Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
No.
1.
Kegiatan
Bimbingan dengan
dosen pembimbing
Orientasi lahan
Pengumpulan
data
Penyusunan
Instrumen
Pengkajian
Konsul
Pembimbing
Pengelolaan
Pelayanan Kesehatan
* Pengumpulan data
dan menganalisa
masalah
3.
2.
Kasus Kelolaan
Pengkajian kasus
kelolaan
Merumuskan masalah keperawatan
kasus kelolaan
Mempriorotaskan
masalah
dan
menentukan
intervensi
Tanggal
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
keperawatan
Konsul
dengan
pembimbing
Implemenasi
Kasus kelolaan
Konsul Laporan
dengan
pembimbing
Evaluasi Kegiatan
Konsul
laporan
dengan
pembimbing
Penyelesaian
laporan akhir
Keterangan:
: Hari Minggu
: Dinas di Kampus
: Kegiatan
Tabel POA
No
Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Minggu I
11
12
13
14
Minggu II
15
16
18
19
20
21
Minggu III
22
23
25
26
27
28
Minggu IV
29
30
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Pernyataan
Mengenal Masalah Kesehatan
Apakah keluarga merasakan adanya masalah
kesehatan pada lansia?
Apakah keluarga mengetahui kebutuhan lansia untuk
mendukung kesehatannya?
Apakah keluarga mengetahui perubahan-perubahan
kesehatan yang terjadi pada lansia?
Apakah keluarga menjaga dan memeriksakan
kesehatan lansia secara teratur?
Membuat Keputusan Tindakan Kesehatan yang
Tepat
Apakah keluarga dapat langsung mengenali ketika
penyakit lansia sedang kambuh?
Apakah keluarga berdiskusi bersama dalam
menentukan tempat pengobatan lansia?
Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah
yang dialami lansia?
Memberikan Perawatan kepada Lansia yang
Sakit
Ketika lansia mengalami nyeri di bagian kepala,
biasanya saya memijat kepala lansia.
Saya melakukan kompres air hangat/dingin ketika
lansia mengalami nyeri sendi.
Saya selalu memotivasi lansia untuk berolahraga
ringan.
Saya membedakan makanan bagi lansia dengan
makanan yang akan disajikan kepada keluarga.
Saya mengingatkan lansia merawat diri atau
kebersihan dirinya.
Saya membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari
yang tidak dapat dipenuhi oleh lansia secara mandiri
Saya menyarankan lansia untuk beristirahat saja
apabila lansia sedang sakit (tidak perlu banyak
bergerak)
Saya menjaga dan mempertahankan fisik lansia
dengan melakukan kegiatan bersama dalam batas
kemampuan lansia.
Saya mengingatkan lansia untuk minum obat
Ya
Tidak
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
1.
Latar Belakang
Penuaan adalah proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap
manusia. Walaupun proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang
normal, tetapi pada kenyataannya hal ini menjadi beban bagi setiap manusia yang
mengalami proses ini. Penuaan merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Proses
penuaan biologis yang dialami lansia relatif tidak akan menimbulkan perubahan
buruk apabila daya tahan tubuh dan kesehatannya terpelihara. Namun munculnya
penyakit kronis diusia lanjut seperti Hipertensi mengakibatkan tingkat
ketergantungan lansia terhadap orang lain sangat tinggi. Hal ini dikarenakan
penurunan kekuatan otot dan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas.
Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan
sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan,
postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan
melakukan aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi
risiko cedera sistem muskuloskeletal. Mekanika tepat juga memfasilitasi
pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan
otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan. Mekanika tubuh meliputi
rentang gerak, gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas, kesejajaran tubuh, dan
posisi tubuh yang aman saat bekerja.
Mekanika tubuh yang baik yakni yang dapat memelihara dan
mempertahankan kekuatan otot serta memelihara pergerakan sendi, salah satunya
dengan ROM (Range of Motion) yaitu kemampuan klien untuk menggerakan
sendi agar tidak terjadi kekakuan, pembengkakan, nyeri, keterbatasan sendi dan
gerakan yang tidak seimbang. ROM (Range of Motion) adalah latihan gerakan
sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif ataupun pasif.
2.
Tujuan Instruksional
2.1.1 Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, klien dan
keluarga di Kelurahan Gedung Johor Medan akan mampu melakukan
latihan rentang pergerakan (ROM).
2.1.2 Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, klien dan
keluarga di Kelurahan Gedung Johor Medan akan dapat:
1) Menyebutkan pengertian ROM
2) Menyebutkan tujuan ROM
3) Menyebutkan manfaat ROM
4) Menjelaskan prinsip dasar latihan ROM
5) Pembagian ROM
3.
Pokok Bahasan
Range of Motion
4.
5.
Pengertian ROM
2.
Tujuan ROM
3.
Manfaat ROM
4.
Sasaran
Nenek N, H, Y, S, M
6.
7.
8.
Metode
-
Ceramah,
Praktek,
Diskusi.
Media
- Leaflet
9.
Strategi Kegiatan
Tahap
Pendahuluan
Kegiatan Penyuluh
1. Perkenalan
2. Menjelaskan
Kegiatan
Klien
Mendengar
Metode
Waktu
Ceramah
Leaflet
Leaflet
20
manfaat Bertanya
mengetahui
latihan
ROM
3. Penjelasan TIK
4. Cakupan materi
Penyajian
Menjelaskan :
Pengertian ROM
Mendengar
Ceramah
Tujuan ROM
Bertanya
dan
Manfaat ROM
Mempraktek-
Diskusi
klien
dibantu
perawat
Penutup
- Memberi
kepada
Diskusi
Leaflet
peserta
penyuluhan
untuk
bertanya
- Mempraktekkan
gerakan
ROM
oleh
setelah
mengikuti penyuluhan
- Menyimpulkan
materi
penyuluhan
- Menutup pertemuan dan
memberi salam
- Membagikan leaflet
8. Evaluasi
Evaluasi Struktur:
-
Evaluasi Proses
-
Evaluasi Hasil
-
9.
Materi Penyuluhan
9.1
yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital,
frontal, dan transfersal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari
depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan
frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan
dan belakang. Potongan transfersal adalah garis horizontal yang membagi tubuh
menjadi bagian atas dan bawah.
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan
atau
memperbaiki
tingkat
kesempurnaan
kemampuan
9.2
Tujuan ROM
9.3
9.4
Manfaat ROM
1.
2.
3.
4.
5.
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dilatih minimal 2 kali sehari.
2. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan klien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur klien, diagnosa,
tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher, jari
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian
yang mengalami proses penyakit atau kelemahan.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah dilakukan
9.5
1.
bantuan perawat atau keluarga pada setiap gerakan ROM. Indikasi latihan pasif
adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi,
tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan
mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total
(Suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan
otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2.
ROM Aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang
gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif .
9.6
1.
Gerakan ROM
Leher
Angkat dagu ke arah atas
Kembalikan posisi kepala ke awal
Tekuk kepala ke belakang sejauh mungkin
Miringkan kepala kearah bahu kiri dan kanan
Putar kepala
2. Bahu
Angkat lengan keatas ke arah kepala
Kembalikan lengan ke posisi awal
Gerakkan lengan ke belakang tubuh dengan posisi tetap lurus
Angkat lengan ke samping dengan telapak tangan kearah atas
Kembalikan posisi lengan kearah tubuh
Tekuk siku dan gerakkan ke depan
Tekuk siku dan gerakkan kearah atas ke belakang
Gerakkan bahu dengan lingkaran penuh
3.
Siku
Tekuk siku sehingga sejajar dengan lengan atas
Luruskan siku keposisi awal
Luruskan siku sejauh mungkin
4.
Lengan Bawah
Putar lengan bawah dengan posisi tangan terbuka ke atas
Putar lengan bawah dengan posisi tangan terbuka ke bawah.
5.
Pergelangan Tangan
Gerakkan telapak tangan ke bawah
Gerakkan telapak tangan sejajar dengan lengan bawah
Gerakkan tangan ke atas kearah bahu
Tekuk pergelangan tangan ke arah dalam
Tekuk pergelangan tangan ke arah luar
6.
Jari
Kepalkan tangan
Luruskan jari/terbuka
Tekuk jari ke belakang
Jauhkan masing-masing jari
Gabung jari secara bersama-sama
7.
Ibu Jari
Gerakkan ibu jari kearah telapak tangan
Gerakkan kembali ibu jari menjauh
Gerakkan ibu jari ke samping
Gerakkan ibu jari ke dalam
Sentuh jari-jari dengan ibu jari
8.
Pinggul
Gerakkan kaki ke depan
Gerakkan kaki ke posisi sejajar
Gerakkan ke arah belakang menjauhi posisi sejajar
Gerakkan kaki kesamping menjauhi kaki lain
Gerakkan kaki ke dalam, ke kaki lain
Gerakkan telapak kaki dan kaki ke dalam
Gerakkan telapak kaki dan kaki keluar
Gerakkan kaki memutar
9.
Lutut
11. Kaki
Putar telapak kaki ke dalam
Putar telapak kaki ke luar
Kepitkan jari kaki
Luruskan jari kaki
Jauhkan masing-masing jari
Gerakkan masing-masing jari ke arah dalam
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R.Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta;
Salemba Medika.
Stanley, Mickey dan Patricia. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.
Jakarta: EGC
Stockslager, Jaime dan Liz Schaeffer. (2008). Asuhan Keperawatan Geriatrik.
Edisi 2. Jakarta: EGC
1.
Pengkajian Lansia I
I.
Identitas
a. Inisial kepala keluarga
: Nenek N
b. Usia
: 60 tahun
c. Tempat/Tanggal Lahir
d. Pendidikan
: Tidak Sekolah
e. Agama
: Islam
f. Suku
: Jawa
g. Alamat
h. Tipe Keluarga
: Keluarga besar
(Extended Family)
Ket :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Klien
: Meninggal (Perempuan)
: Meninggal (Laki-Laki)
: Tinggal Serumah
V. Riwayat sehari-hari
a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit
Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa enak, tidak merasa
pening dan dapat melakukan aktivitas, hati pun terasa senang.
Sedangkan sakit adalah saat beliau merasa lesu dan lunglai, tidak dapat
berbuat apa-apa dan terasa nyeri.
b. Kebiasaan
Setiap hari nenek menghabiskan waktunya duduk di teras rumah
sambil menjaga kedai yang ada di rumah. Nenek juga menjaga
cucunya apabila anak nenek sedang bekerja dan belanja. Nenek juga
sering bepergian bersama anak maupun besannya ke rumah sanak
saudara di provinsi lain.
c. Pola nutrisi
Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul 08.00 WIB, sarapan
lontong, siang hari makan nasi antara pukul 14.00 WIB, sedangkan
pada malam hari terkadang lansia makan nasi atau makan roti pada
pukul 20.00 WIB. Di malam hari nenek lebih sering makan kue
daripada makan nasi karena nenek tidak selera makan. Nenek N suka
makan ikan. Kalau untuk sayur, nenek akan makan sayur yang disukai
oleh nenek.
d. Pola istirahat dan tidur
Nenek biasanya istirahat di siang hari pada pukul 12.00-13.00 WIB. Di
malam hari biasanya nenek tidur pada pukul 22.00 WIB. Nenek tidak
mengalami kesulitan dalam tidur, tetapi ketika hipertensi nenek sedang
kambuh, maka nenek akan sangat sulit tidur karena nyeri kepala yang
dirasakan oleh nenek. Nenek bangun dipagi hari pada pukul 06.30
WIB. Tiap malam klien selalu terbangun 3-4 kali untuk BAK.
e. Pola eliminasi
Klien
VI.
Riwayat psikologi
Nenek N tidak pernah merasa stress dalam menjalani kehidupan.
Walaupun nenek mengalami banyak penyakit, tetapi nenek tetap semangat
dalam menjalani hidup. Terkadang nenek juga merasa kesepian karena
suami nenek bekerja di luar kota dan hanya beberapa kali pulang ke rumah
dalam setahun. Tetapi kesepian itu terobati dengan kelucuan dari cucu
nenek yang selalu menemaninya sepanjang hari.
VII.
Riwayat sosial
Klien sudah lama tinggal di daerah Lingkungan II jalan Eka Jaya dan
memiliki hubungan yang baik dengan tetangga lingkungan sekitar. Nenek
merupakan seorang yang peramah dan memiliki kebutuhan yang tinggi
akan sosialisasi. Nenek selalu menyapa tetangga-tetangga yang lewat di
depan rumahnya dan tetangga nenek pun sering duduk-duduk di teras
rumah nenek untuk cerita-cerita.
IX.
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Klien terlihat rapi, bersih, dan ramah. Klien tampak berjalan dengan
pincang.
b. Tanda-tanda vital
TD = 170/90 mmHg, HR = 81x/i, RR = 20/i, T = afebris
c. Kepala
Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih,
penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut
putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun
kelainan pada kepala.
d. Mata
Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda
anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+),
edema (-), kemampuan membaca sudah berkurang dan sudah
mengalami rabun dekat.
e. Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan
maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak
mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat
mendengar dengan jelas.
f. Hidung
Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak
ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien
tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan.
g. Mulut/Tenggorokan
Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien
sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran
uvula.
h. Sistem pernafasan
Klien tidak ada gangguan pernafasan seperti sesak nafas, (-)
pernapasan cuping hidung, suara pernapasan vesikuler dengan
frekuensi 23x/i, ronchi (-), wheezing (-).
i. Sistem kardiovaskular
Frekuensi nadi 81x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama
dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur
(-), dan CRT < 2 detik.
j. Abdomen
Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati,
peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang
maag sejak dulu.
k. Sistem gastrointestinal
Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare.
l. Sistem genitourinari
Klien
mengalami
gangguan
genitourinari
(perkemihan)
yakni
inkontinensia, klien tidak bisa menahan BAK dalam waktu yang lama,
sebelum sampai di kamar mandi biasanya urine nenek sudah keluar.
m. Sistem muskuloskeletal
Tampak tubuh nenek sebelah kiri mengalami kelemahan. Kekuatan
otot lengan bernilai 4 dan kekuatan otot kaki juga bernilai 4. Nenek
juga tidak sanggup lagi untuk melakukan pekerjaan rumah. Nenek juga
sering mengalami kebas dan kaku pada ekstremitas atas maupun
bawah.
n. Sistem neurologi
Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara
dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi. Klien
masih dapat mengingat kejadian-kejadian di masa lampau maupun
yang baru terjadi.
X.
Pemeriksaan penunjang
-
XI.
Riwayat terapi
Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit rematik dan hipertensi
secara teratur dari dokter yang ada di puskesmas.
XII.
menimbulkan
resiko
cedera
bagi
lansia.
Keluarga
juga
Analisa Data
NO
1.
Data
Analisa Data
Masalah
Proses menua
Nyeri Kronik
DS :
DO :
- Wajah klien meringis.
- TTV
TD : 170/90mmHg
Nyeri
HR : 81x/i
RR : 20x/i
- Klien memegangi kakinya
dan
mengurut-urut
kakinya.
- Skala nyeri bernilai 6
2.
DS :
- Klien mengatakan tidak
dapat menahan keinginan
untuk BAK dalam waktu
yang lama.
Proses menua
Inkontinensia
- Klien
mengatakan
sebelum Ia sampai di
kamar mandi, urinenya
sudah keluar.
- Klien
mengatakan
terbangun di malam hari
sebanyak 3-4 kali tiap
malam.
Hiperrefleksi Destrusor
DO :
Bladder Spastik
- Klien
mengalami
inkontinensia urine
- Nokturia
- Urgensi
- Sering berkemih
3.
Inkontinensia
DS :
- Klien mengatakan bahwa
Proses patologi pada sistem
semenjak
mengalami
pembuluh darah otak
stroke tangan dan kakinya
mengalami kelemahan.
- Klien mengatakan bahwa
Ia sudah sulit untuk Penyumbatan lumen pembuluh
bergerak bebas, terkadang
darah oleh trombosis atau
aktivitas
sehari-hari
emboli
dibantu oleh anaknya.
Klien tidak mampu untuk
melakukan
pekerjaan
Pecahnya dinding pembuluh
rumah.
- Dalam hal berpakaian,
darah otak, perubahan
klien
dibantu
oleh
permeabilitas dinding
anaknya untuk memakai
pakaian bawah dan anak pembuluh darah dan perubahan
klien
juga
selalu
viskositas maupun kualitas
menyediakan nasi klien
darah sendiri
apabila klien mau makan.
DO :
- Keterbatasan
untuk
bergerak bebas
- Keterbatasan kemampuan
untuk
melakukan
keterampilan
motorik
Hambatan
mobilitas fisik
kasar (makan)
- Penurunan aktivitas
- Kekuatan otot lengan dan
kaki bernilai 4
- Melambatnya pergerakan
4.
DS :
- Klien mengatakan bahwa
kaki dan tangannya lemah
dan tidak bertenaga.
- Klien tampak pincang
sewaktu berjalan.
- Klien mengatakan bahwa
Ia
sering
mengalami
pusing dan nyeri kepala
karena hipertensi.
DO :
- TTV :
TD 170/90 mmHg
HR 81 x/i
RR 20 x/i
- Klien tampak berjalan
lambat dan pincang.
- Kekuatan otot lengan dan
Resiko Tinggi
Cedera
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
NO
1.
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
rasa
nyaman : nyeri b/d
proses
menua,
menurunnya cairan
synovial
kadar
kalsium pada tulang
dan estrogen dan
peningkatan
asam
urat d/d skala nyeri
6, wajah meringis,
klien
memegangi
dan mengurut-urut
kaki serta lengannya.
Kriteria Hasil :
Intervensi
Rasional
resiko
Gangguan
pola
eliminasi
:
Inkontinensia Urine
b/d proses menua,
penurunan
fungsi
kerja
persyarafan
yang
mengatur
sistem perkemihan,
hiperrefleksi
destrusor
d/d
nokturia, keluarnya
urine
sebelum
mencapai
kamar
mandi, dan urgensi.
Tujuan :
Mempertahankan pola
eliminasi urine yng
optimum.
Kriteria Hasil :
Tidak terjadi
inkontinensia
Klien dapat menahan
BAK dalam waktu yang
normal.
(pencegahan).
otot
3.
Hambatan mobilitas
fisik b/d Pecahnya
dinding pembuluh
darah
otak,
perubahan
permeabilitas
dinding pembuluh
darah dan perubahan
viskositas maupun
kualitas
darah
sendiri,
gangguan
fungsi otak yang
disebabkan
oleh
gangguan
aliran
darah ke bagian otak
d/d
keterbatasan
untuk
bergerak
bebas, keterbatasan
kemampuan untuk
melakukan
keterampilan
motorik
kasar
(makan), penurunan
aktivitas, kekuatan
Tujuan :
Mobilitas fisik dapat
terpenuhi
Kriteria Hasil:
Melakukan aktivitas
secara mandiri sesuai
dengan kemampuan
Meminta bantuan
untuk aktivitas yang
diluar kemampuan.
atau
dan
4.
1.
2.
Untuk menghindari
trauma fisik
3.
b/d
pernah
mengalami
stroke
ringan
akibat
pecahnya
dinding
pembuluh
darah
Kriteria Hasil :
sendiri,
fungsi
gangguan
otak
disebabkan
yang
oleh
terjadinya
gangguan
aliran
kekuatan
lengan
otot
dan
kaki
bernilai
keterbatasan
4,
dalam
dan
6. Anjurkan
kelurga
untuk
selalu 6. Mengurangi resiko jatuh pada
mengawasi
klien
ketika
berjalan
lansia.
(khusunya ketika terbangun di malam
hari untuk BAK).
7. Anjurkan kepada lansia untuk selalu
berpegangan pada benda atau sesuatu
yang bisa dipegang ketika berjalan. Dan
tidak melakukan aktivitas apabila kepala
pusing atau sedang tidak bertenaga
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
rasa
nyaman : nyeri
b/d proses menua,
menurunnya
cairan
synovial
kadar
kalsium
pada tulang dan
estrogen
dan
peningkatan asam
urat d/d skala
nyeri 6, wajah
meringis,
klien
memegangi dan
mengurut-urut
kaki
serta
lengannya.
Waktu
Implementasi Keperawatan
Kamis,
21 Juni
2012
Evaluasi
S:
-
O:
-
TTV :
TD 170/90 mmHg
HR 79 x/i
RR 24 x/i
akan
A:
Kompres hangat dapat menurunkan nyeri dan
membuat otot lebih rileks, skala nyeri
berkurang. Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi dilanjutkan dengan melakukan
kompres hangat untuk menurunkan nyeri.
Sabtu,
23 Juni
2012
S:
-
2.
3.
4.
5.
6.
Skala nyeri 4
Nyeri di sendi lengan dan kaki
Nyeri di pinggang tidak ada lagi.
Wajah klien tampak lebih tenang
Melakukan masase pada ekstremitas atas dan
bawah. Mengajarkan kepada keluarga teknik
masase dan menjelaskan manfaatnya.
Memotivasi dan mendorong keluarga untuk
melakukan penggunaan teknik masase
Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet
bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien
dan mendiskusikannya bersama.
Menganjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi
obat dari dokter. Mengajarkan kepada keluarga
untuk selalu mengingatkan klien untuk minum
obat dan selalu mengawasi klien dalam
mengkonsumsi obat.
Menganjurkan kepada keluarga untuk membawa
lansia ke tempat pelayanan kesehatan terdekat
guna memeriksakan kondisi kesehatan lansia
secara teratur.
O:
-
TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 80 x/i
RR 21 x/i
A:
Masalah teratasi sebagian, yang ditandai dengan
menurunnya nyeri.
P:
Intervensi dilanjutkan dengan
masase pada daerah sendi-sendi.
2.
Gangguan
pola
eliminasi
:
Inkontinensia
Urine b/d proses
menua,
penurunan fungsi
kerja persyarafan
yang
mengatur
sistem
perkemihan,
hiperrefleksi
destrusor
d/d
nokturia,
keluarnya urine
sebelum
Kamis,
21 Juni
2012
melakukan
S:
-
O:
mencapai
mandi,
urgensi.
kamar
dan
TTV :
TD 170/90 mmHg
HR 79 x/i
RR 24 x/i
Klien dapat menjelaskan kembali caracara melatih otot sfingter dengan baik
dan mau melakukan latihan tersebut.
P: Intervensi dilanjutkan.
Sabtu,
23 Juni
2012
S:
-
O:
-
TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 80 x/i
RR 21 x/i
P : Intervensi dilanjutkan.
3.
Hambatan
mobilitas fisik b/d
Pecahnya dinding
pembuluh darah
otak, perubahan
permeabilitas
dinding pembuluh
darah
dan
perubahan
viskositas
maupun kualitas
darah
sendiri,
gangguan fungsi
otak
yang
disebabkan oleh
gangguan aliran
darah ke bagian
otak
d/d
keterbatasan
untuk
bergerak
bebas,
keterbatasan
kemampuan
untuk melakukan
Selasa,
26 Juni
2012
S:
-
O:
-
TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 82 x/i
RR 22 x/i
keterampilan
motorik
kasar
(makan),
penurunan
aktivitas,
kekuatan
otot
lengan dan kaki
bernilai
4
(empat),
melambatnya
pergerakan.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi dilanjutkan.
Jumat,
29 Juni
S:
-
2012
3.
4.
5.
6.
O:
-
TTV :
TD 170/90 mmHg
HR 81 x/i
RR 22 x/i
P : Intervensi dilanjutkan.
4.
Resiko
tinggi
cedera b/d pernah
mengalami stroke
ringan
akibat
pecahnya dinding
pembuluh darah
otak, perubahan
permeabilitas
dinding pembuluh
darah
dan
perubahan
viskositas
maupun kualitas
darah
sendiri,
gangguan fungsi
otak
yang
disebabkan oleh
gangguan aliran
darah ke bagian
otak d/d kekuatan
Jumat,
22 Juni
2012
S:
-
O:
-
TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 80 x/i
RR 23 x/i
P : Intervensi dilanjutkan.
Senin,
25 Juni
2012
S:
-
O:
-
TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 82 x/i
RR 22 x/i
Klien
lebih
berhati-hati
dalam
beraktivitas, kondisi penerangan rumah
dan kamar mandi adekuat, kondisi lantai
bersih dan tidak licin.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi dilanjutkan.
Ringkasan Terminasi
Saat terminasi, Nenek N mengatakan merasa lebih nyaman setelah
melakukan anjuran perawat. Setelah melakukan latihan gerakan ROM, kekuatan
otot lansia sedikit meningkat, walaupun belum maksimal. Untuk mengurangi
nyeri, Nenek N juga telah menerapkan cara-cara yang telah diajarkan oleh
perawat, yakni diantaranya kompres dengan air hangat dan masase. Dalam
mengatasi inkontinensia, Nenek juga tetap melakukan latihan otot sfingter, tetapi
masih belum menampakkan hasil.
Saat menerapkan cara-cara perawatan tersebut, klien dibantu oleh
keluarganya. Keluarga mengerti saat-saat dimana kondisi kesehatan lansia sedang
tidak baik, karena keluarga telah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang
tanda dan gejala suatu penyakit. Keluarga juga mengatakan bahwa mereka akan
secara rutin memeriksakan kesehatan lansia, karena mereka takut jika sewaktuwaktu lansia terserang stroke kembali.
Keluarga telah memahami betapa tingginya resiko cedera/jatuh pada
lansia. Oleh sebab itu, keluarga telah memodifikasi kondisi rumah, dan selalu
mengawasi lansia ketika berjalan dan beraktivitas.
2.
Pengkajian Lansia II
I.
Identitas
a. Inisial kepala keluarga
: Nenek Y
b. Usia
: 80 tahun
c. Tempat/Tanggal Lahir
d.
Pendidikan
Tidak
Sekolah
e. Agama
: Islam
f. Suku
: Aceh
g. Alamat
h. Tipe Keluarga
Genogram
Ket :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Klien
: Meninggal (Perempuan)
: Meninggal (Laki-Laki)
: Tinggal Serumah
II.
e. Pola eliminasi
Klien mengatakan BAK lancar, sesuai dengan jumlah cairan yang
diminum yaitu 8-9 x/hari. Klien mengatakan tidak bisa menahan lebih
lama lagi hasrat untuk BAK, ketika ada keinginan untuk BAK, maka
harus segera dikeluarkan. Ini yang menyebabkan nenek sering
terbangun dimalam hari untuk BAK. Kebiasaan BAB tidak teratur,
biasanya klien BAB sekali dalam 2-3 hari dan biasanya konsistensi
BAB nenek Y keras.
f. Kebiasaan olahraga
Nenek Y jarang berolah raga di pagi hari. Tetapi terkadang nenek
jalan-jalan pagi didepan rumah. Nenek mengatakan bahwa badannya
lemah dan mudah lelah, jadi nenek jarang berolahraga dan jalan yang
jaraknya jauh dari rumahnya. Kaki nenek tidak dapat lagi berjalan
jauh, itu sebabnya nenek mengurangi aktivitasnya termasuk olahraga.
g. Kemampuan melakukan aktivitas
Biasanya di pagi hari setelah selesai mandi dan sarapan, nenek
menyapu halaman depan rumah, tetapi untuk pekerjaan rumah yang
lain, nenek sudah tidak mampu. Nenek hanya mampu untuk merawat
dirinya sendiri misalnya mandi, berpakaian, BAB dan BAK serta
makan, walaupun nasi yang akan dimakan disediakan terlebih dahulu
oleh anak klien.
h. Rekreasi
Nenek Y sudah jarang melakukan rekreasi karena keterbatasan
kekuatan dan aktivitas nenek. Biasanya anak-anak nenek yang akan
datang ke rumah untuk mengunjungi nenek. Di rumah biasanya
rekreasi nenek hanyalah menonton tv.
VI.
Riwayat psikologi
Nenek Y tidak merasa stress dalam menjalani kehidupan beliau walaupun
harus menjalani pengobatan secara teratur akibat penyakit hipertensi dan
rematik yang dialaminya. Bagi beliau penyakit harus tetap dilawan dengan
semangat dan tabah. Nenek juga merasa senang karena diperhatikan oleh
anak-anak beliau dan masih dapat mengurus dirinya sendiri walaupun
dengan bantuan.
VII.
Riwayat sosial
Klien sudah lama tinggal di daerah Lingkungan V jalan Eka dame dan
memiliki hubungan yang baik dengan tetangga lingkungan sekitar.
Walaupun nenek jarang mendatangi rumah tetangga untuk bersosialisasi,
tetapi nenek selalu menyapa tetangganya yang melewati depan rumahnya.
Nenek tidak bisa lagi datang ke rumah tetangga karena mengalami
kelemahan dan keletihan. Nenek hanya dapat berbincang-bincang dengan
lansia yang tinggal disebelah rumahnya.
IX.
Pemeriksaan fisik
a.
Keadaan umum
Klien terlihat ramah, rapi, dan bersih, tercermin dari caranya
berpakaian. Jari-jari klien tampak tremor. Klien berjalan dengan pelan
dan hati-hati.
b.
Tanda-tanda vital
TD = 170/100 mmHg, HR = 86x/i, RR = 23x/i, T = afebris
c.
Kepala
Bentuk
kepala
klien
normal
dan
anatomis,
tidak
ada
Mata
Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda
anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+),
edema (-), mata cekung, kemampuan membaca sudah berkurang dan
sudah mengalami rabun dekat.
e.
Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan
maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak
mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat
mendengar dengan jelas.
f.
Hidung
Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak
ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien
tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan.
g.
Mulut/Tenggorokan
Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien
sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran
uvula.
h.
Sistem pernafasan
Klien tidak ada gangguan pernafasan seperti sesak nafas, (-)
pernapasan cuping hidung, suara pernapasan vesikuler dengan
frekuensi 23x/i, ronchi (-), wheezing (-).
i.
Sistem kardiovaskular
Frekuensi nadi 86x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama
dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur
(-), dan CRT < 2 detik.
j.
Abdomen
Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati,
peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang
maag sejak dulu.
k.
Sistem gastrointestinal
Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare.
l.
Sistem genitourinari
Klien mengatakan tidak ada gangguan genitourinari (perkemihan).
m. Sistem muskuloskeletal
Klien mengatakan merasa sehat dan nyaman walaupun 3 bulan yang
lalu pernah merasakan nyeri pada kaki beliau. Klien mengalami
kelemahan otot baik pada otot lengan ka/ki bernilai 4. Klien agak
membungkuk sewaktu berjalan, tidak ada pembengkakan sendi,
edema dan fraktur.
n.
Sistem neurologi
Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara
dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi. Hanya
sistem persyarafan yang mengatur fungsi motorik untuk ekstremitas
atas sudah mulai mengalami penurunan fungsi yang dapat dilihat dari
tangan klien selalu tremor.
X.
Pemeriksaan penunjang
-
XI.
Riwayat terapi
Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit rematik dan hipertensi
secara teratur dari dokter yang ada di puskesmas, maupun obat yang dibeli
sendiri dari apotik.
kemampuan
keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronik hasilnya yakni Perawatan
Cukup. Dalam hal mengenal masalah kesehatan pada lansia, keluarga merasakan
adanya masalah pada kesehatan lansia. Kekurangan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan yakni keluarga tidak mengetahui perubahan-perubahan
kesehatan pada lansia, keluarga tidak mengetahui kebutuhan lansia untuk
mendukung kesehatannya, dan keluarga juga tidak memeriksakan kesehatan
lansia secara teratur. Dalam hal membuat keputusan kesehatan yang tepat, hal ini
dapat dilakukan dengan baik oleh keluarga. Keluarga berdiskusi bersama dalam
menentukan tempat pengobatan lansia. Keluarga tidak menyerah dalam
menghadapi masalah kesehatan yang dihadapi lansia.
Dalam memberikan perawatan kepada lansia yang sakit, ketika lansia
mengalami nyeri kepala, keluarga melakukan masase di daerah kepala. Keluarga
dan klien tidak tahu bagaimana cara untuk mengurangi nyeri di sendi-sendi dan
keluarga juga jarang untuk memotivasi lansia dalam hal berolahraga karena
menurut keluarga berbahaya bagi lansia untuk melakukan olahraga karena tremor
(penurunan kekuatan) yang dialami oleh lansia. Biasanya keluarga membedakan
makanan untuk lansia dan untuk anggota keluarga yang lain. Makanan yang
disajikan kepada lansia tidak terlalu mengandung banyak garam. Keluarga selalu
mengingatkan lansia untuk merawat diri dan kebersihan dirinya dan keluarga
membantu apabila lansia tidak dapat melakukannya secara mandiri. Apabila lansia
sedang sakit, keluarga menyarankan untuk beristirahat dan meminum obat.
Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, keluarga sudah melakukan hal
yang cukup baik diantaranya selalu memantau apakah lantai licin maupun basah
dan
kurang
menata
barang-barang
dengan
lebih
rapi
sehingga
Analisa Data
NO
1.
Data
DS :
Analisa Data
Masalah
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Nyeri
2.
DS :
Proses menua
Resiko tinggi
cedera
DO :
- TTV
TD 170/100 mmHg
HR 86 x/i
RR 23 x/i
- Klien berjalan lambat
- Kekuatan otot lengan ka/ki
bernilai 4 dan kaki tidak
tahan lagi berdiri dalam
waktu yang lalu.
3.
DS :
Klien mengatakan bahwa Ia
sudah sulit untuk bergerak
bebas, terkadang aktivitas
sehari-hari
dibantu
oleh
anaknya.
Apabila
ingin
makan, anak nenek akan
menyediakan nasinya dan
nenek tinggal makan.
Proses menua
Hambatan
Mobilitas Fisik
DO :
- Kesulitan bergerak
- Keterbatasan kemampuan
untuk
melakukan
keterampilan
motorik
kasar (makan)
- Penurunan aktivitas
- Kekuatan otot lengan
bernilai 4 (Tremor)
- Melambatnya pergerakan
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
NO
1.
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
rasa Tujuan :
menua,
menurunnya
cairan
synovial
kadar
estrogen
Kriteria Hasil :
d/d
Skala nyeri
berkurang
Wajah tampak
tenang
Mendemostra-sikan
teknik-teknik
menurunkan nyeri
dengan baik
Berpartisipasi dalam
melakukan aktivitas
sesuai kemampuan.
Dapat beristirahat
dan tidur
Intervensi
Rasional
mengkompres sendi-sendi
beberapa kali sehari.
yang
sakit
7. Memberikan
rasa
nyaman
sehingga dapat mengurangi
nyeri.
2.
b/d
proses
kesulitan
bergerak,
keterbatasan
kemampuan
untuk
melakukan
keterampilan
motorik
kasar
(makan), penurunan
aktivitas,
kekuatan
Kriteria Hasil:
(Tremor),
dan
Melakukan aktivitas 3. Jelaskan manfaat ROM pada keluarga dan 3. Untuk mempertahankan atau
secara mandiri
klien serta ajarkan kepada keluarga dan
meningkatkan kekuatan dan
sesuai dengan
klien gerakan latihan ROM.
ketahanan otot.
kemampuan
Meminta bantuan
4. Motivasi keluarga untuk selalu membantu 4. Agar hasil yang diperoleh dari
untuk aktivitas yang
dan mengingatkan lansia untuk melakukan
latihan ROM lebih maksimal.
diluar kemampuan.
gerakan ROM.
5. Ajarkan teknk ambulasi dan perpindahan 5. Untuk mencegah cedera/jatuh
yang aman
pada lansia.
6. Berikan lingkungan di dalam maupun di 6. Mencegah terjadi jatuh pada
luar rumah yang aman bagi lansia.
lansia.
melambatnya
pergerakan.
7. Dorong klien
postur tegak
untuk
NO
1.
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan rasa nyaman:
nyeri b/d proses menua,
menurunnya
cairan
synovial kadar kalsium
pada
tulang
dan
estrogen d/d skala nyeri
4, wajah meringis.
Waktu
Senin,
25 Juni
2012
Implementasi Keperawatan
1. Mengkaji keluhan nyeri, mencatat lokasi S :
nyeri dan intensitas skala (0-10), mencatat
faktor yang memperberat tanda-tanda rasa
sakit non - verbal.
Hasil pengkajian nyeri :
Evaluasi
TTV :
TD 180/100 mmHg
HR 76 x/i
RR 23 x/i
4.
5.
6.
7.
P : Intervensi dilanjutkan.
2.
Resiko
b/d
tinggi
proses
cedera
Selasa,
menua,
26 Juni
2012
kelemahan,
ketidakseimbangan
lambat,
dalam
waktu
yang lama.
TTV:
TD 180/100 mmHg
HR 78 x/i
RR 21 x/i
Klien dan keluarga sangat antusias
dalam mendengarkan pendidikan
kesehatan yang disampaikan.
P : Intervensi dilanjutkan.
Kamis,
28 Juni
2012
adekuat).
2. Menganjurkan
kelurga
untuk
selalu
mengawasi klien ketika berjalan (khusunya
ketika terbangun di malam hari untuk BAK).
3. Menganjurkan kepada lansia untuk selalu
berpegangan pada benda atau sesuatu yang O :
bisa dipegang ketika berjalan. Dan tidak
melakukan aktivitas apabila kepala pusing
atau sedang tidak bertenaga
TTV
TD 180/100 mmHg
HR 79 x/i
RR 20 x/i
P : Intervensi dilanjutkan
3.
Hambatan
mobilitas
Selasa,
26 Juni
2012
kekuatan
otot
dan
massa
menurun
kesulitan
d/d
bergerak,
keterbatasan
kemampuan
untuk
melakukan
keterampilan
motorik
kasar
(makan),
penurunan
aktivitas,
TTV :
TD 180/100 mmHg
HR 78 x/i
RR 21 x/i
Klien dengan senang melatih
gerakan ROM, dan mengatakan
bahwa Ia akan melakukan gerakan
tersebut. Keluarga juga mengerti
P : Intervensi dilanjutkan.
Kamis,
27 Juni
2012
S:
-
O:
-
Kekuatan
otot
klien
meningkat (bernilai 4)
belum
P : Intervensi dilanjutkan.
Ringkasan Terminasi
Saat terminasi, Nenek Y mengatakan bahwa Ia akan terus melakukan
latihan untuk meningkatkan kekuatan ototnya, agar Ia bisa melakukan aaktivitas
pemenuhan kebutuhannya secara mandiri. Walaupun belum menampakkan hasil
yang maksimal ktika melakukan gerakan ROM, tetapi klien merasakan
ekstremitasnya sangat nyaman setelah melakukan gerakan tersebut. Klien juga
senang melakukan gerakan itu karena keluarganya juga membantu klien dan
selalu memotivasi dan memberikan semangat kepada klien.
Dalam menurunkan nyeri, keluarga melakukan teknik kompres hangat dan
masase untuk membantu klien menurunkan nyeri sendi di lengan, kaki, serta
pinggang. Menurut keluarga dan klien, cara ini cukup untuk menurunkan nyeri
dan membuat lansia merasa nyaman.
Klien
juga
menyadari
pentingnya
memodifikasi
rumah
agar
3.
I.
Identitas
a. Inisial kepala keluarga
: Nenek M
b. Usia
: 80 tahun
c. Tempat/Tanggal Lahir
d. Pendidikan
: Tidak Sekolah
e. Agama
: Islam
f. Suku
: Jawa
g. Alamat
h. Tipe Keluarga
Genogram
Ket :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Klien
: Meninggal (Perempuan)
: Meninggal (Laki-Laki)
: Tinggal Serumah
II.
keluarga Nenek M tidak lagi menjalin komunikasi dengan keluarga yang ada di
Jawa. Seingat Nenek M, keluarganya tidak pernah menderita penyakit yang
serius.
V. Riwayat sehari-hari
a) Persepsi lansia terhadap sehat sakit
Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa nyaman, tidak merasa
pening dan dapat melakukan aktivitas. Sedangkan sakit adalah saat
beliau tidak dapat berbuat apa-apa dan terasa nyeri.
b) Kebiasaan
Setiap pagi nenek akan membantu cucu tirinya untuk memasak,
mencuci piring dan membersihkan rumah. Nenek juga akan pergi ke
kedai apabila ada barang-barang belanjaan yang kurang.
c) Pola nutrisi
Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul 08.00 WIB, sarapan
lontong atau nasi goreng, makan siang yakni pukul 12.30 WIB, dan
makan malam pada pukul 19.00 WIB. Makan siang dan malam
biasanya nenek makan nasi. Nenek suka makan ikan dan sayur. Porsi
makan nenek lumayan banyak dan tidak ada masalah dalam nafsu
makan.
d) Pola istirahat dan tidur
Klien biasanya tidur di siang hari pada pukul 14.00 WIB, biasanya
klien tidur siang lebih dari 2 jam. Biasanya klien tidur siang dengan
nyenyak. Di malam hari klien tidak tentu tidurnya jam berapa,
biasanya berkisar antara 21.00-23.00 WIB. Klien terbangun 2-3 kali di
malam hari untuk BAK.
e) Pola eliminasi
Klien mengatakan BAK lancar. Keinginan untuk BAK biasanya tidak
bisa ditahan dan harus segera dikeluarkan. Klien setiap malam
terbangun di malam hari untuk BAK dengan frekuensi 2-3 kali.
Kebiasaan BAB satu kali dalam 2-3 hari dan BAB klien terasa keras.
f) Kebiasaan olahraga
Nenek tidak pernah berolah raga di pagi hari. Nenek hanya
menganggap bahwa dengan hanya melakukan pekerjaan rumah, itu
sudah tergolong olahraga.
VI.
Riwayat psikologi
Nenek M pernah mengalami disaat ketiga anaknya meninggal. Anak
pertama meninggal umur 2 bulan karena sakit, anak kedua meninggal
umur 40 hari karena demam, dan anak ketiga meninggal sewaktu baru
dilahirkan. Nenek M juga mengalami kesedihan sewaktu suaminya
meninggal dan akhirnya Ia diajak oleh anak tirinya untuk tinggal
bersamanya.
VII.
Riwayat sosial
Klien jarang keluar rumah, klien juga jarang bersosialisasi ke tempat
tetangga disekitar rumah.
IX.
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Klien terlihat rapi dan bersih, tercermin dari caranya berpakaian.
Klien dapat berorientasi dengan baik pada orang lain dan lingkungan
sekitar.
b. Tanda-tanda vital
TD = 190/100 mmHg, HR = 82x/i, RR = 24x/i, T = afebris
c. Kepala
Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih,
penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut
putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun
kelainan pada kepala.
d. Mata
Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda
anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+),
edema (-), mata cekung (-), kemampuan membaca sudah berkurang
dan sudah mengalami rabun dekat.
e. Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan
maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak
mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat
mendengar dengan jelas.
f. Hidung
Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak
ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien
tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan.
g. Mulut/Tenggorokan
Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien
sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran
uvula.
h. Sistem pernafasan
Frekuensi pernapasan klien 24x/i, pernapasan reguler. Klien
mengatakan bahwa Ia kadang mengalami gangguan pernafasan seperti
sesak nafas, pernapasan cuping hidung (-), retraksi dada (-), suara
pernapasan vesikuler. Ronchi (-), wheezing (-).
i. Sistem kardiovaskular
Frekuensi nadi 82x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama
dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur
(-), dan CRT < 2 detik.
j. Abdomen
Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati,
peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang
maag sejak dulu.
k. Sistem gastrointestinal
Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare.
l. Sistem genitourinari
Klien mengatakan tidak ada gangguan genitourinari (perkemihan).
m. Sistem muskuloskeletal
Walaupun klien tampak lemah, tetapi klien masih mampu beraktivitas
dengan baik. Kekuatan otot klien maksimal.
n. Sistem neurologi
Klien tidak pernah mengalami stroke. Keadaan status mental klien
baik dan emosi stabil. Klien berbicara dengan normal dan jelas. Klien
tidak ada gangguan neurologi.
X.
Pemeriksaan penunjang
-
XI.
Riwayat terapi
Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit hipertensi.
ANALISA DATA
NO
DATA
ANALISA DATA
MASALAH
1.
DS :
- Klien
mengatakan
bahwa Ia merasakan
nyeri
pada
sendisendinya,
sendisendinya juga sering
terasa kebas, baik sendi
kaki maupun tangan.
Begitu juga dengan
tulang belakang klien
juga sering terasa nyeri.
- Klien
mengatakan
setelah Ia mandi dengan
air
dingin,
sendisendinya terasa kebas
dan ngilu-ngilu.
Proses menua
Nyeri
DO :
- Wajah klien meringis.
- TTV
TD : 190/100mmHg
HR : 82x/i
RR : 24x/i
- Klien
memegangi
kakinya dan menguruturut kakinya.
- Skala nyeri bernilai 4
2.
DS :
- Klien bertanya-tanya
tentang hipertensi yang
dideritanya
- Klien juga bertanya
tentang diet yang tepat
untuk penderita
hipertensi
Ansietas
DO :
- TD 190/100 mmHg
- Wajah klien tampak
bingung dan selalu
bertanya-tanya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
NO
1.
cairan
Intervensi
Rasional
tulang
estrogen
dan
dan
Kriteria Hasil :
dan
mengurut-urut
kaki
serta lengannya.
8. Anjurkan
klien
untuk
rutin
mengkonsumsi obat dari dokter.
Ajarkan kepada keluarga untuk selalu 7. Mengendalikan nyeri rematik
dari diet sehari-hari.
mengingatkan klien untuk minum obat
dan selalu mengawasi klien dalam
mengkonsumsi obat.
9. Anjurkan
kepada
keluarga
untuk
2.
Ansietas
b/d
terpapar
kurang Tujuan :
dengan
tentang
Ansietas berkurang/
hilang.
hipertensi
d/d
Kriteria Hasil :
klien
wajah
klien
tampak
penanggulangan, dan
diet yang tepat.
bingung dan bertanya Klien dan keluarga
tanya,
TD
menerapkan teknikteknik dalam
190/100mmHg.
penanggulangan
hipertensi.
NO
Diagnosa Keperawatan
Waktu
Implementasi Keperawatan
1.
Kamis,
nyeri
b/d
menua,
proses
menurunnya
pada
estrogen
tulang
dan
klien
memegangi
dan
mengurut-urut
kaki
serta lengannya.
21 Juni
2012
Evaluasi
S:
-
O:
-
TTV :
TD 190/100 mmHg
HR 81 x/i
RR 24 x/i
A:
Kompres hangat dapat menurunkan nyeri
dan membuat otot lebih rileks, skala nyeri
berkurang. Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi dilanjutkan dengan melakukan
kompres hangat untuk menurunkan nyeri.
Sabtu,
23 Juni
2012
2.
Ansietas
b/d
kurang
terpapar
dengan
tentang
hipertensi
klien
d/d
bertanya-tanya
tentang
penyakit
hipertensi,
klien
tampak
selasa,
26 Juni
2012
190/100mmHg.
TD
TTV :
TD 200/100 mmHg
HR 79 x/i
RR 21 x/i
P : Intervensi dilanjutkan.
Jumat,
29 Juni
2012
1. Mengevaluasi
kembali
pendidikan
kesehatan yang telah diberikan mengenai
hipertensi kepada klien dan keluarga, dan
mendiskusikan bersama hal-hal yang tidak
dimengerti oleh klien dan keluarga.
2. Membantu klien dan keluarga dalam
menyusun daftar menu harian yang dapat
dikonsumsi oleh lansia.
3. Mengajarkan klien teknik relaksasi yakni
tarik napas dalam, distraksi dan teknik
lima jari.
4. Membantu klien untuk mengubah pola
hidup yang sekarang dengan pola hidup
sehat yang membantu klien untuk
menurunkan tekanan darah klien.
5. Melatih gerakan ROM pada klien.
Mengajarkan gerakan ROM pada klien
dan keluarga.
6. Memotivasi dan memberi dorongan
kepada keluarga untuk membantu klien
dalam melakukan gerakan ROM.
S:
Klien mengatakan bahwa Ia akan menuruti
diet khusus bagi penderita hipertensi dan
menerapkan teknik-teknik relaksasi.
O:
-
TTV :
TD 220/100 mmHg
HR 86 x/i
RR 24 x/i
P : Intervensi dilanjutkan
Ringkasan Terminasi
Saat terminasi, Nenek M mengatakan bahwa kondisinya sekarang lebih
baik dari kemaren. Cara-cara yang telah diajarkan oleh perawat, dapat mengurangi
keluhan atau masalah kesehatan yang dialami klien. Begitu juga dengan keluarga,
kemampuan keluarga dalam merawat lansia dan pengetahuan keluarga akan
penyakit dan masalah kesehatan lansia semakin meningkat.
Klien mengatakan akan menerapkan cara yang telah diajarkan untuk
menurunkan nyeri. Keluarga juga mengatakan bahwa akan turut membantu lansia
dalam menerapkan cara-cara yang telah diajarkan. Keluarga sekarang telah
mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan oleh lansia untuk mendukung
kesehatannya. Melalui pendidikan kesehatan juga keluarga telah dapat mengetahui
perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi pada lansia dan dapat mengenali
apabila penyakit lansia sedang kambuh, serta keluarga juga mengatakan akan
memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Keluarga mengetahui pentingnya
olahraga bagi lansia yang dapat dilakukan melalui gerakan ROM, keluarga
mengatakan bahwa mereka akan selalu memotivasi lansia untuk tetap melakukan
gerakan ROM.
Dalam hal memodifikasi rumah, keluarga sudah menerapkannya dengan
baik sejak dulu. Keluarga menyadari akan resiko tinggi akan cedera/jatuh pada
lansia. Berdasarkan hasil observasi, kondisi penerangan kamar mandi dan rumah
keluarga adekuat serta kondisi lantai bersih dan tidak licin. Pemanfaatan fasilitas
kesehatan oleh keluarga juga telah dimanfaatkan dengan baik, keluarga membawa
lansia ke puskesmas yang ada di dekat rumah untuk berkonsultasi dengan dokter
mengenai masalah yang dihadapi lansia.
4.
Pengkajian Lansia IV
I.
Identitas
a. Inisial kepala keluarga
: Nenek H
b. Usia
: 80 tahun
c. Tempat/Tanggal Lahir
d. Pendidikan
: Tidak Sekolah
e. Agama
: Islam
f. Suku
: Batak
g. Alamat
h. Tipe Keluarga
: Keluarga besar
(Extended Family)
Ket :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Klien
: Meninggal (Perempuan)
: Meninggal (Laki-Laki)
: Tinggal Serumah
II.
IV.
V.
Riwayat sehari-hari
a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit
Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa enak, tidak merasa
kebas dan nyeri di sendi-sendi kaki dan lengan, tidak kaku, dapat
bergerak bebas dan dapat melakukan aktivitas. Sedangkan sakit adalah
saat beliau merasa nyeri, kebas, kaku, dan tidak dapat beraktivitas.
b. Kebiasaan
Ketika bangun tidur, nenek biasanya menggerak-gerakkan badannya
terlebih dahulu, setelah itu turun dari tempat tidur. Nenek juga sering
jalan-jalan pagi di sekitar rumah.
c. Pola nutrisi
Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul 08.00 WIB, sarapan
nasi dan minumnya teh manis, siang hari makan nasi antara pukul
13.00 WIB, sedangkan pada malam hari terkadang lansia makan nasi
atau makan roti pada pukul 20.00 WIB. Di malam hari nenek lebih
sering makan kue daripada makan nasi karena nenek tidak selera
makan. Nenek suka sayur terong, daun ubi, sawi pahit, kol dan wortel.
Nenek juga suka mengkonsumsi pepaya.
d. Pola istirahat dan tidur
Nenek biasanya istirahat di siang hari pada pukul 12.00-13.00 WIB.
Biasanya nenek hanya tiodur-tiduran saja, sekedar untuk berbaring di
tempat tidur agar pinggang nenek tidak capek karena seharian berdiri
dan duduk. Di malam hari biasanya nenek tidur pada pukul 22.00
WIB sampai subuh. Nenek tidak mengalami kesulitan dalam tidur.
Tiap malam klien selalu terbangun 4 kali untuk BAK.
e. Pola eliminasi
Klien
dalam BAK. Tetapi nenek tidak dapat menahan keinginan untuk BAK
dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, nenek sering terbangun di
Kebiasaan BAB nenek biasanya teratur, tetapi biasanya klien BAB
sekali dalam 2 hari.
f. Kebiasaan olahraga
Nenek N sering berolah raga di pagi hari. Jalan-jalan pagi disekitar
rumah sambil menggerak-gerakkan badan. Nenek mengatakan dengan
berolahraga setiap pagi, badannya terasa ringan dan enak.
g. Kemampuan melakukan aktivitas
Nenek hanya mampu melakukan pekerjaan rumah yang ringan.
Sesekali nenek mencuci bajunya sendiri, karena nenek tidak ingin
merepotkan cucunya. Dalam memenuhi kebutuhan pribadi nenek,
seperti mandi, makan, dll, nenek masih dapat melakukan semuanya
dengan mandiri.
h. Rekreasi
Nenek H jarang melakukan rekreasi. Biasanya anak-anaknya yang
akan datang mengunjunginya. Di rumah biasanya rekreasi nenek
hanyalah menonton tv.
VI.
Riwayat psikologi
Nenek H terkadang sedih apabila mengingat suaminya yang telah
meninggal.tetapi nenek tidak pernah mau berlarut-larut dalam kesedihan.
IX.
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Klien terlihat rapi, bersih, dan ramah.
b. Tanda-tanda vital
TD = 120/80 mmHg, HR = 80x/i, RR = 20/i, T = afebris
c. Kepala
Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih,
penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut
putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun
kelainan pada kepala.
d. Mata
Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda
anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+),
edema (-), mata cekung, kemampuan membaca sudah berkurang dan
sudah mengalami rabun dekat.
e. Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan
maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak
mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat
mendengar dengan jelas.
f. Hidung
Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak
ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien
tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan.
g. Mulut/Tenggorokan
Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien
sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran
uvula.
h. Sistem pernafasan
Klien tidak ada gangguan pernafasan seperti sesak nafas, (-)
pernapasan cuping hidung, suara pernapasan vesikuler dengan
frekuensi 23x/i, ronchi (-), wheezing (-).
i. Sistem kardiovaskular
Frekuensi nadi 81x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama
dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur
(-), dan CRT < 2 detik.
j. Abdomen
Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati,
peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang
maag sejak dulu.
k. Sistem gastrointestinal
Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare.
l. Sistem genitourinari
Klien
mengalami
gangguan
genitourinari
(perkemihan)
yakni
inkontinensia, klien tidak bisa menahan BAK dalam waktu yang lama,
sebelum sampai di kamar mandi biasanya urine nenek sudah keluar.
m. Sistem muskuloskeletal
Tampak tubuh nenek sebelah kiri mengalami kelemahan. Kekuatan
otot lengan bernilai 4 dan kekuatan otot kaki juga bernilai 4. Nenek
juga tidak sanggup lagi untuk melakukan pekerjaan rumah.
n. Sistem neurologi
Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara
dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi.
X.
Pemeriksaan penunjang
-
XI.
Riwayat terapi
Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit rematik dan
hipertensi secara teratur dari dokter yang ada di puskesmas, maupun
obat yang dibeli sendiri dari apotik.
XII.
kemampuan
keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronik hasilnya yakni Perawatan
Baik. Dalam hal mengenal masalah kesehatan pada lansia, keluarga Nenek H
dapat merasakan adanya masalah kesehatan pada lansia dan dapat mengenali
perubahan-perubahan kesehatan pada lansia. Ini sangat bermanfaat sekali dalam
mengenal masalah kesehatan pada lansia, karena ketika keluarga mengetahui
bahwa kondisi lansia sedang tidak baik, keluarga langsung dapat mengambil
tindakan. Tetapi keluarga tidak mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang
diperlukan
lansia
untuk
mendukung
kesehatannya
dan
keluarga
tidak
keluarga tidak dapat langsung mengenali ketika penyakit lansia sedang kambuh.
Keluarga dapat mengetahui apabila lansia mengeluh akan kondisinya dan apabila
lansia sudah tidak beraktivitas lagi (hanya tidur-tiduran saja), ketika ini terjadi
berarti lansia sedang sakit.
Dalam memberikan perawatan kepada lansia yang sakit, keluarga sebisa
mungkin membantu lansia untuk mengurangi keluhan yang dirasakan lansia,
misalnya ketika lansia sedang mengalami nyeri kepala, keluarga akan melakukan
masase di daerah kepala lansia. Ketika klien mengalami nyeri di sendi juga
keluarga membuat air panas di botol dan diguling-gulingkan ke daerah yang nyeri.
Keluarga juga membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yang
tidak dapat dipenuhi oleh lansia secara mandiri, menyarankan lansia untuk
beristirahat apabila lansia sedang sakit (tidak perlu banyak bergerak), dan
mengingatkan lansia untuk minum obat. Tetapi keluarga tidak membedakan
makanan yang disajikan ke lansia dengan makanan kepada anggota keluarga yang
lain.
Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, keluarga selalu memantau
lantai agar tidak licin maupun basah. Untuk hal penerangan di rumah, keluarga
juga memperhatikan keadekuatan cahaya. Begitu juga dengan barang-barang di
rumah diatur dengan baik. Hal ini akan dapat meminimalkan resiko cedera bagi
lansia. Keluarga juga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. Ketika lansia
sudah tidak memungkinkan lagi untuk dirawat di rumah, maka keluarga akan
membawa lansia ke pelayanan kesehatan terdekat. Keluarga juga lebih memilih
untuk meminta bantuan dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan daripada
langsung ke apotik untuk membeli obat atas inisiatif sendiri.
Setelah didapatkan hasil pengkajian kemampuan keluarga dalam merawat
lansia, maka keluarga nenek H masih perlu untuk mendapatkan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan, diantaranya tentang apa-apa saja kebutuhan yang
diperlukan lansia untuk mendukung kesehatannya dan pentingnya memeriksakan
kesehatan lansia secara teratur. Dalam hal merawat lansia yang sedang sakit
kronis, keluarga sudah menerapkan cara-cara yang benar. Tetapi untuk diet
khusus bagi lansia dengan penyakit kronis hendaknya dibedakan dengan makanan
anggota keluarga yang lain. Agar kondisi kesehatan tetap lansia.
Analisa Data
NO
1.
Data
DS :
- Klien mengatakan bahwa
sendi-sendinya
sering
terasa kebas dan nyeri,
baik sendi kaki maupun
tangan.
Begitu
juga
dengan tulang belakang
klien juga sering terasa
nyeri.
- Klien mengatakan apabila
tekanan darah klien sedang
naik, maka kepala klien
akan terasa sangat nyeri.
Tengkuk klien juga terasa
berat.
DO :
- Wajah klien meringis.
- TTV
TD : 120/80mmHg
Analisa Data
Masalah
Proses menua
Nyeri Kronik
Nyeri
HR : 80x/i
RR : 20x/i
- Klien memegangi kakinya
dan
mengurut-urut
kakinya.
- Skala nyeri bernilai 5
2.
DS :
- Klien mengatakan apabila
bangun pagi, kaki dan
tangan nenek terasa kebas,
kaku, dan nyeri.
- Klien mengatakan apabila
tangan dan kakinya kaku,
Proses menua
Hambatan
mobilitas fisik
DO :
- Keterbatasan
untuk
bergerak bebas
- Keterbatasan kemampuan
untuk
melakukan
keterampilan
motorik
kasar
- Sendi-sendi lengan dan
kaki kebas, kaku, dan
nyeri.
Nyeri
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
NO
Diagnosa Keperawatan
1.
Tujuan :
Nyeri berkurang atau
hilang.
Intervensi
Rasional
5. Mengajarkan
pasien
cara 5. Menjaga postur dan posisi tulang
menghilangkan
nyeri
punggung
belakang, agar tetap nyaman.
melalui
tirah
baring
dengan
menggunakan matras yang keras dan
tidak menggulung.
6. Berikan masase lembut. Ajarkan 6. Meningkatkan relaksasi otot.
kepada keluarga teknik masase dan
jelaskan manfaatnya.
7. Dorong penggunaan teknik masase
Hambatan
mobilitas Tujuan :
cairan
tulang
estrogen
dan
dan
Kriteria Hasil:
bebas,
keterbatasan
kemampuan
untuk
1. Kaji
kebutuhan
akan
bantuan 1. Untuk meminimalkan masalah
pelayanan kesehatan di rumah
yang mungkin akan dihadapi klien.
2. Kaji kebutuhan akan pendidikan 2. Meningkatkan pengetahuan lansia
kesehatan dan diskusikan bersama
dan
keluarga
akan
kondisi
klien dan keluarga tentang masalah
kesehatannya.
kesehatan yang dialami oleh lansia.
melakukan
keterampilan
motorik
5. Ajarkan
teknk
ambulasi
perpindahan yang aman.
kasar,
sendi-sendi
NO.
Diagnosa Keperawatan
Waktu
Implementasi Keperawatan
1.
Rabu,
27 Juni
2012
Evaluasi
S:
-
O:
-
TTV :
3.
4.
5.
6.
7.
TD 110/80 mmHg
HR 85 x/i
RR 22 x/i
-
A:
Kompres hangat dapat menurunkan
nyeri dan membuat otot lebih rileks,
skala nyeri berkurang. Masalah
teratasi sebagian.
P:
Intervensi
dilanjutkan
dengan
melakukan kompres hangat untuk
menurunkan nyeri.
Jumat,
29 Juni
2012
S:
Skala nyeri 4
Nyeri di sendi lengan dan kaki
Nyeri di daerah pinggang.
Melakukan masase pada ekstremitas atas dan
bawah. Mengajarkan kepada keluarga teknik
masase dan menjelaskan manfaatnya.
Memotivasi dan mendorong keluarga untuk
melakukan penggunaan teknik masase
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan
klien dan mendiskusikannya bersama.
Menganjurkan agar diet lansia dibedakan
dengan makanan untuk anggota keluarga
yang lain.
2.
3.
4.
5.
Klien
mengatakan
bahwa
dengan dilakukannnya masase,
sendi-sendinya terasa enak dan
nyeri berkurang.
Klien dan keluarga mengatakan
bahwa mereka mengerti akan
diet untuk penderita rematik.
Keluarga mengatakan akan
merencanakan diet khusus untuk
lansia dan membedakan menu
harian lansia dengan anggota
keluarga yang lain.
Keluarga mengatakan akan
melakukan teknik masase dan
selalu mengingatkan lansia
untuk minum obat secara teratur.
Keluarga mengatakan bahwa
mereka akan membawa lansia
6. Menganjurkan
klien
untuk
rutin
mengkonsumsi obat dari dokter. Mengajarkan
kepada keluarga untuk selalu mengingatkan
klien untuk minum obat dan selalu
mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat.
7. Mengajurkan
kepada
keluarga
untuk
memeriksakan kesehatan lansia secara teratur
ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
untuk
memeriksakan
kesehatannya secara teratur ke
puskesmas yang ada di dekat
rumah.
O:
-
TTV :
TD 120/80 mmHg
HR 85 x/i
RR 21 x/i
A:
P : Intervensi dilanjutkan
2.
proses
menua,
estrogen
dan
28 Juni
2012
1. Mengkaji
kebutuhan
akan
bantuan
pelayanan kesehatan di rumah.
(klien tidak memerlukan alat bantu khusus
untuk berpindah/berjalan, klien masih bisa
melakukan
mobilisasi
tanpa
harus
menggunakan alat bantu, klien hanya
membutuhkan keluarga untuk membantu
lansia dalam memenuhi kebutuhan yang
tidak bisa dipenuhi secara mandiri).
S:
-
keterbatasan
kemampuan
melakukan
untuk
keterampilan
Kamis,
dan
kaki
kebas,
O:
TTV :
TD 110/80 mmHg
HR 81 x/i
RR 21 x/i
Klien
mendemonstrasikan
gerakan ROM dengan baik,
klien antusias dalam melatih
gerakan ROM, dan berkomitmen
untuk
melakukan
gerakan
tersebut. Keluarga juga mengerti
akan gerakan dan mau untuk
membantu
lansia
dalam
melakukan gerakan tersebut.
P : Intervensi dilanjutkan.
Sabtu,
30 Juni
2012
S:
2. Memotivasi
keluarga
untuk
selalu
membantu dan mengingatkan lansia untuk
melakukan gerakan ROM.
3. Menganjurkan kepada keluarga untuk
memenuhi kebutuhan klien yang tidak bisa
dilakukan secara mandiri oleh lansia.
4. Mengajarkan
teknik
ambulasi
dan
perpindahan yang aman.
5. Memberikan lingkungan di dalam maupun
di luar rumah yang aman bagi lansia.
6. Mendorong klien untuk mempertahankan
postur tegak
O:
-
TTV :
TD 170/90 mmHg
HR 81 x/i
RR 22 x/i
Klien
merasa
lengan
dan
P : Intervensi dilanjutkan.
Ringkasan Terminasi
Saat terminasi, tampak kondisi klien jauh lebih baik. Klien tampak tenang
dan nyaman, nyeri yang dirasakan sudah berkurang. Klien mengatakan akan
menerapkan cara tersebut agar nyeri sendi yang dirasakannya berkurang dan Ia
dapat beraktivitas dengan bebas. Begitu juga dengan gerakan ROM yang telah
diajarkan oleh perawat, dapat mengurangi kebas dan kaku pada ekstremitas klien.
Keluarga juga telah mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan
lansia untuk mendukung kesehatannya dan pentingnya memeriksakan kesehatan
lansia secara teratur. Dalam hal merawat lansia yang sedang sakit kronis, keluarga
sudah menerapkan cara-cara yang benar. Untuk diet khusus bagi lansia dengan
penyakit kronis, keluarga juga berencana untuk membedakan antara diet lansia
dengan makanan anggota keluarga yang lain. Agar kondisi kesehatan tetap lansia.
5.
Pengkajian Lansia V
I.
Identitas
a. Inisial kepala keluarga
: Nenek S
b. Usia
: 80 tahun
c. Tempat/Tanggal Lahir
: Jawa/ 1945
d. Pendidikan
e. Agama
: Islam
f. Suku
: Jawa
g. Alamat
h.
Tipe Keluarga
Genogram
Ket :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Klien
: Meninggal (Perempuan)
: Meninggal (Laki-Laki)
: Tinggal Serumah
II.
tahun. Nenek S tidak mengalami nyeri dan benjolan ini sama sekali tidak
mengganggu. Itu sebabnya Nenek S tidak memeriksakan benjolan itu ke dokter.
V. Riwayat sehari-hari
a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit
Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa nyaman, tidak
merasa sakit dan nyeri. Sedangkan sakit adalah saat nenek tertidur di
tempat tidur dan tidak dapat beraktivitas.
b. Kebiasaan
Setiap pagi nenek mengantar cucunya ke sekolah. Kadang nenek akan
menunggu di sekolah, kadang langsung pulang ke rumah.
c. Pola nutrisi
Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul 08.00 WIB, sarapan
nasi, makan siang yakni pukul 13.30 WIB, dan makan malam pada
pukul 19.00 WIB. Makan siang dan malam biasanya nenek kadang
makan kadang tidak. Nenek sering bermasalah dengan selera
makannya. Nenek tampak kurus, berat badan nenek saat ini 25kg.
d. Pola istirahat dan tidur
Klien kadang tidur di siang hari kadang tidak, apabila tidur biasanya
tidak sampai satu jam. Di malam hari biasanya klien naik ke tempat
tidur pada pukul 21.00 WIB. Terkadang klien susah tidur, dan baru
bisa tidur pada tengah malam. Klien terbangun 2-3 kali di malam hari
untuk BAK.
e. Pola eliminasi
Klien mengatakan BAK lancar. Keinginan untuk BAK biasanya tidak
bisa ditahan dan harus segera dikeluarkan. Klien setiap malam
terbangun di malam hari untuk BAK dengan frekuensi 2-3 kali.
Kebiasaan BAB teratur yakni tiap hari.
f. Kebiasaan olahraga
Nenek setiap pagi jalan-jalan di sekitar rumah menghirup udara segar.
VI.
Riwayat psikologi
Nenek S tidak pernah larut dalam kesedihan, nenek adalah seorang yang
ramah dan periang. Jika ada masalah, nenek jarang menyimpannya dalam
hati, biasanya nenek akan bertukar pikiran atau berdiskusi dengan anak
nenek.
IX.
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Klien terlihat rapi dan bersih, tercermin dari caranya berpakaian.
Klien dapat berorientasi dengan baik pada orang lain dan lingkungan
sekitar.
b. Tanda-tanda vital
TD = 180/90 mmHg, HR = 86x/i, RR = 24x/i, T = afebris
c. Kepala
Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih,
penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut
putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun
kelainan pada kepala.
d. Mata
Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda
anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+),
edema (-), mata cekung (-), kemampuan membaca sudah berkurang
dan sudah mengalami rabun dekat.
e. Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan
maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak
mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat
mendengar dengan jelas.
f. Hidung
Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak
ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien
tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan.
g. Mulut/Tenggorokan
Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien
sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran
uvula.
h. Sistem pernafasan
Frekuensi pernapasan klien 24x/i, pernapasan reguler. Klien
mengatakan bahwa Ia kadang mengalami gangguan pernafasan seperti
sesak nafas, pernapasan cuping hidung (-), retraksi dada (-), suara
pernapasan vesikuler. Ronchi (-), wheezing (-).
i. Sistem kardiovaskular
Frekuensi nadi 86x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama
dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur
(-), dan CRT < 2 detik.
j. Abdomen
Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati,
peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang
maag sejak dulu.
k. Sistem gastrointestinal
Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare.
l. Sistem genitourinari
Klien mengatakan tidak ada gangguan genitourinari (perkemihan).
m. Sistem muskuloskeletal
Walaupun klien tampak lemah, tetapi klien masih mampu beraktivitas
dengan baik. Kekuatan otot klien maksimal.
n. Sistem neurologi
Klien tidak pernah mengalami stroke. Keadaan status mental klien
baik dan emosi stabil. Klien berbicara dengan normal dan jelas. Klien
tidak ada gangguan neurologi.
X.
Pemeriksaan penunjang
-
XI.
Riwayat terapi
Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit hipertensi.
ANALISA DATA
NO
DATA
ANALISA DATA
MASALAH
1.
DS :
- Klien mengatakan bahwa
dipagi hari Ia merasakan
nyeri pada sendi-sendinya,
sendi-sendinya juga sering
terasa kebas, baik sendi
kaki
maupun
tangan.
Begitu juga dengan tulang
belakang klien juga sering
terasa nyeri.
Proses menua
Nyeri
DO :
- Wajah klien meringis.
- TTV
TD : 180/90mmHg
HR : 86x/i
RR : 24x/i
- Klien memegangi kakinya
dan
mengurut-urut
kakinya.
- Skala nyeri bernilai 5
2.
DS :
- Klien bertanya-tanya
tentang hipertensi yang
dideritanya
- Klien juga bertanya
tentang diet yang tepat
untuk penderita hipertensi
DO :
- TD 180/90 mmHg
- Wajah klien tampak
bingung dan selalu
bertanya-tanya
Ansietas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intervensi Keperawatan
NO
1.
Diagnosa Keperawatan
hasil
kadar
cairan
kalsium
Kriteria Hasil :
meringis,
klien
memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya.
Intervensi
Rasional
melakukan
kompres
panas.
Sediakan
waslap
untuk
mengkompres sendi-sendi yang
sakit beberapa kali sehari.
dapat di sembuhkan.
penggunaan
teknik 6. Memberikan
rasa
nyaman
sehingga dapat mengurangi
nyeri.
2.
Ansietas
b/d
kurang Tujuan :
penyakit
Ansietas berkurang/
hilang.
yang
Kriteria Hasil :
1. Untuk
mengetahui
intervensi selanjutnya
akan diberikan.
2. Meningkatkan
pemahaman
klien dan keluarga akan
hipertensi.
4. Bantu
hidup
hidup
untuk
klien
apa
yang
NO
1.
Diagnosa Keperawatan
Waktu
Implementasi Keperawatan
Senin,
kadar
cairan
kalsium
klien
25 Juni
2012
Evaluasi
S:
-
O:
-
TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 81 x/i
RR 24 x/i
-
A:
Kompres hangat dapat menurunkan
nyeri dan membuat otot lebih rileks,
skala nyeri berkurang. Masalah
teratasi sebagian.
P:
Intervensi
dilanjutkan
dengan
Rabu,
27 Juni
2012
Klien
mengatakan
telah
menerapkan teknik kompres
hangat dengan dibantu oleh
keluarga dan nyeri sendi klien
berkurang.
Klien mengatakan dengan teknik
masase ini, nyeri klien berkurang.
TTV :
TD 200/90 mmHg
HR 85 x/i
RR 20 x/i
Wajah klien tampak tenang dan
nyaman
Skala nyeri berkurang (bernilai
2)
Ansietas
b/d
kurang
penyakit
yang
Selasa,
26 Juni
2012
wajah
klien
bingung
dan
bertanya-tanya,
190/100mmHg.
TD
Klien
mengatakan
bahwa
sekarang Ia lebih mengerti akan
hipertensi
dan
cara
penanggulangannya.
Keluarga klien juga bersedia
untuk membantu klien dalam
mengontrol tekanan darahnya.
O:
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet
khusus penderita hipertensi dan diskusikan
bersama klien dan keluarga.
TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 79 x/i
RR 21 x/i
Kamis,
29 Juni
2012
Klien
mengerti
akan
penanggulangan hipertensi dan
diet khusus hipertensi.
S:
Klien mengatakan bahwa Ia akan
menuruti diet khusus bagi penderita
hipertensi dan menerapkan teknikteknik relaksasi.
O:
-
TTV :
TD 190/100 mmHg
HR 83 x/i
RR 24 x/i
P : Intervensi dilanjutkan
Ringkasan Terminasi
Saat terminasi, Nenek S mengatakan bahwa kondisinya sekarang lebih
baik dari kemaren. Cara-cara yang telah diajarkan oleh perawat, dapat mengurangi
keluhan atau masalah kesehatan yang dialami klien. Begitu juga dengan keluarga,
kemampuan keluarga dalam merawat lansia dan pengetahuan keluarga akan
penyakit dan masalah kesehatan lansia semakin meningkat.
Klien mengatakan akan menerapkan cara yang telah diajarkan untuk
menurunkan nyeri. Keluarga juga mengatakan bahwa akan turut membantu lansia
dalam menerapkan cara-cara yang telah diajarkan. Keluarga sekarang telah
mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan oleh lansia untuk mendukung
kesehatannya. Melalui pendidikan kesehatan juga keluarga telah dapat mengetahui
perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi pada lansia dan dapat mengenali
apabila penyakit lansia sedang kambuh, serta keluarga juga mengatakan akan
memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Keluarga mengetahui pentingnya
olahraga bagi lansia yang dapat dilakukan melalui gerakan ROM, keluarga
mengatakan bahwa mereka akan selalu memotivasi lansia untuk tetap melakukan
gerakan ROM.
Dalam hal memodifikasi rumah, keluarga sudah menerapkannya dengan
baik sejak dulu. Keluarga menyadari akan resiko tinggi akan cedera/jatuh pada
lansia. Berdasarkan hasil observasi, kondisi penerangan kamar mandi dan rumah
keluarga adekuat serta kondisi lantai bersih dan tidak licin. Pemanfaatan fasilitas
kesehatan oleh keluarga juga telah dimanfaatkan dengan baik, keluarga membawa
lansia ke puskesmas yang ada di dekat rumah untuk berkonsultasi dengan dokter
mengenai masalah yang dihadapi lansia.
Latar Belakang
Hipertensi
adalah
suatu
keadaan
dimana
seseorang
mengalami
2.
3.
Pokok Bahasan
Hipertensi
4.
5.
Pengorganisasian
Penyuluh
6.
Sasaran Penyuluhan
Ny. N, Ny.Y, Ny.M, dan Ny.S
7.
8.
Metode
Ceramah dan Diskusi
9.
Media
Leaflet
10.
Strategi Kegiatan
Tahap
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
Kegiatan
Klien
Mendengar
manfaat Bertanya
Kegiatan Penyuluh
5. Perkenalan
6. Menjelaskan
mengetahui
penanggulangan
hipertensi
7. Penjelasan TIK
8. Cakupan materi
Menjelaskan :
Mendengar
1.1 Pengertian Hipertensi
Bertanya
1.2 Penyebab Hipertensi
1.3 Tanda
dan
Gejala
Hipertensi
1.4 Komplikasi Hipertensi
1.5 Penanggulangan
Hipertensi
- Memberi
kesempatan Umpan balik
kepada
peserta
penyuluhan
untuk
bertanya
- Bertanya kepada peserta
penyuluhan bagaimana
perasaannya
setelah
mengikuti penyuluhan
- Menyimpulkan materi
penyuluhan
- Menutup pertemuan dan
memberi salam
- Membagikan leaflet
Metode
Ceramah
Ceramah
dan
Diskusi
Leaflet
20
Diskusi
Leaflet
10. Evaluasi
Evaluasi Struktur:
-
Evaluasi Proses
-
Evaluasi Hasil
-
HIPERTENSI
I.
Pengertian
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan
darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung
dan kerusakan ginjal. Hipertensi sering ditemukan pada usia lanjut. Tekanan darah
dimana tekanan sistoliknya diatas 140mmHg dan tekanan diastolic diatas
90mmHg.
Jenis-jenis hipertensi :
1.
Hipertensi esensial
Merupakan suatu bentuk tekanan darah tinggi yang tidak diketahui
penyebabnya atau tanpa tanda-tanda kelainan di dalam tubuh.
2.
Hipertensi sekunder
Merupakan tekanan darah tinggi yang penyebabnya dapat diidentifikasi.
3.
4.
Hipertensi maligna
Merupakan hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan
menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.
II.
Etiologi
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara :
1. Jantung memompa lebih kuat sehinnga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya.
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka
tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena arteriosclerosis. Dengan cara yang sama, tekanan
darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil
(arteriola) untuk sementara mengerut karena perangsangan syaraf atau
hormon di dalam darah.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dalam tubuh. Volume
darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
toksemia
gravidarum,
adanya
pemakaian
obat-obatan
sejenis
dengan
1.
2.
3.
4.
Penyakit ginjal
Pielonefritis
Glomerulonefritis
Tumor-tumor ginjal
Kelainan hormonal
Hiperaldosteronisme
Sindroma chusing
Feokromositoma
Obat-obatan
Pil KB
Kortikosteroid
Siklosporin
Eritropoietin
Kokain
Penyalahgunaan alcohol
Penyebab lainnya
Koartasio aorta
III. Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun paa
seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak dapat diobati, bisa timbul gejala
berikut :
-
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
IV.
Komplikasi
Komplikasi akibat hipertensi adalah perdarahan di otak, stroke, dan
pembesaran jantung.
V.
Penanggulangan Hipertensi
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan
Penanggulangan
Pengertian
Penyebab
pada tengkuk
Perasaan berputar dan serasa
ingin jatuh
Berdebar dan detak jantung
terasa cepat
Telinga berdenging
Kelelahan
Mual , muntah, gangguan
pencernaan
Sesak napas
Mudah marah
Pandangan menjadi kabur
Susah tidur
Sesak napas
Telinga
Gelisah, kecemasan dan
kegugupan
garam dibatasi,
konsumsi garam dapur tidak
lebih dari 1/41/2 sendok
teh/hari.
Hindari
Hindari
Hindari
Hindari
HIPERTENSI
PADA LANSIA
Banyak
Stop
Konsumsi
makanan yang
mengandung kalium, magnesium
dan kalsium. Kalium, magnesium
dan kalsium mampu mengurangi
tekanan darah tinggi.
Disusun oleh:
Leloisa Nova
SEHAT DI
MASA TUA
A.
Latar Belakang
Reumatik adalah penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri
dan kaku pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang, jaringan ikat dan otot). Dari
sekitar lebih dari 100-an penyakit reumatik sebagian besar tidak berbahaya,
namun sangat mengganggu karena rasa nyerinya. Memang ada penyakit reumatik
yang dapat menimbulkan kematian tetapi sangat jarang sekali dan biasanya
perjalanan penyakitnya berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Yang paling
ditakuti dari penyakit reumatik ini bila tidak diobati dengan benar adalah akan
menimbulkan kecacatan baik ringan seperti kerusakan sendi maupun berat seperti
kelumpuhan. Yang sering terjadi adalah kurangnya kualitas hidup seseorang yang
berakibat terbatasnya aktifitas, depresi sampai berimbas pada status sosial
ekonomi seseorang atau sebuah keluarga. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah
penyakit reumatik ini tidak berhubungan dengan stroke tetapi berhubungan
dengan gaya hidup, pekerjaan, imunitas dan beberapa penyakit berhubungan
dengan genetika.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat terhadap kelima lansia
binaan, seluruhnya menderita Reumathoid Artritis. Mereka mengatakan bahwa
mereka sering merasa nyeri pada kakinya yang dimulai dari pangkal paha, lutut,
dan pergelangan kakinya, lebih terasa bila terlalu banyak berjalan atau terlalu
lama berdiri. Klien juga sering kesulitan untuk bangkit setelah duduk lama. Dan
untuk meringankan keluhan nyeri klien istirahat duduk sambil memijat-mijat
kakinya.
Berdasarkan hal diatas perawat ingin memberikan penyuluhan kesehatan
mengenai penanganan nyeri rematik agar klien dan keluarga lebih mengerti dan
dapat melakukan perawatan pada nyeri tersebut.
B.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan lansia
dan keluarga lansia akan mampu memahami dan menangani nyeri pada
penyakit rematik.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang nyeri rematik selama 30
menit, lansia dan keluarga akan mampu :
C. SASARAN
Ny.N, Ny.S, Ny.M, Ny.Y, dan Ny. H beserta keluarga setiap lansia.
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
F. MEDIA
Leaflet
G. PELAKSANAAN KEGIATAN
No
1
Kegiatan
Penyuluh
Memberi
salam
dan
berkenalan
Mengingatkan kontrak
Menjelaskan topik dan
tujuan penyuluhan
Pembukaan
Kegiatan Inti
Menjelaskan pengertian
nyeri
Menjelaskan
penyebab
nyeri
Menyebutkan
cara
mengurangi
keluhan
nyeri
Menjelaskan
ramuan
tradisional
untuk
mengatasi nyeri rematik
dan cara pengolahannya
Memberikan kesempatan
untuk bertanya jika ada
yang kurang jelas.
Penutup
Mengevaluasi
pengetahuan
keluarga
lansia dan lansia binaan.
Menyimpulkan
materi
yang telah disampaikan.
Memberi salam.
Peserta
Waktu
Menjawab salam
Mendengar
Mendengarkan
memperhatikan
Mendengarkan
memperhatikan
Mendengarkan
memperhatikan
Mendengarkan
memperhatikan
5 menit
dan
dan 20 menit
dan
dan
Mendengarkan dan
memperhatikan
5 menit
Mendengarkan dan
memperhatikan
Menjawab salam
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan lansia dan keluarga mengikuti penyuluhan
Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna
Tempat sesuai dan kondusif untuk pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang disepakati oleh
mahasiswa
2. Evaluasi Proses
Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai waktu yang direncanakan
Lansia dan keluarga kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan
Suasana dalam kegiatan penyuluhan kondusif
3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan maka lansia dan keluarga keluarga mampu
menjawab 80 % pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh saat evaluasi.
I.
REFERENSI
Dalimartha, S. (2003). Sembilan Puluh Enam Resep Tumbuhan Obat untuk
Rematik. Jakarta. Penebar Swadaya
Dewi, I (2002). Seri Pengalaman Obat Tradisional Menyembuhkan Mereka.
Jakarta, Trubus.
Reeves, C.J. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC
Sibuea, H, dkk (1992). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. FKUI
Utami, P. (2003). Tanaman Obat Untuk Mengatasi Rematik dan Asam Urat
Jakarta. Agromedia Pustaka
D
O
K
U
M
E
N
T
A
S
I