Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Spektroskopi
massa
merupakan
teknik
yang
penting
dalam
untuk
ionisasi
kimia,
sensitivitas
ionisasi
kimia,
metode-metode
pembentukan ion pada ionisasi kimia dan contoh-contoh gas reagen yang
dapat digunakan, metode pemasukan sampel serta analit yang dapat diuji
dengan metode ini. Diharapkan agar makalah ini dapat memperbanyak
ilmu mengenai teknik ionisasi kimia dalam spektroskopi massa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan Umum Spektroskopi Massa
Spektroskopi
massa
merupakan
teknik
yang
penting
dalam
Aplikasi
spektroskopi
massa
meliputi
indentifikasi
dan
merupakan
jantung
dari
ini
Ionisasi
kimia
berbeda
dengan
metode
ionisasi
lainnya
karena
hinggi
untuk
gas
reagen
(beberapa
10 2
Pa)
tanpa
paparan ion keluar. Portal untuk inlet referensi, kromatografi gas (KG) dan
pelacak utama (Direct Probe, DIP) harus dipasang dengan erat ke sistem
inlet selama operasi berlangsung, DIP kosong dipasang meski ketika inlet
lainnya memperbolehkan aliran sampel ke dalam volume ion (4)
Gas reagen dimasukkan secara langsung ke dalam volume ion untuk
memastikan tekanan maksimum di dalam dengan kehilangan sumber ion
induk yang minimum (Gambar 2). Selama proses ionisasi kimia, tekanan
pada sumber ion induk secara tipikal meningkat sebesar 20-50 faktor bila
dibandingkan dengan tekanan lingkungan dari instrumen, yaitu 5 10 4
103 Pa. selain itu, kecepatan pompa yang cukup ( 200 ls 1) merupakan
hal yang penting untuk mempertahankan operasi yang stabil untuk mode
ionisasi kimia. Energi untuk elektron primer dipilih untuk diatur pada
kisaran sekitar 200 eV, karena energi yang rendah dapat mempersulit
penetrasi gas reagen (4).
Gambar 2. Gambaran skematik dari sumber ion untuk ionisasi kimia (sumber:
Gross JH. Mass Spectrometry: A Textbook. 2nd Edition. 2010. Pp. 333)
reaksi
kompetisi
kimia
sehingga
sensitivitasnya
sangat
[MH] +
ion
elektron yang setara, pertukaran ion [4] menghasilkan ion radikal dengan
energi internal yang bersfat sama dengan ion molekular pada ionisasi
elekron (EI) berenergi rendah. Ion-ion [M+H] + dan [MH]+ sebagai ion
kuasimolekular karena ion-ion ini terdiri dari molekul analit utuh dan dapat
terdeteksi sebagai kesatuan, tidak berupa ion molekular ketika ionisasi
kimia atau metode ionisasi lembut lainnya dilakukan. Biasanya, istilah ini
juga diaplikasikan pada ion [M+alkali] + yang dihasilkan oleh metode
ionisasi lembut lainnya (4).
II.6.1 Ionisasi Kimia dengan Protonasi
Terbentuknya ion [M+H]+ disebabkan proses bimolekular antar ion dan
bagian netral suatu molekul disebut autoprotonasi atau self-CI. Biasanya,
autoprotonasi merupakan fenomena yang tidak diinginkan pada EI-MS.
Ion [M+1] yang berasal dari autoprotonasi menjadi lebih banyak seiring
dengan peningkatan tekanan dan penurunan suhu dari sumber ion
pembentukan ion [M+1] dipermudah bila analit bersifat sangat mudah
menguap
atau
memiliki
hidrogen
asamsehingga
self-CI
dapat
13
reagen
pengionisasi
lebih
rendah
dibanding
suatu
plasma,
terdapatnya elektron bebas, proton dan berbagai ion dan radikal secara
bertahap menyebabkan gas ini disebut gas reagen plasma (4).
Gambar 4. Persentase dari ionisasi total di atas 12 m/z (% 12) dari (a) CH4+, m/z
16, dan CH5+, m/z 17, dan (b) CH 3+, m/z 15, and C2H5+, m/z 29, sebagai fungsi dari
tekanan CH4 pada energi elektron 100 ev dan suhu sumber ion 50 C ( _____) dan 175
C (-----); 100 mTorr = 13.33 Pa (Sumber: Gross JH. Mass Spectrometry: A Textbook.
2nd Edition. 2010. Pp. 335)
Gambar 5. Konsentrasi relatif dari ion CH5+ dan H3O+ vs.tekanan dari campuran CH4
(99 %) and H2O (1 %). 1 Torr = 133 Pa (Sumber: Gross JH. Mass Spectrometry: A
Textbook. 2nd Edition. 2010. Pp. 337)
Gambar 6. Perbandingan dari (a) spektrum EI 70 eV dan (b) spektrum CI gas reagen
metana dari asam amino metionin. Fragmentasi sangat berkurang pada spektra CI
(Sumber: Gross JH. Mass Spectrometry: A Textbook. 2nd Edition. 2010. Pp. 338)
hidrogen,
isobutana,
amonia,
dimetileter,
diisopropileter,
aseton,
Gambar 7. Spektra standar EI versus CI ion positif dari isobutan (atas) dan amonia
(bawah). Amonia membentuk ion kluster yang melimpah pada CI (Sumber: Gross
JH. Mass Spectrometry: A Textbook. 2nd Edition. 2010. Pp. 339)
Gambar 8. Perbandingan dari spektra (a) EI 70 eV dan (b) isobutana-CI dari gliserol.
Dibanding ion molekular, ion kuasimolekular [M+H] + dapat diamati. Sebagai
tambahan dari [M+H]+, spektrum CI menunjukkan beberapa ion fragmen dan sinyal
ion kluster [2M+H]+ yang lemah (Sumber: Gross JH. Mass Spectrometry: A
Textbook. 2nd Edition. 2010. Pp. 339)
Tabel 1. Gas Reagen PICI yang Biasa Digunakan
Gas
Reagen
Ion
Reaktan
Molekul Netral
dari Ion Reaktan
H2
H3+
CH ,(C2H5+
dan
C3H5+)
H2
Afinitas
Proton dari
Produk Netral
424
CH4
552
[M+H]+ ([M+C2H5]+
dan [M+C3H5]+)
+
5
CH4
Analyte Ions
[M+H]+, [MH]+
i-C4H10
t-C4H9+
i-C4H8
820
[M+H]+,
([M+C4H9]+,
pada akhirnya
[M+C3H3]+,
[M+C3H5]+ dan
[M+C3H7]+)
NH3
NH4+
NH3
854
[M+H]+, [M+NH4]+
sedikit di atas IE(M); dan fragmentasi menyeluruh akan terjadi bila RE (X+)
jauh lebih besar dibandingkan IE (M). Kelembutan dari CE-CI dapat diatur
dnegan memilih gas reagen dengan RE yang cocok. Untungnya,
perbedaan antara RE dan IE cukup kecil dan kecuali akurasi yang tinggi
dibutuhkan, data IE dapat digunakan untuk mengestimasi efek dari gas
reagen CE (4).
II.6.2.3. Gas Reagen untuk CE-CI
Gas yang digunakan untuk CE-CI cukup beragam. Gas reagen seperti
hidrogan atau metana juga dapat mempengaruhi pertukaran muatan.
Secara umum, komponen murni digunakan sebagai gas reagen CE
namun sebaiknya gas diencerkan dengan nitrogen inert atau terkadang
menggunakan gas penyangga reaktif (Tabel 2). Dibandingkan dengan
kondisi protonasi untuk ionisasi kimia, gas reagen umumnya diberikan
pada tekanan rendah (1580 Pa). Energi elektron primer dilaporkan
berada pada kisaran 100-600 eV. Gas reagen yang banyak digunakan
meliputi klorobenzen, benzen, karbon disulfida, xenon, karbon oksisulfida,
karbon monoksida, nitrogen oksida, dinitrogen oksida, nitrogen dan argon.
Contoh: spektra sikloheksan dibandingkan dengan spektra EI 70eV. Gas
reagen CE berbeda menunjukkan derajat fragmentasi berbeda (Gambar
9). Intesitas relatif dari ion molekular meningkat seiring penurunan RE dari
gas reagen. Spektra massa CE-CI hampir menyerupai spektra EI energi
rendah karena ion molekular terbentuk melalui pertukaran muatan. Karena
sensitivitas CE-CI lebih baik dibandingkan EI energi rendah, CE-CI lebih
kondisi
penangkapan
elektron,
terdapat
tiga
mekanisme
dibandingkan
pada
Gambar
10.
Grafik
ini
menunjukkan
Gambar 10. Energetika dari (a) penangkapan elektron resonansi, (b) penangkapan
elektron disosiatif, dan (c) pembentukan pasangan ion (Sumber: Gross JH. Mass
Spectrometry: A Textbook. 2nd Edition. 2010. Pp. 346)
dari
molekul
umumnya
ditentukan
oleh
atom
dengan
EA [eV]
0,729
0,805
0,890
1,006
1,049
1,084
1,184
1,292
1,300
II.6.3.5 Aplikasi EC
EC, terutama ketika dikombinasi dengan GC-MS, secara luas
digunakan untuk memantau polutan lingkungan seperti toksafen, dioksin,
pestisida, metaboli terhalogenasi, bahan peledak dan lain-lain (4).
II.7 Pemasukan Sampel pada Ionisasi Kimia
dianlisis dengan metode PICI dan metode ini lebih menguntungkan bila
puncak ion molekular pada EI tidak ada atau sangat lemah. CE-CI dan EC
berperan ketika selektivitas dan/atau sensitivitas yang tinggi untuk suatu
senyawa diinginkan (Tabel 4). Kisaran massa tipikal untuk ionisasi kimia
berkisar antara 80 hingga 1200 u. pada DCI, molekul hingga 2000 u
merupakan standar, namun molekul berukuran hingga 6000 u masih dapat
digunakan (4).
Tabel 4. Metode Ionisasi Kimia untuk Berbagai Analit Berbeda
Analit
Sifat termodinamik
Contoh
Metode Ionisasi
Kimia yang
Disarankan
Polaritas rendah,
tanpa heteroatom
Polaritas rendah
hingga sedang,
satu atau dua
heteroatom
Polaritas sedang
hingga tinggi,
beberapa
heteroatom
IE rendah hingga
sedang, EA rendah
IE rendah hingga
sedang, PA sedang
hingga tinggi, EA
rendah
Alkana, alkena,
hidrokarbon aromatik
CE
PICI, CE
IE rendah hingga
sedang, PA tinggi,
EA rendah
Polaritas rendah
atau tinggi,
halogen (terutama
F atau Cl)
IE sedang, PA
rendah, EA sedang
hingga tinggi
Polaritas tinggi,
berat molekul
sedang hingga
besar
IE rendah hingga
sedang, PA tinggi,
EA rendah
Dekomposisi produk
Polisakarida,
pada IE rendah
komponen humat,
hingga sedang, PA
polimer sintetik
tinggi, EA rendah
IE: energi ionisasi, PA: afinitas proton, EA: afinitas elektron
Polaritas tinggi,
berat molekul
besar
PICI
EC
DCI
Py-DCI
BAB III
KESIMPULAN
Ionisasi kimia merupakan teknik ionisasi lembut yang memproduksi
ion dengan menggunakan energi dalam jumlah kecil. Keuntungan ionsasi
kimia terletak pada fragmentasi molekul yang lebih sedikit serta
spektranya yang unik. Terdapat empat jalur utama pembentukan ion dari
suatu analit netral M pada ionisasi kimia yakni transfer proton, adisi
elektrofilik, pemisahan anion dan pertukaran muatan. Ionisasi kimia dapat
diterapkan pada berbagai aplikas dan pemilihan metode ionisasi untuk
ionisasi kimia suatu sampel akan bergantung pada beberapa faktor seperti
polaritas sampel, berat molekul sampel, energi ionisasi serta afinitas
proton dan elektronnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
NAMA
NIM
: P2500213401
KELAS
: SAINS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015