (Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
faktor pencetus terjadinya nyeri, Observasi respons non verbal pasienterhadap nyeri,
Sediakan informasi tentang nyeri yang dialami, penyebabnya, lama, dan cara untuk
mengatasinya, Ajarkan tehnik nyeri non farmakologis (relaksasi, nafas dalam, dan
masase), Evaluasi tindakan dalam mengontrol nyeri yang telah dilakukan), dan Analgesic
administration (Periksa riwayat adanya alergi obat pada klien, Kolaborasikan pemberian
analgesik kepada klien)
S:
Klien mengatakan badannya tidak panas.
O:
Luas luka dekubitus pada punggung sekitar 4x4 cm2 dan 4x5 cm2 sedangkan luka
dekubitus pada kedua tungkai sekitar 3x2 cm2. TD 110/80 mmHg, HR 74x/menit, RR
18x/menit, dan suhu 36oC. Leukosit : 18.000 mmk (4000-11000), Hb 12.8 mg/dl. Luka
klien di kepala (craniotomy) semakin membaik. Jahitan mulai kering.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi: Infection control (Observasi tanda dan gejala infeksi, Kaji
temperatur tiap 4 jam, Kaji warna kulit, kelembaban, tekstur, turgor kulit, Tingkatkan
cairan intake, Istirahat yang adekuat, Pastikan perawatan luka secara tepat, Catat dan
laporkan nilai laboratorium (leukosit, protein,serum, albumin), Ajarkan pasien dan
keluarga tentang tanda-tanda gejala infeksi, Kolaborasi: pemberian antibiotic)
Husnul
Asni