Vous êtes sur la page 1sur 5

UNSUR TEMBAGA

Asriandy Ramadhan, H311 12 290


PENDAHULUAN
Tembaga merupakan salah-satu unsur transisi dalam tabel periodik unsur
yang berada pada golongan 1B periode ke-4 dengan lambang Cu. Logam tembaga
merupakan salah-satu logam yang tercatat sebagai logam tertua di muka bumi ini.
Sejak zaman Roma dan Yunani kuno, tembaga telah memegang peranan
penting dalam kehidupan. Pada awalnya, di Yunani logam ini dikenal dengan
nama chalkos. Sedangkan di Roma, ia dikenal dengan nama aes Cyprium. Aes
merupakan istilah umum latin bagi tembaga seperti gangsa dan logam-logam lain,
dan Cyprium sendiri karena dulunya tembaga banyak ditambang di daerah
Cyprus. Dari kedua kata itulah muncul kata cuprum dan dalam bahasa Melayu
kuprum. Dalam sejarahnya, penggunaan tembaga oleh manusia tercatat semenjak
kurang lebih 10.000 tahun lalu. Peleburan tembaga pun telah berkembang secara
baik di beberapa belahan dunia seperti di Anatolia pada 5000 SM, di China
sebelum 2800 SM, Amerika tengah sekitar 600 TM dan Afrika Barat sekitar 900
TM.
Tembaga dan paduannya merupakan salah satu logam yang paling banyak
di manfaatkan oleh manusia selain karena kelimpahannya yang sangat besar di
alam dan juga sifat-sifat yang dimiliki oleh tembaga. Tembaga memiliki
kondukvitas termal dan elektrik yang baik, relatif lunak, mudah di tempa,
memberikan kilau yang indah bila digosok dan mempunyai laju korosi yang
lambat. Karena sifat-sifat yang dimiliki tembaga ini, maka tembaga banyak
digunakan dalam bidang industri.
Dalam studi biokimia, logam tembaga dalam tubuh terdapat sebagai kation
logam yang berfungsi sebagai bagian kofaktor enzim. Selain itu, tembaga juga
terdapat dalam tubuh sebagai ion logam essensial yang dapat membantu sistem
metabolisme tubuh.
Berdasarkan sejarah, ulasan singkat kegunaan unsur tembaga, serta sebagai
upaya untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Unsur maka penulis menyusun
artikel mengenai unsur tembaga ini.

ISI
A. Sifat Tembaga
1. Sifat fisik tembaga
Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning seperti emas kuning.
Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis dan kawat. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah
perak (Seran, 2010).
Tabel
Karakteristik
Konfigurasi elektronik

Cu

29

[Ar] 3d10 4s1

Elektronegativitas

1,9

Jari-jari metalik/pm
(koordinasi 12)

128

Jari-jari ionik/pm

73 (+2);77(+1)

Energi ionisasi
pertama/kJ.mol-1

745,3

Titik leleh/oC

1083

Titik didih/oC

2570

Densitas (20 oC)/g.cm-3

8,95

1.

Beberapa sifat unsur


tembaga

(Sugiyarto

dan Suyanti, 2010)

2. Sifat kimia tembaga


Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan
terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu
lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa,
Cu(OH)2CO3. Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 C
tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam.
Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000

C, akan terbentuk

tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah. Asam klorida pekat dan
mendidih menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini
disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2(aq) yang mendorong reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah produk (Seran, 2010).

Asam nitrat yang sedang (8 M) dengan mudah dapat melarutkan tembaga


(Svehla, 1985):

3Cu + 8HNO3

3Cu2+ + 6NO3- + 2NO + 4H2O

Asam sulfat pekat panas juga melarutkan tembaga (Svehla, 1985):

Cu + 2H2SO4

Cu2+ + SO42- + SO2 + 2H2O

Tembaga mudah pula larut dalam air raja (Svehla, 1985):

3Cu + 6HCl + 2HNO3

3Cu2+ + 6Cl- + 2NO + 4H2O

B. Kelimpahan Tembaga di Alam


Tembaga memiliki kelimpahan di kerak bumi sekitar 68 ppm. Tembaga
mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Tembaga terdapat terutama
sebagai sulfide, oksida atau karbonat seperti bijih tembaga pirit atau chalcopyrite
(CuFeS2), copper glance atau chalcolite (Cu2S), cuprite (Cu2O), malaconite
(CuO) dan malachite (Cu2(OH)2CO3), dan mineral yang lebih jarang yaitu turkuis
(turquoise), batu permata biru CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O (Hasan, 2012).
Stereokimia senyawaan tembaga yang lebih penting adalah sebagai berikut
(Cotton dan Wilkinson, 1976):
CuI Tetrahedral seperti dalam CuI(s) atau Cu(CN)43CuII Segiempat seperti dalam CuO(s), Cupy42+, atau CuCl42Oktahedral terdistorsi dengan dua ikatan trans yang lebih panjang,
sebagai contoh, Cu(H2O)62+, CuCl2(s).
C. Isolasi Unsur Tembaga
Pengolahan tembaga dari mineralnya yaitu kalkopirit (CuFeS 2) dapat
dilakukan dengan tahapan berikut (Hasan, 2012):
1. Pengapungan (Floating)
Pada proses ini bijih tembaga dipekatkan dengan menambahkan detergen dan
NaOH. Dengan proses ini zat zat pengotor (Biasanya Al) akan larut dan
mengapung.
2. Pemanggangan (Roasting)
Pada proses ini kalkoprit akan bereaksi dengan oksigen.
4CuFeS2(s) + 9O2 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)
Dengan menambahkan SiO2 maka besi akan terpisah sebagai ampas.
Fe2O3(s) + 3SiO2(s) Fe2(SiO3)3(s)
Pada proses pemanasan selanjutnya Cu2S akan teroksidasi.
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
3. Reduksi
Proses reduksi terjadi antara Cu2O dengan Cu2S yang masih ada dalam proses
sebelumnya.

2Cu2O(s) + Cu2S(s) 6Cu(s) + SO2(g)


Cu yang diperoleh dengan proses ini mempunyai kemurnian mendekati 99%
4. Pemurnian
Proses pemurnian dilakukan dengan cara elektrolisis larutan CuSO 4 dengan
anode yang terbuat dari Cu karbon dan katode dari Cu murni. Reaksinya:
Di anode : Cu(s) kotor Cu+(aq) +2e
Di katode : Cu+ (aq) + 2e Cu(s) bersih
D. Kegunaan Unsur Tembaga
Dalam bidang industri (Hasan, 2012):
1. Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo.
2. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
3. Digunakan untuk menambah kekuatan dan kekerasan mata uang dan perkakas
yang terbuat dari emas dan perak.
4. Tembaga banyak digunakan dalam industri cat, industri fungisida serta dapat
digunakan sebagai katalis, baterai elektroda, sebagai pencegah pertumbuhan
lumut, turunan senyawa-senyawa karbonat banyak digunakan sebagai pigmen
dan pewarna kuningan.
Dalam tubuh makhluk hidup, tembaga berperan dalam proses maturasi selsel

darah

merah

dan

proses

pembentukan

hemoglobin,

dan

berpengaruh/mempermudah absorpsi besi. Sejumlah protein yang mengandung


tembaga dan enzim-enzim tertentu berhasil diidentifikasi, misalnya seruliplasmin,
eritrokrupein, sitokrom C-oksidase, tirosinase, monoamin oksidase, oksidase asam
karbonat, dan lain-lain (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).

PENUTUP
Tembaga merupakan salah-satu unsur transisi dalam tabel periodik unsur
yang berada pada golongan 1B periode ke-4 dengan lambang Cu. Tembaga
merupakan logam yang berwarna kuning seperti emas kuning. Tembaga memiliki
kelimpahan di kerak bumi sekitar 68 ppm dan mudah didapat dari berbagai
senyawa dan mineralnya. Tembaga dapat diperoleh dari mineralnya yaitu
kalkopirit dengan cara pengapungan, pemanggangan, reduksi, dan yang terakhir
yaitu pemurnian. Logam tembaga dalam kehidupan sehari-hari digunakan dalam
bidang industri, sedangkan dalam tubuh banyak terdapat sebagai komponen dalam
enzim

DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. A. dan Wilkinson, G., 1976, Kimia Anorganik Dasar, diterjemahkan
oleh Saharti Suharto, 1989, UI-Press, Jakarta.
Hasan, P., 2012, Tembaga (Keberadaan, Sifat, Pembuatan dan Kegunaan),
(Online), http://aghnanisme.blogspot.com, Diakses pada 30 November
2014.
Poedjadi, A., dan Supriyanti, T., 2009, Dasar-Dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.
Seran,

E., 2010, Tembaga Tambang Sifat dan Kegunaan. (Online),


http://wanibesak.wordpress.com/2010/11/07/tembaga-tambang-sifat-dankegunaan, Diakses pada 29 November 2014.

Sugiyarto K.H., dan Suyanti, R.D., 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Svehla, G., 1985, Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Makro dan Semimikro,
diterjemahkan oleh Setiono, L. dan Pudjaatmaka, H.A., 1985, PT. Kalman
Media Pustaka, Jakarta.

Vous aimerez peut-être aussi