Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SUHADI.
Akreditasi merupakan pengakuan resmi yang biasanya diberikan oleh Pemerintah terhadap
lembaga sertifikasi yang memenuhi standar EN-45012, yaitu persyaratan internasional bagi
sebuah lembaga sertifikasi. Sertifikasi merupakan pengakuan resmi terhadap keberhasilan
penerapan system mutu di perusahaan berdasarkan pada standar system mutu. Di Indonesia,
lembaga yang berwenang memberikan akreditasi kepada lembaga sertifikasi adalah Komite
Ekreditasi adalah Komite Akreditasi Nasional Dewan Standar Nasional (KAN- DSN).
Maksud Akreditasi Rumah Sakit, yaitu:
1. memberikan standar-standar opersaional rumah sakit dan fasilitas kesehatan dan
pelayanan lain yang berhubungan.
2. untuk menghubungkan program survey dan akreditasi yang akan menjadi anggota dari
profesi kesehatan, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lain yang berhubungan secara
sukarela.
3. untuk menghubungkan program-program pendidikan dan riset dan menerbitkan hasil
dari itu, yang akan lebih lanjut maksud lain dari organisasi, dan untuk menerima
bantuan, pemberian dan warisan dan perlengkapan, dan mendukung organisasi.
4. untuk memberikan tanggungjawab dan menghubungkan kegiatan-kegiatan lain
menyesuaikan dengan opersional dari penyusunan standar,survey dan program
akreditasi.
Ekreditasi memiliki ciri:
Survey akreditasi menyampaikan sasaran untuk evaluasi yang identik dengan kekuatan dan
kelemahan yang diperlukan untuk peningkatan manajemen dan pirantinya, untuk pengajaran
dan pelatihan , untuk menjamin adanya tindakan-tindakan perbaikan dan mendemonstrasikan
keinginan-keinginan fasilitas yang diperlukan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang bermutu. Licensing adalah aktifitas pemerintah menyatakan bahwa fasilitas kesehatan
telah memenuhi standar minimum untuk kesehatan dan kemananan.
Akreditasi rumah sakit berkaitan dengan penilaian kepatuhan terhadap standar-standar yang
mencakup seluruh fungsi dan kegiatan rumah sakit. Sumber daya atau sarana dan prasarana ,
manajemen, pelayanan medik, perawatan, funsi penunjang umum, diagnostic, rekam medis,
hak pasien dan sebagainya.
Peningkatan mutu adalah seharusnya dimulai dari keinginan diri sendiri (rumah sakit ) secara
keseluruhan dengan maksud untuk meningkatkan penampilan atas citra dirinya dengan
kesadaran , bahwa semakin bermutu rumah sakitnya akan semakin banyak memperoleh
keuntungan dalam arti luas. Sebelum di akreditasi, di nulai (di evaluasi) oleh pihak luar
(komite akreditasi ), dia akan menilai dirinya sendiri dulu.
Proses akreditasi Rumah Sakit secara garis besar adalah:
sebelum dilakukan akreditasi oleh Tim Akreditasi, Rumah Sakit mempersiapkan diri
senaik-baiknya melaksanakan dan melengkapi apa saja yang akan dinilai, dengan melakukan
penilaian diri sendiri dengan instrument atau kuisioner.
pada saatnya Komite Akeditasi RS melakukan pemeriksaan ( survey) ke Rumah Sakit
tersebut dan memeriksa dokumen- dokumen yang ada, peralatan medis, mengamati kegiatan
pelayanan medis, mewawancarai manajer, staf medis, paramedis, dan non medis, serta pasien
dan keluarganya.
Penyelenggaraan akreditasi Rumah sakit
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No 159 a/ MENKES/ PER / II/ 1998 tentang Rumah
Sakit di sebutkan bahwa:
Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan bahwa Rumah Sakit memenuhi standar minimal
yang ditentukan. Standar pelayanan Rumah Sakit dan Standar pelayanan Medis telah di
tetapkan berdasar Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI, No 436/ MENKES/ SK/ VI/ 1993.
standar yang digunakan untuk akreditasi mengacu pada standar dalam Surat Keputusan
Menteri tersebut dan pertimbangan lain yang telah ditetapkan. Yang berwenang melakukan
akreditasi Rumah Sakit, baik milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, maupun
swasta adalah Komisi Gabungan Akreditasi Rumah Sakit , suatu tim yang bersifat non
structural yang di bentuk berdasar Keputusan Direktur Jenderal Pelayan Medik Depkes RI,
terdiri atas unsure-unsur: PERSI ,Organisasi profesi bidang kesehatan, Ahli Perumahsakitan,
Departemen Kesehatan, dan Instansi/ unit Terkait
1. akreditasi Rumah Sakit mencakup penilaian Terhadap: fisik bangunan, pelayanan
kesehatan , perlengkapan, obat-obatan, ketenagaan dan administrasi.
2. Kemampuan Rumah Sakit harus dapat memenuhi standar 5 kegiatan pelayanan
pokok, yaitu: Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis
Kegiatan pelayanan standar yang lainnya adalah:
1. Kamar Operasi
2. Pelayanan Radiologi
3. Pelayanan Perinatal Resiko tinggi
4. Pelayanan Laboratorium
5. Pengendalian infeksi di Rumah Sakit
6. Pelayanan Sterilisasi
7. Keselamatan Kerja, Kebakaran, dan Kewaspadaan Bencana.
Berdasarkan surat Direktur Jemderal Depkes RI, nomor YM 02.03.3.5.912 mulai tahun
anggaran 1999/2000 akreditas rumah sakit akan dilaksanakan untuk 12 kegiatan pelayanan
yaitu:
1. Administrasi dan manajemen
2. pelayanan medis
3. pelayanan gawat darurat
4. pelayanan keperawatan
5. rekam medis
6. kamar operasi
7. pelayanan radiology
8. pelayanan laboratorium
9. pelayanan farmasi
10. pelayanan perinatal resiko tinggi
11. pengendalian infeksi di Rumah Sakit
12. Keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana
Tujuan akreditasi Rumah Sakit
Tujuan umum
Mendapatkan gambaran seberapa jauh rumah sakit di Indonesia telah memenuhi berbagai
standar yang ditentukan, dengan demikian mutu pelayanan rumah sakit dapat
dipertanggungjawabkan.
Tujuan Khusus
~
memberikan pengakuan dan penghargaan kepada Rumah Sakit yang telah mencapai
tingkat pelayanan Kesehatan sesuai dengan standar yang ditetapkan
~
memberikan jaminan kepada petugas rumah sakit bahwa semua fasilitas, tenaga dan
lingkungan yang diperlukan tersedia, sehingga dapat mendukung upaya penyembuhan dan
pengobatan pasien dengan sebaik-baiknya.
~
Memberikan jaminan dan kepuasan kepada costumer dan masyarakat bahwa
pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit di selenggarakan sebaik mungkin.
Manfaat Akreditasi
1. bagi Rumah Sakit
a. Akreditasi menjadi forum komunikasi dan konsultasdi antara rumah sakit dan bahan
akreditasi yang akan memberikan saran perbaikan atau rekomendasi untuk peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit melalui pencapaian standar yang ditentukan.
b. rumah sakit dapat mengetahui pelayanan yang berada dibawah standar atau perlu
ditingkatkan.
c. penting untuk rekrutmen dan membatasi Turn Over staf rumah sakit karena pegawai
akan lebig senang, tenang dan aman bekerja di rumah sakit yang akan di akreditasi.
d. dengan perkembangan asuransi Kesehatan, semakin banyak perusahaan asuransi yang
mempersyaratkan pesertanya untuk berobat di Rumah sakit yang telah terakreditasi.
e. alat untuk negosiasi dengan perusahaan asuransi kesehatan
f.
g. pemerintah akan mempersyaratkan akreditasi sebagai criteria untuk memberi izin rumah
sakit yang menjadi tempat pendidikan tenaga medis/ para medis.
h. merupakan status symbol bagi Rumah Sakit dan dapat meningkatkan citra dan
kepercayaan masyarakat atas Rumah Sakit.
i. Dengan diketahuinya kekurangan di bandingkan dengan standar yang ada, rumah sakit
dapat menggunakannya untuk kepentingan pengajuan anggran dan perencanaan/
pengembangan rumah sakit kepada pemilik.
2.
bagi pemerintah
a. Akreditasi penting untuk negosiasi klaim asuransi kesehatan dengan rumah sakit.
b. memberi gambaran rumah sakit mana yang dapat dijadikan mitra kerja
4.
Bagi masyarakat
a. Dapat mengenal dengan melihat sertifikat Akreditasi yang biasanya di pajang diRumah
Sakit yang pelayanannya telah memenuhi standar,sehingga dapat membantu mereka memilih
rumah sakit yang di anggap baik.
b. Masyarakat akan merasa lebih aman mendapat pelayanan di Rumah Sakit yang sudah di
akreditasi daripada yang belum di akreditasi.
5.
bagi pemilik
Bagi petugas
a. Merasa lebih senang dan aman serta terjamin bekerja pada Rumah Sakit yang
terakreditasi
b. Biasanya pegawai pada unit pelayanan yang mendapat nilai baik sekali akan mendapat
imbalan dari manajemen atas usahanya selama ini dalam memenuhi standar
c. Self Asesment akan menambah kesadaran akan pentingnya pemenuhan standard an
peningkatan mutu sehingga dapat memotivasi pegawai tersebut bekerja baik.
Standar untuk Akreditasi
Dengan diberlakukannya standar pelayanan Rumah Sakit dan Satandar Pelayanan Medis
melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI no 436/ MENKES / SK/ VI/ 1993, maka
seluruh Rumah Sakit di wajibkan untuk menerapkan standar tersebut tanpa memandang kelas
dan status kepemilikannya
Metode
Pada prinsipnya, program akreditasi Rumah Sakit menggunakan 2 metode yang saling
berkaitan yaitu:
1. Survei Pra- Akreditasi
2.
Survei Akreditasi
1.
Tidak di Akreditasi
bila Rumah Sakit tersebut di anggap belum mampu memenuhi standar yang telah di tetapkan.
2.
Akreditasi bersyarat
Status ini diberikan bila Rumah Sakit telah dapat memenuhi persyaratan minimal tetapi
belum cukup untuk mendapatkan akreditasi penuh
3.
Akreditasi penuh
a. Diberikan untuk jangka panjang waktu 3 tahun pada Rumah-rumah sakit yang telah dapat
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Komisi Gabungan Akreditasi.
b. setelah masa 3 tahun Rumah Sakit yang bersangkutan mengajukan permohonan untuk di
Akreditasi pada periode berikutnya.
4.
Akreditasi Istimewa
Untuk Rumah Sakit yang menunjukan kemampuan pemenuhan standar secara istimewa
selama 3 periode berturut-turut, akan mendapatkan status Akreditasi untuk masa 5 tahun.
Langkah-langkah pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit
Kegiatan di tingkat Rumah Sakit dalam Program Akreditasi akan meliputi hal-hal
1.
2.
mengikuti pelatihan-pelatihan tentang Akreditasi yang diadakan baik oleh wilayah
maupun pusat.
3.
4.
2.
3.
a. Setelah Komisi Gabungan menerima Surat permohonan akreditasi dari Rumah sakit yang
telah di tetapkan, Komisi akan mengirimkan instrument/ kuisioner pre-survei yang harus di
isi dan di lengkapi oleh rumah sakit. Criteria penilaian di kelompokkan pada 7 standar yaitu:
standar 1 Falsafah dan tujuan
2. semua peraturan, ketetapan, dan kebijaksanaan sudah diketahui dan dilaksanakan oleh
semua unsure yang terkait di Rumah Sakit
3. Pimpinan bertanggungjawab dalam pengelolaan sumberdaya secara efisien.
4. ada kesesuaian dengan hukum, peraturan dan kerahasian
5. Ada pengendalian intern terhadap sarana fisik, keuangandan sumberdaya manusia.
6. Pemasokan:
Ada perjanjian tertulis mengenai pelayanan dari Rumah Sakit yang meliputi:
1. Pelayanan sesuai dengan fungsi Rumah Sakit
2. Dokumentasi pemasokan yang meliputi:
1). Hak dan tanggungjawab
2). Pelayanan oleh yang benar-benar ahli
3). Pengaturan penyerahan barang
4). Pengaturan lembur dan kedaruratan
5). Peranan dalam Komite
6). Pengendalian mutu pelayanan termasuk di dalam Rumah Sakit
7). Mekanisme bila timbul masalah dalam pelayanan
8). Ketepatan fasilitas dan sarana pelayanan Rumah Sakit dan pemasokan
Staf dan pimpinan
Ada pelimpahan wewenang secara tertulis dari pemilik rumah sakit kepada pimpinan untuk
mengelola rumah sakit dengan baik, meliputi:
1. Hubungan kerja antara pemilik dan pimpinan Rumah Sakit
2. Kewenangan dan tanggungjawab pimpinan
3. pengaturan bila pimpinan berhalangan melaksanakan tugas
4. pimpinan mempunyai latarbelakang pendidikan dan pengalaman yang cukup dalam
manajemen rumah sakit.
5. pimpinan berperan dalam perencanaan kebutuhan tenaga yang cukup dan mampu
untuk memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien.
6. ada kebijakan pelayanan medis yang dibuat secara tertulis dan di informasikan kepada
semua staf, di tinjau dan disempurnakan setiap tahun.
7. pimpinan mempunyai catatan kepegawaian yang lengkap dan tetap dijsgs
kerahasiaannya.
8. Ada system penilaian penampilan yang digunakan untuk pembinaan dan peningkatan
karier. Penilaian dapat dilakukan oleh Konsulen / atasan, diri sendiri dan teman kerja.
9. Ada kebijakan dan prosedur tertulis mengenai hak pasien:
1. Harga diri pasien di hormati
2. Keleluasan pribadi di lindungi pada saat pengobatan
3. Kebutuhan fisik dan mental di penuhi
4. Pasien di beri informasi mengenai penyakit dan rencana pengobatan atau tindakan.
5. Ada persetujuan mengenai : anastesi, pembedahan, tindakan pengobatan, tindakan
yang berbahaya, penelitian, fotografi dan lainnya sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
6. Pasien mempunyai hak untuk mengetahui bahwa tindakan pengamanan telah di
laksanakan dengan baik sehingga dapat mencegah hal-hal yang di inginkan yang
dapat merugikan dirinya.
7. Pasien berhak berkomunikasikan dengan orang luar rumah sakit
8. Perhatian khusus di berikan kepada pasien yang tidak mempunyai penyantun atau
keluarga yang menanggung beban biaya.
9. Kerahasiaan tetap dijaga
10. Kerahasiaan dari status tetap dijaga.
Fasilitas dan peralatan
Agar setiap pegawai dapat melaksanakan tugas dengan baik perlu adanya perencanaan
tertulis.
Kebijakan dan Prosedur
Kebijakan dan prosedur tertulis untuk membina dan meningkatkan kemampuan manajemen
Rumah Sakit termasuk melindungi dan memenuhi kebutuhan pasien.
Pengembangan staf dan program pendidikan
1. ada program orientasi yang di rencanakan untuk anggotra baru dan pimpinan
Pelayanan keperawatan di organisir dan di kelola gar dapat memberikan asuhan keperawatan
yang optimal bagi pasien sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.
Administrasi dan pengelolaan
1. ada standar Praktek Keperawatan yang berlaku dan dijadikan sebagai acuan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
2. Ada rencana Keperawatan yang di susun setelah di adakan pengkajian terhadap
pasien.
3. Ada catatan Asuhan Keperawatan yang di buat dan di gabungkan ke dalam rekam
medis
4. Ada mekanisme yang baku dalam menangani masalah etik keperawatan.
5. Staf keperawatan senantiasa menghormati hak, keleluasaan pribadi, martabat, dan
kerahasiaan pasien.
Staf dan Pimpinan
1. pelayanan keperawatan di pimpin oleh seorang perawat dengan kualifikasi sesuai
pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di Rumah Sakit yang di tetapkan Depkes
RI.
2. Jumlah dan jenis tenaga Keperawatan sesuai dengan standard an kebutuhan
3. Ada jadwal jaga secara tertulis serta daftar hadir di ruang perawatan
4. Ada dokumentasi penilaian terhadap staf keperawatan yang di dasarkan pada uraian
tugas dan dapat di pergunakan untuk pembinaan dan peningkatan karier
Fasilitas dan Peralatan
1. ada sarana dan peralatan yang memadai untuk melaksanakan tugas
2. Peralatan khusus yang ada di operasikan oleh petugas yang telah mendapatkan
pelatihan penggunaan alat tersebut.
Kebijakan dan Prosedur
Ada kebijakan dan prosedur tertulis sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan prinsip
Praktek Keperawatanyang konsisten dengan tujuan pelayanan keperawatan.
Pengembangan Staf dan Program Pendidikan
1. Ada program Pengemabangan staf yang di kooridnir oleh seorang perawat yang
mampu manajemen.
2. Ada program Orientasi dan pelatihan yang bertujuan mencapai efektivitas pelayanan
3. Ada program orientasi bagi staf keperawatan yang baru dan bagi perawat yang baru di
tempatkan pada unit tertentu.
4. Ada Rencana Pengembangan staf yang memberikan pelatihan bagi semua kategori
staf keperawatan yang menunjang kegiatan professional keperawatan.
5. Ada program pendidikan dan pelatihan yang memberi kesempatan mengembangkan
kemampuan dan keterampilannya.
Evaluasi dan pengendalian mutu
1. Ada rencana tertulis untuk melaksanakan program pengendali mutu keperawatan yang
meliputi: Pelayanan keperawatan sesuai standar yang di tetapkan; penampilan kerja
semua tenaga perawat; proses dan hasil pelayanan perawatan; penyediaan dan
pendayagunaan sumber daya dari Rumah Sakit.
2. Kepala perawat di tugaskan untuk mengkoordinasikan program ini.
3. Ada kegiatan pengendalian mutu meliputi: pemantauan, pengkajian, tindakan,
evaluasi, dan umpan balik.
4. Ada daftar hadir dan risalah pertemuan
5. Staf keperawatan di setiap unit menerima laporan tentang hasil yang di peroleh.
6. Program pengendalian mutu di nilai dan di evaluasi secara berkala.
IV. PELAYANAN GAWAT DARURAT
Falsafah dan tujuan
Instalasi gawat darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat kepada masyarakat
yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan sesuai dengan standar.
Administrasi dan pengelolaan
Instalasi gawat darurat harus di atur, di pimpin dan di integrasikan dengan bagian lain dari
instalasi lain di Rumah Sakit.
Staf dan Pimpinan
Instalasi gawat darurat di pimpin oleh Dokter yang telah mendapat pelatihan PPGD di Bantu
oleh tenaga medis, para medis non perawatan dan tenaga non medis terampil.
Fasilitas dan peralatan
Fasilitas yang di sediakan harus menjamin efektifitas bagi pelayanan pasien dalam waktu 24
jam.
1. Ada petunjuk yang jelas letak IGD
1. Pelayanan rekam medis merupakan bagian dari program pengendali mutu rumah sakit
2. pelayanan rekam medis dipantau dan dinilai secara terus menerus
3. pengendalian mutu meliputi:pemantauan,analisis,tindakan,evaluasi,umpan balik.
4. dokumentasi yang tepat mengenai kegiatan disimpan dan kerahasiaan pasien staf
medik tetap dijaga.
VI. KAMAR OPERASI
Falsafah dan tujuan
Pelayanan di kamar operasi harus memiliki falsafah dan tujuan tertulis yang mencerminkan
pelayanan medis dan pelayanan keperawatan agar dapat tercipta koordinasi dan
kesinambungan pelayanan pasien selama di lakukan tindakan pembedahan.
Administrasi dan Pengelolaan
1. Cakupan pelayanan di tentukan berdasarkan fungsi, lokasi dan kemampuan Rumah
Sakit
2. Harus ada bagan organisasi yang mencerminkan hubungan kerja, wewenang dan
tanggungjawab dari staf medis, paramedic, non perawatan.
3. Bagan organisasi harus dapat mencerminkan hubungan kerja sama dan integrasi
dengan unit lain
4. Ditetapkan kepala yang bertanggungjawab atas pengelolaan
5. Staf kamar operasi harus terlibat dalam kegiatan kepanitiaan
6. Hak dan kewajiban staf medis dan anastesi di tentukan oleh pimpinan Rumah sakit
Staf dan pimpinan
Pelayanan kaear operasi harus dilaksanakn oleh tenaga medis, paramedic perawatan dan
paramedic non perawatan yang terlatih dan berpengalaman.
Fasilitas dan perawatan
Rancang bangun dan peralatan kamar operasi harus memenuhi syarat agar dapat mendukung
terselenggaranya pelayanan pembedahan yang efektif dan di dukung dengan program
pemeliharaan peralatan kedokteran dan program pengamanan.
Kebijakan dan Prosedur
Kebijakan dan prosedur yang mengatur tentang pengelolaan dan pelayanan operasi harus di
buat tertulis dan di pasang pada kamar operasi.
Pendidikan berkelanjutan harus dikembangkan untuk tenaga yang ada, agar dapat
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam memberikan pelayanan.
Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Ada penanggungjawab unit kegiatan bertanggungjawab atas evaluasi yang meliputi:
1. Evaluasi Konduite staf
2. Pemanfaatan unit
3. Laporan Kecelakaan dan masalah
4. Menentukan kegiatan pemecahan masalah
5. membuat Dokumen Kegiatan Pelayanan.
VIII. PELAYANAN LABORATORIUM
Falsafah dan tujuan
Pelayanan rumah sakit menyelenggarakan pelayanan patologi dan laboratorium klinik secara
professional dan bermutu sesuai kebutuhan pasien.
Administrasi dan pengelolaan
1. Ada bagan organisasi
2. Adanya uraian tugas untuk setiap jabatan yang ada di Laboratorium
3. Bagan Organisasi dan uraian tugas harus ditinjau dan di sempurnakan dalam 3 tahun
4. Hasil pelayanan pemeriksaan laboratorium di masukkan kedalam dokumen rekam
medis
5. Ada laporan harian mengenai identifikasi specimen
6. penyimpanan laporan berdasarkan jenis-jenis pelayanan Laboratorium yang ada.
Staf dan Pimpinan
Pelayanan Laboratorium harus di pimpin oleh seorang tenaga dokter senior atau dokter
spesialis petologi yang memenuhi syarat untuk bertanggungjawab dari segi profesi,
organisasi, dan asministrasi pelayanan laboratorium. Harus ada personil yang cukup yang
mempunyai kualifikasi dan berpengalaman untuk mengawasi dan memimpin pekerjaan
laboratorium.
Fasilitas dan Peralatan
Sarana dan prasarana di tujukan bagi terselenggaranya pelayanan radiology yang aman,
efektif, efisien, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta menungkinkan petugas Radiologi
bekerja dengan nyaman dan tertib.
Kebijakan dan Prosedur
Agar pelayanan terhadap pasien bisa terlaksana secara optimal, maka perlu ada prosedur
secara tertulis yang didasarkan pada pengetahuan dalam bidang radiology.
Pengembangan staf dan Program Pendidikan
1. Dalam pengembangan staf bagian radiology harus senantiasa terlibat aktif dalam
Komite medik di Rumah Sakit dan turut aktif dalam seminar/ kegiatan pelatihan
2. Harus mempunyai rencana pengembangan jangka pendek dan jangka panjang yang di
dokumentasikan.
Evaluasi dan Pengendalian Mutu
1. Evaluasi mutu pelayanan
2. Evaluasi cakupan pelayanan
3. Evaluasi efektivitas dan efisiensi pelayanan
X. PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT
Falsafah dan tujuan
Ada program yang efektif tentang pencegahan, surveilans, dan pengendalian infeksi di
Rumah Sakit.
1. Program ini melibatkan semua unit di Rumah Sakit
2. Ada SOP yang tertulis
3. SOP sebaiknya di tinjau setiap 3 tahun dan di sempurnakan bila perlu
Administrasi dan Pengelolaan
1. Ada Komite multi disiplin yang bertugas memantau program pengendalian infeksi
2. Komite di pimpin oleh dokter dengan anggota staf medik, perawat, petugas
administrasi, dan petugas yang di tunjuk oleh masing-masing unit.
3. Ada bagan organisasi
4. Komite bertugas mengawasi pelaksanaan kegiatan, melakukan evaluasi secara berkala
kemudian membuat rekomendasi.
Mr WordPress Says:
Juni 21, 2009 pukul 9:21 am | Balas
Berikan Balasan