Vous êtes sur la page 1sur 9

ASKEP GANGGUAN MOBILISASI

Pengertian Mobilitas & Immobilitas


a. Mobilitas
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dengan
tujuan memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya.
Jenis-jenis Mobilitas
Mobilitas Penuh merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara penuh
dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan peran sehari-hari.
Mobilitas Sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
dan tak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan syaraf
motorik dan sensorik.
Mobilitas Sebagian Temporer merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya sementara. Kemungkinan disebabkan oleh trauma
pada muskuloskeletal, Contoh: adanya dislokasi sendi dan tulang.
Mobilitas Sebagian Permanen merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan rusaknya sistem
syaraf yang reversibel, contoh: hemiplegia akibat stroke, paraplegi karena cedera
tulang belakang.
Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas

Gaya Hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas


seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
Proses Penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas
karena dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang
menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas
bagian bawah.
Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan.contoh,
orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh, memiliki kemampuan mobilitas yang kuat
dibandingkan dengan orang yang karena adat budaya tertentu dibatasi aktifitasnya.
Tingkat Energi. Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat
melakukan mobilitas yang baik dibutuhkan energi yang cukup.
Usia dan Status Perkembangan. Terdapatperbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia
yang berbeda.

Konsep Dasar Mobilitas

Mobilitas adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan
mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas antara lain :
a. Gaya hidup
Belajar tentang nilai dari aktifitas lingkungan keluarga & lingkungan di luar rumah
Pengaruh faktor budaya terhadap aktifitas
b. Ketidakmampuan
Kelemahan fisik & mental yg menghalangi seseorang untuk melaksanakan aktifitas
kehidupan. ketidakmampuan dibagi atas 2 yaitu ketidakmampuan primer dan sekunder
c. Tingkat energy
Pada tiap individu bervariasi tingkat energinya.
a. Usia
Usia mempengaruhi tingkat aktifitas dikaitkan dengan tingkat perkembangan dari sejak
lahir sampai dengan usia lanjut.

b. Immobilitas
Keadaan dimana individu tidak dapat bergerak dengan bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakan.
Jenis Imobilitas
Fisik, pembatasan pergerakan secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya
gangguan komplikasi pergerakan, ex: pasien hemiplegi, fraktur.
Intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya pikir,
seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
Emosional, keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional
karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri, stres berat karena
adanya bedah amputasi.
Sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam berinteraksi sosial karena
keadaan penyakitnya sehingga mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
Perubahan Sistem Tubuh Akibat Imobilitas
- Perubahan Metabolisme
- Penurunan kecepatan metabolisme dalam tubuh ( BMR )
- Kekurangan energi untuk perbaikan sel
- Mempengaruhi gangguan oksigenasi sel
- Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit
- Persediaan protein menurun dan konsentrasi prosein serum berkurang
- Berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial menyebabkan
udema,sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
- Gangguan Perubahan zat gizi
- Disebabkan input protein dan kalori menurun
- Pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun.
- Gangguan Fungsi gastrointestinal

- Imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna sehingga timbul keluhan kembung,
mual, dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan eliminasi.
- Perubahan sistem pernapasan
- Kadar Hb menurun menyebabkan penurunan aliran oksigen ke alveoli jaringan menurun,
sehinga mengakibatkan anemia.
- Ekspansi paru menurun, Terjadi kelemahan otot yang dapat menyebabkan proses metabolisme
terganggu
- Perubahan Kardiovaskuler
- Hipotensi ortostatik, kemampuan syaraf otonom yang menurun. Pada posisi tetap dan lama
reflek neovaskuler akan menurun menyebabkan vasokonstriksi, kemudian darah terkumpul pada
vena bagian bawah sehingga darah ke sistem sirkulasi pusat terhambat, sehingga jantung akan
meningkatkan kerjanya
- Perubahan sistem Muskuloskeletal
- Gangguan muskuler, massa otot menurun, kekuatan otot menurun, atropi massa otot
- Gangguan skeletal, mudah terjadinya kontraktur sendi dan osteoporosis.
- Perubahan sistem Integumen, Penurunan elastisitas kulit karena penurunan sirkulasi darah,
terjadi iskemia serta nekrosis pada jaringan superficial dengan adanya luka dekubitus sebagai
akibat tekanan kulit yang kuat dan sirkulasi menurun ke jaringan.
- Perubahan Eliminasi, penurunan jumlah urine yang mungkin disebabkan oleh kurangnya
asupan dan penurunan curah jantung sehingga aliran darah renal dan urine berkurang.
- Perubahan Perilaku, timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi,
perubahan siklus tidur, menurunnya koping mekanisme, penurunan motifasi belajar.
Konsep Dasar Tentang Imobilitas
Imobilitas merupakan manifestasi klinis akibat adanya gangguan anatomi dan fisiologi
yang menimbulkan keterbatasan dalam melakukan pergerakan seperti berjalan, duduk dan
bangun dari tempat tidur. 3 Alasan dari Imobilitas :
1. Pembatasan gerak yang sifatnya terapeutik
2. Pembatasan yang tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan primer
3. Pembatasan secara otomatis sampai dengan gaya hidup
Tingkat Imobilitas
Bervariasi
Komplit : pada pasien tidak sadar
a. Parsal : pada pasien fraktur kaki
b. Pembatasan aktifitas karena alasan kesehatan; klien sesak nafas tidak boleh naik
tangga.
Bedres
a. Bedrest Total : Klien tidak boleh bergerak dari tempat tidur & tidak boleh pergi ke
kamar mandi atau duduk di kursi.
b. Bedrest : Klien istirahat di tempat tidur kecuali ketika ia pergi kemar mandi

PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOSOSIAL AKIBAT MOBILISASI DAN


IMOBILISASI
1. Perubahan Fisiologi
Mobilisasi
Mengacu pada terbentuknya system integument, kardiovaskuler, respirasi,
pencernaan,perkemihan,muskuluskeletal, dan neurosensoris kearah yang lebih baik atau normal.
Imobilisasi
1. Sistem Integument
Kerusakan intergritas kulit seperti abrasi dan dekubitus.
2. Sistem kardiovaskuler

3.

4.

5.
6.
7.

- Penurunan Kardiak Reserve


- Peningkatan Beban Kerja Jantung
- Hipotensi Ortostatik
- Phlebotrombos
Sistem respirasia.
a. Penurunan kapasitas vital
b. penurunan ventilasi volunteer maksimal
c. Penurunan ventilasi atau perfusi setempat
d. Mekanisme batuk yang menurun
Sistem pencernaan
a.Anoreksia
b.Metabolisme (kecepatan metabolisme, metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein)
Sistem perkemihan
Menyebabkan perubahan pada eliminasi urin.
Sistem musculoskeletal
Menyebabkan penurunan massa otot.
Sistem neurosensoris
menyebabkan kerusakan jaringan dan menimbulkan gangguan saraf.

2. Perubahan psikososial
A. Mobilisasi
Menyebabkan emosional intelektual, sensori, dan sosiokultural ke arah yang lebih baik
atau normal.
B. Imobilisasi
a. Depresi
b. Perubahan Tingkah Laku
c. Perubahan Siklus Bangun Tidur
d. Penurunan Kemampuan Pemecahan Masalah

PRINSIP MEKANIKA TUBUH :


1.
2.

Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan mencegah kecacatan.
Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat untuk mengankat,
memindahkan dan mengubah posisi pasien.
3. Ketika merancanakan untuk memindahkan pasien, atur utnuk bantuan yang adekuat. Gunakan
alat bantu mekanika jika bantuan tidak mencukupi. R/ Dua orang tenaga kes. Mengangkat
secara bersama-sama membagi beban kerja menjadi 50%.
4. Jaga punggung, leher, pelvis dan kaki lurus. Cegah terpelintir. R/ hal ini mendukung
kemampuan dan kekuatan pasien dengan meminimalkan beban kerja.
5. Fleksikan lutut : buat kaki tetap lebar. R/ dasar yang luas meningkatkan kestabilan.
6. Dekatkan tubuh tenaga kesehatan dengan pasien (objek yang akan diangkat). R/
meminimalkan gaya pengangkatan 5 Kg pada setinggi pinggang sama dengan 50 Kg pada
setinggi lengan.
7. Gunakan lengan dan tungkai bukan pungggung. R/ otot tungkai lebih kuat, makin besar otot
makin besar kemampuan kerja tanpa cedera.
8. Tarik pasien kearah penariknya menggunakan seprai yang dapat ditarik. R/ menarik
membutuhkan lebih sedikit tenaga dari pada mengangkat. Seprai yang dapat ditarik
meminimalkan gaya gesek, yang dapat merusak kulit pasien.
9. Rapatkan otot abdomen dan gluteal untuk persiapan bergerak. R/ mempersiapkan otot serentak
akan meminimlakan usaha mengangkat beban.
10. Seseorang dengan beban yang sangat berat diangkat bersama, dengan dipimpin seorang dengan
menghitung sampai tiga. R/ mengangkat secara serentak akan meminimalkan beban untuk
beberapa orang pengangkat.

1.
2.
3.
4.

Kondisi patologis yang mempengaruhi mobilisasi :


Kelainan postur ( kondisi congenital )
Gangguan perkembangan otot mis distropi muskuler
Kerusakan sistem saraf pusat mis stroke, cidera kepala, mengitis.
Trauma langsung pada system musculoskeletal mis memar, kontusio, salah urat dan faktur.

Factor-faktor yangmempengaruhi body dan pergerakan :


Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neuromuskuler dan tubuh secara proposional,
psotur, pergerakan dan reflex akan berfungsi secara optimal.
2. Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh dan immobilitas akan mempengaruhi pergerakan tubuh.
3. Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, dan obesitas dapat menebabkan
pergerakan menjadi kurang bebas.
4. Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas seseorang.
1.

5.

Kelemahan neuromuskuler dan sckeletal, kesusahan dapat menghilangkan semangat


sehingga kurang aktivitas.
6. Pekerjaan
Sesorang yang bekerja dikantor kurang melakukan aktivitas bila dibndingakan dengan petani
atau buruh.

1.

Factor-faktor yang mempengaruhi kurangnya pergerakan ( immobilisasi)


Gangguan musculoskeletal
a. Osteoporosis
b. Atropi
c. Kontraktur
d. Kekakuan dan sakit sendi
2. Gangguan kardiavaskuler
a. Posrutal hipotensi
b. Valodilatasi vena
c. Peningkatan penggunaan Valsava manuver
3. Gangguan system respirasi
a. Penurunan gerakan pernapasan
b. Bertambahnya sekresi pernafasan
c. Atelektasis
d. Hipistatis pneumonia

ASUHAN KEPERWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Tingkat aktivitas sehari- hari : pola aktivitas sehari-hari, jenis dan lamanya latihan
aktivitas.
b. Tingkat kelelahan : aktivitas yang membuat lelah, riwayat sesak nafas.
c. Gangguan pergerakan : penyebab gangguan pergerakan, tanda dan gejala, efek dari
ganguan pergerakan.
- Tingkat kesadaran
- Postur/ bentuk tubuh
- Ekstreminasi
2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Intoleransi aktivitas : kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energy
fisiologi dan psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kemungkinan penyebab :
- Kelemahan umum
- Bedrest yang lama / immobilisasi
- Motivasi berkurang
- Pembatasan pergekan
Kemungkinan ditemukan data :
- Verbal mengatakan adanya kelemahan
- Sesak nafas / pucat

- Kesulitan dalam pernapasan


- Abnormal nadi, TD terhadap respon aktivitas
Kondisi klinis
- Anemia
- Gagal ginjal kronik
- Gagal jantung
- Kardiak aritmia
- Gangguan metabolisme
- Gangguan musculoskeletal
Tujuan yang diharapkan
- Kelemahan yang berkurang
- Bervartisipasi dalam perawatan diri
- Mempertahankan kemapuan aktivitas seoptimal mungkin

ASUHAN KEPERWATAN
1.

PENGKAJIAN
a. Tingkat aktivitas sehari- hari : pola aktivitas sehari-hari, jenis dan lamanya latihan
aktivitas.
b. Tingkat kelelahan : aktivitas yang membuat lelah, riwayat sesak nafas.
c. Gangguan pergerakan : penyebab gangguan pergerakan, tanda dan gejala, efek dari
ganguan pergerakan.
- Tingkat kesadaran
- Postur/ bentuk tubuh
- Ekstreminasi

2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Intoleransi aktivitas : kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energy
fisiologi dan psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kemungkinan penyebab :
- Kelemahan umum
- Bedrest yang lama / immobilisasi
- Motivasi berkurang
- Pembatasan pergekan
Kemungkinan ditemukan data :
- Verbal mengatakan adanya kelemahan
- Sesak nafas / pucat
- Kesulitan dalam pernapasan
- Abnormal nadi, TD terhadap respon aktivitas
Kondisi klinis
- Anemia
- Gagal ginjal kronik
- Gagal jantung
- Kardiak aritmia
- Gangguan metabolisme
- Gangguan musculoskeletal
Tujuan yang diharapkan
- Kelemahan yang berkurang
- Bervartisipasi dalam perawatan diri
- Mempertahankan kemapuan aktivitas seoptimal mungkin

Vous aimerez peut-être aussi