Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Indonesia, Manusia sekarang bukan keturunan dari Pithecantropus atau Meganthropus. Kita
adalah keturunan manusia jenis Homo Sapiens. Manusia jenis Homo Sapiens inilah yang ciricirinya mirip dengan manusia sekarang. Tahukah kalian dari mana asal mula nenek moyang
bangsa Indonesia?
Ras Mongoloid : berkulit kuning, tinggi badan cukup, hidung menonjol sedikit (tidak
mancung, tetapi juga tidak pesek), menyebar ke Asia Tengah, Asia Timur, Asia
Selatan, dan Asia Tenggara.
Ras Kaukasoid : berkulit putih, tinggi, badan jangkung, hidung mancung, menyebar di
Eropa dan Asia kecil (Timur Tengah).
Ras Negroid : berkulit hitam, bibir tebal, rambut keriting, menyebar di Afrika,
Australia, dan Iran.
Hasil penyelidikan Von Hiene Geldern tentang penyebaran kapak persegi, menyimpulkan
bahwa jenis manusia Homo Sapiens bukan asli dari Indonesia. Nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari daerah Campa, Cochin China, Kamboja, dan daerah-daerah di
sepanjang pantai di Teluk Tonkin. Sementara itu, kalau dilihat dari pangkal kebudayaannya,
mereka berasal dari wilayah Yunnan di Tiongkok Selatan. Mereka termasuk rumpun bangsa
Austronesia. Rumpun bangsa Austronesia terdiri atas dua subspesies/ras, yaitu ras Mongoloid
dan ras Austro Melanesoid. Mereka inilah nenek moyang bangsa Indonesia sesungguhnya.
Ternyata, kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia tidak serempak. Mereka datang secara
bergelombang yang secara garis besar terbagi dalam dua gelombang.
a. Gelombang Pertama
Asal Usul Dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia - Gelombang pertama
diperkirakan datang sekitar tahun 2000 SM1500 SM. Dari Vietnam ini, rombongan orangorang dari Yunnan terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama meneruskan
perjalanan dan berlayar sampai ke Malaka, Sumatra, Jawa, Bali, dan tempat-tempat lain,
seperti di Kalimantan Barat. Kemudian, kelompok yang lain (kelompok kedua) berlayar ke
arah perairan Laut Cina Selatan, terus ke Kepulauan Filipina, Sulawesi, Maluku sampai ke
Irian.
Kelompok pertama yang berlayar ke wilayah Malaka, Sumatra, Jawa, Bali, dan tempattempat lain, seperti di Kalimantan Barat termasuk ras Mongoloid. Mereka inilah yang
membawa dan menyebarkan beliung atau kapak persegi ke berbagai daerah tersebut. Kapak
persegi adalah alat yang sangat mendukung untuk mengerjakan sawah (untuk kegiatan
pertanian). Daerah-daerah yang dilewati dan ditempati ras Mongoloid, seperti Malaka, Jawa,
dan Sumatra merupakan daerah perkembangan pertanian. Kelompok kedua yang bergerak
dan berlayar sampai ke Sulawesi, Maluku, Irian, dan sekitarnya adalah orang-orang Ras
Austro Melanesoid. Mereka inilah yang membawa dan menyebarkan kapak lonjong. Kapak
lonjong ini umumnya menyebar di Indonesia bagian timur. Kapak lonjong banyak digunakan
untuk bekerja di ladang, perkebunan, atau hutan.
b. Gelombang Kedua
Asal Usul Dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia - Kedatangan nenek moyang
bangsa Indonesia gelombang kedua diperkirakan terjadi sekitar tahun 500 SM. Pada waktu
itu, orangorang Austronesia bergerak dari Tonkin, terus melewati Malaka (Malaysia) Barat.
Mereka menyebar ke Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
dan sekitarnya. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa kedatangan nenek moyang bangsa
Indonesia gelombang kedua ini hanya satu kelompok besar, yaitu orang-orang Austronesia.
Mereka menyebar ke Indonesia melalui Indonesia bagian barat. Orang-orang Yunnan ataupun
Tonkin yang termasuk rumpun bangsa Austronesia, baik itu Ras Mongoloid maupun Austro
Melanesoid, baik yang datang pada gelombang pertama maupun yang datang pada
gelombang kedua, menetap di Kepulauan Indonesia. Mereka bercampur dan berpadu
membentuk komunitas di Kepulauan Indonesia. Merekalah yang menjadi nenek moyang
bangsa Indonesia. Dengan demikian, nenek moyang bangsa
Indonesia bukanlah mereka yang dikenal dengan Pithecantrhopus atau Meganthropus,
melainkan orang-orang dari Yunnan yang datang secara bergelombang ke Indonesia.
Mengapa nenek moyang kita melakukan perjalanan sejauh itu?
Diperkirakan pada masa tersebut situasi di Asia Tengah (termasuk daerah Yunnan) terjadi
persaingan ketat antarsuku. Akibatnya, nenek moyang kita menyingkir untuk mencari
kehidupan yang lebih aman. Selain itu, mereka juga ingin mendapatkan daerah baru yang
lebih
makmur untuk memenuhi kehidupannya. Karena dorongan untuk maju itulah, nenek moyang
rela melakukan perjalanan jauh dengan peralatan sederhana. Padahal, mereka menghadapi
rintangan yang ganas dan sulit.