Vous êtes sur la page 1sur 18

ALGA (Ganggang)

ABSTRAK
Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memiliki bentuk thalli yang
beragam, uniseluler atau multiseluler, dan berpigmen fotosintetik. Alga merupakan
tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang, dan daun yang sesungguhnya, tetapi
sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. Alga hidup ditempat-tempat yang
berair, baik air tawar maupun air laut dan tempat-tempat yang lembab. Alga
merupakan sumber daya nabati sebagai bahan kebutuhan hidup manusia. Ada yang
bergerak aktif dan ada yang tidak. Jenis alga yang bergerak aktif mempunyai alat
untuk bergerak yang berupa bulu-bulu cambuk atau flagel. Yang berjumlah satu atau
lebih.
Kata kunci : Alga, Uniseluler, Multiseluler

Tujuan

Lokasi

Untuk mengetahui jenis jenis alga dan mengenal


strukturnya

Dasar Teori
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas
mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga
bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan
paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisidivisi yang telah dibicarakan
sebelumnya, alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Oleh
sebab itu, sementara ahli taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua kelompok
saja yang diberi nama Cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan
spora) meliputi yang sekarang kita sebut dibawah nama Schizophyta, Thallophyta,
Bryophyta, dan Pteridophyta. (Iqbal, 2008: 55).
Classis Hepaticopsida berbentuk lembaran, mempunyai rhizoid, hidup di
tempat lembab dan berair. Reproduksi seksual membentuk arkegonium dan
anteredium. Classis Anthocerotpsida, hidup di temat lembab, mengalami
metagenesis antara fase sporofit dan gametofit. Bryopsida hidup ditempat yang
terbuka, batang tegak bercabang dan berdaun kecil. Reproduksi vegetatif dengan
membentuk kuncup pada cabang batang (Haspara, 2004: 89).
Bahwa sampai permulaan abad 20 telah dikenal 4 kelas Algae, yaitu
Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae dan Myxophyceae (Cyanophyceae).
Ahli Protozoologi menempatkan semua organisme bersel tunggal yang berkhlorofil,
berflagella seta motil dalam kelas Mastigophora dari filum Protozoa. Para pakar
botani mengeluarkan anggota-anggota tertentu dari deret (seri) Volvocin. (Ciremai,
2008: 43).
BAB I

1. Defenisi Alga (Ganggang)


Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memiliki bentuk thalli yang
beragam, uniseluler atau multiseluler, dan berpigmen fotosintetik. Alga merupakan
tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang, dan daun yang sesungguhnya, tetapi
sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. Alga hidup ditempat-tempat yang
berair, baik air tawar maupun air laut dan tempat-tempat yang lembab. Alga
merupakan sumber daya nabati sebagai bahan kebutuhan hidup manusia. Ada yang
bergerak aktif dan ada yang tidak. Jenis alga yang bergerak aktif mempunyai alat
untuk bergerak yang berupa bulu-bulu cambuk atau flagel. Yang berjumlah satu atau
lebih. Jenis yang tubuhnya bersel tunggal dan dapat bergerak aktif merupakan

penyusun plankton, tepatnya fikoplankton. Yang melekat pada sesuatu yang ada di
dalam air seperti batu atau kayu disebut bentos.
2. Ciri-ciri Alga (Ganggang)
Tubuh alga memiliki zat warna (pigmen), yaitu :

Fikosianin : warna biru


Klorofil : warna hijau
Fikosantin : warna piran/coklat
Fikoeritrin : warna merah karoten/warna keemasan
Xantofil : warna kuning
Alga bersifat autotrof. Hampir semua alga bersifat eukariotik. Alga dibagi
menjadi beberapa kelas yaitu :

1.
2.
3.
4.
5.

Chlorophyta (ganggang hijau)


Rhodophyta (ganggang merah)
Phaeophyta (ganggang coklat/perang)
Chrysophyta (ganggang keemasan)
Cyanophyta (ganggang biru)

3. Habitat Alga (Ganggang)


Umumnya hidup di air tawar (90%) yang merupakan suatu penyusun plankton
atau sebagai bentos bersel besar, ada yang hidup di air laut (10%), terutama dekat
pantai. Ada jenis cholorophyta yang hidup pada tanah-tanah basah. Bahkan
diantaranya ada yang interaseluler pada binatang rendah. Beberapa anggotanya hidup
di air mengapung atau melayang, dan ada yang hidup melekat pada tumbuhan
ataupun hewan.
`

Reproduksi Alga (Ganggang)

Reproduksi alga dapat terjadi secara vegetatif dan Generatif. Reproduksi Generatif
dilakukan dengan cara peleburan dua gamet, baik melalui isogami dan oogami.
Isogami adalah proses peleburan gamet jantan dan betina yang bentuk dan
ukurannya sama besar. Kedua macam gamet tersebut disebut isogamet. Oogami atau

Heterogami adalah proses peleburan antara dua gamet yang berbeda sifat dan
ukurannya. Gamet betina berukuran besar dan imotil, sedangkan gamet jantan
berukuran kecil dan motil.
Reproduksi Vegetatif dilakukan dengan cara pembelahan biner, fragmentasi,
atau pembentukan zoospora.

Pembelahan biner, adalah pembelahan alga menjadi dua bagian yang sama.

Fragmentasi, merupakan bentuk reproduksi dengan cara pemutusan bagian tubuh


menjadi beberapa bagian.

Zoospora

Konjugasi, bentuk reproduksi generatif yang ditandai dengan adanya penonjolan


dua sitoplasma pada dua benang ganggang yang berdekatan.

1. Klasifikasi Alga (Ganggang)


2. . Divisi Chlorophyta (ganggang hijau)
3.
Klasifikasi
4.
Kingdom : Plantae
5.
Divisio : Chlorophyta
6.
Kelas
: Chlorophyceae
7.
Ordo
: Halimedales
8.
Genus
: Caulerpa
9.
Spesies
: Caulerpa racesmosa
a. Pengertian Chlorophyta
Chlorophyta merupakan kelompok besar yang anggotanya terdiri
dari alga hijau yang hidup sebagai plankton air tawar dan sebagian kecil
di air laut. Berbentuk filamen nonmotil atau thaloid, dan mempunyai
flagella. Sel-sel nya dikelilingi oleh dinding selulosa yang sama dengan
tanaman hijau multiseluler seperti halnya kloroplasnya.
b. Habitat Chlorophyta
Chlorophyta umumnya hidup di air tawar (90%) yang merupakan
suatu penyusun plankton atau sebagai bentos bersel besar, ada yang hidup
di air laut (10%), terutama dekat pantai. Ada jenis cholorophyta yang

hidup pada tanah-tanah basah. Bahkan diantaranya ada yang interaseluler


pada binatang rendah. Beberapa anggotanya hidup di air mengapung atau
melayang, dan ada yang hidup melekat pada tumbuhan ataupun hewan.
c. Struktur Tubuh
Struktur tubuhnya bervariasi baik dalam ukuran, bentuk maupun
susunannya. Untuk mencakup sejumlah besar variasi tersebut, alga hijau
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Sel tunggal (uniseluler) dan motil
2. Sel tunggal (uniseluler) dan non motil
3. Sel senobium (koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga
mempunyai bentuk yang relatif tetap)
4. Koloni tak beraturan
5. Filamen (ada yang bercabang dan tidak bercabang)
6. Heterotrikus (filamen bercabang bentuknya terbagi menjadi prostate
dan erect)
7. Tubular (talus yang memilki banyak inti tanpa sekat melintang)
d. Struktur Sel
1. Dinding Sel, tersusun atas dua lapisan dalam yang tersusun atas
selulosa dan lapisan luar tersusun atas pektin. Tetapi ada beberapa alga
bangsa volvocales dindingnya tidak mengandung selulosa, tetapi tersusun
atas glikoprotein.
2. Kloroplas, terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang
terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a, klorofil b, beta karoten, serta
berbagai macam xantifil. Bentuk kloroplas sangat bervariasi.
e. Cadangan Makanan
Cadangan makanan berupa amilumseperti pada tumbuhan tinggi,
tersusun sebagai tantai glukosa tidak bercabang yaitu amilase dan rantai
yang bercabang amilopektin.
f. Contoh Chlorophyta
1. Chlorella : bersel satu, bentuk bulat, kloroplas menyerupai mangkuk
atau lonceng, hidup di air tawar/payau/darat, pembiakan vegetatif dengan
pembelahan sel dan tiap sel membentuk 4 sel anakan.
2. Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang
disebut selada air dan dapat dimakan.
3. Spiroggyra : berbentuk benang (filamen) silindirs, hidup di kolam,
sawah atau perairan yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan

fragmentasi, generatif dengan konjugasi yaitu dua Spirogyra yang


bertonjolan berdekatan, kemudian dua tonjolan bergabung membentuk
pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku sebagai gamet, gamet sel
yang satu pindah ke gamet sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan
diikuti kariogami, hasil persatuan ini berupa zigospora diploid,
zigosporamengadakan meiosis dan tumbuh menjadi benang baru yang
haploid, dan hanya satu sel yang menjadi individu baru.
4.

Chlamidomonas : berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu

vakuola dan satu nukles. Ditemukan butir stigma dan pirenoid yang berfungsi
sebagai pusat pembentukan tepung. Reproduksi dilakukan dengan membelah
diri dan konjugasi.
5.

Euglena : juga dikelompokkan ke dalam protozoa, karena selain

mempunyai klorofil juga dapat berpindah tempat.


6. Hydrodictyon : di temukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala.
Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni
menghasilkan zoospora, sedangkan generatif dengan konjugasi sel gamet
yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora.
7. Oedogonium : biasanya melekat pada tanaman air, rumah siput dll.
8. Chara : bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air
tawar. Batang beruas-ruas dan tiap ruas bercabang kecil.
4. Peranan Alga (Ganggang)
Peranan Cholorophyta dalam Kehidupan
Menguntungkan :
1.

Sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai

makanan air tawar


2. Dapat dipakai sebagai makanan, misalnya Ulva dan Chlorella
3. Penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewanhewan air
Merugikan :
1. Ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga
air akan berubah warna dan berbau.

BAB II
Hasil Pengamatan
1.

2.

3. H

4. M

Pembahasan :
Dalam mempelajaari suatu ilmu, sebelumnya kita harus memahami bahasan
yang akan kita pelajari. Pada praktikum kali ini kita mempelajari Sistematika

Tumbuhan Cryptogamae. Dalam mengetahui klasifikasi, taksonomi, kekerabatan dan


asal-usul suatu makhluk hidup diperlukan sistematika. Sistematika didefinisikan
sebagai studi ilmiah tentang jenis-jenis dan keanekaragaman organisme dan semua
kekerabatan di antara organisme tersebut.
Disini kami khusus mempelajari tumbuhan Cryptogamae. Tumbuhan
Cryptogamae adalah tumbuhan tingkat rendah yang alat perkembangbiakannya
tersembunyi dan reproduksinya dengan spora. Sehingga sistematika yang kami
pelajari yaitu Sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Sistematika Tumbuhan
Cryptogamae yaitu di dalamnya terdapat klasifikasi, taksonomi, kekerabatan, asalusul tumbuhan Cryptogamae. Ilmu yang mempelajari teori dan prinsip, prosedur dan
peraturan klasifikasi disebut dengan toksonomi.
Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaanpersamaan ciri, cara hidup, tempat hidup, daerah penyebaran dan genetis. Tujuan
klasifikasi tersebut antara lain mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk
membedakan tiap-tiap jenis agar mudah dikenal, dan mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan persamaan ciri.
Pada Praktikum Kerja Lapangan kali ini kami mengamati 3 Divisi yaitu
Divisi Pteridophyta, Divisi Bryophyta, dan Divisi Thallophyta dengan Sub Divisi
Algae. Divisi tersebut Kami mengamati 5 Species dari Divisi Peteridophyta, 3
Species dari Divisi Bryophyta, dan 8 Species dari Divisi Thallophyta dengan Sub
Divisi Algae. Divisi yang kami amati diantaranya:
1. Divisi Thallophyta dengan Sub Divisi Algae (Ganggang)
Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air
tawar maupun air laut. Semua sel mempunyai plastida dan di dalam plastida terdapat
zat- zat warna derivat klorofil, yaitu klorofil-a dan klorofil-b atau kedua-duanya.
Selain itu terdapat pula zat- zat warna lain dan zat warna inilah yang justru kadangkadang lebih menonjol, sehingga menyebabkan kelompok-kelopmpok ganggang
tertentu diberi nama menurut warna tadi.
Algae termasuk golongan tumbuhan berklorofil dengan jaringan tubuh yang
secara relatif tidak terdeferensiasi, tidak membentuk akar, batang, dan daun. Tubuh

ganggang secara keseluruhan disebut talus. Hidupnya di air, baik air tawar maupun
air laut.
Pengamatan Sub Divisi Algae, kami lakukan di Pantai Krakal (Yogyakarta).
Dari pengamatan yang kami lakukan, spesies dari Sub Divisi Algae yang kami
dapatkan dan kami amati antara lain: 4 Species dari ganggang hijau yaitu: Ulva sp.,
Enteromorpha sp., Halycistis sp., Caulerpa sp., 2 Species dari ganggang pirang yaitu
Turbinaria sp. dan Padina sp., dan 2 Species dari ganggang merah yaitu Gracilaria
sp. dan Corallina sp.
Dari beberapa Algae yang kami amati, yang merupakan Classis
Chlorophyceae atau ganggang hijau diantaranya Ulva sp., Enteromorpha sp.,
Halicystis sp., dan Caulerpa sp. Karena tubuh berupa sel tunggal dan bersel banyak.
Yang berupa sel tunggal membentuk koloni yang bentuknya bermacam-macam.
Yang berbentuk filamen yang tidak bercabang atau bercabang, menggarpu,
menyerupai lembaran, bantalan atau berbentuk seperti pohon. Pada Classis
Chlorophyceae disebut juga ganggang hijau karena sel-selnya mempunyai klroplas
yang berwarna hijau yang mengandung klorofil a dan klorofil b serta karetonoid.
Pada Species Ulva sp. dan Enteromorpha sp. termasuk dalam Ordo Ulotrichales,
karena sel-selnya mempunyai satu inti dan satu kloroplas yang masih membentuk
koloni berupa benang yang bercabang atau tidak. Yang lebih tingkatannya berbentuk
talus yang lebar dan melekat pada suatu alas. Perbandingan dari kedua species
tersebut yaitu pada species Ulva sp. talus menyerupai daun salada sedangkan pada
Enteromorpha sp. koloni berbentuk pipa atau pita. Pada Species Halicystis sp. dan
Caulerpa sp. termasuk dalam Ordo Siphonales karena bentuknya bermacam-macam
dan talusnya tidak mempuyai dinding pemisah yang melintang sehingga dinding
selnya menyelubungi massa plasma yang mengandung banyak inti dan kloroplas.
Perbandinagan antara Species Halicystis sp. dan Caulerpa sp. yaitu pada Halicystis
sp. talus berbentuk seperti gelembung berwarna hijau dan banyak inti sedangkan
pada Caulerpa sp talus bagian atas menyerupai daun dan besarnya sampai beberapa
dm, berguna untuk asimilasi dan dinamakan assimilator.
Classis Rhodophyceae atau ganggang merah yang kami amati yaitu pada
Species Corallina sp dan Gracilaria sp. Species Corallina sp. dan Gracilaria sp.

dimasukkan dalam Classis Rhodophyceae, karena ganggang tersebut berwarna


merah smpai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerah-merahan.
Kromatofora berbentuk cakram atau suatu lembaran, mengandung klorofil a dan
karetonoid, tetapi warna itu tertutup oleh fikoeritrin. Species Corallina sp. termasuk
dalam Ordo Cryptonemiales, karena tubuhnya menyerupai kerak dan melekat di atas
batu karang. Tubuhnya mengandung kapur dan bersegmen-segmen. Species
Gracilaria sp. termasuk dalam Ordo Gigartinales, karena tubuhnya silindris dengan
garis tengah 2-3 mm bercabang-cabang. Perbandingan yang menonjol dari Corallina
sp. dan Gracilaria sp. yaitu pada Corallina sp. talus menyerupai kerak dan melekat
di atas batu karang. Tubuhnya mengandung kapur dan bersegmen-segmen sedangkan
pada Gracilaria sp. talusnya silindris dengan garis tengah 2-3 mm bercabangcabang. Selain itu, pada Gracilaria sp. talusnya seperti Ulva sp. tetepi lebih tebal dan
punya sistikarp.
Classis Phaeophyceae atau ganggang pirang yang kami amati yaitu Species
Padina sp. dan Turbinaria sp. Dimasukkan dalam Classis Phaeophyceae, karena
ganggang tersebut berwarna pirang. Dalam kromatoforanya terkandung klorofil-a,
karotin dan xanofil, tetapi terutama fikosanin yang menutupi warna lain dan
menyebabkan ganggang ini berwarna pirang. Species Padina sp. termasuk dalam
Ordo Dictyotales karena talus berbentuk pita yang bercabang-cabang menggarpu.
Species Turbinaria sp. termasuk Ordo Fucales karena talus berbentuk pita, kaku
seperti kulit, bercabang-cabang menggarpu dan melekat dengan alat pelekat yang
berbentuk cakram. Ujung-ujung cabang talus itu agak membesar dan mempunyai
lekukan-lekukan yang disebut konseptakel. Tubuhnya seperti semak atau pohon yang
seolah-olah mempunyai akar, batang, dan daun. Perbandingan antara Padina sp. dan
Turbinaria sp. yaitu pada Padina sp. terdiri dari sel yang berbentuk menyerupai
kipas dengan bagian tepi menggulung, terdapat rambut halus yang tersusun
konsentris sebagai tempat gametangia dan sporangia talusnya berbentuk setengah
lingkaran, mengalami penebalan gametangium. Sedangkan pada Gricilaria sp.
ujung-ujung talus agak membesar dan mempunyai lekukan-lekukan yang disebut
konseptakel. Tubunhya seperti pohon atau semak yanh seolah mempunyai akar,
batang dan daun. Bentuk talus seperti terompet. Daunnya menggangsing melebar

hingga distal akhir membentuk batas helaian mahkota melalui barisan gigi. Vesikula
berada di tengah mahkota. Gametangia berongga pada permukaan reseptakel, talus
bercabang mempunyai filoid seperti piramida atau corong yang melekat pada sumbu
utama. Gelembung udara terletak pada filoid.
2. Divisi Bryophyta (Tumbuhan Lumut)
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati, walaupun masih banyak
yang menyukai tempat yang lembab dan basah (pada kulit kayu, batuan, dan
tembok). Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut
(Sphagnum sp). Walaupun demikian lumut masih sangat memerlukan air, tanpa air
organ reproduksinya tidak dapat masak atau pecah (merekah). Pada lumut, akar yang
sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar
semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara
tumbuhan bertalus (Thallophyta) dengan tumbuhan berkormus (Kormofita). Lumut
mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Divisi Bryophyta merupakan golongan tumbuhan dianggap setingkat lebih
maju dibanding dengan kelompok Algae dan Fungi, karena mempunyai
gametangium dan sporangium yang multiseluler serta dilapisi oleh sel-sel steril. Pada
umumnya mempunyai warna yang benar-benar hijau karena danya klorifil a dan b.
Dilihat dari habitatnya tumbuahn ini telah menunjukan peralihan dari tempat aquatik
menuju tumbuhan darat, sehingga tumbuhan ini telah menyesuaikan diri dengan
kehidupan sebagai tumbuhan darat.
Tumbuhan lumut mempunyai penyebaran yang sangat luas, bersifat
kosmopolit mulai dearah kutub sampai pada daerah tropika, digunung maupaun
didatarn rendah. Hidup pada batuan, cadas, tembok, dan ada yang tumbuh diatas
pohon sebagai epifit. Hampir semua lumut bersifat terestrial namun kebanyakan
lebih menyukai pada tempat-tempat yang basah.
Pengamatan tumbuhan Divisi Bryophyta, kami lakukan di Kost Rizqi
(Sukoharjo). Species yang kami amati dari Divisi Bryophyta antara lain: Riccia sp.
(lumut hati), Marchantia geminata (lumut hati), Andreaea sp. (lumut daun). Dari
pengamatan tersebut kami dapat mengetahui habitat dan ciri morfologi dari ketiga
species yang kami amati tersebut.

Riccia sp. dan Marchantia geminata termasuk dalam lumut hati dan
dimasukkan dalam Classis Hepaticopsida karena lebih dikenal dengan nama lumut
hati. Gametofit pada umumnya berbentuk seperti pita yang bercabang, dorsiventral,
menempel pada tanah dengan perantara rhizoid. Sporofit tidak memounyai sel-sel
yang mengandung kloroplas dan tidak ada jaringan steril yang disebut kolumela.
Riccia sp. daan Marchantia geminata dimasukkan dalam Familia Marchantiales
karena talus seperti pita, agak tebal, berdaging, bercabang menggarpu, dan
mempunyai rusuk

tengah yang tidak begitu tidak menonjol. Sisi bawah talus

terdapat sisik-sisik ventral (sisik perut), juga terdapat rhizoid. Sedangkan Andreaea
sp. termasuk lumut daun dalam Classis Bryopsida, karena tubuh gametofitnya sudah
dapat dibedakan antara batang, dan daun meskipun belum mempunyai akar selain
rhizoid. Sporofit terdiri dari: kaki, seta, dan kapsul.
Lumut hati (Riccia sp.) mempunyai ciri-ciri yaitu gametofit umumnya
berbentuk seperti pita yang bercabang, dorsiventral, menempel pada tanah dengan
perantara rizoid. Sporofit tidak mempunyai sel-sel yang mengandung kloroplas dan
tidak ada jaringan steril yang disebut kolumela. Lumut hati daun masih berbentuk
talus dan mempunyai percabangan dikotom, tetapi tidak mempunyai gemma cup.
Habitat dari lumut hati yaitu ditempat yang lembab.
Lumut hati (Marchantia geminata) termasuk dalam lumut hati. Gametofit
umumnya berbentuk seperti pita yang bercabang, dorsiventral, menempel pada tanah
dengan perantara rizoid. Sporofit tidak mempunyai sel-sel yang mengandung
kloroplas dan tidak ada jaringan steril yang disebut kolumela. Lumut hati daun masih
berbentuk talus dan mempunyai percabangan dikotom dan mempunyai gemma cup.
Habitat dari lumut hati yaitu ditempat yang lembab.
Lumut daun (Andreaea sp.) termasuk dalam lumut daun. Gametofit sudah
dapat dibedakan antara batang dan daun. Meskipun belum mempunyai akar selain
rhizoid. Sporofit terdiri dari kaki, seta, dan kapsul. Setanya pendek bahkan tidak ada,
sedang bagian kapsul tersusun atas kotak spora dimana di dalamnya terdapat
kolumela. Habitat dari lumut hati yaitu ditempat yang lembab.
3. Divisi Pteridophyta (tumbuhan paku)

Divisi Pteridophyta pada tumbuhan paku yang menonjol adalah sporofitnya.


Tumbuhan ini termasuk golongan tumbuhan tingkat rendah yang paling tinggi
tingkatannya, karena sudah mempunyai ikatan pembuluh, akar sesungguhnya, dan
sporofit dapat dapat hidup bebas tidak tergantung pada gametofitnya.
Berdasarkan pengamatan kelompok kami yang dilakukan bersamaan dalam
pengamatan tumbuhan lumut, kami memperoleh tumbuhan paku yaitu Selaginella
ciliaris (paku rambat), Adiantum cuneatum (suplir), Drynaria quercifolia (paku daun
kepala tupai), Marsilea crenata (semanggi), dan Equisetum hymenale (paku ekor
kuda).
Tumbuhan Paku Ekor Kuda (Equisetum hymenale) temasuk dalam Classis
Equisetinae, karena mempunyai sporofit yang batangnya bercabang-cabang dan
berbuku-buku, mempunyai stobilus yang berbentuk seperti kerucut. Sporofil
berbentuk seperti perisai dengan jumlah sporangium pada sisi bawah. Paku ekor
kuda mempunyai akar, batang yang beruas-ruas, dan daun. Tumbuhan paku ekor
kuda mempunyai dua tunas yaitu tunas steril dan tunas fertil. Habitat ditempat yang
lembab.
Semanggi (Marsilea crenata) termasuk dalam tumbuhan paku karena sudah
mempunyai akar, batang dan daun. Semanggi termasuk dalam Classis Filicinae,
karena sudah mempunyai sususnan tubuh yang paling sempurna. Semanggi
mempunyai sorus dalam satu sporofit terdapat dalam sporakarpium yang bentuknya
seperti kacang. Semanggi mempunyai batang yang merayap. Di buku-buku batang
ke bawah membentuk akar, ke atas membentuk daun yang bertangkai panjang yang
muncul diatas permukaan air dengan helaian daun yang berbelah. Sporakarpium
keluar diatas tangkai daun. Habitat Semanggi biasanya hidup di air, rawa, atau
danau.
Paku Daun Kepala Tupai (Drynaria quercifolia) termasuk dalam tumbuhan
paku Classis Filicinae karena sudah mempunyai akar, batang dan daun. Paku dau
ekor kepala tupai termasuk paku epifit, kadang-kadang menempel pada pohonpohon. Daunnya berbagi menyirip sampai dekat tulang daun. Daun berbentuk sarang
bulat telur dengan kaki berbentuk jantung. Sorus terletak di bawah daun. Habitatnya
di tempat yang lembab, kadang-kadang menempel pada pohon atau tembok.

Paku rambat (Selaginella ciliaris) termasuk dalam tumbuhan paku Classis


Lycopodinae karena sudah mempunyai akar, batang dan daun. Paku rambat
mempunyai daun fertil yang biasanya terkumpul di ujung batang merupakan
rangkaian berbentuk bulir atau strobilus. Selaginella ciliaris terdapat ligula yang
berfungsi suntuk menyerap air. Habitat dari paku rambat biasanya ditempat lembab.
Suplir (Adiantum cuneatum) termasuk dalam Classis Filicinae karena sudah
mempunyai susunan tubuh yang paling sempurna yaitu: akar, batang, dan daun.
Semanggi mempunyai daun majemuk menyirip beberapa kali, sorus berbentuk
bangun ginjal, jorong, atau bangun garis. Sorus terletak pada tepi yang berlipat ke
bawah yang berfungsi sebagai indusium (selaput penutup sorus). Habitat dari suplir
biasanya di tempat yang lembab. Termasuk dalam tumbuhan paku karena sudah
mempunyai akar menempel pada tanah, batang dan daun.

Kesimpulan
1.

Sistematika Tumbuhan Cryptogame adalah tumbuhan tingkat rendah yang alat


perkembiakannya tersembunyi dan reproduksinya dengan spora.

2. Sub Divisi Algae (ganggang) merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air
tawar maupun air laut. Semua sel mempunyai plastida dan di dalam plastida terdapat
zat- zat warna derivat klorofil, yaitu klorofil-a dan klorofil-b atau kedua-duanya.
3.

Divisi Bryophyta merupakan golongan tumbuhan dianggap setingkat lebih maju


dibanding dengan kelompok Algae dan Fungi, karena mempunyai gametangium dan
sporangium yang multiseluler serta dilapisi oleh sel-sel steril.

4.

Divisi Pteridophyta Pada tumbuhan paku yang menonjol adalah sporofitnya.


Tumbuhan ini termasuk golongan tumbuhan tingkat rendah yang paling tinggi
tingkatannya, karena sudah mempunyai ikatan pembuluh, akar sesungguhnya, dan
sporofit dapat dapat hidup bebas tidak tergantung pada gametofitnya.

5. Dalam Praktikum Kerja Lapangan (PKL) Sistematika Tumbuhan Cryptogamae kami


mengamati dan mencatat 8 species dari Divisi Algae (ganggang) yaitu: Ulva sp.
(ganggang hijau), Enteromorpha sp. (ganggang hijau), Caulerpa sp. (ganggang
hijau), Halicystis sp. (ganggang hijau), Turbinaria sp. (ganggang pirang), Padina sp.
(ganggang pirang), Gracilaria sp. (ganggang merah), dan Corallina sp. (ganggang
merah). 3 species dari Divisi Brypohyta ( tumbuhan lumut) yaitu: Riccia sp. (lumut
hati), Marchantia geminata (lumut hati), dan Andreaea sp. (lumut daun). Dan juga 5
species dari Divisi Pteridophyta (tumbuhan paku) yaitu: Drynaria quercifolia (paku
daun kepala tupai), Selaginella ciliaris (paku rambat), Equisetum hymenale (paku
ekor kuda), Adiantum cuneatum (suplir), dan Marsilea crenata (paku air).
6.

Pada Sub Divisi Algae kami menemukan 3 Classis dari species yang kami amati
diantaranya Classis Chlorophyceae, Phaeophyceae, dan Rhodophyceae.

7. Pada Divisi Bryophyta dalam pengamatan kami menemukan 2 Classis dari species
yang kami amati yaitu Classis Hepaticopsida dan Classis Bryopsida.
8.

Sedangkan pada pengamatan Divisi Pteridophyta (tumbuhan lumut) kami


menemukan 3 Classis dari species yang kami amati yaitu Classis Lycopodinae,
Equisitinae, dan Filicinae.

9.

Habitat dari Sub Divisi Algae yaitu di laut, habitat dari Divisi Bryophyta yaitu
ditempat yang lembab, sedangkan habitat dari Divisi Pteridophyta yaitu ditanah
tetapi masih dalam tempat yang lembab.

Daftar Pustaka

Ciremai, 2008. Biologi Laut. Jakarta: PT. Gramedia.


Haspara, 2004. Biologi. Surakarta: Widya Duta.
Iqbal, Ali. 2008. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Jakarta: Erlangga.

Vous aimerez peut-être aussi