Vous êtes sur la page 1sur 8

Pemeriksaan Klinis Neurologi 1

I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.

Pemeriksaan Klinis Neurologi terdiri atas:


Anamnesis
Kesadaran
Rangsang Selaput Otak
Saraf Kranial
Sistem Motorik
Sistem Sensorik
Sistem Refleks
Fungsi Kortikal Luhur
Berikut ini akan dibahas secara ringkas mengenai tahap-tahap Pemeriksaan Klinis Neurologi
(Terbagi dalam 8 Bab)

BAB I
Anamnesis
Informasi yang perlu diperoleh:
Data Statistik
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Status perkawinan
Pekerjaan
Agama
Suku bangsa
Keluhan Utama:
Waktu/lamanya
Perlangsungannya
Lokalisasi dan penyebarannya
Sifat dan hebatnya
Hubungan dengan waktu tertentu
Keluhan yang menyertai
Hal yang memperburuk/memperingan
Pernah minum obat sebelumnya
Perkembangan
Riwayat Penyakit Terdahulu:
Terutama yg mungkin ada hubungannya dengan keadaan sekarang.
4. Riwayat Penyakit dalam Keluarga
5. Riwayat Sosial (mis: pergaulan, pekerjaan)
6. Kebiasaan/Gizi (ex. kebiasaan makan berlemak, rokok, alkohol, dll)
1.
2.
3.

BAB II
Kesadaran
Tingkat kesadaran (kualitatif) terbagi atas:
- Normal (compos mentis)
- Delirium
Penurunan kesadaran disertai peningkatan yg abnormal dari aktivitas psikomotor dan siklus
tidur-bangun yang terganggu. Tampak pasien gaduh gelisah, kacau, disorientasi, berteriakteriak, meronta-ronta. Penyebabnya: gangguan metabolic toksik, penghentian minum
alcohol/obat-obatan, dsb.
- Somnolen
Keadaan mengantuk, kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang, mampu mem-beri
jawaban verbal, dan menangkis rangsang nyeri. Somnolen disebut juga sbg letargi, obtundasi.
- Sopor (Stupor)
Kantuk yang dalam. Penderita masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, namun
kesadarannya segera menurun lagi. Masih dapat mengikuti perintah singkat, masih ada
gerakan spontan, dengan rangsang nyeri tidak dapat dibangunkan sempurna, gerak motorik
untuk menangkis rangsang nyeri masih baik.
- Koma-Ringan (Semi Koma)
Tidak ada respon terhadap rangsang verbal. Refleks kornea dan pupil masih baik. Gerakan
terutama timbul sebagai respon terhadap rangsang nyeri.
- Koma-Dalam (Komplit)
Tidak ada gerakan spontan, tidak ada jawaban sama sekali terhadap rangsang nyeri.
Tingkat Kesadaran (Kuantitas) dinilai dgn GCS
Terdiri atas respon:
1. Membuka Mata / Eye (E); nilai normal = 4
2. Bicara / Verbal (V); nilai normal = 5
3. Gerakan / Motorik (M); nilai normal = 6

Glasgow Coma Scale (GCS)

RESPON
Respon Membuka Mata / Eye (E)
Spontan
Terhadap perintah
Dgn rngsng nyeri (tekan kuku/supra orbita)
Tdk ada reaksi (biar dirangsang nyeri)
Respon Bicara / Verbal (V)
Baik dan tidak ada disorientasi
Kacau (confused) dapat bicara kalimat namun
disorientasi waktu dan tempat
Tidak tepat mengucapkan kata-kata dan tidak
beraturan
Mengerang
Tidak ada jawaban
Respon Gerakan / Motorik (M)
Menurut perintah (ex.suruh angkat tangan)
Mengetahui lokasi nyeri

NILAI
4
3
2
1
5
4
3
2
1
6
5

1.
2.
3.
4.
5.

Reaksi menghindar
Reaksi fleksi (dekortikasi)
Reaksi ekstensi
Tidak ada reaksi sama sekali (pastikan dengan
rangsangan yang adekuat)

4
3
2
1

Interpretasi
GCS = E4M6V5 (15) : compos mentis
GCS 7 : koma
GCS = E1M1V1 (3) : koma dalam
GCS = E4M6V- : Afasia motorik
GCS = E4M1V1 : coma vigil

BAB III
Rangsang Selaput Otak

1.
2.
3.
4.

Rangsang meningeal positif (+) bila terdapat radang selaput otak (ex. meningitis), benda
asing di rongga subarachnoid (ex. darah, seperti pada perdarahan subarachnoid)
Terdiri atas
Kaku kuduk
Tanda lasegue / tes lasegue
Kernig sign
Brudzinski (I, II, III, IV)
Berikut akan dibahas secara ringkas mengenai teknik pemeriksaan rangsang selaput otak.

1. Kaku Kuduk
- Caranya: Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang baring. Kepala
ditekuk (fleksi), usahakan agar dagu menyentuh dada.
- Interpretasi: kaku kuduk (+) bila terasa ada tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada.
- Kaku Kuduk (+) dijumpai pada meningitis, miositis otot kuduk, abses retrofaringeal, arthritis
di servikal.
2. Tes Lasegue
- Caranya: Pasien yang sedang baring diluruskan (ekstensi) kedua tungkainya. Kemudian satu
tungkai diangkat lurus. Tungkai satunya lagi dalam keadaan lurus (tidak bergerak)

Tes Lasegue
- Interpretasi: Tanda lasegue (+) bila sakit / tahanan timbul pada sudut < 70 (dewasa) dan <
60 (lansia)

- Tanda Lasegue (+) dijumpai pada meningitis, isialgia, iritasi pleksus lumbosakral (ex.HNP
lumbosakralis)
3. Tanda Kernig/Kernig Sign
- Caranya: Penderita baring, salah satu pahanya difleksikan sampai membuat sudut 90. Lalu
tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut. Biasanya ekstensi dilakukan sampai
membentuk sudut 135

Tes Kernig
- Interpretasi: Tanda Kernig Sign (KS) (+) bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum
mencaai sudut 135
- Kernig Sign (+) dijumpai pada penyakit penyakit seperti yang terdapat pada tanda lasegue
(+)
4. Brudzinski (I, II, III, IV)
Brudzinski I (Brudzinskis Neck Sign)
- Caranya: Tangan ditempatkan di bawah kepala yang sedang baring. Kita tekuk kepala (fleksi)
sampai dagu mencapai dada. Tangan yang satu lagi sebaiknya ditempatkan di dada pasien
untuk mencegah diangkatnya badan.

Tes Brudzinski I
-

Interpretasi: Tanda brudzinski I (+) bila terdapat fleksi pada kedua tungkai
Brudzinski II (Brudzinskis Contra-Lateral Leg Sign)
Caranya: Pada pasien yang sedang baring, satu tungkai di fleksikan pada persendian panggul,
sedang tungkai yang satunya lagi berada dalam keadaan ekstensi (lurus).

Tes Brudzinski II
-

Interpretasi: Tanda Brudzinski II (+) bila tungkai yang satunya ikut pula terfleksi.

Brudzinski III
- Caranya: Tekan os zigomaticum

Interpretasi: Tanda Brudzinski III (+) bila terjadi fleksi involunter ekstremitas superior
(lengan tangan fleksi)
Brudzinski IV
Caranya: Tekan simfisis ossis pubis (SOP)
Interpretasi: Tanda Brudzinski IV (+) bila terjadi fleksi involunter ekstremitas inferior (kaki)

Catatan:
Untuk pembahasan Bab IV sampai Bab VIII, silahkan lanjutkan pada "Pemeriksaan Klinis
Neurologi 2" , "Pemeriksaan Klinis Neurologi 3", "Pemeriksaan Klinis Neurologi 4", dan
"Pemeriksaan Klinis Neurologi 5"

1.
2.
3.
4.
5.

Referensi
Bahan Kuliah Sistem Neuropsikiatry, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,
Makassar, 2004.
Harsono, Kapita Selekta Neurologi, Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,
2007.
Lumbantobing S, Neurologi Klinik, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2007.
Mahar Marjono, Neurologi Klinis Dasar, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta, 2008.
Protap SMF Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar,
2000.
Posted by Fatimah Radhi at 6:19 PM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: Neurologi (Saraf)
2 comments:

1.
syamsudduhaNovember 10, 2012 at 4:14 AM
tulisan dokter sangat membantu untuk ujian praktek
Reply

2.
Fatimah RadhiNovember 10, 2012 at 2:09 PM
Catatan Pemeriksaan Klinis Neurologi ini memang sy tulis ketika masih koass di
bagian saraf. Saya sangat bersyukur bila catatan ini bisa bermanfaat untuk orang lain,
terutama buat adik-adik calon dokter masa depan :)
Reply

Load more...
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

About Me

Fatimah Radhi
Tulislah apa yang Anda ketahui dan ketahuilah apa yang Anda tulis
View my complete profile

Kategori Obat

Analgesik-Antipiretik (Nyeri-Demam) (12)

Antelmintik (Cacingan) (3)

Antiamuba (1)

Antianemi (Kurang Darah) (2)

Antiangina (Nyeri Dada) (4)

Antiaritmia (4)

Antiasma (Sesak Napas) (4)

Antibiotik (20)

Antidiabetes (3)

Antiemetik (Muntah) (2)

Antiepilepsi (2)

Antifungi (Jamur) (6)

Antihemoroid (Ambeien/Wasir) (1)

Antihiperlipidemia (Kolesterol) (2)

Antihipertensi (12)

Antihistamin (Gatal/Alergi) (3)

Antilepra (Kusta) (3)

Antimalaria (1)

Antimigren (3)

Antiparkinson (2)

Antiperdarahan (2)

Antipirai (Gout/Asam Urat) (2)

Antipsikosis (Cemas) (7)

Antiseptik (3)

Antiskabies (Kudis) (3)

Antispasmodik (3)

Antitiroid (Gondok) (1)

Antituberkulosis (TBC) (5)

Antitusif (Batuk Kering) (2)

Antivirus (1)

Bedak Gatal (1)

Diuretik (3)

Ekspektoran (Batuk Berdahak) (3)

Kortikosteroid (5)

Obat Bisul (1)

Obat Saluran Cerna (Sakit Perut/Sakit Ulu Hati) (5)

Obat Sariawan (1)

Syok (2)

Vitamin dan Mineral (11)

Kategori Penyakit

Interna (Penyakit Dalam) (14)

Neurologi (Saraf) (11)

THT (5)

Komentar Terbaru

Thanks for your visit :) - 04 Februari 2013 - Fatimah Radhi

Thanks for your visit :) - 04 Februari 2013 - Fatimah Radhi

panu adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh ja... - 04 Februari 2013 - Fatimah
Radhi

untuk panuan bisa gk dok? - 03 Februari 2013 - frangkestin gm

untuk panuan bisa dok - 03 Februari 2013 - frangkestin gm

Total Pageviews
696,624

Followers
Referensi
Fatimah Radhi Al-Hafid. Simple template. Template images by gaffera. Powered by Blogger.

Vous aimerez peut-être aussi