Vous êtes sur la page 1sur 18

AKHLAK ISLAM

Disusun Oleh :
Firla Syahana
Kania Nabilla Putri
Novira Ekky Narwati
Santi Oktavianti


Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu
suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang
yang mengharap Rahmat dari Allah dan kedatangan
hari akhir dan dia banyak menyebut Allah

Q.S. Al-Ahzab (33):21

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak

Kata akhlak berasal dari kata khalaqa dengan akar kata khuluqan
yang berarti perangi, tabiat, dan adab; atau dari kata khalqin yang berarti
kejadian, buatan, atau ciptaan. Jadi secara etiologis akhlak berarti
perangai, tabiat, dan adat, atau sistem perilaku yang dibuat.
Dengan demikian secara kebahasaan akhlak bisa baik dan bisa buruk,
tergantung kepada tata nilai yang dijadikan landasan atau tolak ukurnya. Di
Indonesia kata akhlak selalu berkonotasi positif. Orang yang baik sering
kali disebut berakhlak, sementara orang yang tidak baik disebut orang
yang tidak berakhlak.

Beberapa definisi tentang akhlak

Muhammad bin illan Ash-Shadieqy mengatakan Akhlak adalah suatu


pembawan dalam diri manusia, yg dapat menimbulkan perbuatan yang
baik dengan cara yang mudah tanpa dorongan dari orang lain.

Ibnu Maskawaih mengatakan Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang


tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan
buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja.

Imam Al-Ghazaaly mengatakan Akhlak adalah suatu sifat yang


tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan sesuatu
perbuatan yang gampang dilakukan tanpa melalui maksud untuk
memikirkan lebih lama. Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu
tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama,
dinamakan akhlak yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan
yang jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk.

Rasulullah SAW bersabda mengenai pengertian Al-Ihsan (akhlak):


Ihsan itu ialah memuja Allah seakan kamu memandang-Nya maka jikalau
kamu belum (tidak) memandang-Nya maka sesungguhnya ia
memandangmu. (HR. Muslim)
Dorongan jiwa yang melahirkan perbuatan manusia, pada dasarnya
bersumber pada kekuatan batin yang dimiliki oleh setiap umat manusia, yaitu :
Tabiat (pembawaan)
Akal pikiran
Kekuatan kejiwaan
Dengan demikian karna akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola
sikap dan tindakan manusia diatas bumi, yang bersumber dari Quran dan
Sunnah Rasul serta Ijtihad, maka ruang lingkup akhlak mencakup hal-hal
sebagai berikut :

Akhlak Terhadap Allah SWT (Khaliq)

Al-Hubb

Al-Raja

Qanaah

Memohon
Ampun
Kepada Allah
SWT

As-Syukr

At-Taubat

Akhlak Terhadap Makhluk

A. Akhlak Terhadap Manusia


1. Mencintai Rasulullah (Nabi
Muhammad SAW)

. Mencintai rasulullah secara


tulus dengan mengikuti
semua Sunnah-Nya
. Menjadikan Rasulullah
sebagai idola, suri tauladan
dalam hidup dan kehidupan
. Mencintai apa yang disuruhNya, tidak melakukan apa yg
dilarang-Nya

2. Akhlak Terhadap Orang Tua (Birrul


Waliadin)

. Mencintai mereka melebihi mencintai


kerabat lainnya
. Merendahkan diri kepada keduanya
diringi perasaan kasih sayang
. Berkomunikasi dengan orangtua
dengan khidmat, mempergunakan katakata lemah lembut
. Berbuat baik kepada ibu dan bapak
dengan sebaik-baiknya
. Mendoakan keselamatan dan
keampunan mereka kendatipun
seorang atau kedua-duanya meniggal
dunia

3. Akhlak Terhadap Diri


Sendiri

. Memelihara kesucian diri


. Menutup aurat (bagian tubuh yang
tidak boleh kelihatan, menurut
hukum dan akhlak islam)
. Jujur dalam perkataan dan
perbuatan ikhlas dan rendah hati
. Malu melakukan perbutan jahat
. Menjauhi dengki dan mejauhi
dendam
. Berlaku adil terhadap diri sendiri
dan orang lain
. Menjauhi segala perbuatan dan
perkataan sia-sia

4. Akhlak terhadap keluarga, karib


kerabat
. Saling membina rasa cinta dan
kasih sayang dalam kehidupan
keluarga
. Saling menunaikan kewajiban
untuk memperoleh hak
. Berbakti kepada ibu bapak
. Mendidik anak-anak dengan kasih
sayang
. Memelihara hubungan silaturahmi
dan melanjutkan silaturahmi yang
dibina orang tua yang telah
meninggal dunia

5. Akhlak Terhadap Tetangga


. Saling mengunjungi
. Saling membantu diwaktu
senang melebihi tatkala susah
. Saling beri-memberi
. Saling menghindari
pertengkaran dan permusuhan

6. Akhlak kepada masyarakat


. Memuliakan tamu
. Menghormati nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat
bersangkutan
. Saling menolong dalam kewajiban
dan taqwa
. Bermusyawarah dalam segala
urusan mengenai kepentingan
bersama

B. Akhlak terhadap Lingkungan Hidup (bukan manusia)

o Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup


o Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewan dan
nabati, floran dan fauna yang sengaja diciptakan tuhan untuk
kepentingan manusia dan makhluk
o Sayang pada sesama makhluk

B. Ukuran Baik dan Buruk


Ukuran baik dan buruk dalam akhlak adalah ketentuan-ketentuan dari Allah SWT
dan Rasul-Nya yang baik sesuai dengan kehendak-Nya.
Penentuan Baik dan Buruk
1. Aliran Naturalisme
Menurut aliran Naturalisme ukuran baik dan buruk adalah apakah sesuatu itu sesuai
dengan fitrah ( Naluri ) manusia / tidak baik lahir maupun batin. Apabila sesuai dengan
fitrah dikatakan baik, sedangkan apabila tidak sesuai dikatakan buruk.
2. Aliran Hedonisme
Setiap perbuatan yang dikatakan itu susila apabila perbuatan itu mengandung
kelezatan/kenikmatan.
Kelezatan dan kenikmatan merupakan suatu tolak ukur dalam menentukan baik
buruknya suatu perbuatan.
3. Aliran Eudaeonisme
Tujuan hidup dan kegiatan manusia adalah tercapainya kebahagiaan dan
kesejahteraan yang sifatnya hanya sementara.
Kesenangan dan kebahagiaan jasmaniyah adalah satu-satunya hal yang baik dalam
dirinya. Sedangkan kejahatan dianggap sebagai penyebab utama segala bentuk rasa
sakit dan kesedihan.

4. Aliran Vitalisme
Ukuran baik dan buruk adalah daya kekuatan hidup. Manusia akan
dikatakan baik apabila memiliki daya kekuatan hidup yang kuat sehingga
memaksa manusia yang lemah untuk mengikutinya.
Keburukan adalah apabila manusia tidak memiliki daya kemampuan
kuat yang memaksa manusia untuk mengikuti kehidupan orang lain.
5. Aliran Idealisme
Wujud yang paling dalam dari kenyataan ( hakikat ) adalah
kerohanian. Seseorang berbuat baik pada prinsipnya bukan karena
dianjurkan orang lain, melainkan atas dasar kemauan sendiri/rasa
kewajiban. Sekalipun diancam dan dicela orang lain, perbuatan baik itu
dilakukan juga karena adanya rasa kewajiban yang terdapat didalam
nurani manusia.

C. Ukuran Baik dan Buruk Dalam Islam


Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah untuk memberi
petunjuk kepada manusia jalan mana yang harus ditempuh dalam meniti
dan menata kehidupan sehingga tercipta suatu tatanan hidup yang
selaras dengan Sunatullah (hukum Allah yang berlaku untuk alam
semesta) yang berlaku secara tetap dan umum.
Baik dari segi bahasa adalah terjemahan dari kata khoir dalam
bahasa arab. Louis Maruf dalam kitabnya Munjid mengatakan bahwa
yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
Baik atau kebaikan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
yang luhur, bermanfaat, menyenangkan dan disukai manusia. Sedangkan
buruk dalam bahasa arab dikenal dengan istilah syarr dan diartikan
sebagai sesuatu yang tidak baik, yang tidak seperti yang seharusnya,
tidak sempurna dalam kualitas, dibawah standar kurang dalam nilai.

Norma-norma keislaman ditentukan oleh pola-pola perilaku yang disebut


dengan al-akhlak al-karimah atau al-akhlak al-mahmudah dan model-model
perilaku yang tidak baik disebut dengan al-akhlak al-sayyiah atau al-akhlaw
al-madzmumah.
Al-akhlak al-karimah adalah model-model perilaku untuk memiliki nilai
baik dan kebijakan dan menjadi ukuran untuk menentukan apakah suatu
tindakan yang dilakukan itu benar atau salah.
Al-akhlak al-sayyiah adalah model-model perilaku yang memiliki nilai
buruk atau tidak baik. Baik buruknya suatu perbuatan atautindakan dalam
pandangan islam diukur dari apakah perbuatan itu menunjukan al-akhlak alkarimah atau al-akhlak al-sayyiah.

D. Nabi Muhammad sebagai Prototif (Contoh Model)


Akhlak Islami
Allah SWT berfirman yang artinya :
Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik
bagi manusia (Q.S Al-Ahzab:21)
Senafas dengan sebuah hadist sabda Rasulullah yang artinya:
Bahwasanya aku diutus (sebagai Rasul) untuk menyempurnakan
akhlak mulia (HR.Bukhari yang bersumber dari Abu Hurairah)
Ayat dan hadist diatas telah secara jelas menyatakan bahwa nabi
Muhammad SAW adalah prototif (model) teladan yang harus diikuti
oleh kaum muslimin.
Berikut ini adalah beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari sifatsifatnya yang mulia, yaitu:
Shidiq (jujur) adalah akhlak utama yang Nabi Muhammad
praktekan atau aplikasikan dalam berinteraksi dan interelasi semua
makhluk atau manusia. Kejujuran merupakan sifat yang telah
terpatri dalam diri beliau. Tak heran jika Allah SWT menamakan
beliau dengan sifat yang satu ini sehingga beliau bergelar AshShidiq Al-Amin (jujur lagi terpecaya).

Tabligh (menyampaikan kebenaran) yaitu tidak ada yang


disembunyikan. Beliau menyampaikan tabligh dengan kasih sayang,
transparan, membimbing, komunikatif, dan memberdayakan. Beliau
istiqomah melaksanakan perintah Allah dan tidak menyelewengkannya.
Tanpa tabligh, risalah tidak akan tampak.
Fathanah (cerdas) , profesional, semangat belajar, berkelanjutan, inovatif,
terampil, dan adil. Akhlak Nabi Muhammad SAW ini sangat cemerlang.
Bagaimana mungkin orang lain masuk agama yang dibawanya dan
mengikutinya kalau ia tidak mempunya kecerdasan yang luar biasa.
Amanah (terpercaya), siap bertanggung jawab, cepat tanggap, obyektif,
akurat akurat, akurat dan disiplin. Sebagaimana yang kita pahami,
amanah merupakan akhlak yang paling mendasar dalam islam.

Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya :


enam perkara yang dapat menjamin kalian masuk surga: jujurlah jika
berbicara, tepatilah jika berjanji,laksanakan amanah jika kalian dipercaya,
peliharalah kemaluanmu,jagalah pandanganmu, dan tahanlah tanganmu
(HR. Ahamd)

Kesimpulan
Sifat baik dan buruk yang ada pada diri seseorang atau yang lebih dikenal dengan
Akhlak Al-Karimah dan Akhlak Al-Madzmumah. Akhlak Al-Karimah ialah suatu sikap yang
luhur, bermanfaat, menyenangkan dan disukai manusia. Sedangkan Akhlak Al
Madzmumah ialah suatu sikap yang berlawanan dengan Akhlak Al Karimah. Menentukan
baik dan buruk ( Al Karimah/Al Madzmumah ) terdapat banyak aliran-aliran filsafat yang
memengaruhinya, diantaranya aliran Sosialisme, Hedonisme, Intaesisme, dll. Dimana
masing-masing aliran tersebut memiliki perbedaan-perbedaan yang mendasar.
Konsep baik dan buruk dalam islam yang pasti ialah mempercayai adanya Tuhan
dan mempercayai adanya hari pembalasan. Adapun contoh dari Akhlak-Al Karimah
adalah shidiq, adil, sabar, tawadhu, karam, rahmah, dll. Sedangkan Akhlak-Al
Madzmumah yaitu syirik, kufur, nifak, takabur, dengki, ghibah, riya, dll.
Dari sini dapat kita temukan bahwa sifat wajib Rasul yang menjadi prototipe
kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dalam pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat urgen untuk dicontoh dan diterapkan dalam dunia pendidikan sekarang ini. Sebab
beliau merupakan rujukan utama bagi pendidikan kita khususnya pendidikan Islam untuk
menerapkan sifat wajib Rasul sebagai sifat mulia yang harus dimiliki oleh setiap
pemimpin pendidikan. Untuk dapat dipahami bahwa sifat wajib Rasul merupakan
prototipe Nabi Muhammad SAW dalam memberikan contoh kepemimpinan pendidikan.

Vous aimerez peut-être aussi