Vous êtes sur la page 1sur 2

Trimethoprim merupakan penghambat reduktase dihidrofolat bakterial,menunjuk

kan spektrum antibakterial yang mirip dengan sulfonamid.A. Mekanisme


KerjaBentuk aktif dari folat adalah tetrahidro-derivatif yang
dibentuk melalui reduksioleh reduktase dihidrofolat. Reduksi enzimatik ini
dihambat oleh trimethoprim, yangmenyebabkan coenzim folat tidak tersedia
bagi purin, pirimidin, dan sintesis asam amino.B. Spektrum antibiotik Mirip
dengan spektrum sulfamethoxazole; namun, trimethoprim 20-50 kali
lebih potensial daripada sulfonamid. Trimethoprim bisa digunakan tersendiri
dalam infeksisaluran kemih akut.C. ResistensiResistensi dalam bakteri Gram (-)
disebabkan oleh adanya reduktase dihidrofolatterus-menerus sehingga
mempunyai afinitas yang lebih rendah.D. Efek samping
obatTrimethoprim bisa mengakibatkan efek defisiensi folat, yaitu megaloblastica
nemia, leukopenia, dan granulocytopenia.
Co-trimoxazole
Trimethoprim paling sering bersenyawa dengan sulfa-drug, sulfamethoxazole.Ko
mbinasi yang dihasilkan, disebut co-trimoxazole, menunjukkan aktivitas
antimicrobialyang lebih besar daripada jumlah ekivalen daripada jika masingmasing digunakansendiri. Kombinasi dipilih karena kemiripan dalam
farmakokinetik kedua obat ini.A. Mekanisme
kerjaAktivitas antimikrobial sinergisitas dari co-trimoxazole dihasilkan darihamba
tannya pada dua langkah yang sekuensial dalam mensintesa asam
tetrahidrofolik:sulfamethoxazole menghambat penyatuan PABA ke dalam asam
folat, dan trimethoprimmencegah reduksi dihidrofolate menjadi tetrahidrofolat.B.
Spektrum AntibakterialKombinasi trimethoprim-sulfamethoxazole mempunyai
spektrum yang lebih luasdaripada sulfas.C. ResistensiResistensi terhadap
kombinasi trimethoprim-sulfamethoxazole jarang ditemukandaripada resistensi
terhadap masing-masing obat, karena memerlukan resistensi yangsimultan
terhadap kedua obat tersebut.

Quinolone
A. Mekanisme kerjaSecara unik menghambat replikasi DNA bakterial dengan
menginterupsi kerjaDNA girase (topoisomerase II) selama pertumbuhan dan
reproduksi bakteri.B. Spektrum
antibiotik 1.asam nalidixic efektif terhadap sebagian besar bakteria Gram (-) yan
g biasanya menyebabkan UTIs, sedangkan sebagian besar organisme Gram
(+)resisten.2.Norfloxacin lebih potensial daripada asam nalidixic dan efektif
terhadap baik organisme Gram (-) (termasuk P.aeruginosa) dan organisme Gram
(+). Baik untuk terapi UTIs yang komplit dan ankomplikata dan
prostatitis.3.Ciprofloxacin lebih potensial daripada norfloxacin dan mempunyai
spektrumantibakterial yang mirip. Namun, level serum yang dicapai efektif
terhadapinfeksi sistemik dengan pengecualian infeksi enterococcal dan
pneumococcal.C. Efek samping terhadap asam
nalidixicEfek samping dari asam nalidixic termasuk mual, muntah, dan nyeri per
ut;namun, reaksi seperti urticaria, photosensitivitas, dan demam bisa terjadi.

Fungsi hati bisaterpengaruhi jika terapi berlangsung lebih dari 2 minggu.


Masalah sistem syaraf pusat berkisar antara sakit kepala dan malaise sampai
gangguan visual jarang terjadi.D. Efek samping terhadap norfloxacin dan
ciprofloxacin1.Masalah sistem syaraf pusat: efek samping yang paling sering
adalah mual,sakit kepala, dan pusing. Maka, pasien dengan gangguan sistem
syaraf pusatharus diterapi dengan hati-hati jika menggunakan obat
ini.2.Nephrotoxisitas: Crystalluria dilaporkan pada pasien dengan dosis
berlebihan.3.Kontraindikasi: Obat ini harus
dihindari jika terjadi kehamilan atau untuk anak-anak (di bawah 8 tahun), karena
toxisitas kartilago ditemukan pada binatang percobaan yang belum dewasa.

DAFTAR
PUSTAKA1.Richard A. HARVEY, Ph.D. ; Lippincotts Illustrated Rreviews :Pharmac
ology. 1992.2.Bertram G. Katzung ; Farmakologi Dasar dan Klinik. Alih bahasa
staf dosenfarmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Edisi VI1998. EGC.Bab 42-433.Goodman and Gilmans ; The Pharmacologycal Basic of
Therapeutics. Ninthedition. Mc Graw-Hill 1996. Chapt.45.4.http://www.hopkinsabxguide.org/terminals/antibiotics_navigator .

Vous aimerez peut-être aussi