Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyebutkan
bahwa pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat dan
mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional.
Apabila dihubungkan dengan pekerjaan tertentu,
life skills dalam lingkup pendidikan nonformal
ditujukan pada penguasan vokasional skills yang
intinya terletak pada penguasaan keterampilan secara
khusus (spesifik). Apabila dipahami dengan baik,
maka dapat dikatakan bahwa life skills dalam
pemaknaan
program
pendidikan
nonformal
diharapkan dapat menolong mereka untuk memiliki
harga diri mencari nafkah dalam konteks peluang
yang ada di lingkungannya. Program pendidikan
keterampilan mempunyai nilai strategis karena
mempunyai sasaran kelompok masyarakat kurang
mampu dan pengangguran. Pendidikan keterampilan
terfokus pada usaha untuk mengentaskan masyarakat
marginal agar bisa hidup secara mandiri. Ace Suryadi
(2009:136).
Untuk membantu mewujudkan kesiapan sumber
daya alam atau life skills
dalam arti potensi
masyarakat, pendidikan luar sekolah dapat mengambil
peran yang sangat penting mengingat pendidikan luar
sekolah ada, tumbuh, berkembang, ditengah-tengah
masyarakat. Pendidikan luar sekolah bukan sesuatu
yang aneh untuk masyarakat, karena itulah program
pembelajaran melalui jalur pendidikan luar sekolah
selalu terarah pada usaha meningkatkan kemampuan
masyarakat
untuk
memacahkanpermasalahanpermasalahan yang dihadapi setiap hari.
Keberadaan penddikan nonformal adalah
mengakomodir warga masyarakat yang karena suatu
hal kebutuhan akan pendidikan tidak terlayani oleh
pendidikan jalur persekolahan. Pendidikan nonformal
adalah usaha yang terorganisir secara sistematis dan
kontinyu diluar sistem sekolah, melalui hubungan
sosial untuk membimbing individu, kelompok dan
masyrakat agar memiliki sikap dan cita-cita sosial
yang efektif guna meningkatkan taraf hidup dibidang
materil, sosial dan mental dalam rangka usaha
mewujudkan kesejahteraan sosial. Mustofa Kamil,
(2009: 13).
3. Konfirmabilitas
Kriteria untuk menilai kualitas hasil
penelitian dengan penelurusan dan pelacakan
catatan/rekaman data lapangan dan koherensinya
dalam interpretasi dan simpulan hasil penelitian
yang dilakukan auditor.Untuk penilaian kualitas
hasil penelitian ini dilakukan oleh auditor
independen.Auditor dalam penelitian ini adalah
dosen pembimbing dan penguji yaitu bpk.I Ketut
Atmaja selaku dosen pembimbing, bapak prof.
Yatim Riyanto dan bpk. Heri Susilo selaku dosen
penguji. Untuk melakukan audit konfirmabilitas
ini dapat dilakukan secara simultan dengan
pelaksanaan audit dependabilitas. Sehingga jika
hasil audit tersebut menunjukkan adanya
konfirmabilitas,
maka
hasil
penelitian
kualitatifnya bisa diterima dan diakui.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan pelatihan ketrampilan membuat
tas sebagai upaya memberdayakan ibu-ibu
PKK.
a. Pengorganisasian Peserta Didik.
Peserta didikyang mengikuti pelatihan
keterampilan pembuatan tas dari daur ulang
sampah plastik ini rata-arat adalah ibu rumah
tangga yang tidak mempunyai pekerjaan, peserta
didik yang mengikuti pelaksanaan pelatihan
keterampilan membuat tas dari daur ulang
sampah plastik ini berjumlah 10 orang yang
berusia rata-rata diatas 40 tahun.
Pengorganisasian peserta didik dalam
pelaksanaan pelatihan membuat tas dari daur
ulang sampah plastik ini tidak dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil, semua peserta diidik
mendapatkan materi secara bersama-sama, agar
peserta didik mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman yang sama.
Aspek pengorganisasian peserta didik
dapat dikatakan tepat karena peserta pelatihan
hanya berjumlah 10 peserta, sehingga proses
pelatihan dilakukan secara bersama-sama dalam
kelompok besar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Anwar, (2006:95) yaitu yang menyatakan
pengorganisasian peserta pelatihan dalam
jumlah kecil dapat menyajikan peluang belajar
yang lebih besar karena interaksi diantara
mereka dapat efektif.
b. Pengorganisasian Tujuan Dan Bahan Ajar
Dalam pelatihan membuat tas dari daur
ulang sampah plastik ini bahan ajar yang
digunakan sudah cukup tepat, karena tutor
mengetahui apa yang diinginkan oleh peserta
didik dalam pelatihan.
Adanya tujuan pelatihan dan bahan ajar
yang baik, maka bisa di katakan bahwa
pelatihan ini mempunyai arah tujuan, indicator
keberhasilan pelatihan, serta mempunyai
persiapan pelaksanaan pelatihan yang baik.
Bahan ajar yang diberikan kepada para
peserta pelatihan berupa bahan ajar dan
A. Saran
Berdasarkan kenyataan yang berkaitan dengan
adanya fokus penelitian di atas, maka ada beberapa
saran yang diajukan peneliti sebagai berikut :
1. Sebaiknya tutor atau penyelenggara dalam
pelatihan keterampilan membuat tas dari daur
ulang sampah plastik ini menjalin kerja sama
dengan lembaga lain agar para lulusan atau peserta
didik setelah mengikuti pelatihan ini bisa bekerja
di berbagai tempat.
2. Dalam pelaksanaan pelatihan membuat tas dari
daur ulang sampah plastik ini, perlu ditambah
jumlah tutor yang ahli dibidang membuat tas.
Hendaknya pelatihan membuat tas dari daur ulang
sampah plastik benar-benar dimanfaatkan sebagai
modal dalam motivasi berwirausaha pribadi
maupun kelompok untuk menambah penghasilan
serta meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
hidup peserta didik.
3. Pelatihan keterampilan membuat tas dari daur
ulang sampah plastik ini sebaiknya dilanjutkan
terus karena pelatihan ini berdampak positif bagi
masyrakat.
Suryadi,
Timpenyusun.PanduanPenulisandanPenilaianSkripsiU
niversitasNegeriSurabaya. Surabaya:
Unesa University pres
Tim penyusun. 2011. MenulisIlmiah: BukuAjar MPK
Bahasa Indonesia. Surabaya: Unesa
University pres
Undang-undang SISDIKNAS NO. 20 Tahun 2003.
System Pendidikan Nasional. Surabaya:
Media Centre.
yusi-wiliantika . Tips Membuat Tas Cantik.
lhttp://yusiwiliantika.blogspot.com/2012/0
1/tips-membuat-tas-plastik.htm diakses
pada tgl 2 mart 2013 jam 15.00.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill
education). Bandung: Alfabeta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.2001. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua.
Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman
Umum Pelaksanaan Pendidikan Berbasis
Keterampilan Hidup (life skills) Melalui
Pendidikan Broad Based Education Dalam
Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Ditjen
PLS dan Pemuda.
Huraerah, Abu. 2008. Pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat model &
strategi
pembangunan
berbasis
kerakyatan.Bandung: Humaniora.
Kamil,
10