Vous êtes sur la page 1sur 31

ASAM NUKLEAT

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biokimia


yang dibimbing oleh Bapak Drs. Wayan Sumber Artha

Disusun oleh:
Offering G
Kelompok 6
Afifah Nur Aini

(130342603484)

Ipraditya Langgeng Prayoga

(130342615328)

Septiria Listiyo W.

(130342615326)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S1 BIOLOGI
SEPTEMBER 2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalaamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah


mengijinkan kami untuk menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.
Makalah ini berjudul Asam Nukleat yang merupakan tugas untuk mata kuliah
Biokimia. Mata kuliah ini adalah mata kuliah wajib untuk mahasiswa Jurusan
Biologi semester 1 dengan bobot 3 SKS.
Tujuan dari mata kuliah Biokimia ini adalah agar mahasiswa mampu
memahami peranan berbagai molekul dalam reaksi kimia, serta memahami
proses-proses kimia yang berlangsung dalam mahluk hidup.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa yang
membacanya. Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di
kemudian hari.

Malang, 12 September 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dan fungsi DNA dan RNA?
2. Bagaimana proses replikasi DNA, transkripsi dan translasi?
3. Apa saja aplikasi DNA dalam bidang teknologi?

B. Tujuan
1. Menjelaskan struktur dan fungsi DNA dan RNA.
2. Menjelaskan proses replikasi DNA, transkripsi dan translasi.
3. Mengaplikasikan berbagai macam DNA dalam bidang penelitian.

BAB II
ISI

A. Struktur Asam Nukleat


1. Monomer Pembentuk
Sebelum dijelaskan struktur dari asam nukleat secara utuh perlu dijelaskan
terlebih dahulu struktur dari komponen-komponen pembentuknya. Asam nukleat
merupakan senyawa polimer.

Struktur molekul dari basa-basa turunun pirimidin

Struktur keto pada urasil yang mengalami tautomerisasi (bentuk enol) dengan
berat molekul sangat tinggi yang bila terhidrolisis sempurna akan menghasilkan
basa-basa pirimidin dan purin, senyawa gula dan asam fosfat. HIdrolisis parsial

(sebagian atau tak sempurna) menghasilkan senyawa yang diketahui sebagai


nukleosida.

Ada dua jenis asam nukleat yaitu :


-

DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribonukleat


dan RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat.

Baik DNA maupun RNA bermuatan negatif (anion) disebabkan adanya gugus
fosfat. Pada umumnya asam nukleat terikat oleh protein yang memiliki sifat basa,
misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam
nukleat dengan protein ini disebut nukleoprotein.

2. Sejarah Penemuan Model DNA


DNA terdiri atas dua untai benang polinukleotida yang berpilin membentuk heliks
ganda (double helix). Model DNA itu pertama kali dikemukakan oleh James
Watson dan Francis Crick pada tahun 1953 di Inggris.

James Watson (kiri) dan Francis Crick dengan model DNA


Struktur tersebut mereka buat berdasarkan hasil analisis foto difraksi sinar X pada
DNA yang dibuat oleh Rosalind Franklin. Karena yang difoto itu tingkat
molekul, maka yang tampak hanyalah bayangan gelap dan terang saja. Bayangan
foto itu dianalisis sehingga mereka berkesimpulan bahwa molekul DNA
merupakan dua benang polinukleotida yang berpilin.

Rosalind Franklin dan difraksi sinar X pada DNA

3. Molekul Penyusun DNA dan RNA


Molekul

asam nukleat

merupakan

polimer

dengan

nukleotida

sebagai

monomernya. Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida dan asam fosfat.

Molekul nukleosida terdiri atas gugus gula pentosa yang mengikat gugus basa
nitrogen. Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna, akan dihasilkan
protein, asam fosfat, gula pentosa dan basa nitrogen (purin dan pirimidin).
Pentosa pada DNA ialah deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu atom
oksigen) dan pada RNA ialah ribosa.

Struktur kimia deoksiribosa dan ribosa


DNA dan RNA memiliki basa-basa purin yang sama yakni adenin dan guanin.
Basa-basa pirimidin pada DNA adalah sitosin dan timin, sedangkan pada RNA
adalah sitosin dan urasil. Adapun pengertian dari basa purin adalah basa yang
memiliki dua cincin, sedangkan basa pirimidin berarti basa bercincin satu.

Struktur kimia basa-basa nitrogen

Dari penjabaran struktur molekul-molekul penyusun DNA di atas, DNA dapat


digambarkan seperti berikut.
Pita pada gambar di samping melambangkan tulang
punggung DNA yang terbentuk dari ikatan kovalen
kuat antara asam fosfat dan gula pentosa.
Sementara basa-basa nitrogen atau anak tangga dari
DNA ini disatukan oleh ikatan hidrogen yang lebih
lemah dibanding ikatan kovalen (garis yang
terputus-putus). Ikatan inilah yang menyebabkan
terpilinnya kedua untai DNA.

Struktur DNA

Basa-basa tersebut tidak berpasangan secara acak. Pada mulanya, Watson dan
Crick salah mengira bahwa suatu basa nitrogen memiliki pasangan yang sama,
misalnya adenin dengan adenin dan guanin dengan guanin. Tetapi jika demikian,
lebar DNA akan menjadi tidak sama, dikarenakan basa purin (A dan G) dua kali
lebih lobar daripada basa pirimidin (C dan T).

Perbandingan lebar basa-basa nitrogen

Erwin Chargaff meneliti lebih jauh pada basa-basa yang


terkandung dalam DNA. Dia menyatakan persentase
adenin (A) selalu sama dengan persentase timin (T), dan
persentase guanine (G) selalu sama dengan persentase
sitosin (C).

Dengan berpegangan pada hasil temuan


Chargaff,

Watson

dan

Crick

akhirnya

menemukan bahwa basa-basa nitrogen pada


untaian yang satu memiliki pasangan yang
tetap

dengan

basa-basa

nitrogen

pada

untaian yang lain. Adenin berpasangan


dengan timin dan guanin berpasangan
dengan sitosin. Pasangan basa nitrogen A
dan T dihubungkan oleh dua atom hidrogen
(A=T). Adapun pasangan basa nitrogen C
dan G dihubungkan oleh tiga atom hidrogen
(CG)
Pasangan basa-basa nitrogen pada DNA
Posisi molekul-molekul penyusun asam nukleat jika dilihat dari penomoran atom
C pada gula pentosa selalu tersusun seperti berikut.

Gugus asam fosfat terikat pada atom C nomor 5 dari gula pentosa,
sehingga ujung ini dinamakan ujung P atau ujung 5

Gugus hidroksil terikat pada atom C nomor 3 dari gula pentosa, sehingga
ujung ini dinamakan ujung hidroksil atau ujung 3

Gugus basa nitrogen terikat pada atom C nomor 1 dari gula pentosa

Struktur sebagian molekul DNA


Kedua untai DNA bergulung ke arah yang berlawanan, artinya gula di satu untai
posisinya terbalik dengan gula di untai yang lain.

Arah molekul gula pentosa pada DNA yang berkebalikan


4. Perbedaan RNA dan DNA
DNA

RNA

Komponen gula pentosa Deoksiribosa

Ribosa

Basa Nitrogen

Timin

Urasil

Ukuran

Lebih panjang dan besar

Lebih pendek dan kecil

Jumlah helai

Dua helai (berbentuk


seperti tangga memutar

Satu helai (berbentuk


setengah dari tangga)

Perbandingan bentuk untaian RNA dan DNA

Perbandingan struktur molekul RNA dan DNA

5. Asam Nukleat di Dalam Kromosom Sel Hewan


Jika direntangkan, panjang DNA pada tiap manusia dapat mencapai 100 triliun
meter , kira-kira sama dengan 600 kali jarak bumi ke matahari. Semua DNA dapat
dikemas ke dalam sel-sel manusia yang sangat kecil karena terdapat sekumpulan
protein yang mengikat DNA sehingga mampu disimpan di dalam sel manusia.
Protein ini disebut histon. Histon berperan sebagai penyedia energi (sebagian
besar berbentuk gelombang elektrostatik) untuk melipat DNA di dalam nukleus.
Gabungan dari protein dan DNA disebut nukleosom. Nukleosom membentuk
kromatin. Kromatin membentuk kromosom.

Gambar 2.12 Penyusunan asam nukleat di dalam kromosom

Histon adalah keluarga dari protein-protein kecil yang bermuatan positif. Proteinprotein tersebut diberi sebutan H1, H2A, H2B, H3 dan H4. DNA bermuatan
negatif karena memiliki fosfat, sehingga histon dan DNA terikat kuat.

Struktur protein-protein penyusun histon


B. Fungsi Asam Nukleat
1. Fungsi DNA
a. DNA Dapat Merubah Bakteri
Awal mula ditemukannya fungsi DNA tidak lepas dari
percobaan yang dilakukan Frederick Griffith pada tahun
1928. Griffith bekerja dengan dua varietas bakteri
pneumonia Streptococcus pneumoniae.
Satu diantara dua bakteri tersebut adalah bakteri tipe III-S
yang tergolong bakteri virulen. Tipe III-S ini memiliki
kapsul pelindung yang terbuat dari polisakarida sehingga
tahan terhadap sistem kekebalan inangnya. Ketika bakteri
virulen ini disuntikkan pada tikus, tikus itu mati.
Bakteri kedua yang Griffith suntikkan pada tikus adalah bakteri tipe II-R yang
tidak berbahaya karena tidak memiliki kapsul pelindung seperti bakteri tipe III-S.

Hal ini pun menyebabkan tikus tetap hidup. Lalu Griffith menyuntikkan bakteri
tipe III-S yang telah dipanaskan. Bakteri yang telah rusak ini tidak menyebabkan
kematian pada tikus.

Garis besar percobaan Fred Griffith


Selanjutnya Griffith mencampurkan sisa bakteri tipe III-S yang telah dipanaskan
tadi dengan bakteri tipe II-R. Meskipun telah dibuktikan bahwa kedua bakteri
tersebut secara terpisah tidak menimbulkan efek apapun pada tikus, tetapi
gabungan keduanya dapat menyebabkan tikus inangnya mati. Bukan hanya itu,
bakteri virulen III-S ditemukan hidup dalam darah tikus mati tersebut. Griffith
menyimpulkan sebuah teori transformasi bahwa bakteri tipe II-R telah berubah
menjadi bakteri tipe III-S entah bagaimana caranya.
Jadi diketahui bahwa penyebab transformasi tersebut adalah DNA bakteri tipe IIIS. Meskipun bakteri itu telah mati karena suhu tinggi, DNA-nya bertahan dari
proses pemanasan dan mampu menyusup ke dalam bakteri II-R hidup. DNA dari
tipe III-S mengandung gen yang membentuk kapsul perlindungan. Dilengkapi
dengan gen ini, bakteri tipe II-R menjadi terlindung dari sistem kekebalan inang
yang dapat membunuhnya.

Penjelasan tadi menunjukkan bahwa DNA menyimpan materi genetika yang


menentukan karakteristik suatu individu. Percobaan Griffith memberikan
pengetahuan bahwa DNA dari organisme yang berbeda dapat digabungkan
sehingga terbentuk DNA rekombinan yang memberikan karakter baru pada
organisme penerima DNA rekombinan.

b. DNA Dapat Memprogram Sel


Virus yang menginfeksi bakteri banyak digunakan peneliti untuk mempelajari
genetika molekul. Pada tahun 1952, Alfred Hershey dan Martha Chase
menemukan bahwa DNA adalah materi genetic pada fag T2 yang menginfeksi
bakteri Escherichia Coli.

Martha Chase dan Alfred Hershey


Sebelumnya, para ilmuwan biologi telah mengetahui bahwa T2, seperti
kebanyakan virus, tersusun atas protein dan DNA. T2 juga dapat memerintahkan
sel-sel E. Coli untuk memproduksi virus-virus baru. Tetapi belum diketahui
komponen

apakah

yang bertanggung jawab atas pemrogaman ulang sel-sel

bakteri tersebut, protein atau DNA.

Garis besar percobaan Hershey dan Chase


Untuk menjawab pertanyaan itu, Hershey dan Chase melabeli fag T2 dengan
isotop radioaktif untuk melacak keberadaan protein dan DNA ketika infeksi
berlangsung. Pertama, mereka membiakkan sekumpulan fag T2 di sekitar atom S35 radioaktif untuk melabeli protein T2. Karena hanya protein yang mengandung
belerang (DNA tidak mengandung belerang), maka atom S-35 hanya masuk ke
dalam protein T2.
Selanjutnya dengan cara yang sama, Hershey dan Chse melabeli DNA T2 dengan
atom P-32 radioaktif, karena fosfor terdapat dalam DNA T2. Mereka membiarkan
kumpulan T2 yang protein dan DNA-nya telah dilabeli menginfeksi bakteri E.
Coli secara terpisah, lalu menyingkirkan cangkang protein kosong T2 yang masih
menempel pada bagian luar sel bakteri dengan blender dan sentrifuga. Sehingga
mereka mendapatkan cairan berisi partikel-partikel fag dan butiran di dasar tabung
berisi sel-sel bakteri.
Mereka menemukan bahwa ketika T2 dengan protein radioaktif menginfeksi
bakteri, sebagian besar kandungan radioaktifnya terkandung dalam cairan berisi
partikel-partikel fag. Sedangkan ketika T2 dengan DNA radioaktif menginfeksi
bakteri, sebagian besar kandungan radioaktifnya terkandung dalam butiran di
dasar tabung yang berisi sel-sel bakteri.
Ini menunjukkan bahwa protein bukanlah materi yang mereplikasi T2. Tetapi
DNA-lah yang masuk ke dalam bakteri saat terjadi infeksi dan memprogram sel-

selnya untuk memproduksi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk replikasi T2.


Kesimpulannya adalah DNA memiliki kemampuan untuk memprogram sel.

2. Fungsi RNA
Terkait dengan fungsinya, RNA dibagi menjadi tiga tipe yaitu:
a. RNA duta (RNAd) atau messenger RNA (mRNA). Terdapat di dalam
nukleus. Berfungsi untuk membawa pesan atau kode genetik (kodon) dari
kromosom yang ada di inti ke sitoplasma.
b. RNA pemindah (RNAp) atau transfer RNA (tRNA). Terdapat di dalam
sitoplasma. RNAp berfungsi untuk mengikat asam amino yang terdapat di
dalam sitoplasma, kemudian membawanya ke ribosom.
c. RNA ribosom (RNAr) atau ribosom RNA (rRNA). Terdapat di dalam
ribosom. Berfungsi untuk mensintesis protein dengan menggunakan basa
asam amino, yang menghasilkan polipeptida.

Garis besar peranan RNA dalam sintesis protein


Pembahasan tentang sintesis protein yang berkaitan dengan fungsi RNA ini akan
dibahas di subbab berikutnya.

C. Transkripsi dan Translasi


1. Transkripsi
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan
DNA meniadi molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi
sifat-sifat genetik yang nantinya akan muncul sebagai fenotipe. Urutan nukleotida
pada salah satu untaian molekul RNA digunakan sebagai cetakan (template) untuk
sintesis molekul RNA yang komptementer.
Mekanisme Dasar Transkripsi adalah sebagai berikut :
Transkripsi (sintesis RNA) dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Faktor-faktor yang mentendalikan transkripsi menempel pada bagian
promoter.
2. Penempelan faktor-faktor pengendali transkripsi menyebabkan
terbentuknya kompleks promoter yang terbuka (open promoter complex).
3. RNA pofimerase membaca cetakan (DNA template) dan mulai melakukan

pengikatan nukleotida yang komplementer dengan cetakannya.


4. Setelah terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil sintesis, selanjutnya
diikuti dengan proses pengakhiran (terminasi) transkripsi yang ditandai
dengan pelepasan RNA polimerase dari DNA yang ditranskripsi.
Karakter Kimiawi Transkripsi adalah sebagai berikut :
1. Prekursor untuk sintesis RNA adalah empat macam ribonukleotida yaitu 5trifosfat ATP GTP CTP dan UTP (pada RNA tidak ada thymine).
2. Reaksi polimerisasi RNA pada prinsipnya sama dengan polimerisasi DNA,
yaitu dengan arah 5

3.

3. Urutan nukleotida RNA hasil sintesis ditentukan oleh cetakannya yaitu urutan
DNA yang ditranskripsi. Nukleotida RNA yang digabungkan adalah nukleotida
yang komplementer dengan cetakannya. Sebagai contoh, jika urutan DNA yang
ditranskripsi adalah ATG, maka urutan nukleotida RNA yang digabungkan adalah
UAC.
4. Molekul DNA yang ditranskripsi adalah molekul untai-ganda tetapi yang
berperanan sebagai cetakan hanya salah satu untaiannya.
5. Hasil transkripsi berupa molekul RNA untai tunggal.

2. Translasi
Translasi adalah proses penerjemah urutan nucleotida yang ada pada
molekulmRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu
polipeptida atauprotein. Hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA
dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan
DNA yangmenyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka
baca terbuka).Molekul rRNA adalah salah satu molekul penyusun ribosom, yakni
organel tempatberlangsungnya sintesis protein, tRNA adalah pembawa asam-asam

amino yang akandisambungkan menjadi rantai polipeptida. Dalam proses


translasi, rangkaian nukleotida pada mRNA akan dibaca tiap tiga nukleotida
sebagai satu kodon untuk satu asam amino, dan pembacaan dimulaidari urutan
kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG pada RNA).
v Kodon (kode genetik)
Kodon (kode genetik) adalah urutan nukleotida yangterdiri atas 3 nukleotidayanq
berurutan (sehingga sering disebut sebagai triplet codon, yang menyandi
suatukodon asam amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada mRNA)
mengkode asam amino metionin, Kodon inisiasi translasi merupakan kodon untuk
asam aminometionin yang mengawali struktur suatu polipeptida (protein). Pada
prokaryot, asamamino awal tidak berupa metionin tetapi formil metionin (fMet).
Ada beberapa aspek yang perlu diketahui mengenai kode genetik, yaitu:
Kode genetik bersifat tidak saling tumpang-tindih (non-overlappind
kecuali pada kasustertentu, misalnya pada bakteriofag
Tidak ada sela (gap) di antara kodon satu dengan kodon yang lain.
Tidak ada koma di antara kodon.

Kodon bersifat degenerotea, buktinya ada beberapa asam amino yang


mempunyai lebihdari satu kodon.

Secara umum, kodon bersifat hampir universal karena pada beberapa


organel jasadtinggi ada beberapa kodon yang berbeda dari kodon yang
digunakan pada sitoplasm.
Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan antikodon yang
sesuai yangterdapat pada molekul tRNA.
Sebagai contoh, kodon metionin (AUG) mempunyai komplemennya dalam
bentuk antikodon UAC yang terdapat pada tRNAMet

Pada waktu tRNA yang membawa asam amino diikat ke dalam sisi A pada
ribosom,maka bagian antikodonnya berpasangan dengan kodon yang
sesuai yang ada pada sisiA tersebut.
Oleh karena itu, suatu kodon akan menentukan asam amino yang
disambungkan kedalam polipeptida yang sedang disintesis di dalam
ribosom

v Proses Translasi
Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan antikodon yang
sesuaiyang terdapat pada molekul tRNA. Sebagai contoh, kodon metionin (AUG)
mempunyaikomplemennya dalam bentuk antikodon UAC yang terdapat pada
tRNAMet. Pada waktutRNA yang membawa asam amino diikat ke dalam sisi A
pada ribosom, maka bagianantikodonnya berpasangan dengan kodon yang sesuai
yang ada pada sisi A tersebut.Oleh karena itu, suatu kodon akan menentukan asam
amino yang disambungkan kedalam polipeptida yang sedang disintesis di dalam
ribosom.
Sebelum inisiasi translasi di lakukan, diperlukan molekul tRNA (aminoasiltRNA)
yang berfungsi membawa asam amino spesifik.

v Inisiasi translasi (eukariyot)


Kodon inisiasi adalah metionin
Molekul tRNA inisiator disebut sebagai tRNAiMet
Ribosom bersama-sama dengan tRNAiMet dapat menemukan kodon awal
dengan caraberikatan dengan ujung 5 (tudung), kemudian melakukan
pelarikan (scanning)transkrip ke arah hilir (dengan arah 5 sampai 3)
sampai menemukan kodon awal (AUG).
Menurut model scanning tersebut, ribosom memulai translasi pada waktu
menjumpaisekuens AUG yang pertama kali.
Meskipun demikian, penelitian pada 699 mRNA eukaryot menunjukkan
bahwasekitar 5-1 0% AUG yang pertama bukanlah kodon inisiasi.
Pada kasus semacam ini, ribosom akan melewati satu atau dua AUG
sebelummelakukan inisiasi translasi.
Sekuens AUG yang dikenali sebagai kodon inisiasi adalah sekuens yang
terletak padasekuens konsensus CCRCCAUGG (R adalah purin: A atau
G).
Pengenalan sekuens AUG sebagai kodon inisiasi banyak ditentukan oleh
tRNAiMet
Perubahan antikodon pada tRNAiMetmenyebabkan dikenalinya kodon lain
sebagaikodon inisiasi
v Pemanjangan polipeptida
Proses pemanjangan polipeptida disebut sebagai proses elongation yang
secara umummempunyai mekanisme yang serupa pada prokaryot dan

eukaryot.
Proses pemanjangan terjadi dalam tiga tahapan, yaitu: (1) pengikatan
aminoasil-tRNApada sisi A yang ada di ribosom,( 2) pemindahan rantai
polipeptida yang tumbuh daritRNA yang ada pada sisi P ke arah sisi A
dengan membentuk ikatan peptida, dan (3)translokasi ribosom sepanjang
mRNA ke posisi kodon selanjutnya yang ada di sisi A. Di dalam kompleks
ribosom, molekul fMet- tRNAiMet menempati sisi P (peptidil).
Sisi yang lain pada ribosom, yaitu sisi A (aminoasil), masih kosong pada
saat awalsintesis protein.
Molekul tRNA pertama tersebut (fMet- tRNAiMet) berikatan dengan
kodon AUG(atau GUG) pada mRNA melalui antikodon-nya.
Tahap selanjutnya adalah penyisipan aminoasil-tRNA pada sisi A. Macam
tRNA(serta asam amino yang dibawa) yang masuk pada sisi A tersebut
tergantung padakodon yang terletak pada sisi A.
Penyisipan aminoasil-tRNA yang masuk ke posisi A tersebut dilakukan
oleh suatuprotein yang disebut faktor pemanjangan Tu (elongotion factor
Tu, EF-Tu).
v Terminasi
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi
(UAA,UGA, UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada
ribosom.
Dalam keadaan normal tidak ada aminoasil-tRNA yang membawa asam
amino sesuaidengan ketiga kodon tersebut.
Oleh karena itu, jika ribosom mencapai salah satu dari ketiga kodon
terminasitersebut, maka proses translasi berakhir

D. Aplikasi DNA dalam Bidang Teknologi


Perkembangan Teknologi Rekayasa Genetika
Pada 1980, para ilmuwan menggunakan teknik pemotongan gen untuk
mengenalkan gen dari manusia yang bertugas untuk memproduksi interferon
kepada sel genosom bakteri. Interferon adalah protein dalam darah yang sangat
sedikit jumlahnya yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh manusia terhadap
infeksi virus. Akan tetapi, sebelum tahun 1980, cita-cita ini sangat sulit dicapai
karena mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk proses pemurnian darah guna
mengekstrak interferon.
Dibutuhkan cara yang lebih baik dan tidak mahal untuk itu, yakni dengan
menggabungkan gen yang bertanggung jawab atas produksi interferon ke sel
bakteri. Sel-sel bakteri dapat memproduksi interferon dalam waktu yang sangat
singkat, berkembang dan membelah diri. Sehingga di masa depan, aka nada
banyak bakteri penghasil interferon.
Hal yang paling menentukan dalam rekayasa genetika adalah kemampuan untuk
memotong DNA menjadi pecahan yang diinginkan dan menyusunnya lagi ke
dalam bentuk yang berbeda. Pemotongan ini dilakukan oleh enzim yang dapat
mengenali dan memecah sarangkaian nukleotida tertentu.
Penemuan Enzim Endonuklease Restriksi
Enzim ini pertama kali ditemukan pada bakteri yang dapat melindungi dirinya
sendir dari virus. Setiap organisme diciptakan dengan kemampuan untuk
melindungi diri, entah itu dari ancaman predator atau parasit, bakteri pun juga
begitu. Musuh alami bakteri adalah bakteriofag, virus yang dapat menginfeksi dan
mereplikasi diri di dalam tubuh bakteri inang. Melalui seleksi alam, beberapa
bakteri memiliki senjata yang kuat untuk melawan virus: mereka mengandung
enzim endonuklease restriksi yang dapat menghancurkan DNA virus tak lama
setelah DNA itu memasuki sel bakteri.

Penemuan-penemuan baru membuat para ilmuwan dapat memperbanyak


fenomena perpindahan genetika secara alami di laboratorium dan merancang
metode untuk memperkenalkan banyak tipe gen kepada suatu organisme.
Rekayasa genetika mengkreasikan DNA baru dengan cara menyatukan DNA dari
organisme yang berbeda menggunakan enzim pemecah yang dikenal dengan
endonuklease restriksi dan enzim pelekat yang dikenal dengan ligase. Kloning
adalah suatu cara untuk memperbanyak DNA yang sudah direkayasa. Hasil dari
kloning mempermudah pengekstrakan produk-produk protein yang dihasilkan
oleh DNA rekombinan, seperti interferon dan zat-zat lainnya yang bermanfaat
bagi manusia.
Cara Kerja Kloning :

Suatu materi genetika, misalnya DNA, ditambahkan dengan enzim


endonuklease restriksi untuk memotong DNA tersebut menjadi beberapa

bagian.
Salah satu potongan DNA tersebut disisipkan pada sebuah plasmid dari
bakteri yang telah dipotong dengan enzim endonuklease restriksi yang

sama.
Hasil penyisipan antara DNA yang dan plasmid disebut plasmid

rekombinan.
Setelah terbentuk plasmid rekombinan, langkah selanjutnya memasukkan

plasmid tersebut ke dalam bakteri Escherichia coli dicampur.


Bakteri Escherichia coli yang telah mengandung plasmid rekombinan
dibiakkan pada sebuah medium dengan suhu 37 derajat celcius selama 24
jam. Bakteri akan berkembang biak dengan sendirinya.

ILUSTRASI KLONING

Contoh-contoh hasil rekayasa genetika:

GenPharm, sebuah pabrik biokimia di California,


melakukan eksperimen terhadap Herman, seekor
kerbau yang memiliki gen untuk menghasilkan
human lactoferrin (HLF). HLF dapat
menghasilkan antibakteri dan membantu
tranportasi zat besi. Keturunan betina dari
Herman sekarang dapat memproduksi susu yang
mengandung HLF.

Etilen, hormon tanaman yang menyebabkan


buah membusuk dan bunga menjadi layu. Para
ilmuwan di Purdue telah menemukan gen yang
bertanggung jawab atas respon bunga terhadap
etilen dan menukarnya dengan gen yang tidak
peka terhadap etilen. Bunga carnation transgenik
hasil rekayasa mereka dapat bertahan selama 3
minggu setelah dipetik, sedangkan carnation
biasa hanya dappat bertahan selama 3 hari.

Ilmuwan perikanan Kanada telah


menggabungkan gen penghasil hormon
pertumbuhan ke dalam embrio salmon,
menciptakan salmon transgenik pertama.
Salmon-salmon transgenik
11 kali lebih berat
dibandingkan salmon
biasa.

Sebuah tim peneliti dari Amerika dan Australia telah


merekayasa gen yang dapat menghasilkan enzim yang
menghalangi kumbang untuk memakan kacang-kacangan
yang disimpan di toko.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil dari makalah ini adalah:

Struktur asam nukleat merupakan polimer, dimana monomernya adalah


nukleotida. Nukleotida jika dihidrolisis menghasilkan nukleosida dan asam
fosfat. Nukleosida terdiri dari gula pentosa dan basa nitrogen. Asam
nukleat terikat pada protein bersifat basa.
Asam Nukleat

Nukleotida

Nukleosida

Gula Pentosa

Protein

Asam Fosfat

Basa Protein

Proses replikasi DNA meliputi beberapa tahapan:


1. Tahap transkripsi, yakni proses perubahan basa molekul DNA menjadi
basa molekul RNA. Salah satu dari kedua untai DNA berperan sebagai
cetakannya, disebut sebagai sense. Untai DNA ini memiliki urutan
basa yang komplementer dengan urutan bas RNA hasil transkripsi,
disebut sebagai antisense.
2. Tahap translasi, yakni proses penerjemahan kode genetik dalam RNA
yang dibaca dalam urutan tiga basa (triplet) menjadi asam amino.

Salah satu contoh aplikasi DNA dalam bidang teknologi adalah


mencipatakan bakteri dengan plasmid yang telah direkombinasi dengan
DNA manusia untuk memproduksi interferon.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. , Reece, Jane B. 2011. Biology 9th Edition. San Fransisco :
Pearson Education Inc
Johnson, Raven. Biology 6th Edition
Stansfield, William. Molecular and Cell Biology. 2003 . New York : Mc Graw
Hill
Lehninger, A.L. Terjemahan Maggy Thenawidjaja. 1990. Dasar-dasar
Biokimia,Erlangga: Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi