Vous êtes sur la page 1sur 32

AQUACULTURE SOCIETY AND PAPER COMPETITION 2015

PEMANFAATAN ALGA SEBAGAI SUMBER ENERGI DENGAN


MEMANFAATKAN GAS CO2 SEBAGAI LIMBAH NATURAL GAS

Disusun Oleh:
RAHMAT SALEH

26020213120014/2013

ZAESAR PANDOYO PUJIWIDODO

21030113130125/2013

JOE EPRIDOENA SINULINGGA

21030113130118/2013

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya, Penulis mampu
menyelesaikan karya tulis yang berjudul Pemanfaatan Alga Sebagai Sumber
Energi Dengan Memanfaatkan Gas CO2 Sebagai Limbah Natural Gas.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu demi terselesaikannya karya tulis ini. Terutama penulis sampaikan
terimakasih kepada :
1. Dosen pembimbing
2. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang telah memberi motivasi demi
terselesaikannya karya tulis ini.
3. Segenap teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam karya tulis ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga dapat menyempurnakan karya tulis ini dan melaksanakan
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan bagi dunia pendidikan serta dunia ilmu pengetahuan.

Semarang, 16 Desember 2014

Penulis

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vi
ABSTRAK.................................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
I.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
I.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
I.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3
II.1. Clamydomonas Reinhardtii ...................................................................... 3
II.2. Gas Alam dan Kondisi Kekinian Gas Indonesia ....................................... 5
II.3. Potensi Gas Hidrogen Sebagai Sumber Energi Terbaharukan ................... 8
BAB III METODE PENULISAN............................................................................. 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 11
IV.1 Proses Produksi Gas Hidrogen ................................................................ 11
IV.1.1 Persiapan CO2 .................................................................................. 11
IV.1.2 Produksi Alga .................................................................................. 12
IV.1.3 Separasi dan Permeasi Gas Hidrogen ............................................... 13
IV.1.4 Pembakaran dan Efisiensi gas Hidrogen ........................................... 15
IV.2 Pembuatan biofuel hasil ekstraksi minyak alga ....................................... 16
BAB V PENUTUP..................................................................................................... 17
V.1 Kesimpulan............................................................................................. 17
V.2 Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18
LAMPIRAN ............................................................................................................... 20

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kecocokan Parameter untuk Produksi Mikroalga di Dalam Laut


Indonesia ........................................................................................... 4
Tabel 2 Komposisi Kadar Hidrokarbon yang Terdapat pada Gas Alam ........... 6
Tabel 3 Komposisi Larutan Nutrient. ............................................................. 12
Tabel 4 Hasil Permeabilitas Gas Melalui Membran PES dan PES-Zeolit 4A
pada Suhu 35oC . ............................................................................... 15

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Produksi Hidrogen dan Biofuel. ...................................... 11
Gambar 2 Distillative Separation of Methane and Carbon Dioxide ................ 11
Gambar 3 Tangki Kultivasi Alga ................................................................... 13
Gambar 4 Driving Force Membran ............................................................... 14
Gambar 5 Diagram Proses Hydrotreating Pure Raw Oil ................................ 16

vi

ABSTRAK
PEMANFAATAN ALGA SEBAGAI SUMBER ENERGI DENGAN
MEMANFAATKAN GAS CO2 SEBAGAI LIMBAH NATURAL GAS
Rahmat Saleh, Zaesar Pandoyo Pujiwidodo, Joe Epridoena Sinulingga
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Indonesia merupakan negara dengan sumber kekayaan alam yang


melimpah, baik di darat maupun di laut Indonesia memiliki sumber daya alam
yang melimpah, meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah, Indonesia
saat ini masih belum bisa memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Diprediksi
pada tahun 2020 konsumsi petroleum Indonesia mencapai 1.800 juta barrel. Alga
diprediksi menjadi sumber energi masa depan yang bisa mengurangi emisi karbon
dan risiko pemanasan global. Indonesia dinilai cocok untuk pengembangan
produksi alga dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan
panjang garis pantai mencapai 80.000 km, beriklim tropis sehingga intensitas
sinar matahari tinggi dan suhu relatif stabil sepanjang tahun, varietas alga tinggi,
serta ketersediaan sumber lain (CO2, lahan, air). Alga membutuhkan nutrient
dalam perkembangan dan pertumbuhannya, salah satu nutrient terpenting adalah
CO2, kebutuhan CO2 dapat dipenuhi dari kandungan CO2 yang terdapat dalam gas
alam, contohnya gas alam yang terdapat pada blok Natuna yang menghasilkan
CO2 72 milyar ton per tahun. Tujuan karya tulis ini adalah memberikan solusi
permasalahan energi Indonesia dengan cara memproduksi alga yang dapat
menghasilkan H2. Alga akan dikembangbiakan di vessel, dengan kebutuhan
nutrient utamanya (CO2) disuplai dari sumur migas yang terdapat di Indonesia.
Gas CO2 dari sumur akan ditampung dalam tangki bertekanan, lalu dialirkan ke
tangki kultivasi alga. Hidrogen dari alga dialirkan ke tangki bertekanan lalu
dikirim ke darat untuk dijadikan bahan bakar pengganti minyak bumi. Energi
yang dihasilkan dari pembakaran hidrogen dengan reaksi : H2 + O2 H2O
menghasilkan panas 122 kJ/g, selain itu hasil pembakaran hidrogen menghasilkan
air sehingga ramah lingkungan.
Kata Kunci : Laut, Alga, CO2, Hidrogen

vii

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Energi memegang peran penting bagi kehidupan manusia, hampir semua
aktivitas manusia membutuhkan energi, mulai dari hal sederhana seperti
menyalakan telepon genggam sampai hal kompleks seperti produksi suatu
produk semua membutuhkan energi, namun untuk memenuhi kebutuhan
energi, manusia masih menggunakan sumber-sumber yang tidak dapat
diperbaharui, terutama minyak bumi. Konsumsi minyak bumi dunia semakin
meningkat seiring tumbuhnya perekonomian dunia. Kondisi yang sama juga
dialami Indonesia, konsumsi minyak bumi semakin meningkat tiap tahunnya,
diperkirakan pada tahun 2020 konsumsi minyak bumi Indonesia mencapai
1.150 juta barrel, kenaikan konsumsi minyak bumi ini tidak diiringi oleh
kenaikan produksi minyak bumi nasional, kapasitas produksi cenderung tetap
setiap tahunnya, diperkirakan tahun 2020 produksi minyak bumi nasional
hanya 480 juta barrel ( DESDM, 2007 & HARDADI P, 2010). Kondisi ini
memaksa pemerintah harus mengimpor minyak bumi sebesar 670 juta barrel
pada tahun 2020.
Indonesia tidak bisa terus bergantung pada minyak bumi sebagai bahan
bakar, diperkirakan , salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan
alga, biofuel dari alga memiliki potensi untuk menggantikan bahan bakar
yang digunakan saat ini tanpa menghasilkan emisi. Alga juga dapat
menanggulangi pemanasan global dengan menggunakan CO 2 sebagai nutrient
dalam pertumbuhannya, dengan memanfaatkan sinar matahari, CO2, air,
sumber nitrogen, serta mineral, alga dapat menghasilkan biodisel, etanol,
metana, dan hidrogen ( Darzins,2010). Produksi biofuel dari alga dapat
dilakukan di laut, dengan luas laut yang besar menjadikan Indonesia negara
potensial untuk memproduksi biofuel dari alga.
Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang melimpah, salah
satunya adalah sumur gas. Fesharaki F. (2012), Chairman of Facts Global
1

Energy, memperkirakan bahwa produksi kotor gas Indonesia diperkirakan


masih di atas 8.300 million standard cubic feet per day (MMSCFD), bahkan
diperkirakan dapat di atas 9.000 MMSCFD pada tahun 2020 (Kemenkeu).
Pada umumnya sumur gas mempunyai kadar CO2 dibawah 20% mol tetapi
terdapat juga sumur gas yang mempunyai kadar CO2 tinggi 70-80% mol
(Desemsi, 2011).
Telah banyak teknologi untuk memisahkan CO2 dari gas alam, salah
satunya adalah dengan memodifikasi patent Distillative Separation of
Methane and Carbon Dioxide, dengan cara ini mampu mengurangi kadar
CO2 dari 26.78% mol menjadi 17.48% mol. Kandungan CO2 dari gas alam
dapat digunakan sebagai nutrient dalam kultivasi alga, dimana CO 2
merupakan salah satu nutrient yang diperlukan oleh alga.
I.2 Rumusan Masalah
Alga merupakan sumber energi masa depan, namun di Indonesia
produksi alga masih sangat minim, padahal Indonesia memiliki faktor-faktor
yang mendukung untuk mengembangbiakan alga, ketersediaan lahan (baik di
darat maupun laut), iklim yang stabil, serta sumber CO2 yang memadai.
Sumber CO2 untuk produksi alga dapat diperoleh dari natural gas, dimana
kandungan CO2 nya dapat mencapai 80 % mol. Pada karya tulis ini dirancang
produksi alga dengan memanfaatkan CO2 hasil dari pemisahan gas alam.
Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan produksi alga dapat menghasilkan
gas Hidrogen serta biofuel sehingga dapat menggantikan minyak bumi
sebagai bahan bakar.
I.3 Tujuan Penulisan
1. Memberikan Solusi mengenai produksi Hidrogen secara kontinu
menggunakan jasa alga Clamydomonas Reinhardtii.
2. Memproduksi biofuel dari sisa biomassa alga hijau Clamydomonas
Reinhardtii yang tidak termanfaatkan.
I.4 Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi lingkungan yaitu mengurangi pencemaran CO 2.
2. Manfaat bagi masyarakat yaitu adanya bahan bakar alternartif yang ramah
lingkungan
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Clamydomonas Reinhardtii


Clamydomonas Reinhardtii merupakan alga hijau uniselular dengan
ukuran sekitar 10 mikrometer dan mempunya dua buah flagela untuk
membantunya dalam proses mobilisasi. Alga ini mempunyai dinding sel
yang terbuat dari glikoprotein yang kaya akan hidroksipirolin. Ciri-ciri fisik
dari organisme ini adalah memiliki bentuk seperti mangkuk yang disebut
sebagai kloroplas, pirenoid yang cukup besar, dan sebuah eyespot untuk
mendeteksi cahaya. (WIKIPEDIA, 2014)
Meskipun secara luas persebaran organisme ini terdapat di dalam tanah
dan air, C. Reinhardtii ini digunakan secara utama sebagai model organisme
dalam kultivasi mikroorganisme secara luas. Ketika di kultivasi, C.
Reinhardtii dapat tumbuh di dalam media yang kurang memiliki substansi
karbon organik dan sumber energi kimia, dan juga dapat tumbuh di dalam
suasana tanpa cahaya dengan perlakuan pemberian nutrisi secara periodik.
Clamiydomonas Reinhardtii juga memiliki beberapa kelebihan di dalam
industri biofarmasi dan sebagai penghasil bahan bakar organik, serta sebagai
sumber hidrogen.
Sel vegetatif spesies reinhardtii adalah haploid dengan 17 kromosom
kecil. Di dalam kondisi kaya nitrogen, sel vegetatif akan berdiferensiasi
menjadi gamet haploid. Terdapat dua tipe sel yakni dikenal dengan dengan
simbol mt (+) dan mt (-), yang kemudian dapat bergabung membentuk zigot
diploid. Zigot ini tidak memiliki flagela, dan merupakan bentuk dorman dari
spesies di dalam tanah. Di dalam kondisi medium yang bercahaya, zigot
akan memulai pembelahan miosis dan melepaskan 4 flagela haploid yang
akan membentuk siklus hidup vegetatif. (ARUM N dkk, 2012).
Di dalam kondisi pertumbuhan yang ideal, sel terkadang akan
mengalami dua hingga tiga putaran pembelahan mitosis sebelum sel anakan

dilepas melalui dinding sel. Oleh karena itu, sel tunggal dapat tumbuh dan
menghasilkan 4 sampai 8 sel anakan per sel induk.
Clamydomonas Reinhardtii memiliki beberapa parameter kebutuhan
pengkondisian sistem dan lingkungan untuk dapat bereproduksi secara
maksimal. Lingkungan kultivasi harus mencakup kondisi optimum dimana
alga ini akan dapat bertahan, baik berupa temperatur, salinitas, intensitas
cahaya, lama siang/ malam, serta suasana medium (pH).
Berdasarkan hasil pertemuan APEC dan Workshop on the Resource
Potential Algae for Sustainable Production of Biofuels in the Asia Pasific
Region di San Fransisco tahun 2011 mencatat bahwa kondisi operasi dan
parameter kultivasi alga hijau berupa alga Clamydomonas Reinhardtii
memiliki kecocokan dengan kondisi klimatologi dan alam Indonesia seperti
yang dijelaskan pada tabel data berikut.
Tabel 1. Kecocokan Parameter Untuk Produksi Mikroalga Di Dalam Laut
Indonesia
Parameters

Range

Optima

Temperature(oC)

20 32

27 29

28 30 (sea water)

Salinity (ppt)

12 40

30 31

30 33 (sea water)

Light Intensity

1000 -

2500 5000

(lux)

10000

Light : dark

24 : 0

(hours)

(maximum)

pH

79

8,2 8,7

Indonesia

12 : 12 (coastal area)
8,2 8,4 (sea water)

Untuk meningkatkan produksi hidrogen, berikut adalah beberapa


tahapan yang dapat dilakukan oleh Ghiraridi, Maria L dkk (2003) :
Tahap pertama adalah produksi enzim hidrogenase melalui proses
fotosintesis. Pada tahap ini, akumulasi oksigen tidak akan dapat bertahan
lama untuk melawan produksi dari hidrogen. Dan jika satu demi satu
langkah terus berlangsung akibat perubahan struktur dari enzim
hidrogenase, maka akan besar kemungkinan terjadi enzim ini juga akan
bereaksi dengan oksigen. Hal ini akan meningkatkan kontinuitas produksi

dari hidrogen. Pada kasus ini, fluks elektron dibutuhkan untuk produksi
yang bersifat sesaat akibat komposisi nutrien yang terbatas.
Tahap kedua adalah proses perlakuan medium secara temporal terhadap
manipulasi genetik dari enzim dehidrogenase pada proses fotosintesis. Hal
ini akan mencegah oksigen mencapai tingkatan dimana gas ini mampu
untuk menghentikan proses produksi hidrogen.
Tahap ketiga merupakan tahapan metode kimia maupun mekanikal
terhadap penghilangan produksi gas O2 pada aktivitas fotosintesis oleh sel
alga. Tahapan ini melibatkan peran serta dari penjerap O 2, penambahan zat
reduktan, serta melarutkan larutan kultivasi di dalam gas inert. Namun,
tahapan ini masih cukup jarang dilakukan dan belum banyak diaplikasikan
karena dapat mengganggu kestabilan kultivasi alga Clamydomonas
Reinhardtii.
Tahap keempat merupakan tahapan kimiawi berupa penambahan garam
tembaga pada larutan kultivasi untuk meningkatkan peran enzim
dehidrogenase dalam meminimalisir produksi hidrogen.
II.2. Gas Alam dan Kondisi Kekinian Gas Indonesia
Dua sumber alkana yang paling penting dalam kebutuhan energi dunia
adalah minyak bumi (petroleum) dan gas alam (natural gas). Minyak Bumi
merupakan cairan campuran senyawa organik yang rumit, sebagian besar
berupa alkana dan sikloalkana. Gas alam sering dijumpai bersama dengan
deposit minyak bumi, terutama terdiri atas metana (sekitar 80 %) dan etana
(5 sampai 10 %), dengan sedikit alkana yang lebih tinggi. (DEDY
ISKANDAR, 2008). Propana merupakan penyusun utama gas alam yang
dicairkan (LPJ, Liquified Petroleum Gas atau elpiji), yaitu bahan bakar
rumah tangga dan mobil tenda. Butana merupakan jenis gas lain di beberapa
daerah. Gas alam menjadi sumber energi yang dapat bersaing dan mungkin
dapat melampaui industri minyak. Gas alam juga sering didistribusikan di
seluruh dunia dengan kapal-kapal tangker besar. (NASUTION, 2011).
Nitrogen, Helium, Karbon Dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan
air dapat juga terkandung di dalam gas alam. Selain itu, sejumlah kecil gas
alam di dunia juga masih mengandung material merkuri. Komposisi gas

alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya. Campuran


organosulfur dan hidrogen sulfida adalah pengotor utama yang harus
dipisahkan. Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan dinamakan
sour gas dan sering disebut juga sebagai acid gas (gas asam). Gas alam
yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau.
Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir,
biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat
terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu
sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat
menyebabkan gangguan pernapasan karena dapat mengurangi kandungan
oksigen di udara pada level yang membahayakan.
Tabel 2. Komposisi kadar hidrokarbon yang terdapat pada gas alam.
Komponen

Metana (CH4)

80-95

Etana (C2H6)

5 -15

Propana(C3H8)

<5

Butana (C4H10)

<5

Indonesia memiliki potensi gas alam yang sangat kaya. Tercatat bahwa
pada pertengahan tahun 1970, produksi gas alam masih dianggap sebagai
kegiatan industri yang kurang menguntungkan, sehingga banyak investor
dan industri energi lainnya kurang menaruh minat untuk mengeksploitasi
sumber energi ini. Infrastruktur transmisi dan distribusi gas pada periode
tersebut juga terbatas. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan
permintaan yang meningkat di pasar dunia, maka eksploitasi gas mulai
dilaksanakan dan negara Indonesia merupakan negara yang termasuk pada
kalangan eksportir gas terbesar di dunia. (DEDY ISKANDAR, 2008).
Sumber daya minyak dan gas berlokasi di 60 basin yang terbentuk dari
endapan di seluruh Indonesia. Diantara keenam puluh basin tersebut hanya
tiga puluh delapan basin yang sudah dieksplorasi. Ada 15 basin yang sudah
memproduksi gas hidrokarbon, dimana 3 diantaranya berlokasi di daerah
Timur Indonesia. Ketiga basin tersebut adalah basin Salawati dan Bintuni di

Papua, dan basin Bula di Maluku. Keduabelas basin lainnya berlokasi di


bagian Barat Indonesia. Delapan basin memiliki delapan hidrokarbon,
namun belum berproduksi. Basin yang lainnya, kebanyakan terletak di
daerah Timur Indonesia, sudah di bor namun tidak berujunga pada
pencarian. (LMFEUI, 2010).
Namun, dibalik kekayaan potensi gas alam yang sangat melimpah,
ternyata Indonesia juga masih memiliki beberapa tantangan yang sangat
mengganggu perencanaan pembangunan infrastruktur produksi. Salah satu
tantangan tersebut adalah masih terdapatnya sejumlah limbah dalam sumur
gas murni hasil pengeboran di beberapa titik di seluruh bagian wilayah
Indonesia. Salah satunya ialah pada proyek produksi gas alam pada
ladangan di Kepulauan Natuna.
Berdasarkan analisis 15 uji produksi yang dilakukan pada 15 uji
produksi yang dilakukan pada 5 sumur eksplorasi, potensi ladangan gas
Natuna diperkirakan sebesar 222 TCF dan dari potensi yang sebesar ini
yang dapat diperoleh hanya sebesar 46 TCF. (SUMARTONO, 2011).
Sedangkan berdasarkan hasil uji sampel gas menunjukkan bahwa komposisi
gas Natuna adalah 71 % CO2, 28 % metan dan hidrokarbon, 0,6 % H2S, dan
0,4 % gas N2. Komposisi gas CO2 dan H2S yang sangat tinggi menjadikan
proyek pengembangan gas ini merupakan salah satu tantangan dalam skala
proyek dan pangsa pasar gas dunia.
Dengan terdapatnya keberadaan pengotor gas yang kaya akan CO 2,
maka substansi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan proyek
energi terbaharukan berupa kultivasi alga Clamydomonas Reinhardtii.
Proyek pengembangan ini dapat dilakukan dalam skala besar mengingat
bahwa sumber cadangan gas alam di Kepulauan Natuna sebesar 222 TCF
dan 71 % diantaranya merupakan CO2 yang dapat dijadikan sebagai agen
pereaktan untuk dilakukannya proses produksi fotosintesis oleh alga
tersebut dan menghasilkan hasil samping H2. Gas H2 ini memiliki potensi
yang cukup besar untuk dijadikan sumber energi terbarukan.

II.3. Potensi Gas Hidrogen Sebagai Sumber Energi Terbaharukan


Hidrogen merupakan salah satu unsur kimia yang memiliki simbol H
dan memiliki nomor atom 1. Pada keadaan standar, gas ini akan bersifat
tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan
merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom
1,00794 amu, atom Hidrogen merupakan atom teringan yang ada di dunia.
Gas hidrogen tidak dapat ditemukan secara bebas dalam bentuk
diatomik. Namun gas ini terdapat dari berbagai senyawa penyusun unsurunsur pembentuk zat. Salah satu diantara unsur penyusun tersebut dikenal
dengan gas hidrokarbon. Gas hidrogen dapat diperoleh melalui proses
reforming dari senyawa hidrokarbon tersebut. Namun, Hidrogen merupakan
unsur yang paling melimpah dengan persentase kira-kira 75 % dari total
massa unsur alam semesta. Hidrogen dapat dihasilkan dari medium air
melalui proses elektrolisis, meskipun pada percobaan ini masih dinilai
sangat mahal secara komersial daripada produksi gas Hidrogen dari gas
alam. Selain itu, gas Hidrogen juga dapat dihasilkan sebagai hasil samping
dari reaksi proses fotosintesis alga Clamydomonas Reinhardtii dengan
keberadaan substansi CO2 tetap melimpah di dalam medium.
Gas Hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada
konsentrasi terendah sekitar 4 % di udara bebas. Entalpi pembakaran gas
Hidrogen adalah 286 kJ/ mol dan bersifat eksotermis (melepaskan panas).
Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia :
2 H2(g) + O2(g) H2O (- 286 kJ/ mol)
Reaksi yang bersifat eksotermis ini merupakan salah satu kondisi yang
memberikan keuntungan untuk menjawab tantangan produksi energi secara
kontinu. Ditambah lagi dengan energi keluaran yang dihasilkan akan
menimbulkan panas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar fuel cell dan
energi pembangkit listrik dalam kuantitas yang besar. (AMOS W A, 2004).
Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan,
Hidrogen akan meledak seketika disulut dengan api hingga mencapai
temperatur 560 oC. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni
memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata
telanjang. Oleh karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran
8

Hidrogen secara visual. Karakteristik lainnya dari api Hidrogen adalah nyala
api cenderung menghilang dengat cepat di udara, sehingga kerusakan akibat
ledakan Hidrogen lebih ringan dari ledakan hidrokarbon. Oleh karena itu,
efek samping dari kebakaran gas Hidrogen memiliki potensi kerusakan yang
lebih kecil dibandingkan sumber-sumber energi lainnya sehingga sangat
cocok untuk diterapkan untuk memenuhi kebutuhan energi di masa yang
akan datang.
Disamping

itu,

keuntungan dari

Hidrogen

yang

lain

adalah

menghasilkan pembakaran yang bebas polusi (emisi yang dihasilkan hanya


air), tidak menimbulkan kebisingan dan polusi suara, dan dapat beroperasi
pada efisiensi yang lebih tinggi daripada mesin pembakaran internal ketika
bahan bakar mulai dikonversi menjadi listrik. Hidrogen merupakan sumber
energi terbarukan masa depan dan perlu untuk diketahui bahwa gas
Hidrogen bukan merupakan penghasil energi melainkan pembawa energi
dimana perolehan energinya harus melalui tahapan-tahapan khusus.

BAB III
METODE PENULISAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Industri Jurusan


Teknik Kimia Universitas Diponegoro yang berlokasi di Kecamatan Tembalang,
Semarang. Menganalisis dan observasi kemampuan pembelahan biner dan
kultivasi alga hijau Clamydomonas Reinhardtii dengan berbagai parameter
kondisional. Observasi bersifat kontinu dan analisis berdasarkan data-data
penelitian kultivasi alga terkait.
Metodologi penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini
didasarkan pada studi kepustakaan di Universitas Diponegoro serta berbagai
literatur-literatur elektronik yang termuat di dalam situs resmi universitas.
Sementara data-data sekunder untuk mendukung penulisan ini diperoleh melalui
observasi media sosial seperti media cetak, brosur-brosur, maupun dari Badan
Pusat Statistik.
Metode analisa yang digunakan merupakan analisis deskriptif dengan
mengedepankan aspek teoritis dan hasil data-data penelitian. Merumuskan
hipotesis dan malakukan uji analisa hipotesis berdasarkan data-data penelitian
terkait. Teknik pengumpulan data berupa observasi. Data-data dan hipotesis pada
hasil-hasil penelitian terkait dikumpulkan secara kumulatif dan dilakukan uji
ulang untuk menghasilkan pola kerangka berpikir dalam mencari jawaban yang
bersifat solutif.
Identifikasi dan monitoring masalah dilakukan berdasarkan studi
kepustakaan maupun media-media elektronik lainnya. Sedangkan analisis data
berdasarkan pada perhitungan kuantitatif dan pencocokan data-data dan parameter
penelitian. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan aspek-aspek hipotesis
berupa rumusan kuantitatif terkait terhadap objek percobaan baik mengenai
dimensi kultivasi, kecepatan pertumbuhan, tingkat produksi gas Hidrogen secara
kontinu, grafik pola hubungan linier, dan konversi energi terhadap hasil
pembakaran sempurna.

10

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Energi menjadi persoalan yang dicari solusinya, sumber energi alternatif


sangat dibutuhkan saat ini, salah satunya sumber energi alga. Alga dapat
menghasilkan gas hidrogen hasil dari proses fotosintesis (Ghiraridi, 2013).
Biomass dari alga juga dapat diekstrak menjadi biofuel (Darzins, 2010). Hidrogen
dan biofuel dari alga dapat dijadikan bahan bakar alternatif untuk mengatasi
permasalahan energi.

Gambar 1. Diagram Produksi Hidrogen dan Biofuel


IV.1 Proses Produksi Gas Hidrogen
IV.1.1 Persiapan CO2
Sumber CO2 berasal dari gas alam, dimana gas alam tersebut
akan dipisahkan antara CO2 dengan komponen lainnya seperti etana.

Gambar 2. Distillative Separation of Methane and Carbon Dioxide


(OBrien, 1984)
Gas CO2 yang telah terpisah kemudian disimpan dengan tangki
yang terbuat dari stainless steel dan dengan dijaga vacum dari

11

lingkungan sekitar, kemudian gas CO2 dialirkan menuju kolam


kultivasi alga (Acso, 2013).
IV.1.2 Produksi Alga
Alga di kembangbiakan dalam tangki tertutup dengan
kapasitas tiap tangki mencapai 200 liter, dengan tinggi tangki 150
cm, diameter 40-45 cm, dimana setiap tangki memiliki sumber
pencahayaan di sekeliling tangki. Tangki diisi dengan 200 liter air
laut yang telah disaring dengan kandungan salinitas sebesar 20-25
psu, 200 ml larutan A ( 20 ml larutan C, serta 1200 ml larutan D
dimasukan kedalam tangki. Campuran ini diinokulasikan dengan 2
sampai 5 liter dari culture batch (culture dari proses batch
diproduksi untuk mempersiapkan inokulum untuk menyesuaikan
media yang akan ditempati pada proses semi-batch), kemudian
diaerasi dengan gas CO2 sebanyak 15 liter per menit.
Tabel 3. Komposisi Larutan Nutrient
Constituens
Solution A
Ferric chloride (FeCl3)
Manganous chloride (MnCl2.4H2O)
Boric Acid (H3BO3)
EDTA, di-sodium salt
Sodium di-hydrogen orthophosphate
(NaH2PO4.2H2O)
Sodium nitrate (NaNO3)
Solution B
Make up to 1 litre with fresh water

Quantities

0,8 g
0,4 g
33,6 g
45,0 g
20,0 g
100,0 g
1,0 ml
Heat to dissolve

Solution B
Zinc chloride (ZnCl2)
Cobaltus chloride (CoCl2.6H2O)
Ammonium molybdate
((NH4)5MO7O24.4H2O)
Cupric sulphate (CuSO4.5H2O)
Concentrated HCl
Make up to 100 ml with fresh water

2,1 g
2,0 g
0,9 g
2,0 g
10,0 ml
Heat to dissolve

Solution C
Vitamin B
Solution E
Make uo to 200 ml with fresh water

0,2 g
25,0 ml

12

Solution D (for culture of all diatomsused in addition solutions A and C)


Sodium metasilicate (Na2SiO3.5H2O)
Make up to 1 litre with fresh water

40,0 g
Shake to dissolve

Solution E
Vitamin B12
0,1 g
Make up to 250 ml with fresh water
Culture ini harus mencapai densitas tertentu untuk dapat
dipanen, untuk Cramidomonas Reinhardtii densitasnya sekitar 2000
cel/mikroliter. Setelah panen, kita isi ulang tangki hingga
volumenya mencapai 200 liter dengan menggunakan air laut yang
telah disaring hingga memiliki salinitas 20-25 psu. Setiap panen
perliter, ditambahkan 1 ml larutan A, 0,1 ml larutan C, serta 6 ml
larutan D. Pemanenan culture akan efektif jika dilakukan setiap 2
sampai 3 hari (contohnya senin, rabu, jumat) (Laing, 1991). Dalam
culture ini juga diambil gas dari culture, dimana gas ini
mengandung hidrogen hasil dari fotosintesis alga, selanjutnya gas
tersebut akan dipisahkan dari komponen-komponen lain sehingga
didapatkan gas hidrogen. Ketika culture sudah memasuki masa
akhir produksi, tangki dapat dicuci dan dibersihkan dengan sikat
yang keras untuk menghilangkan alga yang menempel pada
dinding tangki. Tangki kemudian dapat disterilisasi untuk persiapan
culture selanjutnya (Laing, 1991).

Gambar 3. Tangki Kultivasi Alga


IV.1.3 Separasi dan Permeasi Gas Hidrogen
Pemisahan Hidrogen dengan Oksigen dilakukan dengan
menggunakan teknologi membran jenis metal komposit seperti
membran

keramik/

nikel.

Pemisahan

dilakukan

dengan

mengalirkan campuran hidrogen dan oksigen sebagai feed ke dalam


membran kemudian akan terpisah sesuai driving force yang
digunakan. Proses pemisahan ini akan terbagi menjadi dua aliran

13

yakni permeate dan rentate. Dimana permeate merupakan hasil


yang diinginkan berupa Hidrogen sedangkan rentate merupakan
hasil sisa berupa oksigen.

Gambar 4. Driving Force Membran


Driving force dihitung menggunakan metode konsentrasi

kuantitatif berdasarkan persamaan : =

(P/l) = .
Dimana, Jv = volume fluks (liter/m2.sec)
Qp = laju alir permeate (liter/sec atau cm3/sec)
Am = luas permukaan membran (cm2 atan m2)
(P/l) = permeance (1 GPU = 1 x 106 cm3
(STP)/(cm2.s.cmHg)
= beda tekanan (cmHg)
Proses pemurnian gas hidrogen melibatkan membran
campuran Zeolite dengan bahan pengisi Polyethersulfone (PES).
Jenis ini merupakan komposit material organik-inorganik Mixed
Matrix Membrane (MMMs). Secara umum, MMMs melibatkan
melibatkan dipersi dari molecular sieve sebagai kesatuan dalam
fasa polimer-matrik. Sistem beroperasi pada suhu 35oC dan tekanan
atmosfer dengan mengikuti beberapa tahapan permasi gas
campuran sebagai berikut :

Keterangan :
BFM = Bubble Flow Meter (alat ukur laju alir gas)
FGC

= Feed Gas Cylinder (tabung gas umpan)


14

GC
HFM

= Gas Chromatograph (alat penentu komposisi gas)


= Hollow Fiber Module (modul membran jenis hollow
fiber)

NV

= Needle Valve (bukaan kran)

SSR

= Single Stage Regulator (alat ukur tekanan)

PG

= Pressure Gauge (meter/ penunjuk tekanan)


Penelitian yang dilakukan Zhen dkk (2005) dalam buku Hadi

W (2010) yaitu pengujian permeasi gas yang dilakukan terhadap


membran zeolit M-A PES pada suhu 35oC terhadap gas murni
dari He, N2, H2, O2, CO2, dan CH4 dan menghasilkan data
permeabilitas sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Permeabilitas Gas Melalui Membran PES dan PES
Zeolit 4A pada Suhu 35C. (Zhen dkk., 2005)

Proses permeasi dengan menggunakan paduan zeolit M-A PES


ini juga akan menghasilkan permselektivitas yang cukup signifikan.
Dimana, pada kondisi operasi suhu 35 oC menghasilkan
permselektivitas 85, 17 untuk pemisahan H2 . hal ini sejalan dengan
hasil penelitian yang telah dilakukan olen Zhen, dkk pada tahun
2005.
IV.1.4 Pembakaran dan Efisiensi gas Hidrogen
Sistem beroperasi siang (aerobik) dan malam (anaerobik)
dengan temperatur konstan. Probabilitas Hidrogen terbentuk secara
kontinu setelah pembelahan biner selama 192 jam dengan growth
rate 100 gr/m3/hari dimana yield rata-rata sebesar 9 ml H2/ jam
dalam 18 gr biomassa/ ml. (AMOS W A, 2004). Hidrogen

15

diatomik dialirkan melalui pipa transmisi tanpa menggunakan


electricity down power line ke tangki penyimpanan berkompresor.
Pembakaran dapat dilakukan melalui mekanisme reaksi : H 2 +
O2 H2O. Energi bersifat eksotermis berkisar 122 kJ/g dimana
2,75 lagi lebih besar dari pembakaran hidrokarbon dengan efisiensi
konversi sebesar 55-60 %. Uap pembakaran dalam bentuk bebas
akan ditampung, kemudian dikondensasi, serta melalui tahap
kompresor untuk menghasilkan air layak pakai.
IV.2 Pembuatan biofuel hasil ekstraksi minyak alga
Ketika alga sudah memasuki masa akhir dari fase produksi serta
dengan adanya panen secara periodik, maka suspensi alga akan diambil
untuk diekstrak minyaknya. Suspensi alga diekstrak secara cair, yang
didalamnya terjadi kerusakan sel akibat adanya tekanan tinggi, kemudian
dilanjutkan dengan ekstraksi dengan menggunakan pelarut, pelarut yang
digunakan adalah hexane dengan perbandingan solven 5 kg serta biomass
kering 1 kg. Campuran ini kemudian dipisahkan antara fase ringan dan
fase berat dengan menggunakan sentrifugasi. Solven kemudian dipisahkan
dari minyak dengan menggunakan distilasi, destilat akan mengandung
pure raw oil stream yang dapat diubah menjadi biofuel, sedagkan residu
mengandung residu alga yang dapat dibakar dan menghasilkan CO 2 yang
dapat disalurkan ke tangki penyimpanan CO2. Pure raw oil kemudian
masuk kedalam proses hydrotreating, raw oil ditambahkan hidrogen,
setelah itu hasil reaksi dipisahkan antara air, hidrogen yang tidak bereaksi,
dan campuran minyak yang dihasilkan. Campuran minyak didistilasi
sehingga dihasilkan produk berupa propana, napthen, serta produk diesel.
Berikut diagram proses Hydrotreating :

Gambar 5. Diagram Proses Hydrotreating Pure Raw Oil

16

BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
1. Limbah gas alam yang berasal dari sumur offshore Kepulauan Natuna
berupa gas CO2 dapat dimanfaatkan sebagai nutrien karbon primer pada
kultivasi alga hijau Clamydomonas Reinhardtii secara kontinu.
2. Selain menghasilkan Hidrogen, alga hijau Clamydomonas juga dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan biomassa dalam penggunaan sebagai
biofuel untuk alternatif sumber daya energi terbarukan.
3. Jenis membran yang dapat digunakan untuk teknik permeasi gas
Hidrogen menggunakan membran zeolit dengan bahan pengisi campuran
Polyethersulfone (PES) pada kondisi termal 35oC dengan pencapaian
efisiensi 92.3 %.
4. Probabilitas Hidrogen terbentuk secara kontinu setelah pembelahan biner
selama 192 jam dengan growth rate 100 gr/m3/hari dimana yield rata-rata
sebesar 9 ml H2/ jam dalam 18 gr biomassa/ ml.
V.2 Saran
1. Proyek kultivasi alga hijau dalam pemanfaatan limbah gas alam sumur
offshore Kepulauan Natuna harus segera diimplementasikan mengingat
potensi nutrien yang cukup banyak.
2. Selain menggunakan jenis alga hijau Clamydomonas Reinhardtii, agen
produsen Hidrogen pada proses potobioreaktor dapat juga dilakukan
dengan memanfaatkan jenis bakteri Cyanobakteria berupa bakteri
Anabaena Variabilis.
3. Selama proses kultivasi primer yang berlangsung pada hari ke-4 hingga
ke-8, pemaksimalan nutrisi dilakukan dengan menambahkan agen P, N,
dan beberapa senyawa sakarida lainnya.
4. Selain menggunakan membran permeasi gas Hidrogen berbahan dasar
zeolit dengan agen pengisi Polyethersulfone (PES), proses permeasi gas
Hidrogen dapat dilakukan dengan menggunakan membran berbahan
dasar nikel mapun keramik komposit dengan alasan efisien biaya operasi

17

DAFTAR PUSTAKA
A Gorden & Mary Cain. 1995. A Novel Hydrogen and Oxygen Generation
System. Deparment of Chemical Engineering : Tianjin University
Amos, Wade A. 2004. Updated Cost Analysis of Photobiological Hydrogen
Production from Chlamydomonas Reinhardtii Green Algae. Natinal Renewable
Energy Laboratory (NREL) : Boulevard London, Colorado
Anderson, Viktor, dkk. 2011. Integrated Algae Cultivation for Biofuels
Production in Industrial Cluster. Varmeteknik och maskinlara Chalmers :
Arbetsnotat.
Arum, Neelam & D.P. Singh. 2012. Microalgae : The Future Fuel (Review).
Department of Environmental Science, Babashaheb Bimrao, Ambedkhar
University, Vidya Vihar : India
Darzins, Al, dkk. 2010. Current Status and Potential for Algal Biofuels
Production. National Renewable Energy Laboratory: USA
Ghirardi, Maria L & Michael Siebert. 2003. Algal Hydrogen Photoproduction.
National Renewable Energy Laboratory, Golden, CO : Barkeley USA
Gunawan. Iwan. 1998. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan Indonesia.
http://www.crc.uri.edu/download/Journal_Pesisir_Lautan_Vol1_1.pdf (diakses
pada tanggal 8 Desember 2014)
Hadi,

W.

2010.

Laporan

Skripsi

Penelitian

Membran.

eprints.undip.ac.id/16669/3/Laporan_Skripsi_Penelitian_Membran.pdf
(diakses pada tanggal 10 Desember 2014)
Hardadi, Pratama. 2010. Gas Alam dan Potensi Gas Alam di Indonesia.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17331-4207100028Chapter1.pdf (diakses pada tanggal 9 Desember 2014)
Iskandar,

Dedy.

2008.

Pemodelan

Integrity.

lib.ui.ac.id/file?file=digital/...T%2025135%20Pemodelan%20integrity.pdf
(diakses pada tanggal 9 Desember 2014)
Laing, I. 1991. Cultivation of Marine, Unicellular Algae. Ministry of Agriculture,
Fisheries nad Food Directorate of Fisheries Research.

18

Nasution,

Hadi.

2010.

Gas

Alam.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25432/5/Chapter%20I.pdf
(diakses pada 12 Desember 2014)
Philip, Desemsi Chotlier. 2011. Modifikasi Proses Pemisahan Co2 Kadar Tinggi
Dari Gas Alam. Program Pascasarjana Bidang Ilmu Teknik : Universitas
Indonesia.
Santoso, Hendi Prio. 2009. Refleksi Semangat Perjuangan dan Idealisme Pendiri
Bangsa dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Strategis Indonesia-Gas Bumi.
PGNInside : PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Svaldenis, Arnas. 2014. Cultivating Algae in a Photobioreactor. Environmental
Engineering : Helsinki Metropolia University
Wargadalam, Verina J. 2011. Indonesias Algae Based-Biofuel Resource
Potential. Research & Development Center for Electricity Technology, NewRenewable Energy, and Energy Conservation Research and Development
Agency for Energy & Mineral Resources Ministry of Energy & Mineral
Resources : Rep. Indonesia
Wikipedia.

2014.

Chlamydomonas

http://en.wikipedia.org/wiki/Chlamydomonas_reinhardtii

Reinhardtii.
(diakses

pada

Desember 2014)

19

LAMPIRAN

Lampiran 1
Daftar Riwayat Hidup
1. Dosen Pembimbing
Name

Noer Abyor Handayani

Place, date of birth

Semarang, January 15th 1986

Address

Taman Srikaton Selatan No. 27


Semarang Indonesia 50184

Office

Chemical Engineering
Diponegoro University - Indonesia

Phone Office

+62-24-7460058

Mobile

+62-85-641 676 884

Email

nora@undip.ac.id
noe_boo@yahoo.com
EDUCATION :

Master of Engineering or Master Teknik (MT) (2007 2009)


Chemical Engineering Department Diponegoro University Semarang,
Indonesia.
Thesis title: The Application of External Hybrid Mixed Matrix Membrane
Bioreactor for Ammonia Removal from Wastewater.
RESEARCH EXPERIENCE

Bachelor of Engineering or Sarjana Teknik (ST) (2002 2006)


Chemical Engineering Department Diponegoro University Semarang,
Indonesia
Thesis title: Preliminary design of formaldehyde plant with Silver
process catalyst capacity 25.000 tons/year

Zinc fortification on sweet potato flour. A technology development to


improve the nutritional value porridge instant baby. (2014) - Young
Lecturer Research Grants

Extraction of Nicotine from Nicotine Leaves by Liquid-Liquid


Extraction Process. (2013) - Engineering Faculty Grants

20

Extraction of C-phycocyanin from Spirulina platensis


neuroprotective agent. (2012) - Engineering Faculty Grants

The Application of External Hybrid Mixed Matrix Membrane


Bioreactor for Ammonia Removal from Wastewater. (2009-2010)
Master research

Enzymatic Hydrolysis of Tapioca Starch Using Combination of


Microwave Waterbath for Producing Dextrin (2009) Research
assistant

Supercritical Extraction of Diomondoids from Indonesian Petroleum


for Anticancer Drug Molecular Building Block. (2008) Research
assistant

Melassigenik ion (Kalium) removal using electrodialysis. (2007) Bachelor research

as

2. Penulis 1
1

Nama Lengkap (dan gelar)

Rahmat Saleh

Jenis Kelamin

Laki-laki

Program Studi

Rahmat Saleh

NIM

26020213120014

Tempat dan Tanggal Lahir

Medan, 28 September 1995

Email

labosaleh@yahoo.co.id

Nomor Telepon/Handphone

085372055520

Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SD

SMP

SMA

SDN 5 Kabanjahe

SMPN 1

SMAN 1

Kabanjahe

Kabanjahe

Jurusan
Tahun Masuk-

Jurusan IPA
2001-2007

2007-2010

2010-2013

Lulus

21

Karya ilmiah yang pernah dibuat


No Karya Ilmiah

Tahun

Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No. Jenis Penghargaan
1

Institusi Pemberi

Tahun

Penghargaan
-

3. Penulis 2
Identitas Diri
1

Nama Lengkap (dan gelar)

Zaesar Pandoyo Pujiwidodo

Jenis Kelamin

Laki-laki

Program Studi

S1 Teknik Kimia

NIM

21030113130125

Tempat dan Tanggal Lahir

Tegal, 8 Desember 1996

Email

zaesarpandoyo@gmail.com

Nomor Telepon/Handphone

087764038117

Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SD

SMP

SMA

SDN 04 Kudaile

SMPN 1 Slawi

SMAN 1 Slawi

Jurusan
Tahun Masuk-

Jurusan IPA
2001-2007

2007-2010

2010-2013

Lulus

Karya ilmiah yang pernah dibuat:

No Karya Ilmiah

Tahun

2014

Bio-DME sebagai bahan bakar pengganti

22

elpiji
2

EL KLASIKO (Enak Lezat Klatak Singkong)

2014

camilan lezat penuh gizi

Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No. Jenis Penghargaan
1

Institusi Pemberi

Tahun

Penghargaan
-

4. Penulis 3
Identitas Diri
1

Nama Lengkap (dan gelar)

Joe Epridoena Sinulingga

Jenis Kelamin

Laki-laki

Program Studi

S1 Teknik Kimia

NIM

21030113130118

Tempat dan Tanggal Lahir

Kabanjahe, 15 April 1995

Email

zoe_sinulingga@yahoo.com

Nomor Telepon/Handphone

085370666054

Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SD

SMP

SMA

SDN 09

SMPN 1

SMAN 1

Kabanjahe

Kabanjahe

Kabanjahe

SDN Bertingkat
II Kabanjahe
Jurusan

Jurusan IPA

Tahun Masuk-

2001-2003

Lulus

2003-2007

2007-2010

2010-2013

23

Karya ilmiah yang pernah dibuat


No Karya Ilmiah

Tahun

2014

Saccharomyces Cereviceae Sebagai MultiAgen Pereduksi dan Bioakumulasi Limbah


Radionuklida Uranium Menuju SUMBER
Energi Alternatif Dalam Mendukung
Komoditas Ekspor Indonesia

Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No. Jenis Penghargaan
1

Juara 1 OSN Biologi SMA tk.

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tahun

Kabupaten

2011

Provinsi

2011

Arumba86

2012

SMA N 1 Kabanjahe

2011-2012

Kabupaten

2013

Kabupaten
2

Juara 4 Olimpiade Methodist


Education Expo bidang Biologi
tk. Provinsi

Juara 1 TO UN-SBMPTN
Arumba86 tk. Kabupaten

Juara 1 Umum SMA N 1


Kabanjahe

Juara 1 Nilai UN Tertinggi


Program DIKTI tk. Kabupaten

24

25

Vous aimerez peut-être aussi