Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kebisingan (noise) atau dapat didefiniskan sebagai terjadinya suara/bunyi yang tidak dikehendaki yang akan
mengganggu dan membahayakan kesehatan. Noise dalam hal ini merupakan sebuah reaksi fisika yang terjadi
ditempat kerja, yang mana pemajanan factor fisika ini dapat mempengaruhi serta membahayakan kesehatan
yang akibatnya dari penyakit kebisingan ini adalah kecacatan yang ditimbulkan seperti ketulian.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 Tahun 2002, bahwa kebisingan
dapat diartikan sebagai terjadinya bunyi/suara yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau
membahayakan kesehatan.
International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problem (ICD-X) in Occupational Health
mempunyai kode H83.3 (noise effects on inner ear). Tingkat kecacatan ditentukan dengan cara mengukur Nilai
Ambang Dengar (Hearing Threshold Level) yaitu angka rata-rata penurunan ambang dengan dalam dB (disibel)
pada frekuensi 500Hz, 1000Hz dan 2000Hz. Penurunan nilai ambang dengar dilakukan pada kedua telinga.
Kalkulasi HTL (Hearing Threshold Level HTL)
Kecacatan dalam pendengaran dibagi berdasarkan cacat monoaural, cacat biaural dan presbiakusis (cacat
pendengaran pada orang lanjut usia, lansia). Untuk penentuan cacat pendengaraan monoaural yaitu dengan
menentukan nilai ambang dengar pada frekuensi 500Hz, 1000Hz dan 2000Hz. Perhatikan tabel berikut ini untuk
perbandingan :
TELINGA KIRI
500 Hz
40
1000 Hz
50
2000 Hz
60
Jumlah
150
Sumber
:
kebisingan/
TELINGA KANAN
500Hz
35 dB
1000Hz
40 dB
2000Hz
60 dB
Jumlah
135 dB
dB
dB
dB
dB
https://erlandcom.wordpress.com/batas-ambang-nilai-
http://aninkarina.blogspot.com/2012/06/cahaya-dan-pengukuran-cahaya-di-
tempat.html
2. 1
Pengertian Cahaya
Cahaya
merupakan
satu
bagian
berbagai
jenis
gelombang
Menurut
Kepmenkes
no.
1405
tahun
2002
tentang
Persyaratan
2. 2
Sistem Pencahayaan
Menurut Prabu dalam Firmansyah (2010), ada 5 sistem pencahayaan di
ruangan, yaitu:
1.
Pada sistem ini 90%-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang
perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan,
tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan
yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena
pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding
serta benda yang ada di dalam ruangan perlu diberi warna cerah agar
tampak menyegarkan.
2.
Pada sistem ini 60%-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi.
Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki
pemantulan 90%, apabila dicat putih pemantulan antara 5%-90%.
3.
Pada sistem ini setengah cahaya 40%-60% diarahkan pada benda yang perlu
disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dalam
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan
setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah
bayangan dan kesilauan masih ditemui.
4.
pemeliharaan
yang
baik.
Keuntungan
sistem
ini
adalah
tidak
2. 3
1.
patahnya kawat pijar merupakan akhir dari umur lampu, tetapi untuk kerusakan
sekering tidak begitu halnya.
Ciri-cirinya adalah:
a. Efficacy 12 lumens/watt
b. indeks perubahan warna 1 A
c. Suhu warna hangat (2500K 2700K)
d. Umut lampu 2000 jam
2.
a.
Efficacy 18 lumesn/watt
b.
c.
d.
a.
Lebih kompak
b.
c.
d.
a.
Lebih mahal
b.
IR meningkat
c.
UV meningkat
d.
Masalah handling
3.
Lampu neon
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan
dapat bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui
uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya. Tabung
neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan memancarkan sejumlah
kecil radiasi biru/ hijau, namun kebanyakan akan berupa UV pada 253,7nm dan
185nm.
Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk
menyerap radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki
efisiensi sekitar 50%. Tabung neon merupakan lampu katode panas, sebab
katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal. Katodenya berupa kawat
pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat. Jika dipanaskan, lapisan
ini akan mengeluarkan electron tambahan untuk membantu pelepasan. Lapisan
ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu akan berkurang.
Lampu menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang
buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru
menggunakan amalgam merkuri, yang kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini
menyebabkan tekanan merkuri optimum berada pada kisaran suhu yang lebih
luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan karena
memiliki fitting yang kompak.
2. 4
Komponen Pencahayaan
Elemen yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari
lampu, adalah reflector. Reflektor berdampak pada banyaknya cahaya lampu
mencapai
area
yang
diterangi
dan
juga
pola
distribusi
cahayanya. Reflektor biasanya menyebar (dilapisi cat atau bubuk putih sebagai
penutup)
atau
seperti
kaca).
Tingkat
pemantulan
Reflektan
(%)
Putih
100
80 - 85
60 65
30 35
40 45
30 35
20 25
10 15
Hitam
90 92
75 90
Krem muda
74
Pink muda
67
Kuning muda
65
Biru muda
61
58
Abu-abu muda
49
Hijau muda
47
Medium blue
36
Medium grey
30
Merah
13
Tabel 2.3 Karakteristik Kinerja Pencahayaan dari Luminer yang Umum digunakan
Jenis Lampu
2. 5
Lum/Watt
Indeks
Perubahan
Warna
Penerapan
Umur
(Jam)
Kisara
n
Ratarata
Lampu neon
46 60
50
Lapisan w.r.t
yang baik
Kantor, pertokoan,
rumah sakit, rumah
Lampu neon
kompak
40 70
60
Sangat baik
Hotel, pertokoan,
rumah, kantor
Merkuri
tekanan
tinggi
(HPMV)
44 57
50
Cukup
Penerangan umum di
pabrik, garasi, tempat
parker mobil,
penerangan berlebihan
Lampu
halogen
67 121
90
Cukup
Peraga, penerangan
berlebihan, arena
pameran, area
konstruksi
2000 4000
Sodium
tekanan
tinggi
(HPSV) SCN
67 121
90
Cukup
Penerangan umum di
pabrik, gudang,
penerangan jalan
6000 12000
5000
8000
10000
5000
1.
2.
Kelelahan mental.
3.
4.
1.
Kehilangan produktivitas
2.
3.
4.
2. 6
Suhadri
(2008),
setiap
pekerjaan
memerlukan
tingkat
memilih
tingkat
pencahayaan
yang
benar.
CIE
(Commission
20
Area Kegiatan
Layanan penerangan yang minimum
dalam area sirkulasi luar ruangan,
pertokoan di daerah terbuka, halaman
digunakan dan/atau
tugas-tugas atau
visual sederhana
Pencahayaan umum
untuk interior
tempat penyimpanan
50
70
Ruang boiler
100
150
200
300
450
Area Kegiatan
1500
3000
Area Kegiatan
Tingkat
Penerangan
Minimal
(Lux)
Penerangan darurat
Penerangan
perusahaan
untuk
5 lux
halaman
dan
jalan
dalam
lingkungan
50 lux
1.
2.
3.
4.
5.
6.
20 lux
membedakan
barang-barang
kecil
secara
1.
2.
3.
Penggilingan padi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
100 lux
Area Kegiatan
Tingkat
Penerangan
Minimal
(Lux)
200 lux
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pembungkusan daging
7.
Mengerjakan kayu
8.
Melapis perabot
Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barang-barang kecil,
seperti:
1.
2.
3.
4.
Pembuatan tepung
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dengan
300 lux
500-1000
lux
1.
2.
Paling
sedikit
1000 lux
3.
4.
5.
6.
7.
2. 7
No
Jenis Permukaan
Reflektan (%)
Langit-langit
80 -90
Dinding
40 - 60
Perkakas (mebel)
25 45
30 50
Lantai
20 - 40
1.
2.
3.
dengan
langit-langit
transparan
dan
tembus
cahaya
dapat
kubah
FRP
pada
arsitektur
dasar
dapat
Kepmenkes
no.
1405
tahun
2002
tentang
Persyaratan
2.
Kontras
sesuai
dengan
kebutuhan,
hindarkan
terjadinya
kesilauan
atau
bayangan.
3.
4.
5.
2. 8
Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.
alat luxmeter. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian
energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala.
Untuk alat digital, energy listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada
layar monitor.
Prosedur kerja pengukuran intensitas cahaya dalam ruang kerja menurut
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
adalah sebagai berikut:
1.
2.
Penerangan umum adalah titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Jarak tertentu
tersebut dibedakan luas ruangan sebagai berikut:
a.
Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.
b.
Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: titik potong
garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga)
meter.
c.
Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong horizontal panjang dan
lebar
ruangan
adalah
pada
jarak
meter.
a.
b.
4.
Penggunaan luxmeter:
a.
b.
Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum.
c.
Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil.
d.
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, F., 2010. Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata
PAda Tenaga Kerja di Bagian Pengepakan PT. Ikapharmindo Putramas Jakarta
Timur. Skripsi : Universitas Sebelas Maret
Peraturan Menteri Perburuhan no. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405/MENKES/SK/XI/2002
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
Soeripto, 2008. Higiene Industri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Suhadri, B., 2008. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan