Vous êtes sur la page 1sur 158

LAMPIRAN

KONTRAK BELAJAR PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN KOMPREHENSIF (KONTRAK BELAJAR PBLK)


PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN USU
DI LINGKUNGAN II KELURAHAN GEDUNG JOHOR KECAMATAN MEDAN JOHOR TANGGAL 11 JUNI 07 JULI 2012

No.
1.

Kegiatan
Bimbingan dengan
dosen pembimbing
Orientasi lahan
Pengumpulan
data
Penyusunan
Instrumen
Pengkajian
Konsul
Pembimbing
Pengelolaan
Pelayanan Kesehatan
* Pengumpulan data
dan menganalisa
masalah

3.

2.

Kasus Kelolaan
Pengkajian kasus
kelolaan
Merumuskan masalah keperawatan
kasus kelolaan
Mempriorotaskan
masalah
dan
menentukan
intervensi

Tanggal
11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

keperawatan
Konsul
dengan
pembimbing
Implemenasi
Kasus kelolaan
Konsul Laporan
dengan
pembimbing
Evaluasi Kegiatan
Konsul
laporan
dengan
pembimbing
Penyelesaian
laporan akhir

Keterangan:
: Hari Minggu

: Dinas di Kampus

: Kegiatan

Tabel POA
No

Kegiatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Meninjau Lokasi PBLK


Mengkaji masalah lansia
Menentukan judul & POA
Konsul Judul PBLK
Mengumpulkan bahan
Mengkaji lansia kelolaan
Entry data
Menentukan diagnosa dan
intervensi
Konsul diagnosa dan
intervensi
Implementasi pada pasien
kelolaan
Menyusun Evaluasi
Melakukan Evaluasi
Menyusun laporan presentasi
hasil implementasi dan
evaluasi kegiatan
Konsul Laporan PBLK
Memperbaiki laporan PBLK
Mengumpulkan laporan
PBLK

9.
10.
11.
12.
13.

14.
15.
16.

Minggu I
11

12

13

14

Minggu II
15

16

18

19

20

21

Minggu III
22

23

25

26

27

28

Minggu IV
29

30

Kuesioner Kemampuan Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga Lansia


yang Mengalami Penyakit Kronis

Beri tanda ceklist pada pilihan yang menjadi pilihan Anda ()

NO
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

15.

16.

Pernyataan
Mengenal Masalah Kesehatan
Apakah keluarga merasakan adanya masalah
kesehatan pada lansia?
Apakah keluarga mengetahui kebutuhan lansia untuk
mendukung kesehatannya?
Apakah keluarga mengetahui perubahan-perubahan
kesehatan yang terjadi pada lansia?
Apakah keluarga menjaga dan memeriksakan
kesehatan lansia secara teratur?
Membuat Keputusan Tindakan Kesehatan yang
Tepat
Apakah keluarga dapat langsung mengenali ketika
penyakit lansia sedang kambuh?
Apakah keluarga berdiskusi bersama dalam
menentukan tempat pengobatan lansia?
Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah
yang dialami lansia?
Memberikan Perawatan kepada Lansia yang
Sakit
Ketika lansia mengalami nyeri di bagian kepala,
biasanya saya memijat kepala lansia.
Saya melakukan kompres air hangat/dingin ketika
lansia mengalami nyeri sendi.
Saya selalu memotivasi lansia untuk berolahraga
ringan.
Saya membedakan makanan bagi lansia dengan
makanan yang akan disajikan kepada keluarga.
Saya mengingatkan lansia merawat diri atau
kebersihan dirinya.
Saya membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari
yang tidak dapat dipenuhi oleh lansia secara mandiri
Saya menyarankan lansia untuk beristirahat saja
apabila lansia sedang sakit (tidak perlu banyak
bergerak)
Saya menjaga dan mempertahankan fisik lansia
dengan melakukan kegiatan bersama dalam batas
kemampuan lansia.
Saya mengingatkan lansia untuk minum obat

Ya

Tidak

17.
18.

19.

20.

21.

22.

23.
24.

Memodifikasi Lingkungan Rumah


Saya memantau lantai agar tidak licin maupun basah.
Saya selalu memastikan bahwa penerangan di rumah
khususnya kamar mandi baik, tidak terlalu terang
maupun redup.
Saya menata barang-barang di rumah sebaik mungkin
agar lansia tidak perlu sampai menggapai ataupun
membungkuk ketika akan mengambil sesuatu.
Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang ada
Apakah keluarga membawa lansia ke tempat
pelayanan kesehatan apabila kondisi lansia tidak
memungkinkan lagi untuk dirawat dirumah?
Apakah keluarga lebih memilih untuk membawa
lansia berobat ke dokter daripada membeli obat
langsung ke apotik?
Apakah keluarga meminta bantuan kepada petugas
kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan
yang dialami lansia?
Apakah keluarga percaya terhadap kinerja tenaga
kesehatan?
Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas
kesehatan yang ada?

PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN


RENTANG PERGERAKAN (RANGE OF MOTION/ROM)
DI KELURAHAN GEDUNG JOHOR MEDAN

1.

Latar Belakang
Penuaan adalah proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap

manusia. Walaupun proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang
normal, tetapi pada kenyataannya hal ini menjadi beban bagi setiap manusia yang
mengalami proses ini. Penuaan merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Proses
penuaan biologis yang dialami lansia relatif tidak akan menimbulkan perubahan
buruk apabila daya tahan tubuh dan kesehatannya terpelihara. Namun munculnya
penyakit kronis diusia lanjut seperti Hipertensi mengakibatkan tingkat
ketergantungan lansia terhadap orang lain sangat tinggi. Hal ini dikarenakan
penurunan kekuatan otot dan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas.
Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan
sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan,
postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan
melakukan aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi
risiko cedera sistem muskuloskeletal. Mekanika tepat juga memfasilitasi
pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan
otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan. Mekanika tubuh meliputi
rentang gerak, gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas, kesejajaran tubuh, dan
posisi tubuh yang aman saat bekerja.
Mekanika tubuh yang baik yakni yang dapat memelihara dan
mempertahankan kekuatan otot serta memelihara pergerakan sendi, salah satunya
dengan ROM (Range of Motion) yaitu kemampuan klien untuk menggerakan
sendi agar tidak terjadi kekakuan, pembengkakan, nyeri, keterbatasan sendi dan
gerakan yang tidak seimbang. ROM (Range of Motion) adalah latihan gerakan
sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif ataupun pasif.

ROM adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau


memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter &
Perry, 2005). Dengan melakukan ROM secara teratur diharapkan dapat
meningkatkan kekuatan otot secara bertahap dan ROM sebagai bentuk latihan
untuk mencegah depormitas sendi dan kontraktur sendi yang dapat menyebabkan
pleksi sendi yang permanent.
Oleh karena alasan tersebut, perawat memberikan pendidikan kesehatan
pada lansia kelolaan yang mengalami penurunan kekuatan otot dan kekakuan agar
kekuatan otot lansia kembali maksimal dan dapat memenuhi kebutuhan
pribadinya secara mandiri. Disamping itu, lansia juga dapat mengambil tindakan
pengobatan yang tepat, mengubah gaya hidupnya dan mengurangi aktivitas yang
dapat membahayakannya.

2.

Satuan Acara Pengajaran


2.1

Tujuan Instruksional

2.1.1 Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, klien dan
keluarga di Kelurahan Gedung Johor Medan akan mampu melakukan
latihan rentang pergerakan (ROM).

2.1.2 Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, klien dan
keluarga di Kelurahan Gedung Johor Medan akan dapat:
1) Menyebutkan pengertian ROM
2) Menyebutkan tujuan ROM
3) Menyebutkan manfaat ROM
4) Menjelaskan prinsip dasar latihan ROM
5) Pembagian ROM
3.

Pokok Bahasan
Range of Motion

4.

5.

Sub Pokok Bahasan


1.

Pengertian ROM

2.

Tujuan ROM

3.

Manfaat ROM

4.

Prinsip dasar latihan

Sasaran
Nenek N, H, Y, S, M

6.

Waktu dan Tempat


Di rumah lansia binaan

7.

8.

Metode
-

Ceramah,

Praktek,

Diskusi.

Media
- Leaflet

9.

Strategi Kegiatan
Tahap

Pendahuluan

Kegiatan Penyuluh
1. Perkenalan
2. Menjelaskan

Kegiatan
Klien
Mendengar

Metode

Media dan Estimasi


alat

Waktu

Ceramah

Leaflet

Leaflet

20

manfaat Bertanya

mengetahui

latihan

ROM
3. Penjelasan TIK
4. Cakupan materi
Penyajian

Menjelaskan :
Pengertian ROM

Mendengar

Ceramah

Tujuan ROM

Bertanya

dan

Manfaat ROM

Mempraktek-

Diskusi

Prinsip Dasar Latihan kan


ROM
Pembagian ROM
Praktek gerakan ROM
oleh

klien

dibantu

perawat
Penutup

- Memberi

kesempatan Umpan balik

kepada

Diskusi

Leaflet

peserta

penyuluhan

untuk

bertanya
- Mempraktekkan
gerakan

ROM

oleh

klien dibantu keluarga


- Bertanya kepada peserta
penyuluhan bagaimana
perasaannya

setelah

mengikuti penyuluhan
- Menyimpulkan

materi

penyuluhan
- Menutup pertemuan dan
memberi salam
- Membagikan leaflet

8. Evaluasi
Evaluasi Struktur:
-

Penggunaan media yang lengkap, kondisi tempat yang kondusif.

Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi


kesehatan kepada peserta

Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan

Evaluasi Proses
-

Proses penyuluhan dapat terlaksana sesuai dengan perencaan

Evaluasi Hasil
-

50 % dari materi penyuluhan dapat dijelaskan oleh klien dan keluarga

9.

Materi Penyuluhan

9.1

Pengertian Range of Motion (ROM)


Range of motion atau rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan

yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital,
frontal, dan transfersal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari
depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan
frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan
dan belakang. Potongan transfersal adalah garis horizontal yang membagi tubuh
menjadi bagian atas dan bawah.
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan

atau

memperbaiki

tingkat

kesempurnaan

kemampuan

menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa


otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

9.2

Tujuan ROM

1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot


2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk
5. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
6. Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin
7. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan
atau
dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
8. Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau
berkomunikasi

9.3

9.4

Manfaat ROM
1.

Memperbaiki tonus otot

2.

Meningkatkan mobilisasi sendi

3.

Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

4.

Meningkatkan massa otot

5.

Mengurangi kehilangan tulang

Prinsip Dasar Latihan ROM

1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dilatih minimal 2 kali sehari.
2. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan klien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur klien, diagnosa,
tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher, jari
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian
yang mengalami proses penyakit atau kelemahan.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah dilakukan

9.5
1.

Pembagian Range of Motion (ROM)


ROM Pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan klien dengan

bantuan perawat atau keluarga pada setiap gerakan ROM. Indikasi latihan pasif
adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi,
tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan
mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total
(Suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan
otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.

2.

ROM Aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing

klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang
gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif .

9.6
1.

Gerakan ROM
Leher
Angkat dagu ke arah atas
Kembalikan posisi kepala ke awal
Tekuk kepala ke belakang sejauh mungkin
Miringkan kepala kearah bahu kiri dan kanan
Putar kepala

2. Bahu
Angkat lengan keatas ke arah kepala
Kembalikan lengan ke posisi awal
Gerakkan lengan ke belakang tubuh dengan posisi tetap lurus
Angkat lengan ke samping dengan telapak tangan kearah atas
Kembalikan posisi lengan kearah tubuh
Tekuk siku dan gerakkan ke depan
Tekuk siku dan gerakkan kearah atas ke belakang
Gerakkan bahu dengan lingkaran penuh

3.

Siku
Tekuk siku sehingga sejajar dengan lengan atas
Luruskan siku keposisi awal
Luruskan siku sejauh mungkin

4.

Lengan Bawah
Putar lengan bawah dengan posisi tangan terbuka ke atas
Putar lengan bawah dengan posisi tangan terbuka ke bawah.

5.

Pergelangan Tangan
Gerakkan telapak tangan ke bawah
Gerakkan telapak tangan sejajar dengan lengan bawah
Gerakkan tangan ke atas kearah bahu
Tekuk pergelangan tangan ke arah dalam
Tekuk pergelangan tangan ke arah luar

6.

Jari
Kepalkan tangan
Luruskan jari/terbuka
Tekuk jari ke belakang
Jauhkan masing-masing jari
Gabung jari secara bersama-sama

7.

Ibu Jari
Gerakkan ibu jari kearah telapak tangan
Gerakkan kembali ibu jari menjauh
Gerakkan ibu jari ke samping
Gerakkan ibu jari ke dalam
Sentuh jari-jari dengan ibu jari

8.

Pinggul
Gerakkan kaki ke depan
Gerakkan kaki ke posisi sejajar
Gerakkan ke arah belakang menjauhi posisi sejajar
Gerakkan kaki kesamping menjauhi kaki lain
Gerakkan kaki ke dalam, ke kaki lain
Gerakkan telapak kaki dan kaki ke dalam
Gerakkan telapak kaki dan kaki keluar
Gerakkan kaki memutar

9.

Lutut

Angkat tumit ke belakang tubuh

Kembalikan kaki ke posisi awal

10. Pergelangan Kaki

Gerakkan telapak kaki sehingga jari ke atas

Gerakkan telapak kaki sehingga jari kaki kebawah

11. Kaki
Putar telapak kaki ke dalam
Putar telapak kaki ke luar
Kepitkan jari kaki
Luruskan jari kaki
Jauhkan masing-masing jari
Gerakkan masing-masing jari ke arah dalam

DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R.Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta;
Salemba Medika.
Stanley, Mickey dan Patricia. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.
Jakarta: EGC
Stockslager, Jaime dan Liz Schaeffer. (2008). Asuhan Keperawatan Geriatrik.
Edisi 2. Jakarta: EGC

1.

Pengkajian Lansia I

I.

Identitas
a. Inisial kepala keluarga

: Nenek N

b. Usia

: 60 tahun

c. Tempat/Tanggal Lahir

: Medan/ 11 Januari 1952

d. Pendidikan

: Tidak Sekolah

e. Agama

: Islam

f. Suku

: Jawa

g. Alamat

: Jln. Eka Jaya III, Lingk II


Kelurahan Gedung Johor Medan

h. Tipe Keluarga

: Keluarga besar
(Extended Family)

Ket :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Klien
: Meninggal (Perempuan)
: Meninggal (Laki-Laki)
: Tinggal Serumah

II. Riwayat Kesehatan Keluarga


Nenek N mengatakan bahwa ibunya dulu mengalami hipertensi dan pernah
juga terserang stroke, yakni lumpuh pada bagian tubuh sebelah kanan.

III. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Nenek pernah terserang stroke, dan saat ini nenek mengalami kelemahan
pada ekstremitas kiri bagian atas dan bawah. Kekuatan otot lengan maupun kaki
nenek bernilai 4. Nenek tampak berjalan dengan pelan dan pincang. Nenek N juga
mengeluhkan nyeri di sendi-sendi kaki dan tangan, serta nyeri di pinggangnya.
Nenek N sering kebas, kesemutan dan kaku di ekstremitas atas maupun bawah
pada saat bangun tidur di pagi hari. Nenek tidak bisa memastikan kondisi-kondisi
yang bagaimana saja yang dapat menimbulkan nyeri. Tetapi apabila cuaca dingin,
nyeri sendi nenek akan timbul. Nenek juga mengalami hipertensi. Nenek juga
sering merasa pusing, sakit kepala dan berat di tengkuk. Apabila tekanan darah
nenek sedang naik dan menimbulkan nyeri kepala, biasanya nenek tidak bisa tidur
semalaman.

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Nenek N mengalami stroke pertama kali tiga tahun yang lalu. Pada saat itu
nenek bangun tidur dan mengeluhkan bagian tubuh sebelah kiri tidak bisa
digerakkan. Nenek menjalani terapi dan akhirnya tangan dan kaki nenek bisa
digerakkan walaupun tidak pulih maksimal. Tetapi kemudian nenek terserang
stroke kembali sekitar 7 bulan yang lalu. Tangan dan kaki sebelah kiri tidak bisa
digerakkan kembali. Kemudian nenek menjalani terapi lagi dan akhirnya tangan
dan kaki nenek dapat digerakkan, tetapi kekuatannya sangat lemah. Nenek tampak
berjalan pincang. Sejak dulu, Nenek N juga mengalami hipertensi dan rematik.
Apabila rematik nenek kambuh, nenek merasakan nyeri yang sangat menyakitkan.
Nenek juga mengalami maag kronik.

V. Riwayat sehari-hari
a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit
Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa enak, tidak merasa
pening dan dapat melakukan aktivitas, hati pun terasa senang.
Sedangkan sakit adalah saat beliau merasa lesu dan lunglai, tidak dapat
berbuat apa-apa dan terasa nyeri.
b. Kebiasaan
Setiap hari nenek menghabiskan waktunya duduk di teras rumah
sambil menjaga kedai yang ada di rumah. Nenek juga menjaga
cucunya apabila anak nenek sedang bekerja dan belanja. Nenek juga
sering bepergian bersama anak maupun besannya ke rumah sanak
saudara di provinsi lain.
c. Pola nutrisi
Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul 08.00 WIB, sarapan
lontong, siang hari makan nasi antara pukul 14.00 WIB, sedangkan
pada malam hari terkadang lansia makan nasi atau makan roti pada
pukul 20.00 WIB. Di malam hari nenek lebih sering makan kue
daripada makan nasi karena nenek tidak selera makan. Nenek N suka
makan ikan. Kalau untuk sayur, nenek akan makan sayur yang disukai
oleh nenek.
d. Pola istirahat dan tidur
Nenek biasanya istirahat di siang hari pada pukul 12.00-13.00 WIB. Di
malam hari biasanya nenek tidur pada pukul 22.00 WIB. Nenek tidak
mengalami kesulitan dalam tidur, tetapi ketika hipertensi nenek sedang
kambuh, maka nenek akan sangat sulit tidur karena nyeri kepala yang
dirasakan oleh nenek. Nenek bangun dipagi hari pada pukul 06.30
WIB. Tiap malam klien selalu terbangun 3-4 kali untuk BAK.
e. Pola eliminasi
Klien

mengatakan BAK lancar. Klien mengalami masalah dalam

BAK. Nenek mengalami masalah dalam BAK, yakni sebelum sampai


ke kamar mandi, urine nenek sudah keluar (inkontinensia). Klien
mengatakan tidak bisa menahan keinginan untuk BAK dalam waktu

yang lama. Ini yang menyebabkan nenek sering terbangun dimalam


hari untuk BAK. Kebiasaan BAB nenek biasanya tidak teratur
biasanya klien BAB sekali dalam 2-3 hari dengan konsistensi yang
keras. Tetapi seminggu terakhir, nenek ada mengkonsumsi ramuan
tradisional dari pedagang keliling dan akhirnya BAB nenek seminggu
ini lancar.
f. Kebiasaan olahraga
Nenek N jarang berolah raga di pagi hari. Nenek mengatakan karena
kaki kiri nenek mengalami kelemahan, maka nenek tidak berani
berjalan jauh untuk berolahraga.
g. Kemampuan melakukan aktivitas
Nenek tidak mampu lagi melakukan pekerjaan rumah yang ringan
sekalipun. Nenek hanya mampu merawat dirinya sendiri, misalnya
mandi. Dalam hal berpakaian, untuk memakai pakaian bawah, nenek
tidak bisa secara mandiri melakukannya, nenek biasanya dibantu oleh
anaknya. Dalam hal makan, biasanya anak nenek akan menyiapkan
makanan nenek, dan nenek hanya tinggal makan.
h. Rekreasi
Nenek N sering melakukan rekreasi bersama anak dan besannya.
Biasanya nenek akan mengunjungi rumah sanak saudara selama
kurang lebih 1 minggu. Di rumah biasanya rekreasi nenek hanyalah
menonton tv.

VI.

Riwayat psikologi
Nenek N tidak pernah merasa stress dalam menjalani kehidupan.
Walaupun nenek mengalami banyak penyakit, tetapi nenek tetap semangat
dalam menjalani hidup. Terkadang nenek juga merasa kesepian karena
suami nenek bekerja di luar kota dan hanya beberapa kali pulang ke rumah
dalam setahun. Tetapi kesepian itu terobati dengan kelucuan dari cucu
nenek yang selalu menemaninya sepanjang hari.

VII.

Riwayat sosial
Klien sudah lama tinggal di daerah Lingkungan II jalan Eka Jaya dan
memiliki hubungan yang baik dengan tetangga lingkungan sekitar. Nenek
merupakan seorang yang peramah dan memiliki kebutuhan yang tinggi
akan sosialisasi. Nenek selalu menyapa tetangga-tetangga yang lewat di
depan rumahnya dan tetangga nenek pun sering duduk-duduk di teras
rumah nenek untuk cerita-cerita.

VIII. Riwayat spiritual dan kultural


Klien tidak pernah lupa untuk sholat lima waktu. Apabila kondisi
kesehatan nenek mengizinkan, biasanya nenek akan mengikuti pewiridan.
Pewiridan tersebut diadakan setiap hari rabu yang dinamakan dengan
arisan silaturahmi.

IX.

Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Klien terlihat rapi, bersih, dan ramah. Klien tampak berjalan dengan
pincang.
b. Tanda-tanda vital
TD = 170/90 mmHg, HR = 81x/i, RR = 20/i, T = afebris
c. Kepala
Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih,
penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut
putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun
kelainan pada kepala.
d. Mata
Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda
anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+),
edema (-), kemampuan membaca sudah berkurang dan sudah
mengalami rabun dekat.

e. Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan
maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak
mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat
mendengar dengan jelas.
f. Hidung
Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak
ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien
tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan.
g. Mulut/Tenggorokan
Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien
sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran
uvula.
h. Sistem pernafasan
Klien tidak ada gangguan pernafasan seperti sesak nafas, (-)
pernapasan cuping hidung, suara pernapasan vesikuler dengan
frekuensi 23x/i, ronchi (-), wheezing (-).
i. Sistem kardiovaskular
Frekuensi nadi 81x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama
dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur
(-), dan CRT < 2 detik.
j. Abdomen
Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati,
peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang
maag sejak dulu.
k. Sistem gastrointestinal
Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare.
l. Sistem genitourinari
Klien

mengalami

gangguan

genitourinari

(perkemihan)

yakni

inkontinensia, klien tidak bisa menahan BAK dalam waktu yang lama,
sebelum sampai di kamar mandi biasanya urine nenek sudah keluar.

m. Sistem muskuloskeletal
Tampak tubuh nenek sebelah kiri mengalami kelemahan. Kekuatan
otot lengan bernilai 4 dan kekuatan otot kaki juga bernilai 4. Nenek
juga tidak sanggup lagi untuk melakukan pekerjaan rumah. Nenek juga
sering mengalami kebas dan kaku pada ekstremitas atas maupun
bawah.
n. Sistem neurologi
Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara
dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi. Klien
masih dapat mengingat kejadian-kejadian di masa lampau maupun
yang baru terjadi.

X.

Pemeriksaan penunjang
-

XI.

Riwayat terapi
Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit rematik dan hipertensi
secara teratur dari dokter yang ada di puskesmas.

XII.

Hasil Pengkajian Keluarga Nenek N


Berdasarkan hasil pengkajian dengan kuesioner tentang kemampuan
keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronik hasilnya yakni
Perawatan Cukup. Dalam hal mengenal masalah kesehatan pada lansia,
keluarga Nenek N dapat merasakan adanya masalah kesehatan pada lansia
dan dapat mengenali perubahan-perubahan kesehatan pada lansia. Ini
sangat bermanfaat sekali dalam mengenal masalah kesehatan pada lansia,
karena ketika keluarga mengetahui bahwa kondisi lansia sedang tidak baik,
keluarga langsung dapat mengambil tindakan. Tetapi keluarga tidak
mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan lansia untuk
mendukung kesehatannya dan keluarga tidak memeriksakan kesehatan
lansia secara teratur. Banyak masalah kesehatan yang terjadi pada lansia,

oleh karena itu, penting sekali untuk memeriksakan kesehatan lansia


secara teratur.
Dalam hal membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat,
keluarga berdiskusi dalam menentukan tempat pengobatan bagi lansia dan
keluarga tidak menyerah dalam menghadapi masalah yang dialami lansia.
Dalam hal ini, keluarga tidak dapat langsung mengenali ketika penyakit
lansia sedang kambuh. Keluarga dapat mengetahui apabila lansia
mengeluh akan kondisinya dan apabila lansia sudah tidak beraktivitas lagi
(hanya tidur-tiduran saja), ketika ini terjadi berarti lansia sedang sakit.
Dalam memberikan perawatan kepada lansia yang sakit, keluarga
sebisa mungkin membantu lansia untuk mengurangi keluhan yang
dirasakan lansia, misalnya ketika lansia sedang mengalami nyeri kepala,
keluarga akan melakukan masase di daerah kepala lansia. Keluarga juga
membedakan makanan bagi lansia dengan makanan yang akan disajikan
kepada keluarga, membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan seharihari yang tidak dapat dipenuhi oleh lansia secara mandiri, menyarankan
lansia untuk beristirahat apabila lansia sedang sakit (tidak perlu banyak
bergerak), dan mengingatkan lansia untuk minum obat.
Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, keluarga selalu
memantau lantai agar tidak licin maupun basah. Tetapi untuk hal
penerangan di rumah, keluarga tidak terlalu memperhatikan. Begitu juga
dengan barang-barang di rumah tidak diatur dengan baik. Hal ini akan
dapat

menimbulkan

resiko

cedera

bagi

lansia.

Keluarga

juga

menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. Ketika lansia sudah tidak


memungkinkan lagi untuk dirawat di rumah, maka keluarga akan
membawa lansia ke pelayanan kesehatan terdekat. Keluarga juga lebih
memilih untuk meminta bantuan dan berkonsultasi dengan petugas
kesehatan daripada langsung ke apotik untuk membeli obat atas inisiatif
sendiri.
Setelah didapatkan hasil pengkajian kemampuan keluarga dalam
merawat lansia, maka keluarga nenek N masih perlu untuk mendapatkan
pendidikan dan penyuluhan kesehatan, diantaranya tentang apa-apa saja

kebutuhan yang diperlukan lansia untuk mendukung kesehatannya dan


pentingnya memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Nenek N
banyak menderita penyakit kronis, diantaranya hipertensi, stroke,
rematik, dan maag. Jadi sangat penting sekali untuk mengontrol
kesehatan lansia secara teratur ke pelayanan kesehatan. Agar kondisi
kesehatan lansia tetap terjaga. Dalam hal merawat lansia yang sedang
sakit kronis, keluarga masih kurang maksimal dalam melakukannya, ini
dikarenakan pengetahuan keluarga yang tidak memadai. Oleh karena itu,
penting untuk mengajarkan kepada keluarga bagaimana cara merawat
lansia yang sedang sakit dan memberikan pengetahuan tentang penyakit
yang diderita oleh lansia, agar pemahaman keluarga akan penyakit
tersebut bertambah. Keluarga juga perlu untuk mendapatkan pendidikan
kesehatan tentang cara memodifikasi rumah untuk menghindari
terjadinya cedera/jatuh pada lansia.

Analisa Data

NO
1.

Data

Analisa Data

Masalah

- Klien mengatakan bahwa


sendi-sendinya
sering
terasa kebas dan nyeri,
baik sendi kaki maupun
tangan.
- Klien mengatakan bahwa
saat
bangun
tidur,
ekstremitas klien terasa
kaku. Pinggang klien juga
sering terasa nyeri.
- Klien mengatakan apabila
tekanan
darah
klien
sedang naik, maka kepala
klien akan terasa sangat
nyeri. Tengkuk klien juga
terasa berat.

Proses menua

Nyeri Kronik

DS :

DO :
- Wajah klien meringis.
- TTV
TD : 170/90mmHg

Perubahan perfusi/aliran darah


ke jaringan dan ekstremitas
berkurang

Kurang atau tidak lancarnya


peredaran darah ke tubuh

Menurunnya cairan synovial,


menurunnya kadar esterogen,
peningkatan kadar asam urat,
penurunan kadar kalsium pada
tulang

Nyeri

HR : 81x/i
RR : 20x/i
- Klien memegangi kakinya
dan
mengurut-urut
kakinya.
- Skala nyeri bernilai 6
2.

DS :
- Klien mengatakan tidak
dapat menahan keinginan
untuk BAK dalam waktu
yang lama.

Proses menua

Inkontinensia

- Klien
mengatakan
sebelum Ia sampai di
kamar mandi, urinenya
sudah keluar.
- Klien
mengatakan
terbangun di malam hari
sebanyak 3-4 kali tiap
malam.

Penurunan fungsi kerja


persyarafan, salah satunya
adalah saraf yang mengatur
sistem perkemihan

Hiperrefleksi Destrusor

DO :
Bladder Spastik
- Klien
mengalami
inkontinensia urine
- Nokturia
- Urgensi
- Sering berkemih
3.

Inkontinensia

DS :
- Klien mengatakan bahwa
Proses patologi pada sistem
semenjak
mengalami
pembuluh darah otak
stroke tangan dan kakinya
mengalami kelemahan.
- Klien mengatakan bahwa
Ia sudah sulit untuk Penyumbatan lumen pembuluh
bergerak bebas, terkadang
darah oleh trombosis atau
aktivitas
sehari-hari
emboli
dibantu oleh anaknya.
Klien tidak mampu untuk
melakukan
pekerjaan
Pecahnya dinding pembuluh
rumah.
- Dalam hal berpakaian,
darah otak, perubahan
klien
dibantu
oleh
permeabilitas dinding
anaknya untuk memakai
pakaian bawah dan anak pembuluh darah dan perubahan
klien
juga
selalu
viskositas maupun kualitas
menyediakan nasi klien
darah sendiri
apabila klien mau makan.
DO :
- Keterbatasan
untuk
bergerak bebas
- Keterbatasan kemampuan
untuk
melakukan
keterampilan
motorik

Gangguan fungsi otak


yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah ke
bagian otak

Hambatan
mobilitas fisik

kasar (makan)
- Penurunan aktivitas
- Kekuatan otot lengan dan
kaki bernilai 4
- Melambatnya pergerakan

Kelemahan pada bagian tubuh

Hambatan mobilitas fisik

4.

DS :
- Klien mengatakan bahwa
kaki dan tangannya lemah
dan tidak bertenaga.
- Klien tampak pincang
sewaktu berjalan.
- Klien mengatakan bahwa
Ia
sering
mengalami
pusing dan nyeri kepala
karena hipertensi.

DO :
- TTV :
TD 170/90 mmHg
HR 81 x/i
RR 20 x/i
- Klien tampak berjalan
lambat dan pincang.
- Kekuatan otot lengan dan

Proses patologi pada sistem


pembuluh darah otak

Penyumbatan lumen pembuluh


darah oleh trombosis atau
emboli

Pecahnya dinding pembuluh


darah otak, perubahan
permeabilitas dinding
pembuluh darah dan perubahan
viskositas maupun kualitas
darah sendiri

Gangguan fungsi otak

Resiko Tinggi
Cedera

kaki ka/ki bernilai 4.

yang disebabkan oleh


gangguan aliran darah ke
bagian otak

Kelemahan pada bagian tubuh

Resiko Tinggi Cedera

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan


synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam
urat d/d skala nyeri 6, wajah meringis, klien memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya.
2. Gangguan pola eliminasi : Inkontinensia Urine b/d proses menua,
penurunan fungsi kerja persyarafan yang mengatur sistem perkemihan,
hiperrefleksi destrusor d/d nokturia, keluarnya urine sebelum mencapai
kamar mandi, dan urgensi.
3. Hambatan mobilitas fisik b/d Pecahnya dinding pembuluh darah otak,
perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan
viskositas maupun kualitas darah sendiri, gangguan fungsi otak yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak d/d keterbatasan
untuk bergerak bebas, keterbatasan kemampuan untuk melakukan
keterampilan motorik kasar (makan), penurunan aktivitas, kekuatan otot
lengan dan kaki bernilai 4 (empat), melambatnya pergerakan.
4. Resiko tinggi cedera b/d pernah mengalami stroke ringan akibat pecahnya
dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh
darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri, gangguan
fungsi otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak
d/d kekuatan otot lengan dan kaki bernilai 4, keterbatasan dalam ruang
gerak, klien sering pusing dan nyeri kepala karena hipertensi.

Intervensi Keperawatan

NO
1.

Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
rasa
nyaman : nyeri b/d
proses
menua,
menurunnya cairan
synovial
kadar
kalsium pada tulang
dan estrogen dan
peningkatan
asam
urat d/d skala nyeri
6, wajah meringis,
klien
memegangi
dan mengurut-urut
kaki serta lengannya.

Tujuan dan kriteria hasil


Tujuan :
Nyeri berkurang atau
hilang.

Kriteria Hasil :

Skala nyeri berkurang


Wajah tampak tenang
Mendemostrasikan
teknik-teknik
menurunkan nyeri
dengan baik

Intervensi

Rasional

1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi nyeri 1. Membantu dalam menentukan


dan intensitas skala (0-10), catat faktor
kebutuhan manajemen nyeri dan
yang memperberat tanda-tanda rasa sakit
keefektifan program.
non - verbal.
2. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan 2. Untuk
meminimalkan
nyeri muncul.
timbulnya nyeri.

resiko

3. Berikan pendidikan kesehatan kepada 3. Mengajarkan kepada keluarga


klien dan keluarga tentang penyakit
tentang masalah kesehatan yang
kronis rematik dan diskusikan bersama
dialami oleh klien.
tentang keluhan dan masalah kesehatan
yang dialami klien.
4. Anjurkan klien untuk mandi air hangat 4. Panas meningkatkan relaksasi otot
dan anjurkan kepada keluarga untuk
dan mobilitas, menurunkan rasa
membantu lansia dalam menyediakan air
sakit dan melepaskan kekakuan di
panas untuk mandian.
pagi hari.
5. Ajarkan kepada keluarga tentang teknik 5. Kompres panas dapat menurunkan
penghilang nyeri dengan melakukan
nyeri sendi dan memperlancar
kompres panas. Sediakan waslap untuk
aliran darah.

mengkompres sendi-sendi yang sakit


beberapa kali sehari.
6. Ajarkan pasien cara menghilangkan nyeri 6. Agar posisi/postur tulang belakang
tetap terjaga.
punggung melalui tirah baring dengan
menggunakan matras yang keras dan
tidak menggulung.
7. Berikan masase lembut. Ajarkan kepada 7. Meningkatkan relaksasi otot.
keluarga teknik masase dan jelaskan
manfaatnya.
8. Dorong penggunaan teknik masase

8. Memberikan rasa nyaman sehingga


dapat mengurangi nyeri.

9. Berikan pendidikan kesehatan tentang 9. Mengendalikan nyeri rematik dari


diet bagi pasien rematik kepada keluarga
diet sehari-hari.
dan klien dan diskusikan bersama.
10. Anjurkan
klien
untuk
rutin 10. Sebagai antiimflamasi dan efek
mengkonsumsi obat dari dokter. Ajarkan
analgesik dalam mengurangi nyeri.
kepada
keluarga
untuk
selalu
mengingatkan klien untuk minum obat
dan selalu mengawasi klien dalam
mengkonsumsi obat.
11. Anjurkan kepada keluarga untuk 11. Untuk tetap menjaga kesehatan
membawa lansia ke tempat pelayanan
lansia melalui tindakan preventif

kesehatan terdekat guna memeriksakan


kondisi kesehatan lansia secara teratur.
2.

Gangguan
pola
eliminasi
:
Inkontinensia Urine
b/d proses menua,
penurunan
fungsi
kerja
persyarafan
yang
mengatur
sistem perkemihan,
hiperrefleksi
destrusor
d/d
nokturia, keluarnya
urine
sebelum
mencapai
kamar
mandi, dan urgensi.

Tujuan :
Mempertahankan pola
eliminasi urine yng
optimum.

Kriteria Hasil :
Tidak terjadi
inkontinensia
Klien dapat menahan
BAK dalam waktu yang
normal.

(pencegahan).

1. Jelaskan dan diskusikan kepada klien dan 1. Meningkatkan


pengetahuan
keluarga tentang masalah yang dihadapi
keluarga
tentang
masalah
oleh lansia.
kesehatan yang dihadapi lansia.
2. Anjurkan kepada klien dan keluarga 2. Pakaian basah dapat mengiritasi
untuk selalu mengganti pakaian lansia
kulit lansia.
apabila sudah basah.
3. Ajarkan teknik memperkuat sfingter dan 3. Untuk
memperkuat
struktur pendukung kandung kemih
perkemihan lansia.
(misalnya latihan otot pelvis, latihan
menghentikan
dan
memulai
lagi
berkemih).

otot

4. Jelaskan kepada lansia bahwa hal itu


mungkin membutuhkan latihan selama
beberapa minggu untuk mencapai
peningkatan.

4. Agar lansia lebih berkomitmen


dalam melakukan latihan selama
beberapa minggu.

5. Batasi pemasukan zat yang mengandung


cola, kopi, teh, dan coklat).

5. Dapat mengiritasi kandung kemih.

3.

Hambatan mobilitas
fisik b/d Pecahnya
dinding pembuluh
darah
otak,
perubahan
permeabilitas
dinding pembuluh
darah dan perubahan
viskositas maupun
kualitas
darah
sendiri,
gangguan
fungsi otak yang
disebabkan
oleh
gangguan
aliran
darah ke bagian otak
d/d
keterbatasan
untuk
bergerak
bebas, keterbatasan
kemampuan untuk
melakukan
keterampilan
motorik
kasar
(makan), penurunan
aktivitas, kekuatan

Tujuan :
Mobilitas fisik dapat
terpenuhi

Kriteria Hasil:

Melakukan aktivitas
secara mandiri sesuai
dengan kemampuan
Meminta bantuan
untuk aktivitas yang
diluar kemampuan.

1. Kaji kebutuhan akan bantuan pelayanan 1. Untuk meminimalkan masalah yang


kesehatan di rumah
mungkin akan dihadapi klien.
2. Meningkatkan pengetahuan lansia
2. Kaji
kebutuhan
akan
pendidikan
dan
keluarga
akan
kondisi
kesehatan dan diskusikan bersama klien
kesehatannya.
dan keluarga tentang masalah kesehatan
yang dialami oleh lansia.
3. Jelaskan manfaat ROM pada keluarga 3. Untuk
mempertahankan
dan klien serta ajarkan kepada keluarga
meningkatkan
kekuatan
dan klien gerakan latihan ROM.
ketahanan otot.

atau
dan

4. Motivasi keluarga untuk selalu membantu


dan
mengingatkan
lansia
untuk 4. Agar hasil yang diperoleh dari
melakukan gerakan ROM.
latihan ROM lebih maksimal.
5. Anjurkan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan klien yang tidak bisa 5. Agar pemenuhan kebutuhan lansia
dilakukan secara mandiri oleh lansia.
tetap terpenuhi.
6. Ajarkan teknk ambulasi dan perpindahan 6. Untuk mencegah cedera/jatuh pada
yang aman
lansia.
7. Berikan lingkungan di dalam maupun di 7. Mencegah terjadi jatuh pada lansia
luar rumah yang aman bagi lansia.

4.

otot lengan dan kaki


bernilai 4 (empat),
melambatnya
pergerakan

8. Dorong klien untuk mempertahankan 8. Memaksimalkan sendi


postur tegak

Resiko tinggi cedera Tujuan :

1. Kaji kemampuan klien secara fungsional


dan kaji TTV klien.

1.

Mengidentifikasi kekuatan dan


kelemahan

2. Berikan pendidikan kesehatan kepada


keluarga dan lansia tentang cedera pada
lansia dan diskusikan kepada keluarga
dan klien tentang hal-hal yang dapat
menyebabkan cedera pada lansia.

2.

Untuk menghindari
trauma fisik

3. Anjurkan kepada keluarga untuk


menciptakan penerangan yang aman,
khususnya di kamar mandi

3.

Meminimalkan resiko jatuh

b/d

pernah

mengalami

stroke

ringan

akibat

pecahnya

dinding

pembuluh

darah

Tidak terjadi cedera/


cedera dapat dihindari.

Kriteria Hasil :

perubahan TTV normal


Resiko cedera
permeabilitas
diminimalkan
dinding pembuluh Lansia dapat
mendemonstrasikan
darah dan perubahan
teknik-teknik dalam
menghindari
viskositas maupun
cedera/jatuh.
kualitas
darah
otak,

sendiri,
fungsi

gangguan
otak

disebabkan

yang
oleh

terjadinya

4. Pastikan bahwa lantai kamar mandi 4. Pengawasan terhadap lansia lebih


dalam tidak licin dan lantai kamar mandi
ditingkatkan.
luar tidak basah/becek. Ganti alas kaki
apabila sudah sangat basah.
5. Berikan pendidikan kesehatan tentang 5. Agar keluarga memahami kondisi
hipertensi dan diet untuk penderita
klien dan bahaya dari penyakit
hipertensi. Diskusi bersama klien dan
kronik yang dialami.
keluarga tentang bahaya hipertensi.

gangguan

aliran

darah ke bagian otak


d/d

kekuatan

lengan

otot

dan

kaki

bernilai
keterbatasan

4,
dalam

ruang gerak, klien


sering pusing

dan

nyeri kepala karena


hipertensi

6. Anjurkan
kelurga
untuk
selalu 6. Mengurangi resiko jatuh pada
mengawasi
klien
ketika
berjalan
lansia.
(khusunya ketika terbangun di malam
hari untuk BAK).
7. Anjurkan kepada lansia untuk selalu
berpegangan pada benda atau sesuatu
yang bisa dipegang ketika berjalan. Dan
tidak melakukan aktivitas apabila kepala
pusing atau sedang tidak bertenaga

7. Meminimalkan resiko terjadinya


jatuh pada lansia.

Implementasi Keperawatan dan Evaluasi


NO
1.

Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
rasa
nyaman : nyeri
b/d proses menua,
menurunnya
cairan
synovial
kadar
kalsium
pada tulang dan
estrogen
dan
peningkatan asam
urat d/d skala
nyeri 6, wajah
meringis,
klien
memegangi dan
mengurut-urut
kaki
serta
lengannya.

Waktu

Implementasi Keperawatan

Kamis,

1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan


intensitas skala (0-10), mencatat faktor yang
memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal.
Hasil pengkajian nyeri :

21 Juni
2012

Evaluasi
S:
-

lokasi nyeri di sekitar sendi-sendi lengan


maupun kaki dan daerah pinggang
skala nyeri 6
wajah klien meringis
klien mengurut-urut sendi-sendi kakinya
yang memperberat nyeri yakni cuaca
dingin, mandi air dingin, dan banyak
beraktivitas.
2. Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya nyeri sendi pada lansia.
Hasil pengkajian faktor-faktor :

O:
-

Memakan makanan yang mengandung


kacang-kacangan, seperti tahu, tempe,
sayur kacang panjang, buncis, dll.
Memakan makanan berlemak
Mandi air dingin, cuaca yang dingin.
3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien

Klien dan keluarga mengatakan bahwa


mereka mengerti mengenai rematik,
tanda
dan
gejala,
dan
cara
penanggulangannya.
Klien mengatakan bahwa kompres air
panas membuat sendi-sendinya lebih
nyaman.
Klien mengatakan bahwa Ia bersedia
untuk mengikuti saran dari perawat yakni
mandi dengan air hangat.

TTV :
TD 170/90 mmHg
HR 79 x/i
RR 24 x/i

Wajah klien tampak tenang

dan keluarga tentang penyakit kronis rematik


dan diskusikan bersama tentang keluhan dan
masalah kesehatan yang dialami klien.
4. Menganjurkan klien untuk mandi air hangat dan
menganjurkan kepada keluarga untuk membantu
lansia dalam menyediakan air panas untuk
mandian.
5. Melakukan kompres air panas ke sendi-sendi
lengan dan kaki maupun pinggang klien serta
mengajarkan kepada keluarga tentang teknik
penghilang nyeri dengan melakukan kompres
panas. Sediakan waslap untuk mengkompres
sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari.
6. Mengajarkan pasien cara menghilangkan nyeri
punggung melalui tirah baring dengan
menggunakan matras yang keras dan tidak
menggulung.

Skala nyeri berkurang (bernilai 4)


Keluarga dan klien mengerti
rematik dan penanggulangannya.

akan

A:
Kompres hangat dapat menurunkan nyeri dan
membuat otot lebih rileks, skala nyeri
berkurang. Masalah teratasi sebagian.

P:
Intervensi dilanjutkan dengan melakukan
kompres hangat untuk menurunkan nyeri.
Sabtu,
23 Juni
2012

1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan


intensitas
skala (0-10), catat faktor yang
memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal.
Hasil pengkajian nyeri :

S:
-

Klien dan keluarga mengatakan bahwa


mereka mengerti akan diet untuk
penderita rematik.

2.

3.
4.

5.

6.

Skala nyeri 4
Nyeri di sendi lengan dan kaki
Nyeri di pinggang tidak ada lagi.
Wajah klien tampak lebih tenang
Melakukan masase pada ekstremitas atas dan
bawah. Mengajarkan kepada keluarga teknik
masase dan menjelaskan manfaatnya.
Memotivasi dan mendorong keluarga untuk
melakukan penggunaan teknik masase
Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet
bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien
dan mendiskusikannya bersama.
Menganjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi
obat dari dokter. Mengajarkan kepada keluarga
untuk selalu mengingatkan klien untuk minum
obat dan selalu mengawasi klien dalam
mengkonsumsi obat.
Menganjurkan kepada keluarga untuk membawa
lansia ke tempat pelayanan kesehatan terdekat
guna memeriksakan kondisi kesehatan lansia
secara teratur.

Klien mengatakan bahwa dengan


dilakukannnya masase, sendi-sendinya
terasa enak dan nyeri berkurang.
Keluarga
mengatakan
akan
merencanakan diet khusus untuk lansia
dan membedakan menu harian lansia
dengan anggota keluarga yang lain.
Keluarga mengatakan akan melakukan
teknik masase dan selalu mengingatkan
lansia untuk minum obat secara teratur.

O:
-

TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 80 x/i
RR 21 x/i

Skala nyeri berkurang (bernilai 3)


Wajah klien tampak santai
Keluarga dan klien mengerti akan
pendidikan kesehatan tentang diet khusus
bagi penderita rematik.

A:
Masalah teratasi sebagian, yang ditandai dengan

menurunnya nyeri.

P:
Intervensi dilanjutkan dengan
masase pada daerah sendi-sendi.

2.

Gangguan
pola
eliminasi
:
Inkontinensia
Urine b/d proses
menua,
penurunan fungsi
kerja persyarafan
yang
mengatur
sistem
perkemihan,
hiperrefleksi
destrusor
d/d
nokturia,
keluarnya urine
sebelum

Kamis,
21 Juni
2012

1. Menjelaskan dan mendiskusikan bersama klien


dan keluarga tentang masalah yang dihadapi
oleh lansia.
2. Menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk
selalu mengganti pakaian lansia apabila sudah
basah.
3. Mengajarkan teknik memperkuat sfingter dan
struktur pendukung kandung kemih (misalnya
latihan otot pelvis, latihan menghentikan dan
memulai lagi berkemih).
4. Menjelaskan kepada lansia bahwa hal itu
mungkin membutuhkan latihan selama beberapa
minggu untuk mencapai peningkatan.

melakukan

S:
-

O:

Klien mengatakan mengerti akan masalah


yang terjadi dan bersedia untuk
melakukan latihan untuk memperkuat
otot perkemihan.
Klien mengatakan bahwa Ia dapat
melakukan gerakan tersebut, dan akan
melakukannya selama beberapa minggu
kedepan.
Keluarga mengatakan mengerti akan
masalah kesehatan lansia dan keluarga
mau untuk memotivasi lansia untuk
melakukan latihan otot sfingter.

mencapai
mandi,
urgensi.

kamar
dan

TTV :
TD 170/90 mmHg
HR 79 x/i
RR 24 x/i

Klien dapat menjelaskan kembali caracara melatih otot sfingter dengan baik
dan mau melakukan latihan tersebut.

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Intervensi dilanjutkan.

Sabtu,
23 Juni
2012

1. Mendiskusikan bersama klien dan keluarga


tentang masalah yang dihadapi oleh lansia dan
kemajuan latihan yang telah dilakukan oleh
klien.
2. Mengajarkan teknik memperkuat sfingter dan
struktur pendukung kandung kemih (misalnya
latihan otot pelvis, latihan menghentikan dan
memulai lagi berkemih).
3. Menjelaskan kepada lansia bahwa hal itu

S:
-

Klien mengatakan telah melakukan latihan


tersebut, tetapi belum ada perubahan.
Klien mengatakan akan mengurangi
konsumsi makanan yang dilarang.
Keluarga mengatakan bahwa mereka akan
selalu mengingatkan lansia untuk tidak
mengkonsumsi makanan yang dilarang.

mungkin membutuhkan latihan selama beberapa


minggu untuk mencapai peningkatan.
4. Menganjurkan kepada lansia untuk membatasi
pemasukan zat yang mengandung cola, kopi,
teh, dan coklat).
5. Menganjurkan kepada keluarga untuk tidak
menyediakan makanan yang dilarang untuk
dikonsumsi oleh klien.

O:
-

TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 80 x/i
RR 21 x/i

Klien mau mengikuti saran perawat


untuk menjauhi makanan yang dilarang
dan tetap melakukan latihan sfingter otot.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan.

3.

Hambatan
mobilitas fisik b/d
Pecahnya dinding
pembuluh darah
otak, perubahan
permeabilitas
dinding pembuluh
darah
dan
perubahan
viskositas
maupun kualitas
darah
sendiri,
gangguan fungsi
otak
yang
disebabkan oleh
gangguan aliran
darah ke bagian
otak
d/d
keterbatasan
untuk
bergerak
bebas,
keterbatasan
kemampuan
untuk melakukan

Selasa,
26 Juni
2012

1. Mengkaji kebutuhan akan bantuan pelayanan


kesehatan di rumah.
(klien tidak memerlukan alat bantu khusus untuk
berpindah/berjalan, klien masih bisa melakukan
mobilisasi tanpa harus menggunakan alat bantu).
2. Mengkaji kebutuhan akan pendidikan kesehatan
dan diskusikan bersama klien dan keluarga
tentang masalah kesehatan yang dialami oleh
lansia.
(klien perlu untuk meningkatkan kekuatan otot
lengan dan kaki sebelah kiri dengan melakukan
ROM, agar kekuatan otot maksimal sehingga
lansia dapat beraktivitas secara mandiri).
3. Menjelaskan manfaat ROM pada keluarga dan
klien serta mengajarkan kepada keluarga dan
klien gerakan latihan ROM.
4. Memotivasi keluarga untuk selalu membantu
dan mengingatkan lansia untuk melakukan
gerakan ROM.
5. Mengingatkan lansia untuk selalu melakukan
latihan gerakan ROM sesering mungkin tiap hari
dan lansia harus tetap berhati-hati dalam
melakukan gerakan. Agar tidak terjadi cedera
pada lansia.

S:
-

Klien mengatakan bahwa Ia tidak bisa


bergerak bebas karena kelemahan pada
kaki dan lengannya.
Klien mengatakan akan melakukan ROM
untuk mengembalikan kekuatan lengan
dan tangannya seperti semula.
Keluarga klien mengatakan akan selalu
memotivasi dan membantu lansia untuk
melakukan ROM

O:
-

TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 82 x/i
RR 22 x/i

Klien antusias dalam melatih gerakan


ROM,
dan
berkomitmen
untuk
melakukan gerakan tersebut. Keluarga

juga mengerti akan gerakan dan mau


untuk membantu lansia dalam melakukan
gerakan tersebut.

keterampilan
motorik
kasar
(makan),
penurunan
aktivitas,
kekuatan
otot
lengan dan kaki
bernilai
4
(empat),
melambatnya
pergerakan.

A:
Masalah teratasi sebagian.

P:
Intervensi dilanjutkan.

Jumat,
29 Juni

1. Mengkaji perkembangan latihan gerakan ROM


yang telah dilakukan klien selama beberapa hari
ini.
2. Memotivasi keluarga untuk selalu membantu

S:
-

Klien mengatakan bahwa Ia melatih


lengan dan kakinya setiap hari dan Ia

2012
3.

4.
5.
6.

dan mengingatkan lansia untuk melakukan


gerakan ROM.
Menganjurkan kepada keluarga untuk memenuhi
kebutuhan klien yang tidak bisa dilakukan
secara mandiri oleh lansia.
Mengajarkan teknk ambulasi dan perpindahan
yang aman.
Memberikan lingkungan di dalam maupun di
luar rumah yang aman bagi lansia.
Mendorong klien untuk mempertahankan postur
tegak

merasakan lengan dan kakinya terasa lebih


ringan dan nyaman.
Klien megatakan bahwa Ia mengerti akan
teknik ambulasi dan perpindahan yang
aman.
Keluarga mengatakan bahwa mereka
selalu membantu lansia untuk memenuhi
kebutuhan pribadi yang tidak bisa
dilakukan secara mandiri oleh lansia.

O:
-

TTV :
TD 170/90 mmHg
HR 81 x/i
RR 22 x/i

Klien merasa lengan dan kakinya nyaman


dan ringan, kekuatan otot otot klien
sedikit
bertambah,
tetapi
belum
maksimal.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan.

4.

Resiko
tinggi
cedera b/d pernah
mengalami stroke
ringan
akibat
pecahnya dinding
pembuluh darah
otak, perubahan
permeabilitas
dinding pembuluh
darah
dan
perubahan
viskositas
maupun kualitas
darah
sendiri,
gangguan fungsi
otak
yang
disebabkan oleh
gangguan aliran
darah ke bagian
otak d/d kekuatan

Jumat,
22 Juni
2012

1. Mengkaji kemampuan klien secara fungsional


(klien masih dapat melakukan beberapa kegiatan
secara mandiri, tetapi klien membutuhkan
keluarga untuk selalu membantu memenuhi
kebutuhan dan mengawasi lansia).
2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga dan lansia tentang cedera pada lansia dan
mendiskusikan kepada keluarga dan klien tentang
hal-hal yang dapat menyebabkan cedera pada
lansia.
3. Menganjurkan
kepada
keluarga
untuk
menciptakan penerangan yang aman, khususnya
di kamar mandi
4. Memastikan bahwa lantai kamar mandi dalam
tidak licin dan lantai kamar mandi luar tidak
basah/becek. Mengganti alas kaki apabila sudah
sangat basah.
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
hipertensi dan diet untuk penderita hipertensi.
Mendiskusikan bersama klien dan keluarga
tentang bahaya hipertensi.

S:
-

Klien mengatakan akan lebih berhati-hati


ketika berjalan dan beraktivitas.
Keluarga mengatakan bahwa mereka
akan selalu menjaga kondisi rumah,
khususnya penerangan agar adekuat dan
lantai agar tidak licin.

O:
-

TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 80 x/i
RR 23 x/i

Klien masih merasakan pusing dan sakit


kepala.
Klien dan keluarga mendengarkan
penyuluhan dengan antusias dan bersedia

6. Menganjurkan kepada lansia untuk selalu


berpegangan pada benda atau sesuatu yang bisa
dipegang ketika berjalan. Dan tidak melakukan
aktivitas apabila kepala pusing atau sedang tidak
bertenaga

otot lengan dan


kaki bernilai 4,
keterbatasan
dalam
ruang
gerak.

untuk melakukan hal-hal yang dapat


mencegah kejadian cedera/jatuh pada
lansia.
Klien bersedia untuk menghindari
makanan yang dapat meningkatkan
tekanan darah.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan.
Senin,
25 Juni
2012

1. Mengkaji kembali pengetahuan keluarga tentang


pencegahan terjadinya cedera/jatuh pada lansia.
2. Mengobservasi dan mengevaluasi tentang
penerangan rumah, khususnya kamar mandi.
Menganjurkan agar penerangan adekuat.
(kondisi penerangan rumah dan kamar mandi
adekuat, tidak terlalu terang dan tidak terlalu
remang).
3. Memastikan bahwa lantai kamar mandi dalam
tidak licin dan lantai kamar mandi luar tidak
basah/becek. Ganti alas kaki apabila sudah sangat
basah. Memotivasi keluarga untuk selalu menjaga
lantai tetap kering dan tidak licin.

S:
-

Klien mengatakan bahwa Ia selalu


berhati-hati ketika berjalan.
Keluarga mengatakan bahwa mereka
selalu mengawasi lansia ketika berjalan.

(kondisi lantai rumah dan kamar mandi bersih dan


tidak licin).
4. Menganjurkan kelurga untuk selalu mengawasi
klien ketika berjalan (khusunya ketika terbangun
di malam hari untuk BAK).
5. Menganjurkan kepada lansia untuk selalu
berpegangan pada benda atau sesuatu yang bisa
dipegang ketika berjalan. Dan tidak melakukan
aktivitas apabila kepala pusing atau sedang tidak
bertenaga

O:
-

TTV :
TD 180/90 mmHg
HR 82 x/i
RR 22 x/i

Klien
lebih
berhati-hati
dalam
beraktivitas, kondisi penerangan rumah
dan kamar mandi adekuat, kondisi lantai
bersih dan tidak licin.

A:
Masalah teratasi sebagian.

P:
Intervensi dilanjutkan.

Ringkasan Terminasi
Saat terminasi, Nenek N mengatakan merasa lebih nyaman setelah
melakukan anjuran perawat. Setelah melakukan latihan gerakan ROM, kekuatan
otot lansia sedikit meningkat, walaupun belum maksimal. Untuk mengurangi
nyeri, Nenek N juga telah menerapkan cara-cara yang telah diajarkan oleh
perawat, yakni diantaranya kompres dengan air hangat dan masase. Dalam
mengatasi inkontinensia, Nenek juga tetap melakukan latihan otot sfingter, tetapi
masih belum menampakkan hasil.
Saat menerapkan cara-cara perawatan tersebut, klien dibantu oleh
keluarganya. Keluarga mengerti saat-saat dimana kondisi kesehatan lansia sedang
tidak baik, karena keluarga telah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang
tanda dan gejala suatu penyakit. Keluarga juga mengatakan bahwa mereka akan
secara rutin memeriksakan kesehatan lansia, karena mereka takut jika sewaktuwaktu lansia terserang stroke kembali.
Keluarga telah memahami betapa tingginya resiko cedera/jatuh pada
lansia. Oleh sebab itu, keluarga telah memodifikasi kondisi rumah, dan selalu
mengawasi lansia ketika berjalan dan beraktivitas.

2.

Pengkajian Lansia II

I.

Identitas
a. Inisial kepala keluarga

: Nenek Y

b. Usia

: 80 tahun

c. Tempat/Tanggal Lahir

: Jateng/ 11 November 1930

d.

Pendidikan

Tidak

Sekolah
e. Agama

: Islam

f. Suku

: Aceh

g. Alamat

: Jln. Eka Dame Lingk. V


Kelurahan Gedung Johor Medan

h. Tipe Keluarga

: Keluarga dengan tiga generasi


(Extended Family)

Genogram

Ket :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Klien
: Meninggal (Perempuan)
: Meninggal (Laki-Laki)
: Tinggal Serumah

II.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan. Penyakit yang sering

dialami oleh klien adalah penyakit-penyakit yang berhubungan dengan cuaca


seperti batuk, pilek, demam.

III. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Saat ini Nenek Y mengeluhkan nyeri di kepala dan pinggangnya. Nenek Y
sejak dulu mengalami hipertensi dan nyeri rematik. Nenek Y sering merasa nyeri
dan kebas/kesemutan di ekstremitas atas maupun bawah dan nyeri di daerah
pinggang. Nenek tidak tahan untuk berdiri atau duduk dalam waktu yang lama,
biasanya apabila nyeri mulai timbul, nenek segera berbaring. Nenek mengalami
hipertensi. Nenek sering mengalami pusing dan sakit kepala. Nenek juga
mengeluhkan kekuatan ekstremitas atas maupun bawah menurun. Lengan nenek
selalu bergetar dan kakinya tidak tahan lagi untuk jalan jauh.

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Sejak dulu, Nenek S mengalami hipertensi dan rematik. Apabila nyeri
rematik Nenek Y kambuh, anak nenek akan membeli obat rematik ke apotik.
Nenek Y juga mengatakan apabila tekanan darah nenek sedang naik, nenek akan

merasakan tengkuknya berat dan kepalanya pusing. Nenek biasanya berobat ke


puskesmas di dekat rumahnya.
V. Riwayat sehari-hari
a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit
Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa nyaman, tidak merasa
pening dan dapat melakukan aktivitas. Sedangkan sakit adalah saat
beliau tidak dapat berbuat apa-apa dan terasa nyeri.
b. Kebiasaan
Setiap pagi nenek terbangun ketika cucunya mau mandi untuk bersiapsiap ke sekolah, selesai nenek mandi dan sarapan, nenek menyapu
halaman depan rumah. Setelah itu, nenek akan duduk-duduk di teras
rumah sambil berbincang-bincang dengan Nenek P yang ada di sebelah
rumah.
c. Pola nutrisi
Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul 08.00 WIB, sarapan
lontong atau bubur, siang hari makan nasi antara pukul 12.00-13.00
WIB, sedangkan pada malam hari terkadang lansia makan nasi atau
makan roti pada pukul 20.00 WIB. Di malam hari nenek biasanya tidak
selera makanNenek Y tidak suka makan sayur dan ikan, karena nenek
takut termakan duri ikan. Biasanya nenek mengkonsumsi tempe dan
tahu dalam potongan kecil.
d. Pola istirahat dan tidur
Nenek biasanya istirahat di siang hari pada pukul 14.00-15.00 WIB,
hanya tidur-tiduran saja. Sekedar untuk meluruskan pinggang dan
merilekskan badan. Disiang hari nenek tidak pernah tertidur pulas. Di
malam hari biasanya nenek naik ke tempat tidur pukul 21.00 WIB, dan
benar-benar tertidur biasanya dua jam kemudian yakni pukul 23.00
WIB. Nenek bangun dipagi hari pada pukul 06.30 WIB, bersamaan
dengan terbangunnya cucu Nenek Y untuk mandi. Masalah tidur yang
dirasakan oleh klien yakni hanya pada waktu memulai tidur, biasanya
diperlukan waktu sekitar 2 jam agar tertidur nyenyak. Tiap malam
klien selalu terbangun 2-4 kali untuk BAK.

e. Pola eliminasi
Klien mengatakan BAK lancar, sesuai dengan jumlah cairan yang
diminum yaitu 8-9 x/hari. Klien mengatakan tidak bisa menahan lebih
lama lagi hasrat untuk BAK, ketika ada keinginan untuk BAK, maka
harus segera dikeluarkan. Ini yang menyebabkan nenek sering
terbangun dimalam hari untuk BAK. Kebiasaan BAB tidak teratur,
biasanya klien BAB sekali dalam 2-3 hari dan biasanya konsistensi
BAB nenek Y keras.
f. Kebiasaan olahraga
Nenek Y jarang berolah raga di pagi hari. Tetapi terkadang nenek
jalan-jalan pagi didepan rumah. Nenek mengatakan bahwa badannya
lemah dan mudah lelah, jadi nenek jarang berolahraga dan jalan yang
jaraknya jauh dari rumahnya. Kaki nenek tidak dapat lagi berjalan
jauh, itu sebabnya nenek mengurangi aktivitasnya termasuk olahraga.
g. Kemampuan melakukan aktivitas
Biasanya di pagi hari setelah selesai mandi dan sarapan, nenek
menyapu halaman depan rumah, tetapi untuk pekerjaan rumah yang
lain, nenek sudah tidak mampu. Nenek hanya mampu untuk merawat
dirinya sendiri misalnya mandi, berpakaian, BAB dan BAK serta
makan, walaupun nasi yang akan dimakan disediakan terlebih dahulu
oleh anak klien.
h. Rekreasi
Nenek Y sudah jarang melakukan rekreasi karena keterbatasan
kekuatan dan aktivitas nenek. Biasanya anak-anak nenek yang akan
datang ke rumah untuk mengunjungi nenek. Di rumah biasanya
rekreasi nenek hanyalah menonton tv.

VI.

Riwayat psikologi
Nenek Y tidak merasa stress dalam menjalani kehidupan beliau walaupun
harus menjalani pengobatan secara teratur akibat penyakit hipertensi dan

rematik yang dialaminya. Bagi beliau penyakit harus tetap dilawan dengan
semangat dan tabah. Nenek juga merasa senang karena diperhatikan oleh
anak-anak beliau dan masih dapat mengurus dirinya sendiri walaupun
dengan bantuan.

VII.

Riwayat sosial
Klien sudah lama tinggal di daerah Lingkungan V jalan Eka dame dan
memiliki hubungan yang baik dengan tetangga lingkungan sekitar.
Walaupun nenek jarang mendatangi rumah tetangga untuk bersosialisasi,
tetapi nenek selalu menyapa tetangganya yang melewati depan rumahnya.
Nenek tidak bisa lagi datang ke rumah tetangga karena mengalami
kelemahan dan keletihan. Nenek hanya dapat berbincang-bincang dengan
lansia yang tinggal disebelah rumahnya.

VIII. Riwayat spiritual dan kultural


Klien tidak pernah lupa untuk sholat lima waktu karena klien mengatakan
merasa bahwa kehidupan ini adalah berkat dari Tuhan. Dalam adat Jawa
beliau juga selalu memegang erat nilai dan norma sesuai budaya beliau
yaitu untuk selalu ramah pada setiap orang. Tetapi belakangan ini klien
sudah jarang mengikuti pewiridan karena tidak sanggup jalan jauh. Dan
biasanya klien sholat di rumah saja.

IX.

Pemeriksaan fisik
a.

Keadaan umum
Klien terlihat ramah, rapi, dan bersih, tercermin dari caranya
berpakaian. Jari-jari klien tampak tremor. Klien berjalan dengan pelan
dan hati-hati.

b.

Tanda-tanda vital
TD = 170/100 mmHg, HR = 86x/i, RR = 23x/i, T = afebris

c.

Kepala
Bentuk

kepala

klien

normal

dan

anatomis,

tidak

ada

pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun kelainan pada kepala,

kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis


dan warna rambut putih.
d.

Mata
Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda
anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+),
edema (-), mata cekung, kemampuan membaca sudah berkurang dan
sudah mengalami rabun dekat.

e.

Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan
maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak
mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat
mendengar dengan jelas.

f.

Hidung
Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak
ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien
tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan.

g.

Mulut/Tenggorokan
Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien
sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran
uvula.

h.

Sistem pernafasan
Klien tidak ada gangguan pernafasan seperti sesak nafas, (-)
pernapasan cuping hidung, suara pernapasan vesikuler dengan
frekuensi 23x/i, ronchi (-), wheezing (-).

i.

Sistem kardiovaskular
Frekuensi nadi 86x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama
dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur
(-), dan CRT < 2 detik.

j.

Abdomen
Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati,
peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang
maag sejak dulu.

k.

Sistem gastrointestinal
Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare.

l.

Sistem genitourinari
Klien mengatakan tidak ada gangguan genitourinari (perkemihan).

m. Sistem muskuloskeletal
Klien mengatakan merasa sehat dan nyaman walaupun 3 bulan yang
lalu pernah merasakan nyeri pada kaki beliau. Klien mengalami
kelemahan otot baik pada otot lengan ka/ki bernilai 4. Klien agak
membungkuk sewaktu berjalan, tidak ada pembengkakan sendi,
edema dan fraktur.
n.

Sistem neurologi
Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara
dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi. Hanya
sistem persyarafan yang mengatur fungsi motorik untuk ekstremitas
atas sudah mulai mengalami penurunan fungsi yang dapat dilihat dari
tangan klien selalu tremor.

X.

Pemeriksaan penunjang
-

XI.

Riwayat terapi
Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit rematik dan hipertensi
secara teratur dari dokter yang ada di puskesmas, maupun obat yang dibeli
sendiri dari apotik.

XII. Hasil Pengkajian Keluarga Nenek Y


Berdasarkan hasil pengkajian dengan kuesioner tentang

kemampuan

keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronik hasilnya yakni Perawatan
Cukup. Dalam hal mengenal masalah kesehatan pada lansia, keluarga merasakan
adanya masalah pada kesehatan lansia. Kekurangan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan yakni keluarga tidak mengetahui perubahan-perubahan
kesehatan pada lansia, keluarga tidak mengetahui kebutuhan lansia untuk
mendukung kesehatannya, dan keluarga juga tidak memeriksakan kesehatan

lansia secara teratur. Dalam hal membuat keputusan kesehatan yang tepat, hal ini
dapat dilakukan dengan baik oleh keluarga. Keluarga berdiskusi bersama dalam
menentukan tempat pengobatan lansia. Keluarga tidak menyerah dalam
menghadapi masalah kesehatan yang dihadapi lansia.
Dalam memberikan perawatan kepada lansia yang sakit, ketika lansia
mengalami nyeri kepala, keluarga melakukan masase di daerah kepala. Keluarga
dan klien tidak tahu bagaimana cara untuk mengurangi nyeri di sendi-sendi dan
keluarga juga jarang untuk memotivasi lansia dalam hal berolahraga karena
menurut keluarga berbahaya bagi lansia untuk melakukan olahraga karena tremor
(penurunan kekuatan) yang dialami oleh lansia. Biasanya keluarga membedakan
makanan untuk lansia dan untuk anggota keluarga yang lain. Makanan yang
disajikan kepada lansia tidak terlalu mengandung banyak garam. Keluarga selalu
mengingatkan lansia untuk merawat diri dan kebersihan dirinya dan keluarga
membantu apabila lansia tidak dapat melakukannya secara mandiri. Apabila lansia
sedang sakit, keluarga menyarankan untuk beristirahat dan meminum obat.
Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, keluarga sudah melakukan hal
yang cukup baik diantaranya selalu memantau apakah lantai licin maupun basah
dan

membersihkannya apabila lantai tersebut licin maupun basah. Keluarga

selalu memantau kondisi penerangan rumah, khususnya di kamar mandi. Tetapi


keluarga

kurang

menata

barang-barang

dengan

lebih

rapi

sehingga

memungkinkan lansia untuk menggapai maupun membungkuk ketika akan


mengambil sesuatu. Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yakni
puskesmas yang berada di dekat rumah. Keluarga percaya akan kinerja petugas
tenaga kesehatan. Tetapi ketika keluarga sudah mengenal apa-apa saja obat yang
biasa digunakan ketika lansia berobat, maka untuk selanjutnya keluarga membeli
sendiri obat tersebut ke apotik tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter yang ada di
puskesmas.
Perawatan keluarga dinilai Cukup dalam merawat lansia. Tetapi untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam merawat lansia, perlu diberikan
pendidikan kesehatan baik kepada keluarga maupun klien. Dalam hal mengenal
masalah kesehatan lansia keluarga tidak mengetahui perubahan-perubahan
kesehatan pada lansia, keluarga tidak mengetahui kebutuhan lansia untuk

mendukung kesehatannya, dan keluarga juga tidak memeriksakan kesehatan


lansia secara teratur. Perlu diberikan pendidikan kesehatan terkait dengan hal
tersebut. Dalam merawat lansia yang sedang sakit, keluarga belum memiliki
pengetahuan yang cukup. Perlu diberikan penyuluhan tentang penyakit yang
dialami lansia dan bagaimana cara-cara perawatan yang tepat. Keluarga sudah
cukup menerapkan cara-cara dalam mencegah terjadinya cedera/jatuh pada lansia,
tetapi belum maksimal. Oleh karena itu perlu diberikan pendidikan kesehatan
tentang cara-cara meminimalkan resiko terjadinya cedera/jatuh pada lansia. Dalam
hal pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga membawa lansia ke puskesmas
ketika penyakit kronis lansia sedang kambuh. Tetapi keluarga terkadang membeli
obat ke apotik tanpa resep dokter. Ini merupakan tindakan yang tidak baik bagi
kesehatan lansia. Perlu diberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
selalu berkonsultasi dengan dokter dan membeli obat dengan resep dokter.

Analisa Data

NO
1.

Data
DS :

Analisa Data

Masalah

Perubahan yang berhubungan


dengan proses penuaan

Gangguan rasa
nyaman : nyeri

- Klien mengeluhkan nyeri


di daerah pinggang, setiap
sendi-sendi kaki maupun
tangan.
- Klien mengatakan nyeri
bertambah apabila klien Perubahan perfusi/ aliran darah
duduk dan berdiri dalam
ke jaringan dan ektremitas
waktu yang lama dan
berkurang
banyak beraktivitas.
DO :
- Tampak lansia sedang
memegangi kakinya dan
wajahnya meringis.
- Skala nyeri 4.

Kurang /tidak lancarnya


peredaran darah

Kurangnya cairan sinovial di


sendi

Nyeri

2.

DS :

Proses menua

Resiko tinggi
cedera

Klien mengatakan bahwa


kaki dan tangannya lemah,
lengannya selalu bergetar,
dan klien mengatakan tidak
sanggup jalan jauh.

DO :

Penebalan pembuluh darah,


perubahan sirkulasi darah,
nutrisi kurang

Penurunan aliran darah ke sel


terutama otak

- TTV
TD 170/100 mmHg
HR 86 x/i

Ketidakseimbangan nutrisi dan


suplai O 2

RR 23 x/i
- Klien berjalan lambat
- Kekuatan otot lengan ka/ki
bernilai 4 dan kaki tidak
tahan lagi berdiri dalam
waktu yang lalu.

3.

DS :
Klien mengatakan bahwa Ia
sudah sulit untuk bergerak
bebas, terkadang aktivitas
sehari-hari
dibantu
oleh
anaknya.
Apabila
ingin
makan, anak nenek akan
menyediakan nasinya dan
nenek tinggal makan.

Kekuatan otot menurun

Resiko tinggi cedera

Proses menua

Penebalan pembuluh darah,


perubahan sirkulasi darah,
nutrisi kurang

Hambatan
Mobilitas Fisik

Penurunan aliran darah ke sel


terutama otak

DO :
- Kesulitan bergerak
- Keterbatasan kemampuan
untuk
melakukan
keterampilan
motorik
kasar (makan)
- Penurunan aktivitas
- Kekuatan otot lengan
bernilai 4 (Tremor)
- Melambatnya pergerakan

Ketidakseimbangan nutrisi dan


suplai O 2

Kekuatan dan massa otot


menurun

Hambatan mobilitas fisik

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan


synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam
urat d/d skala nyeri 4, wajah meringis.
2. Resiko tinggi cedera b/d proses menua, kelemahan, ketidakseimbangan
nutrisi dan O 2 d/d klien berjalan lambat, kekuatan otot lengan ka/ka
bernilai 4 dan kaki tidak tahan lagi berdiri dalam waktu yang lama.
3. Hambatan mobilitas fisik b/d proses menua, kekuatan dan massa otot
menurun d/d kesulitan bergerak, keterbatasan kemampuan untuk
melakukan keterampilan motorik kasar (makan), penurunan aktivitas,
kekuatan otot lengan bernilai 4 (tremor), dan melambatnya pergerakan.

Intervensi Keperawatan

NO
1.

Diagnosa
Keperawatan
Gangguan

Tujuan dan kriteria


hasil

rasa Tujuan :

nyaman : nyeri b/d


proses

menua,

menurunnya

cairan

synovial

kadar

kalsium pada tulang


dan

Nyeri berkurang atau


hilang.

estrogen

Kriteria Hasil :

d/d

skala nyeri 4, wajah


meringis.

Skala nyeri
berkurang
Wajah tampak
tenang
Mendemostra-sikan
teknik-teknik
menurunkan nyeri
dengan baik
Berpartisipasi dalam
melakukan aktivitas
sesuai kemampuan.
Dapat beristirahat
dan tidur

Intervensi

Rasional

1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi nyeri 1. Membantu dalam menentukan


dan intensitas skala (0-10), catat faktor
kebutuhan manajemen nyeri dan
yang memperberat tanda-tanda rasa sakit
keefektifan program.
non - verbal.
2. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan 2. Untuk dapat meminimalkan
nyeri muncul.
faktor-faktor penyebab nyeri.
3. Berikan pendidikan kesehatan kepada 3. Mengajarkan kepada keluarga
tentang masalah kesehatan yang
klien dan keluarga tentang penyakit kronis
dialami oleh klien.
rematik dan diskusikan bersama tentang
keluhan dan masalah kesehatan yang
dialami klien.
4. Anjurkan klien untuk mandi air hangat dan 4. Panas meningkatkan relaksasi
anjurkan kepada keluarga untuk membantu
otot dan mobilitas, menurunkan
lansia dalam menyediakan air panas untuk
rasa sakit dan melepaskan
mandian.
kekakuan di pagi hari.
5. Ajarkan kepada keluarga tentang teknik 5. Kompres
panas
dapat
penghilang nyeri dengan melakukan
memperlancar aliran darah dan
kompres panas. Sediakan waslap untuk
menurunkan nyeri.

mengkompres sendi-sendi
beberapa kali sehari.

yang

sakit

6. Berikan masase lembut. Ajarkan kepada 6. Meningkatkan relaksasi otot.


keluarga teknik masase dan jelaskan
manfaatnya.
7. Dorong penggunaan teknik masase

7. Memberikan
rasa
nyaman
sehingga dapat mengurangi
nyeri.

8. Berikan pendidikan kesehatan tentang diet 8. Mengendalikan nyeri rematik


bagi pasien rematik kepada keluarga dan
dari diet sehari-hari.
klien dan diskusikan bersama.
9. Anjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi
obat dari dokter. Ajarkan kepada keluarga 9. Sebagai antiimflamasi dan efek
untuk selalu mengingatkan klien untuk
analgesik dalam mengurangi
minum obat dan selalu mengawasi klien
nyeri.
dalam mengkonsumsi obat.
10. Anjurkan
kepada
keluarga
untuk 10. Agar kondisi kesehatan lansia
membawa lansia ke tempat pelayanan
tetap terjaga dengan tindakan
kesehatan terdekat guna memeriksakan
preventif.
kondisi kesehatan lansia secara teratur.

2.

Resiko tinggi cedera Tujuan :


b/d proses menua,

1. Kaji kemampuan klien secara fungsional

1. Mengidentifikasi kekuatan dan


kelemahan.

Tidak terjadi cedera/


kelemahan,
cedera dapat dihindari. 2. Berikan pendidikan kesehatan kepada 2. Untuk menghindari terjadinya
keluarga dan lansia tentang cedera pada
trauma fisik
ketidakseimbangan
lansia dan diskusikan kepada keluarga dan
klien tentang hal-hal yang dapat
nutrisi dan O 2 d/d
Kriteria Hasil :
menyebabkan cedera pada lansia.
klien
berjalan
lambat,
kekuatan Resiko cedera
3. Anjurkan
kepada
keluarga
untuk 3. Meminimalkan resiko jatuh
diminimalkan
menciptakan penerangan yang aman,
otot lengan ka/ka Lansia dapat
khususnya di kamar mandi.
mendemonstra-sikan
bernilai 4 dan kaki
teknik-teknik dalam 4. Pastikan bahwa lantai kamar mandi dalam 4. Pengawasan terhadap lansia
tidak tahan lagi
menghindari
tidak licin dan lantai kamar mandi luar
lebih ditingkatkan.
cedera/jatuh.
berdiri dalam waktu
tidak basah/becek. Ganti alas kaki apabila
sudah sangat basah.
yang lama.
5. Berikan pendidikan kesehatan tentang 5. Pusing dan sakit kepala dapat
hipertensi dan diet untuk penderita
meningkatkan resiko jatuh. Oleh
hipertensi. Diskusi bersama klien dan
karena itu, hipertensi klien harus
keluarga tentang bahaya hipertensi.
ditangani.
6. Anjurkan kelurga untuk selalu mengawasi 6. Mengurangi resiko jatuh pada
klien ketika berjalan (khusunya ketika
lansia.
terbangun di malam hari untuk BAK).

7. Anjurkan kepada lansia untuk selalu 7. Meminimalkan resiko terjadinya


berpegangan pada benda atau sesuatu yang
jatuh pada lansia.
bisa dipegang ketika berjalan. Dan tidak
melakukan aktivitas apabila kepala pusing
atau sedang tidak bertenaga
3.

Hambatan mobilitas Tujuan :


fisik

b/d

proses

Mobilitas fisik dapat


terpenuhi

menua, kekuatan dan


massa otot menurun
d/d

kesulitan

bergerak,

keterbatasan
kemampuan

untuk

melakukan

keterampilan
motorik

kasar

(makan), penurunan
aktivitas,

kekuatan

otot lengan bernilai


4

Kriteria Hasil:

(Tremor),

dan

1. Kaji kebutuhan akan bantuan pelayanan 1. Untuk meminimalkan masalah


kesehatan di rumah.
yang mungkin akan dihadapi
klien.
2. Kaji kebutuhan akan pendidikan kesehatan 2. Meningkatkan
pengetahuan
lansia dan keluarga akan kondisi
dan diskusikan bersama klien dan keluarga
kesehatannya.
tentang masalah kesehatan yang dialami
oleh lansia.

Melakukan aktivitas 3. Jelaskan manfaat ROM pada keluarga dan 3. Untuk mempertahankan atau
secara mandiri
klien serta ajarkan kepada keluarga dan
meningkatkan kekuatan dan
sesuai dengan
klien gerakan latihan ROM.
ketahanan otot.
kemampuan
Meminta bantuan
4. Motivasi keluarga untuk selalu membantu 4. Agar hasil yang diperoleh dari
untuk aktivitas yang
dan mengingatkan lansia untuk melakukan
latihan ROM lebih maksimal.
diluar kemampuan.
gerakan ROM.
5. Ajarkan teknk ambulasi dan perpindahan 5. Untuk mencegah cedera/jatuh
yang aman
pada lansia.
6. Berikan lingkungan di dalam maupun di 6. Mencegah terjadi jatuh pada
luar rumah yang aman bagi lansia.
lansia.

melambatnya
pergerakan.

7. Dorong klien
postur tegak

untuk

mempertahankan 7. Memaksimalkan sendi

Implementasi Keperawatan & Evaluasi

NO
1.

Diagnosa
Keperawatan
Gangguan rasa nyaman:
nyeri b/d proses menua,
menurunnya
cairan
synovial kadar kalsium
pada
tulang
dan
estrogen d/d skala nyeri
4, wajah meringis.

Waktu
Senin,
25 Juni
2012

Implementasi Keperawatan
1. Mengkaji keluhan nyeri, mencatat lokasi S :
nyeri dan intensitas skala (0-10), mencatat
faktor yang memperberat tanda-tanda rasa
sakit non - verbal.
Hasil pengkajian nyeri :

Lokasi di sendi-sendi lengan dan kaki


Nyeri di daerah pinggang
Skala nyeri 4
Nyeri
bertambah
apabila
klien
kebanyakan duduk dan berdiri.
2. Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan
nyeri muncul
(faktor-faktor yang bisa menyebabkan nyeri
muncul yakni dari makanan dan aktivitas,
apabila klien kebanyakan duduk maupun
beraktivitas, maka nyeri pinggang klien akan O :
kambuh).
3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien dan keluarga tentang penyakit kronis
rematik dan mendiskusikan bersama tentang

Evaluasi

Klien mengatakan mengerti akan


penjelasan penyakit kronis tersebut
dan bersedia untuk mematuhi
aturan-aturan
dalam
menanggulangi rematik tersebut.
Klien mengatakan bahwa nyeri di
sendi lengan dan kaki maupun
pinggangnya berkurang.
Keluarga klien mengerti akan cara
dan manfaat kompres air hangat
dan bersedia untuk melakukannya
apabila lansia sedang mengalami
nyeri.

TTV :
TD 180/100 mmHg

keluhan dan masalah kesehatan yang dialami


klien.

HR 76 x/i
RR 23 x/i

- Nyeri lansia berkurang (skala 3),


4. Menganjurkan klien untuk mandi air hangat
klien tampak tenang dan nyaman.
dan menganjurkan kepada keluarga untuk
Keluarga
bersedia
untuk
membantu lansia dalam menyediakan air
melakukan intervensi tersebut pada
panas untuk mandian.
klien.
5. Melakukan kompres hangat pada sendi-sendi
lengan dan kaki serta daerah pinggang klien.
Mengajarkan kepada keluarga tentang teknik
penghilang nyeri dengan melakukan kompres A : Masalah teratasi sebagian
panas. Sediakan waslap untuk mengkompres
sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari.
P : Intervensi dilanjutkan.
Rabu,
26 Juni
2012

1. Mengkaji keluhan nyeri, mencatat lokasi S :


nyeri dan intensitas skala (0-10), mencatat
faktor yang memperberat tanda-tanda rasa
sakit non - verbal.
Hasil pengkajian nyeri :
Lokasi nyeri di sendi-sendi lengan
dan kaki serta daerah pinggang.
Skala nyeri 3
2. Mengevaluasi tentang pelaksanaan kompres
hangat pada daerah sendi-sendi.
3. Melakukan masase pada ekstremitas atas

Klien mengatakan bahwa Ia telah


menerapkan kompres hangat tetapi
dengan air yang diisi ke botol.
Klien mengatakan bahwa dengan
dilakukan masase, lengan dan
kakinya terasa lebih nyaman dan
nyerinya berkurang.

4.
5.

6.

7.

maupun bawah serta daerah pinggang. O :


Mengajarkan kepada keluarga teknik masase
- TTV :
dan menjelaskan manfaatnya.
TD 180/90 mmHg
Mendorong penggunaan teknik masase
kepada klien oleh keluarga.
HR 77 x/i
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan
RR 21 x/i
klien dan diskusikan bersama.
Menganjurkan
klien
untuk
rutin
- Skala nyeri menurun ketika
mengkonsumsi obat dari dokter. Ajarkan
dimasase (bernilai 2).
kepada keluarga untuk selalu mengingatkan
- Klien tampak tenang dan rileks.
klien untuk minum obat dan selalu
- Keluarga dapat mendemostrasikan
mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat.
dengan baik cara masase dan
Menganjurkan kepada keluarga untuk
mengerti manfaatnya.
membawa lansia ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat guna memeriksakan
kondisi kesehatan lansia secara teratur.
A : Masalah teratasi teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan.
2.

Resiko
b/d

tinggi

proses

cedera

Selasa,

menua,

26 Juni
2012

kelemahan,
ketidakseimbangan

1. Mengkaji kemampuan klien secara fungsional S :


(klien masih mampu mandi sendiri,
berpakaian, tetapi untuk makan biasanya anak
klien akan menyediakan nasi di piring,
kemudian klien tinggal makan).
2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada

Klien mengatakan bahwa Ia akan


selalu berhati-hati ketika berjalan
dan beraktivitas
Keluarga
mengatakan
bahwa

nutrisi dan O 2 d/d klien


berjalan

keluarga dan lansia tentang cedera pada lansia


dan mendiskusikan kepada keluarga dan klien
tentang hal-hal yang dapat menyebabkan
cedera pada lansia.
3. Menganjurkan
kepada
keluarga
untuk
menciptakan
penerangan
yang
aman, O :
khususnya di kamar mandi.
4. Menganjurkan
kepada
keluarga
untuk
memastikan bahwa lantai kamar mandi dalam
tidak licin dan lantai kamar mandi luar tidak
basah/becek. Mengganti alas kaki apabila
sudah sangat basah.
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
hipertensi dan diet untuk penderita hipertensi.
Mendiskusi bersama klien dan keluarga
tentang bahaya hipertensi.

lambat,

kekuatan otot lengan


ka/ka bernilai 4 dan
kaki tidak tahan lagi
berdiri

dalam

waktu

yang lama.

mereka setuju atas saran yang


diberikan, yakni menjaga lantai dan
penerangan rumah tetap baik.

TTV:
TD 180/100 mmHg
HR 78 x/i
RR 21 x/i
Klien dan keluarga sangat antusias
dalam mendengarkan pendidikan
kesehatan yang disampaikan.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan.
Kamis,
28 Juni

1. Mengevaluasi sejauh mana modifikasi rumah S :


yang dilakukan oleh keluarga
Klien
mengatakan
akan
selalu
(lantai kamar mandi bersih dan tidak licin,
berpegangan apabila hendak berjalan ke
penerangan di rumah dan kamar mandi juga

2012

adekuat).

kamar mandi dan tidak memaksakan


diri untuk bergerak apabila kepala
sedang pusing.

2. Menganjurkan
kelurga
untuk
selalu
mengawasi klien ketika berjalan (khusunya
ketika terbangun di malam hari untuk BAK).
3. Menganjurkan kepada lansia untuk selalu
berpegangan pada benda atau sesuatu yang O :
bisa dipegang ketika berjalan. Dan tidak
melakukan aktivitas apabila kepala pusing
atau sedang tidak bertenaga

TTV
TD 180/100 mmHg
HR 79 x/i
RR 20 x/i

Klien dan keluarga bersedia untuk


mengikuti anjuran perawat.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

3.

Hambatan

mobilitas

Selasa,

fisik b/d proses menua,

26 Juni
2012

kekuatan
otot

dan

massa

menurun

kesulitan

d/d

bergerak,

keterbatasan
kemampuan

untuk

melakukan
keterampilan

motorik

kasar

(makan),

penurunan

aktivitas,

kekuatan otot lengan


bernilai 4 (Tremor), dan
melambatnya
pergerakan.

1. Mengkaji kebutuhan akan bantuan pelayanan S :


kesehatan di rumah.
(ada beberapa aktivitas yang masih dapat
dilakukan oleh klien, tetapi ada juga yang tidak
dapat dilakukan oleh klien, dan klien
membutuhkan bantuan dari keluarganya).
2. Mengkaji
kebutuhan
akan
pendidikan
kesehatan dan mendiskusikan bersama klien
dan keluarga tentang masalah kesehatan yang
dialami oleh lansia.
(klien perlu untuk meningkatkan kekuatan otot
lengan dan kaki sebelah kiri dengan melakukan
ROM, agar kekuatan otot maksimal sehingga O :
lansia dapat beraktivitas secara mandiri).
3. Menjelaskan manfaat ROM pada keluarga dan
klien serta mengajarkan kepada keluarga dan
klien gerakan latihan ROM.
4. Memotivasi keluarga untuk selalu membantu
dan mengingatkan lansia untuk melakukan
gerakan ROM.
-

Klien mengatakan bahwa lengan


dan kakinya terasa lemah, dan Ia
tidak dapat lagi berjalan jauh.
Klien mengatakan akan melakukan
ROM
untuk
mengembalikan
kekuatan lengan dan tangannya
seperti semula.
Keluarga klien mengatakan akan
selalu memotivasi dan membantu
lansia untuk melakukan ROM

TTV :
TD 180/100 mmHg
HR 78 x/i
RR 21 x/i
Klien dengan senang melatih
gerakan ROM, dan mengatakan
bahwa Ia akan melakukan gerakan
tersebut. Keluarga juga mengerti

akan gerakan dan mau untuk


membantu lansia dalam melakukan
gerakan tersebut.
A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan.
Kamis,
27 Juni
2012

1. Mengevaluasi perkembangan latihan gerakan


ROM pada klien
(kondisi lengan dan kaki klien belum
mengalami perkembangan yang signifikan)
2. Memotivasi keluarga untuk selalu membantu
dan mengingatkan lansia untuk melakukan
gerakan ROM.
3. Mengajarkan teknik ambulasi dan perpindahan
yang aman
4. Memberikan lingkungan di dalam maupun di
luar rumah yang aman bagi lansia.
5. Memotivasi klien dan mendorong klien untuk
mempertahankan postur tegak

S:
-

Klien mengatakan bahwa setiap


hari Ia melatih gerakan ROM.
Klien mengatakan bahwa lengan
dan kakinya terasa enak, ringan dan
tidak kaku maupun kebas ketika
selesai melakukan gerakan ROM.
Keluarga
mengatakan
bahwa
mereka selalu memotivasi dan
membantu klien untuk melakukan
gerakan ROM.

O:
-

Kekuatan
otot
klien
meningkat (bernilai 4)

belum

Klien mendemonstrasikan teknik


ambulasi dan perpindahan yang
aman dengan baik

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan.

Ringkasan Terminasi
Saat terminasi, Nenek Y mengatakan bahwa Ia akan terus melakukan
latihan untuk meningkatkan kekuatan ototnya, agar Ia bisa melakukan aaktivitas
pemenuhan kebutuhannya secara mandiri. Walaupun belum menampakkan hasil
yang maksimal ktika melakukan gerakan ROM, tetapi klien merasakan
ekstremitasnya sangat nyaman setelah melakukan gerakan tersebut. Klien juga
senang melakukan gerakan itu karena keluarganya juga membantu klien dan
selalu memotivasi dan memberikan semangat kepada klien.
Dalam menurunkan nyeri, keluarga melakukan teknik kompres hangat dan
masase untuk membantu klien menurunkan nyeri sendi di lengan, kaki, serta
pinggang. Menurut keluarga dan klien, cara ini cukup untuk menurunkan nyeri
dan membuat lansia merasa nyaman.
Klien

juga

menyadari

pentingnya

memodifikasi

rumah

agar

meminimalkan resiko jatuh bagi lansia. Keluarga berusaha untuk selalu


memperhatikan saat lansia sedang beraktivitas dan sebisa mungkin mengawasi
lansia sewaktu terbangun di malam hari untuk BAK ke kamar mandi. Keluarga
juga harus senantiasa mengawasi lansia ketika berjalan, disaat lansia sedang
pusing dan sakit kepala karena hipertensi.

3.

Pengkajian Lansia III

I.

Identitas
a. Inisial kepala keluarga

: Nenek M

b. Usia

: 80 tahun

c. Tempat/Tanggal Lahir

: Jawa/ 14 Juni 1930

d. Pendidikan

: Tidak Sekolah

e. Agama

: Islam

f. Suku

: Jawa

g. Alamat

: Jln. Eka Murni Lingk. V


Kelurahan Gedung Johor Medan

h. Tipe Keluarga

: Keluarga dengan tiga generasi


(Extended Family)

Genogram

Ket :
: Perempuan

: Laki-Laki

: Klien

: Meninggal (Perempuan)

: Meninggal (Laki-Laki)

: Tinggal Serumah

II.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Nenek M tidak terlalu mengetahui riwayat kesehatan keluarganya, karena

keluarga Nenek M tidak lagi menjalin komunikasi dengan keluarga yang ada di
Jawa. Seingat Nenek M, keluarganya tidak pernah menderita penyakit yang
serius.

III. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Saat ini Nenek M mengeluhkan kalau Ia sering mengalami merasakan
nyeri di sendi-sendi kaki dan tangan. Nenek juga merasakan kebas pada pagi hari.
Nenek mengatakan bahwa tekanan darahnya sering meningkat belakangan ini dan
nenek juga sering mengalami sakit kepala.

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Sejak dulu, Nenek M mengalami hipertensi. Nenek M juga mengatakan
apabila tekanan darah nenek sedang naik, nenek akan merasakan tengkuknya berat
dan kepalanya pusing. Nenek biasanya berobat ke puskesmas di dekat rumahnya.

V. Riwayat sehari-hari
a) Persepsi lansia terhadap sehat sakit
Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa nyaman, tidak merasa
pening dan dapat melakukan aktivitas. Sedangkan sakit adalah saat
beliau tidak dapat berbuat apa-apa dan terasa nyeri.
b) Kebiasaan
Setiap pagi nenek akan membantu cucu tirinya untuk memasak,
mencuci piring dan membersihkan rumah. Nenek juga akan pergi ke
kedai apabila ada barang-barang belanjaan yang kurang.
c) Pola nutrisi
Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul 08.00 WIB, sarapan
lontong atau nasi goreng, makan siang yakni pukul 12.30 WIB, dan
makan malam pada pukul 19.00 WIB. Makan siang dan malam
biasanya nenek makan nasi. Nenek suka makan ikan dan sayur. Porsi
makan nenek lumayan banyak dan tidak ada masalah dalam nafsu
makan.
d) Pola istirahat dan tidur
Klien biasanya tidur di siang hari pada pukul 14.00 WIB, biasanya
klien tidur siang lebih dari 2 jam. Biasanya klien tidur siang dengan
nyenyak. Di malam hari klien tidak tentu tidurnya jam berapa,
biasanya berkisar antara 21.00-23.00 WIB. Klien terbangun 2-3 kali di
malam hari untuk BAK.
e) Pola eliminasi
Klien mengatakan BAK lancar. Keinginan untuk BAK biasanya tidak
bisa ditahan dan harus segera dikeluarkan. Klien setiap malam
terbangun di malam hari untuk BAK dengan frekuensi 2-3 kali.
Kebiasaan BAB satu kali dalam 2-3 hari dan BAB klien terasa keras.
f) Kebiasaan olahraga
Nenek tidak pernah berolah raga di pagi hari. Nenek hanya
menganggap bahwa dengan hanya melakukan pekerjaan rumah, itu
sudah tergolong olahraga.

g) Kemampuan melakukan aktivitas


Klien masih mampu untuk beraktivitas sederhana dirumah seperti
mencuci piring, menyapu rumah, menyuci baju dan bantu-bantu
anaknya masak.
h) Rekreasi
Nenek sudah jarang melakukan rekreasi. Kalaupun beliau jalan-jalan,
biasanya beliau hanya mengunjungi keluarga (famili). Nenek hanya
menonton tv di rumah.

VI.

Riwayat psikologi
Nenek M pernah mengalami disaat ketiga anaknya meninggal. Anak
pertama meninggal umur 2 bulan karena sakit, anak kedua meninggal
umur 40 hari karena demam, dan anak ketiga meninggal sewaktu baru
dilahirkan. Nenek M juga mengalami kesedihan sewaktu suaminya
meninggal dan akhirnya Ia diajak oleh anak tirinya untuk tinggal
bersamanya.

VII.

Riwayat sosial
Klien jarang keluar rumah, klien juga jarang bersosialisasi ke tempat
tetangga disekitar rumah.

VIII. Riwayat spiritual dan kultural


Klien tidak pernah lupa untuk shalat. Klien selalu berusaha untuk
mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Klien sudah jarang
mengikuti pewiridan karena klien tidak sanggup lagi berjalan jauh.

IX.

Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Klien terlihat rapi dan bersih, tercermin dari caranya berpakaian.
Klien dapat berorientasi dengan baik pada orang lain dan lingkungan
sekitar.

b. Tanda-tanda vital
TD = 190/100 mmHg, HR = 82x/i, RR = 24x/i, T = afebris
c. Kepala
Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih,
penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut
putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun
kelainan pada kepala.
d. Mata
Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda
anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+),
edema (-), mata cekung (-), kemampuan membaca sudah berkurang
dan sudah mengalami rabun dekat.
e. Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan
maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak
mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat
mendengar dengan jelas.
f. Hidung
Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak
ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien
tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan.
g. Mulut/Tenggorokan
Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien
sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran
uvula.
h. Sistem pernafasan
Frekuensi pernapasan klien 24x/i, pernapasan reguler. Klien
mengatakan bahwa Ia kadang mengalami gangguan pernafasan seperti
sesak nafas, pernapasan cuping hidung (-), retraksi dada (-), suara
pernapasan vesikuler. Ronchi (-), wheezing (-).

i. Sistem kardiovaskular
Frekuensi nadi 82x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama
dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur
(-), dan CRT < 2 detik.
j. Abdomen
Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati,
peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang
maag sejak dulu.
k. Sistem gastrointestinal
Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare.
l. Sistem genitourinari
Klien mengatakan tidak ada gangguan genitourinari (perkemihan).
m. Sistem muskuloskeletal
Walaupun klien tampak lemah, tetapi klien masih mampu beraktivitas
dengan baik. Kekuatan otot klien maksimal.
n. Sistem neurologi
Klien tidak pernah mengalami stroke. Keadaan status mental klien
baik dan emosi stabil. Klien berbicara dengan normal dan jelas. Klien
tidak ada gangguan neurologi.

X.

Pemeriksaan penunjang
-

XI.

Riwayat terapi
Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit hipertensi.

XII. Hasil Pengkajian Keluarga Nenek M


Hasil kuesioner kepada keluarga nenek M diperoleh Perawatan Baik.
Walaupun perawatan yang diberikan oleh keluarga dinilai baik, tetapi ada
beberapa hal yang harus diperbaiki atau lebih dimaksimalkan. Dalam hal
mengenal masalah kesehatan lansia, keluarga merasakan adanya masalah
kesehatan pada lansia. Tetapi keluarga tidak mengetahui kebutuhan lansia untuk
mendukung kesehatannya, keluarga tidak mengetahui perubahan-perubahan
kesehatan yang terjadi pada lansia, keluarga juga tidak memeriksakan kesehatan
lansia secara teratur. Dalam hal membuat keputusan kesehatan, keluarga
berdiskusi bersama dalam menentukan tempat pengobatan lansia dan keluarga
tidak merasa menyerah dalam menghadapi masalah lansia. Keluarga tidak dapat
langsung mengenali ketika penyakit lansia sedang kambuh.
Dalam memberikan perawatan kesehatan kepada lansia, keluarga
melakukan apa yang dapat dilakukan oleh keluarga. Keluarga juga membedakan
makanan untuk lansia dan untuk anggota keluarga yang lain. Keluarga
mengingatkan lansia untuk selalu menjaga kebersihan diri dan apabila lansia tidak
mampu melakukan secara mandiri, keluarga akan membantu lansia. Keluarga juga
selalu mengingatkan lansia dalam meminum obat. Tetapi keluarga kurang dalam
hal memotivasi lansia untuk berolahraga dan keluarga tidak tahu cara merawat
lansia dengan nyeri sendi. Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, cara-cara
yang dilakukan keluarga sudah tepat dan maksimal. Keluarga juga mengerti
bahwa cara-cara itu dilakukan untuk menghindari terjadinya cedera/jatuh pada
lansia. Dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga selalu membawa lansia
yang sakit untuk berobat ke puskesmas, keluaraga berkonsultasi dengan dokter
dalam mengatasi masalah kesehatan lansia, dan tidak pernah membeli
sembarangan obat ke apotik.

ANALISA DATA

NO

DATA

ANALISA DATA

MASALAH

1.

DS :
- Klien
mengatakan
bahwa Ia merasakan
nyeri
pada
sendisendinya,
sendisendinya juga sering
terasa kebas, baik sendi
kaki maupun tangan.
Begitu juga dengan
tulang belakang klien
juga sering terasa nyeri.
- Klien
mengatakan
setelah Ia mandi dengan
air
dingin,
sendisendinya terasa kebas
dan ngilu-ngilu.

Proses menua

Nyeri

Perubahan perfusi/aliran darah ke


jaringan dan ekstremitas
berkurang
Kurang atau tidak lancarnya
peredaran darah ke tubuh
Menurunnya cairan synovial,
menurunnya kadar esterogen,
peningkatan kadar asam urat,
penurunan kadar kalsium pada
tulang
Nyeri

DO :
- Wajah klien meringis.
- TTV
TD : 190/100mmHg
HR : 82x/i
RR : 24x/i
- Klien
memegangi
kakinya dan menguruturut kakinya.
- Skala nyeri bernilai 4
2.

DS :
- Klien bertanya-tanya
tentang hipertensi yang
dideritanya
- Klien juga bertanya
tentang diet yang tepat
untuk penderita
hipertensi

Tidak terpapar dengan informasi


tentang hipertensi
Kurang pengetahuan yang
berhubungan dengan penyakit
yang diderita yakni hipertensi
Ansietas

Ansietas

DO :
- TD 190/100 mmHg
- Wajah klien tampak
bingung dan selalu
bertanya-tanya

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan


synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam
urat d/d skala nyeri 4, wajah meringis, klien memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya.
2. Ansietas b/d kurang terpapar dengan informasi dan kurang pengetahuan
tentang penyakit yang diderita yakni hipertensi d/d klien bertanya-tanya
tentang penyakit hipertensi dan diet pada penderita hipertensi, wajah klien
tampak bingung dan bertanya-tanya, TD 190/100mmHg.

Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Keperawatan

NO
1.

Tujuan dan kriteria


hasil

Gangguan rasa nyaman: Tujuan :


nyeri b/d proses menua,
menurunnya

Nyeri berkurang atau


hilang.

cairan

Intervensi

Rasional

1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi 1. Membantu dalam menentukan


nyeri dan intensitas skala (0-10), catat
kebutuhan manajemen nyeri dan
faktor yang memperberat tanda-tanda
keefektifan program.
rasa sakit non - verbal.

synovial kadar kalsium


pada

tulang

estrogen

dan
dan

2. Berikan pendidikan kesehatan kepada


klien dan keluarga tentang penyakit 2. Mengajarkan kepada keluarga
tentang masalah kesehatan yang
kronis rematik dan diskusikan
Skala nyeri berkurang
dialami oleh klien.
bersama tentang keluhan dan masalah
Wajah tampak tenang
kesehatan yang dialami klien.
Mendemostra-sikan
teknik-teknik
3. Anjurkan klien untuk mandi air
menurunkan nyeri
hangat dan anjurkan kepada keluarga
dengan baik
untuk membantu lansia dalam
Berpartisipasi dalam
menyediakan
air
panas
untuk 3. Panas meningkatkan relaksasi
melakukan aktivitas
otot dan mobilitas, menurunkan
mandian.
sesuai kemampuan.
rasa sakit dan melepaskan
Dapat beristirahat dan
kekakuan di pagi hari.
tidur
4. Ajarkan kepada keluarga tentang
teknik penghilang nyeri dengan
melakukan kompres panas. Sediakan

Kriteria Hasil :

peningkatan asam urat

d/d skala nyeri 4, wajah


meringis,
klien
memegangi

dan

mengurut-urut

kaki

serta lengannya.

waslap untuk mengkompres sendisendi yang sakit beberapa kali sehari.


4. Sensitivitas pada pana dapat
menghilangkan dan luka dermal
dapat di sembuhkan.
5. Berikan masase lembut. Ajarkan
kepada keluarga teknik masase dan
jelaskan manfaatnya.
6. Dorong penggunaan teknik masase
5. Meningkatkan relaksasi otot.

7. Berikan pendidikan kesehatan tentang


diet bagi pasien rematik kepada
keluarga dan klien dan diskusikan
bersama.

6. Memberikan rasa nyaman, dapat


mengurangi nyeri.

8. Anjurkan
klien
untuk
rutin
mengkonsumsi obat dari dokter.
Ajarkan kepada keluarga untuk selalu 7. Mengendalikan nyeri rematik
dari diet sehari-hari.
mengingatkan klien untuk minum obat
dan selalu mengawasi klien dalam
mengkonsumsi obat.
9. Anjurkan

kepada

keluarga

untuk

membawa lansia ke tempat pelayanan 8. Sebagai antiimflamasi dan efek


kesehatan
terdekat
guna
analgesik dalam mengurangi
memeriksakan kondisi kesehatan
nyeri.
lansia secara teratur.

2.

Ansietas

b/d

terpapar

kurang Tujuan :
dengan

informasi dan kurang


pengetahuan

tentang

penyakit yang diderita


yakni

Ansietas berkurang/
hilang.

hipertensi

d/d

Kriteria Hasil :

bertanya-tanya Wajah klien tenang


TTV dalam batas
tentang
penyakit
normal

Klien dan keluarga


hipertensi dan diet pada
mengerti akan
penderita
hipertensi,
hipertensi, cara

9. Tetap menjaga kesehatan lansia


melalui
tindakan
preventif
(pencegahan).
1. Kaji seberapa jauh pengetahuan 1. Untuk
mengetahui
apa
keluarga dan klien terkait dengan
intervensi selanjutnya yang akan
hipertensi.
diberikan.
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang 2. Meningkatkan pemahaman klien
hipertensi kepada klien dan keluarga,
dan keluarga akan hipertensi.
diskusikan bersama hal-hal yang tidak
dimengerti oleh klien dan keluarga.

klien

3. Berikan pendidikan kesehatan tentang


diet khusus penderita hipertensi dan
diskusikan bersama klien dan 3. Mengontrol hipertensi melalui
diet khusus.
keluarga.

wajah

klien

tampak

penanggulangan, dan
diet yang tepat.
bingung dan bertanya Klien dan keluarga
tanya,
TD
menerapkan teknikteknik dalam
190/100mmHg.
penanggulangan
hipertensi.

4. Bantu klien untuk menyusun menu


harian sesuai dengan diet khusus
penderita hipertensi.
4. Membantu keluarga dan klien
untuk langsung menerapkan
5. Ajarkan teknik relaksasi yakni tarik
pola diet sehat pada hipertensi.
napas dalam, distraksi, dan teknik
lima jari.
5. Untuk meningkatkan relaksasi
klien agar tekanan darah tetap
6. Bantu klien untuk mengubah pola
terkontrol.
hidup yang sekarang dengan pola
hidup sehat yang membantu klien
untuk menurunkan tekanan darah
6. Pola hidup sehat sangat
klien.
berpengaruh untuk mengontrol
tekanan darah.
7. Ajarkan latihan gerakan ROM pada
klien.

7. Memperlancar aliran darah dan


meningkatkan kebugaran klien,
agar tidak mudah cemas.

Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

NO

Diagnosa Keperawatan

Waktu

Implementasi Keperawatan

1.

Gangguan rasa nyaman

Kamis,

1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri


dan intensitas skala (0-10), catat faktor
yang memperberat tanda-tanda rasa sakit
non - verbal.
Nyeri di sendi-sendi lengan dan
kaki
Skala nyeri 4
Yang memperberat yakni aktivitas
yang berlebihan.
2. Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan
nyeri muncul.
3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien dan keluarga tentang penyakit kronis
rematik dan mendiskusikan bersama
tentang keluhan dan masalah kesehatan
yang dialami klien.
4. Menganjurkan klien untuk mandi air
hangat dan menganjurkan kepada keluarga
untuk
membantu
lansia
dalam
menyediakan air panas untuk mandian.
5. Mengajarkan kepada keluarga tentang
teknik
penghilang
nyeri
dengan
melakukan kompres panas. Sediakan

nyeri

b/d

menua,

proses

menurunnya

cairan synovial kadar


kalsium
dan

pada
estrogen

tulang
dan

peningkatan asam urat


d/d skala nyeri 4, wajah
meringis,

klien

memegangi

dan

mengurut-urut

kaki

serta lengannya.

21 Juni
2012

Evaluasi
S:
-

Klien dan keluarga mengatakan bahwa


mereka telah memahami tentang
rematik serta penanggulangannya.
Klien mengatakan bahwa Ia bersedia
untuk mengikuti saran dari perawat
yakni mandi dengan air hangat.
Klien mengatakan bahwa kompres air
panas membuat sendi-sendinya terasa
lebih nyaman.

O:
-

TTV :
TD 190/100 mmHg
HR 81 x/i
RR 24 x/i

Skala nyeri berkurang (bernilai 3)


Keluarga mendemostrasikan cara

waslap untuk mengkompres sendi-sendi


yang sakit beberapa kali sehari.
6. Menganjurkan pasien cara menghilangkan
nyeri punggung melalui tirah baring
dengan menggunakan matras yang keras
dan tidak menggulung.

kompres air hangat untuk menurunkan


nyeri.
Keluarga dan klien mengerti akan
rematik dan penanggulangannya.

A:
Kompres hangat dapat menurunkan nyeri
dan membuat otot lebih rileks, skala nyeri
berkurang. Masalah teratasi sebagian.

P:
Intervensi dilanjutkan dengan melakukan
kompres hangat untuk menurunkan nyeri.

Sabtu,
23 Juni
2012

1. Mengkaji keluhan nyeri, mencatat lokasi S :


nyeri dan intensitas skala (0-10), mencatat
faktor yang memperberat tanda-tanda rasa
sakit non - verbal.
Lokasi nyeri di sendi-sendi lengan
dan kaki.

Klien mengatakan telah menerapkan


teknik kompres hangat dengan dibantu
oleh keluarga dan nyeri sendi klien
berkurang.

- Klien mengatakan dengan teknik


Skala nyeri bernilai 3
masase ini, nyeri klien berkurang.
2. Mengevaluasi tentang teknik kompres
hangat apakah telah diterapkan. Begitu
juga dengan mandi menggunakan air
hangat, apakah keluarga membantu klien O :
untuk menyediakan air hangat untuk
- TTV :
mandian.
TD 200/100 mmHg
3. Melakukan masase ke sendi-sendi lengan
dan kaki. Mengajarkan kepada keluarga
HR 86 x/i
teknik
masase
dan
menjelaskan
manfaatnya.
RR 19 x/i
4. Memotivasi dan mendorong keluarga
untuk menerapkan penggunaan teknik
- Wajah klien tampak tenang dan
masase pada lansia.
nyaman
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
- Skala nyeri berkurang (bernilai 2)
diet bagi pasien rematik kepada keluarga
dan klien dan mendiskusikan bersama.
6. Menganjurkan
klien
untuk
rutin A : Masalah teratasi sebagian
mengkonsumsi
obat
dari
dokter.
Mengajarkan kepada keluarga untuk selalu
mengingatkan klien untuk minum obat dan
selalu
mengawasi
klien
dalam P : Intervensi dilanjutkan.
mengkonsumsi obat.
7. Menganjurkan kepada keluarga untuk
membawa lansia ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat guna memeriksakan
kondisi kesehatan lansia secara teratur.

2.

Ansietas

b/d

kurang

terpapar

dengan

informasi dan kurang


pengetahuan

tentang

penyakit yang diderita


yakni

hipertensi

klien

d/d

bertanya-tanya

tentang

penyakit

hipertensi dan diet pada


penderita
wajah

hipertensi,

klien

tampak

selasa,
26 Juni
2012

1. Mengkaji seberapa jauh pengetahuan S :


keluarga dan klien terkait dengan
hipertensi.
(klien dan keluarga kurang mendapatkan
informasi
tentang
hipertensi
dan
penanggulangannya, yang diketahui oleh
klien dan keluarga adalah hanya
mengurangi konsumsi garam).
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang O :
hipertensi kepada klien dan keluarga,
mendiskusikan bersama hal-hal yang tidak
dimengerti oleh klien dan keluarga.
(banyak hal yang ditanyakan oleh keluarga
dan klien terkait dengan hipertensi)

190/100mmHg.

TD

TTV :
TD 200/100 mmHg
HR 79 x/i
RR 21 x/i

bingung dan bertanyatanya,

Klien mengatakan bahwa sekarang Ia


lebih mengerti akan hipertensi dan
cara penanggulangannya.
Keluarga klien juga bersedia untuk
membantu klien dalam mengontrol
tekanan darahnya.

Klien mengerti akan penanggulangan


hipertensi dan diet khusus hipertensi.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang


diet khusus penderita hipertensi dan
A : Masalah teratasi sebagian
diskusikan bersama klien dan keluarga.

P : Intervensi dilanjutkan.
Jumat,
29 Juni
2012

1. Mengevaluasi
kembali
pendidikan
kesehatan yang telah diberikan mengenai
hipertensi kepada klien dan keluarga, dan
mendiskusikan bersama hal-hal yang tidak
dimengerti oleh klien dan keluarga.
2. Membantu klien dan keluarga dalam
menyusun daftar menu harian yang dapat
dikonsumsi oleh lansia.
3. Mengajarkan klien teknik relaksasi yakni
tarik napas dalam, distraksi dan teknik
lima jari.
4. Membantu klien untuk mengubah pola
hidup yang sekarang dengan pola hidup
sehat yang membantu klien untuk
menurunkan tekanan darah klien.
5. Melatih gerakan ROM pada klien.
Mengajarkan gerakan ROM pada klien
dan keluarga.
6. Memotivasi dan memberi dorongan
kepada keluarga untuk membantu klien
dalam melakukan gerakan ROM.

S:
Klien mengatakan bahwa Ia akan menuruti
diet khusus bagi penderita hipertensi dan
menerapkan teknik-teknik relaksasi.

O:
-

TTV :
TD 220/100 mmHg
HR 86 x/i
RR 24 x/i

Klien mendemostrasikan teknik-teknik


relaksasi dengan baik.
Klien dan keluarga mendemostrasikan
gerakan ROM dengan baik.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Ringkasan Terminasi
Saat terminasi, Nenek M mengatakan bahwa kondisinya sekarang lebih
baik dari kemaren. Cara-cara yang telah diajarkan oleh perawat, dapat mengurangi
keluhan atau masalah kesehatan yang dialami klien. Begitu juga dengan keluarga,
kemampuan keluarga dalam merawat lansia dan pengetahuan keluarga akan
penyakit dan masalah kesehatan lansia semakin meningkat.
Klien mengatakan akan menerapkan cara yang telah diajarkan untuk
menurunkan nyeri. Keluarga juga mengatakan bahwa akan turut membantu lansia
dalam menerapkan cara-cara yang telah diajarkan. Keluarga sekarang telah
mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan oleh lansia untuk mendukung
kesehatannya. Melalui pendidikan kesehatan juga keluarga telah dapat mengetahui
perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi pada lansia dan dapat mengenali
apabila penyakit lansia sedang kambuh, serta keluarga juga mengatakan akan
memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Keluarga mengetahui pentingnya
olahraga bagi lansia yang dapat dilakukan melalui gerakan ROM, keluarga
mengatakan bahwa mereka akan selalu memotivasi lansia untuk tetap melakukan
gerakan ROM.
Dalam hal memodifikasi rumah, keluarga sudah menerapkannya dengan
baik sejak dulu. Keluarga menyadari akan resiko tinggi akan cedera/jatuh pada
lansia. Berdasarkan hasil observasi, kondisi penerangan kamar mandi dan rumah
keluarga adekuat serta kondisi lantai bersih dan tidak licin. Pemanfaatan fasilitas
kesehatan oleh keluarga juga telah dimanfaatkan dengan baik, keluarga membawa
lansia ke puskesmas yang ada di dekat rumah untuk berkonsultasi dengan dokter
mengenai masalah yang dihadapi lansia.

4.

Pengkajian Lansia IV

I.

Identitas
a. Inisial kepala keluarga

: Nenek H

b. Usia

: 80 tahun

c. Tempat/Tanggal Lahir

: Balige/ 23 Desember 1932

d. Pendidikan

: Tidak Sekolah

e. Agama

: Islam

f. Suku

: Batak

g. Alamat

: Jln. Eka Jaya II, Lingk II


Kelurahan Gedung Johor Medan

h. Tipe Keluarga

: Keluarga besar
(Extended Family)

Ket :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Klien
: Meninggal (Perempuan)
: Meninggal (Laki-Laki)
: Tinggal Serumah

II.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Nenek H mengatakan bahwa keluarganya jarang-jarang menderita

penyakit yang serius seperti diabetes maupun hipertensi. Nenek H mengatakan


bahwa keluarganya hanya menderita sakit yang ringan dan nyeri-nyeri di sendi
(pegal-pegal).

III. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Saat ini, nenek hanya mengalami kebas dan nyeri di sendi-sendi kaki
maupun lengan. Pinggang nenek juga sering terasa nyeri. Sewaktu bangun tidur,
nenek sering merasa kebas, kaku, sampai-sampai tidak bisa bergerak. Di pagi hari
saat bangun tidur, ekstremitas atas maupun bawah terasa kaku. Apabila ini terjadi
maka klien akan mengalami hambatan dalam beraktivitas.

IV.

Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Nenek H pernah menjalani operasi usus buntu tiga tahun yang lalu.

Sedangkan dari dulu nenek H sudah mengalami rematik.

V.

Riwayat sehari-hari
a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit
Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa enak, tidak merasa
kebas dan nyeri di sendi-sendi kaki dan lengan, tidak kaku, dapat
bergerak bebas dan dapat melakukan aktivitas. Sedangkan sakit adalah
saat beliau merasa nyeri, kebas, kaku, dan tidak dapat beraktivitas.
b. Kebiasaan
Ketika bangun tidur, nenek biasanya menggerak-gerakkan badannya
terlebih dahulu, setelah itu turun dari tempat tidur. Nenek juga sering
jalan-jalan pagi di sekitar rumah.
c. Pola nutrisi
Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul 08.00 WIB, sarapan
nasi dan minumnya teh manis, siang hari makan nasi antara pukul
13.00 WIB, sedangkan pada malam hari terkadang lansia makan nasi
atau makan roti pada pukul 20.00 WIB. Di malam hari nenek lebih

sering makan kue daripada makan nasi karena nenek tidak selera
makan. Nenek suka sayur terong, daun ubi, sawi pahit, kol dan wortel.
Nenek juga suka mengkonsumsi pepaya.
d. Pola istirahat dan tidur
Nenek biasanya istirahat di siang hari pada pukul 12.00-13.00 WIB.
Biasanya nenek hanya tiodur-tiduran saja, sekedar untuk berbaring di
tempat tidur agar pinggang nenek tidak capek karena seharian berdiri
dan duduk. Di malam hari biasanya nenek tidur pada pukul 22.00
WIB sampai subuh. Nenek tidak mengalami kesulitan dalam tidur.
Tiap malam klien selalu terbangun 4 kali untuk BAK.
e. Pola eliminasi
Klien

mengatakan BAK lancar. Klien tidak mengalami masalah

dalam BAK. Tetapi nenek tidak dapat menahan keinginan untuk BAK
dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, nenek sering terbangun di
Kebiasaan BAB nenek biasanya teratur, tetapi biasanya klien BAB
sekali dalam 2 hari.
f. Kebiasaan olahraga
Nenek N sering berolah raga di pagi hari. Jalan-jalan pagi disekitar
rumah sambil menggerak-gerakkan badan. Nenek mengatakan dengan
berolahraga setiap pagi, badannya terasa ringan dan enak.
g. Kemampuan melakukan aktivitas
Nenek hanya mampu melakukan pekerjaan rumah yang ringan.
Sesekali nenek mencuci bajunya sendiri, karena nenek tidak ingin
merepotkan cucunya. Dalam memenuhi kebutuhan pribadi nenek,
seperti mandi, makan, dll, nenek masih dapat melakukan semuanya
dengan mandiri.
h. Rekreasi
Nenek H jarang melakukan rekreasi. Biasanya anak-anaknya yang
akan datang mengunjunginya. Di rumah biasanya rekreasi nenek
hanyalah menonton tv.

VI.

Riwayat psikologi
Nenek H terkadang sedih apabila mengingat suaminya yang telah
meninggal.tetapi nenek tidak pernah mau berlarut-larut dalam kesedihan.

VII. Riwayat sosial


Klien sudah lama tinggal di daerah Lingkungan II jalan Eka Jaya dan
memiliki hubungan yang baik dengan tetangga lingkungan sekitar. Nenek
merupakan seorang yang peramah dan memiliki kebutuhan yang tinggi
akan sosialisasi. Nenek sering mengunjungi rumah tetangganya untuk
cerita-cerita.

VIII. Riwayat spiritual dan kultural


Klien tidak pernah lupa untuk sholat lima waktu. Apabila kondisi
kesehatan nenek mengizinkan, biasanya nenek akan mengikuti pewiridan.
Pewiridan tersebut diadakan setiap hari rabu

IX.

Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Klien terlihat rapi, bersih, dan ramah.
b. Tanda-tanda vital
TD = 120/80 mmHg, HR = 80x/i, RR = 20/i, T = afebris
c. Kepala
Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih,
penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut
putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun
kelainan pada kepala.
d. Mata
Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda
anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+),
edema (-), mata cekung, kemampuan membaca sudah berkurang dan
sudah mengalami rabun dekat.

e. Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan
maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak
mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat
mendengar dengan jelas.
f. Hidung
Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak
ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien
tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan.
g. Mulut/Tenggorokan
Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien
sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran
uvula.
h. Sistem pernafasan
Klien tidak ada gangguan pernafasan seperti sesak nafas, (-)
pernapasan cuping hidung, suara pernapasan vesikuler dengan
frekuensi 23x/i, ronchi (-), wheezing (-).
i. Sistem kardiovaskular
Frekuensi nadi 81x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama
dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur
(-), dan CRT < 2 detik.
j. Abdomen
Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati,
peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang
maag sejak dulu.
k. Sistem gastrointestinal
Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare.
l. Sistem genitourinari
Klien

mengalami

gangguan

genitourinari

(perkemihan)

yakni

inkontinensia, klien tidak bisa menahan BAK dalam waktu yang lama,
sebelum sampai di kamar mandi biasanya urine nenek sudah keluar.

m. Sistem muskuloskeletal
Tampak tubuh nenek sebelah kiri mengalami kelemahan. Kekuatan
otot lengan bernilai 4 dan kekuatan otot kaki juga bernilai 4. Nenek
juga tidak sanggup lagi untuk melakukan pekerjaan rumah.
n. Sistem neurologi
Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara
dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi.

X.

Pemeriksaan penunjang
-

XI.

Riwayat terapi
Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit rematik dan
hipertensi secara teratur dari dokter yang ada di puskesmas, maupun
obat yang dibeli sendiri dari apotik.

XII.

Hasil Pengkajian Keluarga Nenek H


Berdasarkan hasil pengkajian dengan kuesioner tentang

kemampuan

keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronik hasilnya yakni Perawatan
Baik. Dalam hal mengenal masalah kesehatan pada lansia, keluarga Nenek H
dapat merasakan adanya masalah kesehatan pada lansia dan dapat mengenali
perubahan-perubahan kesehatan pada lansia. Ini sangat bermanfaat sekali dalam
mengenal masalah kesehatan pada lansia, karena ketika keluarga mengetahui
bahwa kondisi lansia sedang tidak baik, keluarga langsung dapat mengambil
tindakan. Tetapi keluarga tidak mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang
diperlukan

lansia

untuk

mendukung

kesehatannya

dan

keluarga

tidak

memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Banyak masalah kesehatan yang


terjadi pada lansia, oleh karena itu, penting sekali untuk memeriksakan kesehatan
lansia secara teratur.
Dalam hal membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, keluarga
berdiskusi dalam menentukan tempat pengobatan bagi lansia dan keluarga tidak
menyerah dalam menghadapi masalah yang dialami lansia. Dalam hal ini,

keluarga tidak dapat langsung mengenali ketika penyakit lansia sedang kambuh.
Keluarga dapat mengetahui apabila lansia mengeluh akan kondisinya dan apabila
lansia sudah tidak beraktivitas lagi (hanya tidur-tiduran saja), ketika ini terjadi
berarti lansia sedang sakit.
Dalam memberikan perawatan kepada lansia yang sakit, keluarga sebisa
mungkin membantu lansia untuk mengurangi keluhan yang dirasakan lansia,
misalnya ketika lansia sedang mengalami nyeri kepala, keluarga akan melakukan
masase di daerah kepala lansia. Ketika klien mengalami nyeri di sendi juga
keluarga membuat air panas di botol dan diguling-gulingkan ke daerah yang nyeri.
Keluarga juga membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yang
tidak dapat dipenuhi oleh lansia secara mandiri, menyarankan lansia untuk
beristirahat apabila lansia sedang sakit (tidak perlu banyak bergerak), dan
mengingatkan lansia untuk minum obat. Tetapi keluarga tidak membedakan
makanan yang disajikan ke lansia dengan makanan kepada anggota keluarga yang
lain.
Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, keluarga selalu memantau
lantai agar tidak licin maupun basah. Untuk hal penerangan di rumah, keluarga
juga memperhatikan keadekuatan cahaya. Begitu juga dengan barang-barang di
rumah diatur dengan baik. Hal ini akan dapat meminimalkan resiko cedera bagi
lansia. Keluarga juga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. Ketika lansia
sudah tidak memungkinkan lagi untuk dirawat di rumah, maka keluarga akan
membawa lansia ke pelayanan kesehatan terdekat. Keluarga juga lebih memilih
untuk meminta bantuan dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan daripada
langsung ke apotik untuk membeli obat atas inisiatif sendiri.
Setelah didapatkan hasil pengkajian kemampuan keluarga dalam merawat
lansia, maka keluarga nenek H masih perlu untuk mendapatkan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan, diantaranya tentang apa-apa saja kebutuhan yang
diperlukan lansia untuk mendukung kesehatannya dan pentingnya memeriksakan
kesehatan lansia secara teratur. Dalam hal merawat lansia yang sedang sakit
kronis, keluarga sudah menerapkan cara-cara yang benar. Tetapi untuk diet
khusus bagi lansia dengan penyakit kronis hendaknya dibedakan dengan makanan
anggota keluarga yang lain. Agar kondisi kesehatan tetap lansia.

Analisa Data

NO
1.

Data
DS :
- Klien mengatakan bahwa
sendi-sendinya
sering
terasa kebas dan nyeri,
baik sendi kaki maupun
tangan.
Begitu
juga
dengan tulang belakang
klien juga sering terasa
nyeri.
- Klien mengatakan apabila
tekanan darah klien sedang
naik, maka kepala klien
akan terasa sangat nyeri.
Tengkuk klien juga terasa
berat.

DO :
- Wajah klien meringis.
- TTV
TD : 120/80mmHg

Analisa Data

Masalah

Proses menua

Nyeri Kronik

Perubahan perfusi/aliran darah


ke jaringan dan ekstremitas
berkurang

Kurang atau tidak lancarnya


peredaran darah ke tubuh

Menurunnya cairan synovial,


menurunnya kadar esterogen,
peningkatan kadar asam urat,
penurunan kadar kalsium pada
tulang

Nyeri

HR : 80x/i
RR : 20x/i
- Klien memegangi kakinya
dan
mengurut-urut
kakinya.
- Skala nyeri bernilai 5
2.

DS :
- Klien mengatakan apabila
bangun pagi, kaki dan
tangan nenek terasa kebas,
kaku, dan nyeri.
- Klien mengatakan apabila
tangan dan kakinya kaku,

Proses menua

Perubahan perfusi/aliran darah


ke jaringan dan ekstremitas
berkurang

Hambatan
mobilitas fisik

maka klien akan kesulitan


dalam
bergerak
dan
beraktivitas.

Kurang atau tidak lancarnya


peredaran darah ke tubuh

DO :
- Keterbatasan
untuk
bergerak bebas
- Keterbatasan kemampuan
untuk
melakukan
keterampilan
motorik
kasar
- Sendi-sendi lengan dan
kaki kebas, kaku, dan
nyeri.

Menurunnya cairan synovial,


menurunnya kadar esterogen,
peningkatan kadar asam urat,
penurunan kadar kalsium pada
tulang

Nyeri

Hambatan Mobilitas Fisik

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan


synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam
urat d/d skala nyeri 5, wajah meringis, klien memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya.
2. Hambatan mobilitas fisik b/d proses menua, menurunnya cairan synovial
kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d
keterbatasan untuk bergerak bebas, keterbatasan kemampuan untuk
melakukan keterampilan motorik kasar, sendi-sendi lengan dan kaki
kebas, kaku, dan nyeri.

Intervensi Keperawatan

NO

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil

1.

Gangguan rasa nyaman


: nyeri b/d proses
menua,
menurunnya
cairan synovial kadar
kalsium pada tulang
dan
estrogen
dan
peningkatan asam urat
d/d skala nyeri 5, wajah
meringis,
klien
memegangi
dan
mengurut-urut
kaki
serta lengannya.

Tujuan :
Nyeri berkurang atau
hilang.

Intervensi

Rasional

1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi 1. Membantu dalam menentukan


nyeri dan intensitas skala (0-10), catat
kebutuhan manajemen nyeri dan
faktor yang memperberat tanda-tanda
keefektifan program.
rasa sakit non - verbal.

2. Berikan pendidikan kesehatan kepada 2. Mengajarkan kepada keluarga


klien dan keluarga tentang penyakit
tentang masalah kesehatan yang
Kriteria Hasil :
kronis rematik dan diskusikan
dialami oleh klien.
bersama tentang keluhan dan masalah
Skala nyeri berkurang
kesehatan yang dialami klien.
Wajah tampak tenang
Mendemostrasikan
3. Anjurkan klien untuk mandi air 3. Panas meningkatkan relaksasi otot
teknik-teknik
hangat dan anjurkan kepada keluarga
dan mobilitas, menurunkan rasa
menurunkan nyeri
untuk membantu lansia dalam
sakit dan melepaskan kekakuan di
dengan baik
menyediakan
air
panas
untuk
pagi hari.
mandian.
4. Ajarkan kepada keluarga tentang 4. Sensitivitas pada pana dapat
teknik penghilang nyeri dengan
menghilangkan dan luka dermal
melakukan kompres panas. Sediakan
dapat di sembuhkan.
waslap untuk mengkompres sendisendi yang sakit beberapa kali sehari.

5. Mengajarkan
pasien
cara 5. Menjaga postur dan posisi tulang
menghilangkan
nyeri
punggung
belakang, agar tetap nyaman.
melalui
tirah
baring
dengan
menggunakan matras yang keras dan
tidak menggulung.
6. Berikan masase lembut. Ajarkan 6. Meningkatkan relaksasi otot.
kepada keluarga teknik masase dan
jelaskan manfaatnya.
7. Dorong penggunaan teknik masase

7. Memberikan rasa nyaman sehingga


dapat mengurangi nyeri.

8. Berikan pendidikan kesehatan tentang 8. Mengendalikan nyeri rematik dari


diet bagi pasien rematik kepada
diet sehari-hari.
keluarga dan klien dan diskusikan
bersama.
9. Anjurkan kepada keluarga untuk 9. Agar kesehatan lansia tetap terjaga.
membedakan diet lansia dengan
makanan yang akan disajikan ke
anggota keluarga yang lain.
10. Anjurkan
klien
untuk
rutin 10. Sebagai antiimflamasi dan efek
mengkonsumsi obat dari dokter.
analgesik dalam mengurangi nyeri.
Ajarkan kepada keluarga untuk selalu
mengingatkan klien untuk minum

obat dan selalu mengawasi klien


dalam mengkonsumsi obat.
11. Anjurkan kepada keluarga untuk 11. Untuk tetap mengontrol kondisi
membawa lansia ke tempat pelayanan
kesehatan lansia dan melakukan
tindakan pencegahan (preventif).
kesehatan guna memeriksakan kondisi
kesehatannya secara teratur
2.

Hambatan

mobilitas Tujuan :

fisik b/d proses menua,


menurunnya

Mobilitas fisik dapat


terpenuhi

cairan

synovial kadar kalsium


pada

tulang

estrogen

dan
dan

Kriteria Hasil:

peningkatan asam urat


d/d keterbatasan untuk
bergerak

bebas,

keterbatasan
kemampuan

untuk

1. Kaji
kebutuhan
akan
bantuan 1. Untuk meminimalkan masalah
pelayanan kesehatan di rumah
yang mungkin akan dihadapi klien.
2. Kaji kebutuhan akan pendidikan 2. Meningkatkan pengetahuan lansia
kesehatan dan diskusikan bersama
dan
keluarga
akan
kondisi
klien dan keluarga tentang masalah
kesehatannya.
kesehatan yang dialami oleh lansia.

3. Jelaskan manfaat ROM pada keluarga 3. Untuk


mempertahankan
atau
Melakukan aktivitas
dan klien serta ajarkan kepada
meningkatkan
kekuatan
dan
secara mandiri sesuai
keluarga dan klien gerakan latihan
ketahanan otot.
dengan kemampuan
ROM.
Meminta bantuan
untuk aktivitas yang 4. Motivasi keluarga untuk selalu 4. Agar hasil yang diperoleh dari
diluar kemampuan.
membantu dan mengingatkan lansia
latihan ROM lebih maksimal.
untuk melakukan gerakan ROM.

melakukan
keterampilan

motorik

5. Ajarkan
teknk
ambulasi
perpindahan yang aman.

dan 5. Untuk mencegah cedera/jatuh pada


lansia.

kasar,

sendi-sendi

lengan dan kaki kebas,

6. Berikan lingkungan di dalam maupun 6. Mencegah terjadi jatuh pada lansia.


di luar rumah yang aman bagi lansia.

kaku, dan nyeri.


7. Dorong klien untuk mempertahankan 7. Memaksimalkan sendi
postur tegak

Implementasi keperawatan & Evaluasi

NO.

Diagnosa Keperawatan

Waktu

Implementasi Keperawatan

1.

Gangguan rasa nyaman :


nyeri b/d proses menua,
menurunnya cairan synovial
kadar kalsium pada tulang
dan
estrogen
dan
peningkatan asam urat d/d
skala nyeri 5, wajah
meringis, klien memegangi
dan mengurut-urut kaki
serta lengannya.

Rabu,

1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri


dan intensitas skala (0-10), mencatat faktor
yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non
- verbal.
Hasil pengkajian nyeri :

27 Juni
2012

lokasi nyeri di sekitar sendi-sendi lengan


maupun kaki dan daerah pinggang
ekstremitas terasa kaku dan kebas di pagi
hari.
skala nyeri 5
wajah klien meringis
klien mengurut-urut sendi-sendi kakinya
yang memperberat nyeri yakni cuaca
dingin, mandi air dingin, dan banyak
beraktivitas.
klien tampak meringis, lesu dan lemah.
2. Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya nyeri sendi pada lansia.
Hasil pengkajian faktor-faktor :
Memakan makanan yang berlemak.
Memakan makanan yang mengandung

Evaluasi
S:
-

Klien dan keluarga mengatakan


bahwa
mereka
mengerti
mengenai rematik, tanda dan
gejala,
dan
cara
penanggulangannya.
Klien tampak nyaman dan
tenang.
Klien
mengatakan
bahwa
kompres air panas membuat
sendi-sendinya lebih nyaman.
Klien mengatakan bahwa Ia
biasanya mandi dengan air
hangat, tetapi karena belakangan
ini cuaca dan suhu sangat panas,
maka Ia mandi air dingin, dan
akhirnya rematik klien kambuh
lagi.

O:
-

TTV :

3.

4.

5.

6.
7.

kacang-kacangan, seperti tahu, tempe,


sayur kacang panjang, buncis, dll.
Mandi air dingin, cuaca yang dingin.
Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien dan keluarga tentang penyakit kronis
rematik dan mendiskusikan bersama tentang
keluhan dan masalah kesehatan yang dialami
klien.
Menganjurkan klien untuk mandi air hangat
dan menganjurkan kepada keluarga untuk
membantu lansia dalam menyediakan air
panas untuk mandian.
Melakukan kompres air panas ke sendi-sendi
lengan dan kaki maupun pinggang klien serta
mengajarkan kepada keluarga tentang teknik
penghilang nyeri dengan melakukan kompres
panas.
Menyediakan
waslap
untuk
mengkompres sendi-sendi yang sakit
beberapa kali sehari.
Memotivasi dan mendorong keluarga untuk
melakukan kompres air hangat ke sendi klien.
Mengajarkan pasien cara menghilangkan
nyeri punggung melalui tirah baring dengan
menggunakan matras yang keras dan tidak
menggulung.

TD 110/80 mmHg
HR 85 x/i
RR 22 x/i
-

Wajah klien tampak tenang


Skala nyeri berkurang (bernilai
4)
Keluarga dan klien banyak
bertanya tentang rematik.
Keluarga dan klien mengerti
akan
rematik
dan
penanggulangannya.
Keluarga
bersedia
untuk
menerapkan teknik penurun
nyeri yang telah diajarkan,

A:
Kompres hangat dapat menurunkan
nyeri dan membuat otot lebih rileks,
skala nyeri berkurang. Masalah
teratasi sebagian.

P:
Intervensi
dilanjutkan
dengan
melakukan kompres hangat untuk
menurunkan nyeri.

Jumat,
29 Juni
2012

1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri


dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang
memperberat tanda-tanda rasa sakit non verbal.
Hasil pengkajian nyeri :

S:

Skala nyeri 4
Nyeri di sendi lengan dan kaki
Nyeri di daerah pinggang.
Melakukan masase pada ekstremitas atas dan
bawah. Mengajarkan kepada keluarga teknik
masase dan menjelaskan manfaatnya.
Memotivasi dan mendorong keluarga untuk
melakukan penggunaan teknik masase
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan
klien dan mendiskusikannya bersama.
Menganjurkan agar diet lansia dibedakan
dengan makanan untuk anggota keluarga
yang lain.

2.

3.
4.

5.

Klien
mengatakan
bahwa
dengan dilakukannnya masase,
sendi-sendinya terasa enak dan
nyeri berkurang.
Klien dan keluarga mengatakan
bahwa mereka mengerti akan
diet untuk penderita rematik.
Keluarga mengatakan akan
merencanakan diet khusus untuk
lansia dan membedakan menu
harian lansia dengan anggota
keluarga yang lain.
Keluarga mengatakan akan
melakukan teknik masase dan
selalu mengingatkan lansia
untuk minum obat secara teratur.
Keluarga mengatakan bahwa
mereka akan membawa lansia

6. Menganjurkan
klien
untuk
rutin
mengkonsumsi obat dari dokter. Mengajarkan
kepada keluarga untuk selalu mengingatkan
klien untuk minum obat dan selalu
mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat.
7. Mengajurkan
kepada
keluarga
untuk
memeriksakan kesehatan lansia secara teratur
ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.

untuk
memeriksakan
kesehatannya secara teratur ke
puskesmas yang ada di dekat
rumah.
O:
-

TTV :
TD 120/80 mmHg
HR 85 x/i
RR 21 x/i

A:

Skala nyeri berkurang (bernilai


2)
Wajah klien tampak santai
Keluarga dan klien mengerti
akan pendidikan kesehatan
tentang diet khusus bagi
penderita rematik.
Keluarga
bersedia
untuk
memeriksakan kesehatan klien
secara teratur.

Masalah teratasi sebagian, yang


ditandai dengan menurunnya nyeri.

P : Intervensi dilanjutkan

2.

Hambatan mobilitas fisik


b/d

proses

menua,

menurunnya cairan synovial


kadar kalsium pada tulang
dan

estrogen

dan

peningkatan asam urat d/d


keterbatasan untuk bergerak
bebas,

28 Juni
2012

1. Mengkaji
kebutuhan
akan
bantuan
pelayanan kesehatan di rumah.
(klien tidak memerlukan alat bantu khusus
untuk berpindah/berjalan, klien masih bisa
melakukan
mobilisasi
tanpa
harus
menggunakan alat bantu, klien hanya
membutuhkan keluarga untuk membantu
lansia dalam memenuhi kebutuhan yang
tidak bisa dipenuhi secara mandiri).

S:
-

keterbatasan

kemampuan
melakukan

untuk
keterampilan

motorik kasar, sendi-sendi


lengan

Kamis,

dan

kaki

kebas,

2. Mengkaji kebutuhan akan pendidikan


kesehatan dan diskusikan bersama klien dan
keluarga tentang masalah kesehatan yang
dialami oleh lansia.
(klien perlu untuk meningkatkan kekuatan
otot lengan dan kaki sebelah kiri dengan

O:

Klien mengatakan di saat


bangun tidur, ekstremitas- nya
kebas dan kaku, Ia tidak bisa
bergerak
bebas
karena
kelemahan pada kaki dan
lengannya.
Klien
mengatakan
akan
melakukan
ROM
untuk
mengembalikan kekuatan lengan
dan tangannya seperti semula.
Keluarga klien mengatakan akan
selalu
memotivasi
dan
membantu
lansia
untuk
melakukan ROM

kaku, dan nyeri.

melakukan ROM, agar kekuatan otot


maksimal sehingga lansia dapat beraktivitas
secara mandiri).
3. Menjelaskan manfaat ROM pada keluarga
dan klien serta mengajarkan kepada
keluarga dan klien gerakan latihan ROM.
4. Memotivasi
keluarga
untuk
selalu
membantu dan mengingatkan lansia untuk
melakukan gerakan ROM.
5. Mengingatkan
lansia
untuk
selalu
melakukan latihan gerakan ROM sesering
mungkin tiap hari dan lansia harus tetap
berhati-hati dalam melakukan gerakan. Agar
tidak terjadi cedera pada lansia.

TTV :
TD 110/80 mmHg
HR 81 x/i
RR 21 x/i

Klien
mendemonstrasikan
gerakan ROM dengan baik,
klien antusias dalam melatih
gerakan ROM, dan berkomitmen
untuk
melakukan
gerakan
tersebut. Keluarga juga mengerti
akan gerakan dan mau untuk
membantu
lansia
dalam
melakukan gerakan tersebut.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan.

Sabtu,
30 Juni
2012

1. Mengkaji perkembangan latihan gerakan


ROM yang telah dilakukan klien selama
beberapa hari ini.
(klien mengatakan bahwa Ia melakukan
latihan ROM dan hasilnya ekstremitasnya
terasa nyaman, tidak kebas dan kaku).

S:

2. Memotivasi
keluarga
untuk
selalu
membantu dan mengingatkan lansia untuk
melakukan gerakan ROM.
3. Menganjurkan kepada keluarga untuk
memenuhi kebutuhan klien yang tidak bisa
dilakukan secara mandiri oleh lansia.
4. Mengajarkan
teknik
ambulasi
dan
perpindahan yang aman.
5. Memberikan lingkungan di dalam maupun
di luar rumah yang aman bagi lansia.
6. Mendorong klien untuk mempertahankan
postur tegak

Klien mengatakan bahwa Ia


melatih lengan dan kakinya setiap
hari dan Ia merasakan lengan dan
kakinya terasa lebih ringan dan
nyaman.
Klien megatakan bahwa Ia
mengerti akan teknik ambulasi
dan perpindahan yang aman.
Keluarga mengatakan bahwa
mereka selalu membantu lansia
untuk
memenuhi
kebutuhan
pribadi yang tidak bisa dilakukan
secara mandiri oleh lansia.

O:
-

TTV :
TD 170/90 mmHg
HR 81 x/i
RR 22 x/i

Klien

merasa

lengan

dan

kakinya nyaman dan ringan,


kekuatan otot otot klien sedikit
bertambah,
tetapi
belum
maksimal.
A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan.

Ringkasan Terminasi
Saat terminasi, tampak kondisi klien jauh lebih baik. Klien tampak tenang
dan nyaman, nyeri yang dirasakan sudah berkurang. Klien mengatakan akan
menerapkan cara tersebut agar nyeri sendi yang dirasakannya berkurang dan Ia
dapat beraktivitas dengan bebas. Begitu juga dengan gerakan ROM yang telah
diajarkan oleh perawat, dapat mengurangi kebas dan kaku pada ekstremitas klien.
Keluarga juga telah mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan
lansia untuk mendukung kesehatannya dan pentingnya memeriksakan kesehatan
lansia secara teratur. Dalam hal merawat lansia yang sedang sakit kronis, keluarga
sudah menerapkan cara-cara yang benar. Untuk diet khusus bagi lansia dengan
penyakit kronis, keluarga juga berencana untuk membedakan antara diet lansia
dengan makanan anggota keluarga yang lain. Agar kondisi kesehatan tetap lansia.

5.

Pengkajian Lansia V

I.

Identitas
a. Inisial kepala keluarga

: Nenek S

b. Usia

: 80 tahun

c. Tempat/Tanggal Lahir

: Jawa/ 1945

d. Pendidikan

: Sekolah Rakyat (SR)

e. Agama

: Islam

f. Suku

: Jawa

g. Alamat

: Jln. Eka Lembah, Lingk. II


Kelurahan Gedung Johor Medan

h.

Tipe Keluarga

: Keluarga dengan tiga generasi


(Extended Family)

Genogram

Ket :
: Perempuan

: Laki-Laki

: Klien

: Meninggal (Perempuan)

: Meninggal (Laki-Laki)

: Tinggal Serumah

II.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Nenek S mengatakan bahwa di keluarganya banyak yang mengalami

hipertensi. Selebihnya hanya penyakit-penyakit biasa, misalnya batuk, demam,


influenza.

III. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Saat ini Nenek S mengeluhkan kalau Ia sering mengalami pusing dan berat
di tengkuk. Nenek mengatakan bahwa tekanan darahnya sering meningkat
belakangan ini. Nenek S merasakan nyeri di sendi-sendi kaki dan tangan. Nenek
juga merasakan kebas pada pagi hari.

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Sejak dulu, Nenek S mengalami hipertensi. Nenek juga pernah dirawat di
rumah sakit karena hipertensinya. Nenek mengalami maag kronik sejak dulu.
Nenek juga sejak dulu sering mengalami nyeri di lutut, pinggang, dan tungkai
kaki. Sering terasa kebas dan kadang kaku. Terdapat pembengkakan di leher
nenek S sebelah kiri. Diameternya sekitar 3,5cm. Ini dialami sejak lebih dari 10

tahun. Nenek S tidak mengalami nyeri dan benjolan ini sama sekali tidak
mengganggu. Itu sebabnya Nenek S tidak memeriksakan benjolan itu ke dokter.

V. Riwayat sehari-hari
a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit
Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa nyaman, tidak
merasa sakit dan nyeri. Sedangkan sakit adalah saat nenek tertidur di
tempat tidur dan tidak dapat beraktivitas.
b. Kebiasaan
Setiap pagi nenek mengantar cucunya ke sekolah. Kadang nenek akan
menunggu di sekolah, kadang langsung pulang ke rumah.
c. Pola nutrisi
Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul 08.00 WIB, sarapan
nasi, makan siang yakni pukul 13.30 WIB, dan makan malam pada
pukul 19.00 WIB. Makan siang dan malam biasanya nenek kadang
makan kadang tidak. Nenek sering bermasalah dengan selera
makannya. Nenek tampak kurus, berat badan nenek saat ini 25kg.
d. Pola istirahat dan tidur
Klien kadang tidur di siang hari kadang tidak, apabila tidur biasanya
tidak sampai satu jam. Di malam hari biasanya klien naik ke tempat
tidur pada pukul 21.00 WIB. Terkadang klien susah tidur, dan baru
bisa tidur pada tengah malam. Klien terbangun 2-3 kali di malam hari
untuk BAK.
e. Pola eliminasi
Klien mengatakan BAK lancar. Keinginan untuk BAK biasanya tidak
bisa ditahan dan harus segera dikeluarkan. Klien setiap malam
terbangun di malam hari untuk BAK dengan frekuensi 2-3 kali.
Kebiasaan BAB teratur yakni tiap hari.
f. Kebiasaan olahraga
Nenek setiap pagi jalan-jalan di sekitar rumah menghirup udara segar.

g. Kemampuan melakukan aktivitas


Klien masih mampu untuk beraktivitas sederhana dirumah seperti
mencuci piring, menyapu rumah, menyuci baju dan bantu-bantu
anaknya masak.
h. Rekreasi
Nenek sudah jarang melakukan rekreasi. Kalaupun beliau jalan-jalan,
biasanya beliau hanya mengunjungi keluarga (famili). Nenek hanya
menonton tv di rumah.

VI.

Riwayat psikologi
Nenek S tidak pernah larut dalam kesedihan, nenek adalah seorang yang
ramah dan periang. Jika ada masalah, nenek jarang menyimpannya dalam
hati, biasanya nenek akan bertukar pikiran atau berdiskusi dengan anak
nenek.

VII. Riwayat sosial


Klien sering berkunjung ke rumah tetangga pada pagi dan sore hari.
Bertukar cerita dengan tetangga sebelah rumah.

VIII. Riwayat spiritual dan kultural


Klien tidak pernah lupa untuk shalat. Klien juga selalu mengikuti
pewiridan apabila kondisi kesehatannya memungkinkan.

IX.

Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Klien terlihat rapi dan bersih, tercermin dari caranya berpakaian.
Klien dapat berorientasi dengan baik pada orang lain dan lingkungan
sekitar.
b. Tanda-tanda vital
TD = 180/90 mmHg, HR = 86x/i, RR = 24x/i, T = afebris

c. Kepala
Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih,
penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut
putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun
kelainan pada kepala.
d. Mata
Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda
anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+),
edema (-), mata cekung (-), kemampuan membaca sudah berkurang
dan sudah mengalami rabun dekat.
e. Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan
maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak
mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat
mendengar dengan jelas.
f. Hidung
Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak
ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien
tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan.
g. Mulut/Tenggorokan
Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien
sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran
uvula.
h. Sistem pernafasan
Frekuensi pernapasan klien 24x/i, pernapasan reguler. Klien
mengatakan bahwa Ia kadang mengalami gangguan pernafasan seperti
sesak nafas, pernapasan cuping hidung (-), retraksi dada (-), suara
pernapasan vesikuler. Ronchi (-), wheezing (-).
i. Sistem kardiovaskular
Frekuensi nadi 86x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama
dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur
(-), dan CRT < 2 detik.

j. Abdomen
Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati,
peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang
maag sejak dulu.
k. Sistem gastrointestinal
Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare.
l. Sistem genitourinari
Klien mengatakan tidak ada gangguan genitourinari (perkemihan).
m. Sistem muskuloskeletal
Walaupun klien tampak lemah, tetapi klien masih mampu beraktivitas
dengan baik. Kekuatan otot klien maksimal.
n. Sistem neurologi
Klien tidak pernah mengalami stroke. Keadaan status mental klien
baik dan emosi stabil. Klien berbicara dengan normal dan jelas. Klien
tidak ada gangguan neurologi.

X.

Pemeriksaan penunjang
-

XI.

Riwayat terapi
Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit hipertensi.

XII. Hasil Pengkajian Keluarga Nenek M


Hasil kuesioner kepada keluarga nenek M diperoleh Perawatan Cukup.
Dalam hal mengenal masalah kesehatan lansia, keluarga merasakan adanya
masalah kesehatan pada lansia. Tetapi keluarga tidak mengetahui kebutuhan
lansia untuk mendukung kesehatannya, keluarga tidak mengetahui perubahanperubahan kesehatan yang terjadi pada lansia, keluarga juga tidak memeriksakan
kesehatan lansia secara teratur. Dalam hal membuat keputusan kesehatan,
keluarga berdiskusi bersama dalam menentukan tempat pengobatan lansia dan
keluarga tidak merasa menyerah dalam menghadapi masalah lansia. Keluarga
dapat langsung mengenali ketika penyakit lansia sedang kambuh.

Dalam memberikan perawatan kesehatan kepada lansia, keluarga


melakukan apa yang dapat dilakukan oleh keluarga. Keluarga juga membedakan
makanan untuk lansia dan untuk anggota keluarga yang lain. Keluarga
mengingatkan lansia untuk selalu menjaga kebersihan diri dan apabila lansia tidak
mampu melakukan secara mandiri, keluarga akan membantu lansia. Keluarga juga
selalu mengingatkan lansia dalam meminum obat. Keluarga selalu memotivasi
lansia untuk berolahraga. Keluarga tidak tahu cara merawat lansia dengan nyeri
sendi. Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, cara-cara yang dilakukan
keluarga sudah tepat dan maksimal. Keluarga juga mengerti bahwa cara-cara itu
dilakukan untuk menghindari terjadinya cedera/jatuh pada lansia. Dalam
pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga selalu membawa lansia yang sakit untuk
berobat ke puskesmas, keluarga berkonsultasi dengan dokter dalam mengatasi
masalah kesehatan lansia. Tetapi terkadang keluarga membeli sembarangan obat
ke apotik tanpa resep dokter

ANALISA DATA

NO

DATA

ANALISA DATA

MASALAH

1.

DS :
- Klien mengatakan bahwa
dipagi hari Ia merasakan
nyeri pada sendi-sendinya,
sendi-sendinya juga sering
terasa kebas, baik sendi
kaki
maupun
tangan.
Begitu juga dengan tulang
belakang klien juga sering
terasa nyeri.

Proses menua

Nyeri

DO :
- Wajah klien meringis.
- TTV
TD : 180/90mmHg
HR : 86x/i
RR : 24x/i
- Klien memegangi kakinya
dan
mengurut-urut
kakinya.
- Skala nyeri bernilai 5

2.

DS :
- Klien bertanya-tanya
tentang hipertensi yang
dideritanya
- Klien juga bertanya
tentang diet yang tepat
untuk penderita hipertensi

Perubahan perfusi/aliran darah


ke jaringan dan ekstremitas
berkurang
Kurang atau tidak lancarnya
peredaran darah ke tubuh
Menurunnya cairan synovial,
menurunnya kadar esterogen,
peningkatan kadar asam urat,
penurunan kadar kalsium pada
tulang
Nyeri

Tidak terpapar dengan informasi


tentang hipertensi
Kurang pengetahuan yang
berhubungan dengan penyakit
yang diderita yakni hipertensi
Ansietas

DO :
- TD 180/90 mmHg
- Wajah klien tampak
bingung dan selalu
bertanya-tanya

Ansietas

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan


synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam
urat d/d skala nyeri 5, wajah meringis, klien memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya.
2. Ansietas b/d kurang terpapar dengan informasi dan kurang pengetahuan
tentang penyakit yang diderita yakni hipertensi d/d klien bertanya-tanya
tentang penyakit hipertensi dan diet pada penderita hipertensi, wajah klien
tampak bingung dan bertanya-tanya, TD 180/90mmHg.

Intervensi Keperawatan

NO

1.

Tujuan dan kriteria

Diagnosa Keperawatan

hasil

Gangguan rasa nyaman : Tujuan :


nyeri b/d proses menua,
menurunnya
synovial

kadar

Nyeri berkurang atau


hilang.

cairan
kalsium

pada tulang dan estrogen


dan peningkatan asam urat

Kriteria Hasil :

d/d skala nyeri 5, wajah

meringis,
klien
memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya.

Skala nyeri berkurang


Wajah tampak tenang
Mendemostra-sikan
teknik-teknik
menurunkan nyeri
dengan baik
Berpartisipasi dalam
melakukan aktivitas
sesuai kemampuan.
Dapat beristirahat dan
tidur

Intervensi

Rasional

1. Selidiki keluhan nyeri, catat 1. Membantu dalam menentukan


lokasi nyeri dan intensitas skala
kebutuhan manajemen nyeri dan
(0-10),
catat
faktor
yang
keefektifan program.
memperberat tanda-tanda rasa
sakit non - verbal.
2. Berikan pendidikan kesehatan 2. Mengajarkan kepada keluarga
kepada klien dan keluarga tentang
tentang masalah kesehatan yang
penyakit kronis rematik dan
dialami oleh klien.
diskusikan
bersama
tentang
keluhan dan masalah kesehatan
yang dialami klien.
3. Anjurkan klien untuk mandi air 3. Panas meningkatkan relaksasi
hangat dan anjurkan kepada
otot dan mobilitas, menurunkan
keluarga untuk membantu lansia
rasa sakit dan melepaskan
dalam menyediakan air panas
kekakuan di pagi hari.
untuk mandian.
4. Ajarkan kepada keluarga tentang 4. Sensitivitas pada pana dapat
teknik penghilang nyeri dengan
menghilangkan dan luka dermal

melakukan
kompres
panas.
Sediakan
waslap
untuk
mengkompres sendi-sendi yang
sakit beberapa kali sehari.

dapat di sembuhkan.

5. Berikan masase lembut. Ajarkan 5. Meningkatkan relaksasi otot.


kepada keluarga teknik masase
dan jelaskan manfaatnya.
6. Dorong
masase

penggunaan

teknik 6. Memberikan
rasa
nyaman
sehingga dapat mengurangi
nyeri.

7. Berikan pendidikan kesehatan 7. Mengendalikan nyeri rematik


tentang diet bagi pasien rematik
dari diet sehari-hari.
kepada keluarga dan klien dan
diskusikan bersama.
8. Anjurkan klien untuk rutin 8. Sebagai antiimflamasi dan efek
mengkonsumsi obat dari dokter.
analgesik dalam mengurangi
Ajarkan kepada keluarga untuk
nyeri.
selalu mengingatkan klien untuk
minum
obat
dan
selalu
mengawasi
klien
dalam
mengkonsumsi obat.

2.

Ansietas

b/d

kurang Tujuan :

terpapar dengan informasi


dan kurang pengetahuan
tentang

penyakit

Ansietas berkurang/
hilang.

yang

diderita yakni hipertensi


d/d klien bertanya-tanya

Kriteria Hasil :

tentang penyakit hipertensi Wajah klien tenang


TTV dalam batas
dan diet pada penderita
normal
hipertensi, wajah klien Klien dan keluarga
mengerti akan
tampak
bingung
dan
hipertensi, cara
penanggulangan, dan
bertanya-tanya,
TD
diet yang tepat.
190/100mmHg.
Klien dan keluarga
menerapkan teknikteknik dalam
penanggulangan
hipertensi.

1. Kaji seberapa jauh pengetahuan


keluarga dan klien terkait dengan
hipertensi.

1. Untuk
mengetahui
intervensi selanjutnya
akan diberikan.

2. Berikan pendidikan kesehatan


tentang hipertensi kepada klien dan
keluarga, diskusikan bersama halhal yang tidak dimengerti oleh
klien dan keluarga.

2. Meningkatkan
pemahaman
klien dan keluarga akan
hipertensi.

3. Berikan pendidikan kesehatan


tentang diet khusus penderita
hipertensi dan diskusikan bersama
klien dan keluarga.

3. Mengontrol hipertensi melalui


diet khusus.

4. Bantu
hidup
hidup
untuk
klien

4. Pola hidup sehat sangat


berpengaruh untuk mengontrol
tekanan darah.

klien untuk mengubah pola


yang sekarang dengan pola
sehat yang membantu klien
menurunkan tekanan darah

apa
yang

Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

NO
1.

Diagnosa Keperawatan

Waktu

Implementasi Keperawatan

Gangguan rasa nyaman :

Senin,

1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan


intensitas skala (0-10), catat faktor yang
memperberat tanda-tanda rasa sakit non verbal.
Nyeri di sendi-sendi lengan dan kaki
Skala nyeri 4
Yang memperberat yakni aktivitas yang
berlebihan.
2. Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan
nyeri muncul.
3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien dan keluarga tentang penyakit kronis
rematik dan mendiskusikan bersama tentang
keluhan dan masalah kesehatan yang dialami
klien.
4. Menganjurkan klien untuk mandi air hangat
dan menganjurkan kepada keluarga untuk
membantu lansia dalam menyediakan air panas
untuk mandian.
5. Mengajarkan kepada keluarga tentang teknik

nyeri b/d proses menua,


menurunnya
synovial

kadar

cairan
kalsium

pada tulang dan estrogen


dan peningkatan asam urat
d/d skala nyeri 5, wajah
meringis,

klien

memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya.

25 Juni
2012

Evaluasi
S:
-

Klien dan keluarga mengatakan


bahwa mereka telah memahami
tentang
rematik
serta
penanggulangannya.
Klien mengatakan bahwa Ia
bersedia untuk mengikuti saran
dari perawat yakni mandi
dengan air hangat.
Klien
mengatakan
bahwa
kompres air panas membuat
sendi-sendinya terasa lebih
nyaman.

O:
-

TTV :

penghilang nyeri dengan melakukan kompres


panas. Sediakan waslap untuk mengkompres
sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari.
6. Menganjurkan pasien cara menghilangkan
nyeri punggung melalui tirah baring dengan
menggunakan matras yang keras dan tidak
menggulung.

TD 180/90 mmHg
HR 81 x/i
RR 24 x/i
-

Skala nyeri berkurang (bernilai


3)
Keluarga
mendemostrasikan
cara kompres air hangat untuk
menurunkan nyeri.
Keluarga dan klien mengerti
akan
rematik
dan
penanggulangannya.

A:
Kompres hangat dapat menurunkan
nyeri dan membuat otot lebih rileks,
skala nyeri berkurang. Masalah
teratasi sebagian.

P:
Intervensi

dilanjutkan

dengan

melakukan kompres hangat untuk


menurunkan nyeri.

Rabu,
27 Juni
2012

1. Mengkaji keluhan nyeri, mencatat lokasi nyeri S :


dan intensitas skala (0-10), mencatat faktor
yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non verbal.
Lokasi nyeri di sendi-sendi lengan dan
kaki.
Skala nyeri bernilai 3
2. Mengevaluasi tentang teknik kompres hangat
apakah telah diterapkan. Begitu juga dengan
mandi menggunakan air hangat, apakah
keluarga membantu klien untuk menyediakan
O:
air hangat untuk mandian.
3. Melakukan masase ke sendi-sendi lengan dan
kaki. Mengajarkan kepada keluarga teknik
masase dan menjelaskan manfaatnya.
4. Memotivasi dan mendorong keluarga untuk
menerapkan penggunaan teknik masase pada
lansia.
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet
bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien
dan mendiskusikan bersama.
6. Menganjurkan
klien
untuk
rutin
mengkonsumsi obat dari dokter. Mengajarkan

Klien
mengatakan
telah
menerapkan teknik kompres
hangat dengan dibantu oleh
keluarga dan nyeri sendi klien
berkurang.
Klien mengatakan dengan teknik
masase ini, nyeri klien berkurang.

TTV :
TD 200/90 mmHg
HR 85 x/i
RR 20 x/i
Wajah klien tampak tenang dan
nyaman
Skala nyeri berkurang (bernilai
2)

kepada keluarga untuk selalu mengingatkan


klien untuk minum obat dan selalu mengawasi
A : Masalah teratasi sebagian
klien dalam mengkonsumsi obat.
7. Menganjurkan
kepada
keluarga
untuk
membawa lansia ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat guna memeriksakan kondisi
P : Intervensi dilanjutkan.
kesehatan lansia secara teratur.
2.

Ansietas

b/d

kurang

terpapar dengan informasi


dan kurang pengetahuan
tentang

penyakit

yang

diderita yakni hipertensi

Selasa,
26 Juni
2012

1. Mengkaji seberapa jauh pengetahuan keluarga S :


dan klien terkait dengan hipertensi.
(klien dan keluarga kurang mendapatkan
informasi
tentang
hipertensi
dan
penanggulangannya, yang diketahui oleh klien
dan keluarga adalah hanya mengurangi
konsumsi garam).

d/d klien bertanya-tanya


tentang penyakit hipertensi
dan diet pada penderita
hipertensi,
tampak

wajah

klien

bingung

dan

bertanya-tanya,
190/100mmHg.

TD

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang


hipertensi kepada klien dan keluarga,
mendiskusikan bersama hal-hal yang tidak
dimengerti oleh klien dan keluarga.
(banyak hal yang ditanyakan oleh keluarga dan
klien terkait dengan hipertensi).

Klien
mengatakan
bahwa
sekarang Ia lebih mengerti akan
hipertensi
dan
cara
penanggulangannya.
Keluarga klien juga bersedia
untuk membantu klien dalam
mengontrol tekanan darahnya.

O:
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet
khusus penderita hipertensi dan diskusikan
bersama klien dan keluarga.

TTV :
TD 180/90 mmHg

HR 79 x/i
RR 21 x/i

Kamis,
29 Juni
2012

1. Mengevaluasi kembali pendidikan kesehatan


yang telah diberikan mengenai hipertensi
kepada klien dan keluarga, dan mendiskusikan
bersama hal-hal yang tidak dimengerti oleh
klien dan keluarga.
2. Membantu klien dan keluarga dalam menyusun
daftar menu harian yang dapat dikonsumsi oleh
lansia.
3. Mengajarkan klien teknik relaksasi yakni tarik
napas dalam, distraksi dan teknik lima jari.
4. Membantu klien untuk mengubah pola hidup
yang sekarang dengan pola hidup sehat yang
membantu klien untuk menurunkan tekanan
darah klien.
5. Melatih
gerakan
ROM
pada
klien.
Mengajarkan gerakan ROM pada klien dan
keluarga.

Klien
mengerti
akan
penanggulangan hipertensi dan
diet khusus hipertensi.

S:
Klien mengatakan bahwa Ia akan
menuruti diet khusus bagi penderita
hipertensi dan menerapkan teknikteknik relaksasi.

O:
-

TTV :
TD 190/100 mmHg
HR 83 x/i
RR 24 x/i

6. Memotivasi dan memberi dorongan kepada


keluarga untuk membantu klien dalam
melakukan gerakan ROM.

Klien mendemostrasikan teknikteknik relaksasi dengan baik.


Klien
dan
keluarga
mendemostrasikan
gerakan
ROM dengan baik.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Ringkasan Terminasi
Saat terminasi, Nenek S mengatakan bahwa kondisinya sekarang lebih
baik dari kemaren. Cara-cara yang telah diajarkan oleh perawat, dapat mengurangi
keluhan atau masalah kesehatan yang dialami klien. Begitu juga dengan keluarga,
kemampuan keluarga dalam merawat lansia dan pengetahuan keluarga akan
penyakit dan masalah kesehatan lansia semakin meningkat.
Klien mengatakan akan menerapkan cara yang telah diajarkan untuk
menurunkan nyeri. Keluarga juga mengatakan bahwa akan turut membantu lansia
dalam menerapkan cara-cara yang telah diajarkan. Keluarga sekarang telah
mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan oleh lansia untuk mendukung
kesehatannya. Melalui pendidikan kesehatan juga keluarga telah dapat mengetahui
perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi pada lansia dan dapat mengenali
apabila penyakit lansia sedang kambuh, serta keluarga juga mengatakan akan
memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Keluarga mengetahui pentingnya
olahraga bagi lansia yang dapat dilakukan melalui gerakan ROM, keluarga
mengatakan bahwa mereka akan selalu memotivasi lansia untuk tetap melakukan
gerakan ROM.
Dalam hal memodifikasi rumah, keluarga sudah menerapkannya dengan
baik sejak dulu. Keluarga menyadari akan resiko tinggi akan cedera/jatuh pada
lansia. Berdasarkan hasil observasi, kondisi penerangan kamar mandi dan rumah
keluarga adekuat serta kondisi lantai bersih dan tidak licin. Pemanfaatan fasilitas
kesehatan oleh keluarga juga telah dimanfaatkan dengan baik, keluarga membawa
lansia ke puskesmas yang ada di dekat rumah untuk berkonsultasi dengan dokter
mengenai masalah yang dihadapi lansia.

PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN


HIPERTENSI PADA LANSIA
DI KELURAHAN GEDUNG JOHOR KECAMATAN MEDAN JOHOR
1.

Latar Belakang

Hipertensi

adalah

suatu

keadaan

dimana

seseorang

mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan suplai oksigen


dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya
Berdasarkan JNC VII seorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darah
sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg. Seseorang yang berusia 50 tahun
dengan tekanan darah sitolik lebih dari > 140 mmHg lebih berisiko menderita
penyakit kardiovaskular daripada hipertensi diastolik. Risiko menderita penyakit
kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg, menambah 2 kali pada
setiap penambahan 20/10 mmHg. Seseorang yang mempunyai tekanan darah
normal pada usia 55 tahun, 90% nya berisiko menjadi hipertensi.
Berbagai faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada usia lanjut dari
faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti stres, obesitas, nutrisi serta gaya
hidup; serta faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik, usia, jenis
kelamin dan etnis.
Oleh sebab itu, penyuluhan ini bertujuan untuk menjelaskan pada lansia
tentang hipertensi dan mengajarkan lansia bagaimana cara yang dapat dilakukan
untuk mengatasi hipertensi.

2.

Satuan Acara Pengajaran


2.1 Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
lansia akan mampu menjelaskan tentang hipertensi pada lansia.
2.1 Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
lansia akan dapat:
1) Menyebutkan Pengertian Hipertensi

2) Menyebutkan Penyebab Hipertensi


3) Menyebutkan Tanda dan Gejala Hipertensi
4) Menjelaskan Komplikasi dari Hipertensi
5) Menjelaskan Penanggulangan Hipertensi

3.

Pokok Bahasan
Hipertensi

4.

Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan Gejala
4. Komplikasi Hipertensi
5. Penanggulangan Hipertensi

5.

Pengorganisasian
Penyuluh

6.

: Leloisa Nova, S.Kep

Sasaran Penyuluhan
Ny. N, Ny.Y, Ny.M, dan Ny.S

7.

Waktu dan Tempat


Di rumah lansia binaan

8.

Metode
Ceramah dan Diskusi

9.

Media
Leaflet

10.

Strategi Kegiatan
Tahap

Pendahuluan

Penyajian

Penutup

Kegiatan
Klien
Mendengar
manfaat Bertanya

Kegiatan Penyuluh

5. Perkenalan
6. Menjelaskan
mengetahui
penanggulangan
hipertensi
7. Penjelasan TIK
8. Cakupan materi
Menjelaskan :
Mendengar
1.1 Pengertian Hipertensi
Bertanya
1.2 Penyebab Hipertensi
1.3 Tanda
dan
Gejala
Hipertensi
1.4 Komplikasi Hipertensi
1.5 Penanggulangan
Hipertensi
- Memberi
kesempatan Umpan balik
kepada
peserta
penyuluhan
untuk
bertanya
- Bertanya kepada peserta
penyuluhan bagaimana
perasaannya
setelah
mengikuti penyuluhan
- Menyimpulkan materi
penyuluhan
- Menutup pertemuan dan
memberi salam
- Membagikan leaflet

Metode
Ceramah

Media dan Estimasi


alat
Waktu
Leaflet
5

Ceramah
dan
Diskusi

Leaflet

20

Diskusi

Leaflet

10. Evaluasi
Evaluasi Struktur:
-

Penggunaan media yang lengkap, kondisi tempat yang kondusif.

Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi kesehatan


kepada peserta

Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan

Evaluasi Proses
-

Proses penyuluhan dapat terlaksana sesuai dengan perencaan

Evaluasi Hasil
-

50 % dari materi penyuluhan dapat dijelaskan oleh klien dan keluarga.

HIPERTENSI

I.

Pengertian
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan

darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung
dan kerusakan ginjal. Hipertensi sering ditemukan pada usia lanjut. Tekanan darah
dimana tekanan sistoliknya diatas 140mmHg dan tekanan diastolic diatas
90mmHg.
Jenis-jenis hipertensi :
1.

Hipertensi esensial
Merupakan suatu bentuk tekanan darah tinggi yang tidak diketahui
penyebabnya atau tanpa tanda-tanda kelainan di dalam tubuh.

2.

Hipertensi sekunder
Merupakan tekanan darah tinggi yang penyebabnya dapat diidentifikasi.

3.

Hipertensi sistolik terisolasi


Pada hipertensi ini, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik
masih dalam kisaran normal.

4.

Hipertensi maligna
Merupakan hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan
menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.

II.

Etiologi

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara :
1. Jantung memompa lebih kuat sehinnga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya.
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka
tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya

tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena arteriosclerosis. Dengan cara yang sama, tekanan
darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil
(arteriola) untuk sementara mengerut karena perangsangan syaraf atau
hormon di dalam darah.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dalam tubuh. Volume
darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Faktor-faktor yang memicu penyebab hipertensi tersebut adalah sebagai berikut


:
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur
(jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih
tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit
putih).
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol,
minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).
Faktor faktor yang mempengaruhi fisio-genesis hipertensi esensial adalah
keturunan atau adanya bakat genetik dan pengaruh faktor luar seperti : makanan
yang banyak mengandung garam natrium klorida, tinggi protein dan minuman
yang mengandung alkohol yang banyak mengandung natrium.
Pada hipertensi sekunder, penyebabnya terdiri dari kelainan organik
seperti penyakit ginjal, kelainan pada kortek, adrenalin, feokromositama, dan

toksemia

gravidarum,

adanya

pemakaian

obat-obatan

sejenis

dengan

kortikosteroid, serta kegemukan. Feokeromositama adalah tumor pada kelenjar


adrenal yang menghasilkan hormon epinefrine (adrenalin) atau norepirefrin
(noradrenalin).
Stress cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara
waktu. Jika stress telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali
normal. Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder :

1.

2.

3.

4.

Penyakit ginjal

Stenosis arteri renalis

Pielonefritis

Glomerulonefritis

Tumor-tumor ginjal

Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)

Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

Kelainan hormonal

Hiperaldosteronisme

Sindroma chusing

Feokromositoma

Obat-obatan

Pil KB

Kortikosteroid

Siklosporin

Eritropoietin

Kokain

Penyalahgunaan alcohol

Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

Penyebab lainnya

Koartasio aorta

Preeklamsi pada kehamilan

Porfiria intermitten akut

Keracunan timbal akut

III. Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun paa
seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak dapat diobati, bisa timbul gejala
berikut :
-

Sakit kepala

Kelelahan

Mual

Muntah

Sesak nafas

Gelisah

Pandangan menjadi kabur, yang terjadi karena adanya kerusakan pada


otak, mata, jantung, dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan


koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

IV.

Komplikasi
Komplikasi akibat hipertensi adalah perdarahan di otak, stroke, dan

pembesaran jantung.

V.

Penanggulangan Hipertensi
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan

untuk mencegah terjadinya komplikasi. Langkah awal biasanya adalah merubah


pola hidup penderita :

1. penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan


untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
2. merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar
kolesterol arah tinggi. Selanjutnya mengurangi pemakaian dalam sampai
kurang dari 2,3 gram natrium atau 6gram natrium klorida setiap harinya
(disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan
mengurangi alkohol.
Jumlah garam dibatasi, konsumsi garam dapur tidak lebih dari 1/41/2
sendok teh/hari.
Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (jerohan, minyak kelapa).
Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
craker, keripik dan makanan kering yang asin)
Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
Sayuran dan buah-buahan. Makan sayur dan buah yang berserat tinggi
seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
Stop konsumsi daging kambing dan durian
Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan
kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan
darah tinggi.
3. olahraga aerobic yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial
tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darah terkendali.
Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
4. Berhenti mero kok dan mengurangi konsumsi alkohol.
5. Istirahat bila tegang atau lelah, lakukan latihan pelemasan otot.
6. Bila dokter memberi resep, minumlah obat secara teratur sesuai petunjuk
dokter (jangan berhenti minum obat atas inisiatif sendiri)

Contoh menu makanan pada pasien hipertensi

Tanda dan Gejala

Penanggulangan

HIPERTENSI PADA LANSIA


Sakit Kepala
Rasa pegal dan tidak nyaman

Pengertian

Tekanan darah dimana tekanan


sistoliknya diatas 140mmHg dan
tekanan diastolic diatas 90mmHg.

Penyebab

Hipertensi Primer : masalah pada

jantung dan pembuluh darah,


penuaan, keturunan, stress
psikologik.
Hipertensi Sekunder : kegemukan,

kolesterol, malas berolahraga


(tidak aktif), alkohol atau garam
dalam makanan, penyakit ginjal,
obat-obatan, kelainan hormonal,
kebiasaan merokok.

pada tengkuk
Perasaan berputar dan serasa
ingin jatuh
Berdebar dan detak jantung
terasa cepat
Telinga berdenging
Kelelahan
Mual , muntah, gangguan
pencernaan
Sesak napas
Mudah marah
Pandangan menjadi kabur
Susah tidur
Sesak napas
Telinga
Gelisah, kecemasan dan
kegugupan

1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan


dianjurkan untuk menurunkan
berat badannya.

2. Merubah pola makan :


Jumlah

garam dibatasi,
konsumsi garam dapur tidak
lebih dari 1/41/2 sendok
teh/hari.

Hindari

makanan yang berkadar


lemak jenuh tinggi (jerohan,
minyak kelapa).

Hindari

makanan yang diolah


dengan menggunakan garam
natrium (biscuit, craker,
keripik dan makanan kering
yang asin)

Hindari

makanan dan minuman


dalam kaleng (sarden, sosis,
korned, sayuran serta buahbuahan dalam kaleng, soft drink).

Hindari

makanan yang diawetkan


(dendeng, asinan sayur/buah,
abon, ikan asin, pindang, udang
kering, telur asin, selai kacang).
mengkonsumsi sayuran dan
buah-buahan. Makan sayur dan
buah yang berserat tinggi seperti
sayuran hijau, pisang, tomat,
wortel, melon, dan jeruk.

3. Melakukan olah raga seperti


senam aerobik atau jalan cepat
selama 30-45 menit sebanyak 3-4
kali seminggu.
4. Berhenti mero kok dan
mengurangi konsumsi alkohol.

HIPERTENSI
PADA LANSIA

Banyak

Stop

konsumsi daging kambing dan


durian

Konsumsi

makanan yang
mengandung kalium, magnesium
dan kalsium. Kalium, magnesium
dan kalsium mampu mengurangi
tekanan darah tinggi.

5. Istirahat bila tegang atau lelah,


lakukan latihan pelemasan otot.
6.Bila dokter memberi resep,
minumlah obat secara teratur
sesuai petunjuk dokter (jangan
berhenti minum obat atas inisiatif
sendiri)

Disusun oleh:
Leloisa Nova

SEHAT DI
MASA TUA

Pre Planning Penyuluhan Kesehatan


Penanganan Nyeri Rematik
Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

A.

Latar Belakang
Reumatik adalah penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri

dan kaku pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang, jaringan ikat dan otot). Dari
sekitar lebih dari 100-an penyakit reumatik sebagian besar tidak berbahaya,
namun sangat mengganggu karena rasa nyerinya. Memang ada penyakit reumatik
yang dapat menimbulkan kematian tetapi sangat jarang sekali dan biasanya
perjalanan penyakitnya berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Yang paling
ditakuti dari penyakit reumatik ini bila tidak diobati dengan benar adalah akan
menimbulkan kecacatan baik ringan seperti kerusakan sendi maupun berat seperti
kelumpuhan. Yang sering terjadi adalah kurangnya kualitas hidup seseorang yang
berakibat terbatasnya aktifitas, depresi sampai berimbas pada status sosial
ekonomi seseorang atau sebuah keluarga. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah
penyakit reumatik ini tidak berhubungan dengan stroke tetapi berhubungan
dengan gaya hidup, pekerjaan, imunitas dan beberapa penyakit berhubungan
dengan genetika.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat terhadap kelima lansia
binaan, seluruhnya menderita Reumathoid Artritis. Mereka mengatakan bahwa
mereka sering merasa nyeri pada kakinya yang dimulai dari pangkal paha, lutut,
dan pergelangan kakinya, lebih terasa bila terlalu banyak berjalan atau terlalu
lama berdiri. Klien juga sering kesulitan untuk bangkit setelah duduk lama. Dan
untuk meringankan keluhan nyeri klien istirahat duduk sambil memijat-mijat
kakinya.
Berdasarkan hal diatas perawat ingin memberikan penyuluhan kesehatan
mengenai penanganan nyeri rematik agar klien dan keluarga lebih mengerti dan
dapat melakukan perawatan pada nyeri tersebut.

B.

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan lansia
dan keluarga lansia akan mampu memahami dan menangani nyeri pada
penyakit rematik.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang nyeri rematik selama 30
menit, lansia dan keluarga akan mampu :

Menyebutkan pengertian nyeri

Menyebutkan penyebab nyeri

Menyebutkan cara mengurangi keluhan nyeri

Mengidentifikasi ramuan tradisional untuk mengatasi nyeri rematik


dan cara pengolahannya.

C. SASARAN
Ny.N, Ny.S, Ny.M, Ny.Y, dan Ny. H beserta keluarga setiap lansia.

D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi

E. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN


Di rumah lansia binaan

F. MEDIA
Leaflet

G. PELAKSANAAN KEGIATAN
No
1

Kegiatan

Penyuluh
Memberi
salam
dan
berkenalan
Mengingatkan kontrak
Menjelaskan topik dan
tujuan penyuluhan

Pembukaan

Kegiatan Inti

Menjelaskan pengertian
nyeri
Menjelaskan
penyebab
nyeri
Menyebutkan
cara
mengurangi
keluhan
nyeri
Menjelaskan
ramuan
tradisional
untuk
mengatasi nyeri rematik
dan cara pengolahannya
Memberikan kesempatan
untuk bertanya jika ada
yang kurang jelas.

Penutup

Mengevaluasi
pengetahuan
keluarga
lansia dan lansia binaan.
Menyimpulkan
materi
yang telah disampaikan.
Memberi salam.

Peserta

Waktu

Menjawab salam
Mendengar
Mendengarkan
memperhatikan
Mendengarkan
memperhatikan
Mendengarkan
memperhatikan
Mendengarkan
memperhatikan

5 menit

dan
dan 20 menit
dan
dan

Mendengarkan dan
memperhatikan

Bertanya jika ada


hal yang kurang
jelas.
Menjawab
pertanyaan.

5 menit

Mendengarkan dan
memperhatikan
Menjawab salam

H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan lansia dan keluarga mengikuti penyuluhan
Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna
Tempat sesuai dan kondusif untuk pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang disepakati oleh
mahasiswa

2. Evaluasi Proses
Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai waktu yang direncanakan
Lansia dan keluarga kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan
Suasana dalam kegiatan penyuluhan kondusif
3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan maka lansia dan keluarga keluarga mampu
menjawab 80 % pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh saat evaluasi.

I.

REFERENSI
Dalimartha, S. (2003). Sembilan Puluh Enam Resep Tumbuhan Obat untuk
Rematik. Jakarta. Penebar Swadaya
Dewi, I (2002). Seri Pengalaman Obat Tradisional Menyembuhkan Mereka.
Jakarta, Trubus.
Reeves, C.J. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC
Sibuea, H, dkk (1992). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. FKUI
Utami, P. (2003). Tanaman Obat Untuk Mengatasi Rematik dan Asam Urat
Jakarta. Agromedia Pustaka

D
O
K
U
M
E
N
T
A
S
I

Dokumentasi pada Ny. S

Dokumentasi pada Ny.M

Dokumentasi pada Ny.Y

Dokumentasi pada Ny.H

Dokumentasi pada Ny.N

Vous aimerez peut-être aussi