Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Hubungan
antara
kebiasaan
mencuci
tangan
menggunakan
sabun
sebelum makan dengan infeksi parasit penyebab cacingan pada anakanak.Jelaskan bagaimana penelitian tersebut akan dilakukan dengan
desain penelitian yang berbeda. (Case Control, Cohort, dan Cross
Sectional).
ANALISIS KASUS :
Case control
Case control dalam desain studi epidemiologi adalah studi analitik yang
menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik,
yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu dan kemudian
mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Studi case control biasanya
dilakukan dengan memakai kelompok kontrol sehingga disebut sebagai
studi kasus kontrol atau case control study dan bersifat retrospektif. Di
dalam studi kasus kontrol ini dimulai dengan kasus atau sampel yang
telah ada atau dengan kata lain sudah terjadi dan sudah tersedia) dimana
digunakan sampel kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok
kontrol tersebut terdiri dari sekumpulan orang yang bukan kasus (bukan
penderita penyakit yang bersangkutan) yang ciri-cirinya (dalam hal umur,
jenis kelamin, ras, tingkat sosial, dll). Pada case control, dimulai dari
pemaparan pada masa lampau untuk melacak riwayat pengalamannya.
Pada case control, penelitian dimulai dengan menentukan populasi.
Populasi penelitian diambil dari sumber yang sama sehingga memiliki
karakteristik
yang
sebanding
kecuali
status
penyakitnya. Membagi
untuk
menggunakan
istilah
trohok
atau
trohoc
(Alvan
Feinstein) yaitu cohort yang dibaca dari belkang sesui dengan proses
perjalanna penyakit yang diikuti, sedangkan pada penelitian kohort proses
diikuti kedepan artinya dari factor resiko mencari insidensi, sedangkan
penelitian retrospektif mengikuti proses ke belakang dari penderita pada
keadaan awal untuk mencari factor resiko.
Studi case control adalah rancangan penelitian epidemiologi yang
mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit,
dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status paparannya. Ciri-ciri studi case control adalah
pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, untuk kemudian dilakukan
pengamatan
apakah
subyek
mempunyai
riwayat
terpapar
faktor
peneliti
menentukan
status
penyakit
dulu,
lalu
mengusut
akibatnya
dulu
lalu meneliti
(RR).
Sebagai
ganti
risiko,
pada
studi
kasus
kontrol peneliti
perjalanan
penyakit
dari
akibat
ke
sebab
dengan
control
ialah kelompok
menderita penyakit yang akan diteliti tetapi memiliki peluang yang sama
dengan kelompok kasus untuk terpajan oleh factor rresiko yang diduga
sebagai penyebab timbulnya penyakit dan bersedia menjadi subjek studi.
1. Ciri- Ciri Penelitian Kasus Kontrol/Retrospektif
Penelitian retrospektif memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
karena
penderita
yang
pada
penelitian
berarti
case
penyakit
control
yang
diteliti
diawali
dengan
telah
timbul,
beberapa
keuntungan
tersebt,
terdapat
pula
beberapa
diagnose
Kesalahan dalam pemilihan control
Berpotensi timbulnya bias informasi
Validitas adat yang diperoleh tidak dapat dilakukan
Pengendalian terhadap factor perancu (confounding factor)sulit
Penyakit
Pemaparan
Positif
Negative
Jumlah
Odds
Positif
Negative
Jumlah
A
C
n1
B
D
n2
penyakit
a/b
c/d
m1
m2
N
dilakukan secara
retrospektif
dengan mengambil
100
orang
penderita Ca paru- paru sebagai kasus dan 100 orang dengan penyakit
lain yang tidak ada hubungannya dengan Ca paru- paru sebagai kelompok
control. Kedua kelompok disamakan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan
social ekonomi
Hasilnya yang diperoleh adalah pada kelompok kasus dengan 90 orang
yang merokok, sedangkan pada kelompok control terdapat 40 orang yang
merokok. Hal ini dapat digambarkan secara skematis dalam bentuk tabel
berikut:
Pajanan
Perokok
Bukan perokok
Jumlah
Kasus
90
10
100
Control
40
60
100
(b) Cohort
Studi kohort adalah studi observasional yang mempelajari hubungan
antara paparan dan penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok
studi berdasarkan status paparan kemudian diikuti (di follow up) hingga
periode waktu tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan dihitung
besarnya kejadian penyakit. Apabila periode induksi yaitu kejadian
penyakit dapat diamati dalam waktu yang panjang maka studi kohort
rawan terhadap bias penarikan responden (banyak yang drop out dari
observasi), perlu dana yang besar dan waktu yang panjang. Namun studi
kohort
mempunyai
kekuatan
dalam
membuktikan
inferensi
kausa
yang
terbaik
dalam
out atau
terjadinya
perubahan
itu
a. Peka terhadap recall bias, karena informasi mengenai peristiwaperistiwa yang lalu tergantung padamemori (daya ingat) subjek.
b. Data yang diperoleh secara sekunder, dari rumah sakit sering tidak
lengkap atau tidak dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan.
c. Criteria diagnosis yang dipakai antar petugas kesehatan sehingga
terjadi perbedaan dalam haasil diagnosis kasus maupun control.
d. Kasus yang diperoleh adalah kasus yang selamat (selective
survivor)karena tidak bisa menemukan kasus yang telah meninggal.
Dengan
demikian
kasus
yang
diperoleh
mungkin
tidak
representative.
e. Kasus yang diperoleh di rumah sakit mungkin tidak representatif
dari populasi sakit.
Ciri-ciri penelitian
a. Ciri-ciri penelitian kohort
1. Terdapat pemilihan subjek berdasar status paparan terpapar/ tdk
terpapar)
2. Kelompok-kelompok subjek yg dipilih memiliki karakter sama
3.
4.
5.
6.
( bebas penyakit)
Memiliki periode wkt pengamatan tertentu
Pengamatan muncul tidaknya penyakit pada subjek
Dimungkinkan utk dilakukan penghitungan laju insidensi
Peneliti tidak menglokasikan paparan dgn sengaja ( bukan
eksperimental)
status
penyakitnya,
untuk
timbul
dari
perlakuan
penelitian
Untuk menetapkan beban paparan, variabel paparan diukur
dengan metoda wawancara atau observasi pada suatu periode
waktu tertentu
Menetapkan risiko akibat paparan terhadap insiden outcome
spesifik pada mereka yang mendapat maupun yang tidak
mendapat paparan
Membandingkan kelompok yang terpapar dari kelompok yang
tidak terpapar dalam timbulnya efek/penyakit akibat faktor risiko.
b) Tujuan Penelitian Case-Kontrol
Menentukan perbedaan kelompok menurut riwayat paparan atau
karakteristik individu untuk menetapkan status faktor risiko
Dibandingkan apakah ada perbedaan proporsi mengenai
terpapar terhadap faktor risiko
Langkah-Langkah Penelitian
A. Langkah- langkah yang harus dilakukan dalam penelitian Kohort
1. Tentukan tujuan penelitian. Tujuan dan hipotesis harus
dinyatakan dengan jelas karena dengan tujuan yang jelas akan
mempermudah kegiatan selanjutnya.
2. Rancangan penelitian. Dalam merancang
penelitian
harus