Vous êtes sur la page 1sur 78

ATTENTION DEFICIT HIPERACTIVITY DISORDER

PEMICU 4
BLOK GROWTH AND DEVELOPMENT SYSTEM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
A, laki-laki 6 tahun, dibawa ibu ke dokter atas anjuran guru kelasnya
yang mengeluhkan bahwa A tidak dapat duduk tenang di kelas, selalu
berjalan-jalan sewaktu guru menerangkan, susahmempertahankan
perhatian dalam kelas.
Menurut gurunya sebenarnya A cukup cerdas, ia sering menjawab
pertanyaan yang diajukan guru, namun selalu menjawab sebelum
pertanyaan selesai dilontarkan guru. A juga kelihatan tidak
mendengarkan jika guru berbicara langsung padanya. Tugas dan
pekerjaan sekolahnya tidak pernah selesai, hanya mengerjakan 2-3
soal saja dan sering kali A gagal memahami instruksi yang diberikan.
Buku-buku dan peralatan sekolah pun sering kehilangan.
Dalam olah raga dan permainan di luar kelas A sangat aktif, seperti
berlari dan memanjat meskipun terkadang terlihat seolah-olah tanpa
tujuan, tetapi teman-temannya sering kesal karena A selalu
menyerobot permainan dan tidak mau menunggu giliran.
Di rumah A sering lupa untuk melakukan aktivitas sehari-hari, sangat
lasak dan tak kenal lelah, seperti ada motor penggeraknya, tak betah
mengerjakan PR, emosi yang labil, gampang tersinggung dan mudah
‘meledak’
Apa yang terjadi pada A?
Dalam 6 bulan terakhir ini, sekitar 2 kali
seminggu A sering mengompol di malam hari, ini
diawali dengan kelahiran adiknya 7 bulan lalu.
Dari komunikasi dokter dengan ibu A, terkesan
ayah A adalah seorang yang mudah marah,
sangat cepat tersinggung dan selalu tergesa-
gesa jika mengerjakan sesuatu.
BB : 16kg, TB: 112cm. Pemeriksaan
laboratorium, darah rutin dalam batas normal.
Dari hasil tes intelegensi didapat IQ : 100.
 Tumbuh Kembang anak usia
6 tahun dan tingkatan IQ
 ADHD(Definisi, Epidemiologi,
Faktor Resiko, Etiologi,
Patofisiologi, Diagnosa dan
Penatalaksanaan).
 Diagnosa banding ADHD.
 Enuresis(Definisi, Etiologi
dan Penatalaksanaan).
 Bahan aktif yang
mempengaruhi tumbuh
kembang.
 Memasuki pertumbuhan
cepat II.
 Lingkar kepala= 50-52
cm.
 Tinggi badan= 110 cm.
 Berat badan= 20 kg.
 Pertambahan, BB= 2,5
kg/tahun, PB= 5
cm/tahun.
 Ketangkasan meningkat.
 Melompat tali.
 Bermain sepeda.
 Mengetahui kanan dan kiri
 Mampu menguraikan objek-objek
dengan gambar.
 Mampu menyebut >
10 benda.
 Bergesernya minat pada
lingkungan keluarga ke
lingkungan sekolah.
 Anak tampak mulai agak
keras kepala, membentuk
watak dan berusaha hidup
mandiri.
 Mungkin bertindak
menentang dan tidak
sopan.
1. >130 : Very Superior
2. 120-130: Superior
3. 110-120: Bright Normal
4. 90-110 : Normal
5. 80-90 : Dull
6. 70-80 : Borderline
7. 50/55-70 : Mild Mental Retardation
8. 35/45-50/55 : Moderate Mental Retardation
9. 20/25-35/45 : Severe Mental Retardation
10.<20/25 : Profoung Mental Retardation
1. Perkembangan psiko-seksual
▪ Sigmund Freud
2. Perkembangan psiko- sosial
▪ Erik Erikson
3.Perkembangan psiko-kognitif
▪ Jean Piaget

13
 Teori ini dikembangkan oleh
Sigmund Freud
 Setiap fase memiliki zona erotik dan
bila zona erotik ini dimanipulasi
menimbulkan kesenangan dan
kepuasan
 Nama setiap fase sesuai dg nama
zona erotiknya

14
 FaseOral(0-1,5 tahun)
adalah fase yg paling awal yg memenuhi
kebutuhan bayi dan pusat pemuasan di
daerah mulut, bibir, lidah dan daerah oral
lainnya.
Keberhasilan fase oral: menumbuhkan
rasa percaya diri, rasa mandiri dan rasa
optimis dan pesimis yang dapat dikontrol
dengan baik.
Penyimpangan fase oral: ketergantungan
yang berlebihan, percaya diri kurang dan
rasa optimis dan pesimis yang kurang
dapat dikontrol dengan baik.
 FaseAnal(1,5-3tahun)
Perkembangan psikoseksual ditandai dg
maturasi dr kontrol neuromuskular terhadap
spinkter terutama spinkter anal yg
memungkinkan lebih mengendalikan dlm
menahan dan mengeluarkan feses.
Keberhasilan fase anal: menimbulkan kapasitas
untuk hidup mandiri,
Penyimpangan fase anal: emosi labil, tidak
menaati peraturan.
 Fase uretral(3-5 tahun)
Perkembangan psikoseksual ditandai dg
maturasi dr kontrol neuromuskular terhadap
spinkter terutama spinkter anal yg
memungkinkan lebih mengendalikan dlm
menahan dan mengeluarkan urin.
Keberhasilan fase uretral: berhasil
menyelesaikan fase uretral manimbulkan rasa
bangga, percaya diri pd penampilan.
Penyimpangan fase uretral: ditandai dengan
berkompetisi, ambisi, mungkin ada hubungan
dengan kompensasi terhadap rasa malu krn
hilangnya kontrol uretral.
 Fase phalik(3-5 tahun)
Ditandai dg adanya minat seksual (sexual interest),
stimulasi dan adanya kesenangan pd area genital.
Keberhasilan fase phalik: Ciri karakter, fase phalik mrpk
dasar utk “sense of sexual identity” perasaan ingin tahu
tanpa rasa malu, melakukan inisiatif tanpa rasa bersalah,
dan usaha utk mengendalikan thd objek dan manusia
dilingkungannya dan mengendalikan jg proses internal dan
impuls internal.
Penyimpangan fase phalik: kegagalan mengonsolidasi
maturitas dari ego dan superego.
 Faselaten(5/6-11/13 tahun)
Fase ini relatif tenang atau inaktifitas dalam
dorongan seksual setelah resolusi dari kompleks
oedipus shg usia pubertas.
Keberhasilan fase laten: Kematangan pebuh
ego dan supergo serta mulai bisa
mengondisikan diri dengan lingkungan luar.
Penyimpangan fase laten: Inner control yang
kurang menyebakan kurangnya minat belajar
dan prematuritas ego dan superego.
 Seorang anak dalam perkembangan
menghadapi konflik dengan
lingkungan. Anak berusaha
mengatasi konflik, anak dapat
berhasil dan dapat gagal dalam
setiap fase perkembangan. Bila anak
berhasil mengatasi konflik tersebut,
anak akan lebih mudah dalam
mengatasi konflik di fase berikutnya.
20
 Oral sensory stage(lahir -18 bulan)
- basic trust vs basic mistrust(HOPE)
 Muscular anal stage(18 bulan - 3 tahun)
- autonomy vs shame and doubt(WILL)
 Locomotor genital stage(3-5 tahun)
- initiative vs guil(PURPOSE)
 Stage of latency(5-13 tahun)
- industry vs inferiority(COMPETENCE)
 Stage of puberty and adolescence(13-21
tahun)
- ego identity vs role confusion(FIDELITY)
 Stage of young adulthood(21-40 thn)
- intimacy vs isolation(LOVE)
 Stage of adulthood(40-60 tahun)
- generativity vs stagnation(CARE)
 Stage of maturity(60 thn keatas)
- integrity vs despair(WISDOM)
 Perkembangan intelegensia anak
berdasarkan atas rangkaian yg
progresif dari suatu pola dimana
dasarnya adalah proses asimilasi
dan proses akomodasi.

23
1. Periode sensori-motor : lahir-1.5 thn
2. Periode pikiran pre operasional, tdd:
a. fase pre- operasional : 2-4 thn
b. fase intuitif : 4-7
thn
3. Periode operasi konkrit: 7-11 thn
4. Periode operasi abstrak atau
operasi formal : 11-18 thn
Age Periode Karakter Perkembangan Kognitif
0 sd 1.5 Sensori Dibagi atas 6 stage :
motor
    1. Inborn motor and sensory
reflexes
    2. Primary circular reaction
    3. Secondary circular reaction
    4. Use of familiar means to obtain
ends
    5. Tertiary circular reaction and
discovery throw active
experimentation
6. Insight and object permanent
25
2 sd 7 Preoperati Deferred imitation symbolic play,
on graphic imagery (drawing), mental
subperiod imagery and language

7 sd 11 Concrete Conversation of quantity, weight,


operation volume, length, time based on
reversibility by inversion or
reciprocity; operations, class
inclusion and seriation
11 sd 18 Formal Combinatorial system, whereby
operation variable are isolated and all possible
s combination are examined;
hyphothetical deductive thinking

26
 Merupakan suatu gangguan perilaku
yang ditandai dengan kurangnya
perhatian , perilaku terlalu aktif, dan
kurang bermodulasi dalam melakukan
suatu tugas.
 Merupakan suatu gangguan dalam
memproses dan memproduksi kontrol
terhadap sesuatu dimana terdapat
gangguan pada frontal lobes, brain stem
dan temporal lobes.
US
 School-age : 8-10%
 Boy: girl = 2:1
 girls are more likely diagnosed with
attentive type of ADHD
 Adolescence : 60-80%
 High risk with low socioeconomic
status
 Maternal exposure to toxins
 Smoking, drinking alcohol or
using drugs during pregnancy
 A family history of ADHD or
certain other behavioral and
mood disorders
 Premature birth
 ADHD frequently occurs along
with certain other conditions,
including:
 Hyperthyroidism
 Having a learning disability or
being a gifted learner
 Oppositional defiant disorder
 PENGARUH GENETIK
- Ada riwayat keluarga yang menglami ADHD
 GANGGUAN ORGANIK
- Kelainan anatomi otak dan gangguan fungsinya
- Dibuktikan melalui scan pada otak

 PENGARUH LINGKUNGAN
- Wanita yang merokok mendapat risiko tinggi
- Penggunaan dan konsumsi alkohol dan narkobabisa
menyebabkan penurunan aktivitas pada sel neuron
dalam memproduksi neurotransmitter
a) Predominantly Inattentive type
b) Predominantly hyperactive –
impulsive type
c) Combined type
 INATTENTIVE TYPE
- Gagal memberi perhatian dlm sesuatu hal,dan
selalu membuat kerusakan di sekolah
- Susah menetapkan “sustaining”perhatian ketika
mengerjakan kerja sekolah atau ketika bermain
- Sepertinya tidak mendengarkan ketika
seseorang berbicara dengannya
- Gagal mengikuti arahan yg diberikan,dan tdk
menyiapkan kerja sekolah
- Mengelak atau tdk suka kerja yg memerlukan
mental effort
- Selalu menghilangkan barang
- pelupa
 Impulsive type
- Selalu meninggalkn tmpt duduk ketika
kelas berlangsung
- Berlari dan memanjat secara
berlebihan dan tdk mau berehat
- Tdk dpt bermain tanpa membuat bising
- Bnyk bicara
- Menjawab sesuatu pertanyaan sebelum
pertanyaan habis disuarakn
- Tidak mau menunggu gilirannya
- Merebut atau menggangu org lain yg
sedang bermain
L lbh aktif berbanding p
P yg mengalami ADHD selalu
berangan, tetapi L mereka selalu
bermain dgn aktif tanpa arah tujuan
 ADHD pd anak L lebih mudah
diamati
(1) Inatensi Hiperaktifitas
Terdapat 6 atau lebih gejala berikut yang telah menetap selama sekurangnya 6
bulan.
 Sering gagal memberikan perhatian terhadap perincian atau melakukan
kesalahan yang tidak berhati-hati dalam tugas sekolah, pekerjaan atau
aktifitas lain.
 Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan atensi terhadap tugas
atau permainan
 Sering tidak tampak mendengarkan jika berbicara langsung
 Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah
 Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktifitas
 Sering menghindari dan membenci atau enggan untuk terlibat dalam tugas
yang memerlukan usaha mental yang lama
 Sering menghindari hal-hal yang perlu untuk tugas atau aktifitas
 Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuli luar
 Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari
(2) Impulsif Hiperaktivitas
Terdapat 6 atau lebih gejala berikut yang telah menetap selama
sekurangnya 6 bulan.
 Sering gelisah dengan tangan &kaki menggeliat di tempat duduk
 Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau tempat lain yang
diharapkan tetap duduk
 Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan
 Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktifitas
waktu luang secara tenang
 Sering siap-siap pergi atau bertindak seakan-akan didorong oleh
sebuah motor
 Sering bicara berlebihan
 Sering menjawab tanpa pikir terhadap pertanyaan sebelum
pertanyaan selesai
 Sering sulit menunggu gilirannya
 Sering memutus atau mengganggu orang lain.
B. Beberapa gejala yang menyebabkan gangguan
telah ada sebelum usia 7 tahun
C. Beberapa gangguan akibat gejala ada selama
dua atau lebih situasi
D. Harus terdapat bukti jelas adanya gangguan
yang bermakna secara klinis dalam gungsi sosial,
akademik atau fungsi pekerjaan
E. Gejala tidak terjadi semata-mata selama
perjalanan gangguan perkembangan pervasif,
skizofenia, atau gangguan psikotik lain
 
↑ DAT 1 → ↑ Reuptake DA → ↓ DA di
postsynapse → ↓ efek inhibisi
 ↓ DRD4 → ↓ efek inhibisi
 ↑ Beta dan Delta wave di otak
 Kerusakan pada frontal cerebri
 Lingkungan buruk menyebabkan
emosional yang buruk dan kegagalan
mencapai kesuksesan setiap fase
perkembangan psikis.
 Toksin dari lingkungan menyebabkan
kelebihan neurotransmitter eksitatorik.
1. NON FARMAKOLOGI
Terapi prilaku dan psikososial yang
melibatkan anak, orang tua dan sekolah
2. FARMAKOLOGI
- STIMULAN (Metilfenidat,
Dextroamphetamin)
- ANTI DEPRESI (Imipramin dan Dipramin)
- ALFA ADRENERGIK AGONIS (Klonidin)
 Language and Learning Disability (10-15%)
 Usually less hyperactive and more inattentive
 Tourette's Syndrome (70% with tics have ADHD)
 Oppositional Defiant Disorder (33% of ADHD patients)
 Conduct Disorder (25-50% of ADHD patients)
 Major Depression (20% of ADHD patients)
 Anxiety Disorder (25% of ADHD patients)
 Major Depression
 Anxiety Disorder
 Conduct Disorder
 Oppositional Defiant Disorder
 Poor Social skills
 Substance Abuse
 Anticonvulsants
 Antihistamines
 Decongestants
 Beta agonists
 Hypothyroidism
 Severe Anemia
 Chronic illness
 Hearing Impairment or vision
Impairment
 Sleep disorders
 Tourette's Syndrome
 Seizure disorder (Petit mal)
 Other learning disabilities
 Language disorders
 Mental retardation
 Fragile X Syndrome
 Unsafe or disruptive learning
environment
 School curriculum not well matched
to child's ability
 Family dysfunction or poor parenting
 Child Abuse or neglect
 Parental Psychopathology
 Gangguan pola perilaku yang menentang
peraturan (Oppositional Defiant Disorder /
ODD)
Anak dengan ODD sering tidak patuh kepada
peraturan dan punya kecenderungan untuk
menyusahkan orang lain. Sejumlah anak dengan
ADHD yang menunjukkan masalah tingkah laku
dapat didiagnosa dengan gangguan perilaku.
 Gangguan kelakuan (Conduct
disorder)
Gangguan perilaku adalah kelainan
psikiatrik yang serius dimana anak
bersifat agresif terhadap orang dan
binatang, merusak barang, dan
seringkali melanggar aturan di
masyarakat.
 Ketidak-mampuan belajar dan
berbahasa (Learning and language
disabilities) (10-15%)
25 sampai 30 persen anak dengan
ADHD juga mengalami masalah dalam
bahasa atau belajar. Anak dengan
kondisi penyerta ini dapat mengambil
manfaat dari terapi sekolah dan
bahasa, juga bantuan tambahan di
sekolah.
 Gangguan cemas (Anxiety disorder) 25% of
ADHD patients) dan Depresi (Depressive
disorder)
Tambahan pula, 33 persen anak dengan ADHD
juga memiliki kecemasan (anxietas) atau
gangguan alam perasaan (seperti depresi).
Anak dengan masalah ini dapat ditolong dengan
pengobatan tambahan, termasuk terapi bicara,
obat, atau keduanya.
 Gangguan bipolar (Bipolar disorder)
Salah satu keadaan yang lebih serius yang
mungkin terjadi bersamaan dengan ADHD
adalah gangguan bipolar. Sejumlah tanda yang
menunjukkan anak anda mempunyai gangguan
bipolar adalah rasa gembira yang berlebihan,
pola pikir cepat, dan kurang perlu tidur, sangat
iritabel, sensitif dan reaktif secara berlebihan
serta emosinya sering dikatakan seperti
 Enuresisadalah pengeluaran urin
yang tidak disadari.
 Toilet training tidak adekuat
 Golongan sosio-ekonomi rendah
 Gangguan perkembangan psikis
pada saat anak berumur 2-4 tahun
 Berdasarkan onset
- Enuresis primer
- Enuresis sekunder
 Berdasarkan waktu
- Enuresis diurnal
- Enuresis nokturnal
 Intervensi
perilaku
- Mengulang toilet training
- Mengiming-imingi anak
dengan hadiah maupun
hukuman
- Pembatasan cairan
sebelum tidur
- Menggunakan alarm yang
berbunyi bila basah
- BAK sebelum tidur
 Farmakologi
- Antidepresan. Misal, imipramin.
- Desmopressin asetat(DDAVP)
semprot hidung.
 Bahan aktif pada ibu hamil dan
menyusui
 Bahan aktif yang ditambahkan pada
obat-obatan untuk anak
 Bahan aktif yang ditambahkan pada
susu tambahan
 Bahan aktif yang ada di lingkungan
anak
Homosistein
Kadar homosistein yang tinggi dapat
menyebabkan cacat jiwa dan fisik.
Makronutrien(KH, lemak, protein).
Misal, malnutrisi.
Mikronutrien(vitamin dan mineral).
Misal, asam folat(cacat), besi(anemia),
vitamin-
vitamin(kelebihan/kekurangan), asam
lemak omega-3(perkembangan sel
saraf), dll.
Teratogenik. Misal, thalidomide.
Kematian fetus. Misal, NSAIDSearly
closure of DA.
Toksisitas. Misal, alkohol nikotin,
kokain, dll.
Pulveres: Saccharum lactis.
Sirup: Flavors, Alkohol.
Tablet kunyah: Flavors, Pemanis rasa.
Vaksin: Thimerosal.
 Kalsium
 Vitamin D
 EPA dan DHA
 Zat adiktif. Misal,
MSG,
pemanis(aspartam), pewarna,
pengawet(Na Benzoat), dll.
 Di badan. Misal, pewangi.
 Di kamar. Misal,
insektisida(organofosfat).
 Di rumah. Misal, MSG.
 Di sekolah. Misal, pensiklidin.
 Alkohol
 Karbon Monoksida
 Timbal
 Merkuri
 Mangan
 Arsen
 Pestisida
 Niktotin
 Fluorida
 Menyebabkan Fetal Alcohol
EffectFetal Alcohol
Syndromegangguan pada CNS.
 Resiko tinggi pada ibu yang
mengonsumsi alkohol 5 kali dalam
seminggu saat hamil.
 Kadar alkohol pada fetus>ibunya.
 Mengikat Hb dengan afinitas yang
lebih kuat dan daya tarik Hb yang
lebih dominan.
 Manifestasi klinis: gangguan perkembangan
intelenjensi, bisa menjadi retardasi mental
maupun hiperaktif.
 Timbal menghambat enzim yang berperan pada
sintesa heme. Pada sintesa heme, timbal
menghambat enzim ferro katalase yang
mengkatalis Fe untuk berikatan dengan
protoporfirin sehingga protoporfirin meningkat
kadarnya dalam darah.
 Terdapat pada: bedak, salep, pestisida,
baterai, bahan peledak, antiseptik, diuretik,
sisa pembakaran, cat, limbah pabrik, dll.
 Pemaparan: inhalasi, tertelan, kontak kulit.
 Manifestasi klinis: batuk, nyeri, sesak,
salivasi, sindroma nefrotik, gangguan GI,
gangguan pada mata, telinga, gangguan
CNS, akrodinia dan serebral palsi.
 Bisamerukan sel saraf dan
menggangu perkembangan
intelejensia.
 Dapat mengakibatkan kanker dan
gangguan perkembangan
intelejensia.
 Gangguan perkembangan
intelejensia(terutama daya ingat
yang rendah) dan gangguan
perkembangan motorik anak.
 Terdapat pada: air minum, pasta
gigi, dll.
 Fluorida mengganggu tumbuh
kembang dan dapat menyebabkan
kanker.
 Ibu hamil yang mengonsumsi
nikotinhipoksiagangguan
perkembangan sel sarafgangguan
perkembangan motorik dan psikis.
 Di samping itu, nikotin diteliti dapat
meningkatkan dopamin dan
menghambat resiko ADHD.

Vous aimerez peut-être aussi