1. Ismoedijanto. Demam pada Anak. Sari Pediatri. 2000. (2) 103-108
2. Putranto, A. Pajanan Debu Kayu (PM10) dan Gejala Penyakit Saluran Pernafasan pada Pekerja Mebel Sektor Informal di Kota Pontianak Kalimantan Barat, Thesis, PS-UI. 2007. 3. Centers for Disease Control and Prevention: Respiratory diphtheria-like illness caused by toxigenic Corynebacterium ulceransIdaho, 2010, MMWR 60(3):77, 2011. 4. Buescher E. Stephen. Diphtheria (Corynebacterium diphtheriae). Dalam:. Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme JW, Schor N, Behrman RE, editor. Nelson
Textbook
of
Pediatrics
Ed
ke-19.
Philadelphia:
Elsevier Saunders; 2011. (chap.180).
5. Rusmil K, Fadlyana E, Dhamayanti M, Chairulfatah A. Wabah difteri di kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Indonesia. Sari Pediatri 2011;12:397403. 6. Fadlyana E, Kusnandi Rusmil, Herry Garna, Iwin Sumarman. Imunogenisitas dan keamanan vaksin Tetanus Difteri (Td) pada remaja sebagai salah satu upaya mencegah Reemerging Disease di Indonesia. Bandung. 2013. 7. Isbagio DW, Handayani S, Siburian F, Sumarno. Pengaruh status imunisasi difteri pertusis dan tetanus terhadap respon kekebalan difteri dan tetanus pada murid kelas 1 sekolah dasar di kecamatan Cimandala. Bul Penel Kesehatan 2004;32:6272. 8. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2009. 9. Alberta Health and Wellness. Public Health Notifiable Disease Management Guidelines - Diphtheria. Jan 2011. Government of Alberta.Available from http://www.health.alberta.ca/documents/Guidelines-Diphtheria2011.pdf, Diakses pada 25 Januari 2015.