Vous êtes sur la page 1sur 85

HEALTH, SAFETY, SECURITY, ENVIRONMENTAL

(HSSE)

- KEGIATAN FUNGSI HSSE DI PEP Disiapkan Untuk Pendidikan BPS

PT PERTAMINA EP

HSSE PT PERTAMINA EP

Bangkitkan Energi Negeri


CONFIDENTIAL AND PROPRIETARY
Any use of this material without specific permission of PT Pertamina EP is strictly prohibited

BIODATA

1. Nama
2. Jabatan
3. Status
4. Tel
5. Fax
6. Email
7. Riwayat Pekerjaan

: Krisman J. Sihotang
: HSSE Operation Manager Asset 1
: 203
: 08125510068
:
: krisman.sihotang@pertamina.com
:

PERKENALAN DAN HSE PAUSED

4
5

QUIS

GAMBARAN UMUM KEGIATAN DAN RISIKO


KERJA DI PEP

KONSEP DASAR HSSE SEBAGAI ASPEK


DAN FUNGSI

PENERAPAN SMHSE DI PERTAMINA EP

PERKENALAN DAN HSE PAUSED

4
5

QUIS

GAMBARAN UMUM KEGIATAN DAN RESIKO


KERJA DI PEP

KONSEP DASAR HSE SEBAGAI ASPEK


DAN FUNGSI

PENERAPAN SMHSE DI PERTAMINA EP

LETS START.!

PERKENALAN DAN HSE PAUSED

4
5

QUIS

GAMBARAN UMUM KEGIATAN DAN RESIKO


KERJA DI PEP

KONSEP DASAR HSSE SEBAGAI


ASPEK DAN FUNGSI

PENERAPAN SMHSE DI PERTAMINA EP

Lingkup Kegiatan Usaha PEP


Emisi Udara
Pemboran

Sumur Produksi

Gas
Oil

Fasilitas Pengolahan
Minyak/Gas

Minyak/Gas
Air/Pengotor

FWKO
TANK

Tangki Pengumpul/Terminal

WASH TANK
SHIPPING TANK

Minyak/
Gas

Kapal Tanker Minyak/Gas


Seismik

Sumur Injeksi / Sungai

CARA PEROLEHAN
PRIMER/SEKUNDER

Fasilitas Pengolahan Air Limbah

SPILL BOOM,
OIL CATCHER

Limbah
(Air/Padat)

Fasilitas Pengolahan Limbah


Padat

PERALATAN
PENANGGULANGAN
TUMPAHAN
(OIL BOOM, SKIMMER)

BIOPILE

TITIK PEMANTAUAN
REGREENING

KARAKTERISTIK INDUSTRI MIGAS


(Up Stream Hulu)
Hulu)
1.
2.
3.
4.
5.

Temperatur Tinggi
Tekanan Tinggi
Mudah Terbakar
Mudah Meledak
Penunjang,, Produk (Minyak & Gas) dan Limbah yang
Material Penunjang
dihasilkan masuk dalam Kategory Limbah B3 (Bahan Berbahaya
& Beracun)
Beracun)

6. Tempat Lingkungan Kerja


- Perairan (Off(Off-Shore)
- Confine Space (Tanki)
Tanki)
- Ketinggian (Rig)
Industri migas sangat berisiko terhadap terjadinya dampak negatif
HSE (kecelakaan
(kecelakaan kerja,
kerja, kebakaran,
kebakaran, pencemaran lingkungan)
lingkungan)

Risiko dalam kegiatan operasi.


Kebakaran / blowout, kerusakan
peralatan.
Kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja.
Kerusakan lingkungan/pencemaran
Gangguan pada bahan baku, bahan
pembantu, maupun hasil produksi.
Keadaan-keadaan yang tidak efisien
Kehilangan pemasaran, dan hubungan
baik dengan stakeholder

Th 2006

TRIANGLE SAFETY PERFORMANCE


1
Fatality
10
Recordable
Incident

30
Non Recordable
Incident

600
Near Miss

10.000
Unsafe Condition/ Unsafe
Behavior

LINGKUP KEGIATAN PEP


Pemboran

Sumur Produksi

Gas
Oil

Tangki Pengumpul/Terminal

Minyak/Gas
Air/Pengotor

FWKO
TANK

WASH TANK
SHIPPING TANK

Minyak/
Minyak/
Gas

Kapal Tanker Minyak/Gas


Seismik

CARA PEROLEHAN
PRIMER/SEKUNDER

HAZARD
JENISNYA

Dampaknya

SUMBER

OBJEK YANG TERKENA


DAMPAK

KIMIA : Bahan Kimia yang digunakan dalam


proses, gas H2S, HC, emisi dll

Langsung dan
dalam jangka
waktu lama
(menahun)

Kegiatan seismik, Pemboran dan


proses produksi

Manusia, Peralatan dan


lingkungan

Lingkungan sekitar

Manusia

Lingkungan sekitar, kegiatan seismik,


pemboran, operasi, konstruksi

Manusia dan peralatan

Kegiatan seismik, Pemboran dan


proses

Manusia

BIOLOGI : ular berbisa, nyamuk DBD/Malaria,


lalat, mikroorganisme
FISIKA : Bising, Panas berlebih, getaran
Mechanical : mesin berputar, kendaraan, gas
bertekanan

Langsung

DO YOU KNOW THAT


Workplaces can be DANGEROUS; there are many HAZARDS that have the
potential INCIDENT to kill, injure or cause ill health or disease to the worker,
polluted the environment and make the company collapse?

Jika Terjadi
Incident, artinya
Cost Perusahaan
akan Bertambah,
Profit akan
berkurang

MOST OF THE COST IS HIDDEN


DIRECT COSTS
1. Employe Liabilities
2. Third Party Liabilities
3. Property Damage
INDIRECT COSTS
1. Investigation
2. Clearing Site
3. Equipment & Material Damage
4. Plant Damage
5. Production delays/losses
6. Legal Expenses
7. Overtime Working
8. Insurance
INTANGIBLE COSTS
1. Image/Reputation
2. Customer Satisfaction
3. Busines Opportunity
4. RevenueRevenue-Profit

YES, WE AGREE
Workplaces can be DANGEROUS; Because we Play with HAZARDS that have the
potential INCIDENT to kill, injure or cause ill health or disease to the worker,
polluted the environment and make the company collapse

So what should company and employee do?


Just Manage All Risk (Manage HSE Aspects well)!!
R = f ( Hazard, Exposure / Probability)

Konstan,
Cenderung Meningkat

Faktor yang harus


dikelola

PERKENALAN DAN HSE PAUSED

4
5

QUIS

GAMBARAN UMUM KEGIATAN DAN RESIKO


KERJA DI PEP

KONSEP DASAR HSSE SEBAGAI ASPEK DAN


FUNGSI

KEGIATAN FUNGSI HSSE DI OPERASI PEP

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918)
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279) (Pasal 87 ayat 2)
Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

PENTINGNYA PENGELOLAAN ASPEK HSE


Kegiatan usaha hulu migas merupakan
operasi yang komplek dan berteknologi
tinggi.
Potensi menimbulkan resiko kecelakaan,
kesehatan kerja dan lingkungan.
Kontraktor KKS HARUS memiliki komitmen
yang kuat terhadap upaya manajemen
HSE.
Penerapan manajemen HSE dilaksanakan
sejak
pra-operasi,
saat
operasi
berlangsung dan pasca-operasi.

WHAT IS/ARE HSE??

Faktor yang berdampak


terhadap pekerja, perusahaan
dan lingkungan sekitar.
Keberlangsungan pengelolaan
aspek HSE menjadi tanggung
jawab semua pekerja.

Perangkat dari Organisasi


Perusahaan untuk membantu
Perusahaan dalam mengelola
ASPEK HSE pada proses
Bisnisnya dan dalam
pencapaian Target Kerja, agar
tetap mematuhi peraturan dan
ketentuan Pemerintah maupun
Standard yang berlaku.

Tugas dan tanggung jawab Fungsi HSSE


Merencanakan, mengevaluasi, membina mengawasi
dan mengembangkan Health, Safety, Security &
Environment (HSSE) dan Inspeksi Peralatan untuk
menunjang kegiatan operasi PT PERTAMINA EP agar
tercipta kondisi operasi yang aman, handal, sehat dan
akrab lingkungan yang mendukung bisnis PT
PERTAMINA EP yang kompetitif dan berkelanjutan.

ORGANISASI HSSE FIELD

VP HSSE

VP HSSE

OCCUPATIONAL
HEALTH &
INDUSTRIAL HYGIENE

SAFETY MANAGER

INSPECTION
MANAGER

ENVIRONMENT
MANAGER

OH-IH SPECIALIST

SAFETY SPECIALIST

SENIOR INSPECTION
ANALYST

SENIOR
ENVIRONMENT
ANALYST

SENIOR OH-IH
ANALYST

SENIOR SAFETY
ANALYST

ASSET 1 HSSE
OPERATION MANAGER

ASSET 2 HSSE
OPERATION MANAGER

ASSET 3 HSSE
OPERATION MANAGER

ASSET 4 HSSE
OPERATION MANAGER

ASSET 5 HSSE
OPERATION MANAGER

HSE ANALYST

SENIOR HSE ANALYST

HSE ANALYST

HSE ANALYST

SENIOR HSE ANALYST

HSE ANALYST

HSE ANALYST

SAFETY

26

Memastikan tersedianya pedomanan pelaksanaan operasi Migas yang sesuai


dengan standard
Memonitor dan melakukan audit pelaksanaan pedoman yang berlaku dalam
operasi Perusahaan
Mengukur performance yang dicapai dan melakukan evaluasi

Target Perusahaan sesuai Key Performance Indicator:


NOA = 0
Fatality
Tumpahan Minyak > 15 bbls
Property Damaged > US $ 1.000.000
TRIR = 0.64
TRIR = Total Recordable Incident Rate

TAHUN 2012
1

TRIR = Total Recordable Incident Rate


(BOD = 0.80,
80, GM = 2.0)

TAHUN 2013
1

Kategory Recordable Incident adalah


jika korban tidak bisa bekerja
kembali > 2x24 jam
2

NOA = Number Of Accident

Kategory Recordable Incident adalah


jika korban tidak bisa bekerja
kembali > 1x24 jam
2

a. Fatality (Korban Meninggal)


Meninggal)

b.Tumpahan Minyak > 15 barels

b.Tumpahan Minyak > 15 barels

c. Kerugian materi (Direct Cost)


akibat kebakaran > US $ 1 juta

c. Kerugian materi (Direct Cost)


akibat kebakaran > US $ 1.000.
000.000

TRIR = Total Recordable Incident Rate


(BOD = GM = 0.40)
40)

TAHUN 2014
1

Kategory Recordable Incident adalah


MTC (Medical Treatment Cases)
2

NOA = Number Of Accident

a. Fatality (Korban Meninggal)


Meninggal)

TAHUN 2015
1

TRIR = Total Recordable Incident Rate


(BOD = 0.64,
64, GM = 1.5)

NOA = Number Of Accident

TRIR = Total Recordable Incident Rate


(BOD = 0.64,
64, GM = 1.2)
Kategory Recordable Incident adalah
MTC (Medical Treatment Cases)

NOA = Number Of Accident

a. Fatality (Korban Meninggal)


Meninggal)

a. Fatality (Korban Meninggal)


Meninggal)

b.Tumpahan Minyak > 1 barels

b.Tumpahan Minyak > 15 barels

c. Kerugian materi (Direct Cost)


akibat kebakaran > US $ 10.
10.000

c. Kerugian materi (Direct Cost)


akibat kebakaran > US $ 1.000.
000.000

PELATIHAN
a. Upskilling Safety Staff
b.Pelatihan Pekerja & Pekarya
Basic HSE Training
Lifting & Rigging
Emergency Preparedness
Safety Driving
RAKOR SAFETY
a. STK, Staffing, Development, CSMS
AUDIT SMHSE
a. CSMS
b. ISRS 7
c. Operational Excellence

MONITORING IMPLEMENTASI
a. MWT
b. PEKA Online
c. Inspeksi
d. HSE Committee Meeting
PENGELOLAAN SAFETY DATABASE
a. Inventarisasi Data Statistik Safety
b. Laporan Bulanan HSE
UPDATE STK SAFETY
a. CSMS
b. Manual Book

LEVEL
NO

Target (Stretch) Level Audit


HSE MANAGEMENT SYSTEM VERSI ISRSISRS-7

10

L evel

8
6
4

2012
TAHUN

Tahun
2012

Tahun 2013

Tahun 2014
(Base)

Rantau

P Susu

Jambi

Ramba

Lirik

Asset - 2

2011

Tahun
2011

Asset - 1

2010

FIELDS /
UBEP

2013

2014

Prabumulih

Pendopo

Limau

ADERA

Asset - 3
10

Tambun

11

Subang

12

Jatibarang

Asset - 4
13

Cepu
Asset - 5

14

Papua

15

Sangatta

16

Bunyu

17

Tanjung

18

SangaSanga-Sanga

19

Tarakan

OCCUPATIONAL HEALTH
AND INDUSTRIAL HYGIENE

32

MAIN CONCERN :
 RECOGNITION OF HAZARDS.
 EVALUATION OF HAZARDS.
 CONTROL OF HAZARDS :
 IN THE WORK ENVIRONMENT.
 POLLUTENTS FROM WORK
PROCESSES.
 HAZARDS COMMUNICATION.

MEMBANTU PIMPINAN SECARA


PROFESSIONAL DALAM UPAYA
MEMELIHARA TENAGA KERJA
YANG SEHAT, SERTA UPAYA
MEMELIHARA/MENINGKATKAN
LINGKUNGAN KERJA YANG
BERSIH, NYAMAN DAN AMAN.

.. GUARDIAN OF THE WORKPLACE.

WORKER & THE


VARIED
INFLUENCES THAT
SURROUND HIM/HER

.. GUARDIAN OF THE WORKPLACE.

RECOGNATION AND EVALUATION


HEALTH HAZARD

HAZARD MAPPING
12 Field & Head Office

JAN DEC 2014

OHIH STAFF CERTIFICATION

HIMU
HIMA

JAN DEC 2014

IMPROVEMENT IH AWARENESS

Penggunaan APD &


ERGONOMI

JAN DEC 2014

HEALTH PROMOTION AND


STANDARDIZATION HAZKOM

MONTHLY BROADCAST &


STANDARDIZATION HAZKOM

JAN DEC 2014

STANDARDIZATION PPE

HEARING, GAS MASK &


CHEMICAL HANDLING

JAN JUN 2014

.. GUARDIAN OF THE WORKPLACE.

PENGELOLAAN INSPEKSI
PT PERTAMINA EP

36

DASAR HUKUM ASPEK INSPEKSI


1.

Mijn Politie Reglement (MPR) tahun 1930

2.

Undang-Undang No. 22 tahun 2001, tentang Minyak dan Gas Bumi

3.

Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1974, tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi
Minyak dan Gas Bumi di Daerah Lepas Pantai

4.

Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 06P/0746/M.PE/1991, tanggal 19 Nopember 1991, tentang
Pemeriksaan Keselamatan Kerja Aatas Instalasi, Peralatan dan Teknik Yang Dipergunakan Dalam
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumberdaya Panas Bumi

5.

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.300K/38/M.PE/1997, tanggal 28 April 1997, tentang
Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi

6.

Surat Keputusan Direktur Jendral Minyak dam Gas Bumi No. 84K/38/DJM/1998, tanggal 19 Agustus 1998,
tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja Atas Instalasi, Peralatan dan Teknik
Yang Dipergunakan Dalam Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumberdaya Panas
Bumi.

7.

Surat Keputusan Dirjen Migas No. 21K/38/DJM/1999 tanggal 16 April tentang Petunjuk Pelaksanaan tata
Cara Pemeriksaan Teknis atas Konstruksi Platform yang Dipergunakan Dalam Usaha Pertambangan
Migas

8.

Keputusan Direktur Jendral Migas No. 21K/38/DJM/1999, tanggal 16 April 1999, tentang Petunjuk
Pelaksanaan Tata Cara Pemeriksaan Atas Konstruksi Platform Yang Dipergunakan Dalam Usaha
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

9.

Peraturan Direktur Jendral Migas No.43P/382/DDJM/1992, tanggal 19 September 1992, tentang SyaratSyarat dan Tata Kerja Perusahaan Jasa Inspeksi Teknik Bidang Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi dan
Pengusahaan Sumberdaya Panas Bumi

10. Surat Keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi No. 39K/ 38/DJM/2002, tanggal 02 Juli 2002,
tentang Pedoman dan Tata cara Pemeriksaan Kerja AtasTangki Penimbun Minyak dan Gas Bumi
11. Pedoman Sistem Manajemen Healt, Safety & Enviroment (SMHSE) tahun 2006, tanngal 03 Januari 2007.

37

UNDANG UNDANG NO. 22 TAHUN 2008


TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI
 BADAN USAHA/BADAN USAHA TETAP MENJAMIN
STANDAR DAN MUTU SESUAI KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANGAN
SERTA
MENERAPKAN
KAIDAH
KETEKNIKAN
 BADAN USAHA / BADAN USAHA TETAP MENJAMIN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
HIDUP
SESUAI
PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU DALAM
KEGIATAN USAHA MINYAK DAN GAS

38

KESELAMATAN DAN KELAYAKAN PERALATAN


ADALAH MERUPAKAN SALAH SATU ASPEK
YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK :
1.
2.
3.
4.

MENINGKATKAN KEHANDALAN
MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS
MENCEGAH INSIDEN DAN KERUGIAN
KESELAMATAN LINGKUNGAN SEKITAR KEGIATAN

(Peraturan Mentamben No. 06P/0746/M.PE/1991)


TERHADAP INSTALASI, PERALATAN DAN TEKNIK YANG
DIPERGUNAKAN PADA KEGIATAN USAHA MINYAK DAN GAS
BUMI
SERTA
SUMBERDAYA
PANAS
BUMI
WAJIB
DILAKSANAKAN PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA.
(Ref. Peraturan Mentamben No. 06P/0746/M.PE/1991)
39

PENGERTIAN
 INSPEKSI PERALATAN :
ADALAH SUATU USAHA UNTUK MENGETAHUI
KEADAAN/KONDISI DAN KELAYAKAN SUATU
PERALATAN OPERASI MELALUI PEMERIKSAAN
YANG DILAKUKAN DENGAN PENDEKATAN TEKNIS
 TUGAS POKOK FUNGSI INSPEKSI PERALATAN
ADALAH MELAKUKAN INSPEKSI PERALATAN DAN
MEMBERIKAN REKOMENDASI TERHADAP KONDISI
PERALATAN OPERASI UNTUK MENCEGAH
TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DAN
KERUSAKAN PERALATAN
40

JENIS INSPEKSI
1.

INSPEKSI INTERNAL (VOLUNTARY INSPECTION)


Adalah inspeksi rutin yang dilakukan untuk
meyakinkan bahwa peralatan atau intalasi dapat
beroperasi dengan aman dan andal

2.

INSPEKSI WAJIB (STATUTORY INSPECTION)


Adalah Inspeksi wajib yang dilakukan untuk memenuhi
Peraturan Perundangan yang dilakukan secara
berkala untuk memperoleh ijin penggunaan peralatan
dalam bentuk sertifikat yang dikeluarkan oleh instansi
terkait/Ditjen Migas.
41

TUJUAN PEMERIKSAAN TEKNIS


PERALATAN
1. SELURUH SARANA FASILITAS PERALATAN/INSTALASI
YANG DIPERGUNAKAN TELAH MEMENUHI PERATURAN
PERUNDANGAN DAN
KETENTUAN KESELAMATAN
KERJA PERALATAN/INSTALASI
2. LEGALITAS
OPERASIONAL
PERALATAN/INSTALASI

SARANA

FASILITAS

3. MEYAKINKAN BAHWA SARANA FASILITAS PERALATAN


DAPAT BEROPERASI DENGAN AMAN DAN ANDAL
4. UNTUK MENDAPATKAN MASA
PERALATAN LEBIH LAMA

GUNA

(LIFE

TIME)

42

MANFAAT INSPEKSI PERALATAN


1. MEYAKINKAN BAHWA PERALATAN/INSTALASI DIBUAT
SESUAI
DENGAN
SPESIFIKASI
TEKNIS,
STANDARD,CODE DAN DESAIN
2. UNTUK
MENGETAHUI
KELAYAKAN
PERALATAN
TERHADAP
PERSYARATAN
TEKNIS
SESUAI
STANDARD/CODE
3. DAPAT MENENTUKAN SISA UMUR GUNA PERALATAN
DAN
DAPAT
MENENTUKAN
PERBAIKAN
YANG
DIPERLUKAN GUNA ALAT DAPAT DIPERPANJANG (LIFE
TIME) LEBIH LAMA
4. MENENTUKAN
MATERIAL
PENGGANTI
DIPERLUKAN SEANDAINYA MATERIAL ASLI
DITEMUKAN.

YANG
TIDAK
43

PROGRAM INSPEKSI PERALATAN








MELAKUKAN PEMERIKSAAN TEKNIS SECARA


RUTIN/BERKALA TERHADAP PERALATAN
FASPROD DAN PEMBORAN
SERTIFIKASI/RE-SERTIFIKASI PERALATAN
FASPROD DAN PEMBORAN
KALIBRASI/RE-KALIBRASI ALAT UKUR (TANKI,
FLOW METER, WEIGHT INDICATOR)
QUALITY CONTROL/INSPEKSI MATERIAL DAN
PERALATAN

44

PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI


N0. 06.P/0746/M.PE/1991
Pasal-2 :
TERHADAP INSTALASI, PERALATAN DAN TEKNIK YANG
DIPERGUNAKAN PADA KEGIATAN USAHA MINYAK DAN GAS
BUMI SERTA SUMBERDAYA PANAS BUMI WAJIB
DILAKSANAKAN PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA.
Pasal-6 :
DIREKTUR
JENDRAL
MENERBITKAN
SERTIFIKASI
KELAYAKAN PENGGUNAAN ATAS INSTALASI, PERALATAN
DAN TEKNIK YANG DIPERGUNAKAN SETELAH DIADAKAN
PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA.

45

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL MIGAS


NO.084.K/38/DJM/1998

 INSTALASI, PERALATAN DAN TEKNIK YANG WAJIB


DIPERIKSA
INSTALASI :
1. INSTALASI PEMBORAN
2. INSTALASI PRODUKSI
3. INSTALASI PENGUMPUL
4. INSTALASI LAINNYA YANG TERKAIT DENGAN
KEGIATAN EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI.

46

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL MIGAS


NO.084.K/38/DJM/1998

PERALATAN :
1. KATUP PENGAMAN
2. BEJANA TEKAN
3. TANKI TIMBUN
4. PIPA PENYALUR
5. PESAWAT ANGKAT
6. PERALATAN LISTRIK (POWER GENERATOR, TRANSFORMER,
SWITCHGEAR)
7. RIG / HOIST
8. PLATFORM
9. ROTATING EQUIPMENT.
47

PELAKSANA PEMERIKSAAN TEKNIS


1. KEPALA INSPEKSI TAMBANG DAN PELAKSANA
INSPEKSI TAMBANG DITJEN MIGAS
2. APABILA DIANGGAP PERLU DIREKTORAT JENDRAL
MIGAS DAPAT MENUNJUK PIHAK LAIN PERUSAHAAN
JASA INSPEKSI TEKNIS (PJIT) YANG TELAH MEMENUHI
PERSYARATAN UNTUK MEMBANTU PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN
TEKNIS
KESELAMATAN
KERJA
PERALATAN/INSTALASI
PADA
PERUSAHAAN
PEMILIK/PENGGUNA PERALATAN/INSTALASI.
(Peraturan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi
No. 43P/382/DDJM/1992 tentang Syarat-Syarat dan Tata
Kerja
Perusahaan
Jasa
Inspeksi
Teknik
Bidang
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan
Sumberdaya Panas Bumi).

48

PELAKSANA PEMERIKSAAN TEKNIS


1. PADA SAAT INSTALASI DAN ATAU PERALATAN AKAN
DIPASANG
2. SAAT UNJUK KERJA / OPERASI
3. SECARA BERKALA SESUAI DENGAN SIFAT DAN JENIS
INSTALASI, PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN
4. SETIAP SAAT BILA DIPERLUKAN

49

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


 Pengujian untuk menentukan apakah
instalasi
/
peralatan
yang
akan
dipergunakan layak dan aman untuk
dioperasikan sebagai dasar dikeluarkannya
sertifikat harus disaksikan oleh petugas
Direktorat Teknik dan Lingkungan Ditjen
Migas
 Lokasi pemeriksaan teknis ditentukan oleh
perusahaan pemilik / pengguna instalasi /
peralatan.

50

STANDARISASI PROSES PENGAJUAN


SERTIFIKASI/RESERTIFIKASI
1. PELAKSANAAN
SERTIFIKASI/RESERTIFIKASI
PERALATAN
DAPAT DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN JASA INSPEKSI
TEKNIK (PJIT) DAN DISESUAIKAN DENGAN PJIT BIDANG
PEMERIKSAAN TEKNIK YANG DIKELUARKAN OLEH DITJEN
MIGAS.
2. Kelengkapan Data Proses Pengajuan PJIT :
a. Memo pengantar pengusulan PJIT pelaksanan dari Field/
Proyek/TAC/KSO
b. Ringkasan Proses Lelang / Berita Acara Pemilihan PJIT (berisikan
Owner Estimate/OE dan penawaran pelaksana / pihak ke tiga serta
apabila lebih dari 1 jenis peralatan agar dibreakdown)
c. Inspection & Test Plan (ITP) asli
d. Ringkasan Kerja & Syarat-Syarat (RKS) dan Tata Waktu
e. Curriculum Vitae Inspector pelaksana dan Sertifikat sesuai
bidangnya yang dikeluarkan oleh Ditjen Migas.
f. Surat Keputusan Ditjen Migas untuk penunjukan PJIT tentang
tenaga ahli yang bertanggung jawab
g. Daftar peralatan yang akan di sertifikasi/resertifikasi.
51

JENIS SERTIFIKAT DAN MASA BERLAKU


Sertifikat Kelayakan Penggunaan Peralatan (SKPP)
berlaku 3 tahun
Sertifikat Kelayakan Penggunaan Instalasi (SKPI)
berlaku 5 tahun
Sertifikat Kelayakan Konstruksi Platform (SKKP)
berlaku 4 tahun
Surat Ijin Layak Operasi (SILO) berlaku 3 tahun
Surat Ijin Memasuki Daerah
(SIMOM) berlaku 3 tahun

Operasi

Migas

52

PENGAJUAN SERTIFIKASI / RESERIFIKASI


FASPROD, TRANSMISI & RIG/HOIST
KKS/JOB/TAC/FIELD - ASSET
Memproses & Menyiapkan Dokumen:
1. Memo pengantar pengusulan PJIT pelaksana
2. Melampirkan data peralatan yang akan
disertifikasi :
 ITP (Inspection & Test Plan) asli yang telah
ditandatangani oleh User/HSE dan PJIT
 Ringkasan proses lelang / Berita Acara pemilihan
PJIT (yang mencantumkan daftar peserta lelang, OE,
harga penawaran dan breakdown biaya setiap
peralatan jika dalam satu kontrak terdapat lebih dari
satu jenis peralatan)
 Ringkasan lingkup kerja (RKS) dan tata waktu
 CV Inspector pelaksana, termasuk sertifikat sesuai
bidang keahlian yang dikeluarkan oleh Ditjen Migas
(Nama Inspektor pelaksana tercantum dalam
SK Penunjukan PJIT)
 SK penunjukan PJIT sesuai bidang keahlian (PJIT
yang akan ditunjuk harus terdaftar dan mempunyai SK
penunjukkan dari Dirjen Migas sesuai dengan bidang
pekerjaan yang akan dilakukan)
 Daftar peralatan yang akan di sertifikasi /
resertifikasi

HSE EP PUSAT
Ditujukan
VP HSE EP Jakarta

SKKMIGAS
Ditujukan kepada
Ka. Dinas Fasilitasi
Teknis Operasi
SKKMIGAS
Telp 021-52900245
Ext 5272
Tembusan :
Kadiv Operasi
Fasilitas & Konstruksi
SKKMIGAS
Fax 021-52900132
Telp 021-52901278
Ditjen MIGAS
Proses Persetujuan
Ref. Surat Ka. Dinas K3 BPMIGAS
No. 108/BPB2300/2007 Tgl. 20 Maret 2007
Perihal Persetujuan Penunjukan PJIT.

53

ENVIRONMENT

54

DASAR HUKUM
UU NO. 32
TAHUN 2009

Pasal 34 ayat (1)


Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) wajib memiliki UKL UPL

Pasal 36 ayat (1)


Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL UPL wajib
memiliki izin lingkungan

PP No. 27
TAHUN 2012

Pasal 2 ayat (1)


Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL UPL
wajib memiliki Izin Lingkungan.
Pasal 2 ayat (2)
Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui
tahapan kegiatan yang meliputi :
a. Penyusunan Amdal dan UKL UPL
b. Penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL UPL dan
c. Permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan

55

DOKUMEN LINGKUNGAN DALAM RANGKAIAN KEGIATAN

Dokumen
Lingkungan

UKL UPL
UKL UPL
AMDAL / UKL UPL

56

57

BAGAIMANA PROSES & KEWENANGAN AMDAL

AMDAL

BERDAMPAK
PENTING

Pasal 22 ayat (1)


UU 32/2009

UKL-UPL
TIDAK
BERDAMPAK
PENTING

Pasal 34 ayat (1)


UU 32/2009

SPPL
 DI LUAR AMDAL/
UKL-UPL
 Usaha Mikro-Kecil

Pasal 35 ayat (1)


UU 32/2009

58

59

60

Kriteria Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL


Pada Kegiatan Hulu Migas
1. Eksploitasi Migas dan Pengembangan Produksi
a. Di darat
- Lapangan minyak 5.000 BOPD
- Lapangan Gas 30 MMSCFD
a. Di laut
- Lapangan minyak 15.000 BOPD
- Lapangan Gas 90 MMSCFD (jumlah total lapangan semua sumur)
2. Transmisi Migas di Laut
a. Panjang 100 Km, atau
b. Bertekanan 16 bar

Kriteria Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL UPL


Pada Kegiatan Hulu Migas
1. Kegiatan Seismik
2. Kegiatan Pemboran Eksplorasi
3. Eksploitasi Migas dan Pengembangan Produksi dengan total produksi di bawah
kriteria wajib AMDAL
4. Transmisi Migas di Darat
5. Transmisi Migas di Laut dengan panjang dan tekanan di bawah kriteria wajib
AMDAL
61

Waktu yang diperlukan hingga keluar


Izin Lingkungan : + 1 tahun

Waktu yang diperlukan hingga


keluar Izin Lingkungan : + 3 bulan

62

63

Penerbitan Izin Lingkungan Hidup


AMDAL
SK Kelayakan LH dari Menteri
SK Kelayakan LH dari gubernur
SK Kelayakan LH dari bupati/
walikota

Izin lingkungan dari Menteri


Izin lingkungan dari gubernur
Izin lingkungan dari bupati/
walikota

UKL-UPL
Rekomendasi dari Menteri
Rekomendasi dari gubernur
Rekomendasi dari bupati/
walikota

Izin lingkungan dari Menteri


Izin lingkungan dari gubernur
Izin lingkungan dari bupati/
walikota

Sumber: Pasal 43 RPP Amdal, UKL-UPL dan Perizinan Lingkungan


64

Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan


Pemegang Izin Lingkungan berkewajiban untuk :
a.
b.

c.

Menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan.


Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan
dan kewajiban dalam izin lingkungan kepada Menteri, Gubernur atau
Bupati/Walikota
Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup
sesuai ketentuan PUU.

Pemantauan Lingkungan yang dilakukan meliputi :


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pemantauan kualitas limbah cair dan limbah drainase


Pemantauan kebisingan, kebauan, kualitas udara emisi dan ambien
Pemantauan kualitas air tanah dan air permukaan
Pemantauan kualitas tanah
Pengelolaan limbah B3
Pemantauan sosial dan ekonomi masyarakat

Laporan disampaikan secara berkala minimal setiap


6 (enam) bulan
Sumber: Pasal 53 PP 27/2012 Izin Lingkungan
65

66

SANKSI PIDANA
No.

Jenis Pelanggaran

Minimal
3 tahun penjara dan
denda Rp. 3 milyar

Maksimal
10 tahun penjara dan
denda Rp. 10 milyar

Sengaja melampaui baku mutu udara


ambien, air, air laut atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup

Kelalaian yang mengakibatkan


1 tahun penjara dan
melampaui baku mutu udara ambien,
denda Rp. 1 milyar
air, air laut atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup

3 tahun penjara dan


denda Rp. 3 milyar

Melampaui baku mutu air limbah, emisi


atau baku mutu gangguan

3 tahun penjara dan


denda Rp. 3 milyar

Pejabat berwenang sengaja tidak


melakukan pengawasan yang
menyebabkan terjadinya
pencemaran/kerusakan lingkungan
yang mengakibatkan hilangnya nyawa
manusia

Sanksi Administrasi

1 tahun penjara dan


denda Rp. 500 juta

Sumber : Undang-undang No. 32 Tahun 2009 pasal 98, 99, 100, 102, 103, 104, 109

67

MANFAAT DOKUMEN LINGKUNGAN & PEMANTAUANNYA


a. Mengetahui rona awal lingkungan (air, udara, tanah, sosial) sebelum
kegiatan berlangsung.
b. Mengidentifikasi dampak lingkungan yang mungkin terjadi saat kegiatan
berlangsung serta merencakanan upaya pengelolaannya.
c. Adanya panduan dalam pengelolaan lingkungan dan pemantauannya.
d. Mengetahui kinerja pengelolaan lingkungan saat kegiatan berlangsung
sebagai bahan review manajemen.
e. Adanya dokumentasi kinerja pengelolaan lingkungan

68

Program Penilaian Peringkat


Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan
(PROPER)

69

DEFINISI PROPER

PROPER merupakan instrumen penaatan


alternatif yang dikembangkan untuk
bersinergi dengan instrumen penaatan
lainnya guna mendorong penaatan perusahaan
melalui penyebaran informasi kinerja kepada
masyarakat (public disclosure)

,,, PROPER is a journey


70

DASAR HUKUM
UUD 1945

UU NO. 32
TAHUN 2009

Pasal 28 ayat (1)


Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
PENGAWASAN (PASAL 71 75)
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya wajib melakukan
pengawasan terhadap penanggung jawab usaha atas ketentuan peraturan
perundangan di bidang LH dan/atau terhadap izin lingkungan
KETENTUAN PIDANA (PASAL 97 - 120)
Sanksi sanksi yang dikenakan untuk kesengajaan, ketidaksengajaan/kelalaian
dalam pemenuhan baku mutu udara ambien, emisi, air, air laut atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup

Peraturan MENLH
No. 03 Tahun 2014

Kriteria Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) Biru, Merah, Hitam,


Hijau dan Emas

71

PERINGKAT PROPER
EMAS
Telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental
excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang
beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.

HIJAU
Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan
dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan
lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce,
Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial
(CSR/Comdev) dengan baik.

BIRU
Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai
dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

MERAH
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum sesuai dengan
persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan
dalam tahapan melaksanakan sanksi administrasi
HITAM

Sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang


mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tidak
melaksanakan sanksi administrasi
72

PERINGKAT PROPER
Tingkat
Penaatan

Penilaian Kinerja Penaatan


Peringkat

Area
Emas

Sistem Manajemen Lingkungan


Pemanfaatan Limbah dan
Konservasi Sumber Daya

Lebih Taat
Hijau

CSR: Community Development

Taat

Biru

Metoda

Jenis
Penaatan

Process /
Effort
Oriented
(Upaya)

Sukarela

Dokumen Lingkungan / Perizinan


Pencemaran Laut

Merah

Pencemaran Air
Pencemaran Udara

Belum Taat
Hitam

Result
Oriented
(Hasil)

Wajib

Pengelolaan L-B3
Penerapan AMDAL

73

PERINGKAT PROPER
No
1
2

Komponen Penilaian PROPER Hijau dan Emas


Sistem Manajemen Lingkungan
Pemanfaatan Sumber Daya
a. Efisiensi energi
b. Penurunan emisi dan gas rumah kaca, pemantauan
emisi kendaraan bermotor
c. Konservasi air
d. Penurunan dan pemanfaatan limbah B3

Nilai
100

e. 3R Limbah padat non B3


f. Perlindungan keanekaragaman hayati
Pengembangan Masyarakat
a. Tingkat Penilaian Hijau
b. Tingkat Penilaian Emas

100
100

100
100
100
100

100
Kualitatif

74

Tindak Lanjut Peringkat Hitam 2010-2011


Sesuai dengan mekanisme PROPER,
perusahaan
yang
memperoleh
peringkat HITAM diserahkan kepada
unit yang menangani penegakan hukum
lingkungan.
Deputi
Bidang Penaatan
Hukum
Lingkungan KLH telah menindaklanjuti
49 perusahaan peringkat hitam periode
tahun 2010-2011.
2 (dua) perusahaan direkomendasikan
untuk proses penyidikan,
37 (tiga puluh tujuh) perusahaan
dikenakan paksaan pemerintah untuk
membangun unit-unit pengendalian
limbah,
6 (enam) perusahaan dikenakan sanksi
administrasi,
2 (dua) perusahaan dikenakan teguran
tertulis dan
2 (dua) perusahaan ditutup
75

MEKANISME PROPER

76

MEKANISME PROPER 2013


Target
Perusahaan

Self
Assessment

454

Screening
Kandidat
Hijau +
Konten
Analisis

Screening
Kandidat
Hijau +
Konten
Analisis

Penilaian
Hijau

Penilaian
Emas

213

1880
1426

Supervisi
Screening
3x biru +
hijau tahun
lalu

Pengawasan
oleh Provinsi

Screening
3x biru

Supervisi

Pemeringkatan
Biru, Merah
Hitam

Peringkat
PROPER

77

No.

Unit Operasi

Tahun
2011

Tahun
2012

Tahun
2013

PENILAIAN PROPER TAHUN 2013

ASSET 1
1

Field Rantau

Hijau

Hijau

Hijau

Field Pangkalan Susu

Biru

Biru

Hijau

Field Jambi Area Selatan (UBEP)

Hijau

Hijau

Field Jambi Area Utara

Biru

Hijau

Field Lirik

Biru

Biru

Hijau

Field Ramba

Biru

Biru

Biru

Hijau

ASSET 2
6

Field Prabumulih

Biru

Hijau

Hijau

Field Pendopo

Biru

Biru

Hijau

Field Limau

Biru

Biru

Biru

Field ADERA

Biru

Hijau

Hijau

10

Field Subang

Hijau

Hijau

Hijau

11

Field Jatibarang

Biru

Biru

Hijau

12

Field Tambun

Hijau

Hijau

Hijau

13

Field Cepu

Biru

Biru

Biru

ASSET 3

ASSET 4

ASSET 5
14

Field Sangatta

Biru

Biru

Hijau

15

Field Bunyu

Biru

Biru

Hijau

16

Field Papua

Biru

Hijau

Hijau

17

Field Tanjung

Hijau

Biru

Hijau

18

Field Sanga-Sanga

Biru

Biru

Hijau

19

Field Tarakan

Biru

Biru

Hijau

Hijau

TAC / KSO
20

TAC Pertamina Semberah Persada Oil

Hijau

Hijau

21

TAC Pertamina Binawahana Petrindo Meruap

Hijau

Hijau

Biru

22

TAC Pertamina Insani Mitrasani Gelam

Biru

Hijau

Hijau

23

TAC Pertamina Medco Sembakung

Biru

Hijau

Hijau

24

TAC Pertamina Intermega Salawati

Biru

Biru

Biru

25

TAC Pilona Petro Tanjung Lontar

Biru

Biru

Biru

26

PT KSO Pertamina EP - Benakat Barat Petroleum

Biru

Biru

Biru

*) Di tahun 2013, penilaian untuk Field Jambi dan UBEP Jambi yang
sebelumnya dipisah telah disesuaikan dengan organisasi baru,
sehingga disatukan menjadi Field Jambi.

SECURITY

79

API Security Guidance for the Petroleum Industry

Ref. Halaman 113 : Part V


Security Guidelines for Oil and
Natural Gas Production
Operations

 The oil and natural gas industry uses a


wide variety of contractors to assist in
drilling, production, and construction
activities.
 Contractors typically are in one of the
following categories: drilling, workover,
well servicing, construction, electrical,
mechanical, transportation, painting,
operating, and catering/janitorial.
 Contractors should have policies and
practices in place that are consistent
with the operators security needs
 Fokus pada Pengurangan Risiko
Keamanan melalui manajemen
pengamanan (security management)

Ruang Lingkup Utama World Class Petroleum


Security
6 Kewajiban utama yang harus dipenuhi oleh world class operator dalam mengelola pengamanan
(Pengurangan Resiko Keamanan)
No

Manajemen Pengamanan

Keterangan

Secara sustain (masuk dalam daur


hidup manajemen pengamanan)
melakukan penilaian resiko
pengamanan

a.
b.
c.
d.

Melakukan Perencanaan Pengamanan

a.
b.
c.
d.

Resiko keamanan terhadap pekerja


Resiko keamanan terhadap lingkungan dan komunitas
Dampak keamanan terhadap pasokan energi lokal, regional dan
nasional
Resiko keamanan terhadap fasilitas dan operasi
Penilaian resiko potensial, tindakan terorisme/ sabotase dan
konsekuensinya
Ukuran/kinerja deteksi dan deterrent untuk mitigasi resiko (security
operation)
Operasi dan Respon terhadap security alert dan emergency
Recovery plan

Membangun security
recommendation

Mengikuti perkembangan pengamanan terbaru dari intelijen negara dan


memberikan rekomendasi terhadap organisasi

Membangun security communication

Membentuk dan mengelola organ untuk menerima informasi ancaman,


meresponnya secara cepat dan memulihkannya terhadap resiko yang
lebih besar

Membangun koordinasi pengamanan

Membangun dan mengelola komunikasi efektif dengan satuan


pengamanan setempat maupun terhadap stakeholder

Taat pada Regulasi

Memberi perhatian terhadap regulasi, standar dan praktek operasi yang


terhubung dengan pengamanan lapangan migas
Ref : Part V Security Guidelines API Security Guidelines for Oil and Natural Gas Production Operations

Security Roadmap

Security Roadmap

TERIMA

KASIH

Vous aimerez peut-être aussi